Anda di halaman 1dari 169

Kajian Pencerahan Mengenal Hakikat Diri,Allah,Nabi,Rasul Dan Alam

Semesta

‫الس ِحٍ ِْن‬


َّ ‫السحْ َو ِي‬
َّ ‫هللا‬
ِ ‫ْــــــــــــــــــن‬
ِ ‫ِبس‬

HAKIKAT PENGENALAN DIRI - ALAM GHAIB - ALAM NYATA .

Assalamu Alaikum Warahmartullohi wabarakatuh (semoga keselamatan,


rohmah/welas asih kasih sayang dan cinta berserta berkah-NYA kan berlaku pada
anda dan seluruh muslimin…
Tema pada saat ini yg saya mau saya uraikan adalah SANGAT2 RAHASIA,
Beruntunglah, Berbahagialah & Bersyukurlah kpd ALLAH SWT, Karena
penjelasannya TIDAK ADA DI BUKU2 LAINNYA, Dan ilmu2 AgamaNYA
ALLAH SWT tidak gampang ditemukan & tidak sebanding dengan harta &
Material yang ada di muka bumi ini, maka tunduk sujud syukurlah KepadaNYA
semoga penjelasan ini menjadi HIDAYAH bagi anda,……..Amin yaa allah

ini adalah kekuatan cahaya Dzikir yg ada pada diri manusia dgn 4 tingkatan
ingatan fokus pada ALLAH SWT Sang Maha Bercahaya. Makin dalam & fana
(hampa) suatu fokus dzikir maka makin terlenalah Sang Hamba oleh fenomena
kegaiban alam Nur Ilahiah.
karena jika ingin mengenali ALLAH pahamilah tentang Gaib sesungguhnya
ALLAH pun sifatNYA GAIB & Perkenalanmu KepadaNYA Takkkan habis
sampai seumur hidupmu di dunia ini. Seorang Hamba terkadang tidak menyadari
bahwa ia sebenarnya masih di dunia sehingga menerawang melintasi alam
kegaiban nur Ilahiah yang tak ada batas akhirnya membutuhkan power energi
cahaya dzikir yg kuat. Jika sang Hamba berpikir bijak ia pasti kembali ke dunia
ibarat orang yang lagi menyelam melihat cakrawala keindahan bawah laut tidak
terlalu lama lalu ia kembali ke permukaaan dasar laut untuk persiapan oksigennya
kembali. Begitulah tehnik berzikir yang bijaksana. Ketahuilah secara realita
banyak saudara2 kita yang ERROR oleh fenomena alam kegaiban ALLAH SWT
ketika mengosongkan pikiran & masuk dalam alam kefanaan (hampa) melalui
dzikir 4 tingkatan Syariat-Tarekat-Hakikat-Ma‘rifat. Padahal kalau ditelaah secara
hakikat Alam fenomena visual kegaiban ALLAH SWT Takkan Habis oleh masa,
batas, ruang & waktu ibaratnya kalo menghitung ilmu2-NYA ALLAH SWT
takkan habis biarpun laut dijadikan tinta untuk menulis ayat2 ilmu ALLAH SWT
Yang Maha Luas PengetahuanNYA Di Alam Jagat Raya (Q.s Al Kahfi : 109).
Pohon dijadikan pena utk menulis ilmu2 Allah takkan pernah habis ilmu-Nya
(Lukman:27)
Berikut ini adalah tuntunan2 dzikir:
• Dzikir Syariat : “La Ilaha Illallah” diucapkan berulang2 dgn lisan sampai masuk
kedalam hati sehingga lisan/mulut tak berucap lagi, rahasia dzikir ini terdiri dari 12
huruf yg sama maknanya dengan Waktu 12 jam, dzikir ini selalu dikumandangkan
oleh para malaikat bumi (Malaikatul Ahyar) ketika ALLAH SWT menciptakan
setiap makhlukNYA di muka bumi.
• Dzikir Tarekat : “ALLAH”ALLAH”ALLAH” diucapkan berulang2 di dalam
hati saja dengan pengosongan pikiran fana (hampa) lalu fokus pada nama tadi
sehingga nama ALLAH tadi membuat & menciptakan alam bayangan hidup
didepan mata anda sendiri, jangan kaget & takut oleh fenomena tersebut karena
para jin syetan selalu mengintai anda tetapi berlindunglah Kepada ALLAH SWT
yang Maha Menjaga Orang Beriman dgn ayat & doa :
audzu billahi minas syathanir rajim…
La ilaha illallah anta subhanaka inni kuntu minaz zhalimin……….
lalu lafazkan… ALLAHU SALAMUN HAFIZHUN WALIYYUN WA
MUHAIMIN
( Allah Yang Maha sejahtera, Maha Memelihara, Maha Melindungi lagi Maha
Menjaga Hambanya yg beriman).
• Dzikir Hakikat : “HU”HU”HU (DIA ALLAH) diucapkan dalam hati saja
dengan keadaan fana (hampa) melalui perantaraan tarikan Nafas ke dalam sampai
ke perut, usahakan perut tetap keras biarpun nafas telah keluar, dalam bahasa ilmu
tenaga dalam ini adalah metode pemusatan power lahiriah dari perut, dalam istilah
cina yin & yang ini adalah penyembuhan/pengobatan pada diri secara bathiniah
dan kesemuanya itu benar adanya karena pusat perut adalah sumber daya energi
kekuatan manusia secara lahiriah & bathiniah serta secara hakikat dzikir‖HU‖
sebenarnaya tempatnya pada pusat perut dengan perantaraan cahaya nafas yg
sangat berharga pada manusia.
• Dzikir Ma‘rifat : ” HU”AH”-“HU”AH”-HU”AH” atau HU-WAH‖ (Dia
ALLAH Bersamaku‖)
sebenarnya bunyi dzikir ini sudah perpaduan antara hakikat & ma‘rifat, dzikir
tersebut dilantunkan dalam hati saja dengan gerakan nafas ―HU‖ masuk kedalam
―AH‖ keluar nafas, pada para sufi (wali Allah) ini adalah dzikir kenikmatan,
kecintaan ( Mahabbatullah) yang sangat luas faedah hidayahnya & karomahnya
sehinngga dapat menyingkap tabir rahasia2 Allah Swt pada gerakan kehidupan ini.
• Dzikir rahasia ma‘rifat : ‖ Hu‖wallahu Ahad (Allah Maha Tunggal) Pada
penjelasan diatas tentang dzikir sebenarnya kalau bicara tentang tingkatan
pemahaman Agama dengan ilmun2NYA ALLAH SWT terdiri 7 fase tingkatan :
1. Syariat : mentaati segala perintahnya dan menjauhi segala larangan-NYA
2. Tarekat : Jalan spritual (kebatinan) menuju kepada-NYA
3. Hakikat : Mengetahui arti makna sesuatu pada kehidupan TAPI hamba itu diam
pada orang awam KARENA itulah ikatan janjinya kepada ALLAH SWT.
4. Ma‘rifat : Mengetahui pengenalan dirinya kepada ALLAH SWT. seperti yang
dikatakan para Ahli Sufi Waliyullah “Man Arafa Nafsahu Faqod Arafa
Rabbahu” Barang siapa mengenal dirinya, niscaya pasti mengenali Tuhan-Nya,
jadi maknanya kenalilah dirimu sendiri sebelum mengenali ALLAH setelah
engkau Mengenali-Nya maka bersatulah wujud hakikimu BERSAMANYA…
―Subhanallah Wabihamdihi‖.
5. Musyahadah : Penyaksian fenomena kegaiban NUR ALLAH SWT Di langit &
di bumi, ia menyaksikan-NYA bersama para wali2 ALLAH & nabi2 ALLAH &
Khususnya Baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW
6. Mukasyaf : Terbukanya Hijab Tabir rahasia2 Allah seluruhnya di langit & di
bumi, para mukasyaf saat ini hanya terdiri dari 111 orang saja di seluruh dunia &
setiap ada wafat ada yang menggantikan Wali tersebut, jadi berbahagialah hamba
yang telah menemukannya & menemuinya. karena mereka biasanya gak terkenal
dan gak diketahui, gak sama dgn ustad2 yg ―kondang‖ terkenal.
7. Mahabbah : Kecintaan kepada ALLAH SWT dengan penglihatan pada setiap
gerakan nafas & hidupnya ada kasih sayang TuhanNYA Yang Maha Pemberi Nan
Maha pemurah, tingkatan ini hanya ALLAH SWT saja yang tahu tentang
kedudukan hambanya, karena Maqom Kecintaan sendiri itu ada pada ke ikhlasan,
kesabaran, istiqomah, Tawakkal, Keyakinan, Ketakwaan, tapi ketahuilah saudara
Wali-NYA saat ini yang mencapai tingkatan MAHABBAH cuma berjumlah
11(sebelas) orang saja Di dunia ini & setiap ada yg kembali kehadirat-NYA akan
ada yg menggantikannya (sama para Mukasyaf), maka sangat Berbahagialah di
dunia & Akherat orang2 yang telah menjumpainya.

Dzikir diatas hanya untuk sebagai pengantar ―Keyakinan‖ bagi org2 yg


berjalan di jalan
Tasawuf & Yg sudah mengenali hakikat dirinya dan Allah Subhanahu Wa Ta‘Ala.
Karena Di zaman sekarang ini banyak sekali perbedaan2 antar umat Islam dgn
pemahaman2 ISLAM yg radikal, Bid‘ah, menambah2 Ayat Al-quran & Al-hadist,
dan yg saling meng-klaim bahwa ―Alirannya lah yg terbaik‖ dimata Allah, padahal
Firman Allah: ―Inna Dina Indallahil Islam‖ Agama yg diridhoi-diterima Allah
adalah agama ISLAM. Apakah ISLAM itu ? maksudnya (Ingin Selamat
Laksanakan Ajaran Muhammad) yg gak diajarkan oleh baginda Nabi Muhammad
SAW jangan di ikuti. Dan semua Ajaran2 Baginda Nabi Muhammad SAW sudah
tertera di dalam Al-Quran & Al-Hadist sebagai petunjuk & pedoman kehidupan di
dunia sampai di akherat kelak. ISLAM adalah agama perdamaian, saling
memberikan rasa cinta & kasih kepada sesama muslim yg beriman & seluruh
manusia, Agama FITRAH, dan dengan tidak ada pemaksaan masuk ke dalam
agama ISLAM, kecuali org tersebut sdh ikhlas & Ridha bahwa Allah SWT sebagai
Tuhan nya & Baginda Rasulullah sebagai Nabinya. Dalam Uraian Pemahaman
dzikir diatas saya telah bercerita panjang, tentang Rahasia2 sesuatu, tapi
YAKINLAH itu semua KHUSUS bagi saudara2ku yg berbudi baik nan pekerti
luhur & beriman, bertaqwa yg mau memegang TEGUH SYAHADAT & ISLAM
(Ingin Selamat Lakukan Ajaran Muhammad) Memang Pemahaman2 Dzikir diatas
KHUSUS bagi org2 BENAR2 YAKIN & SUNGGUH2 ingin ―MENGENAL
DIRINYA‖ & ―MENGENAL ALLAH SWT‖ Al Khaliq- Pencipta Alam semesta
jagad raya. & pencipta lahir dan batin kita, jasmani-ruhani kita, Nampak dan Tiada
Nampak, NYATA & GAIB, Logika dan Non Logika. Karena org beriman selalu
memandang TAJALLI kekuasaan Allah Swt secara NYATA pada AINUL YAKIN
(Pandangan keyakinan) yg bergerak pd alam semesta & kekuasaan HAQQUL
YAKIN (Pandangan mata hati) yg bernuansa secara GAIB yg bergerak dlm batin
dan pd unsur Bayang2 kekuasaan ALLAH. Diatasnya HAQQUL YAKIN masih
ada lagi KAMALUL YAKIN (kesempurnaan keyakinan) dan keyakinan ini bisa
dirasakan setelah kita telah BERJUMPA dgn ALLAH di akherat nanti, Namun ada
juga bagi org2 khusus Dicintai-NYA yg telah diberi hidayah KAROMAH-NYA &
yg telah dibukakan hijab-NYA pada ―KAMALUL YAKIN‖ di dlm dunia. Dan
Dialah orang2 yg mau ber-makrifat kepada ALLAH SWT & Orang2 tersebut
selalu memandang pada kefanaan (hampa) bahwa dimuka bumi ini semua Fana
―tidak ada‖ yg ADA cuma ―WAJAH ALLAH & GERAK ALLAH SEMATA
(LAA ILAHA ILLALLAH) & ini di abadikan dlm surah Ar-Rahman:26-27.
―Kullu Man Alaiha Fanin, Wa Yabqa Wajhu Rabbika Dzal Jalali Wal Ikram‖.
Semua pasti binasa (TIADA), yg kekal hanya WAJAH TUHANMU yg Maha
memiliki keagungan & kemuliaan.
Karena Semua punya akhir & Masanya Masing-masing……………………..
Adapun Tentang Makrifat:
1. AWALUDIN MA‘RIFATULLAH Artinya :Awal agama adalah mengenal
Allah.
2. LAYASUL SHALAT ILLA BIN MA‘RIFAT Artinya :Tidak syah shalat tanpa
mengenal Allah.
3. MAN ARAFA NAFSAHU FAQOD ARAFA RABBAHU Artinya :Barang
siapa mengenal dirinya niscaya dia pasti akan mengenal Tuhannya.
4. ALASTU BIRABBIKUM ?QOLU BALA SYAHIDNA Artinya :Bukankah aku
ini Tuhanmu ? Betul engkau Tuhan kami,kami menjadi saksi.(QS.AL-ARAF 172)
5. AL INSANNU SIRRI WA ANNALLAHU SIRRUHU Artinya :Manusia itu
rahasiaKU dan akupun ALLAH rahasia baginya.
6. WAFI AMFUSIKUM AFALA TUBSIRUUN Artinya :Aku ALLAH ada
didalam Jiwamu mengapa kamu sendiri tidak dpt melihat (Q.s. Adz-Dzariyat:21)
7. WANAHNU AKRABI MIN HABIL WARIZ Artinya :Aku ALLAH lebih dekat
dari urat nadi lehermu.
8. LAA TAK BUDU RABBANA LAM YARAH Artinya :Aku tidak akan
menyembah Allah bila aku tidak melihatnya lebih dahulu.
9. INNAHU ALIMUN BIZATISH SHUDUR Artinya: Sesungguhnya AKU
ALLAH maha mengetahui segala isi hati (Q.s AL MULK:13).
10. WA HUWA MA AKUM AINAMA KUNTUM Artinya: AKU ALLAH berada
dimana saja kamu berada. (Q.s AL HADID:4).
11. ―KEMANAPUN ENGKAU HADAPKAN WAJAHMU DISITULAH WAJAH
ALLAH‖ (Al-baqarah : 115).
HAKIKAT NUR MUHAMMAD.
Dalam kitab Hikayat Nur Muhammad diceritakan bahwa tubuh manusia (anak
Adam) mengandungi tiga unsur, yakni jasad, hati dan roh. Di dalam roh terdapat
hakikat, di dalam hakikat tersimpan rahasia, rahasia itulah yang dinamakan
makrifah Allah. Di dalam makrifat pula ada zat yang tidak menyerupai sesuatu
pun. Rahasia atau makrifah Allah ini dinamakan Insan Kamil. Insan Kamil
dijadikan dari Nur yang melimpah dari zat Haqq Ta‘ala. Menurut riwayat, sumber
cerita tentang kejadian Nur Muhammad ini bermula dari biografi Nabi Muhammad
yang ditulis oleh Ibnu Ishaq (sejarawan Islam). Dalam biografi tersebut, Ibnu Ishaq
ada mencatat riwayat yang menyatakan bahwa Allah telah menciptakan Nur
Muhammad dan Nur itu telah diwarisi melalui generasi nabi-nabi hingga ia sampai
kepada Abdullah bin Abdul Muthalib dan turun kepada Nabi Muhammad Saw.
Kemudian terdapat sejumlah hadis yang menerangkan tentang Nur tersebut,
antaranya, ―sesungguhnya yang mula-mula dijadikan oleh Allah adalah cahaya-ku
(Nur Muhammad)………‖. Beragam pandangan terhadap hadis ini, ada yang
menyatakan maudhu‘ (tertolak), dhaif (lemah), bersumber dari falsafah Yunani,
tetapi ada pula yang menyatakan bahwa riwayat tersebut boleh diterima karenanya
sanadnya bersambung. Hadis tersebut cukup panjang matannya dan diringkas
sebagai berikut: ―Dan telah meriwayatkan oleh Abdul Razak dengan sanadnya dari
Jabir bin Abdullah ra, beliau berkata: ―Ya Rasulullah, demi bapaku, engkau dan
ibuku, khabarkanlah daku berkenaan awal-awal sesuatu yang Allah telah ciptakan
sebelum sesuatu!
Bersabda Nabi Saw: ―Ya Jabir, sesungguhnya Allah menciptakan sebelum sesuatu,
Nur Nabi-mu daripada Nur-Nya‘. Maka jadilah Nur tersebut berkeliling dengan
Qudrat-Nya sekira-kira yang dihendaki Allah. Padahal tiada pada waktu itu lagi
sesuatu pun; tidak ada lauh mahfuzh, qalam, sorga, neraka, Malaikat, langit, bumi,
matahari, bulan, jin dan manusia; tiada apa-apa yang diciptakan, kecuali Nur ini.
Dari nur inilah kemudian diciptakan-Nya qalam, lauh mahfuzh dan Arsy. Allah
kemudian memerintahkan qalam untuk menulis, dan qalam bertanya, ―Ya Allah,
apa yang harus saya tulis?‖ Allah berfirman: ―Tulislah La ilaha illallah Muhammad
Rasulullah.‖ Atas perintah itu qalam berseru: ―Oh, betapa sebuah nama yang indah
dan agung Muhammad itu, bahwa dia disebut bersama Asma-Mu yang Suci, ya
Allah.‖ Allah kemudian berkata, ―Wahai qalam, jagalah kelakuanmu ! Nama ini
adalah nama kekasih-Ku, dari Nur-nya Aku menciptakan arsy, qalam dan lauh
mahfuzh; kamu, juga diciptakan dari Nur-nya. Jika bukan karena dia, Aku tidak
akan menciptakan apa pun.‖ Ketika Allah telah mengatakan kalimat tersebut,
qalam itu terbelah dua karena takutnya akan Allah dan tempat dari mana kata-
katanya tadi keluar menjadi tertutup, sehingga sampai dengan hari ini ujung nya
tetap terbelah dua dan tersumbat, sehingga dia tidak menulis, sebagai tanda dari
rahasia ilahiah yang agung. Maka, jangan seorangpun gagal dalam memuliakan
dan menghormati Nabi Suci, atau menjadi lalai dalam mengikuti contohnya (Nabi)
yang cemerlang, atau membangkang dan meninggalkan kebiasaan mulia yang
diajarkannya kepada kita.………dan seterusnya.
Beliau memulai penjelasannya dengan ungkapan yang sangat dikenal dalam dunia
tasawuf, di mana untuk mengenal Tuhan seseorang harus terlebih dahulu mengenal
akan dirinya.
Maksudnya, untuk sampai kepada pengenalan terhadap Tuhan, haruslah terlebih
dahulu dipahami dua hal.
Pertama, ia harus terlebih dahulu mengenal asal mula akan kejadian dirinya
sendiri, dari mana, di mana dan bagaimana ia dijadikan?
Kedua, ia harus terlebih dahulu mengetahui apa sesuatu yang mula-mula dijadikan
oleh Allah Swt. Kedua perkara di atas menjadi prasyarat kesempurnaan bagi para
penuntut (salik) dalam mengenal (makrifah) kepada Allah. Adapun yang mula-
mula dijadikan oleh Allah adalah Nur Muhammad Saw yang kemudiannya dari
Nur Muhammad inilah Allah jadikan roh dan jasad alam semesta.
Bermula dari Nur Muhammad inilah maka sekalian roh (dan roh manusia)
diciptakan Allah sedangkan jasad manusia diciptakan mengikut kepada dan dari
jasad Nabi Adam as. Karena itu,
Nabi Muhammad Saw adalah ‗nenek moyang roh‘ sedangkan Nabi Adam as
adalah ‗nenek moyang jasad‘. Hakikat dari penciptaan Adam as sendiri adalah
berasal dari tanah (Nur Turab), tanah berasal dari air, air berasal dari angin, angin
berasal dari api, dan api itu sendiri berasal dari Nur Muhammad. Sehingga pada
prinsipnya roh manusia diciptakan berasal dari Nur Muhammad dan jasad atau
tubuh manusia pun hakikatnya berasal dari Nur Muhammad. Jadilah kemudian
‗cahaya di atas cahaya‘ (QS. An-Nuur 35), di mana roh yang mengandung Nur
Muhammad ditiupkan kepada jasad yang juga mengandung Nur Muhammad.
Bertemu dan meleburlah kemudian roh dan jasad yang berisikan Nur Muhammad
ke dalam hakikat Nur Muhammad yang sebenarnya. Tersebab bersumber pada satu
wujud dan nama yang sama, maka roh dan jasad tersebut haruslah disatukan
dengan mesra menuju kepada pengenalan Yang Maha Mutlak, Zat Wajibul Wujud
yang memberi cahaya kepada langit dan bumi, dan yang semula menciptakan,
sebagaimana mesranya hubungan antara air dan tumbuhan, di mana ada air di situ
ada tumbuhan, dan dengan airlah segala makhluk dihidupkan (QS. Al-Anbiya 30).
Pengenalan terhadap hakikat Nur Muhammad inilah maqam atau stasiun yang
terakhir dari pencarian akan makrifah kepada Allah, Martabat Nur Muhammad
inilah martabat yang paling tinggi, dan pengenalan akan Nur Muhammad inilah
yang menjadi ‗kesempurnaan ilmu atau ilmu yang sempurna‘. tokoh-tokoh tasawuf
yang juga membahas dan menyinggung tentang wacana ini; Al-Hallaj yang
mencetuskan teori hulul misalnya menyatakan bahwa Nur Muhammad mempunyai
dua bentuk, yakni Nabi Muhammad yang dilahirkan dan menjadi cahaya rahmat
bagi alam ―tidaklah engkau diutus wahai (Muhammad Rasulullah Saw) melainkan
menjadi rahmat bagi seluruh alam‖ (martabat al-a‘yanu‘l Kharijiyyah) dan yang
berbentuk Nur (martabat a‘yanu‘l Thabitah). Nur Muhammad adalah cahaya
semula yang melewati dari Nabi Adam ke nabi yang lain bahkan berlanjut kepada
para imam maupun wali; cahaya melindungi mereka dari perbuatan dosa
(maksum); dan mengaruniai mereka dengan pengetahuan tentang rahasia-rahasia
Illahi.
Allah telah menciptakan Nur Muhammad jauh sebelum diciptakan Adam as. Lalu,
Allah menunjukkan kepada para malaikat dan makhluk lainnya, bahwa: ―Inilah
makhluk Allah yang paling mulia‖. Oleh itu, harus dibedakan antara konsep Nur
(Muhammad) sebagai manusia biasa (seorang Nabi) dan Nur Muhammad secara
dimensi spiritual yang tidak dapat digambarkan dalam dimensi fisik dan realiti.
Menurut sufi, Muhyiddin Ibn Arabi, Nur Muhammad sebagai prinsip aktif di
dalam semua pewahyuan dan inspirasi. Melalui Nur ini pengetahuan yang kudus
itu diturunkan kepada semua nabi, tetapi hanya kepada Ruh Muhammad saja
diberikan jawami al-qalim (firman universal). Sedangkan menurut pencetus teori
‗insan kamil‘, Abdul Karim bin Ibrahim al-Jili (1365-1428 M) dalam karyanya, al-
Insan al-Kamil fî Ma‘rifat al-Awakhir wa al-Awa‘il (Manusia Sempurna dalam
Mengetahui Allah Sejak Awal hingga Akhirnya), menyatakan bahwa Nur
Muhammad memiliki banyak nama sebanyak aspek yang dimilikinya. Ia disebut
ruh dan malak apabila dikaitkan dengan ketinggiannya. Tidak ada kekuasaan
makhluk yang melebihinya, semuanya tunduk mengitarinya, karena ia kutub dari
segenap malak. Ia disebut al-Haqq al Makhluq bih, (al-Haqq sebagai alat pencipta),
hanya Allah yang tahu hakikatnya secara pasti. Dia disebut al-Qalam al-A‘la (pena
tertinggi) dan al-Aql al-Awal (akal pertama) karena wadah pengetahuan Tuhan
terhadap alam maujud, dan Tuhanlah yang menuangkan sebagian pengetahuannya
kepada makhluk. Adapun disebut al-Ruh al-Ilahi (ruh ketuhanan) karena ada
kaitannya dengan ruh al-Quds (ruh Tuhan), al-Amin (ruh yang jujur) adalah karena
ia adalah perbendaharaan ilmu tuhan dan dapat dipercayai-Nya. Oleh itu, menurut
Al-Jili, lokus tajalli al-Haq yang paling sempurna adalah Nur Muhammad. Nur
Muhammad ini telah ada sejak sebelum alam ini ada, ia bersifat qadim lagi azali.
Nur Muhammad itu berpindah dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam
berbagai bentuk para nabi, yakni Adam, Nuh, Ibrahim, Musa hingga dalam bentuk
nabi penutup (khatamun nabiyyin), Muhammad Saw. Banyak lagi penjelasan dan
pembahasan tentang Nur Muhammad dimaksud. Karena, memang sejak awal
kedatangan dan perkembangan Islam di ‗Bumi Nusantara‘, wacana Nur
Muhammad dalam berbagai konteksnya sehingga sekarang, telah menarik
perhatian umat Islam. Hal ini paling tidak didukung oleh tiga faktor. Pertama,
terlihat dari banyaknya salinan yang beredar pada masa itu berkenaan dengan
‗Hikayat Nur Muhammad‘ Misalnya, Hikayat Nur Muhammad naskah Betawi
yang disalin pada tahun 1668 M oleh Ahmad Syamsuddin Syah. Menurut Ali
Ahmad (2005) sehingga sekarang, sekurang-kurangnya terdapat tujuh versi
Hikayat Nur Muhammad. Kedua, apresiasi terhadap konsep Nur Muhammad telah
mendorong lahirnya karya klasik ulama Nusantara yang secara khusus berisikan
pembahasan tentang teori ini. Antaranya adalah kitab Asrar al-Insan fi Makrifah al-
Ruh wa al-Rahman karya Nuruddin al-Raniri (Aceh), tiga kitab karangan Hamzah
Fansuri (Barus-Aceh); Asrar al-‗Arifin, Syarab al-‗Asyiqin, dan al-Muntahi, serta
Nur al-Daqa‘iq oleh Syamsuddin al-Sumaterani (Pasai). Dalam kitab Asrar al-
Insan dijelaskan bahwa Allah menjadikan Nur Muhammad dari tajalli (manifestasi)
sifat Jamal-Nya dan Jalal-Nya, maka jadilah Nur Muhammad itu khalifah di langit
dan di bumi; Nur Muhammad adalah asal segala kejadian di langit dan di bumi. Di
dalam kitab Asrar al-‘Arifin dibincangkan teori wahdah al-wujud yang semula
diperkenalkan oleh Abdullah Arif dalam Bahr al-Lahut dan Ibnu Arabi, kemudian
dikembangkan lagi oleh Muhammad bin Fadhlullah al-Burhanpuri melalui teori
Martabat Tujuh dalam kitab Tuhfah al-Mursalah ila Ruh al-Nabi. Kemudian,
dalam al-Muntahi, Hamzah menyatakan bahwa wujud itu satu yaitu wujud Allah
yang mutlak. Wujud itu bertajalli dalam dua martabat; ahadiyah dan wahidiyah.
Dalam kitab Nur al-Daqa‘iq juga dibahas tentang wujudiyah dan martabat tujuh.
Variasi teori Nur Muhammad dalam bentuk martabat tujuh boleh didapati
pembahasannya dalam beberapa kitab yang ditulis oleh ulama Melayu Nusantara,
antaranya adalah dibahas dalam kitab Siyarus Salikin yang dikarang oleh Syekh
Abdul Shamad al-Palimbani; kitab Manhalus Syafi (Uthman el-Muhammady,
2003) yang dikarang oleh Syekh Daud bin Abdullah al-Fathani; Pengenalan
terhadap Ajaran Martabat Tujuh yang dikarang atau dinukilkan kepada Syekh
Abdul Muhyi Pamijahan; dan kitab al-Durr al-Nafis yang di karang oleh Syekh
Muhammad Nafis al-Banjari. Oleh itu, Syekh Muhammad Nafis al-Banjari dengan
kitabnya Al-Durr al-Nafis ditegaskan oleh Wan Mohd Shagir Abdullah (2000)
sebagai salah seorang ulama Banjar penganjur ajaran tasawuf Martabat Tujuh di
Nusantara. Dalam teori martabat tujuh dipahami bahwa dunia manusia merupakan
dunia perubahan dan pergantian, tidak ada sesuatu yang tetap di dalamnya.
Segalanya akan selalu berubah, memudar, dan setelah itu akan mati. Oleh karena
itulah, manusia ingin berusaha mengungkap hakikat dirinya agar dapat hidup kekal
seperti Yang Menciptakannya. Untuk mengungkap hakikat dirinya, manusia
memerlukan seperangkat pengetahuan batin yang hanya dapat dilihat dengan mata
hati yang ada dalam sanubarinya. Seperangkat pengetahuan yang dimaksud adalah
ilmu ma‗rifatullah. Ilmu ma‘rifatullah merupakan suatu pengetahuan yang dapat
dijadikan pedoman bagi manusia untuk mengenal dan mengetahui Allah. Ilmu
ma‗rifatullah terbahagi menjadi dua macam, yaitu ilmu ‗makrifat tanzih‘
(transeden) dan ‗ilmu makrifat tasybih‘ (imanen). Tuhan menyatakan diri-Nya
dalam Tujuh Martabat, yaitu martabat pertama disebut martabat tanzih (la ta‗ayyun
atau martabat tidak nyata, tak terinderawi) dan martabat kedua sampai dengan
martabat ketujuh disebut martabat tasybih (ta‗ayyun atau martabat nyata,
terinderawi). Yakni, martabat Ahadiyyah (ke-‘ada‘-an Zat yang Esa); martabat
Ahadiyyah (ke-‘ada‘-an Zat yang Esa); martabat Wahidiyyah (ke-‘ada‘-an asma
yang meliputi hakikat realitas keesaan); Keempat, martabat Alam Arwah; martabat
Alam Mitsal; martabat Alam Ajsam (alam benda); dan martabat Alam Insan.
Ketujuh proses perwujudan di atas, keberadaannya terjadi bukan melalui
penciptaan, tetapi melalui emanasi (pancaran). Untuk itulah, antara martabat tanzih
(transenden atau la ta‗ayyun atau martabat tidak nyata) dengan martabat tasybih
(imanen atau ta‗ayyun atau martabat nyata) secara lahiriah keduanya berbeda,
tetapi pada hakikatnya keduanya sama. Seorang Sâlik yang telah mengetahui kedua
ilmu ma‗rifatullah, baik Ma‗rifah Tanzih (ilmu yang tak terinderawi) maupun
Ma‗rifah Tasybih (ilmu yang terinderawi), ia akan sampai pada tataran tertinggi,
yaitu tataran rasa bersatunya manusia dengan Tuhan atau dikenal dengan sebutan
Wahdatul-Wujûd. Uraian tersebut dapat dianalogikan dengan air laut dan ombak.
Air laut dan ombak secara lahiriah merupakan dua hal yang berbeda, tetapi pada
hakikatnya ombak itu berasal dari air laut sehingga keduanya merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat terpisah. Ketiga, di Nusantara, Hikayat Nur Muhammad
merupakan teks yang populer sekitar abad ke-14 M. Ini dibuktikan dengan tersebar
luasnya kitab yang berjudul Tarjamah Maulid al-Mustafa bertahun 1351 M (Ali
Ahmad, 2005), dan disinggungnya wacana ini dalam kitab Taj al-Muluk, Qishah
al-Anbiya, Bustan al-Salatin, atau Hikayat Ali Hanafiah. Membandingkan apa-apa
yang digambarkan oleh para Guru berkenaan dengan Nur Muhammad dengan
uraian-uraian ulama terdahulu tampaknya tidak jauh berbeda sebagaimana
pandangan umum para sufi dalam melihat Nur Muhammad sebagai yang terawal
diciptakan dan kemudiannya menjadi sumber dari segala penciptaan. Di samping
itu, menurut para Guru maqam Nur Muhammad adalah maqam paling tinggi dari
pencarian dan pendakian sufi menuju makrifah kepada Allah, tiada lagi maqam
atau stasiun paling tinggi sesudah ini. Kesimpulannya, berbahagialah orang-orang
yang dapat menyandingkan penyatuan sumber asal mula penciptaannya dalam satu
harmoni, yakni Nur Muhammad, sebab ia berada pada satu kedudukan yang tinggi
dan terbukanya segala hijab yang membatasinya. Penciptaan Ruh Kanjeng Nabi
Muhammad SAW.
Saat Allah Subhanahu wa Ta‘ala mengeluarkan keputusan Ilahiah untuk
mewujudkan makhluq, Ia pun menciptakan Haqiqat Muhammadaniyyah (Realitas
Muhammad –Nuur Muhammad) dari Cahaya-Nya. Ia Subhanahu wa Ta‘ala
kemudian menciptakan dari Haqiqat ini keseluruhan alam, baik alam atas maupun
bawah. Allah Subhanahu wa Ta‘ala kemudian memberitahu Muhammad akan
Kenabiannya, sementara saat itu Adam masih belum berbentuk apa-apa kecuali
berupa ruh dan badan. Kemudian darinya (dari Muhammad) keluar tercipta
sumber-sumber dari ruh, yang membuat beliau lebih luhur dibandingkan seluruh
makhluq ciptaan lainnya, dan menjadikannya pula ayah dari semua makhluq yang
wujud. Dalam Sahih Muslim, Nabi (SAW) bersabda bahwa Allah Subhanahu wa
Ta‘ala telah menulis Taqdir seluruh makhluq lima puluh ribu tahun (dan tahun di
sisi Allah adalah berbeda dari tahun manusia, peny.) sebelum Ia menciptakan
Langit dan Bumi, dan `Arasy-Nya berada di atas Air, dan di antara hal-hal yang
telah tertulis dalam ad-Dzikir, yang merupakan Umm al-Kitab (induk Kitab),
adalah bahwa Muhammad sall-Allahu ‗alayhi wasallam adalah Penutup para Nabi.
Al Irbadh ibn Sariya, berkata bahwa Nabi sall-Allahu ‗alayhi wasallam bersabda,
―Menurut Allah, aku sudah menjadi Penutup Para Nabi, ketika Adam masih dalam
bentuk tanah liat.‖ Maysara al-Dhabbi (ra) berkata bahwa ia bertanya pada Nabi
sall-Allahu ‗alayhi wasallam, ―Ya RasulAllah, kapankah Anda menjadi seorang
Nabi?‖ Beliau sall-Allahu ‗alayhi wasallam menjawab, ―Ketika Adam masih di
antara ruh dan badannya.‖ Suhail bin Salih Al-Hamadani berkata, ―Aku bertanya
pada Abu Ja‘far Muhammad ibn `Ali radiy-Allahu ‗anhu, `Bagaimanakah Nabi
Muhammad sall-Allahu ‗alayhi wasallam bisa mendahului nabi-nabi lain
sedangkan beliau akan diutus paling akhir?‖ Abu Ja‘far radiy-Allahu ‗anhu
menjawab bahwa ketika Allah menciptakan anak-anak Adam (manusia) dan
menyuruh mereka bersaksi tentang Diri-Nya (menjawab pertanyaan-Nya,
`Bukankah Aku ini Tuhanmu?‘), Muhammad sall-Allahu ‗alayhi wasallam-lah
yang pertama menjawab `Ya!‘ Karena itu, beliau mendahului seluruh nabi-nabi,
sekalipun beliau diutus paling akhir.‖ Al-Syaikh Taqiyu d-Diin Al-Subki
mengomentari hadits ini dengan mengatakan bahwa karena Allah Ta‘ala
menciptakan arwah (jamak dari ruh) sebelum tubuh fisik, perkataan Muhammad
sall-Allahu ‗alayhi wasallam ―Aku adalah seorang Nabi,‖ ini mengacu pada ruh
suci beliau, mengacu pada hakikat beliau; dan akal pikiran kita tak mampu
memahami hakikat-hakikat ini. Tak seorang pun memahaminya kecuali Dia yang
menciptakannya, dan mereka yang telah Allah dukung dengan Nur Ilahiah. Jadi,
Allah Subhanahu wa Ta‘ala telah mengaruniakan kenabian pada ruh Nabi sall-
Allahu ‗alayhi wasallam bahkan sebelum penciptaan Adam; yang Ia telah ciptakan
ruh itu, dan Ia limpahkan barakah tak berhingga atas ciptaan ini, dengan
menuliskan nama Muhammad sall-Allahu ‗alayhi wasallam pada `Arasy Ilahiah,
dan memberitahu para Malaikat dan lainnya akan penghargaan-Nya yang tinggi
bagi beliau (sall-Allahu ‗alayhi wasallam). Dus, Haqiqat Nabi Muhammad sall-
Allahu ‗alayhi wasallam telah wujud sejak saat itu, meski tubuh ragawinya baru
diciptakan kemudian.
Al Syi‘bi meriwayatkan bahwa seorang laki-laki bertanya, ―Ya RasulAllah,
kapankah Anda menjadi seorang Nabi?‖ Beliau menjawab, ―ketika Adam masih di
antara ruh dan badannya, ketika janji dibuat atasku.‖ Karena itulah, beliau (sall-
Allahu ‗alayhi wasallam) adalah yang pertama diciptakan di antara para Nabi, dan
yang terakhir diutus. Diriwayatkan bahwa Nabi (sall-Allahu ‗alayhi wasallam)
adalah satu-satunya yang diciptakan keluar dari sulbi Adam sebelum ruh Adam
ditiupkan pada badannya, karena beliau (sall-Allahu ‗alayhi wasallam) adalah
sebab dari diciptakannya manusia, beliau (sall-Allahu ‗alayhi wasallam) adalah
junjungan mereka, substansi mereka, ekstraksi mereka, dan mahkota dari kalung
mereka. `Ali ibn Abi Thalib karram-Allahu wajhahu dan Ibn `Abbas radiy-Allahu
‗anhu keduanya meriwayatkan bahwa Nabi (sall-Allahu ‗alayhi wasallam)
bersabda, ―Allah tak pernah mengutus seorang nabi, dari Adam dan seterusnya,
melainkan sang Nabi itu harus melakukan perjanjian dengan-Nya berkenaan
dengan Muhammad (sall-Allahu ‗alayhi wasallam): seandainya Muhammad
(SAW) diutus di masa hidup sang Nabi itu, maka ia harus beriman pada beliau
(sall-Allahu ‗alayhi wasallam) dan mendukung beliau (sall-Allahu ‗alayhi
wasallam), dan Nabi itu pun harus mengambil janji yang serupa dari ummatnya.
Diriwayatkan bahwa ketika Allah SWT menciptakan Nur Nabi kita Muhammad
sall-Allahu ‗alayhi wasallam, Ia Subhanahu wa Ta‘ala memerintahkan padanya
untuk memandang pada nur-nur dari Nabi-nabi lainnya. Cahaya beliau melingkupi
cahaya mereka semua, dan Allah SWT membuat mereka berbicara, dan mereka
pun berkata, ―Wahai, Tuhan kami, siapakah yang meliputi diri kami dengan
cahayanya?‖ Allah Subhanahu wa Ta‘ala menjawab, ―Ini adalah cahaya dari
Muhammad ibn `Abdullah; jika kalian beriman padanya akan Kujadikan kalian
sebagai nabi-nabi.‖ Mereka menjawab, ―Kami beriman padanya dan pada
kenabiannya.‖ Allah berfirman, ―Apakah Aku menjadi saksimu?‖ Mereka
menjawab, ―Ya.‖ Allah berfirman, ―Apakah kalian setuju, dan mengambil
perjanjian dengan-Ku ini sebagai mengikat dirimu?‖ Mereka menjawab, ―Kami
setuju.‖ Allah berfirman, ―Maka saksikanlah (hai para Nabi), dan Aku menjadi
saksi (pula) bersamamu.‖(QS 3:81). Inilah makna dari firman Allah Subhanahu wa
Ta‘ala. ―Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi:
`Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hukmah,
kemudian datang kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada
padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan
menolongnya.‘‖ (QS 3:81). Syaikh Taqiyyud Diin al-Subki mengatakan, ―Dalam
ayat mulia ini, tampak jelas penghormatan kepada Nabi (sall-Allahu ‗alayhi
wasallam) dan pujian atas kemuliaannya. Ayat ini juga menunjukkan bahwa
seandainya beliau diutus di zaman Nabi-nabi lain itu, maka risalah da‘wah beliau
pun harus diikuti oleh mereka. Karena itulah, kenabiannya dan risalahnya adalah
universal dan umum bagi seluruh ciptaan dari masa Adam hingga hari Pembalasan,
dan seluruh Nabi beserta ummat mereka adalah termasuk pula dalam ummat beliau
sall-Allahu ‗alayhi wasallam. Jadi, sabda sayyidina Muhammad (sall-Allahu
‗alayhi wasallam), ―Aku telah diutus bagi seluruh ummat manusia,‖ bukan hanya
ditujukan bagi orang-orang di zaman beliau hingga Hari Pembalasan, tapi juga
meliputi mereka yang hidup sebelumnya. Hal ini menjelaskan lebih jauh perkataan
beliau, ―Aku adalah seorang Nabi ketika Adam masih di antara ruh dan badannya.‖
Berpijak dari hal ini, Muhammad (sall-Allahu ‗alayhi wasallam) adalah Nabi dari
para nabi, sebagaimana telah pula jelas saat malam Isra‘ Mi‘raj, saat mana para
Nabi melakukan salat berjama‘ah di belakang beliau (yang bertindak selaku
Imam). Keunggulan beliau ini akan menjadi jelas nanti di Akhirat, saat seluruh
Nabi akan berkumpul di bawah bendera beliau. Barakallah.

