Anda di halaman 1dari 5

KD.14- PERSIAPAN UNTUK PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN diberikan.

diberikan. Hal ini penting untuk menghindari tertukarnya hasil ataupun dapat membantu
DIAGNOSTIK intepretasi hasil terutama pada pasien yang mendapat pengobatan khusus dan jangka
panjang. 

A. PENGERTIAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM  2. Persiapan Penderita 


Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur tindakan dan pemeriksaan
khusus dengan mengambil bahan atau sampel dari penderita dapat berupa urine (air 1. Puasa. Dua jam setelah makan sebanyak kira-kira 800 kalori akan
kencing), darah, sputum (dahak ), atau sampel dari hasil biopsi mengakibatkan peningkatan volume plasma, sebaliknya setelah berolahraga
volume plasma akan berkurang. Perubahan volume plasma akan mengakibatkan
B. TUJUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM  perubahan susunan kandungan bahan dalam plasma dan jumlah sel darah. 
Adapun beberapa tujuan dari pemeriksaan laboratorium antara lain sebagai berikut. 2. Obat. Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi
misalnya : asam folat, Fe, vitamin B12 dll. Pada pemberian kortikosteroid akan
1. Mendeteksi penyakit  menurunkan jumlah eosinofil, sedang adrenalin akan meningkatkan jumlah
2. Menentukan risiko  leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi darah akan mempengaruhi
3. Skrining/uji saring adanya penyakit subklinis  komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi sediaan apus darah
4. Konfirmasi pasti diagnosis  tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin
5. Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis  mempengaruhi hasil pemeriksaan hemostasis. 
6. Membantu pemantauan pengobatan  3. Waktu Pengambilan. Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada
7. Menyediakan informasi prognostik/perjalanan penyakit  pagi hari terutama pada pasien rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin
8. Memantau perkembangan penyakit  akan menjadi lebih pekat pada pagi hari sehingga lebih mudah diperiksa bila
9. Mengetahui ada tidaknya kelainan/penyakit yang banyak dijumpai dan potensial kadarnya rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi khusus atas perintah dokter.
membahayakan Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung dengan
10. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati tingkat kegawatan pasien dan memerlukan penanganan segera disebut
penyakit   pemeriksaan sito. Beberapa parameter hematologi seperti jumlah eosinofil dan
kadar besi serum menunjukkan variasi diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi oleh
C. PRA INSTRUMENTASI waktu pengambilan. Kadar besi serum lebih tinggi pada pagi hari dan lebih
Tahapan pra instrumentasi meliputi:  rendah pada sore hari dengan selisih 40-100 µg/dl. Jumlah eosinofil akan lebih
tinggi antara jam 10 pagi sampai malam hari dan lebih rendah dari tengah malam
1. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir laboratorium.    sampai pagi. 
2. Persiapan penderita   4. Posisi pengambilan, Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume
3. Persiapan alat yang akan dipakai   plasma 10 % demikian pula sebaliknya. Hal lain yang penting pada persiapan
4. Cara pengambilan sampel    penderita adalah menenangkan dan memberitahu apa yang akan dikerjakan
5. Penanganan awal sampel (termasuk pengawetan) dan transportasi.  sebagai sopan santun atau etika sehingga membuat penderita atau keluarganya
tidak merasa asing atau menjadi obyek. 
1. Pemahaman Instruksi dan Pengisian Formulir 
Pemahaman instruksi harus diperhatikan,  hal ini penting untuk menghindari 3. Persiapan Alat yang Akan Dipakai 
pengulangan pemeriksaan yang tidak penting, membantu persiapan pasien sehingga
tidak merugikan pasien dan menyakiti pasien. Pengisian formulir dilakukan secara 1. Persiapan Alat. Dalam mempersiapkan alat yang akan digunakan selalu
lengkap meliputi identitas pasien: nama, alamat/ruangan, umur, jenis kelamin, data diperhatikan instruksi dokter sehingga tidak salah persiapan dan berkesan
klinis/diagnosa, dokter pengirim, tanggal dan kalau diperlukan pengobatan yang sedang profesional dalam bekerja. 
2. Pengambilan Darah. Yang harus dipersiapkan antara lain, kapas alkohol 70 %, 3. Segera tutup penampung yang ada sehingga tidak tumpah 
karet pembendung (torniket), spuit sekali pakai umumnya 2.5 ml atau 5 ml, 4. Segera dikirim ke laboratorium karena tidak baik melakukan penundaan 
penampung kering bertutup dan berlabel. Penampung dapat tanpa anti koagulan 5. Perhatikan persyaratan khusus untuk bahan tertentu seperti darah arteri untuk
atau mengandung anti koagulan tergantung pemeriksaan yang diminta oleh analisa gas darah, harus menggunakan suhu 4-8°C dalam air es bukan es batu
dokter. Kadang-kadang diperlukan pula tabung kapiler polos atau mengandung sehingga tidak terjadi hemolisis. Harus segera sampai ke laboratorium dalam
antikoagulan.  waktu sekitar 15-30 menit. Perubahan akibat tertundanya pengiriman sampel
3. Penampungan Urine. Digunakan botol penampung urin yang bermulut lebar, sangat mempengaruhi hasil laboratorium. Sebagai contoh penundaan pengiriman
berlabel, kering, bersih, bertutup rapat dapat steril (untuk biakan) atau tidak darah akan mengakibatkan penurunan kadar glukosa, peningkatan kadar kalium.
steril. Untuk urin kumpulan dipakai botol besar kira-kira 2 liter dengan memakai Hal ini dapat mengakibatkan salah pengobatan pasien. Pada urin yang ditunda
pengawet urin.  akan terjadi pembusukan akibat bakteri yang berkembang biak serta penguapan
4. Penampung khusus. Biasanya diperlukan pada pemeriksaan mikrobiologi atau bahan terlarut misalnya keton. Selain itu nilai pemeriksaan hematologi juga
pemeriksaan khusus yang lain. Yang penting diingat adalah label harus ditulis berubah sesuai dengan waktu.
lengkap identitas penderita seperti pada formulir termasuk jenis pemeriksaan
sehingga tidak tertukar.  D. PERSIAPAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM/SPESIMEN

