2.3.13.2 Pedoman Manajemen Risiko SDM
2.3.13.2 Pedoman Manajemen Risiko SDM
2.3.13.2 Pedoman Manajemen Risiko SDM
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rakhmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyusun Pedoman Manajemen Resiko UPTD Puskesmas Sidamulya tahun 2019.
Pedoman ini kami susun sebagai upaya untuk memberikan acuan dan dasar Tim Manjemen
Resiko di UPTD Puskesmas Sidamulya untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan terkait
keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan
bangunan dan peralatan Puskesmas yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan
petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran
lingkungan dan keselamatan “bisnis” Puskesmas yang terkait dengan kelangsungan hidup
Puskesmas.
Pada kesempatan ini perkenankan kami sampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi
kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan Pedoman Manajemen Resiko
UPTD Puskesmas Sidamulya. Semoga pedoman ini dapat mempermudah Tim Manjemen
Resiko dalam melaksanakan kegiatan.
A.Latar Belakang
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk keselamatan Puskesmas
Ada lima isu penting terkait dengan keselamatan (safety) Puskesmas yaitu :
keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan,
keselamatan bangunan dan peralatan Puskesmas yang bisa berdampak terhadap
keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang
berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan “bisnis” Puskesmas
yang terkait dengan kelangsungan hidup Puskesmas . Kelima aspek keselamatan
Puskesmas tersebut sangat penting untuk dilaksanakan di setiap Puskesmas , yang
harus dikelola secara professional, komprehensif dan terintegrasi.
Di Puskesmas terdapat ratusan macam obat, berbagai bahan-bahan berbahaya,
beragam alat kesehatan dengan berbagai teknologi yang semakin canggih dan
berkembang dengan pesat, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang
memberikan pelayanan . Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak
dikelola dengan baik, berisiko menimbulkan insiden.Karena itu UPTD Puskesmas
Sidamulya perlu melakukan pengelolaan risiko dalam suatu manajemen risiko yang
professional, komprehensif dan terintegrasi, agar insiden dapat diminimalisasi dan
dicegah sedini mungkin.
B.Tujuan
Sebagai acuan dalam melaksanakan program manajemen risiko di UPTD Puskesmas
Sidamulya
C.Sasaran
1.Tersedianya pedoman manajemen risiko
2.Tersedianya bukti sosialisasi pedoman manajemen risiko kepada pimpinan unit
layanan fungsional dan manajerial serta pegawai UPTD Puskesmas Sidamulya.
D.Ruang Lingkup
1. Risiko terhadap pasien terkait pelayanan
Berhubungan langsung dengan pelayanan pasien.
Konsekuensi hasil pengobatan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Kerahasiaan dan pemberian informasi yang sesuai.
Perlindungan dari pelecehan, kelalaian dan serangan
Pasien diberitahu tentang risiko
Pengobatan yang nondiskriminatif.
Perlindungan barang berharga pasien dari kerugian atau kerusakan
2. Risiko terhadap staf medis
Apakah telah dilakukan kredensial terhadap staf medis ?
Apakah tindakan medis dilakukan sesuai kompetensi dan prosedur baku ?
Apakah pasien dikelola dengan benar?
Apakah staf yang kita miliki telah cukup dilatih?
3. Risiko terhadap staf/ pegawai
Menjaga lingkungan yang aman.
Kebijakan kesehatan pegawai.
4. Risiko terhadap sarana prasarana fasilitas/ asset Puskesmas
Melindungi aset dari kerugian akibat kebakaran, banjir, dll
Catatan rekam medik pasien non-elektronik , dan catatan keuangan, dilindungi
dari kerusakan atau perusakan.
Ikatan kerja sama dan asuransi untuk melindungi fasilitas dari kerugian
5. Risiko terhadap keuangan
6. Risiko-risiko lain
Manajemen bahan berbahaya lainnya: kimia, radioaktif, bahan biologis menular,
manajemen limbah.
E. Batasan Operasional
1. Manajemen risiko adalah proses untuk menciptakan dan mengimplementasikan
strategi,untuk meminimalkan kerugian akibat kecelakaan pada manusia, sarana
prasarana fasilitas dan keuangan Puskesmas melalui identifikasi dan penilaian
potensi kehilangan asset Puskesmas dan melakukan seleksi sesuai asumsi
kerugian, transfer, mekanisme pengendalian dan pencegahan.
2. Manajemen risiko adalah proses strategis untuk mengkreasikan dan menerapkan
secara langsung untuk meminimalisasi kejadian tidak diharapkan.
3. Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai dan
menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau
meminimalkan dampaknya.
4. Pendekatan manajemen risiko difokuskan pada kejadian yang telah terjadi
(reaktif) dan potensial terjadi (proaktif) dengan menerapkan manajemen risiko
terintegrasi yang memprioritaskan keselamatan pasien, melalui revisi
pengembangan proses, fungsi dan layanan.
5. Untuk mengurangi mortality dan morbidity, dengan memperbaiki pelayanan
kepada pasien,melalui identifikasi dan analisa, untuk mengurangi risiko yang
dapat mencegah pasien dari cedera atau kecacatan terkait keselamatan pasien.
6. Untuk meningkatkan pelayanan pasien dengan mencegah penyimpangan hasil
melalui pendekatan sistematis, terkoordinasi dan berkesinambungan untuk
meningkatkan keselamatan pasien.
7. Untuk melindungi orang dan asset serta keuangan Puskesmas akibat kehilangan
karena terjadinya insiden, akibat manajemen yang tidak efektif, dengan
meningkatkan perbaikan berkesinambungan pada proses pelayanan pasien
melalui lingkungan yang diciptakan dengan aman.
8. Satuan tugas manajemen resiko adalah bagian dari struktur manajemen puncak
dibawah Kepala. Tugasnya adalah mencegah kerugian (loss prevention)
misalnya dengan inspeksi keamanan, pendidikan karyawan, analisa statistik
tentang sumber potensial klaim dan mengendalikan kerugian (loss control),
dengan cara mengidentifikasi, investigasi, mengevaluasi, memonitor, mengukur,
menangani klaim dan mengatasi risiko yang terkait dengan sumber daya
manusia, sistem prosedur, pengawasan internal maupun gabungannya.
9. Tugas satuan tugas manajemen resiko sebagai berikut :
a. Mencegah dan mengurangi kerugian sebagai berikut :
b. Mengembangkan mekanisme identifikasi risiko seperti laporan insiden,
rujukan staf,tinjauan rekam medik, tinjauan keluhan pasien.
c. Mengembangkan dan memelihara hubungan kolaborasi dengan unit
layanan terkait seperti: manajemen mutu, kepelayanan, staf medis dan
kontrol infeksi.
d. Mengembangkan statistik dan laporan kualitatif, trend dan pola
manajemen risiko
e. Mengembangkan aturan dan prosedur di area yang rentan terjadi risiko
seperti informed consent, kerahasiaan dan penanganan kejadian sentinel.
10. Tanggung jawab satuan tugas manajemen resiko dibagi dalam enam bagian:
a. Pengurangan dan pencegahan kehilangan
b. Manajemen klaim
c. Pembiayaan risiko
d. Pelaksanaan akreditasi dan kebijakan
e. Pelaksanaan manajemen risiko
f. Etika
B. Distribusi Ketenagaan
Manajemen risiko profesional perlu menetapkan mekanisme komunikasi dengan
orang-orang kunci dalam organisasi:
Kepala Puskesmas berfungsi sebagai pembuat keputusan untuk berbagai
kegiatan penting dalam program manajemen risiko.
Pimpinan Unit Kesehatan Perorangan (UKP), dr. Farida Zahrha, berfungsi
sebagai penghubung antara program manajemen risiko dan staf medis, membantu
manajemen risiko dalam koordinasi kepada para dokter, untuk memastikan bahwa
organisasi melakukan clinical appointment staf medis, kredensial, cilinical privilege
dan prosedur disiplin telah dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Bagian Keuangan, Cecep Husni Kurniawan, S Kep Ners, bertanggung-jawab dalam
pembiayaan dan memberikan informasi yang berharga untuk program manajemen
risiko, mengawasi operasi keuangan sesuai dengan dana yang ada dan
mengawasi kinerja analisis keuangan Puskesmas .
Bagian Umum dan Kepegawaian, Uci Sanusi S Kep, Ners dan Ati Rosmiati,
bertanggung jawab untuk mengembangkan efektifitas uraian tugas dan proses
penilaian kinerja, pemeriksaan latar belakang pegawai dan uji kompetensi,
verifikasi izin dan sertifikasi, pemberian cuti pegawai dan pemeriksaan kesehatan
pegawai secara berkala yang semuanya penting untuk mencegah serta melindungi
staf medis yang melakukan tindakan/ pelayanan.
Ketua K3 Puskesmas, M. Ibrahim, A Md Kep, memiliki tanggung jawab utama
membantu manajemen risiko dalam melakukan fire safety, manajemen bahan
berbahaya, kesiapsiagaan darurat dan keselamatan staf.
Ketua Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien, Rani Afrianti, S Tr.
Keb, memiliki tanggung jawab utama membantu manajemen risiko dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas dan keselamatan pasien
C. Jadwal Kegiatan
NO. KEGIATAN BULAN KET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 IDENTIFIKASI √
RESIKO
2 REVIEW √ √ √ √
KINERJA
PELAKSANA
LAYANAN DAN
KEGIATAN
3 MENINJAU √
KEBIJAKAN
4 INVESTIGAS √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ SESUAI KEBUTUHAN
KTD
5 PENANGANAN √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ SESUAI PRIORITAS
KELUHAN
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
PAGAR TEMBOK
DENAH RUANG PUSKESMAS SIDAMULYA
PAGAR TEMBOK PAGAR TEMBOK
EDISI
DESEMBER
2018 U
KM.
/WC R. RAPAT
PAKIR
MOTOR
PASIEN
PAGAR
KM LK WC R. VAKSIN BP UMUM R. GIGI R. BP USILA BAJA
GUDANG R. R. TUNGGU
6 7 8 9
TAMPUNGAN
LIMBAH CAIR
WASTAFEL
WC
KM
R.TB /
KUSTA
10 OBAT RACIK OBAT TAMAN
TAMPUNGAN
PR/JOMP
O
OBAT LUAR
LIMBAH RT DARI
WC
11
R. TUNGGU PIO PLANG
A R.
LAB KONSELING K T M P R. TUNGGU PKM
5
E
A TERPADU E
O D A L
N
D
R D O
L A M . R
K
A
F
N
WC GUDANG A N A
E
T
T
KM
R. ADM
E A
O
KARY
M N C
R
A R. TUNGGU CS
O
N R.
G T.
WUD TIND. PAKIR
T BAJA
A
LU UMU MOTOR
N 4 R. M
R. SUI PASIEN
P T. WUDLU GIZI
A M
U R. KAPUS R. MTBS R. BERSALIN
P
A S B
MUSH R. DATA DAN 2 TAMAN
G
A
R
H
O
A
R
OLLA ADMINISTRASI KM R. KIA 3 1 LUAR
L U WC R. KB
L
A T. PARKIR MOTOR
KARYAWAN
PARKIR AMBULAN
LAHAN KOSONG
T.
T. PARKIR MOTOR
T. PARKIR MOTOR
PEMBU
ANGAN
KARY KARY
SAMPA
WAHANA
H
PADAT
BERMAIN ANAK
Cat :
atau : PINTU
: Wastafel
PAGAR TEMBOK : WC
B. Standar Fasilitas
Sarana :
1. Ruang Tindakan umum,
2. Ruang tindakan kebidanan,
3. Ruang MTBS,
4. Ruang KIA-KB,
5. Ruang Konsultasi Gizi,
6. Ruang menyusui,
7. Ruang Laboratorium,
8. Ruang TB dan Kusta,
9. Ruang Vaksin,
10. Ruang BP Umum,
11. Ruang Pemeriksaan Gigi mulut,
12. Ruang USILA,
13. R. Farmasi
Prasarana :
1. Tabung APAR : 4 tabung
2. Oksigen : 4 tabung
3. Standar Infus : 2 buah
4. Genset : 2 unit
Perbekalan Obat dan BMHP dibagian Farmasi cukup
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
Tipe Insiden :
1. Administrasi Klinis
2. Proses / Prosedur klinis
3. Dokumentasi
4. Proses Medikasi / Cairan Infus
5. Oxigen
6. Alat Medis
7. Perilaku pasien
8. Pasien jatuh
9. Pasien Kecelakaan
10. Infrastruktur / Sarana / Bangunan
11. Sumber daya / Manajemen
12. Laboratorium
B. Metode observasi, dokumentasi dan interview (wawancara).
C. Langkah Kegiatan
Manajemen risiko merupakan proses yang berkesinambungan dan
berkelanjutan. Risiko mungkin terpapar kepada pasien, staf, pengunjung dan
organisasi yang terus-menerus berubah dan harus diidentifikasi.
Risks
Register
Identify risks
Communicate and consult
2. IDENTIFIKASI RISIKO.
Identifikasi risiko internal dan eksternal yang dapat menimbulkan ancaman sistem
kesehatan, organisasi Puskesmas , unit pelayanan Puskesmas , atau pasien.
Identifikasi risiko komprehensif sangat penting dan harus dikelola menggunakan
proses sistematis yang terstruktur dengan baik, karena potensi risiko yang tidak
diidentifikasi pada tahap ini akan dik ecualikan dari analisis dan pelayanan lebih
lanjut. Semua materi risiko harus diidentifikasi, apakah mereka berada di bawah
kontrol organisasi manajemen risiko.
Dari waktu ke waktu, semua risiko yang signifikan di tingkat nasional (sistem
kesehatan), tingkat Puskesmas , unit pelayanan atau tingkat tim harus diidentifikasi,
dinilai, dikelola dan dipantau. Untuk memulai proses, perludilakukan identifikasi dan
penentuan prioritas risiko pelayanan kesehatan internal dan eksternal yang dapat
menimbulkan ancaman.
Identifikasi risiko memerlukan pemahaman yang mendalam dari para eksekutif
layanan kesehatan terhadap komponen-komponen berikut:
1. Sumber risiko atau bahaya yang berpotensi menimbulkan kerugian;
2. Insiden yang terjadi dan dampaknya pada Puskesmas atau stakeholder internal /
eksternal;
3. Identifikasi konsekuensi, hasil dan dampak klinis risiko atau insidendi Puskesmas
atau pihak-pihak yang berkepentingan dengan pelayanan Puskesmas .
4. Faktor kontributor (apa dan mengapa) terhadap terjadinya risiko klinis atau bahaya
dan insiden yang terjadi;
5. Kapan dan di mana risiko klinis atau bahaya dapat terjadi.
Identifikasi adalah elemen yang penting dalam manajemen risiko karena risiko
tidak akan efektif ditangani bila tidak dilakukan identifikasi. Satuan tugas manajemen
resikodapat menggunakan berbagai informasi untuk mengidentifikasi potensi risiko.
Identifikasi risiko dapat dilakukan secara reaktif dan proaktif.
Beberapa sumber informasi untuk identifikasi risiko yang dapat dipakai seperti:
Daftar keluhan pasien,
Hasil survei kepuasan,
Diskusi dengan pimpinan unit layanan serta staf dan mitra kerja
Laporan insiden.
3. ANALISIS RISIKO.
Tahap analisis dilakukan setelah tahap identifikasi.Organisasi manajemen risiko
harus melakukan analisa secara sistematis terhadap system kesehatan, organisasi
Puskesmas , unit pelayanan dan semua iunit layanan, untuk memahami risiko,
mengidentifikasi tugas agar dapat menentukan tindakan lebih lanjut.
Perlu proses sistematis untuk memahami sifat risiko dan menyimpulkan tingkat
risiko, memisahkan risiko kecil yang dapat diterima serta risiko besar, serta
menyediakan data untuk membantu evaluasi dan pelayanan.
Pada umumnya risiko yang berpotensi menyebabkan kerugian keuangan akan
menjadi prioritas intervensi. Makin besar kerugian yang akan terjadi, makin segera
tindakanharus dilakukan. Analisis dilakukan dengan melakukan risk grading/
tingkatan risiko untuk menentukan keparahan dari tiap risiko dengan cara memeriksa
kecenderungan terjadinya risiko dan akibatnya bila hal ini terjadi.
Analisis risiko harusmempertimbangkan bahwa telah adakontrol atasrisiko saat ini,
termasuk kemungkinan keparahan apabila risiko tersebut muncul menjadi sebuah
insiden (risiko yang potensial menjadi insiden),dan kemungkinan terjadinya insiden.
Penilaian dan rangking risiko dilakukan menggunakan kategori kemungkinan dan
konsekuensi.
Lihat tabel kategori dan matriks penilaian risiko
Tingkat Deskripsi Dampak
Resiko
1 Tdak Tidak ada cidera
signifikan
2 Ringan Dapat diatasi dengan pertolongan pertama
Kerugian keuangan sedang
3 Sedang Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/psikologis atau
intelektual secara semipermanen/reversibel/tidak
berhubungan dengan penyakit
Setiap kasus yang memperpanjang perawatan
4 Berat Cedera luas
Kehilangan fungsi utama permanen
(motorik,sensorik,psikologis,intelektual),permanen/irrevesib
el/tidak berhubungan dengan penyakit
Kerugian keuangan besar
5 Katastropik Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan
penyakit
Kerugian keuangan sangat besar
5. PENGELOLAAN RISIKO.
Bila memungkinkan paparan risiko perlu dieliminasi. Contohnya memperbaiki
alat yang rusak, memberikan pendidikan pada staf medis yang belum mendapatkan
edukasi tentang prosedur pengoperasian alat. Bila risiko tidak dapat dieliminasi,
maka perlu dicari teknik lain untuk menurunkan risiko kerugian.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisa risiko, maka satuan tugas manajemen
resiko harus menangani dan mengendalikan risiko tersebut.
Secara umum langkah – langkah kegiatan manajemen resiko yaitu :
a. Investigasi Sederhana
Dilakukan oleh atasan langsung bila pita/ bands grading risiko berwarna biru atau
hijau.
Langkah-langkah melakukan investigasi sederhana:
1. Pengumpulan data: observasi, dokumentasi dan interview (wawancara).
2. Tentukan penyebab insiden dengan menggunakan 5 why :
Penyebab langsung (immediate/ direct cause): penyebab yang berhubungan
langsung dengan insiden/ dampak terhadap pasien.
Akar masalah (root cause): penyebab yang melatarbelakangi penyebab
langsung (underlying cause).
3. Rekomendasi: tentukan penanggung jawab dan tanggal pelaksanaan
4. Tindakan yang akan dilakukan: tentukan penanggung jawab dan tanggal
pelaksanaan
b. Investigasi Komprehensif / Root Cause Analysis
Langkah-Langkah RCA/ Analisa Akar Masalah :
1. Identifikasi Insiden yang akan di investigasi
2. Tentukan Tim Investigator
3. Kumpulkan data & informasi
Observasi
Dokumentasi
Interview
4. Petakan Kronologi kejadian
Narrative Chronology,
Timeline,
Tabular Timeline,
Time Person Grid.
5. Identifikasi CMP ( Care Management Problem )
( Brainstorming, Brainwriting )
6. Analisis Informasi
5 Why’s,
Analisis Perubahan
Analisis Penghalang
Fish Bone / Analisis Tulang Ikan
7. Rekomendasi dan Rencana Kerja untuk Improvement
c. CONTOH TABEL BERKAITAN DENGAN PELAPORAN MANJEMEN RESIKO
1. Tabel Identifikasi Resiko
RESIKO PJ
WAKTU / UPAYA / IDENTIFIKASI KEPADA /
NO. PENYEBAB
TANGGAL KEGIATAN RESIKO BERDAMPAK
PADA