Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PRAKTIKUM

KONTRUKSI ALAT UKUR PSIKOLOGI

“ANALISIS SOAL TES PRESTASI”

Dosen Pengampu: Drs. M. Nursalim Malay, M.Si.

Disusun Oleh

Kelompok 3

1. Diah Ayu Nurjanah 19370003

2. Intan Rahmawati 19370009

3. Mia Rosalina 19370011

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG

2022

HALAMAN PENGESAHAN

i
Modul Laporan Praktikum “Analisis Kasus Tes Prestasi Pada” ini

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktikum mata kuliah Kontruksi Alat

Ukur Psikologi.

Bandar Lampung, 8 Juli 2022

Penyusun Penyusun Penyusun

Diah Ayu Nurjanah Intan Rahmawati Mia Rosalina


NPM. 19370003 NPM. 19370009 NPM. 19370011

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing

Drs. M. Nursalim Malay, M.Si

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat-Nya sehingga Laporan Praktikum Kontruksi Alat Ukur Psikologi

“Analisis Soal Tes Prestasi” Ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga

penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah

berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Penyusunan Laporan ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata

kuliah Konstruksi Alat Ukur Psikologi dengan Bapak Drs. M. Nursalim Malay,

M.Si sebagai dosen pengampu. Selain itu, pembuatan laporan ini juga bertujuan

agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka penulis yakin

masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu, penyusun sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi

kesempuraan laporan ini.

Bandar Lampung, 08 Juli 2022

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................ii

KATA PENGANTAR................................................................................iii

DAFTAR ISI...............................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................................1

B. Tujuan dan Manfaat.................................................................................2

C. Tinjauan Pustaka.....................................................................................3

BAB II DATA LAPANGAN.......................................................................4

A. Soal Lapangan.........................................................................................4

B. Skoring..................................................................................................10

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN................................12

A. Kisi Kisi atau Blueprint.........................................................................12

B. Analisis Aitem Soal...............................................................................12

C. Reliabilitas dan Standar Eror Pengukuran.............................................20

BAB IV PENUTUP...................................................................................32

A. Kesimpulan............................................................................................32

B. Rekomendasi.........................................................................................32

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan menekankan syarat kualitas utama, Anne Anastasi dalam bukunya

“Psychological Testing” (1976) mengatakan bahwa tes pada dasarnya

merupakan suatu pengukuran yang objektif dan standar terhadap sampel

perilaku. Pada sisi lain, pengukuran (measurement) mempunyai arti sering

dipertukarkan dengan pengertian tes. Hal demikian adalah lazim dikarenakan

pemakaian istilah tes dan istilah pengukuran sering kali tidak mengandung arti

yang berbeda dalam situasi-situasi tertentu. Ciri pokok pengukuran adalah

proses perbandingan. Mengukur adalah membandingkan atribut yang hendak

diukur dengan alat ukurnya secara deskriptif. Artinya menyatakan hasil ukur

secara kuantitatif hanya dengan satuan atau besaran ukurannya saja tanpa

memberikan penilaian kualitatif.

Dalam halnya tes prestasi belajar, pengertian pengukuran tes prestasi

belajar adalah sama dengan pengertian pengetesan prestasi. Akan tetapi istilah

tes lebih banyak dan lebih populer digunakan dalam konteks belajar di kelas

dan di sekolah, hal ini mungkin disebabkan karena tes prestasi mengandung

pengertian situasi yang lebih formal, tertib, dan lebih terencana dari pada

pengukuran prestasi. Maka dari permasalahan di atas kami menganalisis

terkait dengan soal-soal yang menjadi patokan bagi siswa untuk menguji

kemampuan akademik. Dengan diberikan tes-tes yang terstandarisasi untuk

mengetahui seberapa jauh siswa memahami materi yang di ujikan dan

mengenai kemampuan belajarnya di sekolah.

1
Terkait dengan analisis soal-soal, akan di sajikan dalam bentuk uji statistik

atau membandingkan, dengan mengumpulkan beberapa aitem yang ada

sehingga mendapakan hasil dengan pengukuran data angka yang sesuai.

Praktikum analisis soal tes prestasi ditekankan pada analisis kasus

terhadap pembuatan tes yang mengungkap aspek-aspek kognitif. Tes prestasi

sendiri merupakan estimasi mengenai posisi relatif atau jenjang urutan

individu menurut tingkat kemampuan atau tingkat performansinya pada suatu

tugas.

B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan pengukuran tes prestasi sesuai dengan latar belakang masalah di atas

yaitu untuk menganalisis soal-soal yang telah disajikan dengan

mengumpulkan beberapa aitem soal PPAI, yang didapat dari guru mata

pelajaran. Untuk mengetahui sebarapa penting dan sesuaikah soal-soal

tersebut untuk dijadikan pengetesan prestasi ataupun tes belajar oleh

mahasiswa di universitas dengan ilmu yang didapatkan. Didalam analisis ini

pengkuran diuji menggunakan uji statistik dan deskriptif, sehingga mampu

menyimpulkan analisis soal-soal tersebut dengan nilai yang valid. Selain itu,

dari analisis soal-soal ini semoga dapat memberikan manfaat kebaikan dalam

menyajikan tes prestasi jika terdapat kesalahan- kesalahan, sehingga

menjadikan rekomendasi yang posistif dalam pembuatan soal-soal yang sesuai

dengan kemampuan siswa. Adapun tujuan dan manfaat dari praktikum ini

adalah untuk agar mahasiswa semester VI program studi Psikologi

Universitas Malahayati Bandar Lampung mampu menganalisis dan merancang

tes prestasi sesuai dengan kaidah.