4. Cara pengambilan sampel  A. DARAH 


Pada tahap ini perhatikan ulang apa yang harus dikerjakan, lakukan pendekatan dengan Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau spesimen
pasien atau keluarganya sebagai etika dan sopan santun, beritahukan apa yang akan darah. Antara lain : 
dikerjakan. Selalu tanyakan identitas pasien sebelum bekerja sehingga tidak tertukar 1. Darah Rutin : 
pasien yang akan diambil bahan dengan pasien lain. Karena kepanikan pasien akan
mempersulit pengambilan darah karena vena akan konstriksi. Darah dapat diambil dari  Hemoglobin/HB   : Untuk mendeteksi adanya penyakit anemia dan ginjal  
vena, arteri atau kapiler. Syarat mutlak lokasi pengambilan darah adalah tidak ada  Hematokrit/HT   : Mengukur konsentrasi sel darah merah dalam darah  
kelainan kulit di daerah tersebut, tidak pucat dan tidak sianosis. Lokasi pengambilan  Trombosit   : Mendeteksi adanya trombositopenia dan trombositosis 
darah vena : umumnya di daerah fossa cubiti yaitu vena cubiti atau di daerah dekat
pergelangan tangan. Selain itu salah satu yang harus diperhatikan adalah vena yang 2. Darah Kimia : 
dipilih tidak di daerah infus yang terpasang/sepihak harus kontra lateral. Darah arteri
dilakukan di daerah lipat paha (arteri femoralis) atau daerah pergelangan tangan (arteri  SGPT (serum glumatik piruvik transaminase) :Pemeriksaan SGPT digunakan
radialis). Untuk kapiler umumnya diambil pada ujung jari tangan yaitu telunjuk, jari untuk mendeteksi adanya kerusakan hepatoseluler.  
tengah atau jari manis dan anak daun telinga. Khusus pada bayi dapat diambil pada ibu  Albumin : Pemeriksaan albumin dilakukan untuk mendeteksi kemampuan
jari kaki atau sisi lateral tumit kaki.  albumin yang disintesis oleh hepar, yang bertujuan untuk menentukan adanya
gangguan hepar seperti luka bakar, gangguan ginjal.  
5. Penanganan Awal Sampel dan Transportasi   Asam Urat : Pemeriksaan asam urat dilakukan untuk mendeteksi penyakit pada
Pada tahap ini sangat penting diperhatikan karena sering terjadi sumber kesalahan ada ginjal, luka bakar dan kehamilan.  
disini. Yang harus dilakukan :   Bilirubin : Pemeriksaan bilirubin dilakukan untuk mendeteksi kadar bilirubin.
Bilirubin direct dilakukan untuk mendeteksi adanya ikterik obstruktif oleh batu/
1. Catat dalam buku ekspedisi dan cocokan sampel dengan label dan formulir. neoplasma, hepatitis. Bilirubin indirect dilakukan untuk mendeteksi adanya
Kalau sistemnya memungkinkan dapat dilihat apakah sudah terhitung biayanya anemia, malaria.  
(lunas).   Ekstrogen : Pemeriksaan ekstrogen dilakukan untuk mendeteksi disfungsi
2. Jangan lupa melakukan homogenisasi pada bahan yang mengandung ovarium, gejala menopause dan pasca menopause.  
antikoagulan 
 Gas Darah Arteri : Pemeriksaan gas darah arteri dilakukan untuk mendeteksi 2. Tempatkan feses dalam wadah steril dan ditutup  
gangguan keseimbangan asam basa yang disebabkan oleh gangguan respiratorik/ 3. Feses jangan dicampur dengan urine
gangguan metabolik.  4.  Jangan berikan Barium atau minyak mineral yang dapat menghambat
 Gula Darah Puasa : Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanaya pertumbuhan bakteri.
diabetes.   5.  berikan label nama dan tanggal pengambilan bahan pemeriksaan 
 Gula Darah Postprandial: Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya
diabetes, pemeriksaan dilakukan setelah makan.   D. SPUTUM 