HAKIKAT SAHADAT & HAKIKAT SOLAT (MAKRIFATULLAH)... َ‫اشهداى الال‬


‫ االهللا واشهداى دمحمازسىل هللا‬Sesungguhnya sahadat adalah merupakan rukun islam yang
pertama dimana seseorang itu ingin menjadikan islam sebagai cara hidupnya
haruslah terlebih dahulu mengucap dua kalimah sahadat itu:- ‫اشهداى الالَ االهللا واشهداى‬
‫دمحمازسىل هللا‬Jadi sesungguhnya selagi sesorang itu tidak melafazkan dua kalimah
sahadat maka selama itulah dia tidak boleh di iktiraf sebagai seorang islam.
Dalam pengertian syariat,dua kalimah sahadat itu ialah "aku menjadi saksi bahwa
tiada tuhan yang disembah melainkan Allah dan aku menjadi saksi bahwa Nabi
Muhammad itu pesuruh Allah. Sesungguhnya ramai diantara kita hanya pandai
melafazkan ucapan dua kalimah sahadat itu tetapi jarang benar dikalangan kita
coba mengkaji atau sekurang2nya memperhatikan diri sendiri tentang hakikat
pengertian hujung jatuhnya sahadat itu sendiri,kita lihat ibu bapa kita melafazkan
sahadat maka kita pun turut berbuat demikian,namun begitu tak pernah bertanya
kenapa kita harus melafazkanya.?? ‫اشهداى الالَ االهللا واشهداى دمحمازسىل هللا‬Dan kenapa
kita pula tidak boleh melafazkan satu bentuk penyaksian yang lain daripada dua
kalimah sahadat. Disamping itu tidak kurang pula dikalangan kita bertanya kenapa
LA ILA HA IL LAALLAH itu boleh membawa pengertian "tiada tuhan yang di
sembah melainkan Allah" sedangkan di dalam kalimah tersebut tidak pernah
terdapat perkataan tuhan (RABB) dan tidak pula terdapat perkataan sembah (PAK
BUDUU HU) tetapi di dalam pentafsiran arti baik bahasa oleh para ulama syariat
ada perkataan "tuhan" dan "sembah" dan kenapa pula sahadat tersebut tidak boleh
dikatakan begini...... ‫الزبً فاعبدوًً اال هللا‬yang mungkin lebih sesuai untuk diberi arti
"tiada tuhan yang disembah melainkan Allah" tetapi islam tetap mengunakan lafaz
sahadat dengan.. ‫الالَ االهللا‬yang membawa pengertian kepada tiada yang nyata hanya
Allah.
‫ال الَ اال هللا‬TIADA NYATA HANYA ALLAH Jadi boleh disimpulkan di sini
bahawa pengertian yang dibuat oleh para alim ulama syariat adalah jauh,tidak
menepti daripada matlamat sebenar yang hendak dinyatakan oleh sahadat itu
sendiri disamping itu soalnya apakah perkataan Allah di dalam sahadat itu boleh di
samakan kepada tuhan dan apakah sebenarnya begitu..?? Begitu juga apabila kita
melafazkan .. ‫دمحمازسىل هللا‬itu apakah benar membawa satu pengertian kepada "Nabi
Muhammad itu persuruh Allah" jika benar begitu kenapa Nabi Adam
Alaihimusallam bapa sekalian manusia juga mengucap sahadatnya dengan
mengkhabarkan sahadatnya itu dengan lafaz Muhammad Rasulullah dan
seterusnya Nabi Ibrahim,Nabi Ismail dan rasul2,wali2 Allah sebelum zahir Nabi
Muhammad saw mengucap dengan ucapan yang sama atau dalam hal yang lain ada
dikalangan kita akan berkata nabi2 sebelum zahirnya Nabi Muhammad mengucap
dengan cara lain, jika benar begitu apakah mereka difahamkan bahawa islam itu
hanya baru ujud pada zaman Muhammad saw dan benarkah islam tidak pernah
ujud sebelumnya,dan jika benar ucapan Muhammad RasuluLlah itu fahaman
kepada Nabi Muhammad,kenapa pula Nabi Muhammad juga mengucap seperti
kita mengucap sekarang,dan kenapa pula RasuluLlah tidak mengucap begini...
‫واشهدى الزبى فاعبدوًً اال هللا واشهداًا زسىل هللا‬yang lebih sesuai membawa kepada
pengerian "aku naik saksi tiada tuhan yang disembah melainkan Allah dan aku
naik saksi bahawa akulah persuruh Allah" Pendek kata banyaklah lagi persoalan2
yang harus ditanya oleh kita apabila kita melangkah dan berusaha mencari dan
menggali pengertian sahadat yang benar,justeru itu marilah kita membincangkan
bersama2 akan hakikat sahadat mengikut pandangan hakikat dan makrifat dan
marilah kita sama2 menggali makna hujung jatuh sahadat itu sendiri agar kita
sama2 dapat memahaminya dengan mendalam dan dapat pula berpegang dengan
pemahaman kita itu. Adapun kalimah sahadat itu adalah:- ‫اشهداى الالَ االهللا واشهداى‬
‫دمحمازسىل هللا‬dan sesungguhnya ‫اشهداى الالَ االهللا‬adalah dinamakan sahadat tauhid dan..
‫هللا‬ ‫دمحمازسىل‬ ‫واشهداى‬adalah pula sahadat rasul. Sebab
kalimah..LAILAHAILLALLAH.. dinamakan sahadat tauhid adalah didalam
kalimah tersebut kita bersaksi dengan penuh rasa bahawa tiada yang lain hanya
Allah semata2 tiada bersekutu baginya dalam segala2 hal dan tiada sesuatu pun
yang bercampur aduk denganya kecuali DIA sendiri,oleh itu kita bersaksi dengan
diri kita sendiri tiada yang nyata pada kita hanya Allah semata2,kita nafi tubuh kita
dan kita isbatkannya kepada Allah semata2 (diri batin kita) Adapun kalimah ‫واشهداى‬
‫دمحمازسىل هللا‬itu dinamakan sahadat rasul,sebab pada kalimah ini kita melafazkan
bersaksi bahawa yang menyampaikan dan menanggung diri rahsia Allah adalah
Muhammad iaitu diri zahir kita,dan dengan melafazkan kalimah tersebut maka
berikrar dan bersaksilah kita dengan diri kita sendiri bahawa diri zahir kita tetap
akan menanggung rahsia Allah dan akan menjaganya buat selama2nya. Adapun
hakikat ketuhanan itu adalah diri batin kita (ruhani), dan hakikat kerasulan itu
adalah diri zahir kita (jasmani) Diri batin adalah sebenar2 diri yang menyatakan
rahsia tuhan dan untuk menyatakan diri rahsia Allah tersebut adalah diri zahir
kita...jadi diri zahir kitalah yang menyatakan rahsia ketuhanan Allah Taala,oleh
yang demikian diri zahir kita digelar HAKIKAT RASUL. APABILA KITA
MELAFAZKAN:- ‫ال الَ اال هللا‬TIADA NYATA HANYA ALLAH MAKNANYA:
tiada nyata hanya Allah....dari sini jelaslah kalimah LAILAHALILLAH itu sudah
terang diri batin kita,bila saja kita melafazkan kalimah tersebut dengan jelas kita
memperakui dengan sesungguhnya bahawasanya tiada nyata hanya DIAlah Allah
yang dikandung oleh tubuh zahir kita. ADAPUN KALIMAH:
MUHAMMADRASUL ALLAH pula menyatakan diri kasar kita kerana hakikat
bentuk manusia itu berhakikat dengan huruf M U H A M M A D , justeru itu
menakala kita melafazkan kalimah. ‫اشهداى الالَ االهللا واشهداى دمحمازسىل هللا‬Maka kalimah
yang telah dilafazkan itu adalah meliputi pada menyatakan diri batin dan diri zahir
kita (ruhani dan jasmani) iaitu kita menyaksikan bahawa yang dikandung oleh diri
kasar ini adalah diri rahsia Allah Taala dan diri kasar inilah merupakan sarung,
seperti firman Allah yang bermakna :MANUSIA ITU ADALAH RAHSIAKU
DAN AKULAH RAHSIANYA" Allah Taala telah mengurniakan manusia untuk
memegang dan bertanggungjawab terhadap rahsia yang ditanggung oleh manusia
itulah Allah Taala memberi satu penghormatan besar terhadap kejadian
manusia...seperti firman-Nya.... ‫لقدخلقٌا االًساى فً احسي تقىٌن‬sesungguhnya Aku
kurniakan akan manusia itu satu kejadian yang sebaik2nya. Kejadian manusia
adalah satu2 kejadian yang paling rapi,elok tersusun pada zahir dan
batin,duduknya kemuliaan manusia adalah kerana manusia sahajalah kejadian
Allah yang sanggup memegang rahsianya,sedangkan sebelumnya Allah sendiri
pernah menawarkan rahsia ini kepada langit,bulan,bukit untuk menanggungnya
tetapi semuanya makhluk kejadian tersebut tidak mempunyai kesanggupan untuk
menanggungnya:- seperti firman Allah yang bermaksud:" sesungguhnya rahsia aku
ini pernah aku taruhkan kepada langit,bumi,gunung-ganang tetapi mereka enggan
menerimanya kerana takut mengabaikannya,tetapi yang sanggup menerima adalah
manusia". Dari itu apabila kita mengucap akan kalimah ‫اشهداى الالَ االهللا واشهداى‬
‫دمحمازسىل هللا‬maka bererti kita bersaksi dengan diri kita sendiri bahawa tiada yang
nyata pada diri kita hanya Allah semata2 dan tubuh zahir kita ini adalah tukang
penyata rahsia Allah semata2. Adapun solat itu adalah berdiri menyaksikan diri
kita sendiri,kita menyaksikan bahawa diri kitalah yang membawa dan menanggung
rahsia Allah Taala dan tiada sesuatu pada diri kita hanya rahsia Allah semata2,tiada
satu jua pun yang kita punya kecuali hak Allah semata2,jika diibaratkan kita ini
hanya sebagai sebuah kotak radio yang hidup dengan mengharapkan siaran dari
stastion besar semata2,dan perlu di ingat bahawa berfungsinya radio tersebut
kerana dapat menerima gelombang siaran dari station besar,yang demikian jika
habislah siaran atau rosaknya penerimaan siaran maka sudah tentu kotak radio
tersebut akan dibuang menjadi sampah,maka begitulah kita. Kita akan berguna di
sisi Allah jika kita dapat menanggung amanah rahsia itu serta dapat berfungsi dan
bertindak mengenal diri kita sendiri,kerana apabila kita berjaya dapat mengenal
diri kita,maka dengan itulah pula kita dapat mengenal diri Allah itu sendiri...firman
Allah dalam hadis qudsi..... َ‫هي عسف ًفسَ فقد عسف زب‬ertinya,barangsiapa mengenal
dirinya maka kenallah tuhannya. Oleh itu jika kita tidak mengenal diri kita,maka
kita adalah lebih hina daripada sampah di sisi Allah. Adapun sembahyang/solat itu
bukanlah sekali ertinya menyembah kerana apabila disebut sembah,maka sudah
tentu membawa pengertian bahawa ada yang menyembah dan ada pula yang kena
sembah dan tiap tiap yang disembah sudah pasti ada di hadapan yang menyembah.
Justeru itu bagaimana halnya dengan Allah yang bersifat bersalahan dengan segala
yang baharu, benda-benda itu ujud,ujud dihadapan untuk di sembah,dan jikalau
Allah di hadapanya maka ertinya Allah bertempat,jika ini iktikad kita maka
kafirlah kita jadinya.Lagi pun bagaimana boleh dikatakan sembahyang itu boleh
disifatkan menyembah sedangkan manusia itu sendiri pun adalah diri rahsia Allah
seperti firman Allah dalam Hadis Qudsi; ٍ‫االًساى سسي واًا سس‬ertinya : manusia itu
adalah rahsiaKu dan diri Akulah rahsianya". Oleh itu dapatlah disimpulkan bahawa
solat/sembahyang itu sebenarnya adalah satu istiadat menyaksikan diri sendiri dan
sesungguhnya diri kita itu adalah kepunyaan Allah semata-mata.Dan sayugia di
ingatkan bahawa keadaan yang dinyatakan di atas bukanlah sekali kita boleh
beriktikad bahawa Allah itu duduk di dalam diri kita,jika kita beranggapan begitu
maka kafirlah jadinya dan keadaan yang diterangkan di atas juga bukan sekali-kali
boleh beriktikad bahawa diri batin kita (ROH) itu tuhan dan bertuhankan diri,maka
berbuat demikian kafir pula jadinya. Perlu di ingatkan bahawa kita adalah sebagai
kotak radio yang menerima gelombang radio dan rahsia radio,maka untuk
menyatakan rahsia radio tersebut adalah station yang memancar siaranya ke kotak
radio,maka berbunyilah radio seperti mana asalnya di station besar.Bergitu dengan
Allah,Dia memuji diriNya dengan diri rahsiaNya yang dikandung oleh
manusia.Seperti firman Allah didalam Hadis Qudsi yang bermaksud: AKU SUKA
MENGENAL DIRIKU SENDIRI, LALU AKU JADIKAN MAKHLUK INI,
LALU AKU PERKENALKAN DIRI AKU, KEPADA MEREKA DAN LALU
MEREKA, PUN MENGENAL AKU. Bermula yang dimaksudkan dengan
makhluk di dalam hadis qudsi di atas adalah manusia. Adapun yang dikatakan
sembahyang itu berdiri menyaksikan diri kerana semasa sembahyang kita wajib
berkata : " ‫"اشهداى الالَ االهللا واشهداى دمحمازسىل هللا‬. ertinya bersaksilah aku bahawa tiada
yang nyata kecuali Allah (diri batin) dan bersaksilah aku bahawa Muhammad (diri
zahir) itu adalah penyaksian Allah (diri batin). Di sini terang dan jelaslah bahawa
kalimah penting itu di lafazkan oleh kita bagi tujuan supaya menilik diri kita
dengan matahati kita, bahawa akulah yang membawa rahsia Allah,dan kita menilik
dengan mata zahir dan batin kita bahawa kita adalah Allah semata-mata tiada
sesuatu pada kita hanya Allah semata-mata. Ucapan penyaksian ini bukanlah
sahaja dilafazkan oleh lidah malahan dikatakan bersama oleh semua anggota zahir
dan batin kita,masing-masing serentak berdiri menyaksikan diri ini adalah Allah
semata-mata,( ‫ )بالحق االهللا‬Maka di saat melafazkan syahadah tersebut maka
gementarlah seluruh tubuh jiwa raga orang arifin billah,maka disaat itu terasalah
oleh mereka satu kelazatan yang amat sangat,tiada bahasa yang boleh diterangkan
di sini kecuali diketahuilah sendiri oleh mereka yang mengalami dan sampai pula
ke martabatnya. Untuk menegaskan hal di atas Allah telah berfirman di dalam Al-
Quran : ‫إًواالوىءهٌىى الرٌي إذاذكسهللا وجلت قلىبهن وإذاتلٍت علٍهن ابتَ شادتهن اٌواًاوعلى زبهن ٌتىكلىى‬
: ertinya "sesungguhnya bagi mereka yang beriman apabila sahaja disebut Allah
nescaya gementarlah hati mereka dan apabila dibaca ayat-ayatNya bertambah iman
mereka kepada Allah mereka bertawakal. Adapun ‫اشهداى الالَ االهللا‬ertinya
bersaksilah aku tiada yang nyata hanya Allah,iaitu bersaksilah aku dengan
telingaku,mataku,otakku,kulitku,dagingku,kakiku, dan seluruh tubuhku yang zahir
dan batin aku,tiada yang nyata kecuali Allah jua.Aku melihat dan mendengar
dengan penglihatan Allah dan pendengaran Allah,tiada aku merasa ,Allah lah
merasa,tiada aku berkehendak,Allah lah yang berkehendak, tidak aku
berkuasa,Allah lah yang berkuasa...tidak....tidak...tidakkkk...HANYA ALLAH
SEMATA-MATA. Seperti firman Allah; ‫فاءٌٌوا تىلىا فثن وجَ هللا‬..."Dimana sahaja
kamu berhadap di situlah wajah Allah". Cara ini adalah dengan kita menafikan diri
kita yang zahir ini dan mengisbatkan diri kita yang batin (Allah). Adapun ‫واشهداى‬
‫دمحمازسىل هللا‬ertinya "dan bersaksilah aku bahawa diriku yang zahir ini adalah
menanggung diri rahsia Allah semata-mata. Di dalam kalimah ini kita bersaksi
dengan diri kita sendiri bahawa diri kita jasmani inilah yang menanggung dan
membawa rahsia Allah (diri batin) dan diri kita yang zahir inilah juga yang
menjadi dalil awal akan ujudnya Allah Tuhan semesta alam. Dengan yang
demikian fahamlah kita bahawa kalimah sahadat itu adalah kalimah hakikat yang
menyatakan penyambungan diantara badan jasmani dengan badan ruhani kita,ianya
tidak boleh dipisahkan dan diceraikan diantara satu dengan lain. Oleh kerana kita
faham dengan hujung jatuhnya kalimah sahadah itu adalah hakikat penyambungan
diantara ruhani dengan jasmani,maka setengah ulama' berpendapat bahawa tidak
wajar bagi kita untuk melafazkan kalimah sahadah tersebut secara mewakafkan
bacaan dimana-mana bahagian kalimah dua kalimah sahadah tersebut,adalah tidak
kita mewakafkan di kalimah ALLAH seperti yang diamalkan oleh kebanyakan
orang jahil di dalam hakikat dua kalimah sahadah,kerana pada hakikatnya kita
telah mengetahui bahawa tubuh kalimah dua sahadah tersebut adalah gabungan
ruhani dan jasmani kita. Adapun ucapan dua kalimah sahadah yang hanya disebut
dilafazkan dimulut tanpa mengerti apakah sebenar hakikat sahadah tersebut adalah
dinamakan sahadah tanda,hujung jatuh akan hakikat sahadah tanda ini adalah
bertujuan supaya satu-satu masyarakat yang mengaku diri mereka islam,turut sama
mengiktiraf bahawa manusia yang mengucap dua kalimah sahadah semacam tadi
adalah berugama islam seperti mereka juga. tetapi sebenarnya sahadah sedemikian
itu adalah kosong dan tidak memberi erti apa-apa serta tidak bermaya, ertinya jika
di ibaratkan besi maka besi seperti inilah besi tawar yang tidak pernah mengerti
apa makna tajam,ia hanya bergelar besi tetapi tidak berguna untuk apa-apa jua pun
kerana perlu di tegaskan bergunanya besi bagi sebilah pisau adalah kerana
tajamnya.Tajam itulah sebenar benar tubuh pisau itu,oleh sebab itu bagi mereka
yang hanya mengerti melafazkan dua kalimah sahadah tetapi jahil daripada
mengerti hakikat sahadah maka manusia begini adalah manusia islam minannas
dan ianya bukan sekali kali islam minallah,oleh itu untuk menjadi islam minallah
maka seseorang itu haruslah mengerti dan mengetahui dan memahami serta dapat
duduk pada hakikat sahadah sebenarnya. HURUF2 KALIMAT SAHADAT 24
HURUF MELAMBANGKAN 24 JAM SEHARI SEMALAM. -----------------------
---------------------------------------------------------------------------------
ٍ ‫الالَ األهللا دمحم زسىل هللا ل ا ا ل ٍ ا ل ا ا ل ل ٍ م ح م د ز س و ل ا ل ل‬Adapun kalimah sahadat
ini hendaklah dijadikan darah daging kita pada siang malam selama 24 jam artinya
hidup kita,mati kita,bangkit kita dihari kiamat nanti adalah dengan kalimah sahadat
: ‫الالَ األهللا دمحم زسىل هللا الالَ ًحً وعلٍها‬, ‫وعلٍا ًوىت وعلٍها ًبعث اى شاء هللا كاى هي االهٌٍي‬
artinya:hidupku didalam dunia ini,matiku dan bangkitku dihari akhir nanti didalam
kalimah (sahadat) dan insallah aku menjadi orang yang berunt amin. disamping itu
diingatkan bahwa didalam kalimah tauhid juga mengandungi 24 huruf semuanya
bagi menandakan kehidupan manusia 24 jam dalam sehari semalam sebagaimana
yang dinyatakan dalam bab yang lalu bahawa kalimah sahadat itu adalah pada
menyatakan perihal diri ruhani dan jasmani kita.Kalimah ini adalah tersangat
penting didalam penghidupan kita untuk menuju kungepada Allah Subhanahu
wataala. Oleh itu janganlah dipisahkan manusia samasekali dua kalimah sahadat
didalam kehidupan kita,jika ingin menjadi manusia yang diredhai di dunia dan
diakhirat dan jangan sekali2 kita mati tampa kalimah sahadat. ‫الالَ األهللا دمحم زسىل هللا ل‬
ٍ ‫ (ا ا ل ٍ ا ل ا ا ل ل ٍ م ح م د ز س و ل ا ل ل‬24 huruf) (bagi mengisyaratkan
kehidupan/penghidupan manusia 24 jam sehari semalam.) Ahli Makrifat itu tidak
mempunyai makrifat jika ia tidak mengenal Allah dari segala sudut dan dari segala
arah mana saja ia menghadap. Ahli Hakikat hanya ada satu arah iaitu ke arah Yang
Hakiki itu sendiri. "Ke mana saja kamu memandang, di situ ada Wajah Allah" (Al-
Qur-an) "Ke mana saja kamu memandang", sama ada dengan deria atau akal atau
khayalan, maka di situ ada Wajah Allah". Oleh itu dalam tiap-tiap ain [di mana]
ada ain (Zat Ilahi) dan semuanya adalah "La ilaha illalLah" (TIADA NYATA
HANYA ALLAH). Dalam "La ilaha illalLah" semua wujud ada terkandung, iaitu
Wujud Semesta Raya dan Wujud secara khusus; atau Wujud atau apa yang
dianggap Wujud; atau wujud Hakiki dan Wujud makhluk. Wujud makhluk
tertakluk kepada kepada "La ilaha" yang bererti bahawa segala-galanya kecuali
Allah adalah kosong(batil), iaitu dinafikan bukan diisbatkan. Wujud Hakiki
termasuk dalam "illaLlah". Oleh itu semua kejahatan tertakluk di bawah "La ilaha"
dan semua yang dipuji tertakluk di bawah "illaLlah". Semua wujud terkandung
dalam mengisbatkan Keesaan (La ilaha illaLlah) dan anda mesti memasukkkannya
juga dalam menamakan hamba yang paling mulia (dalam mengatakan
Muhammadun RasuluLlah). "Muhammadun RasuluLlah" ini mengandungi tiga
alam. Muhammad itu menunjukkan Alam Nyata(Alam Nasut); iaitu alam yang
boleh dipandang dengan deria(senses). Rasul itu menunjukkan Alam
Perintah(Alam Malakut); iaitu Alam batin berkenaan rahsia-rahsia tanggapan yang
mujarad; dan ini terletak antara yang muhaddas dengan Yang Qadim. Nama
Ilahi(Allah) itu menunjukkan Alam Pertuanan(Alam Jabarut). Lautan darinya
terpancar pengertian dan tanggapan. "Rasul" itu sebenarnya pengantara yang
muhaddas dengan Yang Qadim; kerana tanpa dia tidak akan ada wujud, kerana jika
yang muhaddas bertemu dengan yang Qadim, maka binasalah yang muhaddas dan
tinggallah Yang Qadim. Apabila Rasul diletakkan pada tempatnya yang wajar pada
kedua itu, maka barulah alam ini diperintahkan, kerana pada zhohirnya ia adalah
hanyalah seketul tanah liat, tetapi batinnya ia adalah khalifah Allah. Pendeknya,
maksud mengisbatkan Tauhid itu tidaklah sempurna dan tidaklah meliputi tanpa
diisbatkan Keesaan atau Tauhid Zat, Sifat dan Lakuan. Pengisbatan itu difahami
dari "Muhammadun RasuluLlah". Apabila seorang ahli Makrifat berkata "La-ilaha
illaLlah" maka ia ketahui pada hakikatnya bukan hanya pada majazi sahaja, iaitu
tidak ada jalan lain melainkan Allah. Oleh itu wahai saudaraku, janganlah hanya
mengucapkan dengan mulut saja syahadah yang mulia ini, kerana dengan itu mulut
sajalah yang akan mendapat manfaatnya. Dan ini bukanlah matlamat yang hendak
dituju. Yang pentingnya ialah Mengenal Allah sebagaimana Ia sebenarnya. "Allah
itu dahulu seperti Ia sekarang jua tanpa sekutu, dan Ia sekarang seperti Ia dahulu
jua". Fahamilah ini, dan anda tidak akan dibebankan lagi dengan penafian, dan
tidak ada yang tinggal bagi anda lagi melainkan pengisbatan agar apabila anda
berkata anda akan berkata; "Allah, Allah, Allah". Tetapi kini hati anda dibebankan
dan pandangannya lemah. Semenjak anda dijadikan anda hanya berkata; La-
ilaha........ tetapi bilakah penafsiran itu akan berkesan?. Bahkan ia tidak berkesan
kerana penafsiran itu hanya dengan lidah saja. Jika anda tafsirkan dengan Akal
iaitu dengan Hati anda dan rahsia anda yang paling dalam, maka seluruh alam ini
akan lenyap dari pandangan anda dan anda akan lihat Allah sendiri, bukannya diri
anda sendiri dan juga makhluk-makhluk lain. Kaum Sufi menafikan wujud yang
lain kecuali Allah. Maka mereka mencapai kedamaian dan kerehatan dan terus
memasuki KalamNya. Mereka tidak akan keluar lagi. Tetapi penafian anda tidak
ada langsung hujungnya............ Ghairullah(selain Allah) tidak akan lenyap dengan
hanya mengatakan "tidak" dengan lidah saja; dan belum sempurna juga lagi
dengan mata keimanan dan keyakinan, tetapi akan lenyap dengan pandangan
secara langsung dan berhadapan muka. "Sesungguhnya Allah itulah tujuan anda
yang terakhir" (Al-Qur'an). Dialah sumber segala-galanya. Tidakkah anda ingin
menemui guru yang dapat mengajar anda bagaimana menafsirkan ghairullah dan
membawa anda kepada kedamaian di mana anda dapati tidak ada yang lain kecuali
Allah?. Maka barulah anda hidup dengan Allah dan dapat menjadi penghuni
"Dalam tempat tinggal orang-orang yang ikhlas di Majlis Tuhan Yang Maha
Agung", dan ini adalah semuanya hasil daripada ingat anda dan makrifat anda
bahwa "Tiada Tuhan selain Allah". Anda tahu kata-kata Syahadah itu saja dan
yang paling dalam yang anda tahu ialah berkata; "Tidak ada yang patut disembah
melainkan Allah". Ini adalah pengetahuan orang-orang awam(biasa) tetapi apakah
kaitannya dengan pengetahuan atau ilmu orang-orang Sufi?. Pengetahuan anda
yang sekarang itulah yang menghalang anda memahami pengetahuan orang-orang
pilihan(Sufi). Masihkan anda menafikan pengetahuan yang didapati dari
bimbingan guru menuju Hakikat, padahal mereka yang dipimpin itu memandang
tidak yang wujud kecuali Allah? Mereka bukan sahaja mengenal Allah dengan
Iman dan keyakinan saja, tetapi mereka memandang dengan cara pandangan yang
terus tanpa halangan.
Omong kosong tidak sama dengan melihat, bertemu muka.
BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM Adapun yang dinamakan : PAHAM AL-
FATIHAH, itu sebagai berikut ALHAMDULILLAH : Artinya, Ya Muhammad,
sembahyangmu itu aku jua memuji diriku. RABBIL – ALAMIN : Artinya, Ya
Muhammad, aku tahu lahir bathinmu. ARRACHMANIRRACHIM : Artinya, Ya
Muhammad, yang membaca fatihah itu,aku jua memuji diriku.
MALIKIYYAUMIDDIN : Artinya, Ya Muhammad, engkau jua ganti
pekerjaanku,karena engkau tiada lain Aku. IYAKANA‘BUDU WAIYYA – :
Artinya, Ya Muhammad, tiada yang sembahyang hanya aku dan yang ghaib Aku
jua kerja sendirian. KANASTAIN IHDINASSYIROTOL – : Artinya, Ya
Muhammad, tiada yang mengetahui akan daku,hanya MUSTAQIM engkau jua.
SYIROTOLLAZINA AN‘AMTA : Artinya, Ya Muhammad, sesungguhnya
karenamu sekalian yang ada. ALAIHIM GHOIRILMAGDHUBI‘ALAIHIM :
Artinya, Ya Muhammad, tiada aku marah Aku kasih padamu dan Sekalian
umatmu. Aku mengatakan Rahasiaku padamu, dan engkau Katakan rahasiamu
pada sekalian umatmu. WALADHOLLIN : Artinya, Ya Muhammad, jika bukan
engkau kekasihku, maka tiada RahasiaKU sekaliannya padamu. AMIN : Artinya,
Ya Muhammad, engkau ganti Rahasiaku, Allah nama bagi zat Tuhan yang qadim
—ooOoo– BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM ADAPUN YANG
DINAMAKAN ‗DINDING ASAL DIRI‘ ITU ADALAH SEPERTI DISEBUT
DIBAWAH INI : AKU ALIF ALLAH.MASUKKU KEPADA LAM
DJALALLAH. LENYAPKU DI GHOIRULLAH. HILANGKU KEPADA LA
ILAHA ILLALLAH MUHAMMADARRASULULLAH. PERPINDAHAN
KEDUDUKAN NYAWA DITIAP-TIAP WAKTU
SUBUH berada di SULBI Nabinya ADAM Warnanya PUTIH.
DHOHOR berada di PUSAT Nabinya IBRAHIM warnanya KUNING.
ASHAR berada di JANTUNG Nabinya YUSUF warna MERAH.
MAGRIB berada di DADA Nabinya ISA warnanya BIRU.
ISYA berada di OTAK Nabinya MUSA Warnanya HITAM.
UNTUK DIBACA SEBELUM TAKBIRATUL IHRAM SEBELUM MEMBACA
DOA PERTAMA BAITULLAH,HU ALLAH, HU BAINA ALLAH, RAHASIA
ALLAH.
Caranya kita hendak mengangkat TAKBIRATULIHRAM, Yaitu kita tarik napas
dengan HU, hakikat kita AKU masuk kedalam. — Tatkala kita mengangkat
TAKBIR ingat ZAT – ALIF — Tatkala kita RUKU ingat SIFAT – SIFAT —
Tatkala kita I‘TIDAL ingat akan ASMA – LAM — Tatkala kita SUJUD ingat akan
AF‘AL – HA Yaitu sampai salam jangan lupa ; ZAT – ALIF SIFAT – LAM
ASMA – LAM AF‘AL – HA LA ILAHA ILLA ALLAH
1. Adapun ALIF itu ibarat SIFAT ALLAH, menjadi Rahasia kepada
MUHAMMAD, menjadi CAHAYA kepada kita.
2. Adapun LAM AWAL itu ibarat SIFAT ALLAH, menjadi RUPA kepada
MUHAMMAD, menjadi CAHAYANYA kepada kita.
3. Adapun LAM ACHIR itu ibarat ASMA ALLAH, menjadi ILMU kepada
MUHAMMAD, menjadi IMAN kepada kita.
4. Adapun HA itu ibarat AF‘AL ALLAH, menjadi KELAKUAN kepada
MUHAMMAD, menjadi HATI kepada kita. Maka HU itu AKULAH ALLAH.
Leburnya MUHAMMAD kepada ALLAH. LA itu AKULAH Raja Dunia dan
Akhirat. ZAT – MA‘RIFAT SIFAT – HAKIKAT ASMA – THARIKAT AF‘AL –
SYARIAT Adapun ZATnya Adapun SIFATnya Adapun ASMAnya Adapun
AF‘ALnya Nyata kepada nyata kepada nyata kepada nyata kepada MA‘RIFAT.
HAKIKAT. THARIKAT. SYARIAT. — Adapun SYARIAT nyata kepada
kelakuan TUBUH INSAN. — Adapun THARIKAT nyata kepada kelakuan HATI
INSAN. — Adapun HAKIKAT nyata kepada kelakuan NYAWA INSAN. —
Adapun MA‘RIFAAT nyata kepada kelakuan FUAD INSAN. Inilah rupa yang 4
perkara ini, jangan tidak diketahui risalah tersebut dibawah ini. ZAT SIFAT
ASMA AF‘AL MA‘RIFAT HAKIKAT THARIKAT SYARIAT RAHASIA
NYAWA HATI TUBUH MIM HA MIM DAL
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM Adapun asal tubuh ( WADAH ) terdiri dari
4 ( empat ) Unsur ialah :
1). TANAH 2). AIR 3). ANGIN 4). API
Kesemuanya ini daripada NUR MUHAMMAD ( Muhammad Al – qur‘an ).
Adapun asal kejadian diri terdiri dari 3 perkara ialah : 1. BAPAK 2. IBU 3.
TUHAN
- Urat besar – Rambut – Penglihat - Urat kecil – Kulit – Pendengar - Tulang –
Daging – Pengrasa - Otak – Darah – Pencium -Nyawa
Ketiga perkara ini jumlahnya 13 ( tigabelas ) dan ini terhimpun dalam rukun 13 (
tigabelas – Rukun Sembahyang ( Hadist).
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
1. Bismillah = Kepala kita.
2. Arrachman = Mata kita.
3. Arrachim = Antara kedua mata kita. 4. Alhamdulillah = Muka kita.
5. Rabbil‘alamin = Telinga kanan kita. 6. Arrachman = Telinga kiri kita.
7. Arrachim = Tangan kanan dan kiri. 8. Malikiyyaumiddin = Belakang kita. 9.
Iyyakana‘budu = kulit kita.
10. Waiyyakanasta‘in = Dada kita.
11. Ihdinasyirotol mustaqim = Urat lidah kita.
12. Syirotollazina an‘amtaalaihim = Pusat kita.
13. Ghoirilmagdhubi alaihim = Hati kita.
14. Waladdollin = paru – paru kita. 15. Amin = Jantung kita.
BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM 1. SYARIAT 2. THARIKAT 3.
HAKIKAT 4. MA‘RIFAT
Syariat tubuh Af‘al Allah (diri seutuhnya – Syariat Ilmu yaqin). Tharikat hati
Asma Allah (diri terperi – Tharikat Ainul yaqin).
Hakikat roh Sifat Allah (diri tadjali – Hakikat Hakkul yaqin).
Ma‘rifat Rahasia Zat Allah (diri tadjali – Ma‘rifat malul yaqin). LA – ILAHA –
ILLA – ALLAH – LAILAHAILLALLAH LA : Jasmani yakni syariat tubuh (
Syariat itu perbuatan – Djalla ).
ILAHA : Rochani yakni tharikat hati ( Tharikat itu kataku – Jamal ).
ILLA : Hakikat nyawa ( Hakikat itu kediamanku – Qahar ).
ALLAH : Ma‘rifat atau rahasia ( Ma‘rifat itu rahasiaku – Kamal ).
LA : Menjadi ALCHAMDU atau ZAT Hayat.
BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM Apabila kita hendak mancari/mengenal
diri,maka hendaknya terlebih dahulu kita ketahui/kita kenal akan RAHASIA NUR
MUHAMMAD karena rahasia Nur Muhammad itulah sebenar-benar diri.
― RAHASIA NUR MUHAMMAD ― : Adapun yang bernama diri itu terbagi
2(dua) bagian, pertama diri yang lahir, kedua diri yang bathin.
Adapun yang lahir berasal daripada ANAMIR ADAM yakni 4(empat) perkara: 1.
API 2. ANGIN 3.AIR 4.BUMI
a. Adapun API itu terbit daripada yang bathin berhuruf ALIF, bernama ZAT,
menjadi RAHASIA, hurufnya DARAH pada kita.
b. Adapun ANGIN itu terbit daripada yang bathin berhuruf LAM AWAL, bernama
SIFAT menjadi NYAWA, hurufnya NAFAS pada kita.
c. Adapun AIR itu terbit daripada yang bathin berhuruf LAM ACHIR, bernama
ASMA menjadi HATI, hurufnya MANI pada kita.
d. Adapun BUMI itu terbit daripada yang bathin berhuruf HA, bernama AF‘AL
menjadi KELAKUAN, hurufnya TUBUH pada kita.
Jadi jika demikian Diri kita yang lahir itu terbit daripada bayang-bayang diri kita
yang bathin jua,yang berhuruf atau berkalimah ALLAH,dan jangan kiranya kita
syak dan waham lagi. Kemudian daripada itu hendaklah kita fikirkan pula diri kita
yang sudah berhuruf atau berkalimat ALLAH itu,bagaimana hendaknya supaya
jangan sampai tersalah sangka. Kemudian sesudah kita ketahui diri yang lahir
itu,hendaknya kita ketahui pula diri yang bathin,siapa dan yang mana. Karena diri
yang bathin itulah yang mengenal Tuhannya,seperti sabda Nabi Muhammad MAN
ARAFA NAFSAHU FAQOD ARAFA RABBAHU : Artinya, barang siapa yang
mengenal akan dirinya, maka dikenalnya akan Tuhannya. Tetapi sebelum kita
mengenal diri yang bathin,maka hendaknya lebih dahulu diri kita yang lahir
itu,yang berwujud nama ALLAH itu. Kita matikan sebelum daripada mati,seperti
firman Allah didalam Qur‘an ; ANTAL MAUTU QOBBAL MAUTU, Artinya
engkau matikan dirimu sebelum kamu mati. Maka jikalau sudah kita matikan diri
kita yang lahir,barulah nyata diri kita yang bathin,yang bernama sebenar-benarnya
diri.
Adapun mematikan diri yang berhuruf atau berkalimah nama Allah itu demikian
caranya :
pertama manafikan hurufnya ALIF-LAM-LAM-HA.
1. ALIF – ALLAHUSSAMAWATUWAL ARD.
2. LAM – LILLAHISSAMAWATIWAL ARD.
3. LAM – LAHULMULQUSSAMAWATIWAL ARD.
4. HA – HUWAL AWALU WAL ACHIRU WAL ZAHIRU WAL BATHINU.
Jadi kalau diri kita yang lahir itu nyata sudah FANA,artinya berkali-kali tiada
mempunyai apa lagi,seperti kata lafat : ― MIN ADAMIN ILLA UJUDIN WAMIN
UJUDINILLA ADAMIN ― Artinya, Daripada tiada menjadi ada dan daripada ada
kembali kepada tiada. Jadi maksudnya kita ini ( diri kita yang lahir ini ) sudah fana
kepada diri yang bathin,artinya yang lahir ini sehelai rambutpun tiada mempunyai
apa lagi,dan tiada boleh dikatakan ADA. Pada ILMUnya hanya diri yang bathin
jua,ialah yang bernama MUHAMMAD.
Seperti firman Allah didalam hadist qudsyi : CHALAQAL ASYIA LIAZLIKA
WAHA OTUHALILAZLI,
Artinya ; kujadikan engkau karenaku ya Muhammad. Jadi jelaslah bahwa yang
bernama MUHAMMAD itulah sebenar-benarnya diri yang bathin,dan hendaknya
janganlah kita syak dan waham lagi,karena MUHAMMAD itulah yang ada
mempunyai : TUBUH, HATI, NYAWA, dan RAHASIA. 1. Adapun TUBUH
MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM IHSAN yakni SYARIAT.
2. Adapun HATI MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM DJITSIH yakni
THARIKAT.
3. Adapun NYAWA MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM MISAL yakni
HAKIKAT.
4. Adapun RAHASIA MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM ROH yakni
MA‘RIFAT.
Maka sesudah demikian itu hendaklah MUHAMMAD itu pula yang mengenal
TUHANNYA,tetapi belum laH MUHAMMAD bisa mengenal Tuhannya,jika
belum lagi fana TUBUHNYA, HATINYA, NYAWANYA, RAHASIANYA,
ZATNYA, SIFATNYA, ASMANYA dan AF‘ALNYA.
Seperti firman Allah didalam Qur‘an : QUL HUALLAHU AHAD,Artinya ;
Katakan olehmu Ya Muhammad,bahwasanya Allah Ta‘ala ESA... ESA pada
ZATNYA, ESA pada SIFATNYA, ESA pada ASMANYA, dan ESA pada
AF‘ALNYA. Dan lagi firman Allah didalam Al – Qur‘an : ― WATAWAKKAL
ALAL HAYYIL LAZILA YAMUTU ― Artinya,serahkan dirimu Ya Muhammad
kepada Tuhanmu yang hidup dan tiada mati. Maka keterangan MUHAMMAD
meng – Esakan dan menyerahkan diri kepada Allah seperti tersebut dibawah
ini,dan jangan syak dan waham lagi pada perkataan ini.
1. Adapun BATHIN MUHAMMAD,ZAT kepada Allah, RAHASIA kepada
hamba.
2. Adapun AWAL MUHAMMAD, SIFAT kepada Allah, NYAWA kepada hamba.
3. Adapun ACHIR MUHAMMAD, ASMA kepada Allah, HATI kepada hamba.
4. Adapun ZAHIR MUHAMMAD, AF‘AL kepada Allah, TUBUH kepada hamba.
Adapun yang disebut / dinamakan HAMBA itu tiada lain ialah MUHAMMAD jua
dan jangan disangka bahwa yang disebut HAMBA itu KITA, itu salah karena kita
ini pada ilmunya sudah tidak ada lagi.
Jadi RAHASIA, NYAWA, HATI dan TUBUH MUHAMMAD itupun tiada jua
karena tubuh fana kepada Zatnya, Sifatnya, Asmanya, Af‘alnya, yakni Allah
jua,seperti firman Allah ― HUWAL AWWALU WAL AHIRU, WAL ZAHIRU
WAL BATHINU ― Artinya ia jua Tuhan yang awal,tiada baginya berpermulaan
dan ia jua aKhir yang tiada baginya berkesudahan dan ia jua yang Zahir serta ia jua
yang Bathin. Jadi Muhammad itu hanya sekedar nama jua. Adapun keterangan
yang lebih jelas lagi yang lebih menentukan bahwasanya itu tiada mempunyai
sesuatu melainkan hanya sekedar nama jua,adalah seperti tersebut dibawah ini :
1. Seperti yang dikatakan RAHASIA MUHAMMAD itu,yang sebenar-benarnya
tiada lain daripada kezahiran Lima SIFAT ALLAH jua yang dinamakan kalimah ―
Qala ‖ yaitu ; WJUD, QIDAM, BAQA, MUCHALAFATUHULILHAWADDIS,
QIYAMUHU TA‘ALA BINAFSIH.
2. Adapun yang dikatakan NYAWA MUHAMMAD itu,yang sebenar-benarnya
tiada lain daripada kezahiran Enam SIFAT ALLAH jua yang dinamakan kalimah ―
ILAHA ― yaitu ; SAMA, BASAR, QALAM, SA‘MIUN, BASHIRUN,
MUTAKALLIMUN.
3. Adapun yang dikatakan HATI MUHAMMAD itu,yang sebenar-benarnya tiada
lain daripada kezahiran Empat SIFAT ALLAH jua yang dinamakan kalimah ―
ILLA ― yaitu ; QODRAT, IRADAT, ILMU, HAYAT.
4. Adapun yang dikatakan TUBUH MUHAMMAD itu,ang sebenar-benarnya tiada
lain daripada kezahiran Lima SIFAT ALLAH jua yang dinamakan kalimah ―
ALLAH ― yaitu ; QADIRUN, MURIDUN, ALIMUN, RAJAUN, WAHDANIAT.
Jadi yang bernama MUHAMMAD itu sebenar-benarnya adalah SIFAT TUHAN
jua,yaitu SIFAT KEBESARAN, KEELOKAN dan KESEMPURNAAN, ialah
yang dinamakan KALIMAH TAUHID yang mulia yaitu LAILAHAILLALLAH
artinya tiada yang terdahulu hai MUHAMMAD dan tiada yang terkemudian Ya
MUHAMMAD. Kemudian daripada itu hendaklah diketahui pula maksudnya
Kalimah yang mulia itu supaya jangan syak dan waham lagi pada pengetahuan
TAUHID dan MA‘RIFAT. Adapun kalimah LA ILAHA ILLA ALLAH itu terbagi
dua bagian : Pertama, LA ILAHA... Dan yang Kedua, ILLA ALLAH. Adapun LA
ILAHA ialah SIFAT KEKAYAAN yang tiada ada kekurangannya,yaitu Allah
Ta‘ala. Dan ILLA ALLAH itu ialah SIFAT KEKURANGAN yang masih
berkahendak,yaitu Muhammad. Kemudian hendaklah diketahui pula yang bernama
MUHAMMAD itu apa oleh ALLAH TA‘ALA dan yang bernama ALLAH
TA‘ALA itu apa oleh MUHAMMAD supaya benar-benar bisa menjai TAUHID
pada Kalimah yang mulia ini. Adapun MUHAMMAD ITU HAMBA. Artinya,
Rahasianya oleh Allah Ta‘ala,karena Allah itu adalah nama bagi ZAT yang
wajibul wujud dan mutlak,yakni BATHIN MUHAMMAD. TA‘ALA itu adalah
nama bagi SIFAT,yakni ZAHIR MUHAMMAD. Jadi ZAHIR dan BATHIN
MUHAMMAD itulah yang bernama ALLAH TA‘ALA. Dengan demikian maka
patutlah kalimah yang mulia itu dinamakan Kalimah Tauhid artinya Kalimah ESA.
Yaitu : LAILAHAILLALLAH Maka pada kalimah yang mulia inilah pertemuan
HAMBA dengan TUHANNYA.
Lagi pula kalimah yang mulia ini diumpamakan sebesar-besar gedung
perhimpunan segala RAHASIA,segala ROH,segala NYAWA, segala ILMU dan
segala ISINYA,segala ISLAM, segala IMAN,segala TAUHID dan
MA‘RIFAT,yang kesemuanya terhimpun didalam kalimah yang mulia ini. Dan
hendaklah diamalkan supaya mahir,seperti : JAUMUN RASA JAUMUL MESRA.
Artinya, Mesrakan pada siang dan malam yang terutama sekali didalam atau
diwaktu sembahyang Lima Waktu.
Karena diwaktu itulah Tuhan menurunkan petunjuk yang dinamakan WAHYU (
bagi para Nabi-Nabi dan Rasul-Rasulnya atau yang dinamakan ILHAM untuk
manusia biasa seperti kita ). Dan jikalau kita sudah faham betul maksud bicaranya
tentulah kita gemar dan rajin mengamalkannya Kalimah yang mulia ini.Karena
sudah tahu betul dan terang betul bahwasanya kita ini tiada ada mempunyai
sesuatu. Jadi tiada boleh lagi dikatakan yang berkata-kata ini kita,karena apabila
dikatakan yang berkata-kata ini adalah kita,berarti Tuhan fana kepada kita bukan
kita fana kepada Tuhan. Maka yang demikian ini mustahil dan yang sebenar-
benarnya kita jua yang fana kepada Tuhan ( ALLAH ).
Rupa niat Kanitah itu ialah niat dalam hati serta selamanya daripada takbirnya
menyusun lafadz serta maknanya dan niat Tawasijah itu membagikan niat itu
daripada suku-suku takbir daripada asal hingga Allahu akbar. Itulah niat yang batal
keduanya. Adapun niat Arifiyah itu ialah bahwa menghadirkan. Ialah yang
pertama-tama sembahyang dengan Qasat, tha‘arat, tha‘ain. Terdahulu sedikit
daripada Takbir,maka dimulai niat itu daripada Allahu dan disudahi dengan Akbar.
Jangan terdahulu dan terkemudian. Adapun niat Kamaliyah itu ialah masuk ia pada
niat Arifiyah jua,karena niat Arifiyah itu 3(tiga) derajat didalamnya ialah :
1. DUNI,artinya segala yang wajib pada syara‘ dikerjakan memadai akan dia.
2. WASTA‘I,artinya yang sempurna.
3. QAAWI,artinya terlebih sempurna daripada yang amat sempurna,yaitu niat
Nabi-Nabi dan Wali-Wali yang memakainya HAKIKAT SOLAT & RAHSIA
MA'ARIFAT Di sini penulis persembahkan pula bicara berkenaan Rahsia Ma‘rifat.
Sebahagian daripada ilmu ―petunjuk‖ daripada Allah Ta'ala kepada hambanya
yang terpilih. Pegangilah dan hayatilah ianya di dalam setiap amalan. Sebagai
panduan dan persediaan menghadapi-Nya. Insya-Allah…. Adapun Rahsia Ma‘rifat
itu adalah rahsia bagi diri, tiada siapa pun boleh menghuraikan di atas rahsia diri
masing-masing melainkan orang-orang ahli Sufi dan Wali saja yang boleh
menguraikan. Seperti kata Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani r.a. sesudah beliau
menunaikan solat sunnat hajat, lalu ia berkata : ―Ya Tuhanku! Di manakah maqam
yang yang lima itu di dalam diri hamba? Iaitu yang pertama Subuh, kedua Dzohor,
ketiga ‗Asar, keempat Maghrib dan kelima Isya'.‖ Maka tatkala itu bergerak-
geraklah seluruh anggota badannya maka diketahuilah beliau tentang kedudukan
maqam yang lima itu. Maka berzikirlah ia tiada berhenti-henti dari satu waktu ke
waktu yang lain.
1. Pada waktu Subuh maka bergerak-geraklah perumahan hatinya maka berkatalah
ia, ―Ya Tuhanku! Telah nyatalah hamba bahawasanya Subuh itu bermaqam di hati
hamba.‖ Maka berzikirlah ia tiada berhenti-henti sampailah pada waktu Dzohor.
2. Apabila sampai pada waktu Dzohor, maka berdenyut lagi hatinya. Tatkala itu
terasalah ia suatu benda yang pahit mengalir di batang lehernya. Maka berkatalah
ia, ―Ya Tuhanku! Telah nyatalah aku bahawasanya waktu Dzohor itu
bermaqamnya pada empedu ku.‖ Maka berzikirlah ia tiada berhenti-henti
sampailah ia pada waktu ‗Asar.
3. Apabila sampai pada waktu ‗Asar maka bergeraklah berhampiran dadanya
sebelah kiri.
Maka katanya lagi, ―Ya Allah! Ya Tuhanku! Ketahuilah hamba bahawasanya
waktu ‗Asar itu bermaqamnya pada paru-paru hamba.‖ Maka berzikirlah lagi ia
sampailah pada waktu Maghrib tiada ia berhenti-henti.
4. Setelah sampai pada waktu Maghrib berdenyut-denyutlah di dalam dadanya.
Setelah diperhatikan denyutan itu, maka ia berkata lagi, ―Ya Allah! Ya Tuhanku!
Telah nyatalah hamba bahawasanya waktu Maghrib itu bermaqam pada jantung
hamba.‖ Maka berzikirlah ia daripada Maghrib sampailah ia pada waktu Isya‘.
5. Setelah sampai pada waktu Isya‘, maka berdenyut-denyutlah dadanya di sebelah
kanan. Tatkala itu maka nyatalah ia waktu Isya‘ itu pada paru-paru. Maka
bersyukurlah ia ke Hadhrat Allah Ta‘ala. Katanya, ―Ya Allah! Ya Tuhanku!
Dengan kerana Mu aku mengetahui akan segala-galanya.‖ Maka berzikirlah ia
tiada berhenti-henti sehingga sampai pada waktu Subuh. Maka kedengaranlah pada
telinganya, ―Ya Abdul Qadir! Di dalam lima waktu itu bahawasanya terhimpun ia
di dalam waktu Subuh.” Maka telah nyata kedudukan maqam lima waktu itu pada
diri kita oleh itu tiada boleh dinafikan tiap-tiap sesuatu itu. Bukannya kehendak
ilmu yang luas tiada suatu pun yang boleh mengisbatkan kepada kita. Hanya pada
diri kita saja yang boleh menandakan suatu itu di alam ini. Maka berkata seorang
ahli Sufi (Syeikh Kiryani r.a.) kepada sahabat-sahabatnya bahawasanya, ―Hamba
dapat mengetahui akan maqam yang lima ini adalah wujudnya pada lima haqiqat.
Yang dinamai ia pada tiap-tiap waktu ini.‖
1. Waktu Subuh menyatakan wujudnya Allah.
2. Waktu Dzohor menyatakan wujudnya Af'al Allah.
3. Waktu ‗Asar menyatakan wujudnya Qauli.
4. Waktu Maghrib menyatakan wujudnya Insani.
5. Waktu Isya‘ menyatakan wujudnya Rasuli. Maka berkata sahabat-sahabatnya
kepada Syeikh Kiryani r.a., ―Ya tuan hamba! Bolehkah tuan hamba terangkan lagi
bagaimana cerita lagi di atas maqam yang lima itu? Kerana tidak sekali-kali hamba
memahami dengan kata-kata tuan hamba itu!‖ Maka berkatalah Syeikh Kiryani r.a.
kepada sahabatnya, ―Ya sahabat ku! lihatlah keadaan diri mu seperti dahulu agar
kamu dapat ketahui akan maqam yang lima itu.‖ Adapun tatkala asalnya maqam
yang lima waktu itu adalah diambil daripada cerita baginda Saiyidina Ali
Karamallahu wajhahu. Tertulis di dalam kitabnya yang bernama ―Darul ulum
addeen‖. Bahawasanya datang seorang hamba Allah mengadap baginda Saiyidina
Ali Karamallahu wajhahu dengan berkata, ―Ya Khalifah Amirul Mu‘minin!
Kenapakah waktu subuh itu tidak disamakan lima rakaat tiap-tiap waktu?
Mengapakah waktu Subuh dua rakaat sahaja dan Maghrib tiga rakaat, sedangkan
waktu lainnya empat rakaat?‖ Maka jawab oleh baginda Saiyidina Ali
Karamallahu wajhahu, ―Ya tuan hamba Sa‘idah! Sebab-sebabnya waktu itu tidak
sama akan rakaatnya, kerana mengikut kejadian alam ini. Tiada ia dijadikan oleh
Tuhan dengan serentak. Melainkan dengan berperingkat-peringkat.‖ Seperti sabda
Rasulullah s.a.w. kepada ku, mafhumnya : ―Ya Ali! Ketahuilah oleh mu
bahawasanya tatkala asal waktu itu, diibaratkan tatkala embun tunggal setitik
gugur ke bumi menandakan adanya satu waktu dua rakaat yakni Subuh. Maka
tatkala asal manusia pun daripada satu yakni Adam. Inilah sebabnya Subuh itu dua
rakaat. Menyatakan ia rakaat pertama itu kalimah Tauhid, yang kedua kalimah
Rasul. Kalimah Tauhid itu asal daripada ibu serta amalan dan kalimah Tauhid juga
asal daripada bapak, yakni bapak sekalian ilmu Laduni.‖ ―Inilah sabda Rasulullah
s.a.w. kepada ku‖! Maka bertanya lagi hamba Allah itu kepada baginda Saiyidina
Ali Karamallahu wajhahu, ―Ya tuan hamba Amirul Mu‘minin! Apakah
terkandungnya di dalam kalimah Tauhid dan kalimah Rasul?‖ Maka jawab baginda
Saiyidina Ali Karamallahu wajhahu, ―Ya Sa‘idah! Adapun kalimah Tauhid itu
nyata ia adanya Nur Muhammad iaitu Dzat Wajibal Wujud Kholiqul‘alam.‖ ―Maka
inilah sabda Rasulullah s.a.w. kepada ku!‖ Maka bertanya lagi Sa‘idah, ―Ya
Amirul Mu‘minin! Bagaimana pula dengan waktu-waktu yang lain itu?‖ Maka
berkatalah baginda Saiyidina Ali Karamallahu wajhahu, ―Ya Sa‘idah! Adapun
waktu-waktu yang lain itu mengikut cerita Rasulullah s.a.w. kepada ku adalah
seperti berikut ini :
Waktu Dzohor 4 rakaat : 1. Rakaat pertama menandakan wujudnya Dzat Allah.
2. Rakaat kedua menandakan wujudnya Sifat Allah. 3. Rakaat ketiga menandakan
wujudnya Asma‘ Allah. 4. Rakaat yang keempat menandakan wujudnya Af'al
Allah.
Waktu „Asar 4 rakaat, menyatakan kepada 4 alam : 1. Rakaat pertama
menyatakan kedudukan di Alam Roh. 2. Rakaat kedua menyatakan kedudukan di
Alam Mithal. 3. Rakaat ketiga menyatakan kedudukan di Alam Ajsam. 4. Rakaat
keempat menyatakan kedudukan di Alam Insan.
Waktu Maghrib 3 rakaat, menyatakan kepada 3 diri : 1. Rakaat pertama
menyatakan hal keadaan Diri Azali. 2. Rakaat kedua menyatakan hal keadaan Diri
Terperi. 3. Rakaat ketiga menyatakan hal keadaan diri terdiri.
Waktu Isya‟ 4 rakaat, menandakan 4 nama bagi diri yang batin : 1. Rakaat
pertama menyatakan bersifat Wujud, mengesakan Dzat Allah. 2. Rakaat kedua
menyatakan bersifat Ilmu, mengetahui akan Sifat Allah. 3. Rakaat ketiga
menyatakan bersifat Nur, menyatakan ia akan Asma‘ Allah. 4. Rakaat keempat
menyatakan bersifat Syuhud, ma‘rifat akan Af'al Allah. Maka inilah yang
dinamakan Rahsia Ma‘rifat. Maka bertanya lagi hamba Allah itu kepada Baginda
Saiyidina Ali Karamallahu wajhahu, ―Ya Amirul Mu‘minin! Sekiranya jikalau
hamba beramal dengan tiada ketahui jalan ini, apa hukumnya?‖ Maka jawab
Saiyidina Ali Karamallahu wajhahu, ―Ya Sa‘idah! Siapa yang mengerjakan amalan
dengan tiada mengetahui akan amalan itu adalah syirik semata-mata. Dan mereka
ini dijatuhkan di dalam golongan orang yang fasiq. Walau ia ‗alim sekalipun, fasiq
jua hukumnya. Tiadalah ia berbau akan Syurga idaman.‖ Rujuklah mereka yang
arif billah... Kejauhan itu lupa hati. Kedekatan itu ingat hati. Kejauhan itu hijab
(tertutup). Kedekatan itu kasyaf (terbuka). Hijab itu gelap, Kasyaf itu Nur. Gelap
itu jahil, Nur itu Ma'rifat. Rasulullah SAW bersabda: "Firman Allah Ta'ala, aku ini
sebagaimana yang disangka oleh hambaku, Aku bersama dia apabila ia ingat
kepadaKu, apabila ia mengingatKu dalam dirinya, Akupun ingat padanya dalam
diriKu, dan apabila ia mengingatKu dalam ruang yang luas, aku pun ingat padanya
dalam ruang yang lebih baik." (Hadis Qudtsi diriwayatkan oleh Bukhari). "Guru
Sufi berkata: "Hatimu sekarang bersama Tuhanmu dan Tuhanmu bersama engkau,
tidak jauh dari engkau, Ia mendekatkan engkau kepadaNya, dan mengenalkan
engkau denganNya.".
MENGENAL RASUL & ISLAM SIAPAKAH YANG MENGISLAMKAN
KITA ?
Sebelum sasaorang menjalani Amal Ibadat Agama Islam, maka pernahkah terlintas
difikirannya soalan begini :- Kalau orang kafir masuk Agama Islam bergelar
Muallaf, ada Imam yang mengislamkannya. Tetapi siapa pula yang mengislamkan
diri aku ini ? Apakah yang dikatakan ISLAM itu ? Siapa pula yang membuat
RUKUN ISLAM 5 PERKARA itu ? Maka umum mengetahui Agama Islam adalah
Agama Allah yang disebarkan oleh RASUL AKHIR ZAMAN, Junjungan kita
Nabi MUHAMMAD SAW. Tiada lagi Rasul selepas baginda. Jikalau tiada lagi
Rasul selepas baginda kenapakah manusia Islam mengucap KALIMAH RASUL
yang berbunyi :- Wa Ashhadu Anna Muhammadur Rasullullah. Dan aku bersaksi
bahawa AKU MUHAMMAD Rasul Allah. Fikirkan baik baik istilah Arab AN-NA
itu bermaksud AKU dalam Bahasa Melayu kita. Ulamak Syariat mengertikan AN-
NA sebagai SESUNGGUHNYA. Aku katakan maksudnya ialah AKU atau SAYA.
Bukankah Allah Berfirman : Tiada Rasul selepas Muhammad saw dan kenapa pula
manusia menyatakan dirinya MUHAMMAD RASUL ALLAH ? Adapun tiap tiap
soalan ada jawabannya jika difikirkan. Kalau difikirkan betul ..maka ikutlah, jika
sebaliknya ..maka janganlah ikut jalan Wahdaniatullah ini kerana Allah telah
Berfirman bermaksud :- Laisa alai la huda hum wa laa kin nallah hu adii mai
ya sya‟ Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan
tetapi Allah-lah Yang Memberi Petunjuk Kerana itulah apa yang hendak
diherankan kalau manusia TIDAK DIBERI PETUNJUK oleh Allah SWT. Guru
yang turun dari langit pun tidak akan dapat berbuat apa apa untuk menyatakan
yang ajaran ini dan itu salah dan yang ini betul dan yang itu salah. Pokok
pangkalnya KEIMANAN seseorang. IMAN itu YAKIN. Kalau yakin 100% Iman
namanya. Jikalau 99% was was dan ragu namanya. Maka untuk mendapatkan
JALAN WAHDANIATULLAH kenallah yakin dan berilah tumpuan sepenuhnya
dan minta Allah bukakan PINTU MAKRIFAH kita.
Firman Allah bermaksud :- Allah Pelindung orang orang yang beriman. Dia
mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada CahayaNya. Yang menyampaikan
Firman Allah adalah RASUL. Kalau Firman Allah tidak disampaikan oleh Rasul
maka TIDAK ZAHIRLAH KALIMAH yang berjumlah 6,666 ayat menjadi 30
juzuk Al-Quran sebagai PANDUAN ORANG ISLAM yang beriman. Berbalik
kepada soalan yang pertama tadi : SIAPAKAH YANG MENGISLAMKAN KITA
? Apakah jawapan anda ? Emak andakah, bapa andakah , kadhikah atau guru
andakah ? Yang kita tahu lahir sahaja kita, ibu bapa kita daftarkan kelahiran kita di
di pemerintahan, Hospital, Pejabat Pendaftaran dsb... Masih bayi lagi SUDAH
TERCATuT dalam Surat kelahiran bahwa agama kita ialah Agama
Islam….keturunan Melayu & dsb...Maka nyatalah sekarang bahawa ISLAM KITA
ialah ISLAM BERCATIT…… Jadi kita ialah ISLAM ZURIAT atau ISLAM
KETURUNAN daripada keturunan kedua ibu bapa yang Islam. Maka untuk
mengingatkan kembali SIAPA yang mengislamkan diri kita, maka Firman Allah-
do'a iftitah- kita baca 5 Kali sehari semalam ketika kita Solat dengan sedikit
PaNDuAN ULAMAK FiQiH kerana mereka TIDAK SETUJU dengan SATU
KALIMAH didalam Al-Quran. Kerana itu maka GELAP GULITA lah manusia
Syariat tentang SIAPA yang mengislamkan mereka. Firman Allah : Al – An‘aam :
162 – 63 : Doa Iftitah Sesungguhnya solatku, ibadahku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk ( kerana ) Allah ( semata-mata ) ( iaiitu ) Tuhan Semesta Alam.
Tiada sekutu bagiNya dan demikianlah yang diperentahkan kepadaku dan AKU
ADALAH ORANG YANG AWAL ( Pertama ) ISLAM. Ini adalah DALIL
NAQLI bahwa sebelum kita dilahirkan dari setitis air mani kita TELAH ISLAM (
atau di-Islamkan allah ) Namun Ulamak Syariat yang tidak diberi ilham ( oleh
Allah ) tetapi mendapat ganjaran saperti gaji, elaun dsb ( dari manusia ) untuk
mengajar dan bersyarah agama TELAH mengartikan bahwa ayat diatas lebih
sesuai maknanya, jika dibuang kalimah AWALUL ( aku telah awal awal Islam )
dan DIGANTI dengan kalimah MINAL saja yang membawa maksud Aku adalah
orang orang Islam. Soalnya jika kita tidak percaya kepada satu Kalimah atau
makna satu ayat Al-Quran maka ianya seumpama kita tidak percaya kepada
seluruh Al-Quran itu. Kalau tidak percaya kepada AlQuran, maka jadilah kita
golongan Kafir Laknatullah. Maka inilah jawaban kepada soalan : SIAPAKAH
YANG MENGISLAMKAN KITA ? Jawabannya ialah : ALLAH – LAH YANG
MENGISLAMKAN KITA…bukan ibu bapak, bukan kadhi, atau imam atau guru
kita. Alangkah bertuahnya kita. Memang Bertuah. BILAKAH KITA DI-
ISLAMKAN ? Jawabannya ialah : SEBELUM MENJADI MANUSIA….bahkan
sebelum menjadi air mani bapak kita sudah ada di sulbi..KITA SUDAH AWAL
AWAL ISLAM. ( Kita telah di-Islamkan oleh Allah semasa kita masih bertahap
RUH belum lagi menjadi bayi atau manusia ) APAKAH ITU ISLAM – APA
MAKNANYA KALIMAH ISLAM ? Alif – Shin – Lam Alif – Mim. HURUF
HURUF UNTUK EJAAN KALIMAH ISLAM = Jawi ALIF = Allah SHIN =
Salamun LAM ALIF = Laa Ilaha Illallah MIM = Muhammadur Rasullullah Yang
Bermaksud :- Allah Mengucapkan SEJAHTERA kepada manusia yang
menyatakan :- TIADA NYATA HANYA ALLAH dan MUHAMMAD itu
MENYAMPAIKAN SIFAT BAGI DIRI ALLAH ( menyampaikan Haq Allah
kepada Badan ) Nyata Islam itu terbahagi kepada 2 ( Dua ) Kalimah iaitu :-
KALIMAH TAUHID dan KALIMAH RASUL TAUHID itu MENGESAKAN
ALLAH dan Rasul pula menyampaikan CARA MANA HENDAK
MENGESAKAN ALLAH. Rasul inilah INDUK segala Ilmu Ketuhanan. Manusia
tidak Mengenal Allah, tetapi RASUL ( manusia itu ) KENAL SIAPA ALLAH.
Maka Rasul inilah yang perlu dikaji dan dikenali terlebih dahulu kerana kenalnya
manusia tentang arti bahwa Allah itu Tuhannya kerana Rasul yang memberitahu.
SIAPAKAH RASUL ANDA ITU ? Firman Allah : Yunus : 47 bermaksud :- Dan
tiap tiap umat mempunyai Rasul ( nya ) Firman Allah : Al-Baqarah : 213 yang
bermaksud :- Manusia itu umat yang satu. Firman Allah : Ali-Imran : 144 yang
bermaksud :- Muhammad itu tidak lain hanyalah saorang Rasul. Firman Allah
yang terdapat didalam Al-Quran telah menerangkan bahawa tiap tiap umat yang
dalam ertikata lebih jelas TIAP TIAP ORANG mempunyai Rasulnya sendiri.
Maka Firman Allah ini manusia percaya . TETAPI ulamak Syariat tetap tidak
menerimanya. Kerana apa ? Mereka kata itu DAHULU, sekarang mana ada lagi
Rasul ? Bukankah Rasul sudah wafat ? Maka janganlah kita pertikaikan pendapat
mereka itu. Ini adalah kerana bagi orang yang belajar SEJARAH NABI
sememangnya Nabi Muhammad ibni Abdullah itu sudah wafat tetapi bagi orang
YANG MENGKAJI AL-QURAN dari aspek KEIMANAN akan mendapat
Petunjuk HAQ untuk mengenal akan NABI MUHAMMAD yang dikatakan telah
wafat itu. Maka setiap yang Allah wujudkan dimuka bumi ini siap
BERPASANGAN. Ada Dunia ada Akhirat. Pahala pasangannya Dosa, Loh
pasangannya Kalam, Syurga pasangannya Neraka dan sebagainya. SIAPA PULA
PASANGAN NABI MUHAMMAD ibni ABDULLAH ? Isterinyakah ? Ya kata
Ilmu Syariat. BUKAN kata Ilmu Hakikat. Adapun yang disebut PASANGAN itu
adalah KEMBARNYA seperti Dosa & Pahala. Maka jika dikatakan pasangan Nabi
Muhammad adalah SITI KHADIJAH, maka ini amatlah tidak adil kepada isteri
isteri baginda yang lain. JAWAPAN SEBENAR ialah :- RASUL ZAHIR = Nabi
Muhammad ibni Abdullah RASUL BATIN = Nabi Muhammad Mustaffa
Rasullullah Diatas Kebijaksanaan Allah Yang Maha Mengetahui, jika dihidupkan
Nabi Muhammad tanpa wafat, nescaya umatnya TIDAK AKAN MENGENAL
DIRINYA ALLAH itu. Maka Amanat Allah kepada rasul agar Rasul mengajar
umatnya MENGESAKAN ALLAH semata-mata dalam segala Amal Ibadahnya.
Firman Allah : Saba‘ : 46 yang bermaksud :- Katakanlah sesungguhnya Aku
hendak memperingati kepadamu SUATU HAL SAHAJA iaitu SUPAYA KAMU
MENGADAP ALLAH berdua-dua atau SENDIRI SENDIRI. Kemudian kamu
fikirkan ( lah ) Allah Berfirman kepada Rasul, maka Rasul sampaikan kepada
umatnya. Bagi umat YANG MAHU BERFIKIR dalam Hal Ketuhanan akan dapat
jawapannya. Bagi umat PAK TURUT yang hanya mengikut-ngikut akan dalam
KERUGIAN. Kerugian bagaimanakah itu ? Pertama : Ikut Hukum Allah tetapi
TIDAK KENAL siapakah Allah itu !. Kenal atau tidak dengan Allah ? ENTAH
jawabnya, guru kata berfikir dalam dalam tentang Allah itu hukumnya HARAM.
Maka haramlah Ilmu Ketuhanan itu. Kenapakah berfikir tentang Allah itu
dikatakan haram ? Kalau kita tidak tahu akan Allah maka nyatalah hanya takut
pada Hukum tetapi tidak takut akan Allah. Kalau kita takut akan Allah kenapakah
kita tidak merapatkan diri kita kepada RasulNya dan bertanya kepada Rasul itu
siapa itu Allah ? Tentu Syariat akan menjawab : Bukankah Rasul sudah wafat ?
Balik balik wafat, wafat, wafat. Apakah wafat itu ? Wafai itu mati. Apakah mati itu
? Entah. Kalau hendak juga jawapannya akan aku terangkan tetapi dengarkanlah
lafaz kita ikut Firman Allah :- Al-An Am : 163 yang bermaksud :- Tiada sekutu
bagiNya dan demikianlah Yang Diperentahkan Kepadaku Manusia tahu bahawa
Allah itu tidak boleh dipersekutukan, tetapi mereka tidak sedar bangun sahaja dari
tidur mereka mulalah sekutukan Allah , ambil wudhu ( subuh ) sekutukan Allah,
berjalan sekutukan Allah dan yang lebih berat bila Sembahyang, Puasa, Berzakat
dan Menunaikan Fardhu Haji pun sekutukan Allah. Subhanallah !!! Ikut Hukum,
tunaikan Rukun Islam tetapi semuanya MENYENGUTUKAN ALLAH.
Bagaimnakah ini boleh terjadi ? ZAHIRnya manusia ikut hukum dan menunaikan
Rukun Islam. Tetapi BATIN-nya bergelar SYIRIK HOPPI. Kerana apa ? Kerana
manusia yang MENGATAKAN MEREKA-lah YANG BERBUAT segala Ibadah
itu….kerana mengharapkan balasan PAHALA dan ganjaran SYURGA. Bukankah
Allah telah Berfirman : Yang bermaksud :- Sesungguhnya AKU BESERTA
KAMU Semua orang tahu bahawa : Allah Beserta kita. Tetapi kita tetap mahu
MENDUAKAN ALLAH. Yaitu Allah dan kita. Untuk mengelakkan diri dari
menduakan Allah, maka Allah telah mengutus Rasul didalam DIRI anda sendiri
…diadalam Diri manusia itu. Tidak percaya bahawa Rasul itu kini berada didalam
DIRI anda sendiri ???? HAKIKAT SHALAT Adapun kemudian daripada itu,
yakni daripada memuji Allah dan mengucapkan shalawat kepada Rasulullah SAW,
maka inilah suatu kitab yang sudah dipindahkan dari bahasa Arab ke bahasa
Indonesia, supaya mudah bagi orang yang baru belajar menginginkan Allah.
Bahwasanya diceritakan dari Abdullah Bin Umar r.a, katanya adalah kamu
berduduk pada suatu orang kelak ke hadapan Rasulullah SAW, minta belajar ilmu
Jibril a.s, daripada ilmu yang sempurna dunia dan akhirat, yaitu membiasakan dari
hakikat didalam shalat lima waktu yaitu wajib bagi kita untuk mengetahuinya.
Yang harus mereka ketahui pertama kali hakikat shalat ini supaya sempurna kamu
menyembah Allah, bermula hakikatnya didalam shalat itu atas 4 (empat) perkara :
1. BERDIRI (IHRAM). 2. RUKU‘ (MUNAJAH). 3. SUJUD (MI‘RAJ). 4.
DUDUK (TABDIL). Adapun hakikatnya : 1. BERDIRI ( IHRAM) itu karena huruf
ALIF asalnya dari API, bukan api pelita dan bukan pula api bara. Adapun artinya
API itu bersifat JALALULLAH, yang artinya sifat KEBESARAN ALLAH
TA‘ALA, yang terdiri atas 2 (dua) perkara : • KUAT. • LEMAH. Yang merupakan
kudrat dan iradat-Nya juga, karena hamba itu tidak mempunyai KUAT dan
LEMAH karena hamba itu di-KUAT-kan dan di-LEMAH-kan oleh ALLAH,
bukannya kudrat dan iradat Allah itu lemah. Adapun kepada hakikatnya yang sifat
lemah itu shalat pada sifat kita yang baharu ini. Adapun yang dihilangkan tatkala
BERDIRI itu adalah pada segala AP‘AL (perbuatan) hamba yang baharu. 2.
RUKU‘ (MUNAJAH) itu karena huruf LAM Awal, asalnya dari ANGIN,
bukannya angin barat dan bukan pula angin timur. Adapun artinya ANGIN itu
bersifat JAMALULLAH yang artinya sifat KEELOKAN ALLAH TA‘ALA, yang
terdiri atas 2 (dua) perkara : • TUA. • MUDA. Yang merupakan kudrat dan iradat-
Nya juga. Adapun hamba itu tidak mempunyai TUA dan MUDA. Adapun yang
dihilangkan tatkala RUKU‘ itu adalah pada segala ASMA (nama) hamba yang
baharu. 3. SUJUD (MI‘RAJ) itu karena huruf LAM Akhir, asalnya dari AIR,
bukannya air laut dan bukan pula air sungai. Adapun artinya AIR itu bersifat
QAHAR ALLAH yang artinya sifat KEKERASAN ALLAH TA‘ALA, yang
terdiri atas 2 (dua) perkara : • HIDUP. • MATI. Yang merupakan kudrat dan iradat-
Nya juga. Adapun hamba itu tidak pun mempunyai HIDUP dan MATI. Adapun
yang dihilangkan tatkala SUJUD itu adalah pada segala NYAWA (sifat) hamba
yang baharu. 4. DUDUK (TABDIL) itu karena huruf HA, asalnya dari TANAH,
bukannya pasir dan bukan pula tanah lumpur. Adapun artinya TANAH itu bersifat
KAMALULLAH yang artinya sifat KESEMPURNAAN ALLAH TA‘ALA, yang
terdiri atas 2 (dua) perkara : • ADA. • TIADA. Yang merupakan kudrat dan iradat-
Nya juga. Adapun hamba itu tidak ADA dan TIADA. Adapun yang dihilangkan
tatkala DUDUK itu adalah pada segala WUJUD/ZAT hamba yang baharu, karena
hamba itu wujudnya ADAM yang artinya hamba tiada mempunyai wujud apapun
karena hamba itu diadakan/maujud, hidupnya hamba itu di-hidupkan, matinya
hamba itu di-matikan dan kuatnya hamba itu di-kuatkan. Itulah hakikatnya shalat.
Barangsiapa shalat tidak tahu akan hakikat yang empat tersebut diatas, shalatnya
hukumnya KAFIR JIN dan NASRANI, artinya KAFIR KEPADA ALLAH,
ISLAM KEPADA MANUSIA, yang berarti KAFIR BATHIN, ISLAM ZHAHIR,
hidup separuh HEWAN, bukannya hewan kerbau atau sapi. Tuntutan mereka
berbicara ini wajib atas kamu. Jangan shalat itu menyembah berhala !!!. INILAH
FASAL Masalah yang menyatakan sempurnanya orang TAKBIRATUL IHRAM,
iaitu hendaklah tahu akan MAQARINAHNYA. Bermula MAQARINAH shalat itu
terdiri atas 4 (empat) perkara : 1. BERDIRI (IHRAM). 2. RUKU‘ (MUNAJAH). 3.
SUJUD (MI‘RAJ). 4. DUDUK (TABDIL). Adapun hakikatnya : Adapun
hakikatnya BERDIRI (IHRAM) itu adalah TERCENGANG, artinya : tiada akan
tahu dirinya lagi, lupa jika sedang menghadap Allah Ta‘ala, siapa yang
menyembah?, dan siapa yang disembah?. Adapun hakikatnya RUKU‘
(MUNAJAH) itu adalah BERKATA-KATA, artinya : karena didalam
TAKBIRATUL IHRAM itu tiada akan menyebut dirinya (asma/namanya), yaitu
berkata hamba itu dengan Allah. Separuh bacaan yang dibaca didalam shalat itu
adalah KALAMULLAH. Adapun hakikatnya SUJUD (MI‘RAJ) itu adalah TIADA
INGAT YANG LAIN TATKALA SHALAT MELAINKAN ALLAH SEMATA.q
Adapun hakikatnya DUDUK (TABDIL) itu adalah SUDAH BERGANTI WUJUD
HAMBA DENGAN TUHANNYA. Sah dan maqarinahnya shalat itu terdiri atas 3
(tiga) perkara : 1. QASHAD. 2. TA‘ARADH. 3. TA‘IN. Adapun QASHAD itu
adalah menyegerakan akan berbuat shalat, barang yang dishalatkan itu fardhu itu
sunnah. Adapun artinya TA‘ARRADH itu adalah menentukan pada fardhunya
empat, tiga atau dua. Adapun TA‘IN itu adalah menyatakan pada waktunya,
zhuhur, ashar, maghrib, isya atau subuh. INILAH FASAL Masalah yang
menyatakan sempurnanya didalam shalat : Adapun sempurnanya BERDIRI
(IHRAM) itu hakikatnya : Nyata kepada AF‘AL Allah. Hurufnya ALIF. Alamnya
NASUWAT. Tempatnya TUBUH, karena tubuh itu kenyataan SYARIAT. Adapun
sempurnanya RUKU‘ (MUNAJAH) itu hakikatnya :q Nyata kepada ASMA Allah.
Hurufnya LAM Awal. Alamnya MALAKUT. Tempatnya HATI, karena hati itu
kenyataan THARIQAT. Adapun sempurnanya SUJUD (MI‘RAJ) itu hakikatnya :q
Nyata kepada SIFAT Allah. Hurufnya LAM Akhir. Alamnya JABARUT.
Tempatnya NYAWA, karena Nyawa itu kenyataan HAKIKAT. Adapun
sempurnanya DUDUK (TABDIL) itu hakikatnya :q Nyata kepada ZAT Allah.
Hurufnya HA. Alamnya LAHUT. Tempatnya ROHANI, karena ROHANI itu
kenyataan MA‘RIFAT. Adapun BERDIRI (IHRAM) itu kepada SYARIAT
Allah.q Hurufnya DAL. Nyatanya kepada KAKI kita. Adapun RUKU‘
(MUNAJAH) itu kepada THARIQAT Allah.q Hurufnya MIM. Nyatanya kepada
PUSAT (PUSER) kita. Adapun SUJUD (MI‘RAJ) itu kepada HAKIKAT Allah.q
Hurufnya HA. Nyatanya kepada DADA kita. Adapun DUDUK (TABDIL) itu
kepada MA‘RIFAT Allah.q Hurufnya MIM Awal. Nyata kepada KEPALA
(ARASY) kita. Jadi Orang Shalat membentuk huruf AHMAD / MUHAMMAD.
INILAH FASAL Asal TUBUH kita (jasmaniah) kita dijadikan oleh Allah Ta‘ala
atas 4 (empat) perkara : 1. API. 2. ANGIN. 3. AIR. 4. TANAH. Adapun NYAWA
kita dijadikan Allah Ta‘ala atas 4 (empat) perkara : 1. WUJUD. 2. NUR ILMU. 3.
NUR. 4. SUHUD. Adapun MARTABAT Tuhan itu ada 3 (tiga) perkara : 1.
AHADIYYAH. 2. WAHDAH. 3. WAHIDIYYAH. Adapun TUBUH kita dijadikan
Allah Ta‘ala atas 4 (empat) perkara : 1. WADIY. 2. MADIY. 3. MANIY. 4.
MANIKAM. INILAH PASAL Masalah yang menyatakan jalan kepada Allah
Ta‘ala atas 4 (empat) perkara : 1. SYARIAT. = AF‘AL. = BATANG TUBUH. 2.
THARIQAT. = ASMA. = HATI. DIRI 3. HAKIKAT. = SIFAT. = NYAWA.
KITA 4. MA‘RIFAT. = RAHASIA. = SIR. Adapun hakikatnya : SYARIAT itu
adalah KELAKUAN TUBUH.ü THARIQAT itu adalah KELAKUAN HATI.ü
HAKIKAT itu adalah KELAKUAN NYAWA.ü MA‘RIFAT itu adalah
KELAKUAN ROHANI.ü Adapun yang tersebut diatas itu nyata atas penghulu kita
Nabi MUHAMMAD. Karena lafadz MUHAMMAD itu 4 (empat) hurufnya yaitu :
1. MIM Awal. 2. HA. 3. MIM Akhir. 4. DAL. Adapun huruf MIM Awal itu ibarat
KEPALA. Adapun huruf HA itu ibarat DADA. Adapun huruf MIM Akhir itu
ibarat PUSAT (PUSER). Adapun huruf DAL itu ibarat KAKI. Adapun huruf MIM
Awal itu MAQAM-nya kepada alam LAHUT. Adapun huruf HA itu MAQAM-nya
kepada alam JABARUT. Adapun huruf MIM Akhir itu MAQAM-nya kepada alam
MALAKUT. Adapun huruf DAL itu MAQAM-nya kepada alam NASUWAT. Sah
dan lagi lafadz ALLAH terdiri dari 4 (empat) huruf : 1. ALIF. 2. LAM Awal. 3.
LAM Akhir. 4. HA. Adapun huruf ALIF itu nyatanya kepada AP‘AL Allah.
Adapun huruf LAM Awal itu nyatanya kepada ASMA Allah. Adapun huruf LAM
Akhir itu nyatanya kepada SIFAT Allah. Adapun huruf HA itu nyatanya kepada
ZAT Allah. Adapun AP‘AL itu nyata kepada TUBUH kita. Adapun ASMA itu
nyata kepada HATI kita. Adapun SIFAT itu nyata kepada NYAWA kita. Adapun
ZAT itu nyata kepada ROHANI kita. INILAH FASAL Masalah yang menyatakan
ALAM. Adapun ALAM itu atas 2 (dua) perkara : 1. ALAM KABIR (ALAM
BESAR/ALAM NYATA). 2. ALAM SYAQIR (ALAM KECIL/ALAM DIRI
KITA). Adapun ALAM KABIR itu adalah alam yang NYATA INI. Adapun
ALAM SYAQIR itu adalah alam DIRI KITA INI. ALAM KABIR (ALAM
BESAR) itu sudah terkandung didalam ALAM SYAQIR karena ALAM SYAQIR
itu bersamaan tiada kurang dan tiada lebih, lengkap dengan segala isinya bumi dan
langit, arasy dan kursy, syurga, neraka, lauhun (tinta) dan qolam (pena), matahari,
bulan dan bintang. Adapun BUMI / JASMANI didalam tubuh kita itu terdiri atas 7
(tujuh) lapis yaitu : 1. BULU. 2. KULIT. 3. DAGING. 4. URAT. 5. DARAH. 6.
TULANG. 7. LEMAK (SUM-SUM). Adapun LANGIT / ROHANI
(OTAK/ARASY) didalam tubuh kita itu terdiri atas 7 (tujuh) lapis pula : 1.
DIMAK (LAPISAN BERPIKIR/RUH NABATI). 2. MANIK (LAPISAN
PANDANGAN/RUH HEWANI). 3. NAFSU (RUH JASMANI). 4. BUDI (RUH
NAFASANI). 5. SUKMA (RUH ROHANI). 6. RASA (RUH NURANI). 7.
RAHASIA (RUH IDHAFI). Adapun MATAHARI didalam tubuh kita yaitu
NYAWA kita. Adapun BULAN didalam tubuh kita yaitu AKAL kita. Adapun
BINTANG didalam tubuh kita yaitu ILMU kita (ada yang banyak dan ada pula
yang sedikit). Adapun SYURGA didalam tubuh kita yaitu AMAL SHALEH kita.
Adapun NERAKA didalam tubuh kita yaitu DOSA-DOSA kita. Adapun LAUT
didalam tubuh kita ada 2 (dua) yaitu : 1. LAUT ASIN. 2. LAUT TAWAR. Adapun
LAUT ASIN didalam tubuh kita yaitu AIR MATA kita. Adapun LAUT TAWAR
didalam tubuh kita yaitu AIR LUDAH kita. Adapun MAHLIGAI didalam tubuh
kita ada 7 (tujuh) pula yaitu : 1. DADA. 2. QALBUN. 3. BUDI. 4. JINEM. 5.
NYAWA. 6. RASA. 7. RAHASIA. Didalam DADA itu QALBUN dan didalam
QALBUN itu BUDI dan didalam BUDI itu JINEM dan didalam JINEM itu
NYAWA dan didalam NYAWA itu RASA dan didalam RASA itu RAHASIA
(SIR). BAB ― SHOLAT ― Dalam agama Islam tidak dikenal istilah
sembahyang.Yang ada ialah Sholat.Kata sholat ini kita temukan dalam kitab Suci
AL QUR‘AN dengan kata sholat/sholati.Sedangkan kata sholat menurut ilmu nahu
terjamahan kedalam bahas Indonesia ialah Sholeh. Sholat Agama Islam ialah
berkiblat ke Baitullah,Berkiblat disini yang tersirat disini ialah Menghadap ke
Baitullah bukannya yang ada bengunannya dinegara Arab,melainkan Baitullah
yang ada pada diri manusia .Yang letaknya diatas perut,diujung jantung ( QOLBU
). Bila masjid terdapat bedug yang dahulunya dibuat dari kulit sapi betina,itu
mengikuti bedug yang ada di Baitullah (qolbu )kita.Itu pula sebabnya maka orang
jawa mengatakan kulit itu dengan kata kalep.Berasal dari kata QOLB (qolbu )
Mengapa masjid dinamakan Masjidil Haram?sehingga ada pertanyaan mengapa
kalau haram dimasuki bukan dijauhi? Riwayatnya : Para sahabat Nabi Muhammad
SAW,sangat kasihan bila melihat Nabi Besholat dengan kepanasan .Oleh sebab itu
lalu dibuatkan sebuah bangunan. Ketika hendak sholat,para sahabat lalu
mempersilahkan untuk mempergunakan bangunan itu,sekalian diberi nama.
Setelah melakukan sholat dibangunan hasil karya para sahabat itu,Rosulullah lalu
memberinya nama : Masjidil Haram.Maksudnya agar umat Islam tidak
mengutamakan atau menilai bahwa dengan bersholat dibangunan semacam
itu,pasti sholatnya diterima aleh ALLAH.Tetapi maksud ini tidak dapat dibaca oleh
para sahabat.Dan para sahabatpun tidak ada yang menanyakan mengapa
Rosulullah menamakannya Masjidil Haram. Itulah sebabnya maka setiap bangunan
yang dipergunakan untuk sholat umat Islam lalu meniru bentuk Masjidil Haram
yang dibangun oleh para sahabat Nabi.Sudah barang tentu bangunan yang sekarang
ini sudah beberapa kali mengalami perbaikan.Baik dalam bentuk maupun
bahannya. Dalam AL QUR‘AN ada perintah ALLAH bahwa umat Islam bila
melaksanakan sholat yang fardhu wajib melakukannya di BAITULLAH ( rumah
ALLAH ).Dan dalam sebuah sabda Rosulullah dalam Hadist mengatakan :
―SESUNGGUHNYA SEAMPUH-AMPUHNYA SHOLAT BILA DILAKUKAN
DENGAN TIDAK DIKETAHUI OLEH ORANG LAIN ― Kalau kita pikirkan
selintas antara firman ALLAH dengan Hadist diatas sangat berlawanan.Sebab
sholat fardhu di BAITULLAH ( kalau diartikan masjid ) tentunya dengan sholat
berjamaah.Tetapi Hadist mengatakan Sholat yang ampuh bilatidak diketahui oleh
orang lain.Tidak diketahui bukan berarti tidak dilihat,Bukan ! Dalam kebingungan
ini maka sebagian orang Syari‘at menuduh Hadist itu adalah Dho‘if ( palsu
).Padahal sebenarnya Hadist itu benar adanya. Sesungguhnya Sholat Nabi
Muhammad SAW itu sendiri terdiri dari 3 macam dan kita sebagian umat Islam
juga wajib melakukannya. 1.Sholat Syari‘at : Dilakukan 5 kali sehari dengan 17
Roka‘at 2.Sholat Tauhid : Dilakukan 24 jam ( 5waktu )di BAITULLAH 3.Sholat
Dha‘im : dilakukan sewaktu-waktu bila diperlukan untuk berhubungan langsung
dengan Sang Pencipta ( ALLAHU AKBAR ). 1.SHOLAT SYARI‘AT Sholat ini
sesungguhnya biasa dilakukan oleh mereka dari golongan Syari‘at.Mereka
Melakukan 5 kali sehari semalam.iaitu waktu SUBUH, DHUHUR,AS‘HAR,
MAGRIB, ISYA. Yang tersirat dari perintah ALLAH disini ialah : 1.Sholat Subuh:
2 rokaat,dan dapat dilakukan secara berjamaah.Sholat ini memperingati saat kita
dilahirkan kea lam fana ini.Kita lahir terdiri dari 2 bagian : lahir dan batin.Lagi
pula kita lahir tidak sendirian.Disaksikan oleh Bidan/Dokter/Dukun
bayi,Bapak,Ibu.itu sebabnya maka sholat subuh ini biasa dilakukan secara
berjamaah 2.Sholat Dhuhur :4 rokaat.Tujuannya ialah untuk mencari nafkah (Lahir
maupun Batin) Dalam mencari nafkah,maka memerlukan ke 4 hawa nafsu :nafsu
amarah,luamah supiyah,mutmainah Bisa dilakukan berjamaah bila sholat Jum‘at :
dilakukan hanya 2 roka‘at,karena yang 2 roka‘at pertama sudah dipergunakan
untuk khotbah.Dan khotbah itu wajib diikuti,karena merupakan rejeki batin (
Santapan rokhani ) 3.Sholat as‘har : 4 Roka‘at .Tujuannya untuk berbuat
amal.Dalam berbuat amal lahir dan amal batin,maka dipergunakan
jasad,nyawa,rokh,dan rokhani 4.Sholat maghrib : 3 roka‘at.Tujuannya untuk
mati.Tiga roka‘at karena orang mati itu melepaskan :Dzad,Nur dan Sir 5.Sholat
Isya :4 roka‘at.Karena Tujuannya untuk hijrah ( pindah dari Alam Fana ke Alam
Akherat ), maka jasad harus membawa roh jasmani/hewani,roh nabati,dan roh
rewani -nyawa harus membawa Roh Rahmani dan Roh Nurani -Roh harus
membawa Roh Kudus -Rokhani harus membawa Roh Rabbani dan Roh Burhani
2.SHOLAT TAUHID Sholat Tauhid ini dipergunakan sebagai pengisi waktu luang
antara ke 5 sholat sayari‘at.Hal ini untuk memenuhi persyaratan Firman Allah : ―
BARANG SIAPA SELALU INGAT KEPADAKU,MAKA AKU AKAN
SELALU INGAT KEPADANYA ― Maka para penganut ilmu MA‘RIFAT
mengutamakan sholat Tauhid dari pada sholat Syari‘at Padahal Sholat syari‘at itu
jaga termasuk sholat Muhammad SAW.Dan ada maksud dan tujuannya
.Dikarenakan kebanyakan mereka tidak mengerti maksud dan tujuannya,maka
sholat syari‘at banyak ditinggalkan oleh orang Mari‘fat. Sholat Tauhid dilakukan
dengan melakukan ( Dzikir Qolbu ).Dengan Dzikir Qolbu Ini,maka senua nafsu
diimami oleh Rosul/Nur Muhammad dan juga semua Alif Mutakalimun Arif
melakukan sholat di Baitullah.Ini adalah sholat fardu yang dilakukan berjamaah di
Baitullah.Dan ini pula yang dimaksud dengan sholat paling ampuh yang tidak
diketahui oleh orang lain ! Keterangan : Mula-mula mereka sholat di Baitul
Muharam (Tenggorokan ),lalu pindah ke Baitul Muqadis ( Puser ) terus ke Baitul
Ma‘mur ( kening ),lalu pindah lagi ke Baitul Muqadas ( Kemaluan ) dan akhirnya
sholat di Baitullah ( Ulu Hati ) Oleh karena adanya sholat ini,maka baik bayi lahir
maupun orang mati tidak pernah tepat jamnya.Kalau tidak lebih sekian detik atau
menit,ya kurang sekian detik atau menit.Yang hanya Sholat di Baitullah,Tidak
berpindah-pindah ialah ke4 nafsu yang diimami oleh Rosul/Nur Muhammad. 3.
SHOLAT DHA‘IM Sewaktu di Gua Rahim,semua umat manusia pernah
melakukan sholat.Dan sholatnya adalah Dha‘im Mul Haq.Oleh sebab itu tidak
benar bahwa masih ada orang kafir hidup dialam Fana ini. Karena ketika lahir kita
ini kehilangan HAQ,maka lalu LAHAULA WALA QUWATA ILLA BILLAHIL
ALIYIL‘ADHIM ( Tiada daya apa-apa kecuali ALLAH yang punya kuasa ),tidak
bias lagi KUNFAYAKUN.Maka selama hidup ini kita ikhtiar untuk mandapatkan
HAQ yang hilang itu.Agar kita dapat berbuat amal dengan sempurna. HAQ ini
adanya di Alam Akbar/LAUHUL MAHFUZ.Sarananya sudah ada dan dalam diri
kita. lebih jelas haqiqinya shalat dhaim tanyakan pada penulis
MAKRIFATULLAH Ma‘rifatullah,artinya MENGENAL ALLAH AZZA
WAZALLA.Jadi sebelum kita mengenal Tuhan,kenalilah DIRI. Ini sesuai dengan
sabda Rasulullah s.a.w : MAN ARAFA NAFSAHU FAQAD AROFA
ROBBAHU,artinya :Barang siapa mengenal akan dirinya,niscaya mengenal akan
tuhannya. Perjalanan itu dimulai dari dalam diri kita sendiri,perjalanan itu dimulai
dari dalam terus kedalam,akhirnya serta alam dengan keindahannya dan dengan
keganjilannya,hanyalah sebagai saksi pencari diri. Jadi sebelum kita mengenal
Tuhan,maka kenallah diri,sebelum kita mengenal diri lebih dahulu,kenallah Adam
lebih dahulu,dan sebelum kenal kepada Adam kenallah MUHAMMAD lebih
dahulu.Demikianlah orang yang hendak mengenal diri dan mengenal akan tuhan
Allah Azza Wazalla. Baiklah kita mulai dengan ayat yang berbunyi : INNALAHA
KHOLAQO QOBLAL ASIA INNURI NABIYUKA. Bahwasanya Allah Talala
menjadikan dahulu daripada segala asia itu ilah NUR NABIMU. Diriwayatkan
oleh ZABIR beliau pernah juga bertanya kepada Nabiallah s.a.w. ; yaitu dijawab
oleh Nabi AWWALUMA KHOLAQOL LAHU TAALA NURI NABIYIKA,YA
ZABIR. Mula mula dijakan AllahTa‘ala daripada segala asia itu ialah : NUR
NABIMU ya ZABIR. Maka nyatalah RUH NABI itu dijadikan dahulu daripada
segala asia itu,dan lagi dijadikan ia daripda Zatnya jua,tetapi sebelum tuhan
menjadikan NUR MUHAMMAD,Tuhan telah mengatakan dalam kitabnya
Al‘quranul qarim yang berbunyi : artinya : Pertama kujadikan ILMU sebelum
kujadikan NUR MUHAMMAD. Maka nyatalahkepada kita bahwa : NUR
MUHAMMAD. Maka nyatalah kepada kita bahwa NUR MUHAMMAD itu jadi
daripada ILMUnya dan daripada KUDRAT DAN IRADATNYA jua,seperti kata
Syeh ABDUL WAHAB SYAHRANI : INNALAHA KHOLAQOR RUHUN
NABIYI MUHAMMADIN MINZATIHI,WAKNOLAQOR RUHUL ALIMU
MINNURI MUHAMMAD S.A.W. Bahwasanya Allah Ta‘ala menjadikan Roh
nabi itu daripada Zatnya jua, dan daripda ilmunya jua, dan serta qudrat dan
iradatnya. Dan menjadikan Roh sekalian alam ini daripada NUR MUHAMMAD
s.a.w Maka nyatalah kepada kita bahwa Roh sekalian alam ini daripada NUR
MUHAMMAD jua. Dan segala batang tubuh kita ini nyata daripada Adam,tetapi
Nabi Adam itu dijadikan daripada tanah,seperti firman Allah Ta‘ala dalam AL
qur‘an : KHOLAQOL INSANA MINTIN artinya : Aku jadikan Insan Adam itu
daripada tanah dan tanah itu jadi daripada Air, dan Air itu jadi daripada NUR
MUHAMMAD s.a.w. jua. Maka nyatalah kepada kita bahwa Roh kita dan batang
tubuh kita ini jadi daripada NUR MUHAMMAD; maka wajarlah kita ini bernama
MUHAMMAD. Dan nyatalah bahwa kalau Roh kita dan batang tubuh kita ini
daripada Nur Muhammad. Maka kita ini tiada lain dan tiada bukan,pada
Hakikatnya Nur Muhammad jua. Dan kalau telah jelas dalam hati marifatakan
hakikat Nur Muhammad itu, maka hendaklah engkau mesrakan Nur Muhammad
itu kepada Roh dan kepada batang tubuhmu dan kepada seluruh kainat. Kalau
sudah benar-benar mesra,insya allah engkau akan melihat keelokan zat yang
wajibal wujud. Sekarang baiklah kita teruskan kepada membicarakan tentang
mengenal diri,yaitu sekalian nanti bab yang akan datang kita perdalam lagi
menurut yang semestinya. Dan Syeh ABDUL RA‘UF berkata : yang sebenar-benar
diri itu ialah nyawa. Yang sebenar-benarnya nyawa itu ialah Nur Muhammad. Dan
yang sebenar-benarnya Nur Muhammad itu ialah sifat. Yang sebenar-benarnya
sifat itu ialah zat. Tetapi disini bukan zat hayun,tapi zat hayat. Dan lagi kata
aribillah : Bermula yang sebenar-benarnya diri itu ialah Roh,tatkala ia nasab
sekalian tubuh,nyawa namanya. Tatkala keluar masuk nafas namanya. Tatkala ia
berkehendak hati namanya. Tatkala ia ingin akan sesuatu nafsu namanya. Tatkala
ia memilih akan sesuatu ihtiar namanya. Taktkala ia dapat memperbuat akan
sesuatu akal namanya. Dan tatkala ia yakin akan sesuatu iman namanya. Jadi
pohon akal itu adalah ilmu. Inilah yang disebut yang se-benar benar diri. Tetapi
janganlah terhenti kepada roh itu saja, teruskanlah kepada yang hak. (kepada Allah
Ta‘ala). Dan firman Allah Ta‘ala dalam Al qur‘an : ANA MINNURILAH WAL
ALIMU MINNUR,artinya : Dari pada cahaya Allah,dan sekalian Ilmu daripada
cahayaKu. Tetapi Nur disini bukan lah menurut pahaman umum yang berlaku ia
bukan zat,bukan benda dan bukan materi,tetapi diatas segala-galanya. Insya Allah
kita akan bertemu juga dengan NUR cerlang cemerlang itu. Sekarang kita teruskan
kepada firman Allah : KHOLAQTUKA LIADJLI WA KHOLAQTUL ASNI
LIADJLIKA, artinya : Aku jadikan engkau karenaku ya Muhammad dan Aku
jadikan sekalian alam itu karenamu ya Muhammad. Jadi dengan adanya ini tadi,
maka nyatalah kepada kita bahwa Nur Muhammad itu jadi daripada Nur Allah
Jua,atau yg lazim disebut NUR ZAT atau NUR ILAHI ROBBI. Maka kalau
demikan adanya,wajarlah kita ini dengan Zat Allah Ta‘ala,sebab Zat itulah
bermula segala ujud. Tidak ada yang ujud, hanyalah Allah dan perbuatan Allah.
Maka adalagi sebuah hadis qudsyi berbunyi : AL INSANU SIRRI WAANA
SIRRAHU. Artinya : insan itu rahasiaKu,dan Akupun rahasianya. Dan lagi firman
yang berbunyi : AL INSANU SIRRI WA ANA SIRRI WASIFATIN WA
SIFATUN LAGOIRIH, artinya : insan itu rahasiaku,rahasiaku itu sifatku,dan sifat
itu tiada lain daripada aku jua. Jadi yang sebenar-benarnya insan itu manusia, yang
sebenar-benarnya manusia itu ialah Af‘al Allah. Yang sebenar-benarnya Af‘al
Allah itu ialah Sifat Allah. Yang sebenar-benarnya Sifat Allah itu ialah Zat Allah.
Karena zat dan sifat itu tiada menerima tunggal; dan Zat dan Sifat itu tiada sekutu
dan tiada pula bercerai. Dan barang siapa menyekutukan Zat dan Sifat, atau
menceraikannya, maka tersebut dihukumkan SYIRIK KHAFI. Orang yang
mmenceraikan itu berdosa. Orang yang syirik itu syirik zali hidupnya penuh dosa
yang tiada maaf baginya. Karena orang yang seperti itu ia merasa bahwa dirinya
yang ada. Sabda Rasulullah s.a.w. didalam Al hadist : yang berbunyi UJUDUKA
ZAMBUN QIAASALAHU LIGOIRIH. Artinya : Syirik Khafi itu adalah dosa
besar. Jadi selama ujud Adam masih melekat dalam dirimu,niscaya tiada sampai
semua ibadatmu walau setinggi langit. Jadi untuk melepaskan syirik khafi itu
keluarlah engkau dari diri engkau. Disini kita bicarakan sedikit tentang diri kita
yang sebenar-benarnya. Adapun diri kita ini ada tiga bagian : Pertama ialah diri
yang sebenarnya (rahasia) Kedua ialah diri terperi (Muhammad) Ketiga ialah diri
terdiri (adam). Jadi yang pertama tadi ialah kembali kepada yang hak. Kedua ialah
kembali kepada rasa Muhammad. Ketiga ialah yang betah tinggal kepada rasa
adam semula. Jadi dosa besar yang tiada ampunan : kecuali kembali kepada yang
sebenarnya. Insya Allah kita uraikan panjang lebar dan lebih mendalam lagi dalam
pelajaran yang akan datang. MENGENAL DIRI Sabda Rasulullah s.a.w. : MAN
AROFA NAFSAHU FAQOD AROFA RABBAHU. Artinya: Barang siapa
mengenal dirinya,niscaya mengenal akan Tuhannya. Jadi sebelum mengenal
Tuhan, kenallah diri. Perjalanan itu kita mulai dari dalam diri kita sendiri, dari
dalam terus kedalam, akhirnya serba alam dan keindahannya dan dengan
keganjilannya : hanyalah sebagai pencari diri. Alam ini penuh dengan rahasia-
rahasia yang tersembunyi. Rahasia itu tertutup oleh dinding-dinding, dinding-
dinding itu ialah hawa nafsu kita sendiri, atau yang disebut nafsu kita sendiri, atau
disebut pula nafsu saiton, atau dengan kata lain ialah : nafsu lawammah atau nafsu
sawiyah atau nafsu yang batal/agiar. Dinding-dinding itu mungkin tersimbah dan
terbuka, asal kita sudi menempuh jalannya, jalannya ialah : jalan yang ditempuh
oleh orang arif, dan mau mengurangi sedikit dari hawa nafsu kebendaan. Dan
sanggup menyisihkan segala halangan dan rintangan yang hendak menggagalkan
niat kita yang baik itu. Jadi yang hendak kita kenal ini bukanlah diri yang kasar ini.
Tetapi diri yang bersifat ketuhanan. Diri kita ini ada dua unsur : pertama unsure
jasad atau badan kasar. Kedua unsur Ruh atau badan latif. Ruh itu erat sekali
pertaliannya dengan Tuhan. Memang sudah hamba katakan dahulu bahwa RUH itu
adalah suatu Rahasia yang amat pelit sekali. Jadi yang sebenar –benar Ruh itu Nur
Muhammad. Jadi yang sebenar-benar Nur Muhammad itu Sifat. Sebenar-benar
sifat itu ialah Zat. Jadi Zat itu Zat Hayat,bukan Zat Hayun. Jadi Allah adalah nama
Zat, dan Muhammad nama Sifat. Zat dan Sifat itu tiada bersatu dan tiada bercerai.
Sekarang marilah kita teruskan untuk mengenal diri dan mengenal Tuhan Allah
Azzawazalla. WANAN KAANAFI HAJIHI AMA FAHUWA FIL
AKHIRATIA‘MA WA ‗ADHOLLU SABBILA, artinya : Barang siapa buta dalam
dunia ini, niscaya buta juga di akhirat sesat di jalan. Seratus dua puluh empat ribu
nabi-nabi dit=utus Tuhan kedalam dunia ini, adalah untuk mengajar dan memimpin
umat manusia, untuk cara-cara membersihkan bathin atau qalbu, supaya dapat
ma‘rifat dan mengenal Allah. Tujuan utama ialah : agar memperoleh kebahagiaan
jiwa, dan ketenangan bathin. Karena yang sebenar-benar Kaya itu ialah
kebahagiaan jiwa dan kebersihan hati. Inilah tujuanutama bagi alat jiwa manusia
ini. Inti daripada selaga kebahagiaan itu ialah : Ma‘rifatullah. Jadi siapa yang
sudah Ma‘rifat itulah sorga dunia dan sorga akhirat nanti. Dan siapa belum/masih
terdinding itulah neraka dunia dan neraka akhirat nanti. Jadi barang siap tidak ada
hasrat memiliki ilmu ini maka samalah ia makan nasi bercampur pasir. Ma‘rifat itu
adalah suatu amanah dari tuhan yang wajib kita tuntut dan kita tuju. PERINTIS
JALAN YANG PERTAMA Pengantar dan Perintis yang pertama dalam ilmu
bathin, atau ilmu hakikat/ilmu tasawuf adalah RASULULLAH sendiri. Kemudian
dijadikan suatu pelajaran, dan ilmu tersendiri oleh Syaidina ALI
KARAMMULLAHUWAJHAH, kemudian dilanjutkan oleh HASAN BASRI
anaknya. Hairoh yang menjadi pembantu peribadi Ummu Salamah yaitu ketika
HASAN BASRI masih kecil ilmu ini sudah mulai melimpah kepada beliau, karena
dekatnya kepada Rasulullah s.a.w. Kemudian Ahli kebatinan yang pertama sekali
ialah : ABU HASYIM AL KUFI, beliau berasal dari koufah yang meninggal pada
tahun 150 atau tahun 761 M. Adapun sumber ilmu tasawuf itu adalah dari AL
QUR‘AN dan AL HADITS. Dan menuntut ilmu ini adalah hukumnya Fardhu ain.
Maka barang siapa tidak peroleh ilmu ini ditakuti mati dalam kekafiran.
MA‘RIFATULLAH. SEBELUM MENGENAL TUHAN,KENALLAH DIRI.
MENGENAL DIRI : Diri itu ada dua unsur. 1. Diri jahir berupa jasad. 2. Diri
bathin berupa Ruh. Dan diri itu dapat pula dibagi atas 3 unsur. 1. Diri yang Hak.
(diri yang sebenarnya) 2. Diri terperi. (Muhammad) 3. Diri terdiri. (Adam). Dan
Ruh itu ada tiga Martabat. 1. Ruh idhofi (nafas yang keluar masuk) 2. Ruh
mukayyat (yang mengedari/yang ergerak keseluruh tubh) 3. Ruh mutlak (yang