2
3
C. Tinjauan Pustaka

Anne Anastasi dalam bukunya Psychological Testing (1976) mengatakan

bahwa tes pada dasarnya merupakan suatu pengukuran yang objektif dan

standar terhadap sampel perilaku. Sedangkan fredick G. Brown (1976)

mengatakan bahwa tes adalah prosedur yang sistematik guna mengukur

sampel perilaku seseorang. Lee J. Cronbach yang dikemukakan dalam

bukunya yang berjudul Essentials Of Psychological Testing (1970), yaitu a

systematic procedure for observing a person behavior and describing it with

the aid of a numerical scale or category system.

Ciri pokok pengukuran adalah proses perbandingan. Mengukur adalah

membandingkan atribut yang hendak diukur dengan alat ukurnya secara

deskriptif. Artinya menyatakan hasil ukur secara kuantitatif hanya dengan

satuan atau besaran ukurannya saja tanpa memberikan penilaiannya saja tanpa

memberikan penilaian kualitatif.

Benyamin S. Bloom dkk. (dalam Saifuddin Azwar, 2015) membagi

kawasan belajar yang mereka sebut sebagai tujuan pendidikan menjadi tiga

bagian yaitu kawasan kognitif, kawasan afektif, dan kawasan psikomotor. Tes

prestasi belajar, secara luas tentu mencakup ketiga kawasan tujuan ukur

pendidikan tersebut. Namun, secara khusus dalam praktikum ini hanya akan

membahas pada kawasan kognitif saja dengan penekanan pada bentuk tes

tertulis. Dengan demikian, istilah tes prestasi dalam praktikum ini mengacu

pada tes prestasi belajar kawasan ukur kognitif dalam bentuk tertulis.

4
BAB II

DATA LAPANGAN

A. Soal Lapangan

1. Memutus suara pada huruf mati selama 2 harakat tanpa nafas disebut?

a. Takrir d. Istifal

b. Makhraj e. Tafasyisyi

c. Saktah

2. Bagian makharijul huruf pada ujung lidah yang bertemu langit-langit

tengah sampai ujung gigi seri, adalah kecuali

a. Ra d. Ta

b. Nun e. Dal

c. Ya'

3. Nun mati atau tanwin menghadapi huruf ba, disebut hukum?

a. Iqlab d. idgham

b. Idzhar e. ikhfa Syafawi

c. Ikhfa

4. Menurut bahasa, kata idzhar berarti?

a. Samar d. Memasukkan

b. Jelas e. Dengung

c. Membalik

5. Hukum nun mati atau tanwin dibagi menjadi?

a. 5 b. 4 c. 3

5
d. 10 e. 8

6. Apa hukum sholat jenazah

a. Fardu Ain d. Makruh

b. Fardu Kifayah e. Sunnah Muakkad

c. Sunnah

7. Hukum menjenguk orang sakit adalah..

a. Sunnah Muakad d. Fardu Ain

b. Mubah e. Sunnah

c. Fardu Kifayah

8. Salah satu etika menjenguk orang sakit adalah kecuali

a. Mendoakan d. Menceritakan Hal Yang

b. Kunjungan Di Waktu Menakutkan

Yang Pantas e. Memotivasi

c. Tidak Berkunjung

Terlalu Lama

9. Dalam menyolatkan jenazah takbir pertama adalah membaca

a. Membaca Al-Fatihah d. Membaca Doa

b. Membaca Shalawat e. Salam

c. Membaca Doa Untuk

Mayat

10. Ungkapan Turut berduka cita atas kehilangan sesuatu yang berharga

terutama orang terdekat, pengetian dari

6
a. Ziarah Kubur d. Belasungkawa

b. Takziah e. B Dan D Benar

c. Mendoakan

11. Bukti atau petunjuk tentang kebenaran sesuatu yang diambil dari al-

quran dan al-hadist disebut?

a. Dalil Aqli d. Dalil Qauli

b. Dalil Fi'li e. Dalil Aqni

c. Dalil Naqli

12. Yang termasuk rangkaian wirid setelah sholat adalah, kecuali?

a. Baca Istigfar d. Mengingat Kesalahan

b. Memuji Allah e. Berdoa

c. Membaca Ayat Kursi

13. Mad turunan/cabang adalah nama lain dari?

a. Mad asli d. Mad far'i

b. Mad wajib e. Mad arid

c. Mad badal

14. Apabila mad tabi’i jatuh sebelum huruf yang diwaqafkan Panjangnya

boleh 2,4,6 harokat, Disebut?

a. Mad asli d. Mad far'i

b. Mad jaiz munfashil e. Mad arid lissukun

c. Mad layyin

15. ‫ الصاخه‬Pada bacaan di samping, merupakan hukum bacaan  

7
a. Mad Lazim Mutsaqqal c. Mad Thamkin

Kilmi d. Mad far'i

b. Mad Lazim Mukhaffaf e. Mad badal

Kilmi

16. Pengertian thaharah menurut bahasa adalah

a. Bersih d. Najis

b. Bersuci e. A Dan B Benar

c. Kotor

17. Najis yang masih terlihat zatnya, warnanya, rasanya, maupun baunya.

Pengertian dari ?

a. Najis Mughallazoh d. Najis Muwassithah

b. Najis Ainiyah e. Najis Hukmiyah

c. Najis Mukhaffafah

18. Yang bukan menjadi rukun tayamum adalah

a. Niat d. Debu Yang Digunakan

b. Mengusap Wajah Suci

Dengan Debu e. Semua Benar

c. Mengusap Dua Tangan

Sampai Siku Dengan

Debu

19. Mad badal sesudahnya berupa huruf yang bertasydid, panjangnya 6

harokat disebut

8
a. Mad Asli d. Mad

b. Hamzah e. Mad Layyin

c. Mad Farq

20. 'Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang

baik nagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah'. Kalimat diatas

adalah arti dari surat?

a. Q.S. Al-Ahzab: 21 d. Q.S. Al-Ahzab: 25

b. Q.S. Al-Baqarah: 45 e. Q.S. Al-Maidah: 3

c. Q.S. Al-Qasas:77

21. Hal-hal yang dapat membatalkan sholat adalah, kecuali

a. Bicara Demgan Sengaja d. Lupa Rukuk Tidak Di

b. Makan Sengaja

c. Minum e. Tertawa Terbaha-Bahak

22. Syarat sah untuk melakukan sholat qoshar adalah, kecuali

a. Perjalanan Mencapai 48 d. Perjalanan Menuju

Mil Dukun

b. Niat Safar e. Semua Salah

c. Niat Safar Dan Perjalanan

Sampai 78km

23. Kapan awal waktu sholat magrib dan akhir sholat magrib

9
a. Ketika matahari terbenam dan akhir waktunya ketika hilangnya megah

merah

b. Ketika matahari tergelincir akhir waktunya ketika bayang-bayang

suatu benda telah sama dengan panjang benda tersebut

c. Ketika bulan telah muncul

d. Saat 1/3 malam

e. Semua salah

24. Hukum memandikan jenazah adalah

a. Fardu Kifayah d. Sunnah Muakad

b. Fardu Ain e. C Dan D Benar

c. Sunnah

25. Berikut ini adalah orang yang berhak memandikan jenazah, kecuali...

a. Jika mayat telah mewasiatkan kepada seseorang untuk

memandikannya, maka orang itulah yang berhak.

b. Jika mayat tidak mewasiatkan, maka yang berhak adalah ayahnya atau

kakeknya atau anak laki-lakinya atau cucu-cucunya yang laki-laki

c. Jika tidak ada yang mampu, keluarga mayat boleh menunjuk orang

yang amanah lagi terpercaya buat mengurusnya.

d. Tempat memandikan mayat harus tertutup baik dinding maupun

atapnya.

e. Dianjurkan agar yang memandikan jenazah memilih 6 orang dari

keluarganya

10
26. Dibawah ini adalah rukun shalat jenazah, kecuali….

a. Niat c. Takbir 6 Kali

b. Membaca Surah Al- d. Doa Untuk Jenazah

Fatihah e. Salam

27. Pada qolqolah kubro dalam suatu bacaan berada di bagian ?

a. Akhir d. Atas

b. Tengah e. Bawah

c. Pinggir

28. Getaran suara yang terjadi ketika mengucapkan huruf yang sukun

sehingga menimbulkan pantulan yang kuat adalah pengertian dari

a. Ghunnah d. Qalqlah

b. Ikhfa' e. Idzhar

c. Iqlab

29. Arti takhfim adalah…

a. Tipis d. Dengung

b. Tebal e. Jelas

c. Sedang

30. Pengertian saktah menurut istilah?

a. Berhenti Sejenak Tanpa Nafas

b. Berhenti

c. Berdengung

11
d. Mengakhiri Bacaan

e. Mengganti Harokat

B. Skoring

Pada hakikatnya, skor adalah harga kuantitatif suatu jawaban terhadap aitem

dalam tes. Dengan memberikan skor, kita dapat memperoleh deskripsi

mengenai performansi siswa dalam tes.

Soal di atas merupakan tes tipe objektif dengan jenis pilihan ganda. Untuk

setiap aitem tipe objektif terdapat hanya satu jawaban yang benar.

Dikarenakan adanya satu jawaban yang pasti ini, maka pemberian skor

(scoring) dilakukan dengan menghitung jawaban yang benar sesuai kunci

jawaban yang telah dibuat.

Setelah dilakukan skoring (tabulasi data terlampir) diperoleh :

1. Skor tes sebesar 29 untuk empat subjek

2. Skor tes sebesar 28 untuk tiga subjek

3. Skor tes sebesar 27 untuk empat subjek

4. Skor tes sebesar 26 untuk tiga subjek

5. Skor tes sebesar 24 untuk satu subjek

6. Skor tes sebesar 23 untuk satu subjek

7. Skor tes sebesar 19 untuk satu subjek

8. Skor tes sebesar 16 untuk dua subjek

9. Skor tes sebesar 14 untuk dua subjek

10. Skor tes sebesar 13 untuk dua subjek

11. Skor tes sebesar 12 untuk dua subjek

12. Skor tes sebesar 8 untuk dua subjek

12
13. Skor tes sebesar 7 untuk dua subjek

14. Skor tes sebesar 3 untuk satu subjek

13
BAB III

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Kisi Kisi atau Blueprint

B. Komponen Jumla Sebaran no item


Perilaku/Tingkat h
Komponen
Kompetensi Aitem
Isi
Sebaran Nomor
Aitem
BAB JUDUL Know Com Know Com
I Huruf 3 3 6 1,29,30 2,27,28
Hijaiyah
II Thaharah 2 2 4 11,16 17,18
III Mengurus 1 1 2 7 8
Orang Sakit
IV Macam 1 2 3 13 14,15
macam Mad
dalam ilmu
tajwid
V Akhlak 1 1 2 20 19
seorang
muslim
VI Nun Sukun 3 3 3,4,5
dan Tanwin
VII Doa Setelah 1 3 4 23 12,21,22
Shalat
VIII Kewajiban 4 2 6 6,9,10,24 25,26
terhadap
Jenazah

Jumlah 30

Analisis Aitem Soal


Penulisan aitem memiliki kaidah kaidah yang sangat perlu untuk

diperhatikan oleh penulis, ada beberapa tipe aitem seperti tipe pilihan

ganda, benar salah, esay, dan lain lain. Dalam hal ini hanya akan

dijelaskan mengenai tipe pilihan ganda,

Aitem pilihan ganda umumnya terdiri atas satu pertanyaan atau

pernyataan yang memilikmi beberapa pilihan jawaban, salah satu diantara

pilihan jawaban yang benar dinamakan kunci jawaban sedangkan pilihan

14
lainnya disebut distraktor atau jawaban pengecoh.

Berikut adalah kaidah penulisan untuk item tipe pilihan ganda.

1. Aitem hendaklah mananyakan hal yang penting untuk diketahui

Contoh :

Berapa banyakkah ayat dalam surat Al-Ikhlas ?

a. Dua b. Tiga c. Empat d. Lima

Ini kurang baik, karena pertanyaan ini merupakan hal yang terlalu

sepele untuk diujikan, adalah lebih penting menanyakan isi kandungan

surah, jadi lebih baik :

Kandungan pokok surat Al-Ikhlas mengenai :

a. Hubungan sesama manusia b. Keesaan tuhan c. Masalah ibadah

2. Tulislah aitem yang berisi pertanyaan pasti

Contoh :

Penyakit dapat diketahui dari gejalanya yang :

a. Sedikit b. Banyak c. Berulang

Pilihan jawaban sedikit banyak tidak merupakan pernyataan yang pasti

mengenai penyebab penyakit, jadi lebih baik

Gejala diabetes disebabkan oleh difisiensi :

a. Adrenalin b. asam amino c. glukosa d.insulin e.trigliserida

3. Utamakan aitem yang mengandung pernyataan umum yang

bertahan lama.

Contoh :

Meninggalnya Pangeran Diponegoro disebabkan oleh :

15
a. Serangan jantung b. tertembak c. usia tua d. penderitaan Suatu

Kejadian yang terlalu khusus sekalipun menyangkut orang penting

tidak banyak signifikansinya dibandingkan kejadian umum yang

menyangkut orang banyak, jadi lebih baik :

Pada tahun-tahun akhir ini, penyebab utama kematian di kalangan

remaja adalah

a. Kecelakaan b. serangan jantung c. narkotika d.narkotika

4. Buatlah aitem yang berisi satu gagasan saja

Contoh :

Para guru hendaknya menggunakan tes objektif dan pengaruh motivasi

dalam tes haruslah :

a. Ditingkatkan b. dikurangi c. dihilangkan

Menyajikan lebih dari satu gagasan dalam suatu aitem tidak ada

gunanya bahkan membingungkan, jadi lebih baik:

Untuk menguingkap pengetahuan yang cakupan materinya luas para

guru hedaknya menggunakan tes yang bertipe :

a. Esay b. objektif c. gabungan esay dan objektif

5. Buatlah item yang menyatakan inti pertanyaan dengan jelas.

Gunakan kalimat sederhana dan tidak berlebih lebihan.

Contoh :

Sebagai warga Negara yang baik dan berPancasila kita harus selalu

tolong menolong dalam masyarakat, terutama dengan tentangga

dilingkungan tempat tinggal kita. Salah satu bentuk tolong menolong

16
adalah mengunjungi tetangga yang sedang mendapat musibah.hal ini

merupakan perwujudan salah satu sila dalam pancasila, yaitu :

a. ketuhanan yang maha esa

b. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

c. kemanusiaan yang adil dan beradap

Penggunaan kata yang berlebihan tidak akan memperjelas maksud

pertanyaan, bahkan hanya menghabiskan waktun siswa dalam

membaca aitem, jadi lebih baik:

Mengunjungi tetangga yang sedang terkena musibah adalah salah satu

perwujudan sila :

a. Ketuhanan yang maha esa

b. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

c. Kemanusiaan yang adil dan beradab

6. Sebaiknya aitem tidak didasari pertanyaan negative

Contoh :

Tebakan yang dilakukan siswa dalam menjawab aitem tipe pilihan

ganda tidak akan menyebabkan reliabilitas tes yang bersangkutan :

a. naik b. turun c. berubah

Kata“tidak” dalamaitem tidak ada gunanya justru dapat

membingungkan, jika dihilangkan justru menjadi jelas, jadi lebih baik:

Tebakan yang dilakukan siswa dalam menjawab aitem tipe pilihan

ganda akan menyebabkan reliabilitas tes yang bersangkutan :

a. naik b. turun c. berubah

17
7. Gunakan gahasa yang jelas, kata yang sederhana, dan pernyataan

yang langsung

Contoh :

Pengendalian otot pada embrio berkembang :

a. caudocephally b. cephalocaudally

Bahasa teknik yang tinggi akan menghambat siswa yang tahu

jawabannya hanya lupa istilah, jadi lebih baik:

Pengendalian otot pada embrio berkembang :

a. dari kepala ke ekor b. dari ekor ke kepala

8. Aitem harus memberikan bagi isi pertanyaan yang paling penting.

Contoh :

Dibandingkan dengan tes esai, maka tes objektif dapat mengukur tes

dengan lebih cermat :

a. informasi b. pengetahuan c. kemampuan

Isi penting bukan mengenai informasi atau pengetahuan melainkan

apakah tes objektif mengukur lebih baik daripada tes esai, jadi lebih

baik:

Untuk mengungkap dengan cermat seberapa banyak pengetahuan

seseorang mengenai sesuatu, lebih baik menggunakan tes dalam

format:

a. esai b. objektif c. gabungan esai dan objektif

9. Berikan alternative jawaban yang jelas berbeda

Contoh :

Tugas guru adalah membantu siswa dalam :

18
a. memproleh pengetahuan b.belajar c.menambah kecakapan

Pilihan jawaban tidak dapat dibedakan dengan jelas, jadi lebih baik:

Tugas guru adalah membantu siswa dalam :

a. memproleh pengetahuan b. belajar mengendalikan diri

10. Alternative yang ditawarkan hendaknya mempunyai struktur dan

arti yang sejajar atau dalam satu kategori.

Contoh :

Kebangkitan Nasional bangsa Indonesia diawali

a. dipulau jawa

b. dengan terbentuknya boedi oetomo

c. atas kesadaran para pemimpin gerakan kemerdekaan

Alternative (pilihan jawaban) menghendaki interpretasi yang berbeda

dari pihak siswa, jadi lebih baik:

Awal kebangkitan bangsa Indonesia ditandatangani oleh :

a. terbentuknya Boedi Oetomo

b. meletusnya perang Diponegoro

c. proklamasi kemerdekaan 1945

11. Penggunaan alternative yang semata-mata meniadakan atau

bertentangan dengan alternative yang lain, haruslah dihindari

Contoh :

Perbedaan-perbedaan skor tes diantara bangsa dan kelas sosial dalam

suatu masyarakat merupakan bukti :

a. penyimpangan hasil tes c. bukan penyimpangan hasil tes

19
b. ketidaksamaan prestasi d. bukan ketidaksamaan prestasi

Alternative c dan d adalah sama sekali tidak ada gunanya, jadi lebih

baik:

Perbedaan-perbedaan skor tes diantara bangsa dan kelas sosial dalam

suatu masyarakat merupakan bukti :

a. penyimpangan hasil tes

b. ketidaksamaan prestasi

c. tidak adanya tes yang bebas budaya

12. Bilamana mungkin, susunlah alternative jawaban dalam urutan

besarnya atau urutan logisnya

Contoh :

Persentase pasien down’s syndrome yang menderita penyakit

congenital adalah :

a. 5% b. 35% c. 25% d. 15%

Menyusun angka dalam urutan akan memudahkan dan mengurangi

ketidaktelitian, jadi lebih baik:

Persentase pasien down’s syndrome yang menderita penyakit

congenital adalah :

a. 5% b. 15% c. 25% d. 35%

13. Penggunaan alternative “bukan salah satu diatas” atau “semua

yang diatas” hanya baik apabila kebenaran bersifat mutlak dan

bukan semata-mata masalah lebih dan kurang baik atau masalah

kebenaran relative.

20
Contoh :

Dalam psikologi, istilah “tumbuh” berarti :

a. Berkembang

b. belajar

c. matang

d. semua yang diatas

e. bukan salah satu diatas

Tidak dapat memberikan alternative kesamaan arti yang mutlak, jadi

lebih baik:

Mana diantara nama dibawah ini yang termasuk tokoh aliran gestalt?

a. Maslow b. thorndike c. kurt lewin d. bukan salah satu diatas

14. Jangan menjebak siswa dengan menanyakan hal yang tidak ada

jawabannya

Contoh :

Tokoh Psikologi Amerika yang mengembangkan aturan Behaviorisme

di Jepang adalah:

a. Skinner c. K.L Rogers

b. J.B Watson d. bukan salah satu diatas

Pernyataan semacam di atas tidak mempunyai jawaban karena tidak

ada tokoh Psikologi Amerika yang mengembangkan suatu aliran di

Jepang. Jawaban d pun tidak dapat dianggap benar, karena alternatif d

mengandung arti adanya seseorang yang mengembangkan teori

tersebut di Jepang, hanya saja bukan salah satu di antara a, b, atau c.

21
15. Hindari kata kata yang bisa dijadikan petunjuk yang dapat

dijadikan petunjuk oleh siswa dalam menjawab

Contoh :

Pengaruh motivasional dalam tes seringkali barakibat tidak baik,

karena itu guru harus berusaha agar pengaruh tersebut :

a.Dikurangi b. ditingaktkan c. dibiarkan

Dengan begitu jelas jawabannya adalah a, jadi lebih baik:

Pengaruh motivasional dalam tes hendaknya bersifat :

a. Menguntungkan b. merugikan c. netral

Demikian beberapa petunjuk penulisan aitem pilihan ganda yang

terpenting. Sebenarnya masih banyak pedoman dalam pembuatan

distraktor yang harus diketahui oleh para penulis aitem.

C. Analisis Aitem Soal

1. Taraf Kesukaran

No   P

1 26 30 0.86
2 13 30 0.43
3 27 30 0.90
4 28 30 0.93
5 27 30 0.90
6 29 30 0.96
7 7 30 0.23
8 29 30 0.96
9 28 30 0.93
10 14 30 0.46

22
11 16 30 0.53
12 23 30 0.76
13 19 30 0.63
14 8 30 0.26
15 16 30 0.53
16 6 30 0.20
17 12 30 0.40
18 3 30 0.10
19 12 30 0.40
20 24 30 0.80
21 26 30 0.86
22 13 30 0.43
23 27 30 0.90
24 29 30 0.96
25 27 30 0.90
26 28 30 0.93
27 7 30 0.23
28 29 30 0.96
29 27 30 0.90
30 14 30 0.46
Semakin nilai P mendekati angka 1 maka taraf kesukarannya semakin

mudah, dan semakin nilai P mendekati 0 maka taraf kesukaran

semakin sulit. Idealnya suatu aitem adalah tidak terlalu sulit dan tidak

terlalu mudah. Dari hasil diatas taraf kesukaran akan kami

klasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu sulit, sedang (ideal), dan

mudah.

Catatan :

23
Merah Sulit, dengan nilai p 0-0,30

Orange Sedang (ideal), dengan nilai p > 0,30-0,70

Hijau Mudah, dengan nilai p > 0,70

Maka dapat diklasifikasikan bahwa dari total 30 aitem, terdapat 9

aitem kategori sedang (ideal), 5 item kategori sulit, dan 16 item

kategori mudah.

24
2. Daya Diskriminasi (Daya Beda) Aitem

No Aitem NiT NiR NT NR D


1 14 12 15 15 0.13
2 9 4 15 15 0.33
3 14 13 15 15 0.66
4 15 13 15 15 0.13
5 14 13 15 15 0.66
6 15 14 15 15 0.66
7 5 2 15 15 0.20
8 15 14 15 15 0.66
9 14 14 15 15 0
10 7 7 15 15 0
11 10 6 15 15 0.26
12 12 11 15 15 0.66
13 11 8 15 15 0.20
14 8 0 15 15 0.53
15 12 4 15 15 0.53
16 4 2 15 15 0.13
17 8 4 15 15 0.26
18 2 1 15 15 0.66
19 9 3 15 15 0.4
20 14 10 15 15 0.26
21 13 13 15 15 0
22 8 5 15 15 0.20
23 13 14 15 15 -0.07
24 15 14 15 15 0.66
25 14 13 15 15 0.66
26 15 13 15 15 0.13
27 3 4 15 15 0
28 15 14 15 15 0.66
29 14 13 15 15 0.66
30 7 7 15 15 0

25
Daya beda aitem berkisar dari angka -1 s.d 1, nilai d (daya beda)

disekitar 0 menunjukan aitem tersebut memiliki daya diskriminasi

yang rendah, nilai d yang negative menunjukan bahwa aitem yang

bersangkutan tidak ada gunanya, sedangkan nilai d yang ideal adalah

yang mendekati angka 1, karena semakin mendekati angka satu

semakin mampu membedakan antara mereka yang menguasai bahan

yang diujikan dan mereka yang tidak.

Dari hasil tabel daya beda kami akan menggunakan kriteria menurut

Ebel yaitu:

> 0,40 Bagus sekali


0,30 s.d. 0,39 Lumayan bagus, perlu peningkatan
0,20 s.d. 0,29 Belum memuaskan, perlu diperbaiki
< 0,20 Jelek dan harus dibuang
Maka terdapat 12 aitem yang dinyatakan bagus, 1 aitem lumayan

bagus, 6 aitem yang harus diperbaiki dan 11 aitem yang harus dibuang

berdasarkan daya diskriminasi (beda) aitem.

3. Efektivitas Distraktor

Catatan :

Kunci Jawaban

Alternatif Jawaban
No Kel. N Kesimpulan
A B C D E O
1 T 15 1 14* Distractor a berfungsi
terbalik, distractor b tidak
dapat memberi pembeda
R 15 2 1 12
pada kelompok tinggi dan
rendah, dan distractor d
dan e harus dibuang.

26
2 T 15 3 9* 1 2 Distractor a,b, dan c
berfungsi terbalik.
R 15 4 4 4 2 1
3 T 15 14 1 Distractor b,c dan d harus
*
dibuang

R 15 13 2
4 T 15 15 Distractor a,c,d pada aitem
*
ini harus dibuang dan

R 15 13 2 distarktor e harus
diperbaiki
5 T 15 14 1 Distractor b perlu
*
mengalami perbaikan,
sedangkan distraktor
R 15 12 3
lainnya harus dibuang
6 T 15 15 Semua distractor pada
*
aitem ini harus dibuang

R 15 14 1
7 T 15 5* 10 distraktor b,c, dan d harus
dibuang, sedangkan
distractor e harus di

R 15 2 1 1 11 perbaiki
8 T 15 15 Secara keseluruhan
*
distractor pada aitem
nomer 8 harus dibuang
R 15 1 14
karena tidak berfungsi
dengan baik.
9 T 15 14 1 Semua distractor harus
*
dibuang
R 15 14 1
10 T 15 2 6 7* Pada distraktor a,c hrus
dibuang, untuk b, d dapat
R 15 8 7 dipertahankan namun perlu
perbaikan

27
11 T 15 4 1 10* Pada aitem ini distractor a
dan b berfungsi terbalik,
R 15 6 3 6 dan distraktor d dan e harus
dibuang
12 T 15 2 1 12 Distraktor a berfungsi
*
terbalik, dan distraktor
R 15 3 11 1 b,c,e yang perlu dibuang
13 T 15 2 1 11 1 Distraktor a dan e
*
berfungsi terbalik
R 15 4 8 3 sementara distraktor b
harus dibuang
14 T 15 3 4 8* Pada aitem ini distraktor a
berfungsi terbalik.
Distraktor c dan d harus
R 15 15 0
dibuang
15 T 15 12 2 1 Distractor pada aitem ini
*
sudah berfungsi dengan
baik, hanya saja perlu
R 15 4 6 3 2 mengalami perbaikan pada
distractor b,c,d dan e
16 T 15 11 4* distraktor c dan d perlu

R 15 1 12 2 dibuang
17 T 15 2 8* 2 3 distraktor pada aitem ini
berfungsi dengan baik
R 15 3 4 6 2 hanya saja perlu perbaikan
18 T 15 1 2* 12 Semua distraktor pada
aitem ini bermasalah dan
R 15 2 1 12
perlu perbaikan.
19 T 15 3 9* 2 1 Distractor pada aitem ini
sudah baik, namun harus di
R 15 1 3 2 9 perbaiki

28
20 T 15 14 1 Distractor pada aitem ini
*
harus dibuang, hanya saja
distrakor c perlu perbaikan
R 15 10 1 2 2
21 T 15 13 2 Distractor pada aitem ini
*
harus dibuang dan
R 15 1 13 1
distractor e harus
diperbaiki
22 T 15 2 4 8* 1 Pada aitem ini sudah bagus
hanya distraktor a perlu
R 15 4 3 5 3 dibuang.
23 T 15 13 2 Semua distraktor tidak
*
berfungsi dengan baik dan
R 15 14 1
harus dibuang, kecuali
distractor d harus
diperbaiki
24 T 15 15 Pada aitem ini semua
*
distraktor bermasalah dan
R 15 14 1
harus dibuang
25 T 15 1 14 Distraktor a,b,c harus
*
dibuang, dan distractor d
berfungsi terbalik sehingga
R 15 2 13
harus diperbaiki
26 T 15 15* Secara keseluruhan
distraktor pada aitem ini
harus dibuang karena tidak
R 15 13 2
berfungsi dengan baik
27 T 15 3* 6 6 Distractor b dan c perlu
mengalami perbaikan,
R 15 4 8 3
distractor d dapat
dipertahankan sedangkan
distractor e harus dibuang

29
28 T 15 15 Secara keseluruhan
*
distractor pada aitem ini
R 15 14 1 harus dibuang
29 T 15 14 1 Distractor a,c, dan e harus
*
dibuang, sedangkan
R 15 13 2 distractor d perlu perbaikan
30 T 15 7* 4 4 Secara keseluruhan
distrakotr berfungsi dengan
baik, namun perlu
R 15 7 3 2 3

D. Reliabilitas dan Standar Eror Pengukuran

1. Reliabilitas

Dilakukan uji reliabilitas menggunakan SPSS dan diperoleh hasil

sebagai berikut :

Reliability Statistics

Koefisien Alpha Jumlah


Cronbach Aitem (N)

.944 30

Berdasarkan hasil di atas, menunjukkan nilai Cronbach’s

Alpha sebesar 0,944. Karena nilai Cronbach’s Alpha 0,944 >

0,60 maka dapat disimpulkan bahwa 30 aitem pertanyaan

soal PPAI dinyatakan reliabel.

30
2. Standar Eror Pengukuran

Eror standar (Se) dalam pengukuran dapat dihitung menggunakan

rumus berikut:

Se=Sx √ ¿ ¿ )

Sx = standar deviasi skor tes

Rxx = koefisien reliabilitas tes

Adapun koefisien reliabilitas (rxx) pada pengukuran ini adalah

0,944 dan varians skor tes (S2 x) adalah 8,785 sehingga standar deviasi

(Sx) nya adalah 2,964. Maka:

Se=2,964 √ ¿¿ )

¿ 2,964 √ 0 , 056

¿ 2,964 × 0 ,236

¿ 0,69 9

3. Pembahasan

Akan kami lihat kaitan antara taraf kesukaran, daya beda dan juga

efektivitas distraktor dengan kategori baik, sedang atau buruk

menggunakan tanda checklist pada sebuah tabel. Hal ini dilakukan

untuk mempermudah menemukan kesimpulan, manakah aitem yang

dapat dipertahankan, diperbaiki ataupun dibuang.

Catatan:

A = Baik (Ideal)

B = Sedang

C = Buruk

31
Taraf Efektivitas
No Daya Beda
Kesukaran Distraktor Kesimpulan
Aitem
A B C A B C A B C
1 √ √ √ Aitem harus dibuang
2 √ √ √ Aitem dapat dipertahankan
3 √ √ √ Aitem dapat dipertahankan,
namun banyak perbaikan
4 √ √ √ Aitem dapat dipertahankan,
namun banyak perbaikan
5 √ √ √ Aitem dapat dipertahankan,
namun banyak perbaikan
6 √ √ √ Aitem dapat dipertahankan,
namun banyak perbaikan
7 √ √ √ Aitem dapat dipertahankan,
namun banyak perbaikan
8 √ √ √ Aitem dapat dipertahankan,
namun banyak perbaikan
9 √ √ √ Aitem harus dibuang
10 √ √ √ Aitem dapat dipertahankan,
namun banyak perbaikan
11 √ √ √ Aitem dapat dipertahankan,
namun banyak perbaikan
12 √ √ √ Aitem dapat dipertahankan,
namun banyak perbaikan
13 √ √ √ Aitem dapat dipertahankan,
namun banyak perbaikan
14 √ √ √ Aitem dapat dipertahankan,
namun banyak perbaikan
15 √ √ √ Aitem dapat dipertahankan
16 √ √ √ Aitem harus dibuang
17 √ √ √ Aitem dapat dipertahankan,
namun banyak perbaikan
18 √ √ √ Aitem dapat dipertahankan,
namun banyak perbaikan
19 √ √ √ Aitem dapat dipertahankan,
namun banyak perbaikan
20 √ √ √ Aitem dapat dipertahankan,
namun banyak perbaikan

32
21 √ √ √ Aitem harus dibuang
22 √ √ √ Aitem dapat dipertahankan,
namun banyak perbaikan
23 √ √ √ Aitem harus dibuang
24 √ √ √ Aitem dapat dipertahankan,
namun banyak perbaikan
25 √ √ √ Aitem dapat dipertahankan,
namun banyak perbaikan
26 √ √ √ Aitem dapat dipertahankan,
namun banyak perbaikan
27 √ √ √ Aitem dapat dipertahankan,
namun banyak perbaikan
28 √ √ √ Aitem dapat dipertahankan,
namun banyak perbaikan
29 √ √ √ Aitem dapat dipertahankan,
namun banyak perbaikan
30 √ √ √ Aitem dapat dipertahankan,
namun banyak perbaikan

Dari hasil tersebut dapat dilihat dari 30 aitem, banyaknya aitem yang yang dapat

dipertahankan sebanyak 6,7% (2 aitem), 76,7% (23 aitem) yang dapat

dipertahankan namun harus diperbaiki, dan 16,7% (5 aitem) yang harus dibuang.

Sedangkan dari uji reliabilitas, aitem-aitem tersebut memiliki nilai Cronbach’s

Alpha sebesar 0,944. Karena nilai Cronbach’s Alpha 0,944 > 0,60 dapat dikatakan

bahwa aitem-aitem pada tes prestasi ini cukup reliabel. Akan tetapi, dalam

membandingkan koefisien reliabilitas, interperetasi tidak dapat lepas dari besarnya

varians (S2 ). Dari sini kemudian dapat dihitung suatu statistik yang disebut eror

standar dalam pengukuran (Se) (Azwar, 2016). Adapun diperoleh hasil dari

perhitungan Se pada tes prestasi ini adalah sebesar 0,69 9. Besar kecilnya Se

merupakan indikator keterpercayaan pengukuran yang komparabel. Semakin kecil

harga Se berarti pengukuran tersebut semakin terpercaya dikarenakan variasi

33
erornya semakin kecil.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis soal melalui penghitungan taraf kesukaran, daya

beda, efektivitas distraktor dan uji reliabilitas, dapat disimpulkan, bahwa

soal yang kami analisis memiliki kekurangan dan kelebihan yaitu :

1. 6,7% aitem yang dapat dipertahankan.

2. Terdapat 16,7% aitem yang dibuang.

3. Dan ada 76,7% aitem yang masih dapat dipertahankan tetapi harus

diubah dan diperbaiki.

4. Sedangkan dari uji reliabilitas, aitem-aitem tersebut memiliki nilai

Cronbach’s Alpha sebesar 0,944. Karena nilai Cronbach’s Alpha

0,944> 0,60 maka dapat disimpulkan bahwa 30 aitem pertanyaan soal

PPAI Mahasiswa tersebut adalah reliabel. Artinya keterpercayaan soal

sebagai alat tes standarisasi dalam rangka tes Ujian Tengah Semester

dapat dikatakan baik.

5. Tes prestasi ini memiliki hasil standar eror pengukuran (Se) sebesar

0,699. Angkanya tergolong kecil, sehingga dapat disimpulkan bahwa

tes prestasi ini cukup terpercaya.

B. Rekomendasi

Untuk guru :

1. Memberikan materi kepada mahasiswa sesuai bahan ajar.

2. Mengujikan soal kepada mahasiswa sesuai yang diajarkan.

34
3. Menyusun soal dengan berpedoman pada kaidah-kaidah penulisan

soal.

4. Mengujikan terlebih dahulu soal soal yang dibuat, agar benar benar

mendapatkan hasil yang diinginkan yaitu dapat menguji manakah

mahasiswa yang sungguh belajar dan tidak belajar.

Untuk mahasiswa, hendaklah rajin belajar dan jujurlah dalam

mengisi soal sehingga kompetensi yang dimiliki mahasiswa dapat terukur

sebagai bahan evaluasi.

35
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 2021. Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran

Prestasi Belajar. (Edisi 2. Cetakan ke-19). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

36
LAMPIRAN

Tabel SPSS Standar Deviasi

Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation
SkorTotal 30 19.80 2.964
Valid N (listwise) 30

37

Anda mungkin juga menyukai