 Gonadotropin Korionik Manusia (HCG). Pemeriksaan ini dilakukan untuk Pemeriksaan dengan bahan sekret atau sputum dilakukan untuk mendeteksi adanya
mendeteksi kehamilan.  kuman. 
Persiapan dan Pelaksanaan : 
B. URINE 
a. Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau spesimen 1. Siapkan wadah dalam keadaan steril  
urine.  2. Dapatkan sputum pada pagi hari sebelum makan  
Antara lain :  3. Anjurkan pasien untuk batuk agar mengeluarkan sputum  
4. Pertahankan wadah dalam keadaan tertutup  
 Asam urat : Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi berbagai kelainan pada 5. Bila kultur untuk pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) ikut instruksi yang
penyakit ginjal, eklampsia, keracunan timah hitam dan leukemia.   ada pada botol penampung. Biasanya diperlukan 5-10 cc sputum yang dilakukan
 Bilirubin : Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit obstruktif selama 3 hari berturut turut 
saluran empedu, penyakit hepar dan kanker hepar.  
 Human Chorionic Gonadotropin ( HCG ) : Pemeriksaan ini dilakukan untuk
mendeteksi adanya kehamilan  PERSIAPAN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 
1. Ultrasonografi ( USG ) 
b. Jenis urine  USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang dilakukan di atas permukaan kulit/ di
rongga tubuh menghasilkan suatu ultrasound di dalam jaringan. Pemeriksaan ini
1. Urine sewaktu. Urine yang dikeluarkan seawaktu- waktu bila diperlukan digunakan untuk melihat struktur jaringan tubuh, untuk mendeteksi berbagai kelainan
pemeriksaan   pada abdomen, otak, jantung dan ginjal. 
2. Urine pagi. Urine yang pertama dikeluarkan sewaktu pasien bangun tidur   Persiapan dan Pelaksanaan : 
3. Urine pasca prandial. Urine yang pertama kali dikeluarkan setelah pasien makan
4. Urine 24 jam : urine yang dikumpulkan selama 24 jam Pemeriksaan lain yang 1. Lakukan informed consent 
menggunakan spesimen urine antara lain, pemeriksaan urilinogen untuk 2. Anjurkan pasien untuk berpuasa makan dan minum 8-12 jam sebelum
menentukan kadar kerusakan hepar, penyakit hemolisis dan infeksi berat. pemeriksaan USG aorta abdomen, kantung empedu, hepar, limpa dan pankreas.  
Pemeriksaan urinealisasi digunakan untuk menentukan berat jenis kadar glukosa 3. Oleskan Jelly konduktif pada permukaan kulit yang akan dilakukan USG  
dan pemeriksaan lainnya.  4. Transduser dipegang dengan tangan dan gerakan ke depan dan ke belakang
diatas permukaan kulit.  
C. FESES  5. Lakukan antara 10-30 menit  
Pemeriksaan dengan bahan feses dilakukan untuk mendeteksi adanya kuman seperti, 6. Premedikasi jarang dilakukan, hanya bila pasien dalam keadaan gelisah  
salmonella, shigella, escherichiacoli, staphylococcus dll.  7. Pasien tidak boleh merokok sebelum pemeriksaan untuk mencegah masuknya
Persiapan dan Pelaksanaan :  udara.  
8. Pada pemeriksan obstruktif ( Trimester pertama & kedua ) pelvis dan ginjal
1. Tampung bahan dengan menggunakan spatel steril   pasien ketiga, pemeriksaan dilakukan pada saat kandung kemih kosong.  
9. Bila pemeriksaan pada jantungn anjurkan untuk bernafas secara perlahan- lahan   6. Berikan label nama dan tanggal pemeriksaan 
10. Bila pemeriksaan pada otak, lepaskan semua perhiasan dari leher dan jepit
rambut dari kepala.  4. MAMMOGRAFI 
Merupakan pemeriksaan dengan bantuan sinar x yang dilakukan pada bagian payudara
2. RONTGEN  untuk mendeteksi adanya kista / tumor dan menilai payudara secara periodik. 
Rontgen atau dikenal dengan sinar x merupakan pemeriksaan yang memanfaatkan peran Persiapan dan Pelaksanaan : 
sinar x untuk melakukan skrining dan mendeteksi kelainan pada berbagai organ
diantaranya jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tenggorokan dan rangka.  1. Lakukan informed consent  
Persiapan dan Pelaksanaan :  2. Tidak ada pembatasan cairan dan makanan  
3. Baju dilepas sampai pinggang dan perhiasan pada leher  
1. Lakukan informed consent   4. Gunakan pakaian kertas / gaun bagian depan terbuka  
2. Tidak ada pembatasan makanan / cairan   5. Anjurkan pasien untuk duduk dan letakan payudara satu per satu diatas meja
3. Pada dada pelaksanaan foto dengan posisi PA (Posterior Anterior) dapat kaset sinar x. 
dilakukan dengan posisi berdiri dan PA lateral dapat juga dilakukan.   6. Lalu lakukan pemeriksaan 
4. Anjurkan pasien untuk tarik nafas dan menahan nafas pada wakru pengambilan
foto sinar x.   5. ENDOSKOPI 
5. Pada jantung, foto PA dan lateral kiri dapat diindikasikan untuk mengevaluasi Pemeriksaan yang dilakukan pada saluran cerna untuk mendeteksi adanya kelainan pada
ukuran dan bentuk jantung.   saluran cerna. Contoh : varises, esophagus, neoplasma, peptic ulcer 
6. Pada abdomen, baju harus dilepaskan dan gunakan baju kain, pasien tidur
terlentang dengan tangan menjauh dari tubuh serta testis harus dilindungi.   6. KOLONOSKOPI 
7. Pada tengkorak, penjepit rambut, kacamata dan gigi palsu harus dlepaskan Pemeriksaan dilakukan pada saluran colon dan sigmoid untuk mendeteksi adanya
sebelum pelaksanaan foto.   kelainan pada saluran colon. 
8. Pada rangka, bila dicurigai terdapat fraktur maka anjurkan puasa dan Contoh : varises, hemoroid, neoplasma dll 
immobilisasi pada daerah fraktur. 
7. CT. Scaning 
3. PAP SMEAR (Papanicolaou Smear)  Pemeriksaan spesifik/khusus untuk melihat organ yang lebih dalam dan terlokalisir serta
Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi yang digunakan untuk mendeteksi adanya khusus. Contoh : organ dalam tengkorak dan organ dalam abdomen
kanker serviks atau sel prakanker, mengkaji efek pemberian hormon seks serta mengkaji
respons terhadap kemoterapi dan radiasi.   8. EEG 
Persiapan dan pelaksanaan :  Pemeriksaan dilakukan untuk melihat hantaran listrik pada otak (melihat kelainan pada
gel. Otak) Indikasi : epilepsy, trauma capitis Dengan memasangkan elektroda pada
1. Lakukan informed consent   bagian kepal klien. 
2. Tidak ada pembatasan makanan dan cairan  
3. Anjurkan pasien untuk tidak melakukan irigasi vagina ( pembersihan vagina 9. EKG 
dengan zat lain ) memasukan obat melalui vagina atau melakukan hubungan seks Pemeriksaan dilakukan untuk melihat sistem hantaran/konduksi dari jantung indikasi :
sekurang- kurangnya 24 jam   MCI, Angina fektoris, gagal jantung 
4. Spekulum yang sudah dilumasi dengan air dengan air megalir dimasukan ke
vagina .  
5. Pap stick digunakan untuk mengusap serviks kemudian pindahkan ke kaca Sumber
mikroskop dan dibenamkan ke dalam cairan fiksasi.  
Nursalam.2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.Jakarta :
Salemba Medika Ambarwati, E R, dkk. 2009. KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Nuha Medika Eko, Nurul, dkk. 2010. KDPK (Keterampilan Dasar Praktik
Klinik) Kebidanan.Yogyakarta: Pustaka Rihamna Uliyah, Musrifatul, dkk. 2008.
Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta: 

Anda mungkin juga menyukai