tetap pada tempatnya) Dan Zat itu ada tiga Asma. 1. ZAT illahiyah 2. ZAT
masbiyah 3. ZAT addahiyah. Dan diri jahir ada dua unsure bahagi pula. 1. Jasad
yang mengandung Ruh. 2. Ruh yang mengandung Jasad. Dan diri kita ini
mengandung dua aspek. 1. Diri yang bersifat ketuhanan (lahud) 2. Diri yang
mengandung kehambaan (nasud) Dan dalam diri kita ini mengandung tiga Rahasia.
1. Rasa yang Hak (rasa tuhan) 2. Rasa Muhammad (Nur Muhammad) 3. Rasa
Adam (rasa yang tercela). Dan didalam diri kita ini ada suatu perbendaharaan yang
tersembunyi : disitu ada mahligai. Didalam mahligai itu ada alat yang halus , ada
yang kasar. Kesemuanya itu adalah berupa amanah tuhan dan suatu titipan Tuhan
kepada hambanya. Amanah itu ialah suatu titipan Ruh dan itulah yang wajib kita
pelihara dan kita jaga kemurniaannya. Ruh inilah yang sanggup mengenal
Tuhannya. Dan yang sanggup melaksanakan sebagai khalifah didalam bumi ini.
Apakah alat yang halus dan kasar itu tadi? Sekarang marilah kita uraikan satu
persatunya. Adapun diri kita ini ada dua unsur/macam. Pertama diri jahir berupa
jasad. Batang tubuh dengan kelengkapannya seperti ; kaki,tangan,mata
hidung,mulut telinga,dan lainnya. Serta dalam tubuh ini ada Ruh,hati,akal dan
nafsu. Yang kesemuanya itu tergolong alam yang disebut alam sagir (alam
kecil).Yang kesemuanya itu terjadi dari unsur2 api,angin,air dan tanah/bumi. Inilah
yang disebut laksana kuda tunggangan yang menjadialat nbagi hakikat Roh itulah
sebagai penunggangnya. Kedua diri bathin yang berujud qalbu atau Ruh.
Bukannya ber-ujud benda dalam tubuh, dan dia tidak akan binasa untuk selamanya.
Dialah yang sanggup memerintah jasad, dialah yang mampu mengenal Allah.
Dialah Raja kuasa. Ruh itu raja kuasa dan sanggup mengenal Allah. Apakah
sebabnya dikatakan raja kuasa? Sebabnya ialah kerena ruh ituu adalah yang
menjadi tempat majhor kenyataan terang benderangnya sifat-sifat Allah. Ruh
Muhammad itulah/adalah dari NUR menyata. Itulah yang dikatakan cahaya yang
cerlang cemerlang yang tiada harapan : Tuhan bertajali kepadanya. Sedabg sifat
sifat Allah itu ada pada ZATnya. Maka apabila kita mendakwa kepada Ruh, maka
haruslah ditembuskan pandangan kita kepada Sifat dan Zat Allah.supaya tidak
terdinding lagi kepada Allah. Kalau kita terhenti kepada ruh itu saja, tidak kita
teruskan kepada Allah, maka kita terdinding kepada Allah. Kalau masih betah
berdiam kepada Muhammad, ber-arti belum kembali atau belum pulang landas
kepangkalannya. Kalau sudah pernah tinggal landas inilah yang dikatakan orang
yang bergembira setiap saat. Sedangkan Rasulullah sendiri sebagai asal usul segala
kejadian,toh beliau pulang kembali kepangkalannya,apalagi kita ini. RUMUS/
MUTIFATOR 1. Hidup tubuh karena nyawa,hidup nyawa karena Allah. 2. Tahu
hati karena tahu Ruh, tahu Ruh karena Allah. 3. Kuasa anggota tubuh karena Ruh,
kuasa Ruh karena kuasa Allah. 4. Berkehendak puad kerena berkehendak Ruh,
berkehendak Ruh karena berkehendak Allah. 5. Mengdengar telinga karena
mendengar Ruh, mendengar Ruh karena mendengar Allah. 6. Melihat mata karena
melihat Ruh, melihat Ruh karena melihat Allah. 7. Berkata mulut karena berkata
Ruh, berkata Ruh karena berkata Allah. Maka kita rumuskan pula tentang diri
bathin itu sebagai berikut dibawah ini : 1. Wujud bathin,hakikatnya adalah wujud
Allah.kepada kita jadi Rahasia. Maksudnya tentang Zat Tuhan itu tidak dapat
dilihat dan diraba, hanya dengan nur iman dan dirasakan oleh sinar hati. Inilah
yang dimaksud oleh hadits yang berbunyi : Al insanu sirri wa ana sirrohu. Artinya :
insane itu rahasiaku , dan akupun rahasianya. 2. Ilmu bathin, hakikatnya adalah
sifat Allah, yang kepada kita menjadi nyawa/Ruh. Dan ruh itulah tempat majhor
sifat-sifat Allah. Hingga dia kuasa memerintahkan jasad dan lain2nya. 3. Nur
bathin, hakikatnya Asma Allah, yang kepada kita menjadi hati. Maksudnya hati itu
adalah tempat majhor daripada Asma Allah. 4. Syuhud bathin, hakikatnya adalah
Afal Allah, yang kepada kita menjadi batang tubuh. Maksunya batang tubuh kita
ini adalah tempat majhor dan tempat nyata perbuatan Allah. Jalannya adalah
bahwa segala amal usaha lahir yang dilakukan ole manusia. Tapi pada hakikatnya
dan pada bathinnya adalah semata-mata perbuatan Allah. Maka hal itu dinamakan
penyaksian Bathin. Karena amal usaha jahir itulah yang membuktikan perbuatan
bathin. Itulah yang member bekas, kerena terjadi dari sifat bathin, yang tidak bias
lepas dari ujudnya : yakni Zatnya yang maha kuasa. Demikianlah yang dinamakan
tauhidul Zat, tauhidul Sifat, tuahidul Asma, tauhidul Af‘al. maka melihat sesuatu
apa saja perbuatan Allah. Maka dengan demikian fana lah yang lain : yakni ujud
lahir dan sifat lahir,dikala itu tidak ada yang ada kecuali bathin. Maka sekaran
bathinlah yang melihat bathin/melihat gerakan Zat. Dari itu maka jelaslah sekarang
kepada kita bahwa yang memandang ia yang memandang. Dan kalau sudah
mantap pandangan ini, dengan sendirinya naiklah ke makam baqabillah. Karena
pada makam ini seperti ucapan ahli tasawuf, BAQA itu ialah daripada Allah, dan
dengan Allah. Cara pandangan itu ada dua macam,pertama : SYUHUDUL
WAHDAH FIL KASRAH artinya : memandang yang satu kepada yang banyak.
Dimana pokok pandangan dimulai dari syuhud bathin, naik kepada Nur bathin, dan
kepada ilmu bathin. Dan akhirnya sampai kepada ujud bathin. Pandangan kedua
ialah : SYUHUDUL KASRAH FIL WAHDAH, Artinya : memandang banyak
kepada yang satu. Pandangan ini dimulai pada pangkal pertama yakni ujud bathin
yang hakikatnya Zat semata-mata dan Zat yang satu itulah yang menerbitkan ilmu
bathin ; yakni Sifat. Dan juga Nur bathin yakni Asma. Bahkan syuhud bathin yakni
Af‘al. maka apabila yang banyak itu berasal dari yang satu :akhirnya akan kembali
juga kepada yang satu. Dan apabila sekarang kita sudah kembalikan,maka tidak
ada lagi ujud kecuali Allah semata. Tamsil, cahaya terang itu adalah permulaan
dari sinar matahari,yang disebut siang. Sebelum itu didapat, lebih dahulu yang
dipandang itu adalah cahayanya yang terang tersebut. Kemudian baru sinar yang
menerangi itu, sinar itu menyatakan cahaya matahari. Meskipun tidak tampak,
karena sinar itu tidak lepas dari matahari. Bahkan cahaya terang itu juga
menyatakan adanya matahari, karena datang dari sinar yang ada pada matahari
tersebut. Maka apabila sudah lenyap dan fana segala yang lain daripada Allah
Ta‘ala dan sudah lenyap segala sifat-sifat kejadian,yakni majhor kenyataan,maka
akan tercapailah makam baqa ; yang disebut juga makam tajali atau Nampak,
makam Zuhur atau nyata; yang menghasilkan pandangan : MA RAYTU SYAI‘A
ILLA WAROITULLAH MA‘AH Artinya : tidak aku lihat sesuatu, yang Nampak
bagiku Allah besertanya. MA RAYTU SYAI‘A ILLA WAROITULLAH
QABLAH Artinya : tidak aku lihat sesuatu, kecuali yang Nampak bagiku Allah
sebelumnya. MA RAYTU SYAI‘A ILLA WAROITULLAH BA‘DAH Artinya :
tidak aku lihat sesuatu, yang Nampak bagiku Allah sesudahnya. MA RAYTU
SYAI‘A ILLA WAROITULLAH FI‘IH Artinya : tidak aku lihat sesuatu, kecuali
yang Nampak bagiku Allah dalamnya. Demikianlah makam yang dicari setelah
melewati fana dan fana ul fana. Adapun yang dimaksud dengan fana oleh ahli
tasawuf ialah : lenyapnya perasaan hamba dari nafsu basyariah,yakni segala sifat-
sifat ke-ia-an dan ke akuan dari kemanusiaan,sudah takluk pada tuhannya, maka
jadilah ia baqa dengan Allah Ta‘ala. Pertanyaan yang kedua adalah tentang diri.
Kapankah datangnya dan kapan pula kembalinya? Jawabnya ialah : bahwa diri
bathin itu datang kedunia ini adalah setelah adanya jasad,sesuai dengan firman
Allah : yang artinya ; kemudian kami sempurnakan jasad itu, lalu ditiupkan roh
kepadanya. Dan pertanyaan yang ketiga dan yang ke-empat ialah : Darimana diri
itu datangnya den kemana pula kembalinya, serta apa maksud datang kedunia ini?
Jawabnya ialah : datangnya dari Allah dan kembalinya kepada Allah,adapun
maksud datang kedunia ini adalah dengan jasad sebagai alatnya. Karena sudah
dijelaskan fasal yang lewat : yaitu laksana kuda tungganganya dengan
penunggangnya. Kuda ditamsilkan sebagai jasad. Dan Roh sebagai
penunggangnya. Pada fasal yang lalu sudah kita jelaskan bahwa perjalanan salik
dalam mencari dan mengenal Zat Allah itu adalah dimulai dari bawah hingga
kepada keatas atau yang disebut TARRAQI : misalnya dimulai dari tauhidul asma,
tauhidul sifat, tauhidul af‘al dan tauhidul Zat sampai kepada LA‘MAUJUDA
BIHAQQIN ILLALLAH, artinya : Tidak ada yang ada kecuali dia jua yang ada.
Sekarang kita mengambil dalil dari pada kaum sufi yaitu sudah dimufakati ber-
sama bahwa : segala sesuatu selain Allah pada hakikatnya tidak ada,dengan kata
lain semua itu tidak dapat dikatakan ada, sebagai adanya tuhan. Disini hamba
katakan bahwa semua itu Allah dan Allah itu semuanya. Ujud alam ain ujud Allah
dan Ujud Allah ain ujud alam. Allah itulah hakikat Alam : maka wajarlah kita ini
dengan Zat Allah atau Ujud Allah (rahasia Allah). Berkata ABU HASSAN AS
SYAZALI r.a Bahwa ; melihat Allah itu dengan penglihatan iman dan yakin, ini
lebih kaya daripada melihat dalil-dalil. Lebih baik kita katakana bahwa; kita tidak
akan melihat alam, dan andaikata ada juga, maka penglihatan itu atau penglihatan
aribillah itu tak ubahnya laksana melihat debu terbang diangkasa yang pada
penglihatan ada, tapi/namun dicari tak ada,artinya : tak dapat menangkapnya.
Itulah perjalanan aribillah atau wali Allah ; yang telah sampai kepda makam fana
dan makam baqa. FANA TERBAGI ATAS TIGA BAGIAN. 1. Fana pada Af‘al
(perbuatan), sampai merasakan bahwa tidak ada satu perbuatan pun didalam ala
mini.selain dari perbuatan Allah Ta‘ala. 2. Fana pada Sifat, hingga sampai
menyakinkan bahwa tidak ada yang hidup kecuali Allah. Apabila dikatakan tidak
ada yang hidup pada hakikatnya kecuali Allah ; berate juga tidak ada yang kuasa,
yang berkehendak, yang ber-ilmu, yang mendengar, yang melihat, dan yang
berkata-kata, kecuali Allah semata-mata. 3. Fana pada Zat ialah ; hilang ujud yang
lahir ini dan alam seluruhnya dan pandangan ; kecuali Allah. Jadi barang siapa
yang melihat mahluk tidak punya perbuatan pada mereka, maka sesungguhnya ia
menang. Dan barang siapa yang melihat mahluk yang tidak ada hidup pada
mereka, maka derajatnya telah naik. Barang siapa melihat mahluk tidak ada pada
hakikatnya, maka ia telah sampai kepada titik yang dituju, yaitu titik puncak ilmu
dan ma‘rifat. Apabila kita sudah menjalani yang tiga perkara ini, maka itulah
makam fana namanya, dan selanjutnya naik kemakam baqa, makam baqa itu ialah :
HU ITU ALLAH TA‘ALA. Sedang makam fana kesimpulannya kepada :
LAMAUJUDA BIHAQQIN ILLALLAH. Tidak ada yang maujud, kecuali Allah
Ta‘ala. Demikianlah apa yang dapat hamba sampaikan, kalau sudah faham dan
mengerti,kuburlah ia. Jangan dibeberkan ditengah masyarakat umum/awam, nanti
bisa membawa fitnah besar. Sekarang baiklah kita teruskan kepada membicarakan
tentang meng-esakan Allah Ta‘ala pada segala perbuatan. TAUHIDUL AF‘AL.
MENGESAKAN ALLAH TA‘ALA PADA PERBUATAN Dalam pelajaran atau
pengajian-pengajian kita yang terdahul sudah kita jelaskan/kita sampaikan, titik
tujuan pelajaran dan ilmu tasawuf adalah menuju jalan kembali kepada Allah dan
supaya liqo/ bertemu Allah, maka jalan bagi salik/ penuntut haruslah dimulai
dengan mempelajari dan mengamalkan tauhidul af‘al, artinya : me-esakan Allah
Ta‘ala pada segala perbuatan,yakni meninggalkan seluruh perbuatan yang ada pada
makhluk ini kepada Allah.maksudnya pandanganlah olehmu dengan syuhud hati
dan dengan mata mata kepala dengan itikad yang putus dan dengan haqqul yakin,
bahwa segala perbuatan dan gerakan yang ada terlihat dalam ala mini, baik yang
datang dari diri kita sendiri maupun yang datang dari semua mahluk yang ada
dalam ala mini : baik perbuatan yang diridhoi oleh syara maupun yang dilarang
oleh syara ; adalah kesemuanya itu perbuatan Allah Ta‘ala. Memang itu perbuatan
Allah; maka kalau kita lihat pada lahirnya segala perbuatan itu dilakukan oleh
manusia/hamba dan segala hayawan dan lain-lain sebagainya. Tetapi namun kita
teliti dengan cermat dan dengan penuh keyakainan dan dengan tinjauan akal,
dengan seksama bahwasanya memang mahluk ini lemah, daif, hina tak punya daya
upaya sama sekali. Dan tidak punya sifat ta‘sir dan sebagainya. Sedangkan segala
pebuatan itu tidak akan ada kalau sifat yang memperbuat itu tidak memiliki sifat-
sifat tsb. Sifat-sifat ta‘sir itu ialah Qudrat, Iradat, ilmu, hayat sedang semua sifat-
sifat itu ialah kepunyaan dan milik Allah. Jadi segala perbuatan yang ada terlihat
pada ala mini dan diri kita, itulah perbuatan mazazi belaka,dan bukan hakiki. Itu
adalah majhor dan kenyataan perbuatan Allah kepada kita. Allah menyandarkan
perbuatannya kepada kita, adalah tanda kasih sayangnya, supaya kita punya titik
dan penempatan mengenal perbuatan Allah dan ZATnya. Disamping itu juga
merupakan coba dan ujian kepada kita ; apakah kita sanggup memandang
perbuataan Allah, atau menjadi orang buta dan sirik, mengakui/kekuatan dan
perbuatan dia sendiri lahir dan bathin/luar dan dalam. Kenyataan dan kejahiran
perbuatan Allah kepada hambanya ; inilah oleh kaum sufi disebut usaha ihtiar
hamba. Dan disinilah takluknya hokum syara‘. SYEH WAHAB SYAHRANI
berkata ; beliau ada mendengar dari syaidina ALI AL HAWAS ia berkata : Wajib
bagi hamba meng‘itiqadkan bahwa segala perbuatan dan usaha ikhtiar hamba,
sama sekali tidak member bekas dangan sekira-kira takwin dan atsar. Lebih jauh
beliau berkata, Allah menghendaki mengadakan suatu harakat atau yang disebut
gerak perbuata, maka tidak akan ada ujunya kecuali pada maddah atau tempat yang
menerima hokum yang dimaksud ; mustahil ada ujud gerak atau perbuatan tanpa
ada maddah itu. Maka yang dijadikan maddah atau tempat menjahirkan perbuatan
Allah itu, adalah hamba dan lain-lainnya. Itulah sebabnya dipandang ada segi lain,
ada perbuatan hamba. Sanagat banyak sekali penjelasan dalam Al qur‘an dan
hadits-hadits nabi yang memberikan keterangan2 bahwa hamba atau mahluk ini
sama sekali tidak punya perbuatan. Antara lain menegaskan, WALLAHU
KHOLAQOKUM WAMAA TA‘MALUN artinya : Allah yang menjadikan kamu
dan segala perbuatan kamu. (surah as shaa ayat 96). Dan lagi ayat yang berbunyi :
WAMAA ROMAITA IZROMAITA WALAKINNALAHA HAROMA Artinya ;
Hai Muhammad bukanlah engkau yang melempar dikala engakau melempar, tapi
Allah lah yang melempar dikala engkau melempar. ( surah anfaal 17 ). Jadi untuk
kemantapan pandangan kita,kita harus selalu melatih diri dengan tidak bosan-
bosannya mensyuhud perbuatan Allah Ta‘alaAzzawazalla.kita hendak lah dalam
hidup ini tidak hanya melihat yang tersurat saja,tetapi juga yang tersirat. Dengan
basyirah hati kita ini, biar saja mata melihat perbuatan alam,namun dalam hati
melihat perbuatan Allah. Biar saja telinga mendengar alam, namun hati kepada
Allah. Biar saja mulut mengatakan perbuatan si A si B dan si C, namun hati tetap
tercurah kepada Allah. Boleh saja buat misal sekedar untuk mendekatkan kepada
Allah (kepada faham). Bahwa alam AKUAN yang kita lihat ini dengan bermacam-
macam corak dan ragam, hendaknya tak ubahnya laksana kita melihat bayang2
yang man hati kita akan tertuju kepada yang punya bayang2 itu. Tidak mungkin
bergerak bayang bayang, tanpa bergerak yang punya bayang2. Jadi kesimpulannya
adalah : tiada yang hidup, tiada yang tahu, tiada yang kuasa, tiada yang
berkehendak dan tiada yang berkata-kata pada hakikatnya melainkan Allah Ta‘ala.
Adapun zahir sifat ini kepada mahluk adalah tempat memandang sifat2 Tuhan
yang zahir pada mahluk, yakni bayang2 sifat tuhan kepada hamba. Seperti ujud
kita adalah bayang2 ujud Allah Ta‘ala. Mustahil ujud bayang2 dengan tiada ujud
yang mempunyai/empunya bayang2. Dan mustahil pula bergerak bayang2 dangan
tiada bergerak yang empunya bayang2. Bermula misal ini karena untuk
menghampirkan faham jua adanya. Jadi untuk kemantapan pandangan ini bahwa
mahluk ini tiada mempunyai perbuatan barang perbuatan, hanya saja perbuatan
yang ada dalam ala mini perbuatan,hanya saja perbuatan Tuhan Allah semata-
mata. Dan jika engkau sangka ada perbuatan lainnya daripadanya, walaupun
sebesar zarroh, maka sirik lah engkau,artinya : mensekutukan Tuhan dengan
lainnya,(syirik khafi). Demikianlah orang yang hendak me-esakan Allah Ta‘ala
pada Af‘al atau perbuatan, tanamkanlah keyakinan kita itu kedalam lubuk jiwa
yang sangat mendalam. ,sekira2/tidak bergeser walau sebesar zarrohpun, kalau
sudah mantap pandangan akan Af‘al Allah Ta‘ala maka manunggallah
perbuatanmu (manunggal dalam rahasia) dengan Af‘al-Nya. TAUHIDUL ASMA
ME-ESAKAN ALLAH TA‘ALA PADA ASMA Maksud dan tujuan meesakan
Allah Ta‘ala pada nama : yaitu yang sebenarnya ialah untuk mengenal Zat
Allah,sehingga manakala kita memandang,mendengar,atau melihat nama apapun
jua pada mahluk ini,maka tercurahlah pandangan basyirah kita dan perhatian kita
kepada Allah s.w.t. Adapun pengertiaan meesakan sama itu ialah
menyatukan,meninggalkan,dan mengembalikan seluruh nama-nama atau nama-
nama yang ada pada mahluk ini,kepada nama dan Zat Allah Ta‘ala. Baik nama-
nama yang menurut hikmah dan manfa‘at daripada benda ala mini ataupun nama-
nama menurut perbuatan mahluk ini,yang disebut dengan nama perbuatan atau
asmaul af‘al. Sekira-kira dalam pandangan basyirah hati kita tidak ada yang
bernama kecuali Allah. Jadi nama-nama ini tidak terbatas kepada asmaul husna
saja,tetapi lebih luas dan lebih mendalam sekali atau tak dapat dihinggakan.
Bermula kalfiat meesakan Allah Ta‘ala pada asma itu,yaitu kita pandang dengan
mata kepala dan dengan mata hati kita pada asma Tuhan semata. Atau harus
dikembalikan kepada Allah Ta‘ala dengan dalil-dalil dan alasan sebagai berikut : 1.
Karena af‘al mahluk adalah majhor dan kenyataan perbuatan Allah. Maka begitu
juga asma mahluk adalah majhor asma Allah yang tujuannya adalah untuk
mengenal Allah. 2. Tiap-tiap nama menuntut ujud musama,yakni tiap-tiap nama
tidak pisah dengan zat yang empunya nama. Sedangkan kalau diperiksa dengan
teliti dan dipandang dengan pandangan ma‘rifat,maka tidak ada yang maujud pada
hakikatnya kecuali Zat Allah Ta‘ala. 3. Allah berfirman : WALILLAHIL ASMA
UL HUSNA FAD‘UHU BINAA. Artinya : Bagi Allah ada nama yang baik-baik
,maka beroleh kamu dengan DIA. 4. Sabda Rasulullah S.A.W : INNAMA
TAD‘UUMA MAN HUWA SAMI‘UN BASYIRUN,MUTAKALLIMUN, WA
HUWA MA‘AKUM AINAMA KUNTUM. Artinya : hanya saja kamu berdoa
kepada Tuhan yang maha mendngar lagi maha melihat,dan yang berkata-kata dan
DIA selalu beserta kamu dimana saja kamu berada. Adapun cara kita
mamusahadakan pandangan ini ialah dengan dua cara yaitu : SYUHUDUL
KASRAH FIL WAHDAH dan SYUHUDUL WAHDAH FIL KASRAH. Artinya :
Pandang yang banyak pada yang satu. Dan pandang yang satu pada yang banyak.
Disni hamba simpulkan saja bahwa : Seluruh ASMA ini dari Allah dan kembali
kepada Allah. Jadi pada hakikatnya nama-nama yang ada pada mahluk ini nyata
adalah : nama-nama Tuhan Allah. Maka dari itu wahai sekalian
penuntut,mantapkan lah pandanganmu dalam segala perkara,supaya ia tetap
bagimu. Kalau sudah mantap pandanganmu, maka engkau yang bernama halifah
Tuhan dalam dunia fana ini. Sekarang baiklah kita teruskan tentang meesakan sifat
Allah Ta‘ala. Tetapi sebelum kita membicarakan tentang meesakan sifat Allah
Ta‘ala : maka baiklah anda sekalian hamba bawa kepada membicarakan tentang
ayat Alqur‘an yang berbunyi : FA‘ILUN ILALLAH, Artinya SEMUA KERJA
DARI ALLAH. Maka yakinlah kita sekarang ini tak da yang perlu kita ragukan
lagi. Karena sysk dan ragu itu adalah musuh kemerdekaan akal. Demikianlah
penjelasan hamba mengenai tauhidul asma. Sekarang baiklah kita teruskan kepada
membicarakan tentang me-esakan Allah Ta‘ala pada sifat,artinya : seluruh sifat-
sifat yang ada dalam alam ini,siempunya kepada sifat Hayat. TAUHIDUS SIFAT
MEESAKAN ALLAH TA‘ALA PADA SEGALA SIFAT Maksudnya meesakan
Allah Ta‘ala pada segala sifat ialah : megembalikan, meninggalkan seluruh sifat-
sifat yang ada pada mahluk ini kedalam sifat-sifat Allah s.w.t. dengan pengertian
yaitu memfanakan sifat-sifat mahluk ini,kedalam sifat-sifat Allah Ta‘ala sehingga
tercapailah pandangan,bahwa tidak ada yang bersifat kecuali Allah Ta‘ala saja.
Adapun tujuannya adalah untuk ma‘rifat kepada Allah,sedangkan sifat-sifat yang
ada pada mahluk ini adalah nyata sifat-sifat Allah Ta‘ala. Dan sengaja Allah
sahirkan sifat-sifatnya itu kepada hambanya atau mahluknya, karena rahmatnya
supaya mahluk itu sendiri mempunyai tangga dan jembatan untuk mengenal sifat-
sifat Allah. Dan bukan jadi dinding dan hijab untuk melihat sifat-sifat Allah, Tuhan
yang kita cari, kita cintai. Adapun kaifiat dan cara memandang sifat Tuhan itu ialah
: Engkau pandang dengan hatimu dan dengan mata kepalamu dengan hakkul yakin
dan dengan itiqad yang putus, bahwasanya tidak ada yang bersifat dialam alam ini
kecuali Allah. Seperti : kudrat, iradat, ilmu, hayat, sama, basyar dan kalam.
Semuanya adalah sifat-sifat Allah. Jadi sifat-sifat yang ada pada mahluk ini adalah
sifat-sifat majaji belaka,bukan hakiki. Maka daripada itu nyatalah kepada kita
bahwa sifat-sifat yang ada pada kita sekarang ini adalah nyata sifat-sifat Tuhan
Allah semata. Kalau kita sudah mengembalikan sifat-sifat yang ada pada kita itu
kepada Allah, niscaya fanalah sifat-sifat kita itu kepada sifat-sifat Allah. Sehingga
tidak ada lagi yang bersifat,kecuali Allah. Jadi jelaslah sudah kepada kita bahwa :
kita ini tidak punya perbuatan,tidak punya nama dan tidak punya sifat kecuali
Tuhan. Sekarang tinggal lagi mengeesakan Allah Ta‘ala pada Zatnya. BEBERAPA
PENJELASAN Sebelum kita membicarakan tentang tauhidul Zat. Maka marilah
kita jelaskan dahulu tentang tauhidis sifat itu tadi. Didalam istilah ilmu tasauf ada
beberapa perkataan yang menyangkut masalah sifat itu tadi. Kata-kata itu seperti
dibawah ini : ZAIDUN MAAQAAMA, MANQALA, MANFAKA, MAAKUMA,
LA‘UDMA, QADIMUN, LA HANA. Maksudnya ialah : tentang dari sifat-sifat itu
sebagai berikut : Sifat-sifat Allah itu tidaklah berdiri kepada ZAT. ( tidak
berdirinya seprti sifat hitam kepada sesuatu benda ). Maksudnya tidak berpindah
dari Zatnya, tidak terlepas daripada Zatnya. Dan tidak tersembunyi dari Zatnya,
bukan berarti tidak ada. Dia qadim karena qadimnya zat,dan tidak akan binasa
selamanya, jadi begitulah hakikat sifat-sifat Tuhan tidak pernah berpindah kepada
mahluknya. Ia seperti nafi isbat jua,tidak bercerai dan tidak bersatu,tetapi memang
satu dalam rahasia. Maka dari itu supaya hambanya dapat mengenal sifat-sifat
Tuhan. Ia zahirkan NUR dan benderangnya sifat-sifatnya itu kepada Roh kita,
seperti sudah kita jelaskan dahulu tadi. Jadi kalau tahkik pandangan kita dengan
cara demikian, niscaya fanalah sifat-sifat kita dan mahluk sekaliannya kedalam
sifat Allah. Maka dapatlah kita rasakan bahwa : tidak mendengar kita, tidak
melihat kita, tidak berkata-kata kita, tidak tahu kita, melainkan dengan
pendengaran Allah, dengan penglihatan Allah, dengan kalam Allah, dengan
tahunya Allah. Dan tidak hidup kita ini,melainkan hayatullah zat, hingga yang
lainya daripada sifat-sifat Allah s.w.t. semata-mata. Demikianlah penjelasan
hamba. Baiklah kita teruskan kepada mengeesakan Allah Ta‘ala pada ZAT,agar
supaya para penuntut menjadi maklum adanya. TAUHIDUL ZAT ME-ESAKAN
ALLAH TA‘ALA PADA ZAT Meesakan Allah Ta‘ala pada zat adalah jalan yang
terakhir dari perjalan seorang salik. Disnilah titik terahir bagi arifibillah untuk
menuju Allah dan disini perhentian perjalanan kaum sufi dan para wali-wali. Dan
disinilah batasnya mi‘rojnya orang-orang mukmin sejati. Apabila sudah mencapai
kepada makam tauhidul zat itu,maka diperolehnya kelezatan dan kenikmatan yang
tiada taranya. Hanya dengan itulah yang dapat memuaskan dahaga jiwanya :
menenangkan qalbunya,nikmat-nikmat yang tak dapat diperoleh orang lainnya.
Inilah puncak rasa menikmati ridhonya : puncak kebahagiaan yang kekal dan abadi
sepanjang masa. Bermula kaifiat atau cara meesakan Allah Ta‘ala pada zatnya,
yaitu : engkau pandang dengan mata hatimu dan curahkan seluruh perhatianmu itu
semata-mata kepada Tuhan seru sekalian alam. Karena sudah nyata kepada kita
bahwa : TIADA YANG MAUJUD DALAM ALAM INI,KECUALI ALLAH.
DAN TIADA MAUJUD YANG DALAM UJUD INI,HANYA ALLAH.
TIADA/TIDAK DALAM JUBAH MELAINKAN ALLAH. DAN TIDAK ADA
DIDALAM YANG ADA INI,KECUALI DIA. Karena sudah jelas bagi
arifibillah,bahwa : AL HAK ADA PADA NABI KITA MUHAMMAD S.A.W.
Kalau alhak ada pada nabi,demikianlah ada pada kita. Demikianlah hamba
tambahkan supaya anda menjadi faham,dan supaya dapat melaksanakan tugas
masing-masing. Firman Allah Ta‘ala : AL INSANU SIRRI WA ANA SIRROHU.
Artinya insan itu rahasiaku dan akupun rahasianya. Dan lagi firmannya : AL
INSANU SIRRI WA ANA SIRRI WASIFATIN WA SIFATUN LAGOIRIH.
Artinya insan itu rahasiaku, rahasiaku itu sifatku, dan sifatku itu tiada lain daripada
aku jua. Jadi jelas kepada kita bahwa memang : LA MAUJUDA BIHAQQIN
ILALLAH. Artinya tiada yang maujud didalam alam ini, melainkan Allah.
Pandangan yang demikian adalah dengan alasan-alasan : 1. Semua zat mahluk itu
nampak dilihat dengan mata ini,itu bukan hakiki ( rusak ). Dan itu hanya ujud
hayali dan wahmi jua,yaitu sangka-sangka saja,dengan tidak beralasan,karena
ujudnya berada antara dua ADAM. Sedang ujud yang berada antara dua
itu,hukumnya ADAM,yaitu : ujud hayal. 2. Sedang ujud Adam itu tiada maujud
pada hakikatnya,hanyalah ia maujud kepada Allah Ta‘ala yang hakiki dan fana
dibawah ujudnya. Ujud yang lain daripada ujud Allah semuanya qaim,artinya
berhajat kepada Allah Ta‘ala. Jadi jelasnya begini dia tidak akan ujud,kalau tidak
diwujudkan oleh Allah Ta‘ala. Yaitu : yang biasanya disebut dengan majhor atau
kenyataan ujud Allah Ta‘ala. 3. Adanya nyata : dan semua ujud ala mini adalah
yang dimaksudkan hanya sekedar dalil titian untuk memandang kepada zat Allah
Ta‘ala. 4. Jadi pada pelajaran yang lalu itu sudah kita jelaskan bahwa sifat-sifat
yang ada pada mahluk ini nyata sifst-sifat Allah s.w.t. Jadi kalau demikian jelas
dan nyata bahwa : zat mahluk ini berarti juga sesungguhnya nyata sifat dan afi
‘al,tidak lepas dari zat. 5. Ujud semesta ala mini tak ubahnya laksana debu yang
terbang atau diterbangkan oleh angin diangkasa : pada penglihatan mata ada,tapi
kalu dicari tak ada. Kalau sekiranya ada ujud ala mini pada hakikatnya,maka pasti
pula ada sifat-sifat atau af‘al yang member bekas itu. Sedangkan semua itu sifat
dan af‘al yang memberi bekas itu tidaklah ada,selain daripada sifat dan af‘al Allah
Ta‘ala semata-mata. 6. SYEH SIDIK IBNU UMAR KHAN berkata : Semua ujud
lain daripada Allah Ta‘ala,laksana ujud sesuatu yang kita lihat dalam mimpi. Tidak
ada baginya hakikat apabila kita terbangun dari tidur,maka hilanglah semua itu.
Begitulah hendaknya pandangan kita terhadap ujud ala mini sesuai dengan hadist
yang berbunyi : FALANNASU NIYA‘AFAIJA MA‘ATU INTABAHUA. Artinya
; manusia adalah tidur apabila mereka mati,barulah mereka bangun atau jaga.
Baiklah hamba uraikan sedikit tentang hadist yang baru kit abaca tadi,supaya kita
faham. Manusia semuanya itu tidur,apabila bangun barulah mereka jaga,maksud
hadist ini tadi ialah : orang yang hidup dengan hawa nafsunya sendiri,bagaikan
orang yang tidur,walaupun ia dalam keadaan bangun. Mereka berbangga dengan
nafsunya sendiri dan dengan akuanya,tetapi orang yang telah sampai kepada
rahasia yang satu itu,itulah orang yang bangun dari tidurnya. Jadi siapapun yang
masih tidur,maka mereka itu tetap betah pada nafsunya sendiri,yaitu yang belum
mengembalikan hak Allah Ta‘ala,mereka itu tetap dalam hak Adam Demikianlah
sepintas kilas hamba uraikan dan yang dimaksud mati disini ialah : mati ma‘nawi
atau mati ma‘na saja. Itu sesuai dengan hadist nabi s.a.w. yang berbunyi : ANTAL
MAUTU QOBLAL MAUTU. Artinya matikan dirimu sebelum engkau mati. Jadi
disini adalah mati nafsu saja. Maka daripada itu untuk mematikan nafsu itu
jalannya ialah melepaskan diri dari belenggu penjajahan hawa nafsu angkara
murka. Jalannya ialah mengikuti jalan sufiah,yang mereka itu telah berada
dipuncak. Demikian seperti apa-apa yang hamba uraikan menurut yang terdahulu
itu. Untuk lebih mantapnya lagi, baiklah hamba bawa anda kedalam laut ma‘rifat
yang penuh dengan ombak dan badai,sehingga anda bisa mabuk karenanya. Mabuk
disini artinya : Karam lenyap, hancur dan lebur kedalam hakikat hidup yang
sebenarnya. Yaitu lebur kedalam hidup yang sejati telah Esa dengan seisi alam dan
bersatu dengan seluruh per-kemanusiaan. Demikianlah contoh bagi orang yang
hendak mengenal diri. Sekarang baiklah kita berkisar pula kepada membicarakan
tentang makam fana atau maka binasa. MAKAM FANA/MAKAN BINASA
Makam fana ialah : Hilangnya ujud kita ini lahir dan bathin. Bukan hilang pada
nafsu ammaroh, tetapi hilang dalam pandangan makhluk, kalau kita sudah benar-
benar memesrakan diri kita lahir bathin kepada Nur Muhammad dan bersatu
dengan seluruh perikemanusiaan dan bersatu dengan seluruh perikemanusaiaan
dan bersatu dengan seluruh alam, maka kalau sudah beroleh wasiat, hingga
lenyaplah sifat2 Allah Ta‘ala. Inilah yang disebut dngan fana dan baqa, 1. kudrat
kita lenyapkan kepada kudrat Allah Ta‘ala, 2. iradat kita lenyapkan kepada iradat
Allah Ta‘ala, 3. ilmu kita lenyapkan kepada ilmu Allah Ta‘ala, 4. hayat kta
lenyapkan kepada hayatullah Zat, 5. pendengaran kita lenyapkan kepada
pendengaran Allah Ta‘ala, 6. penglihatan kita lenyapkan kepada penglihatan Allah
Ta‘ala, 7. perkataan kta lenyapkan kepada perkataan Allah Ta‘ala. Maksud diatas
tadi ialah : 1. wala qadirun : tiada kuasa hanya Allah Ta‘ala, 2. wala muridun :
tiada berkehendak hanya Allah Ta‘ala, 3. wala alimun : tiada tahu hanya Allah
Ta‘ala, 4. wala hayyun : tiada hayat/hidup hanya Allah Ta‘ala, 5. wala basyirun :
tiada melihat hanya Allah Ta‘ala, 6. wala sami‘un : tiada mendengar hanya Allah
Ta‘ala, 7. wala muttakalimun : tiada yang berkata-kata hanya Allah Ta‘ala. Jadi
kalau sudah begini fana lah zat kita dan sifat kita zahir dan bathin,inilah dalilnya.
1. MAUJUDUN WAHIDUN : Ujud yang empunya ujud Esa. 2. WAJATUN
WAMAUSUFUN : Zat dengan empunya zat adalah Esa jua. 3. SIFATUN
WAMAUSUFUN,Wahidun sifatun wahidun ; sifat dengan empunya sifat adalah
Esa. 4. ASMAUN WAMAUSFUN,Wa asmaun wahidun ; nama dengan yang
empunya nama adalah Esa jua. 5. AF‘ALUN WAMAUSUFUN,af‘alun wahidun ;
af‘al dengan yang empunya af‘al Esa jua. Jadi inilah yang disebt arti dan makna
yang sebenarnya daripada fana dan baqa itu tadi. Inilah arti fana dan baqa yang
dituntut oleh seorang salik/penuntut/tholib/murid. Adapun alam insan itu
terhimpun kepada diatas daripada segala alam,jika bukan karena insane, se-suatu
pun tiada dijadikan/dijahirkan oleh Tuhan selamanya. Dalil menyatakan : Al insane
sirri wa ana sirrohu, artinya insan itu rahasiaku dan akupun rahasianya. Dan lagi :
Al insanu sirri wa ana sirri,sifatun wasifatin lagoirih : artinya ; insan itu
rahasiaku,rahasiaku itu sifatku,tiada lain daripadaku jua. Maka dari itulah insan
dilebihkan oleh Allah Ta‘ala daripada malaikat ; pun demikian lah hendaknya
itikad kita adanya. Yaitu : itiqad yang putus adanya,dan tiadanya,dan adanya.
Kalau anda sudah faham benar berarti putus itiqadnya, dan tiadanya dan adanya;
maka barulah mendapat makan ARIFIN yang sebenarnya. Baiklah hamba uraikan
secara ringakas tentang; ADANYA DAN TIADANYA. MANUNGGAL DUA
UNSUR KETIDAK ADAANYA : ADALAH KEADAANYA,DAN
KEADAANYA ADALAH KETIADAANYA. Sekarang baiklah kita buat
contoh/missal : Kalimah : LA ILAHA ILLALAH itu meliputi sangkalan dan
pengakuan. Adalah keadaan/ adanya dan tiadanya keadaannya/tiadanya, artinya :
hakikat dari Tuhan adalah tiadanya? Dalam ketidak adaannya/tiadanya : DIA mulai
ADA. Yang terakhir lagi disebut : keadaan yang abadi. Itulah makna atau arti dari :
ADANYA DAN TIADANYA. Sekarang kita teruskan sedikit lagi tentang ada dan
tiada. Keadaan yang abadi dan ketidak adaanya keduanya sekalian bersamaan
(sekaligus bersamaan). Adalah merupakan : Ujud dati Tuhan. Sangkalan
mengandung pengakuan yang positif. Jadi disini sangkalan dan pengakuan tidaklah
terpisah dan tidaklah tersentuh, maksudnya ialah : bercerai tidak ,bersatu tidak :
akan tetapi keduanya Nafi dan dibatasi oleh kalimah ILA dan tidak boleh masuk
kedalam kalimah ILLALLAH. Selanjutnya kita harus tahu keadaan harus memberi
petunjuk yang terang tentang apa yang dianggap ada, seperti suatu petunjuk
terhadap yang ditunjuk. Jadi rumus ILLALLAH adalah yang dianggap sebagai
ADA. Maka mutlak lah nama keadaan yang maha mulia dari Tuhan Allah
Azzawalla, hanya untuk dialah rumus ILALLAH itu tepat. Jadi kesimpulannya
adalah : SERBA ESA,SERBA SATU,DAN HITUNGAN SEGALA JIWA-PUN
ADALAH SATU (DALAM RAHASIA TUHAN). Disini tidak ada lagi dua faham
dalam ujud,tidak ada lagi dua kata dalam perbuatan,tidak ada lagi dua unsur dalam
asma dan tidak ada lagi dua jenis kehidupan. Dan tidak ada lagi dua rumus dalam
Zat dan Sifat segalanya : QADIRUN BI ZATIHI, MURIDUN BI ZATIHI,
ALIMUN BIZATIHI, HAYUN BIZATIHI,SAMIUN BIZATIHI, BASYIRUN
BIZATIHI, DAN MUTTAKALIMUN BIZATIHI. Jadi siapa sudah
Faham,merekalah yang beroleh ilham. ISRAK DAN MIKRAJ pada 4hb Julai 2011
pukul 9.18 pagi PERISTIWA ISRAK DAN MIKRAJ Sempena bulan Rejab yang
banyak keberkatannya ini,peristiwa Israk dan Mikraj yang berlaku pada 27 Rejab,
setahun sebelum Hijrah..... Penerangan yang diberikan adalah bersifat sepintas lalu,
dan dicadangkan agar anda merujuk kepada ahli agama yang benar dan bertauliah
seperti ustaz atau guru yang berkenaan bagi mendapatkan fakta dan huraian
selanjutnya. Ringkasan Peristiwa Israk Dan Mikraj...... Sebelum Israk dan Mikraj
Rasulullah S.A.W. mengalami pembedahan dada / perut, dilakukan oleh malaikat
Jibrail dan Mika'il. Hati Baginda S.A.W.. dicuci dengan air zamzam, dibuang ketul
hitam ('alaqah) iaitu tempat syaitan membisikkan waswasnya. Kemudian
dituangkan hikmat, ilmu, dan iman.ke dalam dada Rasulullah S.A.W. Setelah itu,
dadanya dijahit dan dimeterikan dengan "khatamun nubuwwah". Selesai
pembedahan, didatangkan binatang bernama Buraq untuk ditunggangi oleh
Rasulullah dalam perjalanan luar biasa yang dinamakan "Israk" itu. Semasa Israk
Sepanjang perjalanan (israk) itu Rasulullah S.A.W. diiringi (ditemani) oleh
malaikat Jibrail dan Israfil. Tiba di tempat-tempat tertentu (tempat-tempat yang
mulia dan bersejarah), Rasulullah telah diarah oleh Jibrail supaya berhenti dan
bersolat sebanyak dua rakaat. Antara tempat-tempat berkenaan ialah: i. Negeri
Thaibah (Madinah), tempat di mana Rasulullah akan melakukan hijrah. ii. Bukit
Tursina, iaitu tempat Nabi Musa A.S. menerima wahyu daripada Allah; iii. Baitul-
Laham (tempat Nabi 'Isa A.S. dilahirkan); Dalam perjalanan itu juga baginda
Rasulullah S.A.W. menghadapi gangguan jin 'Afrit dengan api jamung dan dapat
menyaksikan peristiwa-peristiwa simbolik yang amat ajaib. Antaranya : Kaum
yang sedang bertanam dan terus menuai hasil tanaman mereka. apabila dituai, hasil
(buah) yang baru keluar semula seolah-olah belum lagi dituai. Hal ini berlaku
berulang-ulang. Rasulullah S.A.W. dibertahu oleh Jibrail : Itulah kaum yang
berjihad "Fisabilillah" yang digandakan pahala kebajikan sebanyak 700 kali ganda
bahkan sehingga gandaan yang lebih banyak. --- Di suatu tempat yang berbau
harum. Rasulullah S.A.W. diberitahu oleh Jibrail : Itulah bau kubur Masyitah
(tukang sisir rambut anak Fir'aun) bersama suaminya dan anak-anaknya (termasuk
bayi yang dapat bercakap untuk menguatkan iman ibunya) yang dibunuh oleh
Fir'aun kerana tetapt teguh beriman kepada Allah (tak mahu mengakui Fir'aun
sebagai Tuhan). ---- Sekumpulan orang yang sedang memecahkan kepala mereka.
Setiap kali dipecahkan, kepala mereka sembuh kembali, lalu dipecahkan pula.
Demikian dilakukan berkali-kali. Jibrail memberitahu Rasulullah: Itulah orang-
orang yang berat kepala mereka untuk sujud (sembahyang). --- Sekumpulan orang
yang hanya menutup kemaluan mereka (qubul dan dubur) dengan secebeis kain.
Mereka dihalau seperti binatang ternakan. Mereka makan bara api dan batu dari
neraka Jahannam. Kata Jibrail : Itulah orang-orang yang tidak mengeluarkan zakat
harta mereka. --- Satu kaum, lelaki dan perempuan, yang memakan daging mentah
yang busuk sedangkan daging masak ada di sisi mereka. Kata Jibrail: Itulah lelaki
dan perempuan yang melakukan zina sedangkan lelaki dan perempuan itu masing-
masing mempunyai isteri / suami. --- Lelaki yang berenang dalam sungai darah dan
dilontarkan batu. Kata Jibrail: Itulah orang yang makan riba`.§ Lelaki yang
menghimpun seberkas kayu dan dia tak terdaya memikulnya, tapi ditambah lagi
kayu yang lain. Kata Jibrail: Itulah orang tak dapat menunaikan amanah tetapi
masih menerima amanah yang lain --- Satu kaum yang sedang menggunting lidah
dan bibir mereka dengan penggunting besi berkali-kali. Setiap kali digunting, lidah
dan bibir mereka kembali seperti biasa. Kata Jibrail: Itulah orang yang membuat
fitnah dan mengatakan sesuatu yang dia sendiri tidak melakukannya. --- Kaum
yang mencakar muka dan dada mereka dengan kuku tembaga mereka. Kata Jibrail:
Itulah orang yang memakan daging manusia (mengumpat) dan menjatuhkan
maruah (mencela, menghinakan) orang. --- Seekor lembu jantan yang besar keluar
dari lubang yang sempit. Tak dapat dimasukinya semula lubang itu. Kata Jibrail:
Itulah orang yang bercakap besar (Takabbur). Kemudian menyesal, tapi sudah
terlambat. --- Seorang perempuan dengan dulang yang penuh dengan pelbagai
perhiasan. Rasulullah tidak memperdulikannya. Kata Jibrail: Itulah dunia. Jika
Rasulullah memberi perhatian kepadanya, nescaya umat Islam akan
mengutamakan dunia daripada akhirat. --- Seorang perempuan tua duduk di tengah
jalan dan menyuruh Rasulullah berhenti. Rasulullah S.A.W. tidak
menghiraukannya. Kata Jibrail: Itulah orang yang mensesiakan umurnya sampai ke
tua.§ Seorang perempuan bongkok tiga menahan Rasulullah untuk bertanyakan
sesuatu. Kata Jibrail: Itulah gambaran umur dunia yang sangat tua dan menanti saat
hari kiamat. --- Setibanya di masjid Al-Aqsa, Rasulullah turun dari Buraq.
Kemudian masuk ke dalam masjid dan mengimamkan sembahyang dua rakaat
dengan segala anbia` dan mursalin menjadi makmum. Semasa Mikraj ( Naik ke
Hadhratul-Qudus Menemui Allah ): Didatangkan Mikraj (tangga) yang indah dari
syurga. Rasulullah S.A.W. dan Jibrail naik ke atas tangga pertama lalu terangkat ke
pintu langit dunia (pintu Hafzhah). Langit Pertama: Rasulullah S.A.W. dan Jibrail
masuk ke langit pertama, lalu berjumpa dengan Nabi Adam A.S. Kemudian dapat
melihat orang-orang yang makan riba` dan harta anak yatim dan melihat orang
berzina yang rupa dan kelakuan mereka sangat huduh dan buruk. Penzina lelaki
bergantung pada susu penzina perempuan.i. Langit Kedua: Nabi S.A.W. dan Jibrail
naik tangga langit yang kedua, lalu masuk dan bertemu dengan Nabi 'Isa A.S. dan
Nabi Yahya A.S.ii. iii. Langit Ketiga: Naik langit ketiga. Bertemu dengan Nabi
Yusuf A.S. iv. Langit Keempat: Naik tangga langit keempat. Bertemu dengan Nabi
Idris A.S. v. Langit Kelima: Naik tangga langit kelima. Bertemu dengan Nabi
Harun A.S. yang dikelilingi oleh kaumnya Bani Israil. vi. Langit Ketujuh: Naik
tangga langit ketujuh dan masuk langit ketujuh lalu bertemu dengan Nabi Ibrahim
Khalilullah yang sedang bersandar di Baitul-Ma'mur dihadapi oleh beberapa
kaumnya. Kepada Rasulullah S.A.W., Nabi Ibrahim A.S. bersabda, "Engkau akan
berjumapa dengan Allah pada malam ini. Umatmu adalah akhir umat dan terlalu
dha'if, maka berdoalah untuk umatmu. Suruhlah umatmu menanam tanaman
syurga iaitu vii. LA HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAHMengikut
riwayat lain,. Bagi orang yang membaca setiap kalimah ini akan ditanamkan
sepohon pokok dalam syurga". Setelah melihat beberpa peristiwa lain yang ajaib.
Rasulullah dan Jibrail masuk ke dalam Baitul-Makmur dan bersembahyang
(Baitul-Makmur ini betul-betul di atas Baitullah di Mekah).dan SUBHANALLAH,
WAL-HAMDULILLAH, WA LA ILAHA ILLALLAH ALLAHU AKBAR
Tangga Kelapan: Di sinilah disebut "al-Kursi" yang berbetulan dengan dahan
pokok Sidratul-Muntaha. Rasulullah S.A.W. menyaksikan pelbagai keajaiban pada
pokok itu: Sungai air yang tak berubah, sungai susu, sungai arak dan sungai madu
lebah. Buah, daun-daun, batang dan dahannya berubah-ubah warna dan bertukar
menjadi permata-permata yang indah. Unggas-unggas emas berterbangan. Semua
keindahan itu tak terperi oleh manusia. Baginda Rasulullah S.A.W. dapat
menyaksikan pula sungai Al-Kautsar yang terus masuk ke syurga. Seterusnya
baginda masuk ke syurga dan melihat neraka berserta dengan Malik
penunggunya.viii. Tangga Kesembilan: Di sini berbetulan dengan pucuk pokok
Sidratul-Muntaha. Rasulullah S.A.W. masuk di dalam nur dan naik ke Mustawa
dan Sharirul-Aqlam. Lalu dapat melihat seorang lelaki yang ghaib di dalam nur
'Arasy, iaitu lelaki di dunia yang lidahnya sering basah berzikir, hatinya tertumpu
penuh kepada masjid dan tidak memaki ibu bapanya.ix. Tangga Kesepuluh:
Baginda Rasulullah sampai di Hadhratul-Qudus dan Hadhrat Rabbul-Arbab lalu
dapat menyaksikan Allah S.W.T. dengan mata kepalanya, lantas sujud. Kemudian
berlakulah dialog antara Allah dan Muhammad, Rasul-Nya: x. Allah S.W.T : Ya
Muhammad. Rasulullah : Labbaika. Allah S.W.T : Angkatlah kepalamu dan
bermohonlah, Kami perkenankan. Rasulullah : Ya, Rabb. Engkau telah ambil
Ibrahim sebagai Khalil dan Engkau berikan dia kerajaan yang besar. Engkau
berkata-kata dengan Musa. Engkau berikan Dawud kerajaan yang besar dan dapat
melembutkan besi. Engkau kurniakan kerajaan kepada Sulaiman yang tidak
Engkau kurniakan kepada sesiapa pun dan memudahkan Sulaiman menguasai jin,
manusia, syaitan dan angin. Engkau ajarkan 'Isa Taurat dan Injil. Dengan izin-Mu,
dia dapat menyembuhkan orang buta, orang sufaq dan menghidupkan orang mati.
Engkau lindungi dia dan ibunya daripada syaitan. Aku ambilmu sebagai kekasih.
Aku perkenankanmu sebagai penyampai berita gembira dan amaran kepada
umatmu. Aku buka dadamu dan buangkan dosamu. Aku jadikan umatmu sebaik-
baik umat. Aku beri keutamaan dan keistimewaan kepadamu pada hari qiamat.
Aku kurniakan tujuh ayat (surah Al-Fatihah) yang tidak aku kurniakan kepada
sesiapa sebelummu. Aku berikanmu ayat-ayat di akhir surah al-Baqarah sebagai
suatu perbendaharaan di bawah 'Arasy. Aku berikan habuan daripada kelebihan
Islam, hijrah, sedekah dan amar makruf dan nahi munkar. Aku kurniakanmu panji-
panji Liwa-ul-hamd, maka Adam dan semua yang lainnya di bawah panji-panjimu.
Dan Aku fardhukan atasmu dan umatmu lima puluh (waktu) sembahyang.:Allah
S.W.T Selesai munajat, Rasulullah S.A.W. di bawa menemui Nabi Ibrahim A.S.
kemudian Nabi Musa A.S. yang kemudiannya menyuruh Rasulullah S.A.W.
merayu kepada Allah S.W.T agar diberi keringanan, mengurangkan jumlah waktu
sembahyang itu. Selepas sembilan kali merayu, (setiap kali dikurangkan lima
waktu), akhirnya Allah perkenan memfardhukan sembahyang lima waktu sehari
semalam dengan mengekalkan nilainya sebanyak 50 waktu juga. Selepas Mikraj
Rasulullah S.A.W. turun ke langit dunia semula. Seterusnya turun ke Baitul-
Maqdis. Lalu menunggang Buraq perjalanan pulang ke Mekah pada malam yang
sama. Dalam perjalanan ini baginda bertemu dengan beberapa peristiwa yang
kemudiannya menjadi saksi (bukti) peristiwa Israk dan Mikraj yang amat ajaib itu
(Daripada satu riwayat peristiwa itu berlaku pada malam Isnin, 27 Rejab, kira-kira
18 bulan sebelum hijrah). Wallahu'alam. (Sumber : Kitab Jam'ul-Fawaa`id)
Kesimpulannya Peristiwa Israk dan Mikraj bukan hanya sekadar sebuah kisah
sejarah yang diceritakan kembali setiap kali 27 Rejab menjelang. Adalah lebih
penting untuk kita menghayati pengajaran di sebalik peristiwa tersebut bagi
meneladani perkara yang baik dan menjauhi perkara yang tidak baik. Peristiwa
Israk dan Mikraj yang memperlihatkan pelbagai kejadian aneh yang penuh
pengajaran seharusnya memberi keinsafan kepada kita agar sentiasa mengingati
Allah dan takut kepada kekuasaan-Nya. (Surah Al-Israa': Ayat 1). Peristiwa Israk
dan Mikraj itu merupakan ujian dan mukjizat yang membuktikan kudrat atau
kekuasaan Allah Subhanahu Wataala. Allah Subhanahu Wataala telah
menunjukkan bukti-bukti kekuasaan dan kebesaran-Nya kepada Baginda Sallallahu
Alaihi Wasallam. Seandainya peristiwa dalam Israk dan Mikraj ini dipelajari dan
dihayati benar-benar kemungkinan manusia mampu mengelakkan dirinya daripada
melakukan berbagai-bagai kejahatan. Kejadian Israk dan Mikraj juga adalah untuk
menguji umat Islam (apakah percaya atau tidak dengan peristiwa tersebut). Orang-
orang kafir di zaman Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam langsung tidak
mempercayai, malahan memperolok-olokkan Nabi sebaik-baik Nabi bercerita
kepada mereka. Adapun kemudian dari pada itu diketahui olehmu hai thalib,
bahwasannya tiada sempurna bagi seseorang mengenal dirinya, jika tidak ada tahu
akan asalnya diri. (kejadian diri) dan mengetahui akan yang mula-mula dijadikan
Allah Subhanahu wata‘ala, seperti sembahyang mula-mula dijadikan Allah
subhanahu wata‘ala. Seperti sembah ABDILLAH bin ABBAS R.A. katanya, Ya
Junjunganku, apakah jua yang mula-mula dijadikan Allah Subhanahu wata‘ala.
Maka sabda Nabi Muhammad SAW. Yang artinya : Bahwasannya Allah Ta‘ala
menjadikan dahulu daripada segala Asyia ini yaitu NUR NABIMU. Maka nyatalah
Roh Nabi kita Muhammad SAW itu dijadikan lebih dahulu daripada Asyia, dan
lagi dijadikan Allah Ta‘ala daripada ZATnya, seperti kata Syeh Abdulwahab yang
artinya; Allah Ta‘ala menjadikan Roh Nabi Muhammad itu daripada Zat-nya. Dan
menjadikan sekalian ala mini jadi daripada NUR NABI MUHAMMAD. Maka
nyatalah Roh sekalian alam ini daripada NUR MUHAMMAD dan segala batang
tubuh kita ini jadi daripada ADAM seperti Sabda Nabi Muhammad Saw. Yang
artinya : Aku adalah bapak oleh sekalian ROH dan Nabi ADAM adalah bapa oleh
segala batang tubuh, Karena Nabi ADAM itu dijadikan ia daripada Tanah, seperti
Firman Allah yang artinya; aku jadikan INSAN ADAM daripada tanah, tanah itu
adalah NUR yang dijadikan ia daripada AIR, dan AIR itu NUR MUHAMMAD
SAW. Maka nytalah ROH kita Tubuh kita Tubuh kita serta sekalian ala mini jadi
daripada NUR MUHAMMAD SAW. Maka nyatalah ROH kita tubuh kita serta
sekalian ala mini jadi daripada NUR MUHAMMAD kepada ROHMU dan kepala
BATANG TUBUHMU dan kepada sekalian kainat, insya Allah melihatlah engkau
akan keelokan dan Dzat wajibal wujud lagi yang suci adanya, karena tubuh kita
yang samar ini sekali-kali tiada dapat mengenal ALLAH TA‘ALA karena ia NUR
MUHAMMAD dan me-musyahadahkan NUR MUHAMMAD, adalah ia
memesakan TUHANNYA dan sebagai bukti (dalil) keadaan akan kezairan dan
kenyataan bag ujudnya, maka bagi tiap-tiap yang datang kepadamu itu seperti;
penglihat, pendengar, pengrasa, dan lain sebagainya, yaitu semata-mata sebab
NUR MUHAMMAD jua. Seperti firman Allah Ta‘ala yaitu NUR, dan firman
Allah yang artinya barang yang dating kepadamu yaitu hak Allah yang artinya
barang yang datang kepadamu yaitu hak Allah daripada Tuhanmu, yaitu NUR dan
kepada NUR itulah perhimpunan dan perjalanan segala AULIA dan ARABIA
yang mursalin mengenal ALLAH TA‘ALA dan mula-mula sampai pendapat
Aribillah pada martabat ini karena ia asal kejadian alam seperti Firman Allah
didalam Hadist Qudsyi yang artinya ; Ya, MUHAMMAD, engkau kujadikan
karena-ku dan aku jadkan semesta sekalian ala mini karenamu. Maka sabda Nabi
MUHAMMAD SAW. Yang artinya ; Aku daripada Allah dan sekalian MU‘MIN
daripada aku. Maka hendaklah berpegang kepada NUR itu, Cuma ada didalam
ibadat atau lainnya. Yang lain daripada pekerjaan. Kemudian ketahui pula olehmu
akan sebenar-benarnya diri, seperti kata Syeh ABDUR RAUP ; Bermula yang
sebenar-benarnya diri itu adalah NYAWA dan yang sebenar-benarnya NYAWA
itu adalah NUR MUHAMMAD dan se-benar-benarnya NUR MUHAMMAD itu
adalah SIFAT dan se-benar-benarnya SIFAT itu adalah ZAT HAYAT bukan ZAT
HAYUN. Tetapi tiada lain kata setengah ulama, bermula yang sebenar-benarnya
DIRI itu adalah ROH, tatkala ia asuk bagi sekalian tubuh maka bernama
NAFAS,Dan tatkala ia berkehendak bernama HATI, dan tatkala ia ingin sesuatu
bernama NAFSU dan tatkala ia dapat memilih akan sesuatu bernama ICHTIAR,
dan tatkala ia percaya akan sesuatu bernama IMAN, dan tatkala ia dapat
memperbuat barang sesuatu bernama AKAL, dan poko/pangkal AKAL itu adalah
ILMU itulah se-benarnya DIRI, dan kepada diri itulah ZAHIRNYA TUHAN,
seperti sabda nabi MUHAMMAD SAW. ZAHIRU RABBI WAL BATHINU
ABDI, artinya Lahir Tuhan itu ada pada bathin hambanya, yakni pada ILMU
HAKIKAT yang putus adanya dan tiadanya dan Esanya. Kemudian daripada itu
maka hendaklah engaku kenal DIRI itu supaya sempurna mengenal ALLAH
TA‘ALA, seperti Sabda Nabi MUHAMMAD SAW. MAN ARRAFA NAFSAHU
FAQAD ARRAFA RABBAHU, artinya, barang siapa mengenal akan dirinya,
niscaya menegenal akan Tuhannya. Bermula mengenal DIRI itu terdiri atas 2 (dua)
perkara; Pertama hendaklah kita ketahui Asal diri seperti yang tersebut di atas tadi,
Kedua hendaklah MATIKAN DIRIMU seperti Firman Allah; ANTAL MAUTU
QABLAL MAUTU artinya matikan dirimu sebelum kamu mati. Bermula
mematikan diri itu seperti ; WALA QADIRUN, WALA MUDIRUN WALA
ALIMUN, WALA HAYUN, WALA SAMI‘UN WALA BASHIRUN, WALA
MUTAKALIMUN, artinya ; tiada hambanya kuasa, tiada berkehendak, tiada tahu,
tiada hidup, tiada mendengar, tiada melihat, tiada berkata-kata. Yang kuasa hanya
Allah, yang tahu hanya Allah, yang hidup Allah, yang mendengar Allah, yang
melihat Allah, berkata-kata Allah serta Maujud dan Esa Allah jua. Maka falah
sekalian DIRI itu di dalam DIRI Ahdiat Allah yakni ; fanalah di dalam ILMUNYA
ALLAH yang Qadim adanya. Kemudian daripada itu maka hendaklah diketahui
akan SYIR ALLAH didalam UJUD IHSAN ini, niscaya senantiasa di dalam dosa,
seperti Sabda Nabi MUHAMMAD SAW, yang artinya ; Bermula ADAM itu di
dosa yang amat besar dan dosa itu sebagiannya yakni tiada sempurna mengenal
Allah Ta‘ala jikalau diri di dalam kebaktian, karena kebaktian itu adalah umpama
JASAD dan ROH, demikian pula kebaktian tiada sempurna jika tiada dengan
ILMU, demikianlah adanya. Adapun SYIR ALLAH DIDALAM UJUD INSAN itu
seperti Firman Allah di dalam Hadist Qudsyi yang artinya ; bermula INSAN itu
RAHASIAKU dan AKUPUN RAHASIANYA. Dan lagi Firman Allah di dalam
Hadist Qudsyi yang artinya ; INSAN itu RAHASIAKU dan AKU
RAHASIANYA, atau RAHASIAKU itu SIFATKU dan sifatku itu tiada lain
daripada AKU. Maka kata GHAUSYALU AZIM yang artinya ; TUBUH
MANUSIA, NAFSUNYA, HATINYA, NYAWANYA, PENDENGARANNYA,
PENGLIHATANNYA, TANGANNYA, KAKINYA, dan sekalaiannya itu AKU
nyatakan dengan azzaku dirinya bagi diriku itu tiada lain daripada AKU, dan aku
tiada lain nDARIPADANYA. Dan ketahui olehmu bahwasannya HAK ALLAH
SUBHANAHU TA‘ALA itu tiada ia berdengan segala AF‘ALNYA seperti Firman
Allah ―WAHUWA MA‘AKUM AINAM KUNTUM‖ artinya Tiada ada kamu,
Allah Ta‘ala beserta kamu, dan lagi Firman Allah. Artinya di dalam DIRI KAMU
jua AKU, maka tiadalah KAMU melihat akan DAKU, karena aku terlehampir
daripada HATI MATAMU YANG HITAM DENGAN YANG PUTIH. Maka
hendaklah engkau tilik tiap-tiap sesuatu daripada ala mini ALLAH TA‘ALA serta
di dalamnya, seperti sabda Nabi MUHAMMAD SAW yang artinya, barang siapa
menilik kepada sesuatu, jika tiada dilihatnya Allah Ta‘ala didalamnya, maka
tiliknya itu bathal yakni sia-sia. Maka kata Syaiyidina ABU BAKAR artinya ; tiada
aku lihat akan sesuatu melainkan padahal aku lihat Allah Ta‘ala dahulunya. Jadi
yang mengata kalimah LAILAHA ILLA ALLAH itu tiada lain IA jua memuji
DIRI-NYA, seperti Firman Allah di dalam Qur‘an : 1. ABABARALLAH
ILLALIAH artinya ; Tiada yang menyebut Allah hanya Allah 2.
LAYA‘JAHARALIAH ILLALLAH artinya ; Tiada yang menyembah Allah hanya
Allah 3. LAYU‘RIFULLAH ILLALLAH artinya ; Tiada yang melihat Allah hanya
Allah 4. LAYA‘BUDULLAH ILLALIAH artinya ; Tiada yang mngenal Allah
hanya Allah 1. ZAT bagi ALLAH, NAFSIAH pada MUHAMMAD, NAFAS pada
ADAM 2. SIFAT bagi ALLAH, SALBIAH pada Muhammad, TUBUH pada
ADAM 3. ASMA bagi ALLAH, MA‘ANI pada MUHAMMAD, HATI pada
ADAM 4. AF‘AL bagi ALLAH, MA‘NAWIYAH pada MUHAMMAD,
RAHASIA pada ADAM Kemudian yang empat sifat itu dibagi dua : 1. Pertama ;
SIFAT mengadakan SYORGA dan NERAKA 2. Kedua ; SIFAT mengadakan
DOSA dan PAHALA, jahat dan baik I. ISTIGNA bagi Allah, SIFAT
KETUHANAN pada MUHAMMAD, ILMU pada ADAM II. ISTIGFAR bagi
Allah, SIFAT BERCAHAYA (NUR) pada MUHAMMAD ADA pada ADAM
Adapun yang terkandung didalam yang empat sifat ini ; 1. SIFAT NAFSIAH =
ialah NYAWA, pada kita 2. SIFAT SALBIAH = ialah KULIT, URAT, TULANG,
DAGING, DAN DARAH 3. SIFAT MA‘ANI = ialah HATI, JANTUNG, SIMIT,
RABU, EMPEDU, DAN RAMBUT 4. SIFAT MA‘NAWIYAH = ialah OTAK,
SUMSUM, MENDENGAR, MELIHAT, MENCIUM, BERKATA Inilah yang
dinamakan asal tubuh kita daripada sifat (empat sifat adanya). ASYHADU ALLA
ILAHA ILLA ALLAH = Zat Wajibal wujud, qadim yang kusembah
WAASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH = harap kurnia
ampun, Rahmad dari pada Allah. Adapun SEMBAHYANG LIMA WAKTU
terhimpun didalam ALHAMDU, keluar daripada CAHAYA MANIKAM yang
PUTIH yaitu HATI pada kita. ALIF = SUBUH dua raka‘at ROH dan JASAD.
Keluar daripada CAHAYA MANIKAM yang HIJAU yaitu EMPEDU pada kita.
LAM = ZUHUR empat raka‘at DUA KAKI (empat potong/ruas) keluar daripada
CAHAYA MANIKAM yang MERAH yaitu PARU-PARU pada kita. HA =
ASHAR empat raka‘at DUA TANGAN (empat potong/ruas) keluar daripada
CAHAYA MANIKAM yang KUNING yaitu JANTUNG pada kita. MIM =
MAGHRIB tiga raka‘at DUA LOBANG HIDUNG + SATU LOBANG KULIT.
Keluar daripada CAHAYA MANIKAM yang HITAM, LIMPA pada kita. DAL =
ISYA empat raka‘at DUA BIJI MATA + DUA LOBANG KUPING, Amal ROH
ialah NYAWA, Amal HAti ialah PENGETAHUAN, Amal TUBUH ialah
BADAN. HUKUM SYAHADAT : Pertama = Mengesakan Zat Allah Ta‘ala :
ADA. DIA KEKAL BERSALAHAN dan BERDIRI SATU. Kedua = Mengesakan
Sifat Allah Ta‘ala HIDUP, TAHU, KUASA, BERKEHENDAK, MENDENGAR,
MELIHAT dan BERKATA-KATA. Ketiga = Mengesakan Af‘al Allah Ta‘ala ;
yang HIDUP, YG TAHU, YG KUASA, YG BERKEHENDAK, YG
MENDENGAR, dan YG BERKATA-KATA. Keempat= Meng-esakan kebenaran
Rasulullah Saw PERCAKAPAN YG BENAR, PERJALANAN YANG BENAR,
DAN PENGETAHUAN YANG BENAR. LA ILAHA ILLA ALLAH, ialah nama
bagi ROHUL HAYAT MUHAMMADAR RASULULLAH, ialah nama bagi
TUBUH INSAN KAMIL. LA ILAHA ILLA ALLAH = LA ; Sifat Mafsiah.
ILAHA ; Sifat salbiah, ILLA : Sifat Ma‘ani, dan ALLAH Sifat Ma‘nawiyah. LA =
Kalimah IMAN, artinya IMAN itu percaya didalam hati kepada Allah.
ILAHA = Kalimah ISLAM, artinya ISLAM itu mengerjakan segala perintah
ALLAH, dan menjunjung segala perintah ALLAH serta menjauhi segala yang
dlarang oleh ALLAH. ILLA = Kalimah TAUHID, artinya itu mengesakan ALLAH
daripada segala SIFAT yang bersekutu dengan ALLAH. ALLAH = Kalimah
MA‘RIFAT, artinya MA‘RIFAT itu pengenalan kepada Allah dengan jalan
MA‖RIFAT yang putus. Kemudian diketahui olehmu hai Thalib, adapun yang
dinamakan ISLAM itu daripada Kalimah LAILAHAILLALLAHI. Maka wajib
diketahui dahulu Kalimah itu barulah dinamakan ISLAM, yang asalnya demikian
Firman Allah ; WA‘TASHINU BIHABILLAHI SAMI‘AN WALA WALA
TAPARRAQU, artinya ; berpeganglah kamu kepada tali Allah dan janganlah
engkau bercerai. Adapun berpegang kepada tali Allah itu adalah seperti yang
tersebut dibawah ini. HU = Puji NYAWA, zikir waktu naik, nyawa keluar.
ALLAH = Puji ROH, zikir waktu turun, nyawa masuk. ZIKIR ALLAH = Sama
dengan Zikir LA ILLAHA ILLA ALLAH. Maka kata Syaiyidina UMAR ; WAMA
RAAITU SYAI‘AN ILLA WARRAITUL LAHI BA‘DAH, artinya Tiada aku lihat
akan sesuatu melainkan aku lihat Allah Ta‘ala sertanya. Dan berkata
SYAIYIDINA ALI ; WAMA RAAITU SYAI‘AN ILLA WARRAITULLAHI
FIHI ; artinya Tiada aku lihatakan sesuatu melainkan aku lihat Allah Ta‘ala di
dalamnya. Maka sekalian dalil dan hadist serta sekalian kata sahabat-sahabat ini
adalah perhimpunan WAHDAH Seperti Firman Allah ; ALLAHU BIKULLI
SYA‘IN MUHITH, artinya Allah Ta‘ala itu meliputi ia bagi tiap-tiap sesuatu,
seperti BESI diliputi oleh API. Begitulah pandang kita kepada Allah Ta‘ala tempat
perhimpunan daripada LAILAHA ILALLAH didalam TAKBIRATUL IHRAM,
dan segala niat dan I‘tikad inilah jalannya, maka berhimpunlah 4 (empat) huruf itu
pada kalimah ALLAH. Huruf Allah itu apabila dihilangkan huruf ALIF maka
terbacalah LILLAH, apabila dihilangkan huruf LAM AWAL maka terbacalah oleh
kita LAHU, apabila dihilangkan huruf LAM ACHIRNYA, maka terbacalah oleh
kita HU, dan apabila fana huruf LAM itu, maka tiadalah dapat terbaca lagi
ALLAH tersebut. Untuk mengetahui dengan sesungguhnya atas kefanaan atau
setelah fananya huruf HA ini, maka bicarakanlah olehmu baik-baik. Hai salah
seorang yang meuntut ilmu jalan kepada Allah Ta‘ala. Bicarakanlah olehmu baik-
baik huruf atau perkataan itu (perkataan Allah itu) dengan seorang Guru yang
boleh atau berhak mengeluarkannya perkataan yang sedikit ini,karena perkataan ini
terlebih keras daripada DUNIA ini, terlebih keras daripada BATU, terlebih keras
daripada BESI dan terlebih keras daripada Segala yang keras dan jikalau tiada
ilmunya, sekalian amalnya dan Itikadnya, maka jauhilah daripada makam Nabi
MUHAMMAD SAW. Inilah jalannya SYUFI, ARIBILLAH dan ALIMBILLAH
namanya. Inilah jalan bagi segala AULIA dan AMBIA, segala jalan ARIBILLAH
itu tiada ia menilik DIRINYA itu ada baginya UJUD lain selain UJUD ALLAH
Ta‘ala semata-mata. Bagi Allah Ta‘ala jua yang ada baginya UJUD dan baginya
ZAT dan baginya SIFAT BAQA seperti firman Allah ; MAN ARAFA NAFSAHU
BIL FANA‘I, FAQAD ARAFA RABBAHU BIL BAQA‘I, artinya ; Barang siapa
mengenal DIRINYA dengan FANA, bahwasannya dikenalnya TUHANNYA
DENGAN BAQA. Bermula inilah jalan NABI MUHAMMAD mengenal kepada
Allah Ta‘ala yaitu HADAP YG TIADA BERPUTUS, tiada BERKETIKA, tiada
LALAI, tiada LUPA, tiada berkeputusan, atau BERKESUDAHAN siang dan
malam, senantiasa CINTA dan KASIH kepada ALLAH TA‘ALA, baik pada waktu
Tidur maupun jaganya. Inilah yang sebenar-benarnya jalan MA‘RIFAT kepada
ALLAH TA‘ALA, yaitu menghilangkan segala pekerjaan dunia, mengerjakan
akan ilmunya dan menghancurkan akan segala pandangannya, maka berhimpunlah
kesemuanya ini daripada huruf HA seperti disebutkan terdahulu. Maka disanalah
kita MEMATIKAN UJUD DIRI KITA, SIFAT KITA, ASMA KITA, DAN
AF‘AL KITA. Demikianlah kita mencari yang dinamakan RAHASIA ALLAH
dengan MUHAMMAD. Adapun orang AHLI SHUFI mengucapkan ZIKIR
ALLAH itu ada empat perkara kesempurnaannya : 1. LA ILAHA ILLA ALLAH
pada Syari‘at : Tiada ada Tuhan yang lain hanya Allah. 2. LA ILAHA ILLA
ALLAH pada Tharikat : Tiada aku kasih yang lain hanya Allah. 3. LA ILAHA
ILLA ALLAH pada Hakikat : Tiada aku kasih yang lain hanya Allah. 4. LA
ILAHA ILLA ALLAH pada Ma‘rifat : Tiada ujud sesuatu hanya ujud Allah. 1.
Barang siapa menyebut LAILAHAILLALLAH dengan katanya tiada lidahnya,
maka kafirlah orang itu pada zahirnya dan selamanya pada bathinnya. 2. Barang
siapa menyebut LAILAHAILLALLAH dengan lidahnya dan tiada tasdik hatinya,
maka kafirlah ia. 3. Barang siapa menyebut LAILAHAILALLAH dengan lidahnya
dan tasdik hatinya, maka orang mu‘miniah ia dengan se-benarnya mu‘min. 4.
Barang siapa mengekalkan ia akan ujud itu, maka fanalah ia di dalam menyebut
LA ILAHAILALLAH, maka orang itu WALI ALLAH, karena kita ini ke ESAAN
ujud ALLAh jua, sebab ujud Allah itu ujud HAKIKI dan ujud kita ini hanya ujud
MUJAJI. Adapun tandil tergangi tiada mempunyai Ujud hanya Allah Ta‘ala.
Adapun kita ini hamba-nya artinya MUNAJAT itu berkata-kata, adapun yang
berkata ALLAHU AKBAR itu Allah jua, bukannya kita, karena kita ini hamba-
nya. Adapun MI‘RADJ itu LAIP, adapun LAIP itu tiada mempunyai DIRI,
melainkan hanya Allah Ta‘ala bukannya kita, karena kita ini hambanya, adapun
IHRAM itu artinya ter-cegang adapun ter-cengeng itu tiada tahu akan dirinya dan
dia tahu maka apabila hapuslah/fanalah dan tiada kelihatan ujud lagi ujud diri kita,
maka disanalah tempat kita menanamkan diri dengan Tuhan kita AZZA
WAZALLA, dan barulah kita bertemu GAIB dalam GAIB, Ujud didalam Ujud,
Zat didalam Zat, Sifat didalam Sifat, asma didalam Asma, Af‘al didalam Af‘al,
Syir didalam Syir, Rahasia didalam Rahasia dan Rasa didalam Rasa, maka
disanalah kita menerima ZAUK WADJDAN dan ASYIK menghasiki, inilah dalil
yang menunjukkan diri kepada ALLAH TA‘ALA. Kedua martabat WAHDAH :
artinya ESA karena Tunasah dan Tasbih ialah perhimpunan SHALIK dan seperti
laut dengan ombak maka tiadalah bercerai keduanya, maka dinamai TA‘IM
AWAL artinya CINTA PERTAMA, yang bernama ALLAH dan MUHAMMAD,
bernama ZAT dengan ZAT, maka yaitu Sifat Allah Ta‘ala : WAHUWA MA
AKUM AINAMA KUNTUK, artinya ; dimana saja kamu berada Allah Ta‘ala
beserta kamu. Dan mula serta itu tiada bercerai ZAT dengan SIFAT, tiada bercerai
TUHAN dengan MAKHLUK, adapun menurut kelakuan disini ZAT UJUD ILMU
NUR SYUHUD itu dinamai yaitu HAKIKAT ASYIA, artinya ada yang se-
benarnya, perkara yang maklum bukan perkara ilmu (segala ilmu) Allah Ta‘ala
kemudiannya dan lagi seperti kata para sahabat-sahabat Nabi terdahulu. Inilah
pandangan orang aribillah yang sebenar-benarnya jalan MA‘RIFAT kepada
ALLAH TA‘ALA. Begitu pula pandang kita. Adapun yang terhimpun didalam
tubuh kita ada DUA ROH, yang hendak diketahui ; Pertama. ROH yang
dinamakan ROH QUDUS Kedua, ROH yang dinamakan ROHANI, zikir sebutan
ROHANI itu ucapannya – ALLAH-ALLAH ROH QUDUS itu ucapannya – HU –
HU Tiada tahu akan Tuhannya, hanya bertemu GAIB didalam GAIB, SYEKH
MUHAMMAD USMAN pernah berwasiat kepada anaknya, yang artinya ; Hai
anakku tiada dapat tidak atau jangan tidak, wajib engkau ketahui serta engkau
I‘tikadkan didalam hatimu ilmu yang 5 (lima) perkara ini, inilah yang dinamakan
ILMU HAKIKAT. Artinya ilmu Hakikat itu mengetahui dengan yakin hati,
bukannya dengan bacaan atau dengan perkataan lidah tetapi dengan diberi
ESANYA ditetapkan didalam hati jua. Maka tiada berfaedah bacaan dengan lidah
dan kalimat perkara tersebut adalah sebagai berikut : PERTAMA : TAUHIDUL
AF‘AL KEDUA : TAUHIDUL SIFAT KETIGA : TAUHIDUL ASMA
KEEMPAT : TAUHIDUL ZAT Dan suatu riwayat mengatakan sebagai berikut :
FANA‘IL AF‘AL FANA‘IL SIFAT dan FANA‘IL ZAT. Adapun Tauhidul Af‘al
itu seperti engkau kata ; LAFA‘LUN ILLA FI‘LULLAH, artinya tiada mempunyai
perbuatan melainkan se-mata perbuatan Allah Ta‘ala jua didalamnya (Hakikatnya).
Dan Tauhidul Sifat itu yakni seperti engkau kata, dan engkau i‘tikatkan didalam
hatimu : IA QUDRAT, IRADAT, ILMU, HAYAT, SAMA, BASHAR, KALAM,
artinya ; Tiadamempunyai KUASA, BERKEHENDAK, TAHU, HIDUP,
MENDENGAR, MELIHAT DAN BER-KATA-KATA. Melainkan kesemuanya
itu daripada Allah Ta‘ala jua pada hakikatnya. Adapun Tauhidul ZAT itu seperti
engkau kata engkau I‘tikatkan didalam hatimu ; LA MAUJUDA ILLALLAH,
artinya tiada yang ujud didalam alam ini melainkan Allah Ta‘ala semata-mata pada
Hakikatnya,karena sekalian alam (Ujud alam) ini tiada maujud sendirinya, tetapi
berdiri ujud kepada ujud Allah aza wazalla. Keempat dalil Shuhudul Kasyrah,
seperti telah diuraikan terdahulu, yaitu pandang yang banyak didalam satu dan
pandang yang satu didalam yang banyak. Maka pandang itu olehmu dengan
bahwasannya ujud sekalian alam ini berdiri kepada Ujud Allah Ta‘ala, tiada
maujud sendirinya dan pandang olehmu bahwasannya Allah Ta‘ala itu maujud
didalam sesuatu yang maujud maka disertakan pandangmu itu dengan pandang
PANDANG RAHASIA DIDALAM HATI. Gukan pandang yang dibangsakan
dengan perkataan dan lafad itu tiada memberi faedah. Artinya pandang olehmu
bahwasannya Allah Ta‘ala itu maujud ia didalam tiap-tiap sesuatu ujud, yaitu
pandang HAWIYAHNYA QIYAUMAHNYA dan Qudratnya serta kebesarannya
dan tiada diambil tempat dan Allah Ta‘ala itu tiada menjadi rupa sesuatu, karena
Allah Ta‘ala LAISAKAMISLIHI SYAI‘UN WAHUWASSAMI‘UL BASHIR
artinya ; Tiada menyamai Allah Ta‘ala itu sesuatu juapun dan ia amat mendengar
lagi amat melihat akan segala pekerjaan baik yang zahir maupun yang bathin. Dan
lagi ketahui olehmu bahwasannya sesungguhnya keadaan kita itu tetap selama-
lamanya didalam ILMU ALLAH TA‘ALA jua, demikianlah se-benar-benarnya
I‘tikad kita, maka itulah I‘tikad sekalian para Nabi-Nabi Allah, sekalian wali Allah
dan I‘tikada sekalian yang Sholih-Sholih maka janganlah kita ubah daripada i‘tikad
ini, supaya sampai kepada jalan FANAFILLAH dan BAQABILLAH,Artinya ;
LAIP KITA DIDALAM ALLAH TA‘ALA dan KEKAL ADANYA DENGAN
ALLAH TA‘ALA. Adapun artinya LAIP itu ialah HAPUS, hapus itu tiada lagi
kelihatan ZAT kita, kecuali ZAT Allah Ta‘ala se-mata. Begitulah hendaknya
I‘tikad dan pandang kita, umpamanya seperti ombak ia bernama ombak atau laut
sebab ia bernama laut, tetapi pada hakikatnya adalah daripada AIR jua. Maka itu
namanya tiga hakikat tetapi berasal daripada satu jua. Umpamanya seperti besi
didalam Api, maka hilanglah besi itu oleh api, tiada kelihatan lagi ujud besinya,
hanya keadaan api itulah yang kelihatan se-mata, zatnya, sifatnya dan Af‘alnya.
Maka apabila ditetapkan keadaan itu dan dikeraskan didalam keadaan kita, niscaya
hilanglah keadaan kita itu, maka tiada lagi dan sampailah kita kepada jalan
fanafillah dan baqabillah, maka apabila kita tidur terlihatlah oleh kita dalalahnya
pada bertemu. TUDIBBUL BADANI HAJJA ALA QALBI, hancurlah badan
jadilah HATI. TUDIBUL QALBI SHARARROHI, artinya, hancurkan hati jadikan
ROH. TUDIBURROHI SHARANNURU, artinya, hancurkan roh jadikan
CAHAYA, ialah AKU ALLAH (dalam Diam). Aku yang se-benarnya RAHASIA
MARKUM MANUSIA didalam hatimu itu. Adapun hati manusia itu umpama
cermin, maka apabila ditilik didalamnya, maka kelihatanlah itu TUHANNYA,
daripada RAHASIANYA, karena rupa kita yang bathin itulah yang diakui Allah
RUPA DARIPADA RAHASIANYA, karena dalil menyatakan yang artinya ;
INSAN ITU RAHASIAKU, RAHASIAKU ITU SIFATNYA, SIFATNYA ITU
TIADA LAIN DARIPADA UJUDKU yang WAJIB UJUD adanya.
ALQALBUHAYATI SYIRRI ANA ILLA ANA, artinya ; Didalam Akal itu Hati,
didalam Hati itu Roh, didalam Roh itu Syir, didalam Syir itu AKU. AKU
RAHASIA SEGALA MANUSIA AKU RAHASIA SEGALA MANUSIA
DIDALAM HATI. Ketahui olehmu hai Shaleh. Inilah orang yang sebenar-
benarnya mengenal ALLAH TA‘ALA seperti ; MAN ARAFALLAHU FAHUWA
ALLAH, yakni barang siapa mengenal ALLAH yaitu bernama Allah dan
Muhammad. —ooo0oo— ALAM MINKUM Adapun HAYAT artinya dihidupkan,
adapun MINKUM itu keTuhanan namanya. Maka inilah sifat Allah Ta‘ala yang
dizahirkan kepada manusia, maka manusia itu disertai sifat-sifat Tuhan, ialah ;
HAYAT, QUDRAT, IRADAT, ASMA, BASHAR DAN KALAM. Inilah kejadian
segala manusia, maka inilah yang dikatakan TAJLI ZAT namanya. Adapun yang
jadi NYAWA itu terdiri dari (empat) perkara ; Pertama MANI, KEDUA WALI,
KETIGA WADI, KEEMPAT MADI. Maka itulah yang disertai ia dengan sifat 7
(tujuh) tersebut diatas, tempat TAJLI ZAT MUHAMMAD dan ZAT INSAN.
Bahwa daripada menyatakan sesuatu Qaidah perhimpunan marabat ABDIATUL
JALAL, AHDIATUL QAHAR, ABDIATUL KAMAL, namanya. Kemudian
daripada itu martabat AHDIAT itu ESA ia, itulah yang dinamai martabat,
…………………………………artinya tiada nyata-nyatanya. Adapun ZAT
ALLAH TA‘ALA itu sangat nyata ia pada insane maka jadi terlindung oleh UJUD
……………….sebenarnya-benarnya yang tiada dengan sifat sesuatu, yakni belum
ada UJUD ALAM SYUHUD dan dinamai akan dia UJUD MUHDAR, artinya
Ujud se-mata-mata. Maka dinamai akan dia KUN AZALA artinya dahulu dan
pertama sekali, dan dinamai akan dia KUNHI ZAT yang tiada dapat diketahui dan
tiada boleh dipikirkan oleh akal dan tiada sampai kepadanya ILMU. Melainkan
sedikit jua dan dinamai TUNAZZAH MAHAHI. Artinyasuci semata-mata. Mula
suci belum Sifat dengan segala kelakuan dan belum dapat NUR itu, dan kedua.
ALAM MINKUM Alam MINKUM itu adalah alam ketuhanan atau LAHUD. Ini
sangat sekali , dan jarang hmbanya sampai kepada alam MINKUM ini tidak
seorangpun sampai kepadanya, kecuali apa-apa yang dikehendaki ALLAH buat
hambanya. Orang yang telah sampai kepadanya itu ialah ; Hamba Allah yang
sudah bulat tawakalnya kepada TUHANNYA. Dan tidak ada lagi yang patut
diragukan lagi dan tidak ada lagi baginya rasayang ada. Kecuali ADA sendirinya
dan berdiri dengan sendirinya . Dan orang yang demikian itu telah berasda dalam
kedudukan KHIB didalam KHIB. Dialah bernama KHIB itu dalam
keseluruhanNYA. Orang yang seperti itu, apa saja yang dikehendakinya, pasti jadi.
MINKUM ; siapakah dan apakah yang disebut KUM itu didalam alam KUM itu
ZAT TUHAN berdiri dengan sendirinya, dialah rahja kuasa, langit dan bumi dan
alam seluruhnya. Dan disini berdiri JALALULLAH, JANALLULLAH,
KAHARULLAH, DAN KAMALULLAH. DAN DISINI DIA SENDIRI
SEBAGAI HAKIM, DAN MEHAKIMI. Memang dahsyat daripada DUSTA, lebih
keras daripada baja, ebih hebat daripada segala yang hebat. Alam KUM ini tiada
beda dengan KUN Singkatannya ialah KAFMIM dan KAFNUN Samalah ia
dengan ; MAHJUN dan MAKNUN TANYAKANLAH KEPADA YANG LEBIH
TAHU MAKAM TUHAN Makam ini disebut juga dengan makam ahlul ahirat,
atau makam HAKIKAT SEMATA. Makam ini sangat dahsyat sekali. Ia diluar dari
akal orang banyak. Dan ia tidak berpegang kepada kulit lahir daripada Nas dan
dalil lagi. Ia telah menyeberang daripada Nas dan dalil yang ada ini, ia tidak
berpegang dengan kata- kata yang ada ini lagi, dan tidak bersandar kepada hukum-
hukum lahir lagi. Ia berdirisendiri menurut kata SIR-nya Inilah yang menjadi
hokum baginya Jadi yang beginilah yang hamba katakan sangat dahsyat sekali, dan
sangat hebat sekali TIDAK AdA TUHAN, MELAINKAN TUHAN TIDAK ADA
ENGKAU, MELAINKAN AKU TIDAK ADA AKU, MELAINKAN ENGKAU
ENGKAU DAN AKU ADALAH ESA ENGKAU LENYAP, AKU BERNYATA
AKU LENYAP ENGKAUPUN NYATA ENGAKU DAN AKU telah lenyap
didalam kefanaannya, kefanaan lenyap didalam ke-esaannya Tuhan. Keesaan
lenyap didalam kekidaman. Kekidaman lenyap didalam kebaqaan. Akhirnya fana
dan baqa dalam keagungan. Kini tiada kelihatan lagi makhluknya. HAMBA dan
TUHAN hanyalah asma. HAMBA itu berarti ; AKU TUHAN itu berarti ALLAH
HAMBA dan TUHAN adalah Satu AKU dan ALLAH juga Satu Kalau
dihimpunkan menjadi : AKU ALLAH Lenyap AKU, tinggallah ALLAH FANA
HURUF ALLAH, timbullah kosong Kosong huruf, kosong asma, kosong suara,
kosong segala-galanya, dan tidak apa-apa, tiada hingga. Ahirnya didalam
kekosongan, Nampak jelas ujud membayang. Bayangan Allah adalah alam.
Terpandang kepada Allah Nampak jelas ujud yang sebenarnya. Karena ia tiada
boleh pisah walau ………. Jadi bagi orang yang berada pada makam
penelanjangan TUHAN, berkata dengan sembarang kata, tapi jadi. Apa yang
dikehendaki pasti jadi. Hanya orang banyak tidak mengerti dan tidak paham
dengan apa yang dimaksudkan. Contoh banyak sekali kepada wali-wali Allah yang
terdahulu. Hamba pribadi telah banyak membuktikan apa-apa. Yang terjadi, diluar
kemampuan orang umum/awam. Siapa percaya boleh percaya, dan siapa yang
tidak percaya boleh tinggalkan ajaran ini. AKULAH YANG ERNAMA CINTA,
AKULAH YANG BERNAMA si HAK, AKULAH YANG BERNAMA SORGA
DAN NERAKA ITU. AKULAH YANG BERNAMA ZATULHAQQ,
SIFATULHAQQ, ASMAULHAQQ, DAN AF‘ALLUNHAQQ, HAQUQULHAQ
adalah ; HAQQ, HAQQ TA‘ALA itulah AKU. TA‘ALA itu namaku yang rahasia
didalam ala mini. RUHULHAQ RASIA HAMBA, NAMAKU DISEBUT SETIAP
SAAT. Apabila orang menyebut TA‘ALA didalam bacaannya, atau dalam hatinya
atau dalam DIAMnya. Maka tersebut samaku didalamnya. AKULAH TA‘ALA
ITU, DAN AKULAH RAHASIA ITU. BERARTI HAMBA ALLAH. Yang
member nama yang empunya nama. HAMBA ALLAH berarti : AKU ALLAH
NAMA YANG DIHANTARKAN KEPADAKU NYATA DARI ALLAH Tiap-
tiap nama seseorang itu mengandung hikmah. Hikmah itu bertepatan dengan
pemberian nama itu. AKULAH YANG HAMBA DAN AKULAH YANG
TUHAN. AKULAH YANG BERNAMA si HAQ ITU DAN AKULAH YANG
NYATA DAN YANG GOIB ITU AKU JUA YANG LAHIR DAN AKU JUA
YANG BATHIN AKU HIDUP YANG TIADA MATI-MATI, dan apabila AKU
tiada lagi dalam dunia fana ini, janganlah mencari Aku lagi. Aku tetap ada setiap
orang yag beriaman kepada ALLAH. Bila engkau hendak bertemu AKU,
pandanglah dirimu itu AKU. Tidak ada AKU, melainkan AKU. Dalam
keseluruhannya. AKULAH yang bernama ala mini, dan AKULAH YANG
bernama akhirat itu Tidak aku lihat didalam sesuatu itu, melainkan AKU melihat
AKU AKU itu telah lenyap dalam KE AKUAN Ku, sehingga tidaklah AKU
melihat kehambaanku lagi. Dan Aku telah bernyata didalam AKU, beraku ku.
Sehingga hapuslah mulutku dan hatiku mengata AKU. Kini Aku tidak berkata
dengan lidah lagi, tidak dengan hati lagi, dan tidak dengan puad dan jantung lagi.
TA‘ALA RIDHA KASIH SAYANGKU TA‘ALA RACHMAD ITU
SELIMUTKU TA‘ALA NIKMAT ITU RASAKU TA‘ALA HIKMAH ITU
RACHMAN RACHIMKU TA‘ALA SUNNAH ITU ATURANKU TA‘ALA
SHOLEH ITU ILMUKU TA‘ALA ADIL ITU KEKUASAANKU TA‘ALA
ISFIAH ITU KEMAUANKU TA‘ALA DHOIM ITU RAHASIA PRIBADIKU
TA‘ALA ALAIH ITU KALAMKU PASTI T ‗ALA JALAL ITU
KEMESRAANKU TA‘ALA JAMAL ITU KEELOKKANKU TA‘ALA KOHAR
ITU KEKERASANKU TA‘ALA KAMAL ITU KESEMPURNAAN DAN
KEMULIAANKU TA‘ALA KHIB ITU KESATUANKU BAGI SELURUH
ALAM Demikialah sebagai penutup dari pembukaan Rahasia yang terkandung
pada kejadian DUNIA dan Achirat, dan amalan akhir kalamku sebagai harta atau
Pembendaharaan GOIB yang kuwariskan kepada saudaraku MUSLIMIN DAN
MUSLIMAH dimanapun ia berada.
INILAH ASAL SEBENARNYA TUHAN MENJADIKAN MANUSIA
1. KUN PAYAKUN : MENJADI OTAK PADA KITA YAITU ; ROH IDOFI
2. KUN HAQ : MATA TERANG HATI TERANG
3. KUN SABITAH : NAPSIAH NAFSU PADA KITA
4. KUN SAPUTIH : NYAWA PADA KTA (GERAK PADA KITA)
5. KUN SADJATURRACHMAN : KEHENDAK PADA KITA
6. KUN SUDJATULLAH : KELAKUAN PADA KITA
7. KUN RAHMAN : RUPA KITA
8. KUN ZAT HAYUN : TIADA MATI
9. KUN ILLA NUR : RASA SEGALA TUBUH KITA NAMA DIRI HAMBA
NUR HAYA QADIM TURNA ILALLAHI WAYARAKNA ILLALLAHI
WAMA DAMA, ALA MA‘PA‘AL NAHU WALA ADJAM NAHU, MINGKULI
DJAMIL AZIM WALA NAU WUDU BIHI ABADAN ABADA. Kata Allah
nyawa itu kekuasaanku dihati putih tempat bernyawa dalam UKUP, dijadikan umat
MUHAMMAD sekaliannya daripada ; AIR KUM DUMULLAH. (yang bernama
NUR MAYA QADIM). LAILLAHAILLALLAH : Hampir hamba kepada
Tuhannya LAILLAHAILLALLAH : MAUJUD BIHAKQI ILLALLAH : Aku
maujud pa‘hu (diri) RAHASIA SYARIAT PD ANGGOTA TUBUH. RAHASIA
THARIKAT PD HATI. RAHASIA HAKIKAT PD NYAWA. RAHASIA
MA‘RIFAT PD DIRI. Kalau sudah mengenal diri nampaklah hakikat diri pencipta
sekalian alam. Itulah yang bernama ALLAH : tiada berpermulaan tiada
berkesudahan
1. LAILLAHAILLALLAH ; zikir
2. ILLALLAH ; zikir
3. ALLAH ; zikir
4. ; sunyi MINALLAH ; HAMBA BILLAH ; MUHAMMAD LILLAH ; ALLAH
1. Dari pada ALLAH 2. Kepada ALLAH 3. Karena ALLAH
1. ROHANI : TUBUH SYARIAT 2. RAHMAN : HATI THARIKAT 3. IDOFI :
NYAWA HAKIKAT 4. RABBANI : RAHASIA MA‘RIFAT INI PASAL
AIRMULHAYAT Bermula asal diri kita diambil secara ringkas. Asal diri kita
selagi belum ada apa-apa, hanya ibu dan bapak belum berkumpul menjadi satu.
Maka Allah Ta‘ala memerintahkan mengambil air MULHAYAT, diarak didalam
surga atau dilangit beberapa malaikat dan jibril membawanya lalu diperintahkan
dikirim kepada Bapak kita MAKAMAL MACHMUD, namanya setelah mahaluat
7(tujuh) hari lamanya. Lalu bapak kita menjadi satu kepada ibu, umpama besi
terdampar dibatu, jatuhlah air mulhayat dirahim ibu kita, yang dinamakan
MUKTAH. Air mani ayah berasal dari matahari, justru Putih warnanya, maka dari
itu sir atau syahwat cepat merangsang pada pihak ayah, itu dinamakan ZAT SIR
RAHU, jatuh kepada ibu seperti air hujan setitik didalam daun keladi. Maka
menjadi anasar ayah aurat, tulang, otam, sumsum. Dan pada ibu air mani tersebut
dari bulan dan dinamakan MUTEPAH. Karena itu air mulhayat ibu kuning
warnanya. Sir atau syahwat ibu lambat merangsang namun kekuatannya air tadi
sama dengan bapak, pihak ibu dinamakan ZAT SIR JAMANINI artinya anasar ibu
; bulu, kulit, darah, dan daging. Dan anasar MUHAMMAD ; Pendengar,
Penglihatan, pencium dan pengrasa. Empat puluh hari belum lagi terserat, tatkala
delapan puluh hari didalam rahim ibu kita, waktu itu darah haid nikah bercampur
dengan air bercampur dengan air Nuktah, lalu suka makan asam-asam ibu kita dan
suka tidur, karena sudah hamil atau mengandung. Demikianlah daeerahnya atau
alkah sedarah namanya daging segumpal dirahim ibu kita. Tatkala seratus dua
puluh hari didalam rahim ibu maka menjadi ALIF ACHMAD pujinya, Inilah
daerahnya tatkala genap seratus empat puluh hari cukup lengkap kaki, tangan,
mata, mulut, kepala, hidung dan telinga MUHAMMAD pujinya, inilah darahnya
didalam rahim ibu kita. Tatkala cukup 9 (sembilan bulan)9 (sembilan) hari maka
firman Allah Ta‘ala : LA TATTAHARAKA ILA BI IZNILLAH dengan seizin
Allah maka keluarlah anak itu demikianlah berdo‘alah amin. MAKAM SALIK Ini
jalan ringkas dimakam salik yaitu ambil jumlah, supaya lekas paham, asal mula
ambil dari bawah naik keatas : Pertama ROHANI jasmani, arad basariyah segala
tubuh yang kasar. Kedua ayan darajiah, roh idhofi atau roh maruhul qudus artinya
roh yang halus tetapi masih kasar jua halusnya itu jirim-jisim artinya tubuh yang
halus betul, halus masih kasar jua, halusnya ini seperti debu dijendela iruhul
cahaya matahari, karena alam roh, alam mitsal, alam ajasam dan alam insan, sifat
ma‘ani nur iman belum dapat mengenal allah, mesti berhancur atau jalan fana,
hapus atau jalan baqa ulbaqa atau jalan kadim bagi kadim, baru bisa dapat makam
ubudiyah dan mendapat makam uluhiyah serta didapatnya pula makam rububiyah.
Serta didapatnya akan salik karena nur mubassarah dengan nur mutalazimah,
berlazim-laziman didapatnya ZAUK WADJIDAN IDRAK artinya dirasa dengan
pengrasanya dan didapat dengan pendapatnya daripada yang lemah, karena kita
tiada merasa, dan mendapat serta lemah, hanya ilmu saja yang tahu sampai kepada
JUDBAH, dan makam laduniyah atau makam istiqomah artinya tetap. ALAM
NUR / NUR AKLI NUR BISMILLAHIRRACHMANNIRRACHIM Ambil
ringkas saja jalan asal UJUD ADAM mesti mengambil amanah HALAKAL
INSANA MINTIN. Artinya asal manusia itu dari pada ujud Adam. Adapun ujud
Adam dari pada NUR MUHAMMAD. Jadi jasad dan roh pun jadi dari pada NUR
MUHAMMAD jua. Sebenar-benarnya diri adalah Roh. Sebenar-benarnya Roh
adalah manusia, sebenar-benarnya manusia adalah Muhammad, sebenar-benarnya
Muhammad adalah NURULLAH, sebenarnya NURULLAH ialah NUR ZAT,
sebenarnya NUR ZAT ialah ILMU yakni mengetahui pandang SUHUD yaitu
pandang SALIK. NAIK dan TURUN, tatkala naik pujinya ―HU‖ dan tatkala turun
pujinya ―ALLAH‖ Naik senaiknya, turun seturunnya tiada di naik-naikan, tiadaa
diturunkan. Ini hanya sendirinya, jangan berpegang kepada nafas keluar masuknya,
kalau naik, nafas masuk, kalau turun nafas keluar. Yang dikata dengan lidah dan
hati. Yang dipakai puji naik HU dan turun ALLAH. Supaya jangan berpegang
kenafas, tetapi naik-turun, tatkala naik pujinya HU melengkapi tujuh lapis langit
ujudnya HUTASARPAH la hurufin wala sautin, tiada huruf dan suara, zat dirinya.
Tatkala turun pujinya ALLAH melengkapi tujuh lapis bumi ujudnya huyasariyah
ZAT dirinya. Inilah dinamakan makam SALIK, (taraki dan tanazul) turun dan
naiknya tetap berdiri sendirinya sampai pulang ke rahmattullah. Jika ada yang
menyerupai tolak, semua was-was dari syaitan, tidak ada yang menyerupai lagi.
Itulah JIBU / UJUD MUHDAR. BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM Yang
menjadikan dan yang memberi baik dan jahat dan yang lengkap tujuh lapis langit
dan tujuh lapis bumi yaitu hanya ZAT ALLAH dan SIFAT ALLAH yang sebenar-
benarnya. Adapun akan JIBU itu yaitu yang tiada ber ujud dan tiada ia ZAT.
Adapun ZAT dan SIFAT itu namanya jua, maka jikalau ada ujud, ZATlah
namanya. Sungguhpun ada ujudnya, yaitu belum nama tetapi pada hakikatnya tiada
lain daripada JIBU, tiada ujudnya dan tiada zatnya dan tiada sifatnya melainkan
dirinya jua, yang sekalian ni JIBU jua. Adapun yang ber-ujud itu zatnya dan yang
berzat itu ujudnya, dan yang ber pa-el itu sifat ilmunyadan yang berilmu itu Zatnya
karena Tuhan itu yang tiada bersifat. Adapun Allah itu bukan karena ia karena
nama, Allah itu namanya. Engkau pikirkan/ cari dengan pikiran yang sempurna.
Maka barang siapa yang menyembah ZAT ALLAH maka orang itu sirik, barang
siapa meninggalkan ZAT ALLAH dan UJUD ALLAH maka orang itu mukmin
sebenar-benarnya MUKMIN. Maka itu barang siapa menyembah ZAT atau
SIFAT, maka orang itu BID‘AH sesat menjadi kafir kepada Allah, Islam
makhluknya. Adapun lenyap sekalian semesta alam ini ma‘lum, lenyap maklum
kepada hayun, lenyap hayun kepada ZAT, kepada hidup yang tiada berzat, karena
zat dan sifat dan ujud kembali kepada JIBU, pada hari yang kemudian, kedua-
keduanya itu karena tiada kembali kepada tiada. UJUD MUHDAR……………
UJUD MUHDAR Alhamdulillahirabbil alamin wassalatu wassalam ‗ ala saidul
mursalin, wa‘ala alihi wasahbihi ajma‘in. Asal-usul sebelum ada bumi dan langit,
tiada ada apa-apa hanya kosong saja, melainkan ALLAH TA‘ALA saja yang ada
sendirinya tiada apa-apa. Allah pun belum ada namanya LA – TA – YIN, tiada
senyata-nyatanya. Hanya UJUD MUHDAR yang ESA, hidup didalam ilmunya
takluk kabdah namanya ESA sendirinya didalam genggamannya yang hidup tiada
mati. AHDIYAT, WAHDAH, WAHDIYAT Tanzizi kadim suluhiyah kadim
takluk kodrat iradat ; jalal, jamal, kabar dan kamal. artinya ; kebesaran, keelokkan,
kekerasan dan kesempurnaan. Maka lengkaplah bumi dan langit dengan isinya
semesta sekalian alam ini adanya. KUN katanya ALLAH PAYAKUN kata
MUHAMMAD, ALLAH bernama ZAT MUHAMMAD bernama SUHUN ZAT,
karena kita bernama tanzizi hadist, arad basariyah tubuh yang kasar sifat baru
alam, keterangan ringkas ini didabit oleh DATUK ABDURRAHMAN dan
diperbanyak oleh DATUK SYAHRUDIN. Sekian hanya untuk akhlinya saja.

—oo0oo— HADIST QUDSYI

`Dalam hadist qudsyi, menerangkan adanya pada batang tubuh kita dan lenyap
melainkan yang ada, Ujudnya Allah Ta‘ala semata-mata, dan inilah keterangannya
tersebut di bawah ini.
1. Hancurlah badan timbul hati 2. Hancurlah hati timbul akal 3. Hancurlah akal
timbul fikir
4. Hancurlah fikir timbul faham 5. Hancurlah faham timbul ilmu 6. Hancurlah ilmu
timbul rahasia
7. Hancurlah rahasia timbul cahaya 8. Hancurlah cahaya timbul nyawa 9.
Hancurlah nyawa timbul AKU (rahasia) melainkan ujudku yang ada.
NAMA ROH DALAM JANTUNG 1. Ruhul amin 2. Ruhul Amri 3. 1. AKU :
ALLAH 2. AKU : MUHAMMAD 3. KARENA : HAMBA : ALLAH : IRADAT :
UJUD UNTUK HALAMAN YG TERAKHIR INI ; saya gali sejarah
KALIMANTAN SELATAN pada abad ke 18 (delapan belas) Ada beberapa tokoh
yang terkenal ditengah-tengah PERTAMA ialah Syeh ABDUL HAMID
TATAKAN/RANTAU, yaitu dengan gelar DATUK SANGGUL / DATUK
KUNING. KEDUA ialah SYEH MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
KETIGA ialah SYEH ABDUL HAMID ABULUNG KEEMPAT ialah SYEH
MUHAMMAD NAFIS AL BANJARI Dan pada abad ke-19 bertambah banyak
lagi tokoh-tokoh agama di Kalimantan ini. Dan akhirnya pada abad ke-20 banyak
lagi melahirkan tokoh-tokoh baru untuk penerus perjuangan beliau itu. Jadi tokoh-
tokoh empat besar itu tadi patut kita warisi, karena adalah berdasarkan Al-Qur‘an
dan hadist dan ijma Ulama yang ahlus sunnah wal jama‘ah yang hak. Bagaimana
kita hendak ingkar dengan ajaran-ajarannya yang berbau dengan kebenaran itu.
Demikian pula wali-wali itu adalah di bawah nabi sebagai halifah didalam bumi
ini, sedang nabi-nabi itu beroleh wahyu dan wali-wali beroleh ilham. Marilah kita
teruskan perjuangan yang gigih itu untuk merebut kembali kemenangan yang
pernah dicapai oleh nenek moyang kita dahulu. Beranikanlah dirimu untuk terjun
dimedan laga, untuk meraih kemenangan yang gilang-gemilang. Serahkanlah
dirimu bulat-bulat kepadanya, niscaya Tuhan berdiri dihadapanmu sekaliannya.
Kita semua harus berani jangan pengecut ; karena pengecut itu adalah bibit segala
dosa durhaka. Kalau siapa pengecut dalam perjuangan, itu namanya pahlawan
syaiton namanya. Dan siapa berani berjuang dengan Allah, ia akan mendapat gelar
pahlawan Tuhan. Pilihlah antara dua, inign jadi pahlawan Tuhan atau jadi
pahlawan shaiton. Marilah kita menuju kebenaran ; insya Allah, Tuhan akan
menunjukkan jalannya. Lihat contoh sebagai pahlawan Tuhan yaitu ; DATUK
ABULUNG mati dalam mempertahankan agamanya. Dan beliau meninggalkan
warisan yaitu sebuah kata-kata mutiara yang lebih berharga daripada harta benda
dunia, apakah kata-kata itu ; TIADA YANG MAUJUD, MELAINKAN
HANYALAH DIA DIA ADALAH AKU DAN AKU ADALAH DIA Inilah inti
sari tasauf beliau Dan DATUK SANGGUL mewariskan kalimat ; A, I, U Dan
DATUK KELAMPAIAN mewariskan kalimat ; L, L, L Dan DATUK
MUHAMMAD NAFIS mewariskan sebuah kitab yang bernama ADDURUN
NAFIS Dengan intisarrinya yang berbunyi ; A, A, A Apakah arti dan makna A, L,
U, itu ? Apakah arti dan makna L, L, L, itu ? Dan apakah arti dan makna dari A, A,
A Marilah kita gali selanjutnya sampai tuntas, siapa beroleh Petunjuk, dialah yang
beruntung DEMIKIANLAH RIWAYAT SINGKAT TENTANG TOKOH ―
KEAGAMAAN DI KALIMANTAN SELATAN, KHUSUSNYA, DAN
KALIMANTAN UMUMNYA.
WASSALAM INSAN KAMIL 1. Jadi insan kamil adalah pada waktu tanazul
berada paling akhir, sedang pada waktu taraki nantinya jadi yang awal sekali. 2.
Yang disebut rahul hajat ialah pintu Tuhan hakikatnya dikatakan pintu-pintu zat
itulah dia lobang yang dinamakan mekar dan kuncupnya marnas atau buka
tutupnya mahid. 3. Syiratal mustaqim ialah maksudnya menamakan hilang
perginya atau, sempat diakhirat atau diakhirat ilahi robbi dan tuhan kita
mengatakan bahwa ayat yang diatas ini tadi maksudnya adalah keluarnya
perkataan kita. 4. Arsiullah artinya muka pada hakikatnya wadah persidangan zat
yaitu berada di kepala dan di dada kita 5. Kursi artinya tempat duduk pada
hakikatnya tempat duduk zat yaitu berada pada otak dan jantung 6. Luch machfut /
luch kalam artinya luch tempat machfut dijaga pada hakikatnya adalah sifat-sifat
zat. tempatnya berada di jasad serta dijaga oleh malaikat katibin. Jadi yang
dimaksud puncak hidup itu ialah berada di badan kita pribadi (pahamkanlah) 7.
Mizan artinya timbangan, pada hakikatnya pertimbangan zat yang berada di
penglihatan, pendengaran, penciuman, pengrasa dan perkataan maksudnya
mengatakan terhadap pertimbangan hidup kita yang berada di panca indra. Ibarat
wahana zat dengan sifat itu, seperti sendiri-sendiri saja. Jelasnya mengatakan
terhadap berdirinya hamba dan Tuhan. Seolah-olah berdiri sendiri-sendiri padahal
yang sebenarnya adalah tetap satu (esa). Jadilah kesimpulannya adalah tidak ada
sifat yang berdiri diatas zat atau yang bertambah dengan sifat ma‘ani yaitu
gazlikun bizatihi, maridun bizatihi, alimun bizatihi, dan seterusnya sampai kalam.
Jadi disini duduknya kepada JIBU artinya tiada huruf dan tiada suara, zat dirinya.
Ibarat roh dengan badan, tetap kekal. Inilah yang dinamakan alip mutakalimun
wahid. Artinya yang berkata-kata jadi ucapan tanpa mulut itu adalah yang
mempunya rupa yang sejati, dan tempatnya berada didalam sukma/nyawa kita
pribadi, dan suara. Inilah yang disbut zikir batin yang sesungguhnya dan yang
sebenarnya serta azali dan qadimdan yang baqa. Sedang malaikat pun tidak boleh
tahu apapun yang keluar itu : semua malaikat dan zipun bisa tahu. Tetapi yang
disebut mudawatuhzukri itu tak ada seorangpun yang tahu kecuali dia sendiri inilah
puncak segala puncak ilmu dan amal ma‘rifat. Dan inilah zikir yang senantiasa dan
tiada pernah lupa walau sekejap matapun. Maka ada seorang wali pernah berkata :
apabila aku lupa sekejap juapun sengaja atau tidak sengaja, maka aku hukumnya
diriku itu murtad. Demikianlah adanya kepada kita ini semuanya, bila lupa berarti
belum sempurna ilmnya. Dengan adanya keterangan ini itulah apa adanya dapat
saya sampaikan semoga Allah meridhoinya amin ya robbal alamin.
TENTANG NAFSU
Nafsu itu ada empat martabat :
1. Nafsu amarah tempatnya pada empedu 2. Nafsu lawwamah tempatnya pada
perut
3. Nafsu sawiyah tempatnya pada limpa 4. Nafsu mutmainah tempatnya pada
tulang Inilah nafsu zat haq ta‘ala. Kenyataannya pada/diri hidung kejadiannya
dalam cahaya putih : kelihatan segala macam sesuatu dikalam laut Rachmad jadi
kesempurnaan dari ke 4 macam tersebut diatas tadi adalah bersatu di dalam alam
nur/ cahaya kita pribadi. Demikianlah uraian ringkas dari hamba semoga kita
semua beroleh petunjuk, serta taufik dan hidayahnya dari pada Tuhan
azzawazallah. Amin
Qalbu hati Hati itu ada dua bagian : 1. Hati sanubari : juga disebut hati nabati 2.
Hati nurani : juga disebut hati cahaya Sebab disebut hati nabati, karena ia daging
segumpal berhenti dibawah lambung kiri diantara dua jari di bawah susu kiri di
dalam dada kita. Dan adapun hati nabati itu mempunyai beberapa nama. Namanya
Halifatullah artinya ganti Allah karena ia memerintah tubuh manusia dan lain-
lainnya. Namanya amisu mu‘minin artinya raja yang nyata karena kuasa akan
sesuatu. Namanya arsyullah artinya mahligai Allah, karena ia tempat taajalli allah
ta‘ala kepadanya. Namanya Zarrotul Haq artinya cermin haq ta‘ala karena ia haq
ta‘ala kepadanya. Namanya iradatul ujud artinya kehendak yang nyata ada atau
kehendak dari. Karena ia tiada luput daripadanya. Adapun hati nurani itu amat
besar dan amat luasnya daripada segala alam. Tetapi amat/halus maka ialah
menerima tadjali zat allah, sifat allah, asma allah, af‘al allah. Maka daripadanya
lampah kepada yang lainnya Karena hati nurani itulah yang memakai sifat 7 yaitu:
hayat, ilmu, kudrat, iradat, sama, besar dan kalam, jadi kalau terhenti kepada hati
nurani karena hidupnya hati nurani itu adalah kenyataan hayat. Zatullah ta‘ala.
Tahu hati nurani kenyataan ilmu Zatullah ta‘ala. Kuasa hati nurani kenyataan
kudrat Zatullah ta‘ala. Berkehendak hati nurani kenyataan pendengaran Zatullah
ta‘ala melihat hati nurani kenyataan penglihat Zatullah ta‘ala. berkata hati nurani
kenyataan alam Zatullah ta‘ala. jadi pernahkah susunan/gugurnya kepada diri kita
sendiri atau diri pribadi. Arti dan Makna Jadi baiklah kita uraikan arti dan makna
sebenarnya apa yang berlaku kepada hati nurani itulah kelakuan Zatullah ta‘ala
maknanya apabila kelakuan Zatullah ta‘ala pada hati nurani itu tiada di dalam da
tiada diluar hamba tiada dengan nyata-nyatanya hati nurani karena hati nurani itu
adalah sifat zattullah dan daripada hati nurani itulah lampah kepada tubuh kita ini.
Maka nyatalah tubuh kalimah daripada hati nurani. Maka karena hidup tubuh kita
ini sebab hidup hati nurani tahu tubuh kita ini sebab tahu hati nurani. Kuasa tubuh
kita ini sebab kuasa hati nurani. Berkehendak tubuh kita ini sebab berkehendak hati
nurani. Mendengar tubuh kita ini, sebab mendengar hati nurani. Melihat tubuh kita
ini. Sebab melihat hati nurani. Berkata tubuh kita ini sebab melihat hati nurani.
Berkata tubuh kita ini sebab berkata hati nurani. Bergerak tubuh kita ini sebab
bergerak hati nurani. Gerak dan diam tubuh kita ini sebab gerak diam hati nurani
jua. Maka nyatalah hidup kita dan tahu, kuasa kita, bergerak dan
mendengar/melihat serta berkata-kata ini kenyataan hati nurani artinya kelakuan
hati nurani. Maka apabila kelakuan hati nurani pada tubuh kita yang kasar ini, tiada
nyatanya kepada tubuh kita yang kasar ini karena tubuh kita yang kasar ini. Sifat
hati nurani dan hati nurani itulah kenyataan zat Allah Ta‘ala yang tiada baginya
ialah yang di per-ujudileh sekalian yang maujud adapun sebenarnya hamba itu
yaitu : mata tiada melihat, telinga tiada mendengar, mulut tiada berkata-kata,
hidung tiada mencium, maka mata dapat melihat, telinga dapat mendengar hidung
dapat mencium mulut dapat berkata-kata. Hanya pekerjaannya jua. Sabda
rasulullah saw yang artinya : lidah itu juru bicara hati dan hati itu juru bahasa
lidah, hidayah itu daripada cahaya yang qadim dan azali. Adapun arti hidayah itu
ialah sifat tubuh yang nyata pada hati nurani adapun sifat itu adalah kenyataan zat
yang wajibal wujud. Tuhan Allah ada menerangkan didalam al-Qur‘an yang
artinya kenyataan Allah didalam diri kamu melengkapi, mengapakah kamu tidak
melihat. Dan lagi Allah Ta‘ala serta kamu, dimana saja kamu berada Maka
nyatalah bahwa kelakuan yang nyata kepada dirimu itu ialah nafsumu itu
semuanya kenyataan keadaan zatullah ta‘ala yang meutlak, adapun hamba tak
punya. Jadi yang mempunyai kelakuan itu tiada huruf dan tiada suara.dan tiada
isyarat itulah dirimu dunia dan akhirat itulah Jibu. Adapun pahamnya segala yang
tersebut didalam akibat yang lain-lainnya, ang dinaakan kitab maksudi tasauf itu
yaitu jikalau kita ada bisa mengembalikan amanah allah atau berlaku barang
sebgainya sama didalam sembahyang, didalam ziki atau barang pekerjaan dunia,
maka sudah karamlah kita didalma laut qadim ang haqiqi. Manakal karam
hapuslah namanya, manakala hapus lenyaplah baginya namapun tiada itulah yang
dikata Esa dan meliputi. Jadi kalau tiada demikian, tiadalah hasil ma‘rifat seperti
ini barulah benar-benar cinta dan rindu dendam dengan zat hayat yang hidup
sendirinya. Maka berkasih-kasih dan berinjak-jinakan, karena sudah sauju
senyawa, serta serasa dan serahasia. Inilah walaupun sembarang saja kelakuannya,
tiada diketahuinya dirinya karena pekerjaan itu atau kelakuannya didunia dan
diakhirat sama dibuatnya adapun arti rindu itu belum berjumpa dan arti dendam itu
sudah bertemu. Dan arti rindu itu hamba, dan dendam ialah Tuhan maksudnya.
Yang artinya berjumpa itu sudah bertemu nyatalah dengan nyatanya, manakala
nyata datanglah laut rahmat dan nikmat itulah jibu. KARENA itu tidaklah
BERDIRI SENDIRI. TETAPI SEMUANYA BERHAJAT KEPADA ALLAH.
MAKANYA ADANYA ALAM INI TIDAK MENARIK PERHATIANNYA.
KARENA ITU MEREKA ANGGAP BAGAIKAN TIDAK ADA. INILAH
CAHAYA ILAHI ROBBI YANG MENYINARI DIRINYA LAHIR BATIN.
DIKALA SAKARATAL MAUT Kesempurnaan hamba allah pulang ke
rahmatullah ini hanya sebuah misal atau contoh Ada beberapa pertanda menjadai
rahasia Bergerak daripada ujung sulla lalu naik ke atas kepada, rasanya seperti
ditusuk-tusuk dengan jarum, dan lalu terus kepada telinga kiri dan kanan. Dan
mendengar bunyi suara seperti bunyi badil/ meriam atau petir, dan heran rasanya
kencang sangat, itulah hakikat jibril memberi tanda. Jibril itu suatu cahaya yang
keluar dari diri kita pada waktu itu kita mengataw2 : ya hu, ya hu, ya hu. Sekarang
umur kita tinggal 40 hari saja sesudah 33 hari yaitu tinggal 7 hari lagi keluarlah
suatu cahaya/dari mata kita rupanya sangat elok bercahaya cahaya. Dengan
berpakaian hijau itulah dia malaikat izrail. Dikala itu kita mengucap : Hakkul hak,
hakkul hak, hakkul hak jadi umur kita tinggal 7 hari lagi. Sesudah 3 hari itu, yaitu
pada hari yang ke 36 keluar pula cahaya dari mata kita, yaitu cahaya yang amat
putih bersih seperti kita jua besarnya, atau rupanya : baunya terlalu sangat harum
seperti ambar kasturi dan dia berkata : akulah yang bernama muhammad itulah
sesungguhnya allah ta‘ala memberi tanda gerak. Dan dikala itu kita mengucap
alhamdulillah robbil alamin dan pada hari yang yang keempat puluh (40) : maka
allah tazali yaitu zat allah s.w.t yang sebenarnya maka bertetaplah engkau pulang
kerahmatullahi ta‘ala seperti terlalu nikmat rasanya, tiada hingga lagi. Maka kita
ingat, jangan lupa dalam hati kita ini Ujudullah Ta‘ala. Maka himpunlah
muhammad dan allah, yaitu hu allah inilah perjalanan para aribillah dan para wali-
wali allah jangan di ingat dimulut dan dihati ingat didalam dan barang siapa
mengenal akan tuhannya, niscaya ia jahil akan dirinya sendiri. Jikalau tiada
anugerahnya kepadaku, niscaya tiadalah aku dapat mengenal tuhanku Dan
saiyidina Abu Bakar pernah ditanya orang Bika arofa robbaka, artinya : dengan apa
engkau mengenal tuhanmu ? Maka syayidina abuu bakar menjawab dengan tegas
Araftu robbi bi robbi, walaula robbi ma araftu robbi Artinya : aku mengenal tuhan
dengan tuhanku jua, jikalau bukan karena tuhanku, tiadalah aku dapat mengenal
tuhanku. Maka yang bertanya itu meneruskan pertanyaannya. Apa mungkinkah
manusia ini dapat mengenal tuhan ? Maka saiyidina abu Bakar menjawab : Al adju
andarkil idroki idrokum Artinya : lemah daripada mendapat akan pendapat, itulah
yang mendapat, maksudnya ialah : kelemahanku akan tuhannya. Jadi jelasnya ialah
: dia juga yang mendapat kaunya lebih jelas lagi kaum sufi mengatakan
laya‘rifullah ilallah. Artinya : tiada mengenal allah hanya allah Sekarang baiklah
hamba bawakan pula ayat yang berbunyi : wafi amfusikum afala tursirun, artinya :
didalam diri kamu kenapa kamu tidak mengetahuinya dan lagi dalil mengatakan
wafi amfusikum wama yafalun, artinya : tuhan ada pada engkau tetapi Engkau
tiada melihat. Maka dengan adanya dalil ini/ dalil al-qur‘an yang nyata ini. Marilah
kita mengenal Tuhan Allah s.w.t. Beranikanlah : jangan ada rasa takut, rasa takut
itu adalah bujukan syaiton laknatullah.." Lil jismil insani insanu Artinya : carilah
orang, yang ada orang didalam orang "Fastazkurni, fastzkurkum" Artinya :
kenalilah sedalam-dalamnya tuhanmu dan dia juga mengenal kepadamu
Demikianlah orang yang hendak mengenal diri dan lagi firman Allah Ta‘ala dalam
al-qur‘an : wanah aqrobu ilahi min khablil wail . Artinya : kami adalah lebih
dekat kepadanya daripada urat leher mereka sendiri (Qaf s. 50,16) - Quluah bitu
al-jami‟a famma ya‟tiyanakum minni huda famantabia huda yafala khaufun
alaihin walahum yakhjanun, artinya : berangkatlah kamu semuanya, jika datang
petunjukku kepadamu maka barang siapa mengikuti petunjukku, niscaya tiada
takut dan tiada gentar dan tiada berduka cita waktu selama-lamanya. Jadi ayat ini
adalah bagi kita untuk mendorong kita dalam menuju tuhan robbul alamin. Maka
dari pada itu segalanya ialah : menuntut demi allah, mengenal demi allah, berjuang
demi allah Sembahyang demi allah, bekerja demi allah, beramal demi allah,
berusaha demi allah, jadi keseluruhnnya adalah demi allah. Tidak ada demi itu dan
demi ini, semuanya ditundukan dan direndahkan demi allah. Hidup di alam maya
semata-mata melaksanakan perintah allah dan meninggalkan larangan allah.
Hamba berbuat menurut sekehendak allah. Tidak menambah dan mencurangi dari
kehendak allah. Apabila hamba berani menambah dan mengurang daripada kudrat
dan iradat allah, maka aku hukumkan dariku itu murtad. Dan apabila kau lupa
sekejap saja kepada allah, maka aku hukumkan diriku itu kafir. Sekarang baiklah
kita teruskan dengan ayat yang berbunyi ; Kholaqtul zjinna wal insa liya‟budun.
Arrtinya : aku jadikan jin dan manusia semata-mata untuk mengenal kepadaku atau
untuk mengabdi kepadaku, atau untuk menyembah kepadaku mengenal tuhan
adalah suatu amanah dari allah, untuk kita laksanakan secepat mungkin dan
janganlah kita lalaikan mengaji/menuntut rahasia besar ini. Sabda Rasulullah saw
faija ajakaro illa khonasa, artinya : apabila ingat allah musnahlah syaiton.
Maksudnya ialah : yang ingat disini bukan makhluk biasa, tetapi hamba yang
sudah melaksanakan kepada keakuan tuhannya. itulah manusia allah namanya.
Itulah insan kamil inilah yang dimaksud oleh abda nabi kita Muhammad s.a.w dan
sekarang kita teruskan pula kepada hadist yang berbunyi : Takholaqu bi
akhlakillah. Artinya : berakhaklah kamu dengan akhlak allah. Apa yang dimaksud
dengan berakhlak dengan akhlak allah ? jawabnya ialah hamba yang sudah
mewujudkan tuhan dalam dirinya pribadi itulah akhlak allah. Jadi tujuan utama
dalam bidang ilmu tasauf ialah : untuk menyempurnakan lahir dan bathin, luar dan
dalam, sariat dan hakikat, fikih dan tasauf. Dan dapat membedakan yang yang hak
dengan yang batil. Dan dapat membedakan dan mengetahui mana yang sebenar-
benarnya insan kamil dan mana manusia biasa. Yang semula mulia hamba disini
tuhannya ialah : yang tahu akan dirinya dan yang tahu rahasia yang satu itu.
setinggi-tingi maqam ialah yang menduduki kedudukan tuhannya. Tuhan menjadi
matanya untuk melihat, tellinganya untuk mendengar, dan lidahnya untuk berkata-
kata. Dan orang yang tidak terdinding lagi pandangannya ialah : hanya satu
pandangannya, satu tekatnya satu akidahnya, satu pendiriannya, dan satu dalam
rahasianya. Pokoknya segala-gala adalah Satu belaka bagi pendirian hamba hanya
satu dan satu. Semuanya bilangan adalah satu. Semesta satu,semua alam satu,
surga dan neraka satu, pendeknya adalah semua satu. Demikianlah pendirian
seorang arif atau waliallah. Seorang wali allah pernah berkata tidak ada kejahatan
di dalam dunia ini.beliau sangat optimis sekali. Demikian lah yang pernah
melompat dari mulutnya seorang arif atau wali Allah.
ILLAH : RASA
Rasa sejati dan mutlak dan murni inilah rasa tuhan yang sejati dan abadi dan
mutlak nafsulmuttmainnah itulah yang disebut sunyi dari zat maha suci tuhan yang
disebut nafsu zat hak ta‘ala yang disebut sunyi dari zat maha suci tuhan. Rasa yang
sejati itu tidak tersentuh dan tidak bercerai dari maha suci tuhan, ini yang
dikatakan dia yang didalam dan dia yang diluar. Dia yang mengurung dan dia yang
dikurung. Itulah kedudukan seorang waliallah ta‘ala. Beliau itu sudah wahua ma
akum artinya berbarangan siang dan malam dan tiada dibatasi oleh ruang dan
waktu dan tiada rusak karena rusaknya adam, Dia tetap langgeng selamanya. Liqo
(pertemuan) Kalau yang tertulis dalam al-qur‘an itu datangnya dari mana dan
kemana simpunnya. Apakah setelah membekas pada kulit-kulit kayu daun-daun
kurma, batu-batu dan di kayu-kayu sudah dihilangkan yang sejatinya ? Apakah
al-qur‘an itu hanya yang tertulis di lukh mahfutz saja ? Bagaimana muayatnya dan
apakah nama tempatnya? Kitab yang diturunkan allah kebumi ini ada 104 buah
kitab. Adalah kitab yang tersembunyi dibalik yang 104 itu yang memang ada, ialah
: kitabullah yan sebenarnya itu apakah ia berhuruf, bersuara merupakan kata-kata
kitabullah itu sunyi dari segalanya. Manusia hanya diberi sedikit saja percikan
kalau tuhan hakiki dan azalli. Jadi siapa yang berhajat kepada ilmu, ilmuwan
namanya. Dan siapa yang berhajat kepada ilmu dan kepada allah, itulah yang
sebenarnya, yang sampai. Inilah makam tuhan yang hakiki dan azali dan inilah
makam ahlul akhirat namanya. Inilah makam nabi-nabi. Dan rasul-rasul allah. Ini
makam muhammada namanya. Makam yang terpuji dilangit dan terpuji di bumi.
Jadi siapa-siapa yang dikehendaki allah, hanya engkau sendiri kurang faham
dengan allah. Bila engkau paham dengan Allah, maka berarti engakau sepaham
dengan Allah. Artinya : fahammu satu rahasia dengan allah, kemauanmu satu
rahasia dengan kuasa allah. Akhirnya ujudmu dan hidupmu satu rahasia dengan
ujud allah dan hayatullah zat. Nur Muhammad itu adalah pandangan pertama bagi
kita karena itu adalah bibit dari segala kejadian. Adapun takbir atau mukarramah
itu ialah : Allah itu hayat Hu itu Roh, Roh itu nafas, nafas itu nyawa.
Mukarramah takbir ini diambil dari kitab TUHPA. Pakaian dari DATUK
SANGGUL tanah kuning Rantau (kalsel). Sekarang kita mengambil pakaian
DATU MUHMMAD HASAN Negara (kalsel) bunyinya inilah ilmu rapat mufakat
segala ulama yang ahlus sunnah wal jamaah yang hak. Maka inilah pegangan kita
pada hayat. Hayat itu menjadi nyawa dan nyawa itu menjadi Nur Muhammad. Dan
Muhammad itulah Roh Allah. Tetapi disini kita teruskan kepada zat-zat sifat allah
jua. Jangan terhijab/terdinding. Jadi allah dan Muhammad jangan diceraikan,
seperti naïf dan isbat kesimpulannya ialah kalimah la ilaha ilallah itu gugurnya
kepada : hayat, roh, nafas dan nyawa. Susunannya begini la itu hayat, ilaha itu roh,
illa nafas dan allah itu nyawa. Jadi yang sebenar-benarnya diri itu nur muhammad
Yang sebenar-benarnya nur Muhammad itu sifat Sebenar-benarnya sifat itu zat,
yaitu zat hayat Allah lah yang disebut rahasia allah (sirrullah) Inilah perjalanan
menurut Datuk Muhammad Hasan Kebersihan hamba kepada semua penuntut
simpanlah ia baik-baik jangan sampai dibeberkan ditengah- tengah masyarakat,
nanti bisa menimbulkan fitnah besar. zat itu roh, roh itu nafas, nafas itu rahasia,
rahasia itu nur Muhammad dan yang sebenar-benarnya Muhammad itu wujud kita
ini. itulah pegangan kita sekarang ini, dan seterusnya inilah pakaian datuk Arsyad
Kalampaian, Martapura. Dan selanjutnya kita teruskan kepada pakaian Datuk
Abussamad Bakumpai, Kalsel menurut keputusan kaji beliau adalah yang sebenar-
benarnya badan rohani kita itu adalah : Allah Ta‘ala sesudah engkau faham, maka
jangan engkau cari lagi. Karena ia sudah menjadi nyawa kita. Maksudnya ialah :
jangan dicari lagi, karena Allah itu sudah laisya kamislihi sai‟un Apabila kau cari
lagi ia bertambah jauh darimu Coba saja kau berdiri di muka cermin yang bersih
Apa yang engkau lihat? Bayangan bukan ? Mana ujudmu yang sebenarnya dari
keduanya itu ? Tentu ujud berdiri itu bukan , itulah contohnya yang paling mudah
pada akal Hamba mohon diambilkan dan dimesrakan lahir Bathin. Sekali lagi.
Jangan dicari lagi. Karena ia sudah Menjadi al-insanu sirri wa ana sirrohu Artinya :
insan itu rahasiaku dan akupun rahasianya Demikianlah adanya, wassalam.
—oo0oo— Kalimah La Ilaha Illallah Kalimah tauhid ini mengandung empat roh
Satu roh JASMANI, tempatnya pada seluruh tubuh. Roh ROHANI tempatnya
diatas jantung kita Roh RAHMANI, tempatnya pada otak, member cahaya mata
Roh IDHAFI, tempatnya dalam jantung. Ialah empat roh itu yang ada pada diri kita
Tapi jangan kau artikan bahwa roh itu bertempat karena semuanya itu sudah lebur
Ke dalam rahasia Allah. Siapa yang mendapatkan Allah pada suatu tempat , orang
itu sesat dan kafir naudjubillahiminzalik. Dan kalimat ini mengandung empat pasal
pula itu sifatnya kebesaran, kemuliaan, keragaman, keelokkan dan kesempurnaan
zat Allah Ta‘ala. sedang sifat 20 itupun simpunnya pada kalimah ini. Juga seperti :
sariat,tarekat, hakikat, ma‘rifat. Simpunnya kepada kalimat tauhid itu tadi juga.
Sedang asma af‘al sifat dan zat tercakup kepada kalimah tauhid juga. Dan kalimah
tauhid ini tadi termasuk kalimah mengadakan dan meniadakan, maksudnya ialah
allah ada, makhluk ada. Dan juga kalimah tauhid itu menunjukkan fana dan baqa.
Fana hamba ke dalam tuhan dan baqa dan tuhan. Artinya : fana dalam kekidaman,
dan baqa dalam keesaan. Sebagai yang terakhir kalimah tauhid itu
menjadikenyataan ujud semesta dan hayat semesta.
Kalimah laa ilahailallah ini simpulnya kepada huruf lamjalalah ini menunjukkan
keadaan allah. Dan keadaan yang menyebut itu sendiri. Kalau kita artikan secara
umum, itu berarti dengan tiada. Tapi sebaliknya menunjukkan keadaannya. Kalau
seorang arif itu mengata ala allah. Artinya melainkan allah jadi huruf la ini zikir
jua adanya dan senantiasa adapula zikir bathin yang tak panjang bacaannya hanya
bagi ingat cukup, inilah kesempurnaan diri.
Allah hadir, allah ma‘I, allah alimun, allah basyirun, allah sami‘un, allah
mutakalimun.
Artinya : allah hadir, allah serta, allah tahu, allah melihat, mendengar, berkata-kata.
Inilah zikir bagi ingat atau bagi yang sekedar tahu saja. Tapi kalau belum matang
bisa dilatih dahulu, dan kalau sudah fase dan lancar. Pemberitahuan : umpama ada
yang lainnya hanya ada empat zikirnya, pun sama saja. Kalau yang empat itu kita
sudah mengerti artinya maka dengan sendirinya bisa meneruskan yang lainnya.
Demikianlah mengenal zikir rahasia atau zikir diri, namanya. Sebab arti zikir ini
sangat luas dan dalam arti dan maksudnya. Zikir itu semua baik, asal saja sudah
faham artinya dan tujuannnya, tepat diantara semua zikir lahir atau bathin yang
paling istimewa dan paling mulai ialah zikir DIAM. Susunan Sifat 20 Gugurnya
Kepada Diri Ujud adalah kepala Qidam adalah telinga kanan Baqa adalah telinga
kiri Muhalapah adalah mata kanan Qiamuhu adalah mata kiri Wahdaniat adalah
mulut Kuadrat adalah bahu kanan Iradat adalah bahu kiri Ilmu adalah susu kanan
Hayat adalah susu kiri Sama adalah tangan kanan Besar adalah tangan kiri Kalam
adalah pangkal lengan kanan Badhrun adalah pangkal lengan kiri Muridun adalah
kaki kanan Alimun adalah kaki kiri Hayyun adalah paha kanan Samiun adalah
paha kiri Bashirun adalah pusat Mutakalimun adalah jantung Demikian susunan
menurut urutan-urutannya. Huruf-huruf nama Allah Allah : zat, sifat, asma, af‘al
Muhammad : sir, nur, asma, perbuatan Adam : rahasia, roh, hati, kelakuan Insan
kamil : rahasia allah Ta‘ala Sebuah misal : Roh umpam istana Hati umpama raja
Ilmu umpama hakiki Akal umpama pembesar kerajaan Tubuh umpama kendaraan
Nafsu umpama penarik kereta Telunjuk sebagai penguasa kerajaan Mata sebagai
pengawas Telinga sebagai penghubung Hidung sebagai timbangan Mulut sebagai
palu Kaki sebagai lascar Tengah sebagai tempuk pemerintahan, sayap kanan/kiri.
Demikianlah yang dapat hamba harapkan untuk sesamaku. Ini hanya sebagai
missal atau contoh saja. Inilah raja kuasa bagi sekalian umat. Inilah yang disebut
halifah di dalam bumi ini. Sekianlah ulasan tersebut di atas ini.
Doa nikah supaya mendapat tuntunan hidup Wanumadzilu minal qur‘ani wahuma
sifa‘u warahma hulillmuminin Maka keluarlah engkau daripada tubuh Mati
keluarlah engkau daripada hati Mani keluarlah engkau daripada nyawa Manikan
keluarlah engkau daripada rahasia Keluarlah engkau dengan izin Allah Keluarlah
engkau dengan qodrat allah Keluarlah engkau dengan iradat allah Malaikat
kiraman-katibin bukai pintu hadijah, buka pintu aisyah, bukai pintu maimunah,
bukai pintu salamah, bukai pintu patimah, pintu surga zannatun na‘in, tutupkan
pintu neraka dengan pandangan lailahaillallah muhammadarrasulullah. Cara
memakainya Duduk berhadapan bertemu lutut, ajari dengan membaca astagfirullah
hal adzim 3x Syahadat dan al-fatihah. Selesai ini kita baca dalam hati ayat tersebut
diatas. Selesai membaca ayat yang dimaksud sewaktu akan main, senjata kita
didepan senjatanya, baca assalamu‘alaikum yang bahir rahman, dijawab oleh istri :
wa‘alaikum salam ya bahir rahim. Sewaktu air akan keluar kita abaca syahadat
tauhid yakni ashaduanlaailahaa illallah disambung Istri dengan syahadat rasul
yakni waashaduanna muhammadarrasulullah. Cinta hakiki Jangan jauh-jauh
engkau mencari ajaran. Karena ajaran-ajaran itu telah berada didalam dirimu
sendiri. Bahkan seluruh dunia ini telah berada dalam dirimu sendiri. Jadikanlah
dirimu itu cinta, cinta sejati dan abadi. Dengan cinta itu kau dapat melihat dunia,
arahkanlah pandanganmu dengan tajam dan dengan keheningan parasmu nan elok
rupawan kepadanya siang atau malam. Karena apakah kenyataannya ? segala
sesuatu yang tampak di sekeliling kita adalah akibat perbuatannya. Oleh karena itu
jelaslah sudah bahwa tuhan berada dalam cinta, engkau tidak akan menemui
kesulitan lagi asalkan masuk dan keluarnya telah jelas bagimu. Pengertian tentang
hal ini sangat terbatas sekali. Dia sama sekali tidak berbentuk seperti sangkamu.
Dia tidak tampak oleh orang biasa (orang awam) tetapi dia tetap ada dan tetap
hadir. Tetapi bagi orang yang berakhir dalam pandangannya, maka tampak sesuatu
yang benar dan agung. Dan ketika dipandangnya ujud itu, maka dengan jelas
tampak membayang ujud yang seragam antara dia dengan ujud itutidak ada
bedanya. Dia tidak tampak karena terdesak oleh gerakan-gerakannya sendiri dari
seluruh dan azali. Jadi bedanya tidak tampak pada sumbernya karena ini walaupun
kita bicarakan siang dan malam tapi jika orang belum pernah memperoleh ajaran
yang rahasia ini tetaplah tiada faedahnya (tidak ada gunanya). Ia maujud dengan
ujudnya allah ta‘ala yang hakiki, dan fana dibawah ujudnya. Maka jelaslah kepada
kita bahwa hilang diri itu atau insan itu melahirkan seorang insan kamil atau
Muhammad insan kamil. Persembahan seorang insan kamil tidaklah mengenal
waktu semua gerakannya digunakan untuk ibadah. Sikap diamnya dan bicaranya
dan gerak tubuhnya, bahkan bulu romanya, kotorannya, kencingnya semuanya
diperuntukkan sebagai ibadah memuji tuhan. Inilah sholat dhaim namanya. Sedikit
tentang Tanya Jawab... Tanya : Bagaiman menutup pintu shaiton? Jawab : untuk
menutup pintu-pintu itu mudah saja. Asal tahu rahasianya kejadiannya yaitu :
lepaskan akuan sendiri kepada akuan tuhan, itulah penutup pintu-pintu shaiton.
Tanya : apakah puncak segala puncak ma‘rifat itu ? Jawab : puncak segala ilmu
dan ma‘rifat itu ialah : kosong.... Tanya : manakah al-qur‘an yang rahasia itu?
Jawab : al-qur‘an yang rahasia itu ialah tiada huruf, tiada suara dan tiada kata-kata
Tanya : apakah nama tuhan yang azali itu? Jawab : nama tuhan yang azali itu tiada
bernama hanya disebut huwa, sesudah itu baru hu. Hu itu allah ta‘ala : dan nur
bernama Muhammad. Tanya : apakah bedanya nur allah dengan nur Muhammad?
Jawab : nur allah dengan nur Muhammad tiada lain. Siapa yg menyangka
berlainan, kafirlah orang ..itu Tanya : nur itu artinya cahaya benarkah itu? Jawab :
itu tidak benar. Itu hanya kata-kata kiasan saja. Nur yang sebenarnya bukan
cahaya, bukan benda, dan bukan materi, dan bukan zat, dan bukan sifat. Tidak
seorang pun yang tahu kecuali orang yang beroleh petunjuk hidayah. .Tanya :
apakah yang dimaksud mekkah itu? Jawab : yang dimaksud dengan Mekkah itu
ialah Muhammad ... Tanya : apakah yang dimaksud dengan madinah itu ? Jawab :
yang dimaksud madinah itu ialah : dua kalimat syahadat/ syahadatain Tanya :
apakah yang dimaksud dengan ka‘bah itu ? Jawab : yang dimaksud ka‘bah itu ialah
adam Tanya : huruf mim, ha, mim, dal, itu masuknya ke mana? Jawab : huruf
Muhammad itu masuk kepada huruf : alif, lam awal, lam achir,dan ha.. Tanya :
mana menyatukan itu? Jawab : alif dalam mim Lam awal dengan ha Lam achir
dengan mim Ha dengan dal Tanya : apakah arti sin, ba, qab ? Jawab : sin itu adalah
rahasia semesta alam Ba itu kejadian semesta alam Qaf itu meliputi sekalian alam
..Tanya : coba kamu uraikan sedikit sedikit tentang sin, ba, qaf Jawab : sin, ba, qof
itu ialah Sin itu rahasia allah Ba itu rahasia Muhammad Qab itu rahasia alam
...Baiklah ringkasnya saja hamba uraikan : Allah ya Muhammad, Muhammad ya
adam Apakah arti ba, alif, mim, lam ? Bakhrul abu malun laqut Apakah yang
dimaksud dengan bakhrul abu malun laqut? Itu yang disebut.
Bismillahirahmanirrahim Itulah asma tuhan yang paling rahasia Tutuplah kepada
yang bukan ahlinya. Karena bisa membawa fitnah besar dimata umum Apakah
mungkin ada ba, alif, mim, lam, kalau tidak ada sin, ba, qob, tidak ada, tentunya
ba, alif, mim, lam pun tidak ada jua. Jelasnya : kalau Muhammad tiada, siapa yang
mengatakan tuhan itu ada. Jadi buktinya tuhan itu ada, adanya aku. Adanya tuhan
itu adanya aku. Dan adanya aku, adanya tuhan. Jadi intisari kalimah la ilaha illallah
itu tidak ada tuhan, melainkan aku. Dan tidak ada aku melainkan aku. Sekarang,
akuku lenyap dalam jibu. La hurufi wala sautin artinya : tiada huruf, tiada kata-
kata, tiada suara. Aku kini tiada disana, hanya engkau tunggal semata.kini aku
tiada lagi mengata aku, hanya aku mengata : engkaulah tuhanku. Maksudnya :
ialah yang tuhan itu adalah aku didalam rahasiaku Demikianlah garis besar tentang
Tanya jawab ini maka sampai disini. HAQIQAT SEMATA Maqam ini disebut
juga dengan haqiqat mujaradat atau dengan kata DERAJAT HAQIQAT. Orang
awan dan orang alim belum mendapat atau mencapai DERAJAT HAQIQAT ini.
Mereka hanya sampai kepada tingkat ilmu belaka. Belum lagi sampai kepada
DERAJAT HAQIQAT ILMU DAN MA‖RIFAT. Orang yang berada pada tingkat
haqiqat semata ini, tiada lagi berpegang kepada kulit lahir dan nash dan dalil
mereka telah menyeberang dari al‘Qur‘an dan al-hadits. Mereka langsung menuju
tuhan tanpa perantara Rasulullah S.A.W sendiri, sebelum turunnya al‘Qur‘an
beliau beliau sudah ma‘rifat kepada Tuhan Allah. Beliau cukup memakai dalil-dalil
alam sekelilingnya. Itulah yang disebut KITABUL UJUD. Orang yang berada pada
maqam ini berkata dengan sembarang kata, karena mereka tidak peduli atas kaedah
sareat. Makanya ulama-ulama sareat atau ulama fiqih menghukumkan zindik
kepada mereka. Sebenarnya kata-kata zindik itu hanya kata-kata menakuti saja.
Orang-orang siddik yang kuat memegang sareat berkata-kata zindik itu hanya
untuk supaya jangan ditiru oleh orang yang dangkal ilmu pengetahuanya. Jadi saya
yakin, bahwa haqiqat semata ini dapat dibenarkan, asal orang itu benar-benar
mendalam, dan dalam ilmu ma‘rifah dan telah sampai kepuncaknya.
RASULULLAH S.A.W sendiri pernah bersabda, dan tiba-tiba disuruh Tuhan
menutup lidahnya, agar supaya terpelihara sareat MUHAMMAD. Para sahabat
mengumpulkan dan mencatat semua hadits nabi saw tetapi nabi melarang mencatat
hadits-hadits nabi yang sangat rahasia, kalau dicatat semua maka bisa membawa
fitnah besar, para sahabat sering membicarakan soal yang mendalam. Sampai-
sampai keluar dari al-qur‘an dan alhadits nabi saw sering melarang. Sebab sabda
beliau : tidak semua umatku yang mencapai makam ini. Dan nanti bisa membawa
fitnah besar, dan sabda nabi s.a.w. yang sangat rahasia itu hanya dibisikan orang
ditelinga yang beroleh ilham. Dan RASULULLAH s.a.wa sendiri pernah bersabda,
yang artinya begini : AKU ALLAH TIDAK ADA TUHAN, MELAINKAN AKU.
Demikianlah hadits shahih yang pernah saya temui dalam sebuah kitab tasauf yang
sangat mendalam sekali isinya. Maka apabila saya sak dan ragu dengan hadits ini,
maka kafirlah saya pada saat ini juga. Dan bakarlah saya dengan neraka jahanam
itu. turunkanlah bala bencana yang hebat didalam dunia ini juga. Dan janganlah
engkau terima tobat saya sampaii hari kiamat. Engkau maha mendengar lagi maha
mengetahui. Orang yang telah mencapai tingkat ini, mereka telah berada pada alam
yang tertinggi, yang disebut dalam firman Tuhan yang berbunyi AL MALA IL
‗ALA. Orang ini hakikat semata, tiada lagi berpegang kepada sareat yang jahir ini.
Sebab dalam pandangannya sareat yang berlaku ini adalah sareatullah jua. Gerak
dan gerik hanya pada Allah. Orang yang sampai pada Allah mereka seia sekata ,
seujud, senyawa , serasa dan serahasia. Kehendaknya tidak berlawanan dengan
kehendak Allah. Mereka telah satu dengan Tuhan. Sifat Tuhan menjadilah sifatnya.
Ia telah fana dalam Tuhan dan baqa dalam Tuhan. Siapakah lagi yang
memerintahkan dan siapakah yang diperintah. Tentunya tidak ada apa-apa lagi.
PAHAMiLAH. Orang yang pada maqam tertinggi ini, telah mendapat kebebasan
dari Tuhan, karena mereka satu kedudukan dengan Tuhan dalam segala hal. Orang
ini kerap kali berkata dengan sembarang kata Karena mereka berdiri sendiri dan
berbuat sendiri menurut sesukanya, sering mereka berkata; Aku yang punya alam,
aku yang punya kuasa, dan aku yang menentukan hukum. Yang Tuhan itu adalah
Aku. Maha suci aku dan sembahlah aku. Tidak ada Tuhan, melainkan Aku
MUHAMMAD itu utusanku, MALAIKAT itu abdiku. Dan semua makhluk
mendapat menghadap kepadaku, dan lagi katanya ; Akulah Tuhan sekalian
makhluk. Semua orang yang mengahadap itu adalah menyembah kepadaku.
Alangkah besarnya kuasa. Akulah Tuhan yang hidup, yang tiada mati semua
dengan sendirinya, tiada Ruh dan tiada jasad. Kadang-kadang mereka berpisah.
Berkata pula; Akulah Tuhan yang maha besar, yang meliputi alam. Aku ada
dimana-mana. DI ARSY, DI LANGIT DAN DI BUMI. Apabila aku berkata ;
maka tuhanku menjawab, hambamu mendengar suaramu. Alangkah mesranya
hidupku bersama kekasihku. Dia adalah aku dan aku adalah dia. AKU DAN AKU
ADALAH DIA. Aku satu dengan Allah, Aku satu dengan Muhammad, Aku satu
dengan Adam, Aku satu dengan seluruh alam, Akulah Tuhan yang maha Esa
(rahasianya). Aku berbuat menurut sekehendakku. Kalau hendak melihat Tuhan ;
lihatlah aku. Semua wali-wali itu adalah waliku. Aku berkata sembarangan kata,
Tak ada satupun kata, Tak ada satupun yang mencegahnya, kecuali aku sendiri.
Alangkah mulianya aku, Akulah lapang dan akulah yang sempit. Semua
perbuatanku di alam ini adalah baik. Hanyalah makhluk sendiri salah sangka. Siapa
menyangka buruk, buruklah jadinya Siapa menyangka baik, maka baiklah ia. Inilah
contoh orang yang sejajar dengan maqam Rasulullah s.a.w. Janganlah pandang
dzahir semata, niscaya jauh dari Tuhan. Apakah arti hakikat yang sesungguhnya ?
Arti hakikat itu ialah Tuhan semata, tiada campur dengan makhluk Sedang
makhluk itupun juga asma Tuhan. Allah itupun asma Tuhan, semua asma Tuhan,
tetap ia hakikatnya satu jua. Jadi bagi orang yang telah bertemu dengan inti sari
ilmu dan ma‘rifat adalah ; ia tidak perlu lagi menyebut asmanya, atau pengkatnya,
cukuplah ia menyatakan dirinya dengan kata-kata Aku (Hu). Inipun kalau keluar.
Tetapi bagi bathinnya ; cukuplah diamnya orang yang telah bulat atau satu dengan
Tuhan, telah hapus kata-kata sareat atau tarikat. Hanya tinggal bathin hakikat dan
lahir ma‘rifat. Yang teratasnya lagi tidak ada/hapus kata-kata ma‘rifat ; tinggallah
hakikat (tuhan semata). Jadi tinggallah satu pandang syuhud saja. SYUHUDUL
WAHDAH FILWAHDAH. Tuhan memandang kepada dirinya sendiri. Jadi disini
tidak ada sareat, tarekat dan ma‘rifat lagi. Semuanya tidak ada yang berdiri diatas
hakikat. Hakikat adalah ZAT DARI TUHAN ALLAH AZZAWAZALLA, jelasnya
tidak ada sifat yang berdiri diatas zat. Jadi dzahir Tuhan, bathinnya Tuhan. Yang
nyata Tuhan dan yang bathinpun Tuhan jua. Jadi yang berlaku pada sekalian alam
ini adalah ZAT SEMATA atau yang disebut hakikat semata. Dengan kata lain
(Rahasia) ialah : HU (AKU) semata. Kata-kata AKU disini adalah murni dan tak
diragukan lagi kebenarannya. MAN ANA (SIAPA AKU) ; Aku disini ialah, Tuhan
sekalian makhluk. Simpun seluruh alam dunia dan alam akhirat. Kalau hendak
menerangkan kalimah AKU (ANA). Kering air laut untuk tintahnya dan tak cukup
daun kayu-kayu untuk kertasnya. Untuk menulis kalimah KU atau ANA tak akan
habis-habisnya. Untuk memecahkan satu kalimah saja, tak cukup umur kita. Inilah
tanda kebesaran Tuhan seru sekalian Alam. Sedang inipun hanya satu tetes dari
pialanya Ilmu rahasia yang dianugerahikan Tuhan kepada hambanya hanyalah
sebagai setetes embun diwaktu pagi. Sedang setetes ini sajapun banyak orang yang
heran dan tercengang mendengarnya. Apalagi umpamanya dua tetes, mungin ada
yang mati terkejut karenanya. Atau langsung mendustakannya. Sekurang-
kurangnya orang mengatakan gila atau kapir. Tetapi saya tidak heran atas tingkah
laku hamba Allah didalam alam dunia ini. Karena semuanya itu terjadi atau kudrat
dan kehendak Allah semata-mata. Dunia ini adalah panggung sandiwara Allah
Ta‘ala, dimana Tuhan sendiri sebagai dalangnya. Maka kalau sudah tahu
rahasianya, tentunya tentram dan bahagia hidupnya. Dan tak pernah mengeluh lagi.
Orang yang sudah benar-benar bulat tekadnya, tidak ada takut lagi. Kadang-kadang
orang yang telah merasa nikmatnya kurnia tuhan itu, ada yang ingin mati saja,
yaitu mati di pangkuan kekasih. Orang yang demikian ini pandangannya Allah
semata dan baik semata dan tersenyum semata. Tak ada lagi kebencian, buruk
sangka, fitnah dan lain-lain sebagainya .orang yang seperti ini berkata selalu benar
dan tak mau dusta lagi. Mereka tidak mengeluh dalam kemiskinan dan cacian
orang. Orang ini telah melekat alam hati sanubarinya sampai kepuncak ARSY
perasaan ridhanya dan suci bersih RUH dan SIRNYA. Hanya dalam
pandangannya; AKU semata-mata. Ia tidak lagi mengata : AMALLAH atau ANAL
HAQ, atau AKU ZAT, AKU SIFAT. Atau aku hamba, atau aku makhluk atau Aku
manusia. Tetapi cukuplah dengan isarat : AKU (ANA). Kalau tidak perlu diam
saja. Mereka tidak dapat lagi membedakan, yang mana dirinya dan yang mana
Tuhannya dan mana makhluknya. Ia tidak tahu lagi siapa dirinya dan siapa
Tuhannya. Ia tidak tahu lagi membedakan yang mana dirinya dan yang mana
Tuhannya dan mana makhluk. Ia tidak tahu lagi siapa dirinya dan siapa Tuhannya
Ia tidak tahu lagi dosa dan pahala. Hanya ia berkata dengan sembarang kata. AL-
HAQ ada padanya dan dengan dialah hakikat. Dialah yang bathin dalam hakikat
dan dialah yang lahir dalam ma‘rifat zahirnya Tuhan dan bathinnya Tuhan. Dia
berdiri diatas hukum, bukan di bawah hukum. Biarpun dia dicela dan dicaci,
dimanja dan dipuja baginya adalah sama saja. Inilah manusia Allah yang suci
murni dan tiada noda, walaupun satu titik hitam kata-kata kafir atau gila
dianggapnya sebagai suara merdu bagaikan seorang sufi meniup seruling buluh
perindu dari surga. Suara cacian dan hinaan sebagai nyanyian pelepas rindu dikala
kesepian, tak mampu manusia memutarbalikkan hatinya atau yang disebut kalbun
salim. Dia tetap tenang ; tentram dan bahagia. Allah tetap hadir dalam setiap saat /
detik dalam perasaan Orang yang seperti ini dapat dihitung dengan jari tangan, dia
adalah termasuk golongan yang sedikit diantara 72 atau 73 golongan. Kami berani
menyatakan, bahwa kami termasuk golongan yang sedikit. Yaitu golongan FIYAH
QALILLAH. Dalam istilah sufi disebut keluarga Tuhan. Artinya : satu haderat
dengan Tuhan, bahkan satu kedudukan dan satu kekayaan dengan Tuhan. Satu
kekuasaan dan satu kebesaran dan satu kemuliaan. Kamilah Tuhan sekalian alam.
NUR ILAHI memenuhi jiwanya, NUR MUHAMMAD meliputi ujudnya. Akhlak
Allah dalam gerakan dan geriknya. Kalamullah setiap kata dan ucapannya.
RACHMAN DAN RACHIM dalam setiap pandangannya. Suara ALAIH
dalamsetiap pendengarannya. Kalimah Allah dalam dalam setiap langkah dan
tujuannya. SIRULLAH dalam setiap niat dan perasaannya. NIKMAT dan
RACHMAD ALLAH dalam setiap turun naik nafasnya. ZIKRULLAH dalam
setiap denyut jantungnya. HUDAWAATUZZIKRI dalam setiap diamnya.
RAHASIA ALLAH dalam setiap akuannya. Dia ESA dalam ARSYnya dan
tunggal dalam melayutnya. Dia berhaq berkata ; dengan namaku yang maha
pengasih lagi maha penyayang. Segala puji itu hanya untukku. Karena ia datang
dariku dan kembali kepadaku. Tahukah kamu wahai makhlukku ! Bukan engkau
yang berbuat itu ; tetapi aku juga memuji diriku. Aku memuji diriku atau aku diam
saja; apakah aku tidak kuasa ? aku bebas menurut sekehendakku. Aku jua yang
menyuruh dan Aku jua yang mendengar. Apabila Aku yang menyuruh, maka satu
makhluk pun tak ada yang sanggup meninggalkannya. Dan apabila aku yang
mencegahmu, maka satu makhlukpun tak ada yang sanggup mengerjakannya.
Inilah tanda kebesaranku dan tanda kekuasaanku dalam setiap makhluk. Apakah
kamu masih belum mengerti? Apakah aku yang ada, maka tak usah kamu takut
dengan neraka, dan tak perlu kamu mencari surga. Akulah yang berhak
menentukannya. Karena aku jua yang berbuat dan yang melarangnya. Apabila aku
menyampaikannya bukan aku yang mewajibkannya apa-apa untukku. Hanya
semata-mata aku menyuruhmu supaya masuk kedalam surgaku. Apakah kamu
belum mengerti? Bukanlah aku merindukan surga tetapi surga itu rindu padaku
Dan aku takut neraka ; tapi neraka sendiri lenyap dariku. Akankah neraka itu terbit
dari surga? Surga itu terbit dari AKU. Pantaskah aku yang sujud kepada surga dan
neraka? Orang yang mencari surga atau takut akan neraka ? Tahukah kamu wahai
sekalian manusia ? Dia ini milikmu dan akhirat itu haqmu Dia ini zahirmu dan
akhirat itu bathinmu Dia ini badanmu dan akhirat itu jiwamu Dia ini sifatmu dan
akhirat itu zatmu ,Zatmu tiada lain daripada zatmu ,Dia ini neraka pada hakikatnya.
Akhirat itu adalah surga . ia dan akhirat adalah satu. Surga dan nerakapun satu jua.
Allah dan Muhammad satu. Kalau begini manakah neraka itu? Manakah dunia atau
makhluk itu ?. Manakah yang adam dan Muhammad ? Manakah yang jasad dan
manakah yang roh itu ? manakah yang makhluk dan manakah yang Tuhan itu? roh
lah kamu kalau masih belum mengerti. Bacalah kitab barincong ; artinya
perpisahan antara yang lahir dengan yang bathin. Antara yang batal dengan yang
haq. Antara ahli kulit dengan ahli isi. Antara ahli sareat dengan ahli hakikat.
Perpisahan antara makhluk dengan Tuhan. Perpisahan antara ahli jahir dengan ahli
ibadat bathin. RINCUNG : tak mau campur baur dengan ahli sareat. Memisahkan
diri tak mau rapat. Ilmu jahir membawa mudarat. Tuhan itulah haqiqat ujud dalam
hidup ini Tuhan itulah haqiqat alam, Alam dan tuhan adalah satu Maka siapa yang
fana dengan Allah, niscaya ia lupa akan dirinya. Dan berkenalan dengan Allah
dalam suhudnya Siapa tiada melekat Allah, dalam apa yang ia lihat ; nyatalah ia
masih terdinding. Seorang ahlul haqiqat yang tiada ber haqiqat. Seorang pencinta
Tuhan, yang tiada bertuhan. Dan seorang sareat, yang tiada bersareat. Dan seorang
ahlul ma‘rifat, yang tiada berma‘rifat. Seorang ahli pikir, yang tiada menggunakan
pikiran. Dan seorang ahli tasyauf, yang tiada bertasyauf. Seorang pengenal, yang
tiada mengenal lagi. Karena yang dikenal dan yang dikenal adalah satu jua. Yang
mencari itu, itulah yang dicari. Artinya ; Tuhan mengenal Tuhan. Lemah dari
pendapatan akan mendapat, itulah pendapatan Tuhan. Jadi siapa kenal akan
dirinya, niscaya kenal akan Tuhannya. Sebab dirinya itu tiada lain dari Tuhannya.
Jadi nyatalah tuhan didalam diri. Diri dalam genggaman Tuhan. Dengan kata lain ;
pemeliharaan Tuhan pada bathin hambanya. Jadi kesimpulannya JOHIR TUHAN,
BATHINPUN TUHAN. Dunia Tuhan, akhiratpun Tuhan, yang nyata Tuhan, yang
ghoib pun Tuhan. Awal pun Tuhan, akhir pun Tuhan Yang nyata Tuhan, yang
ghoib pun Tuhan Semua itu Tuhan dan Tuhan itu semuanya. Inilah ilmu ma‘rifat
yang sempurna. Inilah ilmu rahasia yang esa yang sejati. Inilah agama Islam yang
sebenarnya. Inilah iman haq yang diridhai. Inilah amal ibadat yang bernilai. Inilah
manusia Allah yang suci murni. Inilah dua kalimah syadahat yang sesungguhnya
dan yang sempurna. Disinilah sembahyang mi‘roj namanya. Disinilah puasa yang
sebenarnya. Disinilah yang sesungguhnya yang berzakat. Disinilah haji yang
mabrur. Disinilah letaknya kebenaran cinta kepada Rasulullah dan Kepada Tuhan
dan kepada segala makhluk. Dan inilah yang disebut: AGAMA Artinya: ALIF,
AGEN DAN MIM. APAKAH ARTI AGAMA itu. Dalam arti yang sangat
mendalam ialah. ALIF artinya : ZAT ALLAH. MIM artinya : SIFAT ALLAH.
AGEN artinya : Antara dua ujud. Yaitu ujud Allah dan ujud Muhammad. Atau
antara ujud Adam dan Ujud Allah. Baiklah aku susun dengan rapi sekali. ALIF :
artinya ALLAH MIM : artinya Muhammad. AGEN : artinya nafsu Syahwat. Jadi
dinding antara Muhammad dengan Allah Ta‘ala inilah NAFSU. Siapa sanggup
mengalahkan nafsu itu ; berarti bertemu dengan Tuhan. Inilah arti yang sebenarnya
dalam Rahasia ke-Tuhanan. Jangan hanya bisa mengatakan saja. Sedang haqiqat
belum tahu. Haqiqat yang sesungguhnya nafsu itu ialah ; SYAHWAT . Maka saya
uraikan dalam beberapa fasal. 1. Yang disebut dalam Al‘Qur‘an yaitu :
SYAITON.. 2. Nafsu kebinatangan (hewan) 3. Nafsu yang belum terkendalikan
..Siapa yang sudah sanggup mengalahkan nafsu shaiton itu berarti tidak ada
shaitonnya lagi. Kini menjadilah ia nafsu ZAT HAQ TAALA atau nafsu
mutmainnah. Inilah SIROLLAH NAMANYA. Maka apabila datangnya dari ZAT
– illahiyah (Zat-ketuhanan) semuanya baik dan semuanya ibadat. Ialah artinya
Agama itu. inilah agama yang selamat. Atau yang lazim disebut : AGAMA
ISLAM. Islam itu artinya selamat sejahtera. Jadi dinding (hijab Allah) itu ialah :
yang disebut AGEN itu tadi. Apabila musnah Agen itu tadi ; disebut juga AEN.
Inilah ZAT ketuhanan yang mutlak. Marilah kita buka terus rahasia ini. Anda
sering mendengar orang berkata : Hilangkan titiknya dahulu, baru kamu sampai
kepada Allah. Baiklah aku dengan rela hati menerangkannya kepada anda, sesudah
itu tutuplah. Baiklah kita membicarakan kembali antara ―AIN‖ ( ) dan Agen ( ).
Huruf AIN tidak bertitik. Sedangkan huruf AGEN ( ) ada titiknya. Maka jadilah ia
huruf ―AIN‖ ( ). AGEN AIN kalau huruf agen itu tadi sudah kita buang titiknya ;
maka otomatis orang menyebut ―AIN‖. Jadi ―AIN ini ZAT ketuhanan yang mutlak
(Nafsu ZAT Hau Ta‘ala) sedang AGEN itu tadi adalah nafsu shaiton atau nafsu
yang batil. Maka bila hilang titik AGEN itu tadi ; berubahlah menjadi ―AIN‖
contohnya ; Hanya menghilangkan titiknya, jadi sempurna ilmunya. Sama halnya
dengan kata-kata AKU. Dan si batal menyebut AKU jua. Disini kita kita hanya
menghilangkan akuan makhluk. Bila sudah hilang, hanya akuan Allah saja yang
ada lagi. Sempurnalah ilmunya. Inilah cara menghilangkan titik itu tadi.
Rahasiakanlah buat sementara. Mudah saja bukan. Semuanya jadi rahasia kalau
belum diketahui. ISLAM Dalam artian umum ialah selamat Artian dalam ma‘rifat
lain pula...artinya : Allah, Sir, Nafsu, yang haq, dan Muhammad Antara Allah
dengan Muhammad adalah Sir rahasia dan nafsu zat haq Ta‘ala. Apabila dapat
menyatukan antara Sir dan nafsu yang haq, maka baru benarlah dapat menyatukan
Allah dengan Muhammad. Apabila sempurna yang empat macam ini ; berarti
sempurna islamnya dan sempurna imannya. Dan setelah tersebut tadi. Sesudah
mengetahui yang sesungguhnya arti islam itu ; Barulah dinamakan Islam sejati dan
iman yang sempurna. Inilah yang sebenar-benarnya Agama, dan sebenar-benarnya
islam dan iman yang haq. Inilah mu‘min sejati dan hamba yang sempurna.
Janganlah hanya mengaku beragama Islam, sedang jiwanya kosong dari Agama.
Demikian pula halnya mengenai akidah/ pendirian seseorang yaitu tanpa taqlid
buta dan ikut-ikutan orang lain. Kita wajib menyaksikan sendiri, membuktikan
sendiri, dan merasakan sendiri. Inilah yang sebenar-benarnya agama Islam yang
sempurna. Keterangan, ini merupakan ILMU LADUNI DAN RAHASIA KUDUS.
KEBENARAN DALAM AJARAN TASYAUF Untuk mengetahui kebenaran
dalam ajaran tasyauf ini kita dapat merasakan sendiri, umpamanya ; mendapat
musibah, kita harus sabar dan ridha. Dan hanya sanggup tidak berdusta lagi. Jadi
dalam pandangan kita semata-mata Allah, dan dalam perasaan kita harus kasih
sayang. Dalam hidup ini kita telah mengetahui arti AGAMA. AKIDAHKU : Aku
tidak mau taklid buta lagi, walaupun ulama memakai dalil-dalil dan nash yang
hebat. Alhamdulillah kini jiwaku tenteram dan bahagia, hidupku puas dengan
nikmat Allah setiap saat. Dalam soal ibadah aku aku tidak takut sedikit amal.
Perasaanku kini tak ada lagi merasakan takut atau gentar. Aku tidak takut dengan
neraka dan tidak takut siksa dan tidak takut sedikit amal dan tidak takut dicela dan
tidak takut dikapirkan makhluk, tidak takut miskin dan tidak takut mati. Kata-kata
takut itu lenyap semua dalam perasaanku. Sebaliknya ; aku merasa senang,
bahagia, kasih saying, sabar, cinta dan ridha. Dan aku telah merasa nikmat didalam
nikmat. Semua nikmat, tidak ada bala dan siksa. Kini aku tidak minta sorga lagi.
Sebab nikmat itu sorga, dan telah kurasakan didalam dunia ini. Dunia nikmat
akhiratpun nikmat. Senang nikmat susahpun nikmat. Tidak ada yang tidak nikmat
bagiku. Tak ada yang tak baik bagiku. Tak ada yang tak taat bagiku. Semua
nikmat, semua baik, semua ibadat, semua rahmat dan semua ridha bagiku. Dalam
pandanganku tak ada lagi iblis dan shaiton, manusia dan jin, malaikat dan nahi-
nahi, semua Tuhan dan Tuhan semuanya. Pendeknya serba Tuhan, dan selalu
Tuhan. Hanya dengan cara beginilah hamba Allah akan mencapai ketentraman
jiwadan kebahagiaan. Dengan inilah caraku mencari kebenaran mutlak dan tidak
ada yang lebih bahagia daripada kebahagiaan seorang ahlul ma‘rifat. AKIDAH /
PENDIRIAN Pendirian seorang ahlul ma‘rifat ialah tak ragu akan akidahnya, dan
tak pernah berubah walaupun dikapirkan orang. Mereka rela mati daripada berubah
keyakinannya, mati adalah jalan yang terbaik dari semua jalan yang baik. Seorang
ahlul ma‘rifat tak pernah luntur, walaupun dihujani dengan hujan fitnah. Kata-kata
sesat dan kapir ; dianggapnya sebuah nyanyian seorang sufi yang sedang rindu
kepada kekasihnya. Mereka tidak peduli akan kata-kata huruf dan suara. Hanya
yang penting baginya perasaannya kepada Tuhannya. Apabila cintanya telah
bersemi dan berupa penerimaan dari haliknya ; disinilah nilai hidup itu. baginya
tak guna hidup, tanpa nikmat (ma‘rifat). Karena ma‘rifat itu adalah jiwanya iman ;
dan jiwanya iman adalah ikhsan. Jadi jiwanya Islam adalah iman, dan jiwanya
iman adalah ikhsan. Apabila jiwa-jiwa itu kosong dari ma‘rifat ; samalah hidupnya
sebagai seekor binatang buas, yang rakus dan tak tahu diri. Karena akhir tujuan
hidup adalah cinta dan ridha. Apabila cinta dan ridha telah bebas dari belenggu
kemakhlukan semata. Karena dalam jiwa yang suci, akan melahirkan perbuatan
yang suci pula. Dalam jiwa yang kotor, akan melahirkan perbuatan yang kotor
pula. Tentang kata-kata suci dan kotor ini ; anda telah ma‘lum adanya. Tak usah
anda pikirkan lagi. Karena bagi anda semua suci, semua halal, semua baik. Tidak
ada kejahatan didalam dunia ini. Yang jahat itu dalam artian dunia ialah ; orang
yang mengaku ada punya akal sendiri. Dan perbuatan sendiri ; yaitu diluar
perbuatan Allah. Itulah yang dimaksud jahat atau jahil. Tetapi bagi kita, iman dan
ta'at kafir da ma‘siat, jahat dan baik ; adalah sama, dan semuanya adalah baik.
Tidak ada perbuatan Tuhan itu yang jahat. Bila datang dari Tuhan semua baik. Jadi
pendirian seorang ahlul Haqiqat atau haqiqat semata ialah benar-benar sudah
bersih dari kesirikan ; menyatakan, setiap perbuatan adalah baik, setiap gerak dan
geriknya ibadat. Setiap nafas keluar masuk ; zikir. Jelasnya adalah gerak dan
adalah puji (ingat). Pohon dari ingat ini adalah ; Esa/satu (bersatu dalam rahasia).
Apabila sudah benar-benar satu dengan seluruh alam dan Tuhan ; itulah kesatuan
ujud namanya. Sahdatul ujud artinya ; semua itu Allah dan Allah. Kalau sudah
begini, inilah yanh disebut Tuhan yang maha Esa. Yang maha sempurna. Kalau
sudah begini katakanlah apa yang kau semuanya baik, sempurnanya ibadah dan
semuanya ibadat yang sempurna. Karena pokok pangkalnya segala kejadian, segala
kehidupan dan segala perbuatan telah kita ketahui seluruhnya. Maka dari itu
janganlah kita ada perasaan syak dan ragu lagi. Tidak ada yang perlu ditakuti.
Jangan takut kepada Tuhan, karena Tuhn bukan hantu bukan iblis dan bukan jin
dan bukan malaikat semuanya bukan dan bukan. Adakah orang takut dengan
dirinya sendiri? Adakah orang benci kepada dirinya sendiri? Dan adakah orang
menyiksa dirinya sendiri? Adakah orang memerintah dirinya sendiri? Adakah
orang menyakiti kepada dirinya sendiri? Jawabnya : Yang ada hanya memuji
dirinya sendiri Mencintai dirinya sendiri Merasa sendiri dan berbuat sendiri Tidak
ada yang diperintah dan yang diperintah Tidak ada yang disakiti dan yang
menyakiti, tegasnya karena CINTA Yang ada hanya memuji dirinya sendiri,
merasa sendiri dan berbuat sendiri. Semua orang merasa benar, mengaku baik dan
mulia. Hampir semua orang merasa dirinya tidak bersalah, tidak berdosa, tidak
tercela. Semua orang mengaku baik dan mulia dan sebagainya. Hampir semua
orang merasa dirinya tidak bersalah, tidak berdosa, tidak bersalah. Fahamilah kata-
kataku ini. Kalau percaya ambil, kalau ragu buang jauh-jauh. Tidak ada paksaan
dalam agama Allah, pilihlah sendiri saja. MAQAM TUHAN Seorang insan kamil
(manusia sempurna) ; bagi mereka, tak ada atau tak perlu lagi kepada sesama atau
kedudukan , atau dengan pangkat. Arif/wali. Atau dengan mengulang-ulang kata-
kata hamba, atau manusia atau makhluk. Dia tidak perlu lagi mengata zat atau
sifat. Apalagi kata-kata sariat dan tharekat, dia tidak memerlukan lagi kata-kata
hakikat ma‘rifat. Hanyalah ia diam dalam malaqutnya dan tunggal dalam
jabarutnya. Hanya tinggal AKUdalam isyaratnya. Jadi kata-kata AKU telah
mencakup keseluruhan seisi langit dan bumi, Arsy dan kursyi, Luh dan
kalam,dunia dan akhirat. Demikianlah hakikat ketuhanan yang maha ESA.
Kembali kepada asalnya (awalnya). Sebelum ada yang mengenalnya. Belum tahu
namanya, apalagi sifat dan zatnya. Dan sebelum menjadikan RUH dan ARAD nya.
Sedangkan NUR MUHAMMADIYAH belum ada. Dia berdiri sendiri, hidup
sendiri, tanpa RUH dan jasad. Jadi pada hakikatnya tidak memerlukan apa-apa
cukup dengan AKU. Tidak pakai kata-kata ENGKAU. Hanya simpun dalam
KALIMAH AKU. Dan kalimah AKU ini harus lenyap pula dalam huruf dan kata-
kata dan dalam suara. Artinya: tiada huruf, tiada kata-kata, dan suara. Inilah yang
sebenar-benarnya fana dan lenyap dan baqa dan baqaul baqa. Tidak ada diatas ini
lagi. Kata-kata AKU disini hanya ada dalam KAIMINYAK BATHIN. Ada kata,
tetapi tiada berkata, ada huruf tetapi tiada berhuruf dan ada suara, tetapi tidak
bersuara. Dikatakan diam, tidak berdiam. Dikatakan berdiam padahal tidak diam.
AKU disini ialah ALHAQQU. Jadi akuan orang mawas dengan akuan orang
alim/awam adalah berlainan. Akuan orang awam/alim masih konselit. Sedang
akuan orang hawas adalah putus hubungan dengan makhluk. Tidak ada duanya
lagi, atau siriknya lagi, atau tidak ada berbau makhluk lagi. Ia satu rahasia dengan
Tuhan dan satu dengan seluruh alam Dan satu dengan seluruh perikemanusiaan.
Satu ujud, satu nyawa, satu rasa, satu rahasia, satu zat, satu sifat, satu asma, satu
perbuatan, satu iradat, satu kekuasaan, satu undang-undang dan satu keputusan.
Dalam tingkat ini tidak ada lagi dua kata. Atau dua bagian, atau dua zat, dua sifat,
dua perbuatan. Semuanya terlingkup dalam satu kata, satu maksud dan satu tujuan.
Pokoknya serba satu, bukan serba dua. Apabila masih ada merasa dua ujud, atau
dua perbuatan atau dua bahagi, atau dua pandangan, maka nyatalah ia masih
terdinding. Orang yang benar-benar ma‘rifat kepada Tuhannya, ia tidak meadakan
selain dirinya. Tidak mengadakan perbuatan lain, selain perbuatan dirinya, dan
tidak ada pandangan lain, selain pandangan dirinya sendiri. Ia tidak mendatangkan
pembela dari langit, atau pengampunan dari luar dirinya, ia hadapi semua itu
dengan apa yang ada pada dirinya. Ia telah merasa bahwa AL-HAQ ada padanya.
AL-HAQ itulah dirinya. Dan AL-HAQ itulah jaminannya. Semua orang
menghadap Tuhan, membawa jaminan pahala dan kebajikan. Yaitu amal
sembahyang dan amal puasa dan seluruhnya, amal-amal kebaikan dengan anggota
tubuh. Tetapi orang yang berada pada maqam Tuhan semata itu; jaminannya tak
ada apa-apa. Hanya AL-HAQ jaminannya. Hanya Allah-lah yang menutupi
kekurangan-kekurangannya. Sebenarnya tidak ada kekurangan-kekurangannya,
atau tidak ada kelebihannya ; hanyalah itu kata-kata mutiara saja. Lapang dan
sempit ada pda Tuhan. Tetapi bagi orang hawas, semuanya lapang. Semuanya
nikmat dan semuanya Rachmat. Dunia ini sorga pertama bagi orang buta mata hati,
dan akhirat neraka yang kedua. Sorga itu rasa menikmati ridhanya. Neraka itu
puncak kegelisahan merasai murkanya. Sorga dan neraka itu lebih dekat
kepadamu, daripada kamu pergi kesana. Baiklah aku nyatakan dengan jelas ; sorga
itu karena marifat. Neraka itu karena terhijab. Soal yang lainnya hanya soal yang
kedua saja, atau tidak ada soal sama sekali, yang penting kamu telah suci dari
perbuatan Allah, artinya bersih daripada perbuatan sirik. Karena sirik itu ada dua
rupa. Rupa pertama berupa sirik samar, Rupa yang kedua berupa syirik yang
nampak. Sirik yang halus atau samar ; anda sudah maklum. Dan sirik yang nampak
atau yang terang-terangan seperti di bawah ini : 1. Mengadakan sajian atau
memberi makanan kepada makhluk halus karena takut disakiti, atau supaya ia bisa
menyembuhkan. 2. Kedua imannya kosong kepada Tuhan, iblis dan syaitan selalu
di adakan 3. Karena syaitan selalu diadakan, maka jelaslah dirinya merupakan
syaitan, maka tak segan-segan memberi syaitan. 4. Selama kawan nafsu shaitan
belum lenyap dari pandangannya selama itu pula ia sirik kepada Tuhan. 5. Tobat
sirik itu tidak ada, kecuali ma‘rifat kepada Tuhan 6. Menyembah sesuatu yang
bukan Tuhan 7. Karena masih ada sirik yang kasar atau sirik durhaka kepada Allah
untuk selamanya. Dan tidak ada ampunannya atau tobatnya kecuali kembali
kejalan yang diridhai. 8. Jalan yang diridhai ialah ma‘rifat. Inilah suatu peringatan
bagi orang yang sempurna akal, tak guna ilmu setinggi langit kalau masih ada
berbau sirik. Biar amal seperti sebesar jarah atau sebesar debu, asal diri bersih
daripada sirik. Biar bertungging sampai kelangit , namun sirik bagaikan bukit. Jadi
yang utama disini adalah untuk diri sendiri. Jangan bingung kepada pendapat orang
lain. Cela dan maki anggaplah biasa saja. ZAZAM Dari kutub utara, sampai
kutub selatan. Dari maghrib dan sampai ke masyrik, dari daksina sampai
kepagsina. Dari ujung dunia, ke ujung dunia, hanya beberapa orang saja yang
sampai ketingkat zazam ini. Sedang dunia (didunia) ini hanya ada beberapa daerah
besar ini. Maka dari itu nyatalah dapat dihitung dengan jari tangan, orang-orang
yang berada pada tingkat ini. Apakah arti zazam? Apakah arti zazam ? Zazam
artinya : KOSONG Dalam kitab berincung disebut : ALIF –TITIK KOSONG
Apabila alif dan titik itu sudah lenyap atau sudah karam dalam lautan ahadiyah zat
mutlak ; maka semuanya kosong. ALLAHUMA ; ya Tuhan kami ! Tidak engaku
jadikan alam ini kosong saja ; semuanya mengandung rahasia. Didalam
kekosongan itu ada rahasia. Hanya satu daerah satu saja yang sanggup mengisi
yang kosong itu. Tidak boleh ada dua orang dalam satu rahasia. Memasuki daerah
Tuhan hanya satu saja, tidak boleh lebih dari satu. Pahamkah anda? Kalau paham
diamlah kalau tidak paham simpanlah. Dalam soal ini tidak memerlukan
pertanyaan. Siapa bertanya, dia sendiri menjawabnya. Tidak ada atau tidak boleh
ada dua jiwa yang mengisi kekosongan itu. Jelasnya tidak boleh ada perantara guru
atau seorang syeh. Langsung berdialog dengan tuhannya sendiri tidak ada tawar-
menawar dalam soal rahasia ini. Tidak ada emas dan perak menjadi sarat. Tidak
ada anak mas dan anak tiri dalam soal ketuhanan, tidak ada lantaran anak dengan
orang tuanya. Tidak ada alasan karena nabi dan rasulnya yang dibolehkan. Nabi-
nabi dan rasul-rasul itu sama saja dengan kamu. Rahasia ini bukan hanya untuk
nabi-nabi dan rasul-rasul bahkan nabi-nabi dan rasul tercengang melihat umatnya,
ada yang sejajar dengan nabi-nabinya atau rasul-rasulnya di alam baqa nanti.
Siapakah orang itu? Orang itu ialah yang : ZAZAM Dan mereka itu benar-benar
sampai kepada maqam ichsan.Ichsan Tuhan kepada Tuhan. Karena ichsan (zazam)
ini diatas dari Islam dan iman, sebab islam dan iman itu adalah termasuk sifat
ubudiyah (kehambaan). Sedang tuhan mempunyai dua sifat utama, pertama sifat
kehambaan dan kedua sifat ketuhanan. Aspek luar aradh ; sedang aspek dalamnya
al-haq Jadi orang yang sampai kepada maqam Tuhan (maqam ichsan) atau zazam,
maka telah hapus kedua sifat itu tadi. Karena tidak ada sifat yang berdiri diatas zat.
Maka maqam ichsan itu diluar daripada pengetahuan makhluk. Dan diatas dari
semua maqam ahlul ma‘rifat. Maqam ini disebut dengan gelar ;
PENELANJANGAN TUHAN. Sebab tidak ada kitabnya, dan keluar dari dalil /
nash yang ada, ia merupakan ilmu laduni dan rahasia qudus. Merupakan ilham dan
wahyu yang tiada batas. orang yang berada pada tingkat ini digelari dengan
keulungan agama ; atau AL ABQORIA TUDDIHIYAH. Karena ia telah berhasil
dalam laratannya dalam bakat penganasia. Ia telah bertemu kepada puncaknya
segala puncak. Maka ia berhak disifati dengan gelar keulungan agama itu tadi
(penelanjangan Tuhan), orng yang seperti inilah yang dimaksud Tuhan dalam
firmannya ; tiap-tiap seratus tahun ; Aku turunkan satu orang utusanku sesudah
Muhammad. Maka sabda Rasulullah s.a.w. yang berbunyi ; Tidak ada nabi
sesudahku. Ini bukan berarti; tidak ada utusan sesudahku karena tiap-tiap nabi ;
bukan rasul. Tetapi tiap-tiap rasul adalah nabi. Nabi itu artinya ; menerima wahyu,
tetapi tidak menyampaikan. Jadi kata-kata utusan itu tiada batas. Tiap-tiap seratus
tahun ; Tuhan turunkan seorang utusan untuk menyampaikan agama Allah yang
haq. Dan ada lagi firman Allah yang berbunyi; artinya aku akan memperbuat
agamaku yang haq ini dengan seorang lidahnya lacur. Maksudnya ialah : Aku
turunkan nati utusanku yang membawa agamaku kejalan yang hak. Yang
disampaikannya dengan terus terang tanpa merasa takut dan gentar. Mereka buka
tanpa disadari. Artinya ; diluar kesadaran manusia mereka berkata sembarang kata,
asal benar. Mereka tidak takut difitnah atau dikapirkan. Bahkan mereka berani mati
dalam menyampaikan yang hak itu. apa-apa yang diputuskannya, tak dirubah lagi
kehendaknya tidak bertenangan dengan hukum-hukum Tuhan yang azali Tuhan
telah berabda : katakanlah semuanya Ku ikuti kemauanmu. Itulah yang dimaksud
Tuhan dengan lidah seorang yang lacur. Berkata dengan sembarang kata.tetapi
semuanya hak dan benar. Karena Tuhan maha mengetahui banyak ulama sekarang
yang menyembunyikan ilmu agama. Agama dijadikan pencarian. Dimana bunyi
gendrang disitu ia menari. Dimana banyak uang, disitu ia berbunyi. Pangkat dan
kedudukan, kursi dan kemegahan dijadikan Tuhan. Harta dunia jadi rebutan ; kalau
hilang jadi pikiran. Gelar ulama jadi kebanggaan. Menghambur fitnah melalui
kekuasaan masjid dan mimbar tempat peraduan. Agama dijadikan pokok dalam
perpecahan. Hasut- menghasut menjadi-jadi. Orang bodoh makanan si pintar.
Masyarakat bingung mencari pemimpin balik belakang akal pun hilang. Supaya
aku tidaklah pincang, pilih ulama sulit dibilang. Aku kembali langsunglah datang.
Menghadap Tuhan malikul alam Qur‘an dan hadits petunjuk jalan. Menuju
sempurna dimalam kelam. KUN MUHAMMADAN JADIKANLAH DIRIMU
MUHAMMAD NUR MUHAMMAD atau HAKIKAT MUHAMMAD adalah ;
HAKIKAT ALAM ; sebab seluruh alam maya pada ini terbit daripada NUR
MUHAMMAD jua adanya. Disini para ulama tidak banyak yang mengetahui arti
dan makna yang sebenarnya daripada Nur Muhammad itu tadi. Ia bukan cahaya
yang dalam pahaman para kebanyakan orang. Ia bukan mat, bukan benda, bukan
matahari, bukan cahaya seperti sorot lampu dimalam hari. Tetapi diatas daripada
segala-galanya ; diatas daripada cahaya segala cahaya. NUR MUHAMMAD itu
adalah cahaya diatas cahaya yang cerlang cemerlang, tiada cahaya yang lebih
bercahaya yang lebih qadim daripada Nur Muhammad itu. Nur disini adalah
cahaya yang abadi dan petunjuk hidayah. Nur Muhammad itulah asal segala
kejadian, dan dia telah terjadi sebelum apa yang terjadi. Dalam hal kejadian dialah
yang awal, dalam hal kenabian dialah yang akhir dalam kejadian (kesahiran).
Alhak adalah dengan dia, dan dengan dialah hakikat. Dialah yang pertama dalam
hubungan, dialah yang akhir dalam kenabian, dialah yang bathin dalam hakikat,
dan dialah yang mahir dalam ma‘rifat. NUR MUHAMMAD atau hakikat
Muhammad itulah yang memenuhi tubuh Adam dan tubuh Muhammad. Maka
apabila NUR MUHAMMAD atau petujnjuk hidayah Muhammad itu telah masuk
kedalam diri kita in; maka otomatis dia membawa cahay yang abadi sepanjang
masa. NUR MUHAMMAD atau HAKIKAT MUHAMMAD itu qadim pula. Dan
apabila Muhammad mati sebagai tubuh, namun NUR MUHAMMAD itu tetaplah
ada. Sebab NUR MUHAMMAD itu tiada lain daripada NUR ZAT. Jadi ALLAH,
MUHAMMAD, ADAM adalah satu jua adanya. Insan kamil pun Allah jua ;
Muhammad dan Adam pun pada hakikatnya. Jadi pada hakikatnya manusia ini
adalah Tuhan dalam Rahasia. Tuhan menurut bentu dan surahnya sendiri, maka
dari itu Tuhan memerintahkan kepada malaikat supaya sujud kepada ADAM.
Disini baiklah hamba jelaskan secara mendalam tentang KUN MUHAMMAD ITU
TADI. Jangan menetapkan saja kepada Muhammad s.a.w yang di MEKKAH itu
atau di MADINAH itu. itu memang yang menjadi bibit; bibitnya yang telah
ma‘rifat. Tetapi carilah hakikat nabi yang ada didalam sekujur wujud kita ini.
Sebab Muhammad itu tiada mati-mati dan kekal. Kalau dia mati maka pastilah
Dunia ini akan hancur lebur. Semuanya hancur kecuali wajahnya. Jadi pada
hakikatnya dia tetap hidup dan tiada mati-mati(langgeng selama-lamanya). Oleh
sebab itu cobalah cari Muhammad itu, artinya ; RASA TUHAN yang ada disekujur
wujud kita pribadi. disekujur kita pribadi, kalau sudah ketemu tentu saja ma‘rifat
kepada zat tuhan yang Maha agung itu. ketahui olehmu bahwa ma‘rifat seseorang
itu tidak akan dapat dilihat dengan mata kepala ini, tetapi tetap saja kAta ini tidak
punya daya upaya, selain rasa Tuhan yang maha kuasa, yang tetap mengetahuinya.
Tetapi hanya yang goib diwujud kita ini harus bisa ketemu, supaya bisa pulang
keasalnya semula. Yaitu kerasa yang dahulu itu, yaitu pulang kepada rasa Allah
atau rasa Tuhan semula. Sebab kalau tidak ketemu sekarang ini tentu nanti tidak
akan bisa pulang kembali kepada rasa semula. Yaitu kepada RASA yang haq itu,
maka dari pada itu ma‘rifatullah lain tidak. Dan kalau belum ma‘rifat
dikhawatirkan matinya sesat sekarang barulah kita berkisar pula kepada
membicarakan SUMBER yang satu. HAKIKAT RUH itu ialah bukti nyatanya
rasa. (hakikat nyawa). Sedang rasa itu adalah beberapa unsure nafsu atau beberapa
fasal nafsu. Adapun yang disebut atau yang dimaksud kehidupan yang kekal abadi
itu adalah : hidupnya illahi Robbi. Yaitu yang bersifat terang-benderangnya, yang
tiak terkena mati dan meliputi seluruh alam ini. Begitu pula seperti Arsy, kursyi,
sorga dan neraka yang meliputi semuanya itu, oleh karena itu ia merupakan sifat
hidup Tuhan Allah azzawazalla. Jalan yang demikian ini disebut oleh kaum sufi,
SAMUDERA HIDUP. Sedang bibit nyawa itu disebut hidupnya seluruh bentuk
dan jasad ; sekalipun sampai kepada bakteri, dan kuman-kuman yang sangat kecil
sekalipun. Juga manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan apapun jua yang
bernyawa atau yang hidup didalam seluruh semesta ala mini, semuanya bersumber
dari yang satu itu jua adanya. Sedangkan segala kehidupan didalam dunia ini tidak
terbilang banyaknya, hanyalah Cuma itu hanya nyawa. Yaitu yang ada disemua
bentuk jasad kita ini. Dan janganlah kita memahami bahwa satu Tuhan itu terbagi-
bagi miliyuran jiwa. Lalu sedikt demi sedikit akan menjadi kurang. Maka dari itu
janganlah salah mengerti, bahwa zat Tuhan itu tidak ada berubah sedikit juapun.
Tetapi tetap saja langgeng tidak berkurang dan tidak akan bertambah lagi. Karena
zat Tuhan yang hakiki itu tidak pernah rusak dan tidak pernah binasa oleh apapun.
Sekarang baiklah kita umpamakan atau kita buat sebuah missal untuk
memudahkan paham kita. Umpamanya didunia ini kita nyalakan satu lampu dan
lampu itu kita tutup dengan satu kawat kasa yang sangat halus dan
menggelembung. (cembung). Dan kawat kasa itu bermiliyunan lubangnya, yaitu
lubang kawat kasa itu. Yaitu lubang kawat kasa itu tadi. Jadi setiap lubang
cembung itu adalah sebagai nyawa, satupula.maka jelaslah kepada kita bahwa
setiap lubang kawat kasa tersebut memiliki satu nyawa. Dan lampunya hanya yang
satu itu jua adanya. Demikianlah yang menjadi kita bagi seluruh manusia, ataupun
makhluk yang lainnya. Begitulah sebuah contoh untuk jadi perbandingan dan
untuk memudahkan faham kita adanya. Kalau tidak ada contoh dan
perumpamaannya, maka sulitlah kita memahaminya. Maka dari itu setiap seorang
guru atau seorang ulama tasauf haruslah banyak memberikan contoh dan
perumpamaan supaya si murid mudah memahaminya. Jadi yang sebenarnya yang
sulit itu bukanlah guruulama itu, tetapi yang ulit itu adalah si muriditu sendiri.
Didalam penuntutan itu ata menuntut ilmu tasauf yang utama sekali ialah
FAHAMNYA. Makanya dicari dengan jalan berbelit-belit. Tuhan tidak keberatan
menganugerahi kita dengan rahasia ma‘rifatnya. Hanyalah kita disuruh memahami
dengan fahamnya. Tidak seorangpun yang faham, kecuali dengan fahamnya.
Karena didalam ilmu ketuhanan itu tidak seorangpun mendapatkan
KIMMIZATNYA, kecuali dengannya jua. Demikianlah agar kita menjadi maklum
adanya.
—oo0oo— Yang bernama JAMAL A‘LAM itu KEPALA Yang bernama kursyi
tempat duduk sat Yang bernama CUPU GADING itu UBUN-UBUN Yang
bernama MANI ASTAGINA itu dibawah ubun-ubun Yang bernama ALAM
AWAL antara kedua kening Maka soal CUPU GADING itu apa isinya dan manik
agina itu apa Isinya, maka jawabnya : CUPU itu malunya perempuan akan ininya
dan ASTAGINA itu percintaan perempuan akan isinya. Yang bernama padang tepi
laut itu MATA. Yang bernama KUDA SAMBRANI itu BIJI MATA. Yang
bernama alam jabarut itu MATA YANG HITAM Yang bernama SRI
KAMUNTING itu ORANG-ORANG MATA. Yang bernama ALAM JABARUT
MATA YANG HITAM Yang bernama BUKIT TURSINA HIDUNG Yang
bernama MEKAH ITU PIPI KANAN Yang bernama MADINAH ITU PIPI
KANAN Yang bernama TIANG ARSY ITU BATANG LEHER Yang bernama
GUNUNG JABALKAP ITU RAGU Yang bernama KAWAH NERAKA ITU
MULUT Yang bernama QUR‘AN ITU 30 HURUF ITU GIGI Yang bernama
LUH MAHFUD ITU LIDAH Yang bernama KALAMULLAH ITU AMAL
LIDAH Yang bernama ZIKIR RAHMAN itu DIBAWAH LIDAH Yang bernama
ALAM UHUK ITU LUBANG HIDUNG Yang bernama KINAMAN ITU BAHU
KANAN Yang bernama KATIBIN ITU BAHU KIRI Yang bernama MAKAM
RASULULLAH itu ialah orang yang MA‘RIFAT kepada ALLAH Yang bernama
tempat sujud itu DAHI Yang bernama telapak nabi mi‘raj itu ialah antara hidung
dan bibir kita yang diatas Yang bernama KAIN ASANDUSIN ialah TELAPAK
TANGAN Yang bernama AIR JAM-JAM JAMILLAH ialah AIR MATA Yang
bernama MINYAK ZAITUN ialah disamping hidung kiri dan kanan Yang
bernama TOMDIL itu ialah TERGANTI Yang bernama MI‘RAJ itu BERJALAN
Yang bernama IHRAM itu TERPANDANG Yang bernama MUNAJAT itu
BERKATA- KATA.
ILMU TASYAUF - Bertemunya manusia kepada Tuhan dan sampainya
kepadanya, itulah puncak harapan, dan dengan itulah dia mencapai kebahagiaan
dan kerajaan besar. Bahkan dengan itulah ia akan lupa dan terhibur dari sesuatu
selain Allah Ta‘ala. hilangkan pandangan makhluk kepadamu, karena puas dengan
penglihatan Allah kepadamu dan lupakanlah perhatian/menghadap makhluk
kepadanya, karena melihat; bahwa Allah menghadap kepadamu. Nikmat
disebabkan, oleh karena melihat dan dekatnya kepada Allah. Demikian pula siksa
itu walau bagaimanapun aneka ragamnya, hanya karena terhijab, dan sempurna
nikmat itu, karena melihat kepada zat Tuhan yang maha mulia. Maha suci Allah
yang sengaja tidak member tanda kepada walinya kecuali sekedar untuk mengenal
kepadanya. Sebagaimana tidak menyampaikan dengan mereka, kecuali kepada
orang yang hendak disampaikannya untuk mengenal Allah;itulah hikmah yang
maha tinggi. Dan siapa benar-benar sudah mengenal kepada Allah, maka pastilah
dapat melihat dalam tiap-tiap sesuatu. Tidak/tiada suatu nafas yang terlepas yang
terlepas daripadanya (daripadamu), melainkan disitu pula ada takdir Allah
diatasmu. Semua manusia dalam alam ini sudah tergambar dalam/dilluh mahfu
tidak ada kehendak makhluk yang mesti berubah. Perubahan itu hanya dalam
pandangan syariat. Sedang dalam pandangan hakikat hanya Allah yang maha
mengetahuinya. Kehendak Allah tidak ada yang tertegah, semua berjalan dengan
hikmahnya. Jadi kesimpulannya: kehendak makhluk adalah terbatas, sedang
kehendak Allah tidak ada batasnya. Maka daripada itu orang yang paham
ialah;orang yang bergembira dalam hidupnya, bergembira dengan Allah dalam
setiap nafasnya yang keluar masuk. Orang yang sudah paham ialah tidak
menanyakan lagi apakah boleh berubah atau tidak; dia telah sunyi dengan Allah.
Maksudnya ialah : sudah satu iradat dengan Tuhannya. Tidak ada lagi duanya.
Apabila sudah menunggal dengannya, maka nyatalah Allah yang berlaku dalam
segala hal. Karena lapang dan sempit ada pada Allah saja. Andaikan Allah
membukakan NUR seorang WALI yang berbuat dosa umpamanya : niscaya
cahayanya memenuhi antara langit dan bumi. Apalagi dengan NUR cahaya
seorang WALI yang taat. Tentu dapat kita membayangkan, bukan ? Andaikan
Allah membukakan hakikat kewalian seorang WALI, niscaya akan disembah
orang. Sebab ia telah bersifat dengan sifat-sifat Allah. Dan siapa tidak puas dengan
pandangan dan penglihatan Allah dalam amal perbuatan dan dalam perkataannya,
maka pasti orang itu kemasukan ria atau atau masih terdinding dengan Allah.
Bagaimana dapat dibayangkan bahwa Allah dapat dihijab oleh sesuatu. Padahal
Allah yang menzahirkan atau menampakkan segala sesuatu. Bagaimana mungkin
akan dihijab oleh sesuatu. Padahal Allah yang Nampak zahir pada segala sesuatu.
Bagaimana akan mungkin dihijab oleh sesuatu. Padahal dia jelas dari segala
sesuatu. Bagaimana akan dhijab oleh sesuatu. Padahal Allah lebih dekat kepadamu
dari segala sesuatu. Bagaimana akan mungkin dihijab oleh sesuatu. Padahal dia
terlihat dalam tiap sesuatu. Sesungguhnya yang menghijab engkau daripada
melihat Allah itu, karena dekatnya Allah kepadamu. Allah yang menzahirkan
segala sesuatu, karena Allah yang bersifat bathin. Dan Allah yang melihat adanya
segala sesuatu, sebab Allah itulah yang dzhir atau yang jelas pada tiap-tiap sesuatu.
Bagaimana Allah akan terhijab dengan sesuatu. Padahal semata yang terhijab itu
semata-mata nur illahi, dan pada segala tempat Allah berada dan tetap hadir, tak
pernah goib. Andaikata Allah tidak johir pada benda-benda alam ini, tidak
mungkin adanya penglihatan padanya. Dan andaikan Allah mengahirkan sifat-
sifatnya, pastilah lenyap alam bendanya. Bagaimana akan mungkin dihijab oleh
sesuatu, Padahal andaikan tidak ada Allah, niscaya tidak aka nada segala sesuatu.
Demikianlah kebijaksanaan Allah atas semua makhluknya atau hambanya.
MANUSIA INI ADA DUA MACAM : PERTAMA ADA YANG MENDAPAT
KARUNIA ALLAH, SEHINGGA IA BERBUAT TAAT KEPADA ALLAH.
MAKSUDNYA IALAH MENGERJAKAN SURUH DAN MENINGGALKAN
TEGAH. KEDUA ADALAH, YANG DENGAN TAATNYA KEPADA ALLAH,
SEHINGGA MENCAPAINYA KEBESARAN KARUNIA ALLAH. NUR IMAN
SEORANG SUFI Dengan NUR cahaya matahari, seorang dapat melihat benda-
benda alam ini. Tetapi dengan NUR cahaya iman keyakinan yang mendalam,
engkau dapat langsung melihat Allah yang menjadikan benda ala mini. Amal
perbauatan apakah yang paling dekat kepada murka Allah? Amal yang tidak
disukai Allah ialah : karena melihat kepada dirinya sendirinya dan lebih jahat lagi
kalau ia menuntut upah balasan itu karena amalnya. Bagaimana engkau minta upah
atas amal perbuatanmu? Sedang engkau sendiri tidak ikut berbuat. Nur itulah yang
menerangi dan basyirah atau matahari itulah yang menentukan hikum. Dan hati
yang melaksanakan dan menggagalkannya. NUR itulah yang menerangi baik atau
buruk ; lalu dengan matahari ditetapkan hukum, dan setelah itu maka hatilah yang
melaksanakan atau yang menggagalkannya. Sebab hati itu RUHANI, dan
RUHANI itu ialah yang bersifat ketuhanan atau luhud. Alam ini berupa kegelapan,
sedang yang meneranginya hanya karena tampaknya Allah padanya. Maka barang
siapa yang melihat alam, tapi tidak meihat Allah didalamnya, atau sesudahnya ;
maka nyatalah orang itu buta mata hatinya. WAL AWAL WAL ACHIR
ALLAHUSSAMA WATIWAL ARDI WAL JAHIRU WAL BATHINU
LILLAHISSAMA WATIWAL ARDI LAHU KUSSAMA WATIWAL ARDI
ALLAHUL LAZI KHOLAQOSSAMA WATIWAL ARDI LAHURUFIN ALIF
TIDAK KOSONG WALA SAUTIN FA LAM ALIF KOSONG TITIK ALIF
ALLAH MUHAMMAD ADAM AHADIYAT WAHDAH WAHDIYAT ZAT
SIFAT AF‘AL ALIF _________ TERBANG LA HURUFIN WALA SAUTIN
TIADA HURUF TIADA SUARA INILAH DIA JIBU ALIF TERBANG INI
DIBUNYIKAN MENJADI : A.I.U (AKU INI HIDUP) ATAU DENGAN LAIN
KATA : AKU TUHAN, IA TUHAN, UJUD TUHAN SEMUANYA SIMPUN
KEPADA HU ; DAN HU ITU LENYAP DALAM JIBU, ARTINYA ; TIADA
HURUF DAN TIADA SUARA INILAH AHIR PERJALANAN SEORANG
SALIK/ PENUNTUT KAUM SUFI ATAU AHLI PERJALANAN
DEMIKIANLAH ADANYA. —oo0oo— ZAT
…………………………………JIBU SIFAT …………………………Kenyataan
ZAT sifat namanya ASMA ……………………………………Kenyataan ZAT,
Asma namanya AF‘AL …………………………………Kenyataan ZAT Kelakuan
namanya SYAREATTHAREKATTHAQIQATMA‘RIFAT ALIF ADALAH ZAT
LAM AWAL ADALAH SIFAT LAM ACHIR ADALAH ASMA HA ADALAH
AF‘AL INILAH YANG BERNAMA ALLAH YANG SEBENARNYA ALIF
KENYATAAN HAYATULLAH ZAT KAF KENYATAAN ALIMULLAH BA
KENYATAAN KUDRATULLAH RO KENYATAAN IBADATULLAH INILAH
KEMAHA BESARAN TUHAN ALLAH AZZAWAZALLA KALAU KITA
SIMPUNKAN MENJADI SATU 1. ALLAH : ADALAH NAMA BAGI ZAT
YANG WAJIBAL WUJUD AKBAR : ADALAH NAMA BAGI SIFAT
HAYATULLAH ZAT 2. ALLAH : NAMA BAGI BATHIN ALLAH TA‘ALA
AKBAR : NAMA BAGI ZAHIR JADI YANG SEBENAR-BENARNYA
TAKBIR ITU ADALAH : MENUNJUKKAN KEADAAN ALLAH PADA
MUHAMMAD ARTINYA : ZAHIR TUHAN ADA PADA MUHAMMAD DAN
BATHIN MUHAMMAD ADA DI TUHAN BER-ARTI : YANG MENYEMBAH
JUGA YANG DISEMBAH MAKA YANG BERLAKU DALAM KEADAAN
SEMBAHYANG ITU ADALAH RAHASIA ALLAH SEMATA-MATA
DALILNYA : LAYA‘ BUDULLAH ILLALLAH -ARTINYA : TIADA YANG
MENYEMBAH ALLAH, HANYA ALLAH
—oo0oo— NAIKNYA NAFAS SHIFAT TURUNNYA NAFAS ZAT
HILANGNYA NAFAS ASMA NAIKNYA NAFAS, BUKAN HURUF
TURUNNYA NAFAS, BUKAN SUARA ATAU PUN DENGUNG
LENYAPNYA NAFAS TURUNYA NAFAS NAIKNYA NAFAS
BERSATUNYA NAFAS. A I U = AKU INI HIDUP LA HURUFIN WALA
SAUTIN. TIADA HURUF TIADA SUARA TIADA KATA-KATA. KUDRAT
ILMU IRADAT HAYAT SAMA KALAM SHIFAT 7 BASAR INSAN INSAN
INSAN IMAN RAHASIA ISLAM NYATA TAUHID HATI MA‘RIFAT
ZATTUBUH MA‘RIFAT AF‘AL SIFAT ASMA LAISA TA‘ALA SANI TA‘AIN
AWAL LA TA‘AIN ROH IDHOFI UJUD IDHOFI ALLAH RAHASIA SIR ZAT
ROH ROH NYAWA PENGRASA PENGLIHAT PENDENGAR PENCIUM
KAKI PUSAT DADA KEPALA Maghrib Ashar Zohor Subuh ISYA : meliputi
seluruhnya ataupun dengan kata lain zahir bathinNYAWA ADAMSAREAT :
TUBUH TAREQAT : HATI HAQIQAT : RUH MA‘RIFAT : RAHASIA
NYAWA MUHAMMADFANA MUHAMMAD PADA ALLAH NUR
MUHAMMAD = NUR ALLAH HA DAN ALLAH―WAL AWAL WAL
ACHIR‖NAH : INILAH ZIKIR MARIFAT ATAU RAHASIA (SEMPURNA)
KENAL DAN MENGENAL HA ALIF TIDAK BERHURUF TIDAK
BERSUARA DAN TIDAK ADA KATA-KATA. AKU ADALAH AKU DALAM
SEGALA HAL Tidak akan diucapkan kalimat AKU : melainkan oleh orang yang
berkawan dengan kelengahan dan oleh setiap orang yang terhijab oleh hakikat.
Tidaklah semuanya benar bagi orang yang ber-AKU-AKU. Engkau berani
mengatakan AKU ; sedang engkau masih terhijab/terdidinding dari padaku. Pesona
dunia ini masih mencekam dirinya (dirimu), masing-masing akan menyambar
dirimu dengan seruan kepad zat dirimu, engkau saja masih didalam kegaiban yang
kelam daripadaku. Maka apabila engkau telah melihat AKU; dan akupun telah
bernyata dihadapanmu, maka tetapkanlah keteguhanmu, maka tiada Aku lagi,
melainkan aku. Telah kuciptakan atau kuadakan untukmu dan untuk sesuatu
menjadi tujuan ; antara lain tujuan itu ialah ; CINTAMU KEPADA DIRIMU
SENDIRI. Itulah tetesan waham atau kalimat yang engkau warisi. Kata-kata Aku
adalah egomu sendiri ; Aku berlepas diri dari anggapan yang demikian. Dan tidak
lain ZAT itu, melainkan kepunyaanku jua. Dan tidak lain AKU itu, kecuali hanya
untukmu semata. Akulah yang dia itu : dan adapun hakikatmu itu bukanlah pula
persoalan. Hanya sesungguhnya engkau berada pada pembagian yang bersifat
waham atau dugaan saja (sangka-sangka). Hal ini disebabkan karena caramu
berfikir dan pencapaianmu pada pendakian jiwa dan persoalan. Engkau dalam
setiap saat terbagi kepada : ―menyaksikan dan disaksikan Dua menjadi satu dalam
bentuk perjodohan. Jiwa yang mencapai dan persoalan yang dicapai. Adapun
hakikatnya sendiri tersembunyi jauh dibalik perjodohan itu, meninggi atasnya, jauh
dari segala itu semuanya. Sekarang engkau bukan lagi ZAT dan perjodohan; tetapi
engkau hanyalah RUH dari RUHKU, tiada nisbah bagimu melainkan padaku.
Engkau tidak mengungkapkan hakikat ini, kecuali dikala terangkat daripadamu
tirai penutup dan engkau memandangku ketika itulah engkau telah lenyap dari
pada dirimu yang berjodohan yang bersifat serba duga/waham (sangka-sangka).
Dirimu yang sebenarnya yang bukan ZAT dan bukan pula dari persoalan. Tetapi
hanya engkau semurni-murni RUH yang tidak terbagi-bagi atau JAUHAR,
meninggi, tidak nisbah melainkan kepadaku. Maka engkau tidak lagi mengulangi
mengata AKU. Melainkan engkau mengatakan ―ENGKAU TUHANKU‖ Akumu
itu adalah rahasiaku jua adanya. Sebab telah engkau ketahui, bahwa AKU adalah
untukmu semata. Dan sekarang engkau adalah hambaku, Hai hambaku. Jika
engkau sudah melihatku, maka tiada lagi engkau dan apabila engkau telah tiada,
maka tiada lupa ada tuntutan dan apabila tiada tuntutan hilanglah sebab, dan bila
sebab telah lenyap tiada lagi nisbah, sampai disini sirnalah hijab. CINTA
MUTLAK Cinta hakiki tak mau dibelah dua, dia tetap satu, dia rahasia. Inilah
akidah/pendirian seorang sumber segala akal yang mengatur alam ini, yang terbit
daripadany karena se-mata-mata limpahan dan anugerah. Puncak segala akal ialah
aqlul faal atau akal pembuat dan dialah yang mengatur bumi dann segala yang ada
dalam bentuknya yang tetap. Dan dialah masdar atau tempat timbul jiwa insane.
Oleh karena jiwa-jiwa itu senantiasa ingin hendak kembali kepadanya maka
apabila manusia menyediakan dirinya untuk belajar dan menuntut dan merenungi
dan tidak puas-puas/ tidak bosan-bosan menyediakan sedalam-dalamnya, niscaya
akan beroleh dia akan kebahagiaan yang dimiliki orang lainnya yaitu dengan
ma‘rifatul kamilat atau pengetahuan yang sempurna. Dan hakikat mujaradat atau
hakikat semata, sampai tercapai pertemuan dengan al aqlul faal. Permulaan dan
kesedahan ujud adalah ALLAH. Diatasnya tidak ada apa-apa lagi, walaupun Adam
dia jadi sendirinya dan tidak berkehendak kepada penciptanya/pencipta lainnya
buat menciptakan dirinya. Karena demikian timbullah bertali-tali dan berlingkar-
lingkar yang tiada putus-putusnya. Kainat atau segala yang ada, yang lainnya
adalah mashor atau kenyataan daripada adanya, daripada ilmunya dan iradatnya.
Dan daripadanyalah terambil hayat seluruhnya. Memang alam itu adalah
mendatang atau ardi. Sebab itu yang ada itu hanya satu pada hakikatnya. Bahkan
dialah ujud semata, kainat yang Nampak. Jadi fahamnya kembali kepada keesaan
ujud jua. Beramal bukan ingin sorga dan bukan pahala takut akan neraka Tetapi
karena CINTA. Dan yang ada dalam diri sendiri. Karena itu adalah tumpahan
segala cinta. Jadi siapa-siapa yang telah sampai kepada cinta hakiki atau cinta
mutlak atau cinta qudus, maka mereka berhak disebut INSAN KAMIL, atau
dengan kata lain, MUHAMMAD INSAN KAMIL. Muhammad insan kamil itu
ialah: orang yang ber-akhlak dengan akhlak Allah. Orang yang bersifat dengan
sifat Allah. Orang yang berakal dengan akal Allah. Orang yang berbuat dengan
perbuatan Allah. Orang yang berpandangan dengan pandangan Allah. Semuanya
demi Allah, bukan demi itu dan ini. Orang yang seperti ini pandangannya hanya
satu ialah : SEMUA ITU ALLAH DAN ALLAH ITU SEMUANYA. Inilah yang
hamba maksud dengan : FANA DALAM CAHAYA DAN LEBUR DALAM API.
demikianlah akidah atau pendirian seorang wali semoga kita demikian pula
hendaknya.
YANG DIMAKSUD MA‘SIAT BATHIN 1. Minta habarkan dan minta didengari
oleh orang tatkala berbuat ibadat (sembahyang). 2. Ria, minta dilihat orang waktu
ibadat 3. Membesarkan diri – angkuh-sombong – menghina orang lain 4. Hasud –
dengki akan anugerah Allah Ta‘ala kepada orang lain 5. Al-Haqad – dendam pada
orang lain 6. Hubul Mal –cinta akan harta dunia, kikir berbuat sedekah 7. Hubul
Jah – kasih akan kejahatan 8. Hubul mada – kasih untuk dipuji 9. Hubul dunnya –
kasih akan dunia malas beribadat untuk akhirat 10. Ujuh – menyebut-nyebut orang
lain dengan sindiran Demikianlah yang dimaksud dengan maksiat bathin. Semoga
kita sekalian sungguh-sungguh terlepas daripada yang 10 (sepuluh) pasal tersebut.
—oo0oo— Asal suatu risalah yang kecil yang menyatakan usul bagida ALI kepada
RASULULLAH S.A.W. barang siapa mengetahui jalan sempurna amalnya ini.
Bermula sembah asiyidina ALI. Ya Tuhanku apakah Syari‘at, tharikat, hakikat,
dan ma‘rifat itu. Jawab Rasulullah Syareat itu pada TAUBAT Tharikat itu pada
HATI Hakikat itu pada RUH Ma‘rifat itu pada ZAT ALLAH Sembah syaidina
ALI Ya tuhanku apakah syareat, tharekat, hakikat, dan ma‘rifat itu, samakah,
samakah berlainankah amalnya. Jawab Rasulullah s.a.w Asalnya orang sareat dan
tharikat ; semata-mata mengerjakan segala pesuruh. Amalnya orang hakikat ;
mengesakan Zat Allah Amalnya orang ma‘rifat : tetap pada Zat Allah Sembah
Saiyidina ALI Ya Tuanku adapun syareat, tharekat, hakikat, dan ma‘rifat,
berlainankah atau samakah nafsunya. Jawab Rasulullah s.a.w Syariat, nafsunya,
amarah, matinya hancur lebur/cerai berai Tharekat, nafsunya sawiyah, matinya
kurus kering Hakikat nafsunya lawwamah, matinya lamak gemuk putih kuning
Ma‘rifat nafsunya mutmainah, matinya lenyap dalam kubur Sembah saiyidina ALI
ya tuanku adapun syareat, tharekat, hakikat, ma‘rifat, berlainankah atau samakah
sembahyangnya. Jawab Rasulullah s.a.w Sembahyang orang sareat akan kiblat.
Menghadap baitullah membara hatinya bercahaya. Sembahyang orang tharekat
membara hatinya bercahaya, kiblatnya menghadap Baitul makmur. Sembahyang
orang hakikat kiblatnya menghadapa Arsy membara hatinya bercahaya.
Sembahyang orang ma‘rifat kiblatnya menghada seperti firman Allah s.w.t.
didalam al-qur‘an. FA‘ATIMALLA TUWALLU FASSAMA WAD HULLAH
kemana saja dimana kamu menghadap akan mukamu/wajahmu, atau akalmu,
rohmu maka disanalah wujud Allah bercahaya-cahaya dan imannya terang tiada
sepertinya. Sembah sayidina ALI Ya tuanku adapun syareat, tarekat, hakikat dan
ma‘rifat, berlainankah atau samakah pekerjaannya. Jawab Rasulullah s.a.w
Pekerjaan sareat itu : mengucap syahadat, sembahyang, puasa, memberi zakat dan
naik haji. Pekerjaan tarekat itu : mentasdikkan barang yang diamalkannya
Pekerjaan hakikat itu : senantiasa tetap adanya dan mengesakan zat Allah Ta‘ala
menepikan barang lainnya. Pekerjaan ma‘rifat itu: semata-mata tetap adanya dan
sendirinya zat Allah Ta‘ala Sembah sayidina Ali Ya Tuanku adapun sareat, tarekat,
hakekat dan ma‘rifat, berlainankah atau samakah alamnya Sabda Rasulullah s.a.w
Sareat itu ialah : alamnya perjalanan tubuh ..Tarekat itu ialah : alamnya malakut
perjalanannya hati ..Hakikat itu ialah : alamnya jabarut perjalanannya RUH
...Ma‘rifat itu ialah : alamnya lahud perjalanannya SIR Sembah sayidina Ali
Syareat, tharekat, hakikat, ma‘rifat, samakah ilmunya. Sabda Rasulullah s.a.w
Sareat itu ialah : ilmunya yakin .. Tharekat itu ialah : Ainal yakin ..Hakikat itu
ialah: Haqul yakin ..Ma‘rifat itu ialah : Kamallul yakin Sembah Sayidina Ali
Apakah yang empat itu sama kebangkitannya? Sabda Rasulullah s.a.w
Kebangkitan sareat ialah : taubat sekalian dosa.. Kebangkitan tarekat ialah : sabar
dan ridha akan qudrat Allah ..Kebangkitan hakikat ialah : syukur akan barang yang
datang daripada Allah swt. ..Kebangkitan ma‘rifat ialah : ikhlas menyerahkan
dirinya kepada Allah Ta‘ala. Maka sembah Sayidina Ali Ya tuanku orang yang
ampuk itu apa kejadiannya. Sabda Rasulullah saw Adapun sareat itu ialah :
kejadiannya af‘al ..Adapun tharekat itu ialah : kejadiannya asma ...Adapun hakikat
itu ialah : kejadiannya sifat ...Adapun ma‘rifat itu ialah : kejadiannya zat Sembah
Sayidna Ali Adapun yang empat (4) itu apakah atas zatnya Sabda Rasulullah saw
Adapun sareat itu ialah : kulit dan bulunya Adapun tharekat itu ialah : darah dan
daging ..Adapun hakikat itu ialah : urat tulang ...Adapun ma‘rifat itu ialah : otak
dan sumsum Sembah Sayidna Ali Ya tuanku adapun yang 4 itu apakah maujudnya
Sabda Rasulullah saw Sareat itu ialah : pendengarannya Tharekat itu ialah :
penglihatannya Hakikat itu ialah: penciumannya Ma‘rifat itu ialah : pengrasanya
Sembah Sayidna ALI Ya tuanku adapun yang 4 (empat) itu berlainankah Rohnya
Sabda Rasulullah saw ...Syareat itu ialah : Rohani ...Tharekat itu ialah : Rahmani
...Hakikat itu ialah: Roh Idofi ....Ma‘rifat itu ialah : Robbani Sembah Sayidna ALI
Ya, tuanku : Apakah yang tinggi tiada rendah Yang hidup tiada mati. Yang luas
tiada sempit Yang benar tiada salah Yang menghadap tiada membelakangi Yang
manis tiada pahit Yang ruh tiada dua Sabda Rasulullah s.a.w Yang tinggi tiada
rendah itu Allah Yang hidup tiada mati itu Allah Yang besar tiada kecil itu Allah
Yang hampir itu tiada jauh itu Allah Yang luas tiada sempit itu Allah Yang
menghadap itu tiada membelakangi itu Allah Yang suci itu tiada nazis itu Allah
Yang manis tiada tiada pahit itu Allah Yang ESA tiada dua itu Allah Sembah
Sayidina ALI Ya, tuanku dapatkah hamba peroleh ilmu yang dimiliki itu? Maka
sabda Rasulullah s.a.w Siapa ia sungguh-sungguh mengenal dirinya itulah yang
tinggi tiada rendah Siapa yang merendahkan diri itulah yang besar tiada kecil Siapa
yang mengesakan Allah itulah yang hidup tiada mati Siapa percaya akan Allah
ituah yang suci tiada Najis Dan barang siapa yang tiada sirik itulah yang manis
tiada pahit Barang siapa yang menafikan hal lain itulah ESA tiada dua Sembah
sayidina Ali Apakah hamba dapat memiliki martabat seperti itu Sabda Rasulullah
s.a.w ..HAI ANAKKU ALI : tatkala akan makan minum didalam dunia, supaya
engakau makan minum beserta Allah. Tatkala akan dudukmu didalam dunia
supaya engkau melihat serta Allah. Tatkala akan pendengaranmu didalam dunia
supaya engkau mendengar serta Allah. Tatkala akan perkataanmu didalam dunia,
supaya engkau berkata-kata serta Allah Matikan dirimu didalam dunia, besok aku
bertemu akan Allah Sembah Sayidina Allah Ya, Tuhanku, sejak syujud
menyembah. Rasulullah s.a.w Matinya iman itu agama, guru iman itu ikhlas, dan
dahan iman itu cita-cita, dan iman itu SIR, dan cabang iman itu amal, dan daun
iman itu kasar tekun dan haraf, buah iman itu jo‘ah (joah) dan nyawa iman itu
kasih (kasihan), iman itu ruh dan iman itu hati, yang mu‘min dan iman itu yakin,
dan pertahanan iman itu sembahyang, dan sareat iman itu fardhu. Dan tharekat
iman itu jalan sempurna, dan hakikat iman itu Esa. Ma‘rifat iman itu tetap pada zat
waibal wujud. Adakah syahadat iman itu selain daripada itu. Kepala iman itu akhir
(laillahaillallah) hatinya menyatakan iman dan cahaya iman itu benar, dan kalam
iman itu suci, dan nyawa iman itu hidup. Jantung iman itu jama‘ah. Urat iman itu
segala rukun. Tulang iman itu rukun. Lutut iman itu sabar. Dada iman itu amar. Iga
iman itu ikhlas. Ilmu iman itu sempurna dunia dan akherat. Kemudian apa yang
terkandung dalam nama MUHAMMAD. 1. MIM-MAHMUDUN ‘ALAIYAH :
maksud kepujian pada Muhammad ialah; yang menjadikan wakil dari Tuhan YME
pada hari hisab. Firman Allah Ta‘ala ; tiada aku utus engkau Muhammad
melainkan menjadi rahmat sekalian alam. 2. HA-HAMIDUN ALAIHI :
maksudnya MUHAMMAD lah yang terpuji yag mendirikan ; syareat, tharekat,
hakikat, dan ma‘rifat, seperti kata Tuhan YME. Dalam hadits qudsyi, maksudnya ;
benarlah hambaku Muhammad, setiap apa yang disampaikannya kepadaku. 3.
MIM- MUJANIUN : ialah MUHAMMAD lah yang menghimpun puji bagi Allah
LAHMIJIDILLAH Ta‘ala, bagi puji zahir maupun puji bathin Firman Allah Ta‘ala
maksudnya : sesungguhnya kami menyuruh mengikuti Muhammad pada
perhatiannya maupun perbuatannya. 4. DAL – TOBADILLAH ILLA HUA :
maksudnya, kuganti kerjaanku kepadamu ya Muhammad, dijadikan Muhammad
atas rupaku, artinya tiada wujudku melainkan wujud Muhammad ganti kerjaanku.
Syahadat bathin ada mengandung sifat 20 kadim : Syahadat jahirpun ada juga sifat
20nya nyata, yaitu : UJUD ialah : Bumbunan kepala ..KIDAM ialah : Telinga
kanan ..BAQA ialah : Telinga kiri MUHALLAFAH ialah : Mata kanan
..KIAMUHU ialah : Mata kiri ..WAHDANIYAT ialah : Mulut
KODRAT ialah : Bahu kanan ..IRADAT ialah : Bahu kiri ..ILMU ialah : Susu
kanan ..HAYAT ialah : Susu kiri ..SAMA ialah : Tangan kanan ..BASHAR ialah :
Tangan kiri ..KALAM ialah : Pangkal tangan kanan KODIRUN ialah : Pangkal
lengan kiri ..MURIDUN ialah : Kaki kanan ..ALIMUN ialah : Kaki kiri ...HAYUN
ialah : Paha kanan ..SAMIUN ialah : Paha kiri ...BASIRUN ialah : Pusat
..32`MUTAKALIMAN ialah : Jantung Maka dengan adanya sifat 20 (dua puluh )
ini, bathin maupun zahir, sudah ada dalam wujud.
BISMILLAHIRRACHMANNIRRAKHIM WASSOLATU WASSALAMU ALA
ASROFIL MURSALIN SYAIYIDINA MUHAMMAD WA ALA ALLIHI
WASOHBIHI WASSALAM A‘MA BA‘DU Adapun pasal menyatakan bicara
hakikat dan am‘rifat menyemabah Allah Ta‘ala dengan memelihara segala hukum
syareat yang zahir yang diperintahkan oleh Rasulullah, yaitu : yang dimaksudkan
oleh Allah Ta‘ala, ilmu dan amal, dan menjalankan akan jalan segala nabi-nabi dan
wali-wali Allah Yaitu memandang Allah Ta‘ala itu dengan hati yang normal.
Bahwasannya Allah Ta‘ala wujud sendirinya,yaitu memandang dan mengetahui,
mengenal satu-satunya paham dan putih bersih, dan nugrahanya haq Allah Ta‘ala
serta dalil aqal dan naqal. Maka tiada hasil hakikat itu, melainkan dibaiki syareat.
Hasil ketiganya itu menghasilkan ma‘rifat. Pasal pada menyatakan hal dan
limpahan segala ahli tasauf yang diperbuat tiap-tiap hari siang dan malam ketika
mengerjakan segala yang dipardukan Allah Ta‘ala dengan sekira-kiranya memadai
kuatnya jasad pada mengerjakan dia yang disuruhnya atau disuruh oleh Allah
Ta‘ala. dan menjauhkan segala yang dilarang. Dan disuruh oleh Allah ta‘ala
memeliharakan segala rahasia-rahasia kehati dan melazimkan segala makam yang
11 (sebelas) ; seperti Taubat, sakit, sabar, syukur, tawwakal, ridha, wara, suci,
ajam, murakabah dan lainnya. Pertama-tama orang yang megerjakan jalan ini
mulai dengan taubat karena taubat itu bersuci dari pada najis. Demikianlah ha ahli
tasauf. Bermula setengah dari rahasia ketuhanan itu IMAN DAN KAMIL. Yaitu
keluarlah engkau dari pada Allah ta‘ala seperti bahwasannya, jangan engkau
sekutukan Allah Ta‘ala dengan sesuatu dari segala sifatnya yang tertentu dengan
DIA : Dan ―YAKIN KAMIL‖ Yaitu keluar engkau dari diriku, artinya keluar dari
pada dayamu dan kuatmu dan wujudmu. Jangan engkau sekutukan Allah Ta‘ala
dengan sesuatu dari segala sifatnyayang tertentu dengan dia yang yakin kamil,
yaitu ada pada mukamu, karena ujudmu dan dayamu itu majas., dan bayang-
bayang jua. Karena sekalian yang dijadikan Allah Ta‘ala hanya ujud hakiki, dan
kuat daya upaya yang hakikatnya hanya Allah Ta‘ala jua. Maka hendaklah engkau
nafikan ujud dirimu dan sekalian yang lan daripada ujud Allah Ta‘ala itu. supaya
sempurnalah dari pada syirik hafi dan supaya engkau pandang kesempurnaan Allah
Ta‘ala dan daya upayanya dan kuatnya pada temat ujud dan lemahnya/lemahmu
dan daifmu itu. Setengah dari pada rahasia, ketahuilah olehmu akan bahwasannya
kita pandang, kita I‘tiqadkan, bahwa sesungguhnya akan kita ini tetap selama-
lamanya dalam ilmu Allah Ta‘ala. Pertama : Penglihat, pendengar, kelakuan dan
kehendaknya. Sekianlah pada sebenarnya I‘tiqad segala nabi-nabi dan wali-wali
Allah serta Ulama-ulama yang saleh-saleh, janganlah kita berubah I‘tiqad ini
supaya kita sampai kepada jalan FANA BILLAH – BAQA BILLAH. Yaitu
lenyapkanlah kita ke dalam Allah Ta‘ala supaya kekal dalam keadaan Allah ta‘ala.
Bermula dikehendaki lenyap dan hapus itu, tiada lagi kita atau diri kita, hanya yang
kelihatan ZAT ALLAH TA‘ALA jua semata-mata tetap dengan penglihatannya
mata hati dan mata zahir harus menyatu dalam rahasianya. Dan tilik hakikat adalah
isyarat umpama besi di dalam api, maka tatkala merah besi, tidak kelihatan besi,
hanyalah keadaan api jua yang kelihatah itu semata-mata. Maka ZAT ALLAH
TA‘ALA – SIFAT ALLAH TA‘ALA – AF‘AL ALLAH TA‘ALA semata-mata.
Maka apabila tetap dikarenakan sukuan didalam keadaan kita niscaya kita ini
hilang. Maka tiada tinggal lagi baginya bekam. Maka kita sampailah kepada jalan
fana billah dan baqa billah. Adapun dalil akal, apabila kita tidur lihatlah pada
dirimu, adakah kekuasaan, dan kehendak, pengetahuan, penglihatan, pendengaran
dan perkataan dan gerakan. Maka dalilnya yang menunjukkan akan tiada
mempunyai, hanya daripada menerima sifat jua. Dan empunya sifat itulah Allah
Ta‘ala jua semata-mata. Maka jad dalil tahliklah kita dengan pengajaran guru yang
kamil adanya. SABDA NABI MUHAMMAD SAW pada menyatakan : Bermula
Syareat itu seperti tanah Tharekat itu seperti air Hakikat itu seperti angin Ma‘rifat
itu seperti api Maka sembahah syayidina Ali, ya, junjunganku adapun Syareat itu
seperti tanah, tanah yang mana ?Tharekat itu seperti air, air yang mana ? Hakikat
itu seperti angin, angin yang mana ?Ma‘rifat itu seperti api, api yang mana ? Jawab
Rasulullah s.a.w Hai ALI dengarlah pengajaranku, yaitu : Syareat itu seperti tanah,
yaitu badanku Tharekat itu seperti air, yaitu Nur Muhammad Hakikat itu seperti
angin, yaitu nafasku Ma‘rifat itu seperti api, yaitu penglihatanku Maka sembah
Syaiyidina ALI, ya junjunganku sebenar-benarnya lah Maka jikalau mati orang
syareat apakah kejadiannya? mati orang tharekat apakah kejadiannya? mati orang
hakikat apakah kejadiannya? mati orang ma‘rifat apakah kejadiannya?
RASULULLAH MENJAWAB : Mati orang syareat hancur luluh Mati orang
tharekat kurus kering Mati orang hakikat lemak gemuk putih kuning Mati orang
ma‘rifat hilang lenyap Sembah syaiyidina ALI, ya Rasuullah sebenar-benarnyalah
Jawab Rasulullah, barang siapa mengetahui ilmu ini maka sempurnalah serta
sselamatlah dunia akherat, imannya lagi tiada kurang NUGRAHA Allah Ta‘ala
akan rezeki. Inaya Allah Ta‘ala. Maka barang siapa yang tidak mengetahui ilmu ini
yaitu terlebih atau dulu daripada binatang, sebab belum mengetahui akan tubuhnya
sendir, wallahu alam bisawab. MAN ARAFA NAFSAHU ARAFU RABAHU,
artinya ; Barang siapa mengenal akan dirinya maka sesungguhnya ia mengenal
akan Tuhannya. MAKAM ARAFA RABBAHU FASADUL JASAD. Artinya :
Barang siapa mengenal akan Tuhannya maka binasalah dirinya. Maka ketahuilah
olehmu NUR MUHAMMAD, itulah anginnya, biasa gaib kepada sekalian nyawa,
itu misalnya jadi badan Muhammad, umpamanya karena sabit gaib kepada
Muhammad, dan Muhammad itu gaib kepada sekalian hambanya Allh Ta‘ala.
Firman Allah Ta‘ala dalam hadits qudsyi yang artinya; bermula Sir Allah dengan
Sir Muhammad itu sama arti. Firman Allah ta‘ala dalam hadits qudsyi, yang
artinya : Bermula Sir Allah dengan Sir Muhammad artinya ; Rahasia allah rahasia
Muhammad. Maka Rahasia Allah tiada sekutu baginya an lawannya, tiada boleh
nabi yang lain seperti NABI MUHAMMAD, karena diakui SIR ALLAH
KALILLAHU TA‘ALA ; menjadikan akan sesuatu jika tiada serta Muhammad,
maka tidaklah dijadikannya semesta ala mini. Maka dinamai sifat hamba didalam
badan, maka sembah syaiyidina ALI kepada Rasulullah s.a.w. Ya Rasulullah,
apakah yang dinamai jalan empat itu? 1. SYAREAT 2. THAREKAT 3.
HAKIKAT 4. MA‘RIFAT Itu jalan empat dalam manusia. Sabda Nabi s.a.w ya,
Ali, Adapun yang dinamai syareat itu ialah lidahku Adapun yang dinamai tharekat
itu ialah hatiku Adapun yang dinamai hakikat itu ialah kediamanku Adapun yang
dinamai ma‘rifat itu ialah nyawaku. Inilah jalan empat namanya. Sembah Syaiyina
ALI Ya, rasulullah, akan tuan hamba mencari siddiq Ya , rasulullah, adapun seperti
syareat itu apa, tharekat itu Apa, hakikat itu apa,, ma‘rifat iru apa Sabda Rasulullah
s.a.w YA ALI Diri itu ada dua : 1. Diri bathin, 2. Diri zahir Keterangan : Diri zahir
/ jasad : nyata daripada Nabi Muhammad s.a.w yaitu api, angin, air, tanah. Maka
itulah asal tubuh kita yang kasar atau zahir ini. Yang dimaksud diri bathin, yaitu
yang tersembunyi didalam badan adapun nyawa itu daripada NUR MUHAMMAD
artinya : adapun syareat itu perkataanku tharekat itu perbuatanku Hakikat itu
kediamanku Ma‘rifatitu penglihatanku Dan yang dikatakan : Syareat itu tubuh
RASULULLAH Tharekat itu Hati RASULULLAH Hakikat itu kediaman
RASULULLAH Ma‘rifat itu Rahasia RASULULLAH Maka ma‘na : Tubuh
Rasulullah itu – Roh Rohani Hati Rasulullah itu – Roh Rahmani Hati Rasulullah
itu – Roh Robbani Dan jadinya : Syareat itu hancurkan jadikan tharekat Tharekat
itu hancurkan jadikan hakikat Hakikat itu hancurkan jadikan ma‘rifat Ma‘rifat itu
hancurkan jadikan cahaya Itulah bayang-bayang Allah ta‘ala yang sebenar-
benarnya karena : Syareat itu – Af‘al Allah Ta‘ala Tharekat itu – Asma Allah
Ta‘ala Hakikat itu – Sifat Allah Ta‘ala Ma‘rifat itu – Ujud Allah Ta‘ala Maka
barulah sampai (sempurna) marifat kita pada orang arif billah atau alimullah.
Wallahu alam bissawab. Asal mula-mula kejadian dunia tatkala belum ada sesuatu
, maka Allah ta‘ala sendirinya. Kallahu Ta‘ala atau kallallahu Ta‘ala. Kun fayakun,
maka nur Muhammad sekaliannya lengkap. Maka jadilah nur Muhammad itu.
Apakah artinya Allah ta‘ala ? Jawabnya : hual awalu, wal achiru, wajohiru,
walbathinu. Ia jua yang awal, ia jua yang akhir, ia jua yang zahir, ia jua yang goib
(bathin). Tentang syahadat artinya – tahu akan zatnya, tahu akan sifatnya, tahu
akan asmanya, tahu akan af‘al. dan tahu akan iradatnya. ASYHADU itu artinya
syareat ANLA itu artinya tharekat ILAHA itu artinya hakikat ILALLAH itu
artinya ma‘rifat Syareat itu tempatnya pada lidah Tharekat itu tempatnya pada hati
Hakikat itu tempatnya pada Ruh Ma‘rifat itu tempatnya pada Rahasia ASYHADU
itu artinya Ma‘rifat ANLA itu artinya Tauhid ILAHA itu artinya Iman ILALLAH
itu artinya Islam Soal syahadat yang empat didalamnya yaitu : Ma‘rifat, tauhid,
iman, islam, barang siapa belum sampai pada ketetapan ilmu ma‘rifat. Barang
siapa belum sampai pada ketetapan ilmu ma‘rifat-tharekat, hakekat-syareat ia
membawa kitab ini membawa sesat. Jika engkau tetap didalam syareat, tharekat,
hakekat, ma‘rifat, maka engkau bacalah kitab ini niscaya jalanmu sekalian anbiya
dan mulia,sekalian yang salah-salah. Jalannya ilmu hakekat juga karena syareat.
Hakekat yang tak ada didalam syareat yaitu batal. Barang siapa menghimpunkan
antara keduanya maka itulah yang bernama KAMIL MUKAMIL artinya sempurna
yakni bernama suci. Adapun yang bernama rahasia itu ialah SIR ALLAH. Adapun
kita ini tidak tahu jikalau tidak serta guru yang benar-benar kepada murid. Maka
tiadalah mendapat perkataan-perkataan ini, tidak boleh didengar orang. Karena
ilmu ini tidak ada didalam kitab. Adapun kita ini MENTUBUHKAN
MUHAMMAD JAHIR BATHIN. Maka berbuahlah RUH namanya. Tidaklah kita
genang lagi dihati dan tubuh. Artinya Muhammad jadi tubuh kita kepada hakikat
kita. Maka kita ini bertubuhkan idhafi. Karena kita tidak lagi mengenang atau
mengingat-ingat tubuh bathin dan zahir itu karena yang bernama Muhammad itu
Rahasia Sir namanya. Karena nama rahasia itu banayk sekali namanya. Allah, sifat,
asma, af‘al namanya jua, Muhammad sekalipun itu namanya jua. Adapun yang
sebenar-benarnya Allah itu kepada kita ialah rahasia yang ada pada kita ketahui.
Adapun tatkal jalan hakikat namanya : yang mengata ALLAHUAKBAR. Ber-zat-
ber-sifat-ber-asma-ber-af‘al. tidak lagi tubuhnya menyebut dan tidak lagi yang
mengata itu lidah. Yang mengata itu ialah : ZAT, SIFAT, ASMA, AF‘AL. yang
mengata Allahu akbar itu, atau yang berbagai-bagai itu bunyinya. Didalam
sembahyang itu hanya zat-sifat-asma-af‘al-hayat-ilmu-kodrat-iradat. Itulah yang
mengata tidak dihati lagi. Karena yang bernama zat-sifat-asma-af‘al itu ialah
hayat-ilmu-kodrat-dan iradat. Itulah yang namanya RAHASIA ALLAH TA‘ALA
kepada bathin hambanya yang memerintah didalam diri kita yaitu RAHASIA
ALLAH TA‘ALA. RAHASIA ITULAH YANG BERNAMA :
………………………………………………… Adapun ujar ma‘rifat atau kata
ma‘rifat : Tatkala berdiri sembahyang itu Allah yang ada ia sendiri dan tidak dua
tiga, hanya Allah yang ada, Adapun yang mengata Allahu akbar itu Rahasia Allah.
Ia memuji dirinya sendiri jua. Maka itulah namanya fana kita namanya fana itu
tiada lagi tubuh kita bathin dan zahir dan tidaklah rahasia hati yang mengatakan,
hanya Allah jua yang ada. Karena Allah jua yang bernama rahasia itu,
kehendaknya Allah kepada kita menjadi RASA. Jikalau tidak/tiada RASA, karena
mengenal Allah dan memuji Allah, dan dapat ber-kata-kata dan sebagainya itulah,
seperti dalil : MAN ARAFA NAFSAHU FAQAD ARRAFA ROBBAHU Artinya :
Barang siapa mengenal dirinya, maka ia mengenal akan tuhannya Bab ini pasal
menyatakan asal Nabi ADAM as. unsurnya kepada kita API, ANGIN, AIR,
TAMAN, turun kepada kita. API ITU RUH KITA HURUFNYA ANGIN ITU
NAFAS KITA HURUFNYA AIR ITU RASA KITA HURUFNYA TANAH ITU
TUBUH KITA HURUFNYA Keterangan lainnya : Kejadian tanah itu bernama
syareat Kejadian air itu bernama tharekat Kejadian angin itu bernama hakikat
Kejadian api itu bernama ma‘rifat Syareat itu tubuh kita Tharekat itu nafas kita
Hakikat itu ruh kita Ma‘rifat itu rasa kita Syareat itu umpama kaki kita Tharekat itu
umpama tangan kita Hakikat itu umpama tubuh kita Ma‘rifat itu umpama kepala
kita Jadi yang 4 (empat) ini tak boleh bercerai. SYAHADATAIN Aku bersaksi
tiada Tuhan melainkan Allah, dan aku bersaksi sebenarnya Muhammad itu utusan
Allah. Maksudnya ialah yang dinamakan Tuhan itu ialah kenyataan adanya hidup
kita pribadi. Sebab sebenar-benarnya, sebanyak-banyaknya yang disebut itu tidak
ada, itulah sebabnya, disebutkan tiada tuhan itu menetapkan hanya hidup kita
pribadi. Sebab yang disebut itu, juga yang menyebut. Atau menyaksikan itu juga
yang disaksikan. Artinya : Dia menyaksikan diRINYA sendiri. Sama halnya
dengan ma‘rifatullah dia yang mengenal , dia yang dikenal. Atau seperti puji
qadim bagi qadim. Bahkan si muhaddas memuji si qadim. Maka dari itu NUR
MUHAMMAD itu disebut qadim. Adapun yang dinamakan MUHAMMAD itu :
bukannya Muhammad yang di MEKKAH atau yang dimadinah itu, tetapi yang
sebenarnya adalah cahaya kita pribadi... Itulah sebabnya diakui bahwa dia sebagai
utusan.. Sebab cahaya kita itu pertandanya Tuhan. PAHAMILAH. Masalahnya
adalah : apabila kita benar-benar sampai kepada Tuhan , utusan Tuhan dari diri kita
bahwa utusan itu medatangkan apa ciptamu atau citamu. Maka barang siapa
percaya maka niscaya mendapat kasih ampunan Allah (al-maghfirah) apabila
sudah menerima petunjuk yang demikian itu, harap hati-hati dan waspada didalam
hati, yang hidup kita pribadi. Itulah adanya nugrah dan anugraha... Artinya ,
nugrah itu Tuhan, dan anugraha itu hamba. Sebab sudah senyawa didalam badan
kita pribadi. Janganlah ada ayak dan ragu lagi didalam hati kita semua SAKSI
DAN PENYAKSIAN Yang dinamakan kesaksian : sebab diwaktu menyampaikan
sunnah supaya disaksikan oleh sanak saudara kita sesama muslim, yaitu semua
titah yang dititahkan didalam alam dunia ini diantaranya ; seperti bumi, langit,
bulan, bintang, matahari, api, angin, air dan tanah dan alin-lain sebagainya, supaya
semua menjadi saksi dan menyaksikan bahwa kita sekarang ini sudah mengakui
berdirinya dan adanya Tuhan dan jadi hamba Tuhan, karena Tuhan itu mempunyai
dua sifat : 1. Sifat ketuhanan (lahud) 2. Sifat kehambaan (nasud) Allah adalah
hakikat alam, maka jelaslah bahwa sat itu bermula segala ujud, tidak ada yang ujud
hanya Allah. Kalau sudah jelas dalam hati ma‘rifat akan hakikat ketuhanan itu,
af‘al, sifat, dan zatnya ; itulah yang dikatakan bahagia. Dan tidak merasa lagi apa
yang dimaksud amal kita ,mati ,itu tadi ialah ; mati ma‘nawi/mati fil haqiqat,
hukum mati hisyi, yang sebenarnya kita ini hidup sebelum ada kehidupan alam
ini/dunia fana ini, itulah dia zat yang maha suci, yang tiada huruf dan tiada kata,
tiada suara, tiada isyarat dan tiada bernama, tiada warna dan tiada ruh dan tiada
jasad dan tiada apa-apa; itlah dia JIBU.
—oo0oo— MELEBURKAN DIRI TUJIBUL BADANI SARRIL QALBI
TUJIBUL QALBI SARRIR RUH TUJIBBURUH SARRIN NUR TUJIBUN NUR
SARRIL ANA Artinya HANCURKAN BADAN JADIKAN HATI
HANCURKAN HATI JADIKAN RUH HANCURKAN RUH JADIKAN NUR
HANCURKAN NUR JADIKAN AKU SIRAU ANA : AKU ALLAH (dalam
rahasia).
—oo0oo— NAMA TUHAN YANG DIJADIKAN ADAM : IALAH MUFTI
Keterangan : M : MA‘RIFATUL ..U : UJUDIN ..F : MAFATULILLAHI ..T :
TASRUFIL ..I : IHSAN.
—oo0oo— TAHTINU HAFSANU WATAKARAMU NAFSAHU. Artinya Ia
hendak membesarkan dirinya dan memuliakan dirinya, ia asyik mengasihi
birahinakan kekasihnya maka diliatnya dirinya dengan asyik NUR MUHAMMAD.
—oo0oo— Jadi yang tidak ada maujud didalam ujud ini hanya Allah, Adam pun
tiada maujud dengan seendirinya. Tetapi ia maujud dengan ujud Allah Ta‘ala yang
hakiki, dan fana dibawah ujudnya. Jadi kalau begini jelaslah kepada kita bahwa
alam ini madjhor ujud Allah Ta‘ala jua. Maka nyatalah ujud makhluk adalah
waham dan hayal jua, kalau dinisbahkan kepada ujud Allah Ta‘ala yang hakiki dan
fana dibawah ujudnya, jadi nyatalah bahwa ; Allah, Muhammad, Adam adalah
satu. Insan kamil pun Allah jua. Adam dan Muhammad pun pada hakikatnya.
HADITS QUDSYI Artinya : Aku menyaksikan hidupku sendiri sebenarnya tiada
Tuhan selain aku. Dan aku juga bersaksi bahwasannya Muhammad itu utusanku
dan sebenarnya yang bernama itu AKIDAHKU, RASUL ITU RASAKU, dan
Muhammad itu CAHAYAKU, akulah Tuhan yang hidup yang tiada mati-mati
,yang ingat tiada kekal tiada berubah pada kenyataan ZAT , Akulah yang hawas
lagi tahu, tiada samar akan sesuatu. Akulah yang kuasa dan yang menguasai dan
akulah yang maha bijaksana. Dan maha suci aku, maha adil dan maha pengasih
dan maha penyayang aku, dan sembahlah aku/kenallah aku. Jadi hadits qudsyi
yang diatas ini tadi bukanlah dibaca begitu saja, maksudnya ialah untuk pribadi
kita sendiri. Beranikan dalam soal ini dan jangan takut dan jangan gentar, Tuhan
beserta kita. Jadi bolehlah kita mengatakan bahwa kita ini termasuk golongan yang
sedikit atau golongan FIAH QALILLAH sedikit tapi bermutu. Orang awam dan
orang alim belum sampai kepada tingkat ini. Orang awam dan orang alim hanya
sampai kepada tingkat ilmu belaka. Belum lagi sampai kepada derajat haqiqat,
ilmu dan ma‘rifat. Jadi sekarang yang penting sekali adalah untuk pribadi kita
sendiri. Jadi yang dinamakan Allah itu adalah : af‘alnya, dan yang disebut Rasul-
rasul itu ya Muhammad, dan Muhammad itu sebenarnya adalah cahaya kita jua.
Maka jelaslah yang sebenarnya hidup kita ini adalah hidupnya Tuhan Allah. Bukti
nyata dalil qur‘an mengatakan : bahwa Tuhan Allah itu kuasa menghidupkan yang
mati, adanya mati itu ya dari hidup. Justru hidup kita pribadi berasal dari yang mati
dan akhirnya tiada mati-mati dan tetap hidup di dunia dan di akhirat dan tiada
pernah lupa akan hidup kita, tanpa perubahan dan tanpa bergeser dalam keadaan
kenyataan sejati. Itulah dia kesempurnaan hidup. Dan tiada merasa apa yang terang
cahaya jauh dipandang. Hendak mendekat dalil dan menaruh dibelakang.
Penyeberang dari anak dan dalil menang terlarang. Hati rindu tidak diperdulikan.
Biar bahaya, terus berjuang Tuhan mengampuni pahlawan sejati. Qur‘an dan hadits
khusus pedoman ..Baiklah aku serukan ; agar supaya lebih mendalam, tiada batas
menurut qur‘an tiada seorang makhluk sanggup menghalangi jangan perduli
ocehan orang sebagai penghalang memuji Tuhan. Yakin dan bulat didalam bulan,
menunjukkan Tuhan khalikul alam. TUHAN ALLAH ADA BERPERI SETIAP
INSAN HARUS DIBERI ASAL TUAN SUDI MENCARI TUHAN ALLAH
DIDALAM DIRI [KITAB DIRI YG TERSEMBUNYI] ‫ميحرلا نمحرلا هللا‬ ‫(بسم‬KITAB
DIRI YG TERSEMBUNYI) Inilah kitab yang membicarakan sebelum alam ini
dijadikan. Bermulah Allah menjadikan Nyawa Muhammad, lalu Tuhan melihat
kedepan tiada sesuatu yang dilihatnya, kemudian melihat ke belakang, kekanan,
dan kekiri namun tiada melihat sesuatu pun. Sedangkan Ia ingin disembah dan
dipuji, tidak ada yang memuji dan menyembahnya. Maka dijadikanlah dirinya
didalam dirinya, kemudian melihat ke atas dan dikatakannya ( ALIF ), keluarlah
Nur, inilah Rahasianya Muhammad, melihat ke atas jadilah Arsy. Melihat ke
bawah jadilah Rahasianya. Kemudian Tuhan melihat ke depan dan dikatakannya (
I ), keluarlah Nur, inilah Nyawanya Muhammad, melihat ke atas jadilah Kursiyah,
melihat ke bawah inilah Nyawanya. Kemudian Tuhan melihat ke kanan dan
dikatakan ( U ), keluarlah Nur menjadi hatinya Muhammad, melihat ke atas inilah
syurga melihat kebawah menjadi hatinya. Kemudian Tuhan melihat ke kirinya
dikatakannya ( HA ), keluarlah suatu Nur, inilah Misalnya Muhammad, melihat ke
bawah jadilah misalnya. Kemudian Tuhan melihat ke belakang dan dikatakannya (
HU ) , keluarlah suatu Nur yang menjadi akalnya Muhammad, melihat ke atas
jadilah Lauh-Mahfud, melihat ke bawah jadilah akal Muhammad. Kemudian
Tuhan melihat ke bawah dan dikatakannya ( HU ), keluarlah suatu cahaya, inilah
bayang-bayangan Muhammad, melihat ke atas inilah hati kecil, melihat
kebawahnya jadi Rupa. Kemudian Tuhan melihat kedalam diri-Nya, inilah yang
menjadi Hatinya Muhammad, inilah yang dinamakan Halus. Melihat keatas inilah
yang menjadi Rasa. Melihat kebawah inilah yang menjadi Air Mani. Kemudian
Tuhan melihat ke sekeliling-Nya, dikatakan-Nya (HUA HUA) menyebarlah
cahayanya, maka jelaslah Nur Muhammad didalam cahayanya laut kenyataannya
Allah Ta‘ala didalam cahayanya Muhammad, dikatakannya dirinya Tuhan, maka
dinampakkanlah dirinya Tuhan dihadapan Muhammad, kemudian Tuhan berkata;
―Jadi adakah engkau yang menjadikan dirimu sehingga engkau melupakan
Nyawamu disujudkan di Baitul Maujudi?‖ Maka berkatalah Muhammad: ―Engkau
baru kulihat, maka sebaiknya kita masing-masing bersembunyi, barang siapa yang
didapat itulah yang menjadi Hamba, yang tidak dapat diketemukan itulah yang
menjadi Tuhan‖. Bersembunyilah engkau Muhammad terlebih dahulu, Aku yang
mencari. Maka bersembunyilah Muhammad di Wajah, di ingatan, di akal, namun
setiap persembunyiannya senantiasa diketemukan oleh Tuhan. Berkatalah
Muhammad, bersembunyilah, aku yang mencari. Maka bersembunyilah Tuhan di
waktu 5 (lima), namun Nur Muhammad tidak menemukannya. Maka berkatalah
Tuhan: ―Carilah aku sungguh-sungguh, kemudian Tuhan berpindah
menyembunyikan dirinya di Rahasia, juga Muhammad tidak menemukannya.
Sehinga Muhammad berseru: ―Dimanakah Engkau bersembunyi, sedangkan suara-
Mu kedengaran tapi aku tak melihat?‖ Maka Tuhan berkata: ―Aku bersembunyi di
Rahasia‖ Lalu Muhammad mencarinya di Rahasia, namun Muhammad tidak dapat
membuka matanya, dikarenakan cahaya terang yang tidak dapat ditembus,
sehingga Muhammad berkata: ―Sudahlah nyatakanlah diri-Mu, Engkaulah yang
menjadi Tuhan‖ Maka berkatalah Tuhan: ―Mana tanda kepercayaan-Mu dan
dimana letak berdiri kepercayaanmu?‖ Maka dikatakanlah Muhammad:
―ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH", lalu Tuhan menjawab: ―WA
ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAH‖. Ketahuilah olehmu
Muhammad ―Rupa‖ itu Sifat-Ku dan nama bagimu, ―Waktu‖ itu Sifatmu.
Berkatalah Muhammad: ―bagaimana sehingga Wajah itu namaku sedangkan
adalah Sifat-Mu? Berkatalah Tuhan : adalah Rupa (Wajah) itu namamu dan Sifat-
Ku, karena itulah Aku ingin disembah, dipuji, dikenal, dikasihi, digembirai,
sedangkan semua itu tidak dapat dilakukan-Nya. Sehingga dengan demikian
kujadikan diri-Ku dalam diri-Ku. ―Waktu‖ itu Nama-Ku dan Sifat itu Rupa-Ku,
sebab Aku jugalah yang sembah diri-Ku. Sesuai dengan dalil: Artinya: Adapun
yang disembah dan menyembah itu satu. Jadi Aku yang memuji diri-Ku, dan
mengasihani diri-Ku, dan engkau kujadikan yaa Muhammad Akulah yang
menjadikan diri-Ku, dalam diri-Ku, adamu itu ada-Ku-lah itu. Kenyataanmu itu
kenyataan-Ku-lah itu. Ketahuilah olehmu Muhammad Ada-mu pada Nama-Ku
yang sesungguhnya di dirimu. Adapun Sifat-Ku, ada pada DIAMMU Adapun
Rupa-Ku, ada pada I‘TIKADMU Adapun Diri-Ku, ada pada MANFAATMU
Adapun Lahir-Ku, ada pada GERAKMU Adapun Perbuatan-Ku, ada pada
PERBUATANMU Adapun Rahmat-Ku, ada pada PERKATAANMU YG BENAR
Adapun kehendak-Ku, ada pada HAJATMU Adapun kekekalan-Ku, ada pada
HATIMU YG BAIK, TEMPATNYA MUHAMMAD. Fungsi-Fungsi Yang
Dibebankan Allah Swt. 1) Fungsi Rahasia, Kebenaran dan Alam 2) Fungsi Nyawa,
Penglihatan dan Nama-Ku 3) Fungsi Hati, Niat dan Pengenalan 4) Fungsi Ingat,
Angan-angan dan Kekuasaan 5) Fungsi Akal, Yang Nyata dan Kebingungan 6)
Fungsi Bayang-bayang, Kepintaran dan Kebodohan 7) Fungsi Nur, Pertimbangan
dan Pengetahuan. TANYA: Apa sebabnya Engkau jadikan yang tujuh itu?
JAWAB: Aku jadikan yang tujuh itu sebab Aku ingin disembah. TANYA:
Dimanakan yang disembah dari yang tujuh itu? JAWAB: Aku disembah Nur pada
bayang-bayang ―Bayang-bayang, Ingat, Hati, Nyawa, Rahasia, di Diri-Ku, dan
Akulah yang sembah diri-Ku" TANYA: Apa penyembahan Rahasia Pada-Mu Yaa
Allah? JAWAB: Penyembahan Rahasia itu, ketika ia mengatakan : ―A‖
Penyembahan Nyawa itu, ketika ia mengatakan : ―I‖ Penyembahan Hati itu, ketika
ia mengatakan : ―U‖ Penyembahan Ingat itu, ketika ia mengatakan : ―Ha‖
Penyembahan Akal itu, ketika ia mengatakan : ―Hi‖ Penyembahan Bayang-bayang
itu, ketika ia mengatakan : ―Hu‖ Penyembahan Nur itu, ketika ia mengatakan :
―Engkaulah Yang Kusembah Yaa Allah‖ Adapun kenyataannya Rahasia: ―A‖
Adapun kenyataannya Nyawa: ―I‖ Adapun kenyataannya Hati: ―U‖ Adapun
kenyataannya Ingat: ―Ha‖ Adapun kenyataannya Akal: ―Hi‖ Adapun kenyataannya
Bayang-bayang: ―Hu‖ Adapun kenyataannya Alif, Rasa, Nyawa Muhammad:
"Mani" Adapun Perbuatan Muhammad itu: ―Antara‖ Adapun yang dinamakan:
―Nama Dirimu‖ artinya ―Kita Berdua Berdiri, Akulah itu Muhammad. Adapun
yang dinyatakan: ―Engkaulah itu Muhammad, itulah dinamakan kata ―HIDUP
TAK MATI‖ artinya yang disuruh dan yang menyuruh. Yang mengetahui hal itu
serta dibenarkannya, panjang umurnya, dan disukai oleh para penguasa, dipercaya
oleh orang lain, dihindarkan dari bahaya ujian Tuhan. Ketahuilah pula
kemunculannya NUR: Nur muncul pada bayang-bayang dan Bayang-bayang
muncul pada ,Akal Akal muncul pada Ingat ,Hati muncul pada Nyawa ,Nyawa
muncul pada Rahasia ,Rahasia muncul pada Nur ,Nur muncul pada Tuhannya. Dari
situlah kita datang dan disitu pula kita kembali. Maka kenalilah Aku sungguh-
sungguh Muhammad bahwa, ―Kita tidak berpisah‖ Aku jadikan segala sesuatu
karenamu, sedang engkau untuk-Ku. Muncullah engkau pada kenyataan, Ku
nyatakan engkau dan Ku lindungi engkau. Adapun kenyataan serta pengertian Alif
itu bersumber dari titik atau Zarra atau Nyawa-berlindung. Yang dinamakan
Nyawa berlindung yakni Rahasia atau Cahaya Zat dan Sifat itulah yang
memperkenalkan Tuhan. Adapun iman itu tempatnya Rahasia, Artinya Rahasia
adalah Cahaya Hati-Nurani, ketika baris atas, bawah dan titik itu terbagi, maka
jadilah 4 (empat) huruf, pertama ALIF, kedua LAM dimuka, ketiga LAM
dibelakang, dan keempat HA, inilah lafasnya (Allah SWT). Nyawa muhammad
dinamai Ma'rifat ,Nyawa kita dinamakan Haqiqat ,Angan angan kita dinamakan
Thariqat ,Tubuh kita dinamakan Syariat ialah pengetahuan tentang pengenalan diri
didalam Tubuh kita. ..Apabila Nyawa itu melihat pada Allah SWT: Rahasia
namanya. Apabila Nyawa melihat pada Alam: Iman namanya. Apabila Nyawa
melihat pada Akhirat: Nyawa namanya. Apabila Nyawa melihat ke dunia: Badan
jasmani namanya. Apabila Nyawa melihat kepada badan jasmaninya: hati kecil
namanya. Artinya : Adapun ilmu pada Allah, kebodohan terhadap sesuatu, Adapun
ma‘rifat kepada Allah, menyangkali diri, Adapun bertauhid kepada Allah, keheran-
heranan. Nabi Muhammad SAW berkata kepada Ali: ketahuilah bahwa keluar
masuknya nafas itulah yang dikatakan sembahyang bathin selamanya tidak
membedakan antara siang dan malam dan diwaktu tidur dan diwaktu jaga. Apabila
nafas keluar dikatakannya "LAA" Apabila nafas masuk dikatakannya "HU" Itulah
nama Tuhan serta nama Nabi yang tidak berpisah atau dinamakan ―SYAHADAT-
DUA‖
Keluar nafas: "Sunnah" Shalat dirinya Tubuh Masuk nafas: "Fardhu" Tanda
kematiannya :
• Ada yang dilihat seperti keranjang cermin, didalamnya ada orang seperti
wajahnya diwaktu ia masih muda.
• 40 (Empat puluh) malam sesudah ia melihat lalu ia meninggal, empat puluh
malam didalam kubur, lalu naik ke syurga pertama. Keluar nafas: "Ilmu" Shalat
dirinya Iman dan Masuk nafas: "Pengetahuan" Tanda kematiannya : Ada yang
dilihat seperti lampu lilin dikepalanya, terus naik ke langit
• Tiga puluh (30) malam sesudah ia meninggal, sekian malam didalam kubur lalu
naik ke syurga yang kedua. Pegangannya pada Qur‘an 30 juz... Keluar nafas:
"Dunia" Shalat dirinya Akal ..Masuk nafas: "Akhirat" Tanda kematiannya : Ada
yang dilihat dikepalanya cahaya keluar, lalu naik ke langit
• Dua puluh malam setelah itu lalu ia meninggal, sekian malam ia didalam
kuburnya ia naik kelangit ketiga. Pegangannya ―Sifat Dua Puluh‖ Keluar nafas:
"Hamba" Shalat dirinya Ingat ..Masuk nafas: "Tuhan" Tanda kematiannya : Ia
melihat sesuatu seperti telur, didalamnya ada seperti masjid, cermin didalamnya,
ada orang seperti wajahnya diwaktu mudanya.
• 13 (tiga belas) malam berikutnya ia meninggal, sekian malam pula ia didalam
kuburnya lalu ia naik ke syurga yang ke 4 (empat). Berdirinya Rukun 13. Keluar
nafas: "Sifat" Shalat dirinya ,Hati Sanubari Masuk nafas: "Zat" Tanda
kematiannya: Ia melihat nur yang berdiri di pusatnya, seperti terangnya bulan ke
14, didalamnya ada orang seperti wajahnya diwaktu mudanya.
• Lima malam sesudahnya ia meninggal, dan sekian lama juga dikuburnya, ia naik
ke syurga yang ke lima. Keluar nafas: "Nabi" Shalat dirinya ,Hati Nurani ...Masuk
nafas: "Tuhan" Tanda kematiannya: Ia melihat ―seperti rambut‖ berdiri diantara
kedua matanya sampai ke syurga, di dalamnya ada Nur yang merah seperti
matahari.
• 3 (tiga) malam sesudahnya ia meninggal, sekian malam juga di dalam kuburnya,
ia naik ke syurga yang ke 6 (enam). Penerapannya dalam tafakkur : ― Mulut
ditutup, nafas melalui hidung‖. Keluar nafas: "Rupa Tuhan" Shalat dirinya ,Nyawa
...Masuk nafas: "Wali Tuhan" Tanda kematiannya: Ia melihat seperti busa-busa
emas sampai di langit (bulan) berdiri diantara kedua kening seperti ―rambut yang
hijau‖ melekat di Arsy, ada juga seperti bulan 14 munculnya.
• 1 (satu) malam kemudian ia meninggal, semalam juga dikuburnya ia laik ke
syurga yang ke 7 (tujuh). Diberikan perasaan seperti orang yang sedang
bersetubuh ni‘matnya. Inilah berdirinya ―Jibril‖. Keluar nafas: "HU" Shalat dirinya
,Rahasia ...Masuk nafas: "HU" Tanda kematiannya: Ia melihat permata yang jernih
gilang gemilang, menjadi orang seperti dimasa mudanya, bercahaya wajahnya dan
dirinya. Itulah ―Halus Kita‖ keluar, itulah juga Nur, Itulah juga yang menjadi
Tubuh kita. • Pada saat lepasnya Nyawa, diberikan perasaan seperti keluarnya
mani. Pada hari kematiannya itulah ia dikuburkan, hari itu juga ia naik ke syurga
yang ke 8 (delapan) di ―Arsy Kursyiyah‖.
• Inilah yang tidak menunggu bacaan talqin. Inilah berdirinya Muhammad, Inilah
yang dinamakan: → ―shalat yang kekal dan berkepanjangan‖. → Tali yang tidak
putus pada Allah. → Kain Kafan yg tidak hancur Jika kita berdiri untuk shalat,
pada haqiqatnya ALIF itulah yang berdiri untuk shalat. Maksudnya: Naikkan
terlebih dahulu nafasmu kemudian berdiri, artinya: Nyawa yang terlebih dahulu
berdiri, kemudian Tubuh ,sebab tidak mungkin Tubuh yang dapat mendirikan
Nyawa, sebaliknya Nyawa itulah yang mendirikan Tubuh. Jangan bertentangan
perbuatan Tubuh dengan Nyawa, karena yang demikian itu sama halnya dengan
orang yang menyekutukan Tuhan. Hal ini diibaratkan bahwa, Nyawa itu ibarat
Imam terhadap Tubuh, sudah tentu Imam itu terdahulu yang berdiri kemudian
ma‘mum. Itulah sebabnya maka ―Imam‖ itu wajib diketahui. Bilamana ada orang
yang bertanya siapa Imammu dalam shalat, maka jawablah bahwa ―Al-Qur‘an
itulah Imamku‖... Apa artinya Al-Qur‘an itu?... Al-Qur‘an itu Kalamullah atau
perkataan Tuhan, dan Tuhan itu bersifat Qadim, jadi Al-Qur‘an itupun Qadim. Jadi
pada haqiqatnya Tuhan itulah Imam, tanpa demikian ini berarti shalatnya tidak sah.
Sebab yang dimaksudkan shalat disini ialah Dzahirnya perbuatan. ―Dzahir‖ artinya
perbuatannya Tuhan pada diri kita. Allah juga pada haqiqatnya. Sehingga kita
bersatu kata atau sekata dengan Imam (Imam dengan Ma‘mum). Dikatakan
―Imaman Lillahi Ta‘ala‖, artinya Imam karena Allah Ta‘ala. Dikatakan
―Ma‘muman Lillahi Ta‘ala‖, artinya Ma‘mum karena Allah Ta‘ala. Imam itulah
yang menggerakkan ma‘mum, demikian pulalah Nyawa itulah yang menggerakkan
Tubuh, dan tidaklah Nyawa itu dapat bergerak jika tidak karena kehendak
Tuhannya.
Bila hendak Ruku‘, turunkan nafasmu dahulu, kemudian badanmu ruku‘.
Begitu pula I‘tidal (Sami Allahu Liman Hamida), naikkan kembali nafasmu,
kemudian tegak.
Sujud juga demikian, turunkan dahulu nafasmu, kemudian sujud.. Lawan sujud
juga demikian, naikkan dahulu nafasmu, kemudian mengangkat kepala (kembali
duduk). Demikianlah Nafas itu diikuti naik turunnya, begitulah Imam para Nabi
termasuk Nabi Muhammad saw, dan para Wali. Inilah yang dikatakan “IMAM
TANPA DI IMAMI”.
Bila ada orang yang memakai (memperkenalkan) hal ini, maka itulah orang yang
sah dijadikan Imam. Jadi bila ada orang yang menjadi Imam sedang ia tidak
mengetahui hal ini, sedang Ma‘mumnya ada yang mengetahui, maka dikatakanlah
“IMAM YANG DI IMAMI OLEH MA‟MUM”.
Selanjutnya bila sudah membuang Takbiratul Ihram, tahanlah nafasmu sebentar,
itulah yang dikatakan “Lenyap Kepada Nur Muhammad”. Adapun yang
dibicarakan masalah Nahwu dan Sharaf, ―huruf‖ Baris, dan Lagunya‖. Jadi hanya
masalah ―Lafaz‖. Bila dikatakan bahwa ―Kata-Kata Tuhan Itu Bukan Huruf,
Bukan Suara, Bunyi, Tidak Berawal, Tidak Berakhir, Dan Tidak Tasdik‖, maka
bingunglah orang-orang Nahwu dan Sharaf. Sebab bukan Huruf. Bahkan baris tiga
Alif itu tidak dilihat oleh Nahwu dan Logat. Sebab huruf tidak bersambung. Sebab
Alif yang ditulis dengan tinta itu menunjuk kepada Alif yang bukan tinta.
Sedangkan Alif yang bukan tinta itu menunjuk kepada kata-kata Tuhan. Bila tanda
kematian telah tiba, maka hal yang sangat penting untuk dilakukan adalah:
- Perbanyaklah bertobat kepada Allah swt, atas segala kesalahan-kesalahan yang
pernah diperbuat lahir maupun bathin, besar atau kecil, sengaja maupun yang tidak
disengaja.
- Perbanyaklah berdzikir kepada Allah swt: - Laa Ilaaha Illallah - Allah, Allah -
Hua, Hua - Ah, Ah - Serahkan dirimu sepenuhnya, artinya gaibkan dirimu kepada
Nur Muhammad, dengan demikian sampailah engkau atau kekallah engkau pada
Zat Allah swt, Sebab mustahil akan bercerai Nur dengan yang punya Nur, laksana
matahari dengan cahayanya. Insya Allah selamatlah engkau. - Sangkalah dirimu
didalam rahmat Tuhanmu, jika engkau menyangka dirimu disiksa, maka disiksalah
engkau, bila menyangka dirimu diselamatkan dari segala bahaya, maka
diselamatkanlah engkau. - Adapun tanda itu harus, artinya: boleh jadi ada, boleh
jadi tidak ada, tergantung kepada kehendak Allah swt. Hanya kematian itu yang
pasti adanya. Adapun tanda kematian itu sebagai berikut:
- Melihat Nur yang lebih terang dari cahaya matahari. - Melihat ke langit tujuh
susun tanpa halangan sampai pada Arsy Qursyiyah. - Melihat Nur yang terang,
tiba-tiba ada seorang laki-laki berpakaian hijau berdiri disebelah kananmu lalu
memegang telunjukmu dan berkata; ―Lupakan saja dunia yang gelap ini, akhirat
itulah yang terang, kesanalah engkau, dan Allah lebih mengetahuinya‖,
Muhammad itu yang mendatangimu dan katakanlah: ―Asyhadu An Laa Ilaaha
Illallah, Wa Asyhadu Annaka Muhammadan Rasuulullah‖ Artinya: Aku bersaksi
bahwa Tiada Tuhan selain Allah, dan Anda adalah Muhammad Rasulullah. -
Selanjutnya melihat Nur yang tidak dimengerti tak ada seumpamanya, muncul lalu
lenyap, muncul lagi dan segala sesuatu sudah pada sujud, itulah tanda akhir
hidupmu di dunia ini, tidak akan kembali lagi untuk selama-lamanya. - Adapun
perasaanmu lebih nikmat daripada bersetubuh antara suami dengan isteri. Biasa
saja terjadi kalau diketahui jalannya, dan sehubungan dengan hal itu ada hadits
Qudsi yang menunjangnya, yang artinya: ―Ingatlah Aku (Allah) diwaktu
senangmu, maka Aku (Allah) mengingatmu diwaktu susahmu‖. Pertanyaan: -
Manusia diwaktu senang, kapan? Dan manusia diwaktu susah, kapan? Dan
bagaimana caranya mengingat Allah diwaktu senang? - Adapun orang yang biasa
mendapatkan kenikmatan itu, tanda-tandanya: Basah disekitar alat kelaminnya,
karena keluarnya air mani ketika berpisahnya Tubuh dengan Nyawa. - Sewaktu
mengucapkan Laa Ilaaha: niatkan dirimu lenyap bersama Nur Muhammad pada
Dzat Allah - Kemudian mengucapkan Illallah: niatkan dirimu kekal bersama Nur
Muhammad pada Dzat Allah. Lailahailallah: - Laa Ilaaha, artinya menafikkan atau
meniadakan - Illallah, artinya mengisbatkan atau mengadakan pada wujud Allah.
- Hati yg menarik, Nyawa yang ditarik, Rahasia tempat menarik. - Cahaya Cermin
itu adalah tempat Manusia - Cahaya Intan itu adalah tempatnya Muhammad -
Cahaya Jamrud itu adalah tempatnya Allah swt - Maka dimasukkanlah diri-Nya
didalam Cahaya Cermin, kemudian berpindah ke Cahaya Intan, kemudian ke
Cahaya Jamrud didalam Nur Ilahi bersama Muhamad - Demikianlah cara
pengembalian serta pengekalan para Aulia Allah.
- Ketahuilah bahwa: - Dzat Allah itu bathin pada Nyawa Muhammad, sehingga
tidak ada pemisahan antara Hati Nurani (Nyawa kita) dengan Nyawa Nabi kita
serta Dzatnya Allah, artinya: tubuh itu dapat bergerak, berkehendak, kuasa, hanya
karena perintah dari Nyawa kita. Sedangkan Nyawa dibawah perintah Nur
Muhammad, sehingga ia dapat bergerak, kuasa dan mengetahui. - Adapun Nyawa
Muhammad, nyata pada Dzatnya Allah, menurut dalil yang mengatakan Artinya:
Seandainya bukan karena engkau Muhammad, Aku tidak menjadikan segala
sesuatu. Arti Haqiqatnya: ―Tidak berpisah Nur dengan yang punya Nur‖.
Mengenal Allah, Dzat, Sifat, Asma, Af‘al, Diri, Tubuh, Hati, Nyawa, Rahasia,
itulah bernama ―Insan‖ atau ―Tuhan‖. - Yang memerintah Tubuh kita, Af‘al
(Perbuatan) pada Allah - Yang memerintah Hati kita, Nama pada Allah - Yang
memerintah Nyawa kita, Sifat pada Allah - Yang memerintah Rahasia kita, Dzat
pada Allah . Sabda Nabi Muhammad SAW Artinya : Pengenal pada diri ada
empat: Tubuh, Hati, Nyawa, dan Rahasia. Artinya : Beginilah pengenal pada diri
(tubuh) kita serta Tuhan. Artinya : Ketahuilah Kekuasaan Tuhan dan Kehendaknya
dalam segala sesuatu tiada yang mencampurinya. Artinya : Semua kata-kata dan
kalimat itu adalah kata-kata dan kalimat Tuhan. Artinya : Pengenalan dengan
meng-Esakan (men-Tauhidkan) Allah. Artinya : Tidak sempurna Islam seseorang,
kecuali mengenal Iman, Yang dikatakan orang beriman ialah, orang yang
―Mengenal Dirinya, Mengenal Tuhannya‖. Artinya : Hati orang beriman, Rumah
Allah.

NAFAS: Adapun bilangan keluar masuknya nafas dalam sehari-semalam sesuai


dengan bilangan huruf Al-Qur‘an = 32.005.345 (tiga juta lima ribu tiga ratus empat
puluh lima).
SYAHADAT : Adapun Syahadat itu, ―Hidupnya‖ Allah yang dijadikan Tubuh
pada kita. Isyaratkan bahwa Tubuh kita tidak bercerai dengan Hidupnya Allah swt.
SATINJA: Adapun Satinja itu, Cahaya Allah yang menjadi kesucian pada hati
kita, menjadi rumah-Nya orang mu‘min. Isyaratkan bahwa kesucian kita tidak
berpisah dengan Nur Allah swt. Jadi Hati kita tidak terpisah dengan Halusnya
Allah swt.
JUNNUB' : Adapun Junnu itu, Halusnya Allah yang dijadkan Rasa Ni‘mat pada
diri kita. Di isyaratkan, tidak berpisah ni‘mat kita dengan Halusnya Allah swt.
PERSETUBUHAN: Sebelum melaksanakan malam pertama bagi pengantin baru
(juga bagi pengantin lama kalau belum pernah melaksanakannya), hendaknya
melakukan terlebih dahulu ―Nikah Batin‖. Seorang suami jangan hanya mengawini
isterinya hanya tubuh kasarnya saja, tapi yang harus dikawininya ada 6 (enam)
macam, yaitu : 1) Tubuh 2) Hati 3) Nyawa 4) Rahasia 5) Tubuh Halusnya 6)
Maunya Seorang suami harus meminta halalnya dari isterinya keenam macam itu.
Kalau tidak tahu silahkan tanyakan kepada yang tahu. - Dimisalkan makanan yang
telah dihidangkan: - Maka sebelum dimakan diucapkanlah dzikirnya Tubuh, Hati,
Nyawa, Rahasia. - Pada suapan pertama: dikatakan "A" Tidak disentuh lidah.
Inilah suara mula jadi. - Pada suapan kedua: dikatakan "I, U" jangan disentuh
lidah. Inilah ―Junnu‖. Selamat dunia & akhirat. - Jika sudah berulang-ulang kali
suapannya, dikatakanlah "A" sebab itulah yang tidak disentuh tulisan, jangan
dilupakan sampai selesai. Beginilah cara Ali dengan Fatimah. - Dalam buku Yoga
dan sex, dalam waktu sekejap mata, sepasang suami isteri yang mencapai klimax
dari hubungan sexnya, akan lebih dekat dengan Allah swt. Justru itu jangan kerja
seperti alu, tidak ada hasil. Jadi kalau kerja pasti ada hasilnya. Apakah : - Manusia
berilmu? - Manusia berpangkat? - Manusia berharta?, dsb...Mudah-mudahan
mengerti maksudnya. - Nabi Khaidir a.s: Bagaimana yang dikatakan ―Awal
Permulaan? → Nabi Muhammad saw: Barang siapa yang mengetahui tentang awal
permulaan ini, maka Allah Swt, mengampuni segala dosa-dosanya serta kedua
orang tuanya, begitu pula segenap sanak keluarganya dan familinya, jauh maupun
dekat, diampunkan segala dosa-dosanya dunia dan akhirat. Sewaktu kita masih
berada di dalam pengetahuan Allah Swt., kemudia pindah kepada kenabian (alam
nubuah) dan juga kita masih pada Angin, Air, dan Tanah. - Nabi Khaidir a.s: Siapa
nama kita pada awal permulaan? → Nabi Muhammad saw: Adapun mula-mula
nama kita pada Allah Ta‘ala : - bagi laki-laki bernama ALI‖ - bagi perempuan
bernama ―FATIMAH‖. - Sewaktu kita tinggal pada Darah - 1 bulan - 2 bulan - 3
bulan - 4 bulan - 5 bulan - 6 bulan - 7 bulan di dalam rahim ibu lengkaplah Tubuh,
maka dibacakan ―Al-Hamdu‖ - 8 bulan di dalam rahim ibu dibacakanlah ―Qul
Huwallaahu Ahad‖ - 9 bulan di dalam rahim ibu maka Tuhan berkata: "Bersiap-
siaplah untuk keluar ke dunia, disambut dengan malaikat dan rezeki yang murah,
banyak, atau sedikit, demikian pula umurmu panjang atau pendek". Berkata
syahadat pada Tuhan: Saya takut yaa Tuhan. Kenapa engkau takut sedang Aku
yang menyuruhmu? Saya takut sebab saya belum tahu siapa namamu yaa Tuhan.
Tuhan berkata: Alif namaku. Syahadat berkata: kalau begitu sama dengan kita.
Tuhan berkata: Siapa namamu? Syahadat berkata: Alif juga namaku. Kalau begitu
sama namamu dengan nama-Ku. Ketahuilah Aku, agar engkau Ku ketahui juga.
Kenalilah Aku, agar engkau Ku kenal pula. Dengan cara bagaimana aku
mengetahui yaa Tuhan? Tuhan menjawab: ―Yaitu dengan baris diatas (A). itulah
sebabnya tangis pertama bayi lahir kedunia. Bila ada orang yang bertanya
kepadamu, bagaimana pengetahuanmu pada Allah Ta‘ala sehingga engkau
dinamakan orang yang berma‘rifat. Katakanlah kepadanya: ―saya mengetahui
dengan pengenalannya sendiri, tempat saya melihat dan mengetahui, artinya
dengan pengetahuannya saya mengetahui, dengan pengenalannya saya
mengenalnya‖. Ketahuilah olehmu tentang ―Rahasia Mati‖ sebelum mati. Barang
siapa yang telah mengetahui hal tersebut, berarti itulah orang yang telah
mempersiapkan dirinya bagi Tuhannya, dan Tuhanpun tersedia baginya. Yang
dimaksudkan ialah : - Mandikan dirimu, bukan dengan air - Bungkus dirimu,
bukan dengan kain kafan - Sembahyangi dirimu sebelum matimu - Kuburkan
dirimu, bukan dengan tanah Karena sesungguhnya Tuhan telah berkata bahwa bagi
hamba-Ku yang demikian itu, itulah yang tidak bercerai dengan Aku, dan lepas
dari segala tuntutan dunia dan akhirat. Itulah hamba yang beriman sungguh-
sungguh dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah Ta‘ala semata. Adapun
kematian itu ada 4 (empat) tingkat, yakni : 1) Kematian Syariat: Yaitu
mengucapkan dzikir Laa ilaaha Illallah pada akhir kematiannya 2) Kematian
Thariqat: Yaitu mengucapkan dzikir Allah, Allah pada akhir kematiannya 3)
Kematian Haqiqat: Yaitu yang mengucapkan dzikir Huwa, Huwa pada akhir
kematiannya 4) Kematian Ma‘rifat: Yaitu mengucapkan dzikir Ah, Ah, pada akhir
kematiannya → Tanda-tanda Kematian Syariat: Yakni Hancur tubuhnya dalam
kubur → Tanda-tanda Kematian Thariqat: Yakni tubuhnya tidak rusak dan kering
→ Tanda-tanda Kematian Haqiqat: Yakni Tubuhnya utuh dan rambutnya serta
kukunya bertambah panjang, wajahnya bercahaya-cahaya. → Tanda-tanda
Kematian Ma‘rifat: Yakni tubuhnya lenyap dalam kubur, diambil oleh Malaikat,
dibawa ke Tanah Suci menjadi ―Wali Allah‖. → Yang dikatakan ―sudah
membungkus diri sebelum mati ialah: Lenyapkan Tubuhmu kedalam hatimu. →
Sudah memandikan diri sendiri bukan dengan air ialah : Lenyapkan dirimu dilaut
adanya Allah. → Sudah menyembahyangi diri sendiri, ialah Rahasiamu lenyap
pada Nur Muhammad, Nur Muhammad lenyap pada Nur Allah. → Tetapkan
hatimu dalam keyakinan bahwa Tuhan itu Esa adanya. → Bila sudah ada nur yang
tiada seumpamanya, sedang masih ada perasaan sakit dirasakan, itu belum yang
sebenarnya. Jangan di ikuti. → Bila sudah merasakan ketenangan dan kenikmatan
semata dan seluruh perasaan telah sujud, berarti yakinilah bahwa Tuhanmu telah
ada, apakah ada Nur atau tiada, berangkatlah. Insya Allah anda telah selamat. -
Adapun hikmah yang dikehendaki dalam Shalat Subuh itu, yakni mensucikan
seseorang daripada kelupaan dan kelalaiannya, sehingga menetapkan hadapannya
semata-mata kepada Allah Ta‘ala yang tiada seumpamanya sesuatu. Itulah
sebabnya maka tidak ada shalat sunnah sesudah Shalat Subuh. - Adapun yang
dikehendaki dalam Shalat Dhuhur itu, yaitu: sucikan pandanganmu melihat ke-
Esaan serta kesempurnaan Allah Ta‘ala sampai memasuki waktu Ashar. - Adapun
yang dikehendaki dalam Shalat Ashar, yakni sucikan dirimu serta himpunkan
penglihatan sempurnamu menghadap pada Himpunan Allah (Tauhid) Yang Maha
Esa. Itulah sebabnya tidak ada shalat sunnah dibelakang shalat ashar. - Adapun
yang dikehendaki dalam Shalat Maghrib, yakni sucikan pendengaranmu,
penglihatanmu, serta kata-katamu. - Adapun yang dikehendaki dalam Shalat Isya‘,
yakni sucikan kegelapanmu menuju yang terang, artinya hilangkan keakuanmu,
serahkan dirimu kepada yang punya diri (pencipta). Jelasnya hanya Allah swt yang
berkuasa, berkehendak, yang hidup seterusnya, tiada yang lain. - Adapun yang
dikehendaki dalam Shalat Witir, yakni menetapkan ingatan lahir dan bathin, tertuju
kepada Allah semata-mata, demi untuk dan karena Allah semata. Bagi orang yang
telah memiliki keyakinan yang putus adanya maka tiada lagi hal yang tersembunyi
baginya, bahkan Tuhannya itulah yang paling nyata dalam segala hal. Baginya
tiada perbedan diwaktu hidup didunia dan diakhirat. Mereka telah yakin bahwa
hidupnya itu tidak akan mengalami kematian, sekalipun kelak akan berpisah
dengan tubuhnya. Dalam arti men-Tuhankan Allah swt. itu adalah menyadari
seluruh jiwanya bahwa segala bentuk serta penghayatan dirinya, pada Tuhannyalah
ia mengharapkan. Sebab segala yang ada adalah hak dan milik Tuhan, bahkan
dirinya sendiri telah bukan lagi miliknya. Mereka telah menyadari bahwa ke-aku-
annya selama ini adalah ―palsu‖ belaka. Adapun yang bernama itu, laksana
gelombang dengan air lautan. Bila gelombang itu telah tiada (sirna), maka yang
ada hanya lautan itu sendiri. Jelaslah dalam hal ini bahwa gelombang itu adalah
merupakan sifat dari lautan. Laksana bayang-bayang dengan yang punya bayang-
bayang. Dengan demikian tiadalah bedanya jika kita menyadari hal ini bahwa yang
bathil itu, bathil sejak dahulu, sekarang maupun akan datang. Sebaliknya bahwa
―Haq‖ itu awal tak berpermulaan akhir tak berkesudahan, tiada ia dicakup oleh
ruang dan waktu, nyata ia dibalik segala yang dinyatakan. Siapakah dia? Dia itulah
yang sebenar-benarnya hakikat diri kita yang tak dapat diragu-ragukan lagi. Bahwa
Dzat itulah yang bersifat, artinya bahwa hidup kita ini adalah kenyataan sifatnya,
dan yang bersifat itulah yang menghidupi segala sesuatu. - Jadi yang menjadi
Hidup (Nyawa) Muhammad dinamai ―Titik‖, artinya Rahasia. - Sedangkan yang
dinamai ―Rahasia‖ adalah Nur Zat. - Yang menjadi sifat itu adalah yang dinamai
―NUR‖, artinya Nur yang tidak berubah-ubah (hidup yang tidak berubah). -
Adapun Jiwanya (Nyawa) adam, adalah Alif, artinya Himpunan, maka Nyawa
namanya. - Jadi Nyawa itu ada 2 (dua), yaitu; 1. Nyawa yang dinamai ―Titik‖
adalah Nyawanya Muhammad 2. Nyawa yang dinamai ―Alif‖ adalah Nyawanya
Adam. - Inilah yang tiga tidak berpisah Jadi bila hal tersebut telah menyata pada
kita, berarti kita telah menyaksikan (melihat) buktinya sempurna.dengan demikian
maka selamatlah anda untuk selama-lamanya, kekal abadi dunia akhirat. Inilah
dapat dikatakan ―kesempurnaan ilmu‖ atau kepastian ilmu. Segala yang dijadikan
itu adalah bayang-bayang pada Tuhan. Sedang bayang-bayang dengan yang punya
bayang-bayang adalah ―Satu‖. Gerak bayang-bayang itu adalah geraknya yang
punya bayang-bayang. Yakinkan dan jangan ragu-ragu lagi nanti salah. NYAWA:
menurut Syariat = NYAWA namanya menurut Thariqat = NUR namanya menurut
Haqiqat = ZAT ALLAH namanya menurut Ma‘rifat = TIDAK ADA YANG LAIN
KECUALI ALLAH. NABI MUHAMMAD SAW DENGAN ANAKNYA
FATIMAH: Nabi Muhammad saw berkata kepada anaknya: ―Hai Fatimah, apakah
engkau masih ingat yang telah saya katakana padamu?‖ Fatimah menjawab: ―Ya
saya ingat semuanya‖ Ingatlah sebuah ―kata‖ yang tak berpisah dengan Tuhan,
yaitu sewaktu Tuhan memesrahi sesuatu, yakinkan dalam hatimu yang bersih.
Barang siapa yang menemukan pengenalan yang sesungguhnya didalam kehendak
Tuhannya, itulah orang yang memakai: Penglihatan Tuhannya ia melihat,
Pendengaran Tuhannya ia mendengar, dengan kata Tuhannya ia berkata, dan
katakanlah nama itu tidak berpisah dengan yang punya nama. Janganlah merasa
ragu dalam hatimu, itulah sebabnya sehingga ada yang dikatakan: ―Kepastian
Ilmu‖ atau Ilmil Yakin, Haqqul Yakin. Yakinkan dalam hatimu, tidak berpisah
dengan Tuhanmu serta Rasulnya. Sebab haqiqat NYAWA yang suci itulah yang
dinamakan ―Muhammad‖ artinya orang yang dicinta. Artinya: Insan itu Rahasia-
Ku, dan Aku Rahasianya. Kuatkan Tauhidmu pada Allah swt. Adapun pengertian
sebenarnya kalimah: Laa Ilaaha Illallah yaitu ―TIADA ASALKU YANG SELAIN
DARI ALLAH TA‘ALA‖ Nabi Muhammad saw berseru kepada seluruh umatnya:
―Ketahuilah dirimu didalam dirimu‖ Yakni: ada 4 (empat) : Rahasia, Nyawa, Hati,
Tubuh. 1) Rahasia itu Nur Zatullah 2) Nyawa itu Nur Sifatullah 3) Hati itu Nur
Asmaullah 4) Tubuh itu Nur Af‘alullah. Dari ke 4 (empat) tersebut diatas, 3 (tiga)
yang dapat melihat pada Allah. Allah itulah yang menjadikan semesta alam beserta
isinya dan berubah-ubah, Tuhan juga yang meliputi, menembus, memesrahi
beserta isinya. As-Syeikh Lukmanul Hakim bertanya kepada anaknya : ―Apa
sebabnya Al-Fatihah dibaca dalam shalat‖? Indrajaya menjawab: ―bahwa shalat
lima waktu berasal dari surah Al-Fatihah, pada awalnya, yaitu: Al-Hamdu terdiri
dari lima huruf yaitu : Alif Lam Ha Mim Dal Allah swt menjadikan waktu yang
lima itu sebagai berikut : 1) Waktu Dhuhur: dijadikan dari huruf Alif-nya Al-
Hamdu 2) Waktu Ashar: dijadikan dari huruf Lam-nya Al-Hamdu 3) Waktu
Maghrib: dijadikan dari huruf Ha-nya Al-Hamdu 4) Waktu Isya‘: dijadikan dari
huruf Mim-nya Al-Hamdu 5) Waktu Subuh: dijadikan dari huruf Dal-nya Al-
Hamdua Pengenalan Tashawuf merupakan jalan untuk mencapai ―Ma‘rifatullah‖
(mengenal Allah) dengan sebenar-benarnya melalui tersingkapnya dinding (hijab)
yang membatasi diri dengan Allah. Bagi para shufi dalam mendekatkan diri kepada
Allah harus selalu dilandasi semangat ibadah dengan tujuan untuk mencapai
martabat dan derajat kesempurnaan atau lebih dikenal dengan istilah ―Insan
Kamil‖. Pada mulanya, para shufi mengajar terbatas hanya kepada beberapa orang
murid saja tentang ajaran pokok tashauf yang akhirnya lambat laun menyebar luas
dan menjadi suatu ikatan kerukunan serta kekeluargaan. Mereka yang menrima
ajaran dari guru shufi yang sealiran akhirnya membentuk suatu faham atau aliran
tertentu sesuai dengan aliran dan corak tashawuf masing-masing. Methode dan
aliran yang berbeda itulah yang akhirnya membentuk suatu kelompok yang disebut
―Thoriqot‖. Thoriqat berasal dari kata ―Thoriq‖ yang berarti anak jalan, sedangkan
jalan utama disebut dengan ―Syar‖ yang merupakan asal kata syari‘at, yang berarti
bahwasanya thoriqat adalah jalan yang ditempuh para shufi yang digambarkan
sebagai jalan yang berpangkal dari syari‘at. Kata turunan ini menunjukkan bahwa
menurut anggapan para shufi, pendidikan tashawuf merupakan cabang dari jalan
utama yang terdiri dari hukum ilahi, yaitu sebagai tempat berpijak bagi setiap
muslim. Tidak mungkin adanya anak jalan tanpa adanya jalan utama sebagai
tempat ia berpangkal, ini berarti bahwasanya pengalaman tashawuf tidak mungkin
didapat bila perintah syari‘at yang mengikat itu tidak ditaati terlebih dahulu dengan
seksama. Akan tetapi thoriq atau anak jalan itu lebih sempit dan akan lebih sulit
ditempuh (dijalani) serta akan membawa murid- disebut ―Salik‖ atau pengembara
untuk melalui berbagai persinggahan (maqom) yang mungkin cepat atau lambat
akhirnya ia akan mencapai tujuannya, yaitu tauhid sempurna ; atau pengakuan
berdasarkan pengalaman yang nyata bahwa Tuhan adalah Satu (Esa). Pada
dasarnya, istilah thoriqot sering digunakan untuk dua hal yang secara konseptual
berbeda. Menurut maknanya yang asli (secara harfiah berarti ―Jalan‖) merupakan
paduan yang khas dari doktrin, methode dan ritual. Tetapi istilah inipun sering
dipakai untuk mengacu kepada pengertian sebuah organisasi (formal ataupun
informal) yang menunjukkan pengikut-pengikut ―Jalan‖ atau ―aliran tertentu‖. Di
Timur-Tengah, istilah tho‘ifah (keluarga atau persaudaraan) terkadang lebih
disukai untuk merujuk kepada istilah organisasi, sehingga lebih mudah untuk
membedakan antara yang satu dengan yang lain. Namun di Indonesia kata
Thoriqot dapat menunjuk kepada keduanya. Kendati demikian, penting untuk
diingat bahwa dua hal itu sebenarnya tidak sama. Karena para shufi mengakui
bahwa dasar-dasar pemikiran dan amalan sebuah thoriqot berasal dari Nabi secara
langsung, maka para pengikut sebuah thoriqot memandang penting sekali urutan
nama-nama para Guru (Mursyid) yang telah mengajarkan dasar-dasar thoriqot
tersebut secara turun-temurun. Garis keguruan itu biasanya disebut dengan
―Silsilah‖ Setiap guru dalam sebuah thoriqot dengan hati menjaga silsilah yang
menunjukkan ke cabang mana ia termasuk dan bagaimana hubungannya dengan
guru-guru thoriqot yang lainnya. Idealnya, setiap guru yang tercantum dalam suatu
silsilah harus merupakan murid langsung dari guru yang sebelumnya, namun
kenyataannya tidak selalu demikian. Terkadang dua orang yang berurutan dalam
suatu silsilah dapat saja tidak pernah berjumpa secara langsung karena yang
pertama wafat sebelum yang kedua lahir atau mereka tinggal di negeri yang
berbeda dan berjauhan sekali sehingga mustahil saat itu dapat berjumpa secara
langsung. Sebagian besar kaum shufi menerima hal tersebut di atas, dimana
bahwasanya seorang wali menerima pelajaran dari guru yang mendahuluinya
(wafat) bukan lewat komunikasi langsung, tetapi lewat komunikasi spiritual, yaitu
melalui pertemuan lewat wujud ruhaninya. Dalam silsilah, hubungan yang
demikian itu sering disebut dengan istilah barzakhy atau uwaisy. Disebut barzakhy
karena pembaiatan seorang guru shufi (thoriqot) berasal dari Alam Barzakh, yaitu
alam antara sebagai tempat bersemayamnya ruh (alam arwah) bagi orang yang
telah meninggal sebelum datangnya hari kebangkitan. Sedangkan disebut dengan
uwaisy karena berasal dari nama Uwais Bin Qorni, seorang Yaman yang sezaman
dengan Nabi namun tidak pernah bertemu dengan beliau selama masih hidup.
Uwais bin Qorni dipercaya telah diislamkan oleh ruh Rasullullah setelah beliau
wafat. Uwais bin Qorni wafat pada tahun 39 H. setelah pulang dari pembebasan
(penaklukan) kerajaan Romtaawi bersama tenra Islam. Hingga sampai hari ini
yaitu lebih kurang 21 abad yang telah dilalui manusia. Islam merupakan syariat
hidup manusia yang dikaruniakan Allah untuk kesempurnaan hidup umat manusia.
Islam juga merupakan satu-satunya alternatif pilihan cara hidup yang terbaik di
alam dunia dan juga di alam akhirat nanti. Islam telah lama berkembang dari satu
zaman ke zaman yang lain dari seorang Nabi ke seorang Nabi dan sampai pada
tahap kesempurnaan Islam yaitu di zaman Rasulullah SAW. Syari‘at hidup Islam,
thecnologi Islam dan Ilmu-ilmu Allah turut berkembang seiring dengan kemajuan
zaman. Keagungan islam dalam bidang ilmu dan pencapaian tecHnologi telah
terbukti di zaman silam sebagai contoh : Di zaman Nabi sulaiman AS, manusia
mampu membangun istana di atas air berdagang dengan jin, menggunakan tenaga
buruh yaitu bangsa jin untuk membangun jalan raya, berbicara dengan binatang
serta manusia bisa berjalan di atas air, terbang di udara tanpa menggunakan alat.
Dizaman Nabi Yusuf AS manusia bisa menguasai ilmu technologi tinggi yaitu
penafsiran mimpi dan hanya dengan tafsir mimpi Nabi Yusuf dapat menerangkan
dasar ekonomi negara mesir didalam usaha untuk menghadapi kemarau panjang,
sehingga dengan ilmu mimpi ini selamatlah negara mesir dari penderitaan kemarau
panjang. Di zaman Nabi Musa AS yang terkenal dengan tongkatnya yang sanggup
membuat air laut menjadi beku dan manusia bisa berjalan diatasnya. Di Zaman
Nabi Daud AS manusia dapat mencairkan logam dengan tangan tanpa
menggunakan api, sehingga sanggup membuat senjata pedang hanya dengan
tangan Di zaman Nabi Ilyas AS, manusia dapat menguasai ilmu kedokteran dan
Farmasi sehingga mampu membuat beranekaragam obat dan menyembuhkan
berbagai penyakit. Di zaman Nabi Isa AS. Manusia dapat menguasai ilmu
menghidupkan orang mati dan ilmu membaca bisikan hati manusia serta ilmu
menyembuhkan orang buta. Dan ilmu-ilmu tersebut di atas pernah juga dikuasai
oleh para wali-wali Allah seperti Sech Abdul Kadir Zailani, Wali Songo dan lain-
lain. Persoalannya mengapa ilmu-ilmu ini tidak dapat dikuasai oleh manusia di
zaman sekarang ? dan dimana letak kelemahannya ? untuk menjawab pertanyaan
ini, mari kita lihat dulu pembagian ilmu yang ada dapat/ boleh/ bisa dikuasai oleh
manusia : 1. Ilmu Qalam Ilmu Qalam ialah ilmu yang paling sederhana yang dapat
dikuasai oleh manusia contoh : ilmu kedokteran, ilmu farmasi, ilmu ekonomi, ilmu
antrofologi, ilmu hukum dan lain-lain. Ilmu yang demikian bisa dikuasai siapa saja
yang mau belajar tidak terkecuali dia orang Islam, Kristen, Yahudi maupun
Nasrani. 2. Ilmu Ghaib 3. Ilmu Syahadah Sedangkan Ilmu Ghaib dan Ilmu
Syahadah tidak mungkin bisa dikuasai oleh orang-orang yang non muslim, ilmu ini
hanya bisa dikuasai oleh orang Islam tapi mengapa orang Islam di zaman ini
ketinggalan sekali disemua bidang ? pastilah ada penyebabnya………….!!!!! Hal
ini tidak terlepas dari beberapa faktor penyebab kelemahan umat Islam di zaman
ini untuk menguasai thecnologi dan Ilmu Allah yang tinggi ini antara lain : 1.
Jatuhnya beberapa kerajaan Islam termasyur di dunia misalnya : Kerajaan Islam di
Bakdad yang diserang oleh tentara Monghol yang menyebabkan : • Banyak
beberapa ulama tasauf dibunuh dan berkorban dalam peperangan • Banyak kitab
tasauf yang dibakar • Banyak bangunan-bangunan/ gedung-gedung yang
bertechnologi Islam tinggi dibakar dan dimusnahkan. 2. Timbulnya pertentangan
antara ahli syari‘at dengan ahli tasauf yang menyebabkan ; • Banyak para ahli
tasauf yang dibunuh oleh golongan syari‘at antara lain ahli tasauf termasyur
bernama Khalat. • Banyak ahli-ahli tasauf yang difitnah dan dikatakan membawa
ajaran sesat • Para ahli syari‘at membuat opini dan menyebarkan isu bahwa ilmu
tasauf, ilmu para wali dan orang awam tidak perlu mempelajarinya, orang awam
cukup belajar masalah dosa dan pahala saja. 3. Banyak dikalangan ahli tasauf
bersikap pengecut, malu untuk berterus terang dan membuka ilmunya kepada
masyarakat dengan dalih rahasia sehingga masyarakat dan generasi muda banyak
yang awam atau buta tentang ilmu ini 4. Kurangnya minat umat islam untuk
mempelajari. Mendalami ilmu tasauf karena dianggap sulit dan yang
mempelajarinya bisa gila, karena masyarakat menganggap ilmu ini aneh. Empat
faktor inilah yang menyebabkan ilmu tasauf dizaman sekarang ini tidak dapat
dikuasai oleh umat islam.Beruntunglah orang yang dapat menguasai ilmu ini sesuai
dengan firman Allah dalam surat Al-Hasyr : 22 Dialah Allah yang tiada Tuhan
selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al- Hasyr : 22) Pengertian Islam
PENGERTIAN Islam : Islam itu mengandung 4 Huruf Jadi bila dirangkaikan Islam
itu berbunyi : Allahu Salamun Laa Ilaaha Illallah Muhammadarrasulullah ….
Firman Allah Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.
tiada berselisih orang-orang yang Telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah
datang pengetahuan kepada mereka, Karena kedengkian (yang ada) di antara
mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya
Allah sangat cepat hisab-Nya. (Q.S. Ali ‗Imran : 19) [189] maksudnya ialah kitab-
kitab yang diturunkan sebelum Al Quran. Pengertian Iman Iman ialah:
Memancarnya Nur Ilahi di dalam Jantung atau Rohani yang percaya, menerbitkan
suatu kekuatan dan kekuatan tersebut menimbulkan suatu keyakinan terhadap
suatu perkara yang Ghaib dan Mereka meyakininya tanpa sedikit pun ada rasa
ragu-ragu. Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan
ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya dia akan memberi
petunjuk kepada hatinya. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (Q.S. At-
Taghabun : 11) Keterangan : At- Taghabun ayat 11 artinya hari dinampakkan
kesalahan. Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. perumpamaan cahaya
Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus[1039], yang di dalamnya ada
Pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang
bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang
berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan
tidak pula di sebelah barat(nya)[1040], yang minyaknya (saja) hampir-hampir
menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis),
Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah
memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha
mengetahui segala sesuatu. (Q.S. An-Nur : 35) [1039] yang dimaksud lubang yang
tidak tembus (misykat) ialah suatu lobang di dinding rumah yang tidak tembus
sampai kesebelahnya, Biasanya digunakan untuk tempat lampu, atau barang-
barang lain. [1040] Maksudnya: pohon zaitun itu tumbuh di puncak bukit ia dapat
sinar matahari baik di waktu matahari terbit maupun di waktu matahari akan
terbenam, sehingga pohonnya subur dan buahnya menghasilkan minyak yang baik.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu
adalah sebaik-baik makhluk. (Q.S. AL-Bayyinah : 7) Sesungguhnya orang-orang
yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[595] gemetarlah
hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (Q.S. Al-Anfal : 2)
[594] Maksudnya: orang yang Sempurna imannya. [595] dimaksud dengan disebut
nama Allah ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakannya .
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami
Telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (Q.S. Al-Ankabut : 2) Apabila
mereka Telah mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan baik atau
lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang
adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu Karena Allah.
Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan
hari akhirat. barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan
baginya jalan keluar. (Q.S. Ath-Thalaaq : 2) Dan tidak (pula) sama gelap gulita
dengan cahaya, (Q.S. Faathir :20) Tauhid Kita bergantung kepada Allah secara
mutlak tanpa ada sedikitpun rasa syak wasangka dan was-was terhadap Allah
Artinya : Kita bertauhid kepada Zat, Pada Sifat, Pada Asma‘ dan pada Af‘al Allah
Semata Tauhid pada Zat ialah : Kita mutlak yakin bahwa zat Allah lah yang
memerintah alam maya ini (dunia dan isinya) dan tidak menyekutukan- Nya
dengan yang lain Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan
kepada Allahlah dikembalikan segala urusan. (Ali-Imran : 109) Tauhid pada Sifat
ialah : Kita bergantung sepenuhnya pada Allah. Manusia tidak berhak atas segala
sesuatu kecuali dengan izin Allah Artinya : kita menafikan diri jahir kita dan
mengisbatkan diri kita hanya kepada Allah semata Tauhid pada Asma‘ ialah : Kita
memandang bahwa setiap yang ada dan wujud kita adalah membawa nama Allah
dimanapun kita berada disitu ada Allah. Tauhid pada Af‘al ialah : Kelakuan kita
adalah kelakuan Allah SWT semata. Artinya : kita menafikan kelakuan diri jahir
kita dengan mengisbatkan diri bathin kita itu ialah kelakuan zat Allah semata. 1.
Suhudul Kasra fil wahda Artinya : saksikanlah pada yang banyak itu, kepada yang
satu
2. Suhudul wahda fil Kasra Artinya : saksikanlah pada yang satu itu, kepada yang
banyak Ma‘rifatullah Mengenal Allah SWT. Pada Zat-Nya, pada Sifat-Nya, pada
Asma‘-Nya dan pada Af‘al-Nya.
1. AWALUDIN MA‘RIFATULLAH = AWAL AGAMA MENGENAL ALLAH
2. LAYASUL SHALAT ILLA BIN MA‘RIFATULLAH =TIDAK SYAH
SHOLAT TANPA MENGENAL ALLAH
3. MAN ARAFA NAFSAHU FAKAT ARAFA RABBAHU =BARANG SIAPA
MENGENAL DIRINYA DIA AKAN MENGENAL TUHANNYA
4. ALASTU BIRAFBIKUM QOLU BALA SYAHID'NA = BUKANKAH AKU
INI TUHANMU ? BETUL ENGKAU TUHAN KAMI, KAMI MENJADI SAKSI
(Q.S AL-‗ARAF 172)
5. AL INSAANU SIRRI WA ANNA SIRRUHU = MANUSIA ITU RAHASIAKU
DAN AKULAH RAHASIANYA
6. WAFI AMFUSIKUM AFALA TUB SIRUUN = AKU ADA DI DALAM
JIWAMU MENGAPA KAMU TIDAK MEMPERHATIKAN
7. WANAHNU AKRABI MIN HABIL WARIZ = AKU LEBIH DEKAT DARI
URAT NADI LEHERMU
8. LAA TAK BUDU RABBANA LAM YARAH = AKU TIDAK AKAN
MENYEMBAH ALLAH BILA AKU TIDAK MELIHATNYA LEBIH DAHULU
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALLAH
Pada alam Raibul Ruyub yaitu dalam keadaan kosong dan NOL pada zat semata-
mata yaitu pada belum ada awal dan belum ada akhir, belum ada bulan, belum ada
matahari, belum ada bintang belum ada sesuatu. Malahan belum ada tuhan yang
bernama Allah, maka dalam keadaan ini, diri yang empunya zat tersebut ialah
mentajalikan diri-Nya untuk memuji diri-Nya Lantas ditajali-Nya-lah Nur Allah
dan kemudian ditajali-Nya pula Nur Muhammad yaitu insan kamil, yang pada
peringkat ini dinamakan anta ana, ana anta. Maka yang empunya zat bertanya
kepada Nur Muhammad dan sekalian roh untuk menentukan kedudukan dan taraf
hamba. Lantas ditanyakannya kepada Nur Muhammad, apakah Aku ini Tuhanmu?
Maka menjawablah Nur Muhammad yang mewakili seluruh roh, ya Engkau
Tuhanku. Persaksian ini dengan jelas diterangkan dalam Al-Qur‘an surat Al-‗Araf
172. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam
dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-
orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", Selepas pengakuan atau
persumpahan Roh ini dilaksanakan maka bermulalah era baru di dalam perwujudan
Allah SWT. Seperti firman Allah dalam hadits qudsi yang artinya : ―Aku suka
mengenal diriku, lalu aku jadikan makhluk ini dan perkenalkan diriku kepada
mereka lalu merekapun mengenal diriku. Apa yang dimaksud dengan makhluk ini
ialah : Nur Muhammad sebab seluruh kejadian alam maya ini dijadikan dari pada
Nur Muhammad. Tuhan yang empunya zat mentajalikan Nur Muhammad adalah
untuk memperkenalkan diri-Nya sendiri dengan diri Rahasianya sendiri, maka diri
rahasianya itu adalah ditanggung dan diakui amanahnya oleh suatu kejadian yang
bernama : Insan yang bertubuh diri bathin (Roh) dan diri bathin itulah diri manusia
atau rohani. Firman Allah dalam hadits qudsi : Al-Insaanu Sirri wa Ana Sirruhu
Artinya : Manusia itu adalah Rahasiku dan akulah yang menjadi rahasianya. Jadi
yang dinamakan manusia itu ialah : karena Ia mengandung Rahasia Dengan
perkataan lain manusia itu menanggung Rahasia Allah maka manusia harus
berusaha mengenal dirinya manusia akan dapat mengenal Tuhan-Nya, sehingga
lebih mudah kembali menyerahkan dirinya kepada yang empunya diri pada waktu
dipanggil oleh Allah SWT. Yaitu Tatkala berpisah Roh dengan jasad. Firman Allah
dalam surat An-Nisa ayat 58 sbb: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan
adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Hal tersebut di atas dipertegas lagi oleh Allah dalam hadits qudsi : Man arafa
nafsahu, paqat arafa rabbahu. Artinya : Barang siapa mengenal dirinya maka ia
mengenal Tuhannya
Dalam menawarkan tugas yang sangat berat ini, pernah ditawarkan rahasia-Nya itu
kepada langit, bumi dan gunung-gunung tetapi semuanya tidak sanggup
menerimanya. Seperti firman Allah SWT. Dalam Al-Qur‘an surat Al-Ahzab ayat
72. Inna „araf nal amanata, alas samawati wal ardi wal jibal fa abaina anyah
milnaha wa as fakna minha, wahama lahal insannu. Artinya : sesungguhnya
kami telah menawarkan suatu amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung tapi
mereka enggan memikulnya dan mereasa tidak akan sanggup, lantas hanya
manusia yang sanggup menerimanya. Oleh karena amanat (rahasia Allah) telah
diterima, maka adalah menjadi tanggung jawab manusia untuk menunaikan
janjinya. Dengan kata lain tugas manusia adalah menjaga hubungannya dengan
yang empunya Rahasia Setelah amanat (Rahasia Allah) diterima oleh manusia (diri
bathin/Roh) untuk tujuan inilah maka Adam dilahirkan untuk memperbanyak diri,
diri penanggung rahasia dan berkembang dari satu dekade ke satu dekade, dari satu
generasi ke generasi yang lain sampai alam ini mengalami kiamat dan rahasia
dikumpulkan kembali. Inna lillahi wa inna ilaihi raajiun. Artinya : kita berasal dari
Allah , kembali kepada Allah.
Tingkat Ilmu ILMU QALAM ialah yang paling rendah tingkatannya yaitu Ilmu
dunia. Namun demikian dengan ilmu ini manusia sudah sampai pergi ke Bulan.
ILMU GHAIB ialah Ilmu yang diterima manusia melalui jalan laduni yaitu dengan
petunjuk guru Ghaib yang Mursyid.melalui 5 cara : 1. NUR yaitu petunjuk ghaib
yang diterima melalui mimpi-mimpi yang bisa diterjemahkan oleh guru ghaib. 2.
TAJALI yaitu ilmu ghaib yang diterima melalui penjelmaan buah pikiran dari pada
perasaan ZUK sesama mereka menjalani latihan tareqat tasauf,sehingga muncul
dari akalnya suatu pengetahuan baru yang tidak pernah diketahui sebelumnya.
Misalnya : Terbacalah olehnya sepotong do‘a sedangkan do‘a tersebut belum
pernah dibacanya atau diketahuinya. 3. CARA SIR ialah : suatu jalan penyampaian
ilmu ghaib secara Rahasia, ia hanya dapat dirasai dan didengar oleh seseorang itu
secara Mutlak. Dimana seseorang itu akan mendengar suatu suara yang datang
kepadanya. Suara tersebut akan memberi tahu sesuatu dan mengajarkan ilmu ghaib
dengan terang dan jelas berupa bisikan dan disertai dengan satu KeleZatan yang
sulit untuk diceritakan. 4. CARA SIRUSIR ialah : Suatu cara penyampaian ilmu
ghaib dengan cara rahasia.seseorang yang menerima ilmu ghaib dengan cara ini
mereka dapat meliat dengan mata Bathin dan mendengar dengn telinga bathin. 5.
CARA TAWASSUL ialah penjelmaan seorang guru atau wali-wali Allah yang
ghaib dan mereka menjelma untuk bertemu dengan orang-orang tertentu yang
sedang menjalankan ilmu tasauf. Mereka ketemu dengan keadaan nyata (hidup)
bukan dalam mimpi, dia datang sama seperti kedatangan tamu biasa atau kawan
kita. Kadang-kadang penjelmaan mereka bisa dilihat oleh orang ramai, bila
kebetulan penjelmaan itu terdapat banyak orang. Perlu diingat kedatangan mereka
merupakan suatu penghomatan yang besar kepada ahli tasauf atau murid yang
sedang mendalami ilmu tasauf. Bagi mereka yang dapat mengusai dan mengalami
sendiri ilmu ini maka sudah pasti mereka dapat menjelajahi seluruh Alam Maya.
Mereka diberi peluang untuk menjelajahi alam lain termasuk alam Barzah,Surga
dan Neraka.Arash dan Qursi Allah SWT. Bagi mereka yang sudah sampai ketahap
ini sulit diterima oeh tahap-tahap pemikiran manusia. Mereka yang sudah sampai
keperingkat ini jiwanya akan tenang disamping Tuhannya, semasa hidupnya
didunia ini dan juga dialam akhirat nanti, mereka adalah termasuk dikalangan
manusia yang baik dan beruntung.
ILMU SYAHADAH : Ialah merupakan martabat ilmu yang tertinggi,karena ilmu
ini Tuhan sendiri yang akan mengajarkannya kepada manusia. Manusia diajarkan
untuk mengenali dirinya (Jasmani) dan diri bathinya (Rohani). Hanya orang-orang
yang mempunyai martabat tinggi disisi Allah yang dapat menguasai ilmu ini. Ilmu
ini sangat luar biasa karena hanya dimiliki oleh para Rasul, Nabi dan wali-wali
Allah yang teragung.maka beruntunglah manusia yang termasuk wali-wali
Allahyang disebut MAN ARAFA NAFSAHU,FAKAT ARAFA RABBAHU…(―
Barang siapa mengenal dirinya maka ia akan mengenal Tuhannya ―).
Nyawa 1. Nafas Berada dimulut yaitu keadaan keluar masuk dari pada tubuh
manusia 2. Ampas Berada dihidung yaitu keadaan keluar masuk dari pada tubuh
manusia 3. Tanapas Berada ditengah-tengah antara telinga kanan dan telinga kiri 4.
Nupus Berada dijantung yaitu keadaan kedalam jua, tidak keluar tidak kekanan,
maupun kekiri, keatas maupun kebawah, kehadapan maupun kebelakang, yaitu
Alif pada insan yang meliputi sekalian tubuh manusia.
• Hidup Nafas Karena Ampas • Hidup Ampas Karena Tanapas • Hidup Tanapas
Karena Nupus • Hidup Nupus Dengan Rahasia Dan Rahasia Itu Adalah Diri
Rahasia Allah SWT, Yaitu Diri Bathin Manusia Tubuh Manusia Asal tubuh
manusia terdiri dari empat dasar yaitu Tanah, Air, Angin dan Api Kesemuanya itu
dari pada Nur Muhammad juga adanya : Adapun asal kejadian diri terdiri dari tiga
perkara : Bapak Ibu Tuhan Urat besar Rambut Penglihatan Urat kecil Kulit
Pendengaran Tulang Daging Pengrasan Otak Darah Penciuman Nyawa Jadi
kesemuanya ini berjumlah 13 (tiga belas) perkara dan terhimpun dalam rukun
shalat 13 (tiga belas) perkara.
Syari‘at Thoriqat Haqiqat Ma‘rifat
- Syari‘at Tubuh - Af‘al Allah (Diri Terperiksa - Syari‘at Ilmul yakin)
- Thariqat Hati - Asma‘ Allah (Diri Terperiksa - Thariqat Ainul yakin)
- Haqaiqat Ruh - Sifat Allah (Diri Tajalli - Haqiqat Hakul yakin -
- Ma‘rifat Rahasia - Zat Allah (Diri Tajalli
- Ma‘rifat Kanalul yaqin Adapun yang empat ini terhimpun didalam : LA Jasmani
yakni Syari‘at tubuh ( Syari‘at itu perbuatanku-Jalal) ILAHA Ruhani yakni
Thariqat hati (Thariqat itu kataku-Jamal) ILLA Haqiqat nyawa (Haqiqat itu
kediamanku-Kahhar) ALLAH Ma‘rifat atau Rahasia (Ma‘rifat itu Rahasiaku-
Kamal) Apabila kita hendak mencari/mengenal ―Diri‖ maka hendaklah terlebih
dahulu kita ketahui/kita kenal akan ―Rahasia Nur Muhammad‖. karena rahasia Nur
Muhammad itulah sebenar-benarnya diri. Adapun yang bernama diri itu terbagi
dua bagian : Pertama Diri yang Lahir : dan kedua Diri Bathin : Adapun diri yang
lahir itu berasal dari diri Adam yaitu : Api Angin Air Bumi Adapun “Api” itu
terbit daripada yang bathin,berhuruf Alif bernama ―Zat‖ menjadi rahasia hurufnya
“Darah” pada kita.
Adapun “Angin” itu terbit daripada yang bathin,berhuruf ―Lam Awwal‖ ―Sifat‖
menjadi nyawa hurufnya “Nafas” pada kita.
Adapun “Air” itu terbit daripada yang bathin,berhuruf Lam Akhir bernama ―
Asma‘ ―menjadi Hati hurufnya “Mani” pada kita.
Adapun ―Bumi‖ itu terbit daripada yang bathin ,berhuruf ―Ha‖ bernama ―Af-al‖
menjadi Kelakuan hurufnya”Tubuh” pada kita. Jadi jika demikian diri kita yang
lahir itu,terbit dari pada Bayang-bayang diri kita yang bathin juga berhuruf /
berkalimah ―Allah‖ danjanganlah kiranya syak dan waham lagi.
Kemudian,sesudah kita ketahui Diri yang lahir itu,hendaklah kita ketahui pula Diri
kita yang bathin : siapa ? yang mana ? Hanya diri yang bathin itulah yang bisa
mengenal Tuhannya,seperti sabda Nabi Muhammad SAW : Artinya : Barang siapa
yang mengenal dirinya,maka akan kenal Tuhannya. Sebelum kita mengenal diri
kita yang bathin,hendak lebih dahulu kita matikan/fanakan diri kita yang lahir yang
berwujud nama Allah itu seperti disabdakan oleh Nabi SAW ,Yang Artinya :
Matikan dirimu sebelum kamu mati. Jika sudah mati/fana diri kita yang lahir
itu,barulah Nyata diri kita yang bathin yang disebut sebenar-benarnya diri. Adapun
cara mematikan diri yang lahir itu adalah dengan manafikan huruf-hurufnya : Alif
Lam Lam Ha. Jadi jika diri kita yang lahir itu nyata sudah fana artinya sekali-kali
tiada mempunyai ada lagi,berarti diri kita yang lahir ini Lebur/lenyap kepada diri
yang bathin. Artinya: Dari pada tiada menjadi tiada,dan dari pada ada kembali
menjadi tiada. Maksudnya,Diri yang lahir ini sehelai rambut-pun tiada menpunyai
ada lagi dan tiada boleh dikatakan ada pada ilmunya hanya diri yang bathin yang
bernama Muhammad seperti tersebut dalam hadits qudsi : Artinya : Kujadikan
engkau (ya Muhammad) karena aku,dan kujadikan sesuatu karena engkau. Jadi
jelaslah,bahwa yang bernama Muhammad itulah sebenarnya diri yang
bathin.hendaknya janganlah kita syak dan atau waham lagi: karena Muhammad
itulah yang ada mempunyai Tubuh,Hati,Nyawa,dan Rahasia. Adapun Tubuh
Muhammad itulah yang bernama Alam Insan yakni syari‘at. Adapun Hati
Muhammad itulah yang bernama Alam Jisin yakni Thariqat. Adapun Nyawa
Muhammad itulah yang bernama Alam Misal yakni Haqiqat. Adapun Sir
Muhammad itulah yang bernama Alam Ruh yakni Ma‘rifat. Sesudah demikian
itu,hendaklah Muhammad itu pula yang mengenal Tuhannya.akan tetapi
Muhammad belum bisa mengenal Tuhannya sbelum fana
Tubuhnya,Hatinya,Nyawanya,dan Rahasianya. Zatnya,Sifatnya,Asma‘nya,Af-
alnya. Firman Allah artinya: katakan olehmu (Muhammad) bahwasanya Allah
ta‘ala itu Esa : Esa pada Zatnya,Esa pada sifatnya,Esa pada Asma‘nya,Esa pada
Af-alnya. Dan lagi Firman Allah artinya: Serahkan dirimu hai (Muhammad) pada
Tuhan-mu yang hidup dan tiada mati. Mengenai Muhammad menyerahkan dan
mengesakan diri kepada allah seperti diuraikan dibawah ini : jangan syak dan
waham lagi terhadap perkataan diri. Adapun Bathin Muhammad adalah Zat kepada
Allah,Rahasia kepada hamba. Adapun Awwal Muhammad adalah Sifat kepada
Allah,Nyawa kepada hamba. Adapun Akhir Muhammad adalah Asma‘ kepada
Allah,Hati kepada hamba. Adapun Zahir Muhammad adalah Af-al kepada
Allah,Tubuh kepada hamba. Adapun yang disebut hamba itu tiada lain dari pada
Muhammad jua :dan jangan sekali-kali disangka hamba itu adalah kita,karena kita
ini pada ilmunya sudah tidak ada lagi . Jadi,Rahasia-Nyawa-Hati-Tubuh-
Muhammad itupun tiada jua karena sudah fana kepada zat-nya-sifatnya-asma‘nya-
af-alnya yakni Allah Ta‘ala jua adanya.seperti firman Allah didalam Al-
qur‘an.artinya : Allah jua Tuhan yang awwal tiada baginya permulaan,dan ia jua
yang akhir yang tiada baginya berkesudahan,dan ia jua yang Zahir,serta ia jua yang
Bathin. Jadi,kita ini atau tubuh kita yang kasar ini-pada haqiqatnya/ilmunya fana
kepada Maqam Baqa‘ (fana kepada allah jua adanya) yaitu fana fillah dan Maqam
Billah. Segala perbuatan adalah perbuatan Allah ,sihamba sawa sekali tidak
memiliki perbuatan. Segala asma‘ pada hakekatnya adalah Asma‘ Allah Nur Nabi
kita Muhammad SAW.dari pada Nur Zat Allah Ta‘ala sekian mahluk dan segala
sesuatu dijadikan dari padanya. Segala sifat pada hakekatnya adalah sifat Tuhan
yang ada pada hamba adalah makna wujudnya. Itulah …….orang-orang yang
sebenar-benarnya ma‘rifat kepada Allah. Hakikat Solat Petunjuk mengerjakan
sholat berdasarkan Al-Qur‘an dan Hadits Syah shalat tergantung rukun shalat
Rukun Shalat ada 13 perkara : Harus memenuhiketenyuan sebagai berikut :
I. Qalbi / Qalbu (Hati) II. Qauli (ucapan/Bacaan) III. Fikli (perbuatan) Yang
dikerjakan Qalbi / Qalbu (Hati) ada dua macam : 1. Niat Buka Hakekat. 2. Tertib
Berurutan,tidak boleh dibolak-balik Pengertian Niat secara hakekat ialah : Tetap
yaitu Buka Hakekat,menghadirkan Qalbu. Pengertian Tertib secara hakekat ialah :
Berhadapan Yang dikerjkan oleh Qauli ada 5 Yaitu :
1. Takbiratul ikhram (Allahu Akbar) 2. Membaca Alfateha 3. Membaca Tasyahud
Akhir 4. Membaca Shalawat Nabi 5. Salam Yang dikerjakan oleh Fikli ada 6 Yaitu
:
1. Berdiri (bagi yang mampu 2. Ruku‘ 3. I‘tidal 4. Sujud 5. Duduk diantara dua
sujud/salam 6. Duduk pada tasyahud akhir Urut-Urutan Rukun Solat sebagai
berikut :
1. Niat Buka Hakekat 2. Berdiri (bagi yang mampu) 3. Takbiratul Ikhram
(membaca Allahu Akbar) Allah = Asma‘ Akbar = Maha Besar 4. Membaca
Al‘fateha 5. Ruku‘ 6. I‘tidal 7. Sujud 8. Duduk diantara dau sujud/salam 9. Duduk
pada Tasyahud akhir 10. Membaca Tasyahud akhir 11. Membaca shalawat Nabi
12. Salam 13. Tertib Niat Dengan membaca usalli itu perdebatan Ulama
Muthahirin (Ulama sekarang) yang ada di Indonesia,dan tidak ada dasar
hukumnya.
Di Arab (Mekkah / Madinah) tidak dikenal kata Usalli. Dan apabila usalli ini
dilakukan berarti : Berdiri dulu baru Niat, jelas hal ini melanggar Rukun Shalat
karena tidak tertib. Jika Usalli ini merupakan Lafas Niat berarti menambah Rukun.
Menurut Imam Syafi‘I Awal shalat itu ialah Zikri. Yang dimaksud Zikri ialah :
Allau Akbar bukan Usalli Dan pengertian Mazhab dalam Islam sebenarnya tidak
ada. Hal ini diperkuat oleh : DR. Muatofa Muhammad ASY. Syak‘ah (seorang
pakar Muslim).
Dalam bukunya : ―ISLAM TIDAK BERMAHZAB‖ PENERBIT : GEMA INSANI
JAKARTA 1994. Kesilpulan : 1. Syahnya shalat itu letaknya di Niat (hadirnya
Qalbu / hati),Rukunnya benar (sesuai dengan Rukun) 2. Kunci Shalat di Takbiratul
Ikhram yaitu menyatukan syariat,Tharekat,hakekat dan Ma‘rifat habisnya di
Allahu Akbar (Takbiratul Ikhram).
3. Kekuatan Shalat di Al‘fateha
4. Tulang / tiangnya Shalat itu di Ilmu Firman Allah :
―WAS TA‘INU BIS SABRI WAS SHALATI WAINNAHU LAKABIRATUN
ILLA ALAL HASIRIN,‖ Artinya : Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu dan sesungguhnya yang demikian itu sangat berat kecuali bagi orang-
orang yang khusuk. (QS.AL-BAQARAH : 45). Sehingga Nabi / Rasul bersabda : ‗
ASHALATU MIFTAHU KULLI HAIRIN ― Artinya : Shalat adalah kunci dari
segala kebaikan. Jadi bila ada orang shalat masih berbuat maksiat,berarti shalatnya
perlu dipertanyakan ! Orang-orang seperti inilah dikategorikan perusak
Islam,yaitu. 1. Melakukan sesuatu tanpa diketahuinya (tanpa dimengerti)
maknanya. 2. Diketahuinya yang benar tapi tidak dikerjakannya. 3. Tidak
diketahuinya (tidak di mengerti) tapi tidak mau belajar dan bertanya. 4. Mencela
orang yang berbuat baik (ibadah kepada Allah),orang berzikir atau shalat karena
tidak sama dengan dia malah difitnah padahalkan dia tidak punya ilmu alias tidak
mengerti,tidak paham bagaimana caranya beribadah dengan benar sesuai Rukun.
Yang membatalkan shalat ada 12 Perkara :
1. Sengaja berbicara 2. Bergerak yang bukan gerakan shalat berturut-turut 3 kali. 3.
Berhadats kecil atau besar 4. Terkena najis 5. Terbukanya Aurat dengan sengaja 6.
Berubah Niat 7. Membelakangi Kiblat 8. Makan atau minum dengan sengaja
walaupun sedikit 9. Tertawa terbahak-bahak 10. Murtad 11. Meninggalkan salah
satu rukun dengan sengaja 12. Mendahului Imam sebanyak 2 Rukun HAKEKAT
RUKUN SEMBAHYANG (13 PERKARA) IALAH : Mengandung makna hakekat
sendi-sendi besar yang bergerak pada tubuh manusia, yaitu : 1. Sendi Tengkuk 2.
Sendi bahu kanan 3. Sendi lengan kanan 4. Sendi tangan kanan 5. Sendi bahu kiri
6. Sendi lengan kiri 7. Sendi tangan kiri 8. Sendi paha kanan 9. Sendi paha kiri 10.
Sendi lutut kanan 11. Sendi kaki kanan 12. Sendi kaki kiri 13. Sendi lutut kiri
Bergeraknya 13 sendi-sendi besar didalam tubuh,membuat badan menjadi sehat
Niat senbayang dibagi empat : 1. Niat Basitah 2. Niat Tauzi‘iyah 3. Niat Hurupiah
4. Niat Kamaliyah Niat yang batal Tidak ada dasar hukumnya, hanya kesepakatan
Ulama.
1. Niat Basitah Artinya terhampar,mulai dari usalli lalu diartikan didalam hati.
2. Niat Tauzi‘iyah ialah mengartikan dalam satu kalimat Contoh : Usalli fardal
juhri Arba‘araka atin lillahi ta‘ala (tidak diartikan didalam hati 0. 2 Niat Yang
Syah : Niat hurupiah ialah : Menghandirkan zat shalat dulu sedikit sebelum
takbiratl ikhram. Zat shalat ialah Qalbu atau hati. Dasar hukumnya hadits Nabi
―LA SHALATAN ILLA BIHUDURIL QALBI‖ Artinya : Tidak syah shalat kalau
tidak hadir Qalbu / hatinya. Niat Hurupiah ini ada 3 yaitu : 1. Dani yaitu Roh
Tabi‘i 2. Usto‘ yaitu Roh ‗Idafi 3. Kasui yaitu Roh Rohani yang lebih tinggi dari
Dani dan Usto‘ 2. Niat Kamalia yaitu : Niat para Nabi / Wali artinya mulailah Niat
yang syah itu dari huruf Alif Allah dan diakhiri dengan Allahu Akbar. Roh
Rabbani.Alif Allah ialah Qalbu. Jadi berdasarkan Niat tersebut diatas yang shalat
itu sebenarnya Roh kita,maka Niatnya juga harus Niat Roh yaitu Buka
hakekat,Menyamakan alam. Roh / nyawa berasal dari Allah,kembali kepada Allah
Badan / Jasad berasal dari tanah kembali ketanah. Pertanyaannya : Bagaimana
caranya buka hakekat ? Belajar pada orang yang ahli dibidangnya,karena tidak bisa
dijelaskan pada tulisan ini. Dalil yang mendukung 2 Niat yang syah : 1.
Awwaluddin Ma‘rifatullah artinya : Awal agama mengenal Allah (Hadits Qudsi) 2.
Layasul shalat illa bin ma‘rifat artinya :Tidak syah shalat tanpa mengenal Allah
(Hadits Qudsi) 3. La shalatan Bi Huduril Qalbi artinya :Tidak syah shalatnya kalau
tidak hadir hatinya atau Qalbunya.(Hadits Qudsi) 4. W Qalbi Mu‘minin Baitullah
artinya : Jiwa (hati) orang Mu‘min itu rumah Allah (Hadits Qudsi) 5. Wafi
ampusikum afala tubsirun artinya : Aku ada didalam jiwamu (hatimu) mengapa
kamu tidak melihat (QS.ZARIAT 21). 6. Man Arafa Nafsahu Faqad Arafa
Rabbahu artinya : Barang siapa mengenal dirinya dia akan mengenal Tuhan-
nya.(Hadits Qudsi) 7. Latak budu Rabbana lam yarah artinya : Aku (Saidina Ali)
tidak menyembah Allah bila aku tidak melihatnya. (Hadits Qudsi) 8. Wakulu man
Birairi Ilmin Ya‘malu akmaluhu Mardudatun Latak balu artinya : Setiap orang
dengan tanpa ilmu dia beramal, maka amal-amalnya ditolak,tidak diterima (Hadits
Qudsi) 9. Fas‘alu ahlaz zikri inkuntum latak lamun artinya : Bertanyalah kepada
orang mempunyai pengetahuan (ilmu) atau pada ahlinya jika kamu tidak
mengerti/tidak mengetahui.(QS.AN-Nahl 43) 10. Dan seterusnya………banyak
lagi dalil-dalil yang mendukung 2 Niat yang syah tersebut diatas. Nabi Bersabda :
Bismillahirahman Nirrahim ―INNA AURAMA YANJURU MIN AKMALIHIS
SHALAT PA‘IN ZAJAT LAHU NUJIRA FISA IRI AKHMALIHI WAINLAM
TAJUD LAHU YANJURU FISAI IN MIN AKHMALIHI BAKDA‖ Artinya :
Sesungguhnya yang mula-mula dilihat oleh Allah dari amal perbuatan dari anak
manusia adalah shalatnya. Apa bila shalatnya sempurna maka diterimalah
shalatnya itu dengan amal-amal yang lain. Jika shalatnya tidak sempurna maka
ditolaklah shalatnya itu dengan amal-amal yang lain. (HR,Al-Hakim). ―YAKTI
ALANNAASI ZAMANU YUSALLUUNA WAYA TUSALLUUN ― Artinya :
Akan datang kepada manusia suatu zaman ,banyak yang shalat padahal sebenarnya
mereka tidak Shalat (HR.Ahmad). PAWAILUL LIL MUSALLIN……..Maka
celakalah bagi orang-orang yang shalat. ALLAZINAHUM AN SHALATIHIM
SAHUN …….(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. (QS>Al-Maun 4,5)
QAD AFLAHA MAN TAJAKKA, WAJA KARAS MARABBIHI FASHALLAH
Artinya :Sesungguhnya berbahagialah orang-orang yang selalu mensucikan dirinya
(jiwanya). Dan ia ingat nama Tuhannya lalu ia shalat.(AL-A‘LQA 14,15).
MANUSIA Tatkala manusia dilahirkan kedunia, Bayi itu menangis dan tangisan
tersebut mengandung makna sebagai berikut : 1. Tangisan pertama manusia itu
merasa berat bebannya karena harus menanggung Rahasia Allah (Nyawa/ Roh). 2.
Tangisan kedua manusia merasa gembira karena telah dilahirkan kedunia dan
menjadi mahluk yang termulia. Bayi yang berumur satu hari membawa kalimah
pikun ( ) dan ketika Bayi mulai ketawa Ahmad Namanya. Kemudian masa
genggaman tangan mulai terbuka Muhammad Namanya ( ) sampai akil
Baliqh,namanya muhammad Dan pada masa akil Baliqh inilah segala perintah
Allah wajib baginya. Manusia atau Insan terdiri dari :
1. Jasmani atau Jasad Kasar 2. Rohani atau Jasad Halus Jasmani atau Jasad kasar
ini dinamakan Muhammad. Sedangkan Rohani atau Jasad Halus dinamakan diri
Bhatin atau Roh atau diri Rahasia Allah. Tanpa diri bhatin atau Roh manusia itu
disebut mayat. Jadi yang dinamakan manusia itu karena dia menanggung Rahasia
Allah (nyawa/Roh).
Karena manusia menanggung Rahasia Allah (diri Bhatin/Nyawa/Roh)maka
manusia harus berusaha mengenal dirinya yaitu diri yang sebenar-benarnya diri
dan dengan mengenal dirinya manusia akan mengenal Tuhannya,Sehingga lebih
mudah kembali menyerahkan dirinya kepada yang punya diri pada waktu dipanggil
oleh Allah SWT yaitu tatkala berpisah antara Roh/Nyawa dengan Jasadnya.
Manusia akan berguna disisi Allah jika ia dapat menjaga Rahasia Allah
(Nyawa/Roh) yaitu diri yang sebenar-benarnya diri. Sehingga sembahyang itu
bukan berarti menyembah,tapi suatu istiadat penyaksian diri sendiri dan
sesungguhnya tiada diri kita itu hanyalah diri Allah semata . Kita menyaksikan
bahwa diri kitalah yang membawa dan menanggung Rahasia Allah SWT.dan tiada
sesuatu pada diri kita hanya Rahasia Allah semata,serta tiada sesuatu yang kita
punya kecuali Hak Allah semata. Fiaman Allah Dalam Al-Qur‘an Surat AL-
AHZAB 72 ―INNA ‗ARADNAL AMANATA ‗ALAS SAMAWATI WAL ARDI
WAL JIBAL. FA ABAINA ANYAH MIL NAHA WA‘ASFAKNA MINHA
WAHAMALAHAL INSANU‖ Artinya : ―Sesungguhnya kami (Allah) lelah
menawarkan suatu amanat kepada langit, Bumi, dan Gunung-gunung tapi mereka
enggan menerimanya (Memikulnya) karena merasa tidak akan sanggup, lantas
hanya manusia yang sanggup menerimanya‖. Dan karena Firman Allah inilah kita
mengucap ―ASHADU ALLAA ILAA HA ILALLAH, WA ASHADU ANNA
MUHAMMAD DARRASULULLAH‖. Artinya :Kita bersaksi dengan diri kita
sendiri,bahwa tiada yang nyata pada diri kita hanya Allah SWT. Semata, dan tubuh
zahir kita (Muhammad) sebagai tempat menangggung Rahasia Allah.
ALLAHUMMA SHALLI ‗ALA SYAIDINA MUHAMMAD WA‘ALA ALI
SYIDINA MUHAMMAD. KAMA SALAITA ‗ALA SYAIDINA
IBRAHIM,WA‘ALA SYAIDINA IBRAHIM,WABARIK ‗ALA SYAIDINA
MUHAMMAD,WA‘ALA SYAIDINA MUHAMMAD,KAMA BARAKTA ‗ALA
SYAIDINA IBRAHIM,WA‘ALA SYAIDINA IBRAHIM.FIL ALAMIN
INNAKA HAMIDUN MAJID. Dasar Hukumnya.
AL-QUR‘AN Surat AL-ZARIYAT 21. WA FII ANFUSIKUM AFA LAA
TUBSHIRUUN. Artinya : ―Aku (Allah) ada pada dirimu (Jiwamu) mengapa kamu
tidak memperhatikan.(tidak melihat). WALIL LAHIL ASMA‟UL HUSNA FAD
„UHU BIHA. Artinya : ―Hanya milik Allah Asma‘ul Husna,maka mohonlah
kepada-Nya dengan menyebut Asma‘ul Husna itu (QS.AL-ARAF 180).
INNAMA YATAZAK KARU ULUL-ALBAB Artinya : ― Hanya orang-orang
yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran ini. (QS.AR-RADU 19).
ALLAZINA YUFUNA BI‘AHDILLAHI WALA YAN QUDUNAL MISAQ
Artinya : ―(yaitu) orang-orang yang memenuhi janji.(QS.AR-RADU 20). Berdiri
menyaksikan diri sendiri, kita bersaksi dengan diri kita sendiri, bahwa tiada yang
nyata pada diri kita… hanya diri bathin (Allah) dan diri zahir kita (Muhammad)
adalah yang membawa dan menanggung rahasia Allah SWT. Hal ini terkandung
dalam surat Al-Fatehah yaitu : Alhamdu (Alif, Lam, Ha, Mim, Dal) Kalimat
alhamdu ini diterima ketika rasulullah isra‘ dan mi‘raj dan mengambil pengertian
akan hakekat manusia pertama yang diciptakan Allah SWT. Yaitu : Adam AS.
Tatkala Roh (diri bathin) Adam AS. Sampai ketahap dada, Adam AS pun bersin
dan berkata alhamdulillah artinya : segala puji bagi Allah Apa yang di puji….
Adalah : zat (Allah) , Sifat (Muhammad), Asma‘ (Adam) dan Af‘al (Manusia):
Jadi sembahyang itu bukan sekali-kali berarti : Menyembah, tapi suatu istiadat
penyaksian diri sendiri dan sesungguhnya tiada diri kita itu adalah diri Allah
semata.Kita menyaksikan bahwa diri kitalah yang membawa dan menanggung
rahasia Allah SWT. Dan tiada sesuatu pada diri kita hanya rahasia Allah semata
serta.. tiada sesuatu yang kita punya : kecuali Hak Allah semata. Sesuai dengan
firman Allah dalam surat Al-Ahzab 72 Inna ‗aradnal amanata ‗alas samawati wal
ardi wal jibal. Fa abaina anyah milnaha wa‘asfakna minha wahamalahal insanu.
Artinya : ―sesungguhnya kami telah menawarkan suatu amanat kepada langit, bumi
dan gunung-gunung tapi mereka enggan menerimannya (memikulnya) karena
merasa tidak akan sanggup, lantas hanya manusia yang sanggup menerimanya‖
Dan karena firman Allah inilah kita mengucap : ―Asyahadualla Ilaaha Illallah Wa
Asyahadu Anna Muhammadar Rasulullah‖ Yang berarti : Kita bersaksi dengan diri
kita sendiri bahwa tiada yang nyata pada diri kita sendiri hanya Allah Semata
dengan tubuh zahir kita sebagai tempat menanggung rahasia Allah dan akan
menjaganya sampai dengan tanggal yang telah ditentukan. Manusia akan berguna
disisi Allah jika ia dapat menjaga amanah Rahasia Allah dan berusaha mengenal
dirinya sendiri. Karena bila manusia dapat mengenal dirinya, maka dengan itu
pulalah ia dapat mengenal Allah. Hadits Qudsi…. ―MAN ARAFA NAFSAHU
FAKAT ARAFA RABBAHU‖ Artinya : Barang siapa mengenal dirinya maka ia
akan mengenal Allah
ALIF ITU ARTINYA : NIAT SEMBAHYANG ..LAM ITU ARTINYA :
BERDIRI ..HA ITU ARTINYA : RUKU‘ MIM ITU ARTINYA : DUDUK
Perkataan pertama dalam sembahyang itu adalah : Allahu Akbar (Allah Maha
Besar) Perkata ini diambil dari peringatan ketika sempurnanya roh diri Rahasia
Allah itu dimasukkan kedalam tubuh Adam AS. Adam AS. Pun berusaha berdiri
sambil menyaksikan keindahan tubuhnya dan berkata : Allahu Akbar (Allah Maha
Besar). Dalam sembahyang harus memenuhi 3 syarat : 1. Fiqli (perbuatan) 2. Qauli
(bacaan) 3. Qalbi (Hati atau roh atau qalbu) Mengapa kita sembahyang sehari
semalam 17 rakaat : Adalah mengambil pengertian sebagai berikut : Hawa, Adam,
Muhammad, Allah dan Ah 1. Ah Itu Menandakan Sembahyang Subuh Rakaat
Yaitu Zat Dan Sifat 2. Allah Itu Menandakan Sembahyang Zohor Rakaat Yaitu :
Wujud, Alam, Nur Dan Shahadat. 3. Muhammad Itu Menandakan Sembahyang
Asar Rakaat Yaitu : Tanah, Air, Api, Dan Angin 4. Adam Itu Menandakan
Sembahyang Maghrib Rakaat Yaitu : Ahda, Wahda, Dan Wahdia 5. Hawa Itu
Menandakan Sembahyang Isya Rakaat Yaitu : Mani‘, Manikam, Madi, Dan Di
MENGAPA KITA SEMBAHYANG SEHARI SEMALAM 17 RAKAAT : Adalah
mengambil pengertian sebagai berikut : Hawa, Adam, Muhammad, Allah dan Ah (
)
1. AH ( ) itu menandakan sembahyang subuh.......‖2‖rakaat yaitu…Zat dan Sifat
2. ALLAH itu menandakan sembahyang Zohor ―4‖ rakaat yaitu :Wujud,Alam,Nur
dan Syahadat.
3. MUHAMMAD itu menandakan sembahyang Asar ―4‖ rakaat yaitu :
Tanah,Air,Api dan Angin.
4. Adam itu menandakan sembahyang Magrib ―3‖ rakaat yaitu :Ahda,Wahda,dan
Wahdia.
5. HAWA itu menandakan sembahyang Isya ―4‖ rakaat yaitu :
Mani,Manikam,Madi dan DI.
MENGAPA KITA MENGUCAP DUA KALIMAH SYAHADAT 9 KALI
DALAM 5 WAKTU SEMBAHYANG Sebab diri bathin manusia mempunyai 9
wajah.
Dua kalimah syahadat pada : 1. Sembahyang SUBUH 1 kali itu memberi kesaksian
pada wajah kita pada martabat SIRUSIR (Rahasia didalam Rahasia) 2.
Sembahyang ZOHOR 2 kali memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat
SIR dan AHDAH 3. Sembahyang ASAR 2 kali memberi kesaksian pada wajah kita
pada martabat WAHDA dan WAHDIA 4. Sembahyang MAGHRIB 2 kali
memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat AHAD dan MUHAMMAD 5.
Sembahyang ISYA 2 kali memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat
MUSTAFA dan MUHAMMAD
MENGAPA KITA HARUS BERNIAT DALAM SEMBAHYANG Karena : niat
itu merupakan kepala sembahyang. Hakekat niat letaknya pada martabat alif dan
ataupun kalbu manusia didalam sembahyang itu kita lapazkan didalam hati : Niat
sbb : ―aku hendak sembahyang menyaksikan diriku karena Allah semata-mata.‖
Dalilnya : 1. LA SHALATAN ILLA BI HUDURIL QALBI Artinya : Tidak Sah
Shalat Nya Kalau Tidak Hadir Hatinya (Qalbunya) 2. LAYASUL SHALAT ILLA
BIN MA‘RIFATULLAH Artinya : Tidak Syah Sholat Tanpa Mengenal Allah 3.
WAKALBUL MU‘MININ BAITULLAH Artinya : Jiwa Orang Mu‘min Itu
Rumahnya Allah 4. WANAHNU AKRABI MIN HABIL WARIZ Artinya : Aku
(Allah) Lebih Dekat Dari Urat Nadi Lehermu 5. IN NAMAS SHALATU TAMAS
KUNU TAWADU‘U Artinya : Hubungan Antara Manusia Dengan Tuhannya
Adalah Cinta. Cintailah Allah Yang Karena Allah Engkau Hidup Dan Kepada
Allah Engkau Kembali. (H.R. Tarmizi) 6. AKI MIS SHALATA LI ZIKRI Artinya
: Dirikan Shalat Untuk Mengingat Allah (QS. Taha : 145) Sedangkan : 1. Al-
Fatehah ialah merupakan tubuh sembahyang 2. Tahayat ialah merupakan hati
sembahyang 3. Salam ialah merupakan kaki tangan sembahyang
HAKEKAT AL-FATEHA DALAM SHALAT
1. Membersihkan hati dari syirik kepada Allah SWT
2. Mengingat kita bahwa tubuh manusia itu mempunyai 7 lapis susunan jasad yaitu
:
1. Bulu 2. Kulit 3. Daging 4. Darah 5. Tulang 6. Lemak 7. Lendir 3.
7 ayat dalam Al-Fatehah merupakan tawaf 7 kali keliling ka‘bah.
HAKEKAT ALLAHU AKBAR DALAM SHALAT IALAH : ―Mengambil magna
ucapan Nabi Adam AS. Ketika berdiri menyaksikan dirinya sendiri dan Nabi
Adam AS. Mengucap kalimah Allahu Akbar. Peristiwa ini merupakan tajali
(perpindahan) diri rahasia Allah sehingga dapat di tanggung oleh manusia dengan
4 perkara yaitu : 1. Wujud 2. Ilmu 3. Nur 4. Syahadat Perkataan Allah pada Allahu
Akbar mengandung magna atau martabat zat sedangkan perkataan ―Akbar‖ pada
Allahu Akbar mengandung magna atau martabat : sifat... Jadi zat dan sifat itu tidak
boleh berpisah, zat dan sifat sama-sama saling puji memuji DALAM SHALAT
ITU JUGA MENGANDUNG HAKEKAT ZAKAT.
Hakekat zakat dalam shalat ialah : Mengandung makna ― Pembersih hati ― dari
pada syirik kepada Allah SWT. “ Iiya Kanak Budu Wa Iiya Kanasta‟in” Hanya
kepada Allah lah aku menyembah dan hanya kepada Allah lah aku mohon
pertolongan .
HAKEKAT PUASA DALAM SHALAT :
1. Tidak Boleh Makan Dan Minum 2. Mata Berpuasa 3. Telinga Berpuasa 4. Kulit
Berpuasa 5. Hati Berpuasa
SHALAT 5 WAKTU BERASAL DARI HURUF : ALIF, LAM, HA, MIM, DAL
―ALHAMDU ―
• Alif = Subuh = Syahadat = Allah = Niat = Alif Ha Mati
• Lam = Zohor = Sembahyang = Api = Berdiri = Allah • Ha = Asar = Puasa =
Amgin = Rukuk = Muhammad
• Mim = Magrib = Zakat = Air = Sujud = Adam
• Dal = Isa = Haji = Tanah = Duduk = Hawa Takbiratul Ihram Bahwa takbir
engkau dengan syah lagi jasan yakni yaqin. Bahwa adalah hatimu itu hadir dengan
Allah ta‘ala yakni ingat kepada allah ta‘ala ….maka takbir engkau serta
membenarkan Allah ta‘ala Takbir enkau itu menjauhi apa yang dilarang Allah
SWT. Bahwa diwaktu mengangkat takbir itu tempat perhimpunan dari pada‖LA
ILAHA ILLA ALLAH‖ yaitu pandangan kita hanya kepada Allah semata-
mata.artinya diri kita itu fana sekali-kali tidak mempunyai……..melainkan hanya
Ujud Allah jua adanya. Sembahyang-mu itu dikerjakan dengan khusyu‘ artinya
tetap hatimu menghadap kepada Allah ta‘ala fana tetap angota badan jangan
bergerak yang sia-sia. Hendaklah sembahyangmu itu ikhlas artinya bersih amal
ibadat kita semata-mata karena Allah ta‘ala. Sujud engkau itu,munajat artinya
berkata-kata dengan Allah ta‘ala didalam sembahyang – pada ……rasanya didalam
rahasia hatinya …….itulah orang munajat dihadirat Allah Ta‘ala. Dan Takbir
engkau itu…hadir hatimu kepada Allah Ta‘ala. Hadir artinya tiada berpaling
kepada sesuatu didalam sembahyangnya. Zat wajibal wujud qadim yang disembah
Harap karunia ampun,rahmat dari pada Allah LA ILAHA ILALLAH : Bagi Ruhul
Hayat MUHAMMAD DARRASULULLAH : Bagi Tubuh Insan Kamil. Ruhul
Hayat itu artinya Allah Ta‘ala tajallia kepada Hayat. Tubuh Insan Kamil itu artinya
Tubuh Insan yang sempurna atau Tubuh Muhammad yang sempurna. Muhammad
itu tiada jua sifat kebesaran,keelokan dan kesempurnaan.Sabda Nabi SAW.
Artinya : Barang siapa yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja maka
sesungguhnya kafir yang nyata. Ini adalah keterang dari pada mengenal jalan atau
Aqidatun Rajih. Caranya kita hendak mengangkat Takbiratul Ihram yaitu kita tarik
nafas kita dengan HU (haqiqatnya Aku (Aku-Besar-Allah) masuk kedalam,setelah
itu angkat Takbir‖Allahu Akbar‖ dengan qashad,Ta‘aradl dan Ta‘ayyin,- (tubuh
hati-ruh). Dan didalam kita mengucapkan Takbir itu,diri kita fana dalam kalimah
LA ILAHA “ALLAH”.tidak ada pengakuan kita,artinya fana hanya Allah Ta‘ala
semata-mata bukan kita,karena kita ini hamba. Tatkala kita mengangkat Takbir
ingat akan Zat-Alif. Tatkala kita ruku‘ ingat akan Sifat-Lam Awwal. Tatkala kita
I‘tidal ingat akan Asma‘-Lam Akhir. Tatkala kita Sujud ingat akan Af-al-Ha. Zat-
Alif Sifat-Lam Asma‘-Lam Af-al-Ha Adapun Alif itu,ibarat Zat Allah menjadi
Rahasia kepada Muhammad menjadi cahaya kepada kita Adapun Lam Awwal
itu,ibarat sifat Allah,menjadi rupa kepada Muhammad menjadi tubuh kepada kita.
Adapun Lam Akhir itu,ibarat Asma‘ Allah,menjadi ilmu kepada Muhammad
menjadi iman kepada kita. Adapun Ha itu,ibarat Af-al Allah,menjadi kelakuan
kepada Muhammad,menjadi hati kepada kita. Maka Hu itu artinya Akulah Allah.
Zat-Ma‘rifat Sifat-Haqiqat Adapun Zat itu nyata Adapun Sifat itu nyata kepada
Ma‘rifat. kepada Haqiqat. Asma‘-Thariqat Af-al-Syariat Adapun Asma itu nyata
Adapun Af-al itu nyata kepada Thariqat. kepada Syariat. Adapun Syariat itu nyata
pada kelakuan Tubuh Insan Adapun thariqat itu nyata kepada kelakuan Hati Insan
Adapun Haqiqat itu nyata kepada kelakuan Nyawa Insan Adapun Ma‘rifat itu
nyata pada kelakuan Pu‘ad (jantung) Zat-Ma‘rifat Rahasia ( Min-Zat ) Sifat-
Haqiqat Nyawa ( Ha-Sifat ) Asma‘-Thariqat Hati ( Mim-Asma‘) Af-al-Syariat
Tubuh ( Dal-Af-al ) Yang dinamakan hamba itu,oleh Allah SWT.adalah
Muhammad,karena Muhammad itulah yang menpunyai : Tubuh – Hati – Nyawa –
rahasia. Muammad itu hamba,artinya ilmunya :Rahasia Allah.
Bermula haqiqat takbir itu,hendaklah kita hadirkan mata hati dengan Musyahadah
kepada zat Allah terlebih dahulu/sebelum mengangkat takbiratul ihram,maka
hendaklah kita tetapkan segala kehendak hati,Ruh,dan perasaan kita untuk tawajuh
(menghadap) dan liqa‘ (menemui) Allah SWT. Bila sudah demikian,baru kita kata
ushalli…dan sudah mengembalikan/menyerahkan amanat Allah Ta‘ala yang ada
pada kita,yakni ujud kita yang kasar ini (baru) dan yang menanggung amanat yaitu
diri kita yang bathin.Adapun amanat itu kita serahkan kepada pemilik amanah
yakni Allah SWT.itulah sebabnya kita disebut Ummat Muhammad SAW yang
ditanyai mengenai amanat Allah Ta‘ala itu seperti firmannya : Artinya :
Bahwasanya Allah Ta‘ala memerintah kepadamu sekalian untuk mengembalikan
amanat itu kepada pemiliknya Dengan dikembalikan/diserahkannya amanat Allah
itu kepada pemiliknya yaitu Allah ta‘ala itu sendiri,maka jadilah
fana/lebur/hilang/karam sekalian sifat tubuh kita didalam laut ―Ruh Bahrul
Qadim‖adapun yang tinggal ketika itu hanya sifat Ruh semata-mata,dan itulah Ruh
ilmu Allah,kemudian,kita katakan Allahhu Akbar. Itulah yang dinamakan
lebur/karam kehambaan diri kita (Fana Fillah) kedalam ke-Baqaan Allah,dimana
nyata keadaan zat Allah semata-mata. Inilah yang harus kita syuhudkan sampai
kepada salam didalam shalat. Maka janganlah kita lalai dari paenjelasan ini-yang
artinya syuhud itu,dipancang dengan mata hati itulah pengetahuan zat dan ilmunya
dan sebenar-benar ilmunya itu,iman kepada kita dan sebenar-benar Sir-Allah
itu,cahaya kalam Allah yang tidak berhuruf,tidak bersuara yaitu ujud zat yang
mutlak,seperti yang tersebut dalam Hadits Qudsi yang Artinya : tidak
bersuara,tidak berhuruf dan tiada bertempat/berbekas. Firman Allah dalam Al-
qur‘an : Artinya :Apakah mereka itu dijadikan bukan dari sesuatu atau mereka
yang menjdikan mereka,dan bukanlah Aku yang menjadikan mereka. Hendaklah
takbir kita itu,dengan syah lagi jazam yakni yaqin.hati kita hadir dengan Allah
Ta‘ala,yakni ingat kepada Allah maka takbir kita serta membesarkan Allah
Ta‘ala.pada waktu mengangkat takbir itu,menjadi tempat perhimpunan pada
kalimah La Ilaha Illa Allah : yang kita pandang hanya Allah semata-mata artinya
kita fana sekali-kali tidak ada,yang ada hanya Ujud Allah semata. Caranya
adalah,sebelum mengangkat takbiratul ihram kita tarik nafas dengan Hu
haqiqatnya Aku Allah Akbar yang lain semua kecil.sesudah itu di angkat takbiratul
ihram ―Allahu Akbar‖ dengan qasat,ta‘aradh,ta‘ayyin (tubuh hati Ruh).
ARTI SURAH AL-FATEHA :
Bismilah : Allah menamai akan dirinya Arrahman : Ya Muhammad aku
menciptakan engkau.
Arrahim : Ya Muhammad aku menyatakan Rahasiaku kepadamu
Alhamdulillahi : Ya Muhammad,shalatku itu ganti shalatmu untuk memuji diriku.
Rabbil Alamin : Ya Muhammad,aku tau yang lahir dan yang bathin.
Arrahmannirrahim : Ya Muhammad,Yang membaca fateha itu aku dan shalat itu
aku memuji diriku.
Maliki Yaumiddin : Ya Muhammad,Aku Tuhan yang maha besar pada isi sekalian
alam,kamu ganti kerajaanku.
Iyya Kana‘ Budu : Ya Muhammad,tiada lain yang shalat itu melainkan aku memuji
diriku. Waiyyakanas Ta‘in : Ya Muhammad,yang ghaib aku jua tiada aku engkau
ganti kerajaanku. Ihdinasshirathal Mustaqim : Ya Muhammad,tiada yang
tau………engkau jua yang mengetahui aku. Shiratallazi Na‘an Amta‘Alaihim : Ya
Muhammad,tiada murka aku kepadamu,tiada nyata aku jika tiada engkau.
Waladdhallin : Ya Muhammad,jika tiada kasihku tidak ada engkau dan tiada
Rahasiaku sekaliannya. Amin : Ya Muhammad,adamu itu ganti rahasiaku.
ARTI SURAH AL-IKHLAS :
Qul Huwallahu Ahad : Aku nyata dengan dirimu.
Allahus shamad : Aku jadi penolong dunia dan akhirat
Lam Yalid Walam Yulad : Aku Esa Ghaib kepadamu.
Walam Yakul Lahu Kupuan Ahad : Aku nyata dengan dirimu Kiblat Pertama :
Kiblat kearah tenggelamnya arah matahari,masuk pada Syariat. Kedua : Kiblat
I‘tiqat hati berbetulan dengan Baitullah,masuk kepada Thariqat. Ketiga : Kiblat
I‘tiqat hati berbetulan dengan Baitul Ma‘mur,masuk kepada Haqiqat. Keempat :
Kiblat I‘tiqat hati seakan-akan menghadap muka (wajah) kita kepada Allah Ta‘ala
masuk kepada Ma‘rifat Kamalul Yaqin Adapun keterangan yang lebih jelas yang
menentukan bahwasanya Muhammad itu tiada mempunyai sesuatu hanya sekedar
nama jua,adalah seperti tersebut dibawah ini : Adapun yang dikatakan Rahasia
Muhammad itu,sebenarnya tiada lain dari pada kezahiran 5 (lima) Sifat Allah yang
dinamakan : Ujud – Qidam – Baqa – Mukhalafatuhu Lil Hawadits – dan Qiamuhu
Ta‘ala Binafsihi : yaitu kaliamah:Laa
Adapun yang dikatakan Nyawa Muhammad itu,sebenarnya tiada lain dari pada
kezahiran 6 (enam) sifat Allah dinamakan kalimah : Ilaha yaitu: Sama‘- Bashar –
Kalam – Sami‘un – Basirun – dan Mutakalimun.yaitu kalimah : Ilaha Adapun yang
dikatakan Hati Muhammad itu,sebenarnya tiada lain dari pada kezahiran 4 (empat)
sifat Allah yang dinamakan Illa yaitu : Qudrat – Iradat – Ilmu – dan Hayat,yaitu
kaliamah Illa. Adapun yang dikatakan Tubuh Muhammad itu,sebenarnya tiada lain
dari pada kezahiran 5 (lima) sifat Allah yang dinamakan kalimah Allah yaitu :
Qadirun – Muridun – Alimun – Hayyun – dan wahdaniyat,yaitu kalimah: Allah.
Jadi jelas bahwa Muhammad itu adalah sifat Allah jua.yaitu sifat
kebesaran,keelokan,dan kesempurnaan yaitu yang dinamakan dengan kalimah
tauhid artinya Esa.
Kalimah yang mulia yaitu : ― LA ILAHA ILLA ALLAH ― artinya tiadfa yang
terdahlu hai Muhammaad dan tiada yang terkemudian ya Muhammad malainkan
tiap-tiap sesuatu itu beserta Allah. Maka wajiblah diketahui maksudnya kalimah
yang itu,supaya menjadi tauhid dan Ma‘rifat. Adapun kalimah ― La Ilaha Illa Allah
― itu terbagi dua: pertama La Ilaha-dan kedua Illa Allah. Adapun La Ilaha itu,sifat
kekayaan yang tiada ad kekurangan yang maih berkehendak yaitu Muhammad.
Kemudian hendaklah kita ketahui,yang bernama Muhammad itu,apa oleh Allah
Ta‘ala – dan yang bernama Alllah Ta‘ala itu,apa oleh Muhammad ….supaya
benar-benar bisa menjadi tauhid pada kalimah yang mulia itu adanya. ..Adapun
itu,hamba artinya hamba itu,Ilmu-nya Rahasia-nya oleh Allah Ta‘ala: karena Allah
itu nama bagi zat yangWajibal Wujud dan mutlak,yakni bathin Muhammad dan
Ta‘ala itu adalah nama bagi sifat,yakni zahir Muhammad. Jadi jelaslah – zahir dan
bathin Muhammad itulah yang bernama Allah Ta‘ala.dengan demikian,maka
patutlah kalimah yang mulia itudinamakan kalimah tauhid artinya kalimah Esa
yaitu: La Ilaha Illa Allah,maka kalimah yang mulia ini pertemuan hamba dengan
Tuhan-nya. Lagi pula,kalimah yang mulia ini – diumpamakan sebesar-besar dan
selebar-lebar gedung perhimpunan segala Rahasia,segala Ruh,segala Nyawa,segala
Ilmu,serta isinya Islam dan Iman,segala tauhid dan ma‘rifat,yang kesemuanya itu
adalah terhimpun didalam kalimah yang mulia itu adanya. ―La Ilaha Illa Allah‖
pada Ma‘rifat artinya Tiada ada Ujud sesuatupun melainkan Allah jualah yang
Maujud Nafsu Suatu perlakuan naluri manusia yang mendorong manusia
berperilaku menyimpang yang bertentangan dengan syariat dan hakekat Allah
SWT. Karena nafsu itu merupakan tahap hijab yang harus ditembus atau
dipecahkan oleh seorang anak manusia untuk mengenal dirinya dan mengenal
Tuhannya. Tanpa memecahkan dinding hijab ini manusia tidak mungkin dapat
kembali kepada Tuhannya semasa hidupnya didunia atau mematikan dirinya
sebelum mati.
7 martabat nafsu 1. NAFSU AMARAH 2. NAFSU LAWAHMAH 3. NAFSU
MULHAMAH 4. NAFSU MUTMAINAH 5. NAFSU RADIAH 6. NAFSU
MARDIAH 7. NAFSU KAMALIAH WALAKAT HALAKNA PAUKA KUM
SAB‘ATARA-IKA Artinya : Kami telah menciptakan dirimu tujuh jalan (nafsu)
(Q.S. Al-Mu‘minun : 17)
Memancarnya suatu nur didalam Jantung itulah yang dinamakan kalbu (Iman).
Setelah memecahkan dinding hijab yang disebut Nafsu Amarah Innan Nadsa la-am
maratun bissu-i Artinya : Sesungguhnya nafsu amarah itu senantiasa menyuruh
berbuat jahat. (Q.S. Yusuf 53) Sakaratul Maut CIRI-CIRI DATANGNYA
SAKRATUL MAUT
1. Tubuh halus kita akan dikosongkan dari Rahasia Allah.
2. Ilmu milik Allah akan pergi mendahului kita
3. Tubuh halus kita akan menjadi cahaya hidup kita,bagi manusia yang
menggunakan rahasia yang tersembunyi untuk mengenal Allah.
4. Ada yang bergerak di sum-sum tulang belakang 5. ada yang bergerak didasar
pusat (pusar)
6. Tubuh dalam keadaan lemah/loyo 7. Ubun-ubun akan bergetar 8. Hati dalam
keadaan kosong
9. ada yang datang untuk menguji kita : • Orang alim atau Ulama • Nenek-Nenek •
Ibu dan Bapak kita • Orang yang hitam menyeramkan • Malaikat Izrail. (Dengan
membawa bendera putih yang bertuliskan kalimah : LA-ILAHA-ILLALLAH
dengan tulisan merah)
10. Serasa diloloskan dari sarungnya ketika diusung (digotong) oleh Rahasia Allah.
11. Jasad kasar akan diam dalam keadaan sunyi dan syahdu (terbujur sendirian).
12. Ketika Roh kita sampai kepada Allah, ditanya oleh‖Allah‖ SWT. Apakah
kamu telah melaksanakan apa yang telah aku perintahkan dan kamu jauhi apa yang
aku larang maka dijawab oleh Roh dengan benar,baik dan jelas.
13. Maka turunlah perintah Allah kepada Malaikat Ridwan : 1. Masukan kedalam
syurga,hambaku yang suka/senang merahasiakan rahasia yang datangnya dari
Allah. 2. Dijawab oleh Malaikat Ridwan,Aku dekat denganmu Ya Allah !!! Syurga
mana yang harus diberikan kepada hambamu ini. 3. Kemudian turun perintah
Allah,masukan kedalam syurga JANNATUL ALIA bagi hambaku yang mencintai
rahasia yang aku berikan. 4. Diperintahkan lagi kepada Malaikat Ridwan,saya
terima hambamu ini dan saya senang sekali untuk menjaganya. 5. Diperintahkan
lagi kepada Malaikat Ridwan ! Berikan untuk menyenangkan hati hambaku ini
dengan : • 40 Anak bidadari • 40 Pohon kayu dan • 4 Kelompok burung 6.
Masukan kedalam syurga yang penuh isi dan indah untuk hambaku yang jiwanya
suci ini. Peristiwa ini cocok, pas dan sesuai dengan firman Allah dalam Al-quran
surat Al-fajar…….yang berbunyi :
1. YA-AIYATUHAN NAFSUL MUT MA‘INNAH
2. ARJI‘I ILA RABBIKA RADIYATAM MARDIYATAN 3. FAD HULI FI
IBADI 4. WAD HULI JANNATI Artinya : 1. Hai jiwa yang suci !!!!!!!! 2.
Kembali kepada Tuhanmu dengan hati yang puas dan lagi di Ridho‘i-nya 3.
Masuklah kedalam jama‘ah hamba-hambaku 4. Dan masuklah kedalam surgaku.
RAHASIA MAKRIFATULLAH KE 13 :
KITAB ILMU MAKRIFAT TO‘GURU PERAMU ‫أشهد أى ال الَ اال هللا و أشهد أى دمحما‬
‫زسىل هللا‬RAHASIA MAKRIFATULLAH KE 13 : KITAB ILMU MAKRIFAT
TO‘GURU PERAMU Manuskrip yang disebut itu tiada dicatitkan siapa
pengarangnya tetapi ada disebutkan sebagai ILMU DAN MAKRIFAT TOK
GURU PERAMU. Ianya ditulis dalam Bahasa Melayu lama dengan ejaan jawi
lama. ( contoh ba wau mim bukan bom tetapi bumi ) Fakir tidak pasti sama ada
manuskrip ini benar benar hasil karangan Tok Guru Peramu atau ditulis oleh orang
lain yang merujuknya sebagai Ilmu Makrifat Tok Guru Peramu. Namun fakir
membiarkan perkara penulis ini sebagai satu persoalan yang tidak dapat fakir
selesaikan dan menganggapnya manuskrip itu sebagai satu bahan sumber ilmu
yang bernilai yang barangkali ditulis atau bersumberkan ilmu dari Tok Guru
Peramu yang terkenal itu. Namun begitu perlu ditegaskan bahawa apa apa juga
pendapat, fahaman dan tafsiran manuskrip ini merupakan pendapat, fahaman dan
tafsiran penulis manuskrip dan bukannya pendapat , fahaman dan tafsiran fakir.
Ada juga terdapat beberapa bahagian dan tulisan khususnya ayat ayat Al-Quran
dan hadith hadith yang ditulis mengikut tulisan Arab yang tidak dapat fakir
masukkan dan salin kedalam entri kerana kelemahan fakir sendiri dalam perkara
ini. Jadi yang diambil hanyalah terjemahan ke- Bahasa Melayunya saja.
KESIMPULAN HATI Pertama Hati Yang Beriman Lawannya Kafir Kedua
Sum‘ah Lawannya Bid‘ah Ketiga Hati Yang Taat Lawannya Maksiat Dan HATI
inilah tempat NIAT yang menentukan SAH SOLAT atau lain lain pekerjaan.
KEDUDUKAN NIAT Bahawa NIAT itu tempatnya di HATI, tidak berhuruf dan
bersuara sebagai letaknya harus melaksanakan :- QASAD menunjukkan ZAT akan
SIFATNYA kepada yang disifatkan TAKRID menentukan ZAT akan SISATNYA
dan kepada yang disifatkan. TA‘AYUN sabenar2nya AKU menyatakan DIRI
AKU dalam TAUHID Takbiratul Ihram Aku kepada Sifat yang disifatkan. Maka
karamlah DIRI dalam lautan tidak bertepi itu nescaya SOLAT bukan lagi
ENGKAU / AKU tetapi AKU ZAT yang melahirkan Kerja Aku dalam rupaku
yakni SifatKu yang nyata dalam kelakuan hambaKu. Engkau tiada UPAYA dan
KEKUATAN untuk melakukan solat itu malahan engkau lakukan atas Kurniaan &
Rahmat Aku semata-mata. Kenapa engkau merasa ada kewujudan dalam hidup ini
sedangkan WUJUD itu adalah Aku semata-mata ? Yang mengerjakan kelakuanmu
itu Aku atas Kudrat & IradatKu. Yang menentukan waktu pun Aku, Aku punya
Ilmu. Tanpa itu engkau tiada hambaku. Aku sengaja menyatakan DIRIKU padamu
dan Aku memuji DiriKu diatas lidahmu wahai hambaku. Jangan sekali-kali ada
rasa didalam hatimu bahawa engkau mempunyai kemampuan untuk memujiKu .
Ketahuilah bahawa engkau adalah hambaKu yang FAKIR berhak menerima
PemberianKu.
TIANG SOLAT
a. HADIR HATI yakni menghadap Allah dan membuangkan segala yang GHAYR
(yang lain selain Allah ) didalam solat
b. KHUSU‘ / TETAP HATI didalam solat yakni tidak merayau –rayau fikiran
kemana mana.
c. SEMPURNA
bacaan FATIHAH SAH SOLAT
a. Sah solat kerana SAH WUDHU‘ b. Sah Wudhu kerana Sah ISTINJA c. Istinja
itu membersihakan anggota badan dari berupa bentuk najis besar mahupun kecil.
Yang dikatakan ISLAM berapa kesempurnaannya ?
Tiga Perkara :- a. Diikrarkan dengan lidah b. Ditashdiqkan dalam hati c.
Dikerjakan dengan anggota badan Berapa tandakah yang dikatakan sesaorang itu
Islam ?
Empat perkara :- a. Merendahkan diri keHadrat Allah dan sesama islam b. Suci
lidah dari memakan dan meminum benda haram c. Suci lidah dari dusta dan
mengumpat d. Suci badan daripada Hadath Besar S Yang dikatakan Islam berapa
syarat pakaiannya ? J Empat perkara :- a. Sabar akan Hukum Allah SWT b. Ridha
akan Qadha Allah SWT c. Menyerahkan Diri kepada Allah dengan tulus ikhlas d.
Mengikut Firman Allah dan Hadith Nabi. S Apakah yang membinasakan Islam ? J
Empat perkara :- a. Berbuat sesuatu amalan yang tiada dasar dari Islam itu sendiri
b. Mencela orang berbuat baik & meringankan Hukum Allah SWT c. Diketahui
tetapi tidak dibuat d. Tiada tahu tetapi malas bertanya Adapun Makrifat yang mesti
diketahui itu ialah 20 Perkara terbahagi kepada 5 Bahagian....... BAHAGIAN
PERTAMA :- Hendaklah diketahui 4 perkara yakni :- Pertama Allah sabelum
bernama Allah apa NamaNya ? Kedua Muhammad sebelum bernama Muhammad
apa namanya ? Ketiga sebelum hari yang tujuh itu apa namanya ? Keempat
sebelum Waktu Yang Lima itu apa namanya waktu itu ? BAHAGIAN KEDUA
Hendaklah juga kamu ketahui 4 perkara lagi. Pertama 40 hari hendak mati Kedua 7
hari hendak mati Ketiga 3 harihendak mati Keempat 24 jam sebelum mati.
BAHAGIAN KETIGA Lagi 4 perkara yang perlu kamu ketahui Pertama
hendaklah KENAL DIRI kamu Kedua hendaklah kenal NYAWA kamu Ketiga
hendaklah kenal PENGHULU kamu Keempat hendaklah kenal TUHAN kamu
BAHAGIAN KEEMPAT Hendaklah ketahui akan ZIKIR PENYERAHAN
NYAWA kepada Allah . Ada 4 perkara juga. Pertama Serahkan dengan ZIKIR
AF‘AL yakni La Ilaha Illallah Kedua serahkan dengan ZIKIR ASMA‘ yakni Allah
Allah Allah Ketiga serahkan dengan ZIKIR SIFAT yakni Hu Hu Hu Keempat
serahkan dengan ZIKIR ZAT yakni Ah Ah Ah BAHAGIAN KELIMA Hendaklah
ketahui berkenaan RUH juga 4 perkara Pertama RUH JASMANI yaitu TUBUH
kita yakni DIRI TERJALLI Kedua RUH RUHANI yaitu HATI kita yakni DIRI
TERPERI Ketiga RUH IDHAFI yaitu NYAWA kita yakni DIRI YANG TERPERI
Keempat RUH AL-QUDDUS yaitu RAHSIA kita yakni DIRI YANG WUJUD.
MUHAMMAD.............. Adapun nama MUHAMMAD itu jadi TUBUH pada kita.
Tubuh kepada Muhammad jadi NYAWA pada kita Hati kepada Muhammad jadi
NYAWA kepada kita Nyawa kepada Muhammad jadi RAHSIA kepada kita.
TUBUH................. Adapun yang bernama TUBUH itu PERBUATAN yang datang
daripada HATI. Perbuatan Hati datang daripada Nyawa Perbuatan Nyawa datang
daripada Rahsia Perbuatan Rahsia datang daripada AF‘AL ALLAH.
FUAD................ Adapun yang bernama MATA itu ialah untuk MELIHAT dan
orang yang melihat itu tempatnya pada MATA HATI pada JANTUNG. Didalam
jantung ada FUAD Didalam Fuan ada CAHAYA Didalam Cahaya ada RAHSIA
Didalam Rahsia itu adalah saperti Firman Allah SWT yang berbunyi :- Al Insanu
Sirri...Wa Ana Sirruhu Insan itu adalah rahsiaKu dan Akulah rahsianya. KENAPA
NAMA MUHAMMAD ? ( Rahsia Muhammad ) Adapun sebab Nabi Muhammad
itu bernama Muhammad kerana Kehendak Allah. Sekalian ( Keseluruhan /
Semuanya ) Alam ini terjadi kerana Muhammad saperti dinyatakan didalam Hadith
Qudsi :- Sekalian jadi daripadamu Ya Muhammad dan engkau jadi daripada AKU
Sabda Baginda Rasul :- Aku jadi kerana Allah dan sekalian alam jadi kerana aku.
RAHSIA MUHAMMAD ( Mim Ha Mim Dal ) KETERANGAN HURUM MIM
AWAL MUHAMMAD ( MIM AWAL ) Pertama menunjukkan ZAT hambanya
berdiri solat Kedua Tempat Makrifat tatkala Qiam Ketiga Zikir Bagi Zat yaitu
ZIKIR RAHSIA Keempat tatkala itu Tuhan bernama AHDIAH Kelima semasa itu
Tuhan Semata-mata . Belim ada terjadi apa apa akan masa itu bernama AH...( Alif
Ha ) KETERANGAN HURUM HA MUHAMMAD ( HA ) Artinya SIFAT
HAMBA yakni RUKUK dalam solat Tempat HAKIKAT yaitu Rukuk Zikir bagi
Sifat yakni Nyawa Tatkala itu Tuhan bernama WAHDAH KETERANGAN
HURUM MIM KEDUA MUHAMMAD ( MIM KEDUA ) Artinya ASMA‘
HAMBA yaitu SUJUD dalam solat Tempat TARIQAT tatkala Sujud Tatkala itu
Tuhan bernama WAHADIAH Tatkala itu Tuhan TAJALLI sabenar-benarnya
meliputi NUR MUHAMMAD. Masa itu Tuhan bernama ALLAH SWT
KETERANGAN HURUM DAL MUHAMMAD ( DAL ) AF‘AL HAMBA yaitu
DUDUK dalam solat Tempat SYARIAT yaitu tatkala dalam Duduk Zikir bagi
Af‘al yaitu TUBUH La Ilaha Illallah Tatkala itu Tuhan ibarat LA ( Lam Alif )
Tatkala itu bercampur RAHSIA dengan NYAWA dan ANASIR ADAM ( Alif Dal
Mim ) KEJADIAN DIRI. Adapun kejadian DIRI itu terkandung dalam 20 perkara
dibahagi kepada 4 bahagian Bahagian Pertama
1 Jenis ZAT Diri Wujud Rahsia Kita Alam Lahut Ruh Al-Quddus
2 Jenis SIFAT Diri Terdiri Nyawa Kita Wujud Mutlak Ruh Idhafi Alam Jabarut
3 Jenis ASMA‘ Diri Terperi Hati kita Wujud Alam Ruh Ruhani Tubuh halus
4 Jenis AF‘AL Diri Tajalli Jasmani Wujud Idhafi Tubuh Yang Zahir
Kedua
1 Wujud Wujud mutlak – Wujud Hakiki – Wujud Idhafi Wujud Tajalli
2 Ilmu Ilmu Hakiki – Ilmu Maklumat – Ilmu Fikir – Ilmu Ma‘dom Al-Asma‘
3 Nur Nur AlHadi – Nurul quddus – Nur hadi – Nur Al-bayan
4 Suhud Suhud Al-Ain – Suhud Khadafi – Khaliq Al-Asmat Suhud Taufil
Bahagian Ketiga
1 Angin Angin Niat –Angin Padtar – Angin Sarsa – Angin Serul
2 Api Al-Hayat – Al-Muja – Sajin
3 Air Maal Hayat – Maal Kus – Maal Zam Zam – Maal Hain
4 Tanah Tanah Firdaus – Tanah Tiin – Arbail baasir – Tiin Siipaab
Bahagian Keempat
1 Di Jadi Ruh Masripah – Tubuh – Af‘al
2 Wadi Jadi Tulang – Tariqat – Hati – Asma‘ 3 Mani Jadi urat – Haqiqat – Nyawa
– Sifat
4 Ma‘nikam Jadi Nyawa – Makrifat – Rahsia – Zat
Bahagian Kelima
1 LA ( Laf Alif ) Ucapan bagi Tubuh menjaga kulit dan bulu Qalbi kepada
Baitullah
2 ILAHA ( Alif Lam Ha ) Ucaoan bagi Hati penjaga daging dan darah Qalbi
kepada Baitulmakmur
3 ILLA ( Alif Lam Alif ) Ucapan bagi Nyawa penjaga urat dan tulang Qalbi
kepada Arasy
4 Allah ( Alif lam Lam Ha ) Ucapan kepada Rahsia penjaga urat dan sumsum
Qalbi kepada Allah KEJADIAN BENIH HU QALBI itu RABBI terdiri Aku
didalam Sifat Nafsiah Aku dikandung dalam Wujud Allah La Ilaha Illallah
Muhammadur Rasullullah Fi Kul Lil Maha Tiin Wa Naf Sin Aa Da Da Maa Wa Si
A-Hu Il Mullah Adapun asal kejadian BENIH manusia daripada MA‘NIKAM
daripada Syurga, dirupakan Allah SWT turun kepada HU GHAIB rupa Allah jadi
Ma‘nikam rupa gilang gemilang hingga tujuh petala langit dan tujuh petala bumi -
kemudian manikam itu jatuh kepada ubun ubun bapa 100 hari - kemudian
manikam itu jatuh kejantung bapa 40 hari - kemudian manikam itu jatuh ke Hati
Nurani Cahaya Haq 7 hari - kemudian Manikam itu jatuh TA‘AYUN HATI berupa
air 3 hari - kemudian manikam itu MERTABAT ZAT pada pinggang bapa 24 jam
- kemudian Manikam itu jatuh kerahim ibu dengan rupa huruf ALIF - kemudian
Manikam itu kepada ALAM RUH berkumpul saperti biji . Itulah sebab ia bernama
Manikam - kemudian manikam bersifat ia bernama ALAM MITHAL.
Ini yang bernama saperti Firman Allah : al insanu sirri wa ana sirruhu -
kemudian ia melihat dirinya terlalu indah, lalu lupa kepada dirinya bila bercampur
dengan darah ibunya. Maka hilanglah rupa itu dan bernama pula ia ALAM
AJSAM yakni Alam Kasar. Kemudian bila sampai janji, keluarlah ia dari
kandungan ibunya dan hilanglah rupa yang dilihat maka menangis ia sebab suara
inilah bernama ALAM INSAN. BILA AKHIR HAYAT Bila akhir hayat kita
dapati BERDENYUT-DENYUT PUSAT saperti asap serta kita mendengar ucapan
:- ALASTU BI RAB BIKUM – AH ( Alif Ha ) ANA MA – KAA NA BII MAA
KAA NA MASA KAA NA. Maka jawablah :- YA ANA LA ILA HA ILLALLAH
– 3 kali Kemudian nampak cahaya KEBESARAN ALLAH maka kita zikir
ALLAH – 3 kali Kemudian kita nampak KALIMAH ALLAH maka kita zikir HU
– 3 kali Kemudian kita dengar UCAPAN TUHAN : ANA ALLAH LA ILA HA
ILLALLAH ANA....serta terus kita memandang akan KEBESARAN ALLAH
maka kita zikir AH – AH- AH ( Alif Ha ). Maka tamatlah riwayat kita. Ruh
kembali ke Rahmatullah. Hasanul Khatimah. ALHAMDU .....( Alif – Lam – Ha –
Mim - Dal ) ALIF Huruf ALIF itu WAKTU SUBUH. Nabi Adam a.s cahayanya
putih. Malikatnya Jibrael Ruhani. Sahabatnya Abu Bakar & Fatimah Keluar dari
huruf ALIF itu DUA RAKAAT kerana TAJALLI Tuhan dua mertabat yakni
MERTABAT ZAT atau AHDIAH dan Mertabat SIFAT atau WAHDAH.
Istananya dibawah susu kiri . Keluar cahaya pada dahi. Kenyataan pada kita ialah
MULUT & LIDAH LAM Huruf LAM itu waktu ZUHUR. Nabi IBRAHIM
cahayanya Kuning. Malaikatnya MAKRIBUN. Keluar dari huruf Lam itu empat
rakaat kerana TAJALLI Tuhan WUJUD – ILMU – NUR – SUHUD. Istananya
pada HATI di lambung susu kiri yaitu RUH MAZIFAH. Kenyataan pada kita ialah
HIDUNG & MATA HA Huruf HA ini waktu ASAR. Nabinya Nabi Yunus a.s
Cahayanya Hijau Kuning. Malikaynya MIKAIL. Sahabatnya pula ialah Omar.
Keluar dari huruf HA ini empat rakaat yakni API – AIR – ANGIn – TANAH.
Istanayna pada LIMPA – Nafsu Jasmani. Kenyataan pada kita ialah BAHU &
DADA. MIM Huruf MIM itu waktunya MAGHRIB . nabinya ialah Nabi MUSA.
Cahayanya MERAH HITAM. Malikatnya ISHDAH & WAHIDIAH. Istananya
PARU – PARU Nafsunya Nafsu Haiwan. Kenyataan pada kita ialah MATA (
Cahayanya ) DAL Huruf DAL itu waktu ISYA‘ Nabinya Nabi NUH. Cahayanya
HIJAU HITAM. Malikatnya IZRAFIL. Sahabatnya ALI. Keluar dari huruf DAL
itu 4 rakaat kerana Tajalli Tuhan DI – WADI – MANI – MA‘NIKAM. Istananya
HEMPEDU dari bawah lidah hingga keteklinga. Kenyataan pada kita ialah
TAPAK KAKI. TEMPAT ZIKIR PADA TUBUH ZIKIR QALBI Dua jari bawah
susu kiri = QALBI = HATI ZIKIR RUH Dua jari bawah susu kanan = RUH =
NYAWA ZIKIR SIRR Dua jari bawah susu kiri = SIRR = RAHSIA ZIKIR
KHOFI Dua jari atas susu kanan = KHOFI = TERSEMBUNYI ZIKIR AKHFA
Ditengah dada = AKHFA = TERLEBIH SEMBUNYI ZIKIR NAFAS Antara 2
kening meliputi sekalian kepala ZIKIR KHALIAH Di ubun ubun meliputi sekalian
jasad 20 SIFAT DI DALAM DIRI 1 WUJUD Badan Insan SIFATKU mula jadi
menanggung didalam dunia 2 QIDAM RUH JASMANI kulitku mula jadi meliputi
sekalian alam 3 BAQA‘ RUHANI dagingku mula jadi menanggung RAHSIA
didalam DIRI 4 MUKHALAFATUHU LIL HAWADITH RUH NIBATI darahku
mula menjadi meliputi Alam Sendiri 5 BINAFSIHI RUH INSAN nafasku mula
jadi berjalan ucapan didalam DIRI 6 WAHDANIAT RUH RABBANI hatiku asal
mula jadi TAHU didalam DIRI 7 KUDRAT RUH QUDUS urat putihku yang tidak
berdarah berjalan setiap dalam DIRI-ku 8 IRADAT RUH KAHFI tulangku asal
mula jadi menguatkan Alam Sendiri 9 ILMU RUH IDHAFI benihku asal mula jadi
YANG NYATA didalam CERMIN HAQ 10 HAYAT RUH NURANI uratku yang
meliputi didalam tubuh aku yang hidup alam sendiri. 11 SAMA‘ BESI KURSANI
pendengaranku asal semula jadi 12 BASAR PANCARAN MA‘NIKAM kalam aku
berkata-kata dengan sendiri 13 KALAM RUH MA‘NIKAM menzahirkan
perkataan didalam dunia 14 QADIRUN WUJUD MA‘NIKAM tali Ruhku KUNHI
ZAT dengan Sifatku 15 MURIDUN ILMU ALLAH badanku asal mula jadi
KALIMAH didalam diriku 16 ALIMUN DARJAT ALLAH kebesaranku asal mula
jadi duduk didalam otak yang putih 17 HAIYUN Amalan terlebih suci ialah
amalan Kalimah Aku asal mula jadi alam diriku 18 SAMIUN Bersama ZAT &
SIFAT WAHDAH didalam Kalimah iman diriku 19 BASIRUN RAHSIA
NYAWA dengan BADANWAHIDAH bersamalah Zat dengan badan tidak
bercerai dunia akhirat 20 MUTAKALLIMUN Ghaib didalam Ka‘bah Ghaib aku
didalam Ka‘bah Kaca Arasy yang putih titik didalam Kalimah. AWALUDDIN
MAKRIFATULLAH Permulaan agama mestilah MENGENAL ALLAH. Firman
allah :- Ya Muhammad kenalkanlah DIRI kamu sebelum kamu Mengenal Aku dan
sebenar-benar kenal Diri kamu ialah Engakau Kenal Aku Allah juga Berfirman :-
Ya Muhammad Aku jadikan baharu alam ini kerana Engkau dan Aku jadikan
engkau kerana Aku. Maka engkau inilah sebenar-benarnya RAHSIA AKU.
Dengan ini bererti kita mesti berpegang kepada pokok kesimpulan RAHSIANYA
itu yakni kita mesti betul betul kepada pengertian dan pemahaman RahsiaNya itu
dengan terang dan jelas. Marilah kita renungi Firman Firman Allah saperti berikut
:- Aku tidak memandang kepada rupamu yang cantik...pengetahuanmu yang
banyak jika kamu tidak Mengenal Aku maka sia sia sajalah amal kebajikan serta
solat kamu yakni umpama debu yang berterbangan diudara ditiup angin Engkau itu
Aku dan Aku itu engkau Oleh itu saudaraku sekalian kamu tuntutlah betul betul
dan pelajarilah dengan sungguh sungguh serta kajilah dengan mendalam agar
kamu DAPAT MENGENAL ALLAH dengan sebanar-benarnya. Mudah-mudahan
Allah akan mengangkat Darjat kamu menjadi AHLI SUFI dan WALINYA.
Sebanyak manapun kitab kita baca, kaji dan pelajari INTIPATI yang perlu kita
dapat dan perolehi hanya EMPAT ( 4 ) PERKARA sahaja yaitu perkara yang
membolehkan amal ibadah kita diterima dan diakui oleh Allah SWT. Perkara itu
ialah :- Pertama Mengenal Allah dengan sebenar-benar pengenalan dengan bukti
yang terang dan jelas. Kedua sentiasa dalam TUBUH ALLAH dengan bukti yang
terang dan jelas juga. Ketiga sentiasa mendengar SERUAN ALLAH juga dengan
bukti yang jelas dan terang. Keempat Datang dari Allah kembali kepada Allah
dengan pedoman yang sebenar-benarnya terang dengan bukti yang jelas.
Sesungguhnya keputusan perkara perkara diatas, nampaknya senang dibaca tetapi
tiap tiap satu perkara diatas bukanlah mudah diperolehi pemahaman dan pegangan
keimanannya walaupun kita telah membaca mengkaji banyak buku, berguru
dengan ramai guru, jika kita tidak menemui / ditemukan dengan buku buku dan
guru guru yang benar benar dapat memberi petunjuk untuk pemahaman kita secra
terang dan jelas. RAHSIA DI DALAM DIRI Inilah pada menyatakan bahawa
didalam badan manusia itu EMPAT BAHAGI yaitu :- NAFAS ANPAS
TANAPAS NUPUS Sesungguhnya bagaimana rupa jasmani begitu jugalah rupa
NYAWA. Manakala Nyawa itu adalah NAFAS dan TANAPAS itu saperti
ANPAS. Maka keempat itu berperingkat sampai kepada NUPUS dan Nupus itu
saperti rupa ZAT manakala Zat itu saperti rupa SIFAT dan Sifat itu saperti rupa
ASMA‘ dan Asma‘ itu saperti rupa AF‘AL. Dan perkara diatas diakui oleh Allah
saperti FirmanNya melalui Hadith Qudsi :- QA LAL LAH HU TAALA - AL
INSANU SIRRI WA ANA SIRRUHI SI FATI ILLA KHAIRI LIL LAH Insan itu
rahsiaKu dan Aku rahsianya. SifatKu itu Sifatnya tiada ada daripadaku melainkan
Allah Taala Barangsiapa mengenal akan BADANnya ia mengenal akan
NYAWAnya. Barangsiapa mengenal akan nyawanya ia akan mengenal akan
SIRRnya Barangsiapa mengenal akan Sirrnya akan mengenal akan TUHANnya
yang qadim adanya. Ketahuilah olehmu wahai talib – YANG KELUAR itu
bernama NAFAS dan yang dinamai ANPAS itu gerak dari hidung sampai kebawah
leher. Dan yang dinamai TANAPAS itu gerak dari bawah leher sampai ke hati.
Yang dinamai NUPUS itu didalam Hati. Itulah HAKIKAT NYAWA. WUJUD
WUJU DU KA ZAHRU WALA YUQA MU BI HI ZAHBU Barangsiapa
mengadakan DUA WUJUD jadi SYIRIK ANA WUJU DA HU Ada kita dengan
DIA WA NAF SUHU Ada DIA dengan sendirinya. Adapun WUJUD itu AIN ZAT
artinya kenyataan kerana lafaznya dibaca itu wujud maknanya ZAT. Ini adalah
kerana Wujud itu ADA. Maka yang ADA itu ZAT. Maka tiada diperoleh dengan
lafaz yang lain daripada Wujud itu kerana wujudnya itu menyatakan Zatnya. Maka
disebabkan itu dikatakan AIN ZAT namanya. Adapun Wujud itu artinya ADA.
Apa yang dikatakan itu ada. Yang dikatakan itu ialah ZAT. Adapun Wujud ini
ditilikkan pihak lafaznya SIFAT dan jika ditilik pada maananya ZAT dan apa yang
dikatakan lafaz itu kerana bacaan itu Wujud ada ZAT. Inilah maananya. Adapun
WUJUD DIRI SENDIRI berdiri dengan ZAT. Apa sebab dikatakan Wujud itu
berdiri dengan Zat ? Sebab lafaz wujud itu ada manakala yang ADA itu ialah ZAT.
PERINGATAN TENTANG SEMBAHYANG Barangsiapa menyembah NAMA
TANPA MAANA bahawasanya ia KUFUR Barangsiapa menyembah MAANA
TANPA NAMA bahawasanya ia MUNAFIK Barangsiapa menyembah NAMA
DAN MAANA dengan HAKIKAT MAKRIFAT mereka itulah MUKMIN sabenar
benarnya t Barangsiapa meninggalkan NAMA DAN MAANA bahawasanya
mereka itulah ARIFBILLAH Solah Daim itu ialah solah tanpa huruf tanpa suara
tanpa apa apa perbuatan. Ianya ialah kerja HAYAT atau kerja HIDUP. Yang
Hidup itu ialah NURULLAH atau Nur Muhammad yakni Nyawa. PENGERTIAN
ALLAH DAN NABI MUHAMMAD MUSTAFFA RASULLULLAH NABI
Adapun Tubuh Nabi Muhammad itu yang zahir ialah AF‘AL daripada ZAT
Adapun nyawa Nabi Muhammad itu SIFAT daripada ZAT ALLAH. SIFAT
Adapun SIFAT itu NYAWA kepada Muhammad MUSTAFFA - Adapun hati
Mustaffa itu ASMA‘ daripada ZAT ALLAH. ASMA‘ Adapun ASMA‘ itu Nama
NamaNya. AF‘AL Adapun AF‘AL itu Tubuh Nabi namanya AF‘AL.
RASULLULLAH - Adapun Rasullullah itulah SIRR daripada ZAT ALLAH SWT.
ZAT Adapun ZAT itu TUHAN, Rahsia pada Nabi, Cahaya Ilmu Kalam -
SIRRULLAH namanya. Inilah kita bertuhan pada Allah dengan 4 syarat yakni :-
Pertama ZAT ALLAH itu Tuhan pada kita Kedua SIFAT ALLAH itu NYAWA
pada kita Ketiga ASMA‘ ALLAH itu HATI pada kita Keempat AF‘AL ALLAH
itu TUBUH pada kita. Dan TAJALLI Af‘al Allah pada Tubuh kita dan Tajalli
Asma‘ Allah pada Hati kita dan Tajalli Sifat Allah pada Nyawa kita dan Tajalli Zat
Allah pada Sirr kita yakni sebenar-benarnya RAHSIA kita adanya. ASAL RUKUN
13 DIDALAM SOLAT. Inilah asal Rukun 13 yang wajib diketahui dalam
melakukan Solat. Adapun Rukun Solat itu datangnya daripada ALLAH – BAPA
dan IBU. DATANG DARIPADA ALLAH – 5 PERKARA. 1 Niat 2 Nyawa 3
Wujud 4 Nafas 5 Af‘al Yaitu didalam bentuk Merasa – Mencium – Menjamah –
Melihat & Mendengar DATANG DARIPADA BAPA – 4 PERKARA 1 Tulang 2
Kuku 3 Rambut 4 Rupa DATANG DARIPADA IBU – 4 PERKARA 1 Darah 2
Daging 3 Otak 4 Lendir Terhimpun menjadi 13 . maka jadilah Rukun 13 perkara
melakukan SOLAT setiap hari memulangkan sekalian HAKNYA sebagai ISI
AMANAH yang dipertaruhkan kepada kita. YANG MATI – YANG HILANG -
YANG TINGGAL – YANG PULANG YANG MATI itu ada 6 perkara yakni –
Wujud – Anggota – Hawa – Nafsu – Gerak & Diam. YANG HILANG pula ada 4
perkara yakni Darah – Daging – Tulang & Kulit YANG TINGGAL itu ada 2
perkara yakni Iman & Taat YANG PULANG ada satu sahaja yakni NYAWA.
Pulang keempunyanya keasalnya HENING – QASAD – TAQRID & TA‘YUN
HENING itu apa ? Adapun HENING itu tiada dapat menyerupai dengan
CAHAYA yang lain. Adapun JERNIH itu apakala tertenung lantas 7 petala langit
dan 7 petala bumi. Maka dalam cahaya yang HENING JERNIH itu yang terang
benderang itulah CAHAYA PUTIH SIFAT saperti terlebih putih daripada kapas
bersifat saperti SIFAT KITA. Ada tanda pada DAHI kita tersurat NAMA ALLAH.
Inilah RUH NABI kita Maka dalam ZIKIR ALLAH syaratnya terhapus sekalian
diri dengan keadaan diri kita yang kehambaan bagi RUH NABI saw yang
dikatakan sebenar-benar SIFAT ALLAH NUR MUHAMMAD namanya. Dan
cahaya terang benderang hening jernih itulah CAHAYA ZAT ALLAH adanya.
Wallah Hu Alam. QASAD Adapun QASAD itu MENYATAKAN NIAT tiada
huruf dan tiada suara. Yang ada huruf dan suara BUKAN NIAT tetapi ADOM (
ADAM ) Adapun yang sebenar-benarnya NIAT yang tiada huruf dan tiada suara
itu ialah ZAT ALLAH. Inilah NIAT yang sebanar-benarnya. Asal Niat dan tempat
niat pada zahirnya ialah kita yang berniat tetapi sebenarnya ialah TUHAN YANG
MUTLAK yang bersifat WAJIBUL WUJUD KHALIQ AL ALAM lagi ber-Sifat
KAMIL MUKAMIL. TA‘RID Adapun TA‘RID itu MENYATAKAN FARDHU.
Yang sebenar-benarnya Fardhu itu ialah TAJALLI SIFAT ALLAH ertinya
NYATA SIFAT ALLAH itu NUR MUHAMMAD AIN SABITAH pun ia juga
namanya, UJUD IDHAFI dan INSAN pun ia juga. Inilah sebenar-benarnya
FARDHU itu. Asal Fardhu ialah RUH NABI MUHAMMAD saw tempat Tajalli
sekalian Ruh Adam itu. Sebab dikatakan ASAL FARDHU yang sebenarnya kerana
sekalian nyawa itu tajalli daripada NUR MUHAMMAD saperti kata HADITH
QUDSI :- ANA MINALLAH HU KUL LII SHAI IIN MINAN NUR yang
bermaksud Daku daripada Allah manakala segala sesuatu atau cahaya alam ini
daripada cahayaku. ANA MINALLAHU WAL ANBIYA ......( tidak jelas = fakir )
yang bermaksud :- Aku daripada Allah sekalian anbia‘ daripada aku. ANA
MINALLAHU WAL MUKMINI NAA MIN NI Aku daripada Allah dan segala /
semua mukminin daripada aku Inilah sebabnya dikatakan MUHAMMAD itu
BAPA SEKALIAN RUH dan ADAM itu BAPA SEKALIAN TUBUH / JASAD.
Inilah juga sebab kenapa dikatakan yang Fardhu PADA KITA ITU NYAWA.
Nyawa itu PEMERENTAH BADAN. Jika tidak digerak oleh Nyawa tidak
bergeraklah badan. Wallah hu Alam. TA‘YUN Adapun TA‘YUN itu menyatakan
WAKTU Zuhur, Asar dan lain lain lima waktu itu. Adapun yang sebenarnya
NYATA AF‘AL ALLAH SWT pada Jasad Adam yaitu Tubuh kita ialah ALAMM
RUH YANG KASAR. Itulah sebenarnya TA‘YUN yakni sebenar benar NYATA.
TAUHID TAKBIRATUL IHRAM ( TI ) Adapun syarat TI itu hendaklah HADIR
MATA HATI SYAHADAT KE ZAT ALLAH SWT. Sebelum takbir kita
NIATKAN didalam Hati yang kita MEMULANGKAN SEKALIAN
PANCAINDERA yang dikurniakan kepada kita ( kepada Allah = fakir ) Niatnya
ialah Tiada pendengaranku hanya ia ( pendengaran Zat Allah ) tiada penglihatanku
hanya ia tiada huruf tiada suara hanya ia tiada ciukmku hanya ia tiada gerak dan
diamku hanya ia. HAKIKAT ZAT AF‘AL – HAKIKAT SOLAT Adapun ertinya
SOLAT sebenarnya YANG MENYEMBAH ITU HAMBA, YANG DISEMBAH
ITU TUHAN. Yang menyembah itu FANA‘ - yang disembah itu BAQA‘. Maka
sihamba PULANG KEPADA ADOMNYA. Maka KEKALLAH TUHAN semata-
mata pada SUHUD ( pandangan = fakir ) kita. Yang Menyembah dan Yang
Disembah pun ia juga. Yang memuji = DIA Yang Dipuji pun DIA juga kerana
Allah SWT Memuji DiriNya sendiri melalui lidah makhlukNya ( Insan ) Maka
hamba itu tetaplah FANA‘ sebab ditilik sekalian keadaan dirinya habis terpulang
kepada Allah – Ilmu, hayat, Kudrat, Iradat, Sam‘, Basar, Kalam . Yang ada pada
dirinya adalah SIFAT ZAT ALLAH semata-mata. Adapun Tuhan itu tiada diatas,
tiada dibawah, tiada dihadapan, tiada dibelakang tiada dikanan mahupun dikiri.
TIADA HAMBA TIADA TUHAN YANG WUJUD HANYA ZAT ALLAH
WAJIBUL WUJUD. MEMULANGKAN AMANAH. Hadith Qudsi yang
bermaksud :- 1 TUKARKAN CAHAYA DIRIMU KEPADA CAHAYA
TUHANMU 2 MATIKAN DIRI KAMU SEBELUM KAMU MATI Adapun
maksud MATIKAN itu ialah MEMULANGKAN AMANAH ALLAH yang
ditanggungkan kepada kita. Amanah Allah itu ialah WUJUD KITA YANG
KASAR ( Jasad ) dan Yang Menanggung Amanah itu ialah WUJUD KITA YANG
BATIN yakni Nyawa dan YANG MENGAMANAHKAN itu ialah ZAT ALLAH.
Adapun SYARAT Memulangkan Amanah Allah itu ialah tatkala kita mengatakan
ALLAH itu tarik nafas kita dari dalam FUAD hingga sampai kealam QUDDUS.
Alam itu UBUn UBUN dan makam KAB FUSAIN yaitu antara dua bulu kening.
Maka kita tahankan hingga kuat sekalian alam kita merasa hapus wujud kita yang
kasar kepada wujud kita yang batin – hapus wujud yang batin kepada ZAT
SEMATA-MATA kepada suhud kita. Maka hapus dan karamlah sekalian SIFAT
BASRIAH dalam lautan BAHRUL QADIM hingga nyata Sifat laut semata-mata
yaitu Laut Alam Allah. Maka katakanlah ALLAH HU AKBAR . telah fana‘
sekalian kelakuan dan diri kita maka nyatalah BAQA‘ keadaan ZAT Tuhan
semata-mata. Inilah dikatakan SUHUD sehingga sampai kepada SALAM. Adapun
SUHUD itu ertinya PANDANG MATA HATI erti Mata Hati ialah pengetahuan
Nyawa. Alam Nyawa itulah sebenar-benarnya IMAN. Inilah SIRRULLAH yaitu
cahaya Alam Ilmu ZAT ALLAH yang tiada huruf tiada suara Wujud Mutlak yakni
Wujud Zat Wajibul Wujud. Dengan ini Jasad kita KAMIL dengan Nyawa kita dan
Nyawa Kamil Mukamil dengan ZAT ALLAH DALIL NAQLI – AYAT AL-
QURAN Telah ada Aku dalam dirimu – betapa tidak kamu lihat ? SIFAT MAANI
& SIFAT MAKNUYAH A DAERAH KITA MENGENAL DIRI YANG KASAR
ADAM = JASAD YANG KASAR a. HIDUP Jasad dengan hidup Nyawa b.
TAHU Jasad dengan tahu Nyawa c. BERKUASA Jasad dengan berkuasa Nyawa d.
BERKEHENDAK Jasad dengan kehendak Nyawa e. MENDENGAR Jasad dengan
mendengar Nyawa f. MELIHAT Jasad dengan melihat Nyawa g. BERKATA Jasad
dengan berkata Nyawa B DAERAH KITA MENGENAL DIRI KITA YANG
BATIN MUHAMMAD = NYAWA INSAN a. HIDUP Nyawa dengan HAYAT
Tuhan b. TAHU Nyawa dengan ILMU Tuhan c. BERKUASA Nyawa dengan
KUDRAT Tuhan d. MENDENGAR Nyawa dengan SAMA‘ Tuhan e. MELIHAT
Nyawa dengan BASAR Tuhan f. BERKEHENDAK Nyawa dengan IRADAT
Tuhan g. BERKATA Nyawa dengan KALAM Tuhan PANDANG WUJUD
YANG ESA PADA WUJUD YANG BANYAK ZIKIRNYA HU ALLAH Adapun
Allah itu banyak namaNya kerana Nama Allah yang menjadikan Alam dengan
limpah Sifat Sifat diatas. Oleh itu Alam ini ialah Hakikat ZAT YANG ESA.
DALIL DALIL AL-QURAN WALLAH HU MUHITHU LIL ALAMIN Adapun
Allah itu MELIPUTI sekalian Alam LA TATA HAR RAKU ZAR RATUN BI IZ
NILLAH Tiada bergerak sesuatu walau sebesar zahrah sekalian melainkan dengan
IZIn Allah WA LA HAU LA WALA QUWWA TA ILLA BILLAH Tiada DAYA
UPAYA melainkan dengan KUDRAT Allah FA IN NA MA TAL WAL LAU AF
SII HIM WAJ JAHULLAH Dimana kamu hadapkan wajahmu disitu Wajah Allah
Barang kamu pandang pada ini hingga sampai yang menjadikan janganlah terhenti
pandang kamu pada sekalian itu hingga sampai kepada yang Menjadikan yaitu
ZAT WAJIBUL WUJUD Jika kamu pandang keadaan diri kamu hendaklah kamu
pandang dengan HAYAT Tuhanmu. Jika kamu pandang pengetahuanmu
hendaklah kamu pandang ILMU Allah. Apabila kamu pandang kuasamu
hendaklah kamu pandang KUDRAT Allah. Begitulah seterusnya dengan
pancaindera kamu dan Sifat Sifat MAANI Allah yang lain. Jika tidak demikian
halnya sia sialah pandangan itu dan DERHAKA kamu terhadap Tuhan kamu
ALLAH - NIAT – AHDAH – WAHDAH – WAHIDIAH ALLAH – Alif - Lam –
Lam- Ha ALIF itu AHDIAH ZAT LA TAAYUN pun ia SIRRULLAH pun ia juga.
Inilah ASAL NIAT yang tiada huruf dan tiada suara. Inilah USALLI SOLAT
artinya Aku Solat Sifatnya NAFSI WUJUD Adapun ALIF itu dalil menyatakan
FARDHU . Inilah maknanya ZAT mertabat INSAN dan AHADIAH. Dengan
kebesaran ALIF ini maka jadilah LAM yakni dengan kebesaran dan kekayaan
SIFAT ZAT ertinya ESA pada pihak TANZIL. LAM AWAL = ALIF DIATAS
Adapun ALIF DI-ATAS itu dalil menyatakan SIFAT huruf ALIF diatas. Maka
jadilah LAM AWAL maknanya SIFAT SEMATA-MATA mertabatnya
WAHDAH yakni TA‘AYUN AWAL ertinya NYATA YANG PERTAMA yakni
TAJALLI SIFAT ALLAH menjadi NUR MUHAMMAD – AIN SABITAH –
WUJUD IDHAFI – INSAN KAMIL pun ia juaga menanggung namaNya ALLAH.
Inilah asal FARDHU yang sebenarnya yakni SIFAT MAANI. LAM AKHIR =
ALIF DIBAWAH Adapun Alif Di-bawah itu dalil menyatakan ASMA‘NYA.
Huruf Alif dibawah menjadi LAM AKHIR maknanya ASMA‘ mertabat
WAHIDIAH yang bernama ALLAH yakni TA‘AYUn THANI ertinya NYATA
YANG KEDUA maka Tajallilah RUH ADAM dengan kebesaran , kelimpahan
Ruh inilah menjadi Tubuh Adam daripada huruf Alif Di-Atas. Maka huruf ini
maknanya Zat Alif Di-Atas maka jadilah LAM AWAL maknanya Sifat Alif
dibawah. Maka jadilah LAM AKHIR maknanya ASMA‘ ALIF didepan. Maka
jadilah maknanya AFAL . Maka 4 huruf itu empat Sifat Alif Lam Lam Ha ALLAH
HU AKBAR ALLAH – ( Alif – Lam – Lam – Ha ) – Empat Sifat ALIF = ZAT
LAM AWAL = SIFAT LAM AKHIR = ASMA‘ HA = AF‘AL AKBAR – ( Alif –
Kaf – Ba – Ra ) ALIF = KAHAR KAF = JAMAL BA = JALAL RA = KAMAL
ALLAH = GHAIBUL GHUYUB ALIF = LA TA‘AYUN = MERTABAT ZAT
LAM AWAL = TA‘AYUN AWAL = NUR MUHAMMAD = RUH LAM AKHIR
= TA‘AYUN THANI = MERTABAT ADAM = NYAWA HA = MERTABAT
TUBUH = JASAD ZAT DIRI YSNG BERDIRI SENDIRI .Wujudnya di Alam
LAHUT. Zikirnya AH ( Alif Ha ) AH . Ilmunya KAMAL YAKIN SIFAT DIRI
DENGAN ZAT. Wujudnya Alam JABARUT. Zikirnya HU HU. Ilmunya HAQ
QUL YAKIN ASMA‘ DIRI YANG TERPERI. Wujudnya di Alam MALAKUT.
Zikirnya ALLAH 3 x . Ilmunya – ILMU YAKIN AF‘AL DIRI YANG TAJALLI.
Wujudnya diAlam SAHADAH. Zikirnya LA ILA HA ILLALLAH. Ilmunya –
ILMU YAKIN. Jelaslah kewujudan itu sebagai PENZAHIRAN KEBESARAN
diriNya. Dengan wujud itu terzahir pula segala KEINDAHAN JAMAL Allah
namanya. Lantas terzahir pulalah CAHAYANYA yang menerangi segala
Keindahan itu JALAL ALLAH namanya dengan KEAGUNGAN itu sempurnalah
sudah sebagai Kenyataan ALLA HU AKBAR. DARI ... Manuskrip ILMU &
MAKRIFAT TOK GURU PERAMU - ENTRI KEENAM BELAS ( 16 –
TERAKHIR. ) HAKIKAT FATIHAH................ Ia Menyatakan DIRI
BISMILLAH.............. Menjadi ia diriNya AR-RAHMAN itu Ya Muhammad ,
engkau jua keadaan YA RAHIM itu. Ya Muhammad engkaulah kekasihKu. Tiada
yang lain. ALHAMDULULLAH....... Ya Muhammad yang membaca Fatihah itu
Aku. Yang memuji itu pun Aku. Alhamdulillah itu Ya Muhammad Solatmu ganti
SolatKu tempat memuji DiriKu sendiri. RABBUL ALAMIN................ Rabbul
Alamin itu Aku Tuhan Sekalian Alam. AR RAHMAN – AR – RAHIM........... Ya
Muhammad yang membaca Ftihah itu Aku yang Memuji itu pun Aku juga.
MALIKIYAU MID DIIN.............. Ya Muhammad Aku Raja Yang Maha
Besar...engkaulah kerajaannya. IYYA KANA‘ BUDU................ Ya Muhammad
yang solat itu Aku. Aku memuji DiriKu Sendiri.. WA IYYA KAA NAS TAA
IIN.... Ya Muhammad tiada kenyataanKu jika engkau tiada... IH DI NAS SII
RATAL MUSTAAQIM... Ya Muhmammad Awal dan Akhir itu Aku SIRATAL
LAZI NA AN AM TA ALAI HIM.. Ya Muhammad sebab Aku sukakan engkau
ialah engkau itu kekasihKu. GHAI RIL MAGHDU BI ALAI HIM.. Ya
Muhammad Aku jadi Pemurah padamu kerana engkau itu kekasihKu WA LAD
DHAL LIN... Ya Muhammad jika tiada Aku maka tiadalah engkau.. AMIN.. Ya
Muhammad Rahsiamu itu Rahsia Aku. Yakni yang disembah itu tiada suatu juapun
didalamnya melainkan Tuhanku. Maka apabila Solat ghaiblah didalamnya .
Apabila ghaib ESA-lah ia dengan Tuhannya. Yang Solat itu tiada dengan lafaz dan
maknanya dengan citarasa yang solat amat rapat kepada Zat Yang Esa dengan kata
ALLA HU AKBAR. Maka barangsiapa masuk didalam Solat tiada SERAH Tubuh
dan Nyawa-nya maka kekallah Sifat dengan Tuhannya – tiada mengesakan dirinya
dengan Tuhannya. Sabda Nabi saw :- Tatkala kamu Takbiratul Ihram
membuangkan lafaz dan makna melainkan Wujud Mutlak semata-mata.
RAHASIA MAKRIFAT III : RAHSIANYA MENGENAL ZAT ALLAH DAN
ZAT RASULULLAH Ada pun makrifat itu rahsianya ialah mengenal Zat Allah
dan Zat Rasulullah,oleh kerana itulah makrifat dimulakan:- 1. Makrifat diri yang
zahir. 2. Makrifat diri yang bathin. 3. Makrifat Tuhan. APA GUNA MAKRIFAT?
Ada pun guna makrifat kerana mencari HAKIKAT iaitu mengenal yang Qadim
dan mengenal yang baharu sebagaimana kata: "AWALUDDIN
MAKRIFATULLAH" Ertinya: Awal ugama mengenal Allah. Maksudnya
mengenal yang mana Qadim dan yang mana baharu serta dapat mengenal yang
Qadim dan yang baharu,maka dapatlah membezakan diantara Tuhan dengan
hamba. BAITULLAH KALBU MUKMININ Sesungguhnya hati ini sewaktu bayi
sehingga aqil baliq diibaratkan bunga yang sedang menguntum,tidak ada seekor
ulat atau kumbang yang dapat menjelajahnya! apabila dewasa (aqil baliq) maka
hati itu ibaratkan bunga yang sedang mengembang,maka masuklah ulat dan
kumbang menjelajah bunga itu! Sesungguhnya amalan makrifat dan zikir yang
dibaiah itu adalah untuk membersihkan hati agar dapat menguntum semula seperti
hati kanak-kanak yang suci-bersih! Hati ini juga seperti satu bekas menyimpan
gula yang tertutup rapat dan dijaga dengan baik! sekiranya tutup itu tidak jaga
dengan baik atau tutupnya sudah rosak,maka masuklah semut hitam yang
sememangnya gula itu makanannya! PEPERANGAN Peperangan yang lebih besar
dari perang UHUD, KHANDAK dan lain-lain peperangan ialah "Peperangan
dalam diri sendiri (Hati)", setiap saat denyut jantung ku ini, aku akan terus
berperang.Sesungguhnya iblis itu menanti saat dan ketika untuk merosakkan anak
Adam !Sekiranya aku tidak ada bersenjata (zikir), nescaya aku pasti
kecundang!Keluar masuk nafas anak Adam adalah zikir! 6,666 sehari semalam
nafas keluar dan masuk, sekiranya anak Adam tidak bersenjata, pasti ia kecundang!
ASAL USUL MAKRIFAT Rasulullah SAW mengajar kepada sahabatnya Saidina
Ali Karamullah.Saidina Ali Karamullah mengajar kepada Imam Abu Hassan
Basri.Imam Abu Hassan Basri mengajar kepada Habib An Najmi.Habib An Najmi
mengajar kepada Daud Attaie.Daud Attaie mengajar kepada Maaruf Al
Karhi.Maaruf Al Karhi mengajar kepada Sirris Sakatari.Sirris Sakatari mengajar
kepada Daud Assakatar.Daud Assakatar mengajar kepada Al Junidi. Maka Al
Junidi yang terkenal sebagai pengasas MAKRIFAT.Maka pancaran makrifat itu
dari empat sumber iaitu: 1. Pancaran daripada sumber SULUK yang dinamakan
Makrifat Musyahadah. 2. Pancaran daripada sumber KHALWAT yang dinamakan
Makrifat Insaniah. 3. Pancaran daripada Inayah yang dinamakan ROHANI. 4.
Pancaran daripada Pertapaan yang dinamakan JIRIM. Maka dari sumber amalan
itulah terbit makrifat yang tinggi dan mempunyai rahsia yang sulit. API
MA'RIFATULLAH Dengan berlindung kepada Allah Swt, Pencetusan Api
Ma‘rifattullah dalam kalimah ―ALLAH‖ saya awali. Syahdan, nama Allah itu tidak
akan pernah dapat dihilangkan, sebab nama Allah itu akan menjadikan Zikir bagi
para Malaikat, Zikir para burung, Zikir para binatang melata, Zikir tumbuh-
tumbuhan dan Zikir dari Nasar yang 4 (tanah, air, angin dan api) serta zikir segala
makhluk yang ada pada 7 lapis langit dan 7 lapis bumi, juga zikir makhluk yang
berdiam diantara langit dan bumi. (buka…..Al-Qur‘an, Surah At-thalaq, ayat 1).
Adapun zikir para makhluk Allah yang kami sebutkan tadi tidaklah sama logatnya,
dan tidak sama pula bunyi dan bacaannya. Tidak sedikit para akhli Sufi dan para
wali-wali Allah yang telah mendengar akan bunyi zikir para makhluk itu, sungguh
sangat beraneka ragam bunyinya. Dalam Kitab Taurat, nama Zat yang maha Esa
itu ada 300 banyaknya yang ditulis menurut bahasa Taurat, dalam Kitab Zabur juga
ada 300 banyaknya nama Zat yang maha esa itu yang ditulis dengan bahasa Zabur.
Dalam Kitab Injil juga ada 300 banyaknya nama Zat yang Esa itu yang ditulis
dengan bahasa Injil, dan dalam Kitab Al-Qur‘an juga ada 99 nama Zat yang esa itu
ditulis dalam bahasa Arab. Jika kita berhitung maka dari keempat kitab itu yang
ditulis berdasarkan versinya, maka akan ada 999 nama bagi zat yang maha esa itu,
dari jumlah tersebut maka yang 998 nama itu, adalah nama dari Sifat Zat yang
maha Esa, sedangkan nama dari pada Zat yang maha esa itu hanya satu saja, yaitu
― ALLAH ‖. Diterangkan didalam Kitab Fathurrahman, berbahasa Arab, yaitu pada
halaman 523. disebutkan bahwa nama Allah itu tertulis didalam Al-Qur‘an
sebanyak 2.696 tempat. Apa kiranya hikmah yang dapat kita ambil mengapa begitu
banyak nama Allah, Zat yang maha Esa itu bagi kita…? Allah, Zat yang maha esa,
berpesan : ― Wahai Hambaku janganlah kamu sekalian lupa kepada namaku ―
Maksudnya : Allah itu namaku dan Zatku, dan tidak akan pernah bercerai, Namaku
dan Zatku itu satu. Allah Swt juga telah menurunkan 100 kitab kepada para nabi-
nabinya, kemudian ditambah 4 kitab lagi sehingga jumlah keseluruhan kitab yang
telah diturunkan-Nya berjumlah 104 buah kitab, dan yang 103 buah kitab itu
rahasianya terhimpun didalam Al-Qur‘annul karim, dan rahasia Al-Qur‘annul
karim itu pun rahasianya terletak pada kalimah ―ALLAH‖. Begitu pula dengan
kalimah La Ilaha Ilallah, jika ditulis dalam bahasa arab ada 12 huruf, dan jika
digugurkan 8 huruf pada awal kalimah La Ilaha Ilallah, maka akan tertinggal 4
huruf saja, yaitu Allah. Ma‘na kalimah ALLAH itu adalah sebuah nama saja,
sekalipun digugurkan satu persatu nilainya tidak akan pernah berkurang, bahkan
akan mengandung ma‘na dan arti yang mendalam, dan mengandung rahasia
penting bagi kehidupan kita selaku umat manusia yang telah diciptakan oleh Allah
Swt dalam bentuk yang paling sempurna. ALLAH jika diarabkan maka Ia akan
berhuruf dasar Alif, Lam diawal, Lam diakhir dan Ha. Seandai kata ingin kita
melihat kesempurnaannya maka gugurkanlah satu persatu atau huruf demi
hurufnya. • Gugurkan huruf pertamanya, yaitu huruf Alif ( ‫)ا‬, maka akan tersisa 3
huruf saja dan bunyinya tidak Allah lagi tetapi akan berbunyi Lillah, artinya bagi
Allah, dari Allah, kepada Allahlah kembalinya segala makhluk. • Gugurkan huruf
keduanya, yaitu huruf Lam awal ( ‫)ل‬, maka akan tersisa 2 huruf saja dan bunyinya
tidak lillah lagi tetapi akan berbunyi Lahu. Lahu Mafissamawati wal Ardi, artinya
Bagi Allah segala apa saja yang ada pada tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi. •
Gugurkan huruf ketiganya, yaitu huruf Lam akhir ( ‫)ل‬, maka akan tersisa 1 huruf
saja dan bunyinya tidak lahu lagi tetapi Hu, Huwal haiyul qayum, artinya Zat Allah
yang hidup dan berdiri sendirinya. Kalimah HU ringkasnya dari kalimah Huwa,
sebenarnya setiap kalimah Huwa, artinya Zat, misalnya : Qul Huwallahu Ahad.,
artinya Zat yang bersifat kesempurnaan yang dinamai Allah. Yang dimaksud
kalimah HU itu menjadi berbunyi AH, artinya Zat. Bagi sufi, napas kita yang
keluar masuk semasa kita masih hidup ini berisi amal bathin, yaitu HU, kembali
napas turun di isi dengan kalimah ALLAH, kebawah tiada berbatas dan keatas
tiada terhingga. Perhatikan beberapa pengguguran – pengguguran dibawah ini :
Ketahui pula olehmu, jika pada kalimah ALLAH itu kita gugurkan Lam ( ‫)ل‬
pertama dan Lam ( ‫ )ل‬keduanya, maka tinggallah dua huruf yang awal dan huruf
yang akhir (dipangkal dan diakhir), yaitu huruf Alif dan huruf Ha (dibaca AH).
Kalimah ini (AH) tidak dibaca lagi dengan nafas yang keluar masuk dan tidak
dibaca lagi dengan nafas keatas atau kebawah tetapi hanya dibaca dengan titik.
Kalimah AH, jika dituliskan dengan huruf Arab, terdiri 2 huruf, artinya dalam
bahasa disebutkan INTAHA (Kesudahan dan keakhiran), seandai saja kita berjalan
mencari Allah tentu akan ada permulaannya dan tentunya juga akan ada
kesudahannya, akan tetapi kalau sudah sampai lafald Zikir AH, maka sampailah
perjalanan itu ketujuan yang dimaksudkan. (Silahkan bertanya kepada akhlinya)
Selanjutnya gugurkan Huruf Awalnya, yaitu huruf ALIF dan gugurkan huruf
akhirnya, yaitu huruf HA, maka akan tersisa 2 buah huruf ditengahnya yaitu huruf
LAM pertama (Lam Alif) dan huruf LAM kedua ( La Nafiah). Qaidah para sufi
menyatakan tujuannya adalah Jika berkata LA (Tidak ada Tuhan), ILLA (Ada
Tuhan), Nafi mengandung Isbat, Isbat mengandung Nafi tiada bercerai atau
terpisah Nafi dan Isbat itu. Selanjutnya gugurkan huruf LAM kedua dan huruf HU,
maka yang tertinggal juga dua huruf, yaitu huruf Alif dan huruf Lam yang pertama,
kedua huruf yang tertinggal itu dinamai Alif Lam La‘tif dan kedua huruf itu
menunjukkan Zat Allah, maksudnya Ma‘rifat yang sema‘rifatnya dalam artian
yang mendalam, bahwa kalimah Allah bukan NAKIRAH, kalimah Allah adalah
Ma‘rifat, yakni Isyarat dari huruf Alif dan Lam yang pertama pada awal kalimah
ALLAH. Gugurkan tiga huruf sekaligus, yaitu huruf LAM pertama, LAM kedua,
dan HU maka tinggallah huruf yang paling tunggal dari segala yang tunggal, yaitu
huruf Alif (Alif tunggal yang berdiri sendirinya). Berilah tanda pada huruf Alif
yang tunggal itu dengan tanda Atas, Bawah dan depan, maka akan berbunyi : A.I.U
dan setiap berbunyi A maka dipahamhan Ada Zat Allah, begitu pula dengan bunyi
I dan U, dipahamkan Ada Zat Allah dan jika semua bunyi itu (A.I.U) dipahamkan
Ada Zat Allah, berarti segala bunyi/suara didalam alam, baik itu yang terbit atau
datangnya dari alam Nasar yang empat (Tanah, Air, Angin dan Api) maupun yang
datangnya dan keluar dari mulut makhluk Ada Zat Allah. Penegasannya bunyi atau
suara yang datang dan terbit dari apa saja kesemuanya itu berbunyi ALLAH, nama
dari Zat yang maha Esa sedangkan huruf Alif itulah dasar (asal) dari huruf Arab
yang banyaknya ada 28 huruf. Dengan demikian maka jika kita melihat huruf Alif
maka seakan-akan kita telah melihat 28 huruf yang ada. Lihat dan perhatikan
sebuah biji pada tumbuh-tumbuhan, dari biji itulah asal usul segala urat, batang,
daun, ranting, dahan dan buahnya. Syuhudul Wahdah Fil Kasrah, Syuhudul Kasrah
Fil Wahdah. Pandang yang satu kepada yang banyak dan pandang yang banyak
kepada yang satu maka yang ada hanya satu saja yaitu satu Zat dan dari Zat itulah
datangnya Alam beserta isinya. Al-Qur‘an yang jumlah ayatnya 6666 ayat akan
terhimpun kedalam Suratul Fatekha, dan Suratul Fatekha itu akan terhimpun pada
Basmallah, dan Basmallah itupun akan terhimpun pada huruf BA, dan huruf BA
akan terhimpun pada titiknya (Nuktah). Jika kita tilik dengan jeli maka titik itulah
yang akan menjadi segala huruf, terlihat banyak padahal ia satu dan terlihat satu
padahal ia banyak. Selanjutnya Huruf-huruf lafald Allah yang telah digugurkan
maka tinggallah empat huruf yang ada diatas lafald Allah tadi, yaitu huruf
TASYDID (bergigi tiga, terdiri dari tiga huruf Alif) diatas Tasydid adalagi satu
huruf Alif. Keempat huruf Tasydid itu adalah isyarat bahwa Tuhan itu Ada, maka
wajib bagi kita untuk mentauhidkan Asma Allah, Af‘al Allah, Sifat Allah dan Zat
Allah. Langkah terakhir gugurkan keseluruhannya, maka yang akan tinggal adalah
kosong. LA SAUTUN WALA HARFUN, artinya tidak ada huruf dan tiada suara,
inilah kalam Allah yang Qadim, tidak bercerai dan terpisah sifat dengan Zat. Tarku
Mayiwallah (meninggalkan selain Allah) Zat Allah saja yang ada. La Maujuda
Illallah (tidak ada yang ada hanya Allah). Sembilan kali sudah kita menggugurkan
kalimah Allah, seandainya juga belum dapat dipahami maka tanyakanlah kepada
akhlinya. Hakikat Muhammad itu ialah NUR MUHAMMAD. NUR
MUHAMMAD itu ialah HAKIKAT ALAM.
NUR MUHAMMAD atau HAKIKAT MUHAMMAD disebut juga NUR AWAL,
artinya asal segala kejadian dan akhir segala kenabian : ALHAK dan dia pada
Nabi. Itulah sebabnya hakikat MUHAMMADitu disebut utusan, maka kalau
hakikat Muhammad itu disebut utusan tuhan maka carilah dan galilah sedalam-
dalamnya hakikat hidup kita ini,supaya bisa pulang kembali keasalnya,yaitu
kembali kepada hidup yang sejati, yaitu hidupnya tuhan yang kekal dan abadi,dan
asali dan tidak terkena rusak. Itulah yang disebut Zat yang maha besar HAK Tuhan
Allah yang dikenal dengan sebutan : HAQQULLAH TA‘ALA. Itulah tempat
kembali, tempat manusia Ma‘rifat, sebagai kesempurnaan kita yang sejati dan
abadi.
HAQQULLAH itu adalah sebagai kenyataan kita yaitu, untuk alam akhirat nanti
dan alam dunia ini. LIQO-PERTEMUAN Bertemunya makhluk manusia kepada
Tuhan dan sampainya, itulah puncak harapan, dan dengan itulah ia mencapai akan
kebahagiaan dan kerajaan besar, bahkan dengan itulah ia akan lupa dan terhibur
dari segala sesuatu selain Allah. Apabila tuhan membukakan bagimu jalan untuk
ma‘rifat atau mengenal kepadanya, maka janganlah engkau menghiraukan asal
amalmu yang masih sedikit umpamanya. Sebab tuhan tidak membukakan bagimu,
melainkan Ia memperkenalkan DiriNya kepadamu. Tidaklah engkau ketahui
bahwa ma‘rifat itu adalah puncak keuntungan seorang hamba, maka tak usah kau
hiraukan berapa banyak banyak amal kebaikanmu atau amal perbuatanmu,
meskipun masih sedikit amalmu dengan anggota yang lahir, Ma‘rifat itu suatu
karunia pemberian Allah kepadamu, maka Ia sekali-kali tidak tergantung kepada
banyak atau sedikitnya amal kebaikanmu. Andaikata engkau tidak dapat sampai
kepada Allah : kecuali sesudah habis lenyap semua dosa dan kekotoran sirik,
niscaya engkau tak dapat sampai kepadanya. Untuk selamanya. Tetapi bila Allah
menarik engkau kepadanya, maka Allah menutupi sifat2mu dengan sifatNya, dan
kekuranganmu dangan kurniaNya. Hilangkan pandangan mahkluk
kepadamu,karena puas dengan Penglihatan Allah kepadamu. Dan lupakan
perhatian makhluk kepadamu,karena melihat bahwa Allah menghadap kepadamu.
Sebaik-baik saat dalam hidupmu : ialah saat ingat kepada tuhan,dan ptus hubungan
dengan segala sesuatu yang lainnya. Dan apabila pada saat itu tidak ada lagi
pandangan yang lainnya dari Allah, maka pada saat itu murnilah pengertian
tauhidmu kepada Allah. Nikmat itu meskipun beraneka macam bentuknya : hanya
disebabkan karena melihat dan dekatnya Allah. Demikianlah pula siksa itu
walaupun ber macam-macam bentuknya itu hanya karena terhijab dari Allah.
Demikanlah pandangan orang yang faham. Kesimpulannya adalah : siksa itu
karena adanya hijab. Dan nikmat itu karena melihat kepada Zat yang wajibal ujud.
Dan siapa fana dengan Allah: pastilah ia lupa segala sesuatu, dan siapa yang
benar2 mengenal kepada Allah, Niscaya tiada risau dan sedih lagin menghadap
hidup ini. Lagi pula barang siapa telah sampai titik puncak, Wali Allah namanya,
atau yang sering disebut : AL ALIMURROBANIYAH,( Alim yang sebenarnya).
Ma‘rifat yang paling tinggi dan yang paling dianugrahi Allah Ta‘ala dengan ilmu
Terbayang. Apakah ilmu terbayang itu? Yang dimaksud ilmu ternyang itu ialah ;
ILMU LADUNIYAH, yang tiada mudah hilang. Sedang ilmu yang tampak ini
mudah hilang dibawa angin lalu, jadi yang dinamakan ilmu yang tampak ialah ilmu
hafalan dan darusan. Apabila lupa ia dengan ilmunya,niscaya terhenti
bicaranya(lafalnya). Karena kalau diteruskan bisa membawa kehancuran dan
kerusakan menyeluruh. Itulah dia ilmu yang tampak. Sedang ilmu terbayang tak
pernah pudar untuk selama-lamanya. Ilmu yang tampak hanya dimilki orang alim
fiqih, sedang ilmu terbayang dimilki oleh Ahlullah. Jadi ilmu yang tampak kitu
hanya bercahaya dalam alam dunia ini saja.
Sedang ilmu yang terbayang,bercahaya-cahaya meliputi hati orang yang memiliki
qalbun salim. Artinya ; hati yang latif yang bersifat ketuhanan(Lahud). Itulah DIA
yang disebut cahaya yang cerlang cemerlang yang tiada harapan tuhan bartajali
kepadanya. Dia bukan Zat, bukan benda dan bukan materi : tetapi dia adalah yang
paling sulit pada segalanya. Itulah DIA kaymiyakbathin, DIA diatas daripada ilmu
yang ada dalam dunia ini. Kalau masih terhenti kepada ilmu, belumlah ilmu. Ilmu
yang sejati ialah : ALIMULGOIBI WASYSYA‘ADAH. Ilmu yang seperti ini
hanya dianugrahi kepada hambanya yang dikehendakinya. Ilmu yang nyata boleh
untuk semua orang, ilmu yang goib hanya untuk hambanya yang beroleh petunjuk
dan anugrah istimewa daripada Allah Ta‘ala, bukti nyata lihatlah kepada nabi-nabi.
khususnya kepada Nabi Muhammad s.a.w. Kalam yang tertulis dalam Al qur‘an
datangnya dariman dan kembalinya atau simpunnya kemana? Apakah setelah
membekas pada kulit2 kayu, daun korma, dibatu dan dikayu2 : sudah hilangkah
yang sejatinya? Apakah Al qur‘an itu hanya tertulis di lukh mahfut saja? Adakah
lagi lainnya? Bagaimana riwayatnya dan apakah nama tempatnya? Kitab yang
diturunkan Allah kebumi ini ada 104 buah kitab, Adakah kitab yang tersmbunyi
dibalik yg 104 itu? Tidak; Kitabullah yang sebenarnya itu apakah ia berhuruf,
bersuara, dan merupakn kata-kata? Manusia ini ini hanya diberikan sedikit saja
percikan kalam Tuhan yang hakiki dan Azali. Jadi siapa yang berhajat kepada
ilmu, ilmulah namanya, siapa yang berhajat kepada Allah,Allah namanya. Dan
barang siapa tiada berhajat kepada ilmu dan kepada Allah, ITULAH YANG
SEBENARNYA ,yang sampai. Inilah makam tuhan yang hakiki dan Azali. Dan
inilah makam Ahlul akhirat namanya. Inilah makam nabi-nabi dan rasul-rasul
Allah, inilah makam MAHMUDAN namanya: Makam yang terpuji dilangit dan
dibumi, jadi siapa yang dikehendaki Allah,semuanya Jadi. Tidak ada tertengah
bagi Allah,hanya engkau sendiri kurang faham dengan Allah. Bila engkau faham
dengan Allah, maka berarti engkau sefaham dengan Allah. Artinya : fahaman satu
rahasia dengan faham Allah. Kemauanmu satu rahasia dengan kemauan Allah.
Kebesaranmu satu rahasia dengan kebesaran Allah. Akhirnya Ujudmu dan
hidupmu satu rahasia dengan Ujud Allah dan Hayatullah Zat. Dan satu rahasia
dengan perikemanusiaan, dan dengan seluruh jagat raya ini. Dan se-gala2nya
dalam hal apapun jua, tetapi tetap satu rahasia dengan kebesaran dan kemuliaan
dan kekerasan, keelokan dan kesmpurnaan zat. TUHAN YANG MAHA AGUNG
DAN YANG MAHA SEMPURNA.
PANDANGAN HIDUP MUSLIM
Marilah kita menjadi seorang sufi,menjadi seorang sifa. Karena kita adalah
pengikut nabi yang telah disucikan dan dibersihkan atau mutafa. Marilah kita
menjadi sufi,dalam menghadapi kehidupan sehari-hari,suci dalam perniagaan,sufi
dalam pergaulan,sufi dalam hidup kasih saying,dan sufi dalam hubungan dengan
Tuhan. Sufi sejati luas perasaannya,tinggi hikmahnya dan putus segala tali
pengikat yang mengikat kebebasan jiwa,terikat oleh siapapun,dan oleh apa-apa
saja,selain terikat oleh Allah. Sufi yang sejati meleburkan dirinya kedalam masdar
tempat asalnya,fana diri kedalam baqa. Dalam manusia biasa,maksudnya dalam
pandangan manusia biasa, Tuhan adalah yang maha kuasa atas alam ini. Alam ini
dibolak balikkan,ditelentangkan dan ditelungkupkan oleh satu zat yang maha kuasa
: ALLAHU AKBAR.
Dalam pandangan sufi memandang bahwa Tuhan itu adalah hakikat ujud dalam
hidup ini atau hakikat kekuatan dalam hidup. Kekuatan dan tenaga itulah menjadi
gerak gerik hati manusia bahwa gerak gerik alam alam maya pada ini. Sufi yang
sejati ialah : yang selalu ingat kepada Allah dalam setiap saat dan lidah tidak
kering-kering menyebut Allah,dengan maksud nyawanya tidak putus mengingat
Allah. Meskipun lidah jasmaninya berdiam diri saja. Sufi sejati telah putus segala-
gala rantai yang beri batas dengan alam. Rohaninya terbang tinggi laksana burung
yang terbang keangkasa luas menyusup awan hijau,ditinggalkannya sangkar,naik
keatas puncak gunung,ditinggalkannya gunung naik keatas awan hijau,dia bertahta
diatas awan hijau,dipandangnya sangat lemah sekali alam semesta ini,termasuk
dirinya,kian lama kian terasa semakin lemah, AKUNYA : yang akhirnya leburlah
AKU kedalam hakikat AKU yang sebenarnya. Itulah ufuk tinggi luar
biasa,kadang-kadang ia berjumpa dengan orang-orang suci,atau aulia Allah,dan
waliAllah,serta orang-orang ahli tasauf.inilah mi‘rojnya yang pertama bagi seorang
sufi. Jadi kalau aku masih merasa aku,maka belumlah aku sampai kepada inti cinta.
Kalau AKUKU : Aku leburkan kedalam engkau,maka AKU adalah ENGKAU
dalam segala hal. Kini AKU tiada disana. Hanya engkau tinggal semata. Sekarang
AKU tak dapat berkata-kata lagi. Bagaimana AKU menerangkan tentang DIA.
Sedangkan AKU dengan AKU, dan AKU dengan dimana. Kalau AKU kembal,
maka dengan AKU kembali itu terpisah. Kalau AKU lalai,dengan lalai itu, AKU
diringankan. Apabila AKU berpadu kembali barulah jiwaku menjadi tentram dan
damai/bahagia. Inilah pendirianku atau akidahku yang terakhir.
Akhirnya : AKUKU LEBUR KEDALAM JIBU. LAHURUFIN WALA
SAUTIN,artinya : Tiada huruf, tiada suara, tiada kata-kata,zat dirinya. Jadi kalau
seorang penuntut telah sampai kepada JIBU / LA HURUFIN WALA SAUTIN :
Maka pastilah ia faham akan apa-apa yang dibicarakan. Jadi siapa-siapa belum
faham,berarti dia belum bisa menangkap segala pembicaraan yang amat halus ini
dan sulit baginya untuk memahami. Demikianlah apa-apa yang dapat hamba
sampaikan.
ALAM DAN TUHAN Kehidupan dan alam penuhlah rahasia-rahasia. Rahasia-
rahasia itu tertutup oleh dinding. Diantara dinding-dinding itu ialah hawa nafsu
kita sendiri. Tetapi rahasia-rahasia itu mungkin terbuka atau tersimpan. Dan
dinding-dinding / hijab itu mungkin tersimbah kita dapat melihat atau merasai
berhubungan langsung dengan yang ter-rahasia,asal kita sudi menempuh jalannya.
Jalannya ialah jalan yang dinamai tarikat. Dan jalan inilah yang menyampaikan
kepada ilmu hakikat. Jadi kumpulan ilmu pengetahuan sariat,kesediannya
menempuh jalan tarikat dan mencapainya akan hakikat,dan semuanya Jadi ma‘rifat
itulah kumpulan ilmu pengetahuan,amal dan ibadah. Kumpulan daripada ilmu,dan
filsfat agama. Kumpulan daripada pengamalan dan perasaan atau zauq. Dan
kumpulan daripada mantik,keindahan dan cinta. Jadi sariat itu artinya
kenyataan,dan tarikat itu jalan. Sedang hakikat itu artinya : yang sebenarnya,yaitu :
Itiqad yang sebenarnya,yang wajib dipercayakan dan takluk ia kepada perbuatan
hati. Hakikat itu ialah kebenaran sejati dan mutlak. Yang padanyalah ujung segala
perjalanan bagaimanapun jauhnya. Akhirnya daripada segala langkah tujuan segala
jalan. Dan untuknyalah sariat dan undang-undang,dan didalam perjalanan menuju
hakikat itu,orang memulai dari dalam dirinya sendirinya. Untuk mengenal Tuhan
kenallah diri ( diri sendiri ). Perjalanan itu dimulai dari dalam kita sendiri dari
dalam terus kedalam,ahirnya serba alam dengan keindahannya dan dengan
keganjulannya,hanyalah sebagai aksi pencari diri. Disini sering terjadilah cara yang
didapat oleh ahli suluk atau ahli perjalanan / tharikat. Setengahnya karena sakig
asyiknya,maka dirasainya bahwa diri tiada lagi. Yang ada hanya yang ada atau:
LAMUJUDA BIHAQQIN ILALLAH (hanya Tuhan yang ada sedang mahluk tiada
). Yang ada ialah yang AWAL,yang tidak ada permulaan dan yang akhir tidak ada
penghabisan. Adapun diri sendiri dalam alam seluruhnya tidaklah ada ; sebab
awalnya ADAM,artinya tiada. Dan ahirnya fana dan lenyap : maka apabila jalan
itu telah dijalani dengan segenap kesungguhan, ketaatan, dan setia memegang
segala syarat dan rukunnya,akhirnya bertemulah kita dengan hakikat yang
sebenarnya. Mula-mula tercapailah kasyap,yaitu terbukalah rahasia yang
senantiasa yang menyelubungi antara kita dengan DIA. Maka dengan itu
terbukalah hijab atau dinding yaitu : dinding-dinding tebal yang memisahkan kita
dengan DIA, dan dinding-dinding itu ialah :Hawa nafsu kita sendiri atau yang
disebut angkara murka,atau nafsu hewani atau nafsu syaiton. Maka dari itu
gunanya kita TAJAHUT,artinya : melepaskan diri dari belenggu segala ikatan atas
diri kita sendiri. Dan apabila rohani kita telah mencapai kesempurnaan,maka
otomatis takluklah jasmani kepada kehendak rohani. Pada waktu itu tidak ada
miskin lagi,bahkan mautpun sebagai sangkar kecil kepada kebebasan luas mencari
kekasih. Dan mereka katakana,mati itu adalah alamat CINTA sejati dan mutlak.
Disini timbullah dalam kata yaitu yang dikatakan hulul. Hulul yaitu : timbul
kesatuan diantaraasyik dan ma‘syuknya. Atau meninggalnya antara asyik ma‘syuk
atau yang mencintai dengan yang dicintai,sehingga AKU adalah DIA,dan DIA
adalah AKU dan Analhak. Disini mulailah ada pertingkahan diantara ulama ahli
lahir dengan ulama ahli bathin. Tentu saja ada yang menolak dan adapula yang
membela. Kata yang membela,orang yang telah mabuk cinta dan rindu,yang
diliputi oleh perasaan-perasaan lebih mendalam daripada orang yang hanya
menggunakan akal semata dan mantik semata. AHLI TASYAUF YANG SEJATI
Ahli tasyauf yang sejati ialah mereka yang benar-benar memegang agama yang
tulen. Ahli sufi yang sejati ialah mereka yang jiwanya bebas tidak terikat oleh apa-
apa atau siapapun,dan bebas menjalankan kebenaran dari ilahi robbi. Berani
mengatakan itu benar dan ini salah. Ahli tasyauf adalah putus dengan mahluk dan
erat hubungannya dengan Tuhan,pandangannya Allah semata. Ahli tasyauf tidak
melihat kepada dirinya lagi,hanya Allah dalam pandangannya. Jadi siapa yang
masih melihat kepada dirinya, niscaya tiada melihat akan Tuhannya. Seluruh
pandangan ruhaniyah memandang satu dalam banyak. Dan yang banyak pada yang
satu. Tersimpun dalam satu kesatuan yang dalam istilah sufi disebut pabrik KUN
dan yang diatur oleh seorang insinyur yang pintar ialah : ALLAH TA‘ALA. Kalau
pandangan kita sudah mantap separti itu,maka hilanglah rasa takut dan
gentar,kecuali kepada Allah saja. Jadi pandangan seorang yang dibawah memang
berbeda dengan yang diatas. Ujud selain daripada ujud Allah adalah ujud injaman
karena semua itu Allah dan Allah itu semuanya,ia hanya pertanda dari yang
sebenarnya ada. Yang ada adalah yang ada,yang ada ialah yang awal dan tidak ada
permulaannya,yang ahir tidak ada penghabisannya. SABDA RASULULLAH
S.A.W. Zabir berkata,katanya : RASULULLAH S.A.W. bersabda : Siapa dapat
melakukan HUSUDHZAN artinya ; baik sangka kapada Allah Ta‘ala,sehingga ia
tiada mati kecuali tetap dalam husnudhzan terhadap Allah Ta‘ala. Maka haruslah
kita berbuat husnudhzan terhdap Allah Ta‘ala dan pada sesama kita umat
MUHAMMAD. Sesungguhnya kata NABI,sebaik-baik fi‘il / kelakuan ibadah
kepada Allah ialah : baik sangka kepada Allah.
Baik sangka kepada Allah itu pertanda bahwa sudah bulat tawakkalnya kepada
Allah,dan penyerahannya kepada Allah, orang itu jaminannya hanya Allah. LA
HAWLA WALA QUWWATA ILLA BILLAHI Artinya : TAK ADA DAYA
UNTUK BERBUAT KEBAIKAN DAN TAK ADA UPAYA UNTUK
MENOLAK KEJAHATAN. BUHARI MUSLIM BERKATA : Tak ada dayaku
untuk menolak suatu kemelaratan atau bahaya keburukan,dan tak ada upayaku
untuk berbuat kemanfaatan,melainkan dengan Allah jua. Jadi tidak mudah bagi
kaum sufi untuk mengatakan: La hawla wala quwwata illa billahi. Disini hamba
tekankan janganlah kamu berani mengatakan La hawla wala quwwata illa
billahi,sebelum kamu memasuki alam tasyauf. Engkau katakan itu tetapi ujudmu
masih ada,selama ujudmu masih ada, selama itu juga engkau dalam bergelimang
dalam dosa durhaka kepadanya. Selama ujud ADAM masih melekat dalam
ingatanmu,selama itu pula engkau mempermainkan Tuhanmu. Ini namanya lain
dimulut / dihati. Kalau engkau mengatakan : LA HAWLA WALA QUWWATA
ILLA BILLAHI.

SEBELUM ENGKAU MATI,MAKA CELAKALAH KEMATIAANMU.


Hilangkanlah ke AKUAN mu,lenyapkanlah kesombonganmu,baru sempurnakan
amal ibadahmu kepada Allah.
BISMILLAHI AWWALLUH, WA AKHIRU, artinya : Awalnya Allah,ahirnya
Allah. Awalnya tidak ada permulaannya. Dan ahirnya tidak ada penghabisannya.
MALLAM YASY KURINNAS, LAM YASY KURILLAH. Artinya : Barang
siapa tidak berterima kasih kepada sesamanya,maka samalah ia tidak berterima
kasih kepada Allah. Sebab NUR MUHAMMAD itu adalah hakikat alam. Dan
Allah adalah hakikat alam atau hakikat ujud dalam hidup ini. Allah adalah hakikat
kekuatan dalam hidup ini. Johir Tuhan ada dimanusia, dan bathin manusia ada di
Tuhan. Kalau anda sudah mengerti,laksanakanlah. Untuk memperkuat dalil
ini,hamba bawakan sebuah hadist qudsyi yang berbunyi : AL INSANU
SIRRI,WA ANA SIRRUHU ( SIRROHU ). Kata TUHAN : INSAN ITU
RAHASIAKU, AKUPUN RAHASIANYA. DAN LAGI : AL INSANU SIRRI
WA ANA SIRRI, SIFATIN WA SIFATUN LA GOIRIH. ARTINYA : INSAN
ITU RAHASIAKU DAN RAHASIA ITU SIFATKU, SIFATKU ITU TIADA
LAIN DARIPADAKU. Dalil ini dalil nyata,tak bisa lagi diragukan. Menurut
riwayat :Banyak para pemuka-pemuka agama,ahli tasyauf dan lain-lainnya :
mencari siapa DIA yang sebenarnya. Maka datang para nabi-nabi dan rasul-rasul
menyampaikan langsung,melompat dari mulut / lidahnya perkataan : AMALLAH
LA ILAHA ILLA ANA Artinya AKU ALLAH, TIDAK ADA TUHAN,
MELAINKAN AKU Jadi menurut aqidah/pendirian hamba dalam soal ini ; hamba
tidak taklid dengan siapapun,dan hamba nyatakan bahwa kalimah itu tadi adalah
inti dari semua golongan tasyauf,golongan para wali-wali,para sahabat,aulia dan
anbiya dan para nabi-nabi dan para rasul-rasul. Jadi kalau para nabi dan rasul
demikian adanya,maka tiada lain andapun juga demikian hendaknya. Banyak kaum
sufi mati,karena mempertahankan pendiriannya. Hamba sebagai penulis buku ini
menyatakan : Apabila lain dari yang di ucapkan RASULULLAH s.a.w. itu
tadi,maka : BUKANLAH IA DARI GOLONGAN MUHAMMAD. DAN
KELUAR DARI GOLONGAN MUHAMMAD. MAKA IA BUKAN
TERMASUK KELUARGA TUHAN. Didalam Al-Qur‘anul karim Tuhan
mengatakan : AKU akan memberikan SATU kata kepadamu. Tetapi engkau tidak
sanggup. Apakah yang dimaksud SATU kata itu ? Inilah SATU kata itu tadi :
Siapa yang sanggup dialah keluarga Tuhan. Siapa tidak sanggup dialah keluarga
syaiton. Pilihlah antara dua : ingin jadi pahlawan Tuhan, atau jadi pahlawan
syaiton. Siapa menjadi kelurga Tuahan didunia ini,niscaya sampai ke-ahirat. Dan
siapa menjadi keluarga syaiton didunia ini,niscaya sampai juga ke-ahirat.
SABDA RASULULLAH S.A.W.
SYARIAT ITU SEPERTI TANAH THARIKAT ITU SEPERTI AIR HAKIKAT
ITU SEPERTI ANGIN MA‘RIFAT ITU SEPERTI API TANAH ITU BADAB
MUHAMMAD AIR ITU NUR MUHAMMAD ANGIN ITU NAFAS
MUHAMMAD API ITU PENGLIHATAN MUHAMMAD ADAPUN MATI
ORANG SYARIAT ITU HANCUR LULUH ADAPUN MATI ORANG
THARIKAT ITU KURUS KERING ADAPUN MATI ORANG HAKIKAT ITU
LAMAK GEMUK ADAPUN MATI ORANG MA‘RIFAT ITU HILANG
LENYAP SABDA NABI S.A.W. : SYARIAT ITU LIDAHKU THARIKAT ITU
HATIKU HAKIKAT ITU KEDIAMANKU MA‘RIFAT ITU ROHKU
PERNYATAANKU : AKU HIDUP BUKAN KARENA NAFAS BUKAN
KARENA DENGAN NYAWA BUKAN KARENA DENGAN ROH BUKAN
KARENA ITU DAN INI TAPI AKU HIDUP SENDIRINYA SEBELUM ADA
KEHIDUPAN DIDUNIA INI AKU SUDAH ADA SEBELUMNYA ADA
DUNIA YANG ADA INI AKU ADALAH AKU DIDALAM AKU, BER-AKU
AKU BILA AKU BERNYATA, ITULAH AKU DALAM KEAADANKU
SEBAB KEADAANKU ITU ADALAH KEADAANKU JUA TENTANG FANA
UL FANA
1. Fana zahir yaitu : merasakan tajali atau memantul keagungan Tuhan pada tindak
tanduk seseorang,sehingga segala keinginan,kehendaknya,ikhtiarnya sudah
terlepas dari dirinya. Karena itu kadang-kadang orang itu sampai-sampai beberapa
lama tidak tahu makan dan minum dan sebagainya,semuanya terserah kepada
Allah.
2. Fana bathin yaitu : hatinya saja yang fana dan lahirnya tidak,lahirnya seperti
biasa. Hatinya terbuka pada melihat sifat-sifat Tuhan,dan keagungan serta gerakan-
gerakan Tuhan,hilanglah segala was-was dan keragu-raguan dalam hatinya dan
penuhlah hatinya dengan keyakinan terhadap Allah s.w.t. Tidak ada dalam hatinya
timbul perasan takut dan gentar,kasih dan sayang, suka dan duka,kecuali kepada
Allah. Fana yang demikian itu yang membawa ke maqam baqabillah,serta
melewati fana yang pertama. Biasanya lebih dahulu dimulai dengan pengakuan
seluruh wujud. Sedang hatinya atau rohnya selalu melihat gerakan Allah,baik
dalam ibadah seperti : dalam sembahyang. Dan dalam segala apa yang dilihat dan
didengar dan lain-lain sebagainya. Maqam baqabillah inilah yang senantiasa ada
pada para nabi dan rasul-rasul,dan aulia dan anbiya Allah Ta‘ala yang bereda
dibawah qidamnya nabi Muhammad s.a.w. Maqam baqabillah ini kebanyakan
adalah maqam mereka yang mahzub,dimana setelah mereka berada dipuncak
tauhid,lalu mereka turun kepada sifat,dan sama,terus kepada af‘al,sehingga
kelihatan pada lahirnya mereka seperti orang biasa saja,memandang akuan ini,dan
berbuat seperti ahli syariat umumnya. Tetapi hati mereka tidak pernah lupa kepada
Allah dan selalu berpegang kepadanya. Ada perbedaan sedikit bagi orang yang
berada dimaqam fana,mereka adalah orang yang salik. Dimana pandangan mereka
dimulai dari bawah dan terus naik atau tarakki. Yakni dimulai memandang
akuan,naik kepada af‘al,sama,terus kepada sifat,dan ahirnya kepda zat. Dan karena
tajamnya dan asyiknya musahadah,mungkin terjadi perasaan fana,yang kita
maksudkan dengan fana zahir yang tersebut diatas. Demikianlah perjalanan fana
dan baqa bagi seorang aribillah atau wali Allah Ta‘ala. Jadi disini hamba katakan
bahwa,kalau dimaqam fana belum faham betul atau belum mengerti,maka tidak
ada harapan untuk mencapai maqam baqa. Maka daripada itu pandanglah sedalam-
dalamnya tentang maqam fana, kalau sudah hasil makam fana,maka tercapailah
maqam baqa.Demikianlah tentang maqam fana dan maqam baqa. SOAL SOAL
IKHLAS Tidak dapat dikatan kecil perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas (
sepiring pamrih ). Tidak dapat dikatakan benar awal-awal yang dilakukan dengan
tidak ikhlas,karena belum ma‘rifat. Orang yang menjalankan fana dan baqa baru
syah disebut husyu dan ikhlas. Firman Allah Ta‘ala dalam Al qur‘anul karim :
yang artinya demikian : Sesungguhnya Allah hanya menerima amal perbuatan
yang sudah kembali. Yaitu amal yang dilakukan dengan ikhlas,dan tepat
sasarannya menurut ajaran Tuhannya. ABDULLAH IBNU MA‘SUD r.a berkata :
Dua rakaat yang dilakukan oleh orang yang berilmu,dan mengerti /ikhlas,adalah
lebih baik daripada amal ibadah yang dilakukan oleh orang yang tidak mengerti,
sepanjang umurnya atau selama hidupnya ( tidak diterima amal ibadahnya ).
Sekarang baiklah kita berkisar pada ilmu-ilmu. Ilmu itu ada tiga unsur atau tiga
martabat : 1. Ilmuyakin ialah : keyakinan yang didapat dari pengertian teori belajar
atau berguru. 2. Ainalyakin ialah : keyakinan yang didapat dari fakta keyakinan
yang lahir,setelah terungkap atau terbuka. 3. Hakkulyakin ialah : keyakinan yang
benar-benar langsung dari Tuhan dan tidak dapat diragukan lagi
kebenarannya,yaitu ; keyakinan-keyakinan yang mutlak.Demikianlah adanya.
ZIKKRULLAH Apakah yang disebut dengan ZIKKRULLAH itu ? Menurut
pengertian umum memuji dan menuju dengan hati yang tulus ikhlas. Tetapi tulus
dan ikhlasnya itu berbeda dengan orang yang mengerti/ yang faham.Orang yang
faham ialah,seperti dalil berbunyi : LA YA‘ZIKKRULLAH ILLALLAH,artinya :
tida menyebut Allah hanya Allah. Adapun yang mengatakan LA ILAHA
ILLALLAH itu ialah : RAHASIA ALLAH ZAHIR DAN BATHIN,ATAU
BATHIN DAN ZAHIR. Kesimpulannya ialah : tidak lagi kita ini yang mengatakan
kalimat itu,melainkan SIRULLAH jua adanya. Dengan demikian leburlah tubuh itu
dan hati itu kepada Roh,dan Roh itu hancur pula menjadi NUR,dan NUR itu
lenyap pula kepada RAHASIA ALLAH TA‘ALA. Jadi yang berzikir itu adalah
RAHASIA ALLAH jua. Disini letaknya nialai,dan nilai itu terletak dalam diri
pribadi masing-masing. Inilah yang disebut ISI daripada ZIKKRULLAH itu.
Berzikirlah dengan Zikkrullah,dan ingatlah dengan ingatnya Allah dan pandanglah
dengan pandangannya Allah.Dan berbuatlah dengan perbuatan Allah,dan
tinggalkanlah apa-apa yang ditinggalkan oleh Allah. Kerjakanlah apa yang
dikerjakan Allah,dan tinggalkanlah apa yang ditolak Allah.
INILAH KATA-KATA PAHIT TAPI MANIS.
BEBERAPA KESIMPULAN
TIADA MENGENAL ALLAH,HANYA ALLAH TIADA MELIHAT
ALLAH,HANYA ALLAH TIADA MENYEMBAH ALLAH,HANYA ALLAH
TIADA MENYEBUT ALLAH,HANYA ALLAH TIADA YANG
MAUJUD,HANYA ALLAH TIADA UJUD BAGIKU,HANYA UJUD ALLAH
TIDAK ADA DALAM DIRI,MELAINKAN ALLAH TIADA UJUD BAGI
KITA,HANYA UJUD ALLAH TIADA HIDUP KITA,HANYA HAYATULLAH
ZAT TIADA PERBUATAN KITA,HANYA FI‘IL ALLAH TIADA NAMA
BAGI KITA,HANYA ASMA ALLAH TIADA PANDANGAN KITA,HANYA
PANDANGAN ALLAH TIADA PENGLIHATAN BAGI KITA,HANYA
PENGLIHATAN ALLAH TIADA PENGUCAP BAGI KITA,HANYA UCAPAN
ALLAH TIADA PENCIUMAN BAGI KITA,HANYA PENCIUMAN ALLAH
TIADA RASA BAGI KITA,HANYA RAHASIA ALLAH TIADA KUASA BAGI
KITA,HANYA KUDRAT ALLAH TIADA HIDUP BAGI KITA,HANYA
KEHIDUPAN ALLAH TIADA BERKEHENDAK KITA,HANYA IRADAT
ALLAH TIADA TAHU KITA,HANYA ILMU ALLAH TIADA MENDENGAR
KITA,HANYA ALLAH TIADA MELIHAT KITA,HANYA ALLAH TIADA
BERKATA-KATA KITA,HANYA RAHASIA ALLAH TIADA UJUD BAGI
KITA,HANYA UJUD ALLAH TIADA LAGI KITA KITA INI,HANYA DALAM
RAHASIA ALLAH DEMIKIANLAH BEBERAPA RAHASIA DALAM
MA‘RIFAT KHALIK DAN MAHLUK .
BEBERAPA KESIMPULAN : Asal kata mahluk diambil dari kata-kata halq. Dan
kata-kata halq itu diambil dari kata khalik. Dan kata-kata khalik itu adalah khalik.
Jadi asal dari khalik kembali lagi kepada khalik. INNA LILLAHI WA INNA
ILAIHI ROJI‘UN. DATANG DARI ALLAH KEMBALI KEPADA ALLAH.
Awalnya Allah,dan ahirnya Allah. Awalnya Tuhan,dan ahirnya Tuhan. Awalnya
tidak ada permulaannya,dan ahirnyapun tidak ada penghabisannya. Kalau ma‘rifat
kita sudah ta‘zmullah,yaitu : tilik seorang arif itu akan kebesaran dan
kemuliaan,keagungan sesuatu itu melainkan itu semata-mata
kebesaran,kemuliaan,dan keagungan Tuhan Allah aza wazallah jua adanya. Maka
intisari daripada itu adalah : Segala mahluk itu adalah khalik,dan khalik itu
sebaliknya. Dalilnya : SYUHUDUL KASRAH FIL WAHDAH dan SYUHUDUL
WAHDAH FIL KASRAH,ahirnya SYUHUDUL WAHDAH FIL WAHDAH.
Demikianlah pandangan seorang arifibillah. Jadi kesimpulannya adalah : SEMUA
ITU ALLAH,dan ALLAH ITU SEMUANYA. Inilah yang disebut WAHDAH AL
UJUD : atau kesatuan UJUD. Demikianlah yang dapat hamba menyimpulkan
bahwa : ALLAH ADALAH HAKIKAT ALAM. RUKUN – AGAMA – ADA –
EMPAT – PASAL Agama islam adalah agama yang murni.Kemurniaan agama itu
dibarengi oleh 4 rukun. Pertama : SARIAT, Kedua : THARIKAT, Ketiga :
HAKIKAT, Keempat : ialah MA‘RIFAT. Tanpa yang empat macam ini bukan
dinamakanagama.Pokok yang empat ini ialah : MA‘RIFAT. Dan MA‘RIFAT ialah
: kumpulan daripada syariat,tharikat,hakikat.Itulah yang disebut MA‘RIFAT.
Syariat artinya : kenyataan Tharikat artinya : jalan yang menuju/menyempurnakan
syariat Hakikat artinya : kebenaran yang sejati dan mutlak Jadi kumpulan ilmu
pengetahuan tentang syariat dan kesediaannya dengan tharikat,ahirnya akan
bertemu dengan hakikat. Itulah yang disebut ma‘rifat. Maka nyatalah kepada kita
bahwa ma‘rifat itu adalah gabungan dari ilmu fiqih,usulludin dan ilmu tasauf.
Kumpulan dari mantik,keindahan dan cinta. Dengan demikian hanya empat pasal
inilah yang menyempurnakan agama Allah didalam dunia ini. Jadi tanpa yang
empat ini,semua amal ibadah,baik lahir maupun bathin akan membaa masuk
neraka. Sebab dalam amal ibadah pasti ada syariatnya, tharikatnya,hakikatnya dan
ma‘rifatnya. Seperti dalam rukun islam ada lima perkara : 1. Dua kalimat syahadat
2. Mengerjakan sholat 3. Puasa pada bulan ramadhan 4. Mengeluarkan zakat fitrah
5. Naik haji kalau mampu Jadi susunannya sebagai berikut dibawah ini : 1. Syariat
syahadat 2. Tharikat syahadat 3. Hakikat syahadat 4. Ma‘rifat syahadat Inilah
susunan syahadat yang sebenarnya. Dan rukun islam yang kedua ialah : 1. Syariat
sholat 2. Tharikat sholat 3. Hakikat sholat 4. Ma‘rifat sholat Inilah susunan rukun
islam yang ketiga ialah : 1. Syariat puasa 2. Tharikat puasa 3. Hakikat puasa 4.
Ma‘rifat puasa Inilah susunan rukun islam yang keempat ialah : 1. Syariat zakat 2.
Tharikat zakat 3. Hakikat zakat 4. Ma‘rifat zakat Inilah susunan rukun islam yang
kelima ialah : 1. Syariat haji 2. Tharikat haji 3. Hakikat haji 4. Ma‘rifat haji
Baiklah kita uraikan satu persatunya ; Pertama Syahadat. Syariat syahadat itu ialah
: mengucap dengan lidah. Tharikat syahadat itu ialah : pada sholat sejatinya,sedang
melakukan tajli kepada Tuhan. Hakikat syahadat itu ialah : hidup/hayat yang
sesungguhnya. Ma‘rifat syahadat itu ialah : agar supaya merasa dan melingkupi
yang mencorong itu dengan zat dan sifat Allah. Kedua Sholat. Syariat sholat ialah :
saat-saat berdiri,ruku,sujud,dan lain-lain. Tharikat sholat ialah : tetap saja dalam
kita sedang sholat sejatinya ialah tajli mutlak. Hakikat sholat ialah : telah jelas
adanya,alif,lam awal,lam ahir,ha.Katakanlah Allah tak salah lagi. Ma‘rifat sholat
ialah : harus sampai bertemu dengan Nur Muhammad itu. Inilah sholat
sejatinya,sebelum kita ini tahu dia sudah ada. Ketiga Puasa. Syariat puasa ialah :
kita sudah maklum adanya. Tharikat puasa ialah : menyatu dengan tajli. Hakikat
puasa ialah : puasa yang bergelimang dengan nafsu angkara murka,dan supaya kita
berdiri dengan nafsu zat hak ta‘ala. ( nafsu yang diridhoi ). Ma;rifat puasa ialah :
harus bertemu dngan bulan purnama sidi. Yaitu terang benderangnya,Tuhan telah
Bertazalli kepadanya. Keempat Zakat. Syariat zakat ialah : kita sudah maklum
adanya. Tharikat zakat ialah : harus berdirinya/fananya mahluk dari ingatannya,dan
harus tajli mutlak. Hakikat zakat ialah : jangan sampai kita lupa atau salah dalam
akidah. Ma‘rifat zakat ialah : harus bisa atau harus sanggup merasakan hilangnya
ujud seluruhnya lahir dan Bathin dan menunggal dengan Tuhan ( dalam rahasia ).
Kelima Haji. Syariat haji ialah : kita sudah maklum adanya. Tharikat haji ialah :
sedang kita sholat atau waktu kita ada dibaitullah ( rumah Tuhan ). Hakikat haji
ialah : meleburkan dosa dengan jalan ma‘rifat,mengenal Tuhan Allah. Ma‘rifat haji
ialah : rohani dan jasmani telah menyatu dalam kesatuan yang utuh/mutlak.
Demikianlah yang dapat hamba sampaikan. Jadi rukun islam itu tadi tiap-tiap satu
rukun mempunyai empat pasal. Maka klau demikian,lima rukun itu menjadi lima
kali empat adalah duapuluh pasal. Inilah siempunya sifat dua puluh itu. Sebab dua
puluh itu pasal ini menghimpunkan segala sifat-sifat Allah didalam alam ini. Dan
manakah sifat istimewah bagi Tuhan ? Segala-galanya harus bagi Tuhan,tidak ada
yang tertegah bagi Tuhan/tidak ada dinding-dindingnya lagi. Hanya nafsumu
sendiri yang tertegah,karena masih terdinding. Bagi Tuhan tidak ada lagi
wajib,yang ajib hanya bagimu dan bagi orang yang belum faham dan belum
mengerti. Jadi siapa yang faham,itulah yang beroleh petunjuk dari Tuhan Allah.
Kesimpulan rukun agama itu tadi ialah ESA SEGALANYA dan tidak ada lagi
DUANYA.
RUKUN – IMAN
Perihal rukun iman itu ialah :
1. AMANTUBILLAH 2. WAL MALAIKATIHI 3. WA KUTUBIHI 4. WA
RASULIHI 5. WAL YAUMIL ACHIRI 6. WA QADRI AKHIRI, WAARIHI
MINALLAHI TA‘ALA Artinya ialah : Aku percaya adanya Tuhan Allah Ta‘ala
s.w.t. Apakah cukup dngan keyakinan begitu saja ? Apakah adanya yang ada itu
berada di arsyi atau dilangit sebelah,ataukah berada dalam sorga ? Kepercayaan
yang seperti itu adalah kepercayaan orang taklid buta. Karena orang kebanyakan
mereka raba sendiri-sendiri.
Sedang dalil ada mengatakan : WANNAHU AKROBU ILAIHI MINHABLIL
WARID. Artinya : dekat urat lehermu dengan daging.Maka dekat lagi Tuhan itu.
Jadi makna rukun iman yang pertama tadi harus begini dan tidak bisa dicari dengan
dalil yang lain.
Jadi AMANTUBILLAH ini harus diartikan dengan : Sesungguhnya percaya bahwa
kehidupan sendiri,kehidupan wujud ini,selama hidup ini adalah tanda adanya
Tuhan Allah s.w.t. Jadi jelasnya kepada kita bahwa dunia ini pasti didalam ruang
lingkup hidupnya Tuhan. Sedangkan sifat hidup ini adalah zat Tuhan Allah.
1. AMANTUBILLAH,artinya : aku percaya adanya Tuhan.
2. WAL MALAIKATIHI,artinya : percaya kepada malaikatnya.
3. WA KUTUBIHI,artinya : percaya kepada kitab-kitabnya.
4. WA RASULIHI,artinya : percaya kepada rasul-rasulnya.
5. WAL YAUMIL AKHIRI,artinya : percaya kepada hari ahir.
6. WAL QADRI AHIRI,artinya : percaya kepada untung baik dan untung jahat
daripada Allah Ta‘ala. Sekarang baiklah kita uraikan satu persatunya :
AMANTUBILLAHI,artinya : Percaya kepada adanya Tuhan. Belumlah benar
kalau belum dihalalkan,artinya kalau belum kembali kapada roh lagi dan
perasaan.Dalil sudah jelas mengatakan bahwa Tuhan lebih dekat
kepadamu,daripada urat lehermu sendiri. Jadi kita tak usah repot menari Tuhan.
Tuhan ada pada kamu dimana saja kamu berada. Kesimpulannya ialah : pandangan
dan tatapanmu itulah tanda adanya Tuhan/yang ada.
LAMAUJUDA BI HAQQIN ILALLAH. Artinya,tidak ada yang maujud didalam
alam ini,kecuali Allah Ta‘ala. WAL MALAIKATIHI,artinya : Percaya kepada
malaikat-Nya. Pertama kita yakin bahwa malaikat itu ada. Cobalah tekadkan dan
telanjangi sekujur badan kita,agar supaya cepat beriman kepada Tuhan Allah s.w.t.
Supaya jadi iman kepada Tuhan yang maha Agung/maha kuasa. Tatkala sedang
menghadapi sakaratul maut nanti. Dalil apakah yang bisa menolong untuk
nmenyempurnakan nyawa ? Bukankah kita sudah tahu bahwa malaikat itu utusan
Allah. Jelaslah sudah dengan usiknya utusan,tentu hiduplah yang
memerintahkan,biarpun sehelai bulu usiknya,begitu pula bertambah panjangnya
bulu itu, juga semua itu malaikat. Malaikat itu bukan jirim bukan jisim. Tentunya
terasa oleh kita bahwa sedang tidur itupun,juga bulu memanjang akan tetap
berlaku.Nah begitulah kenyataannya malaikat pada diri kita ini,tidak akan hilanhg
dengan badan kita ini.Siang dan malam terus bekerja tiada hentinya. Jadi usiknya
dalam melihat,mendengar,mencium,dn dalam bicara.Mandornya ialah,
JIBRIL,MIKAIL,ISROFIL, DAN IZROIL. WA KUTUBIHI,artinya : Percaya
kepada kitab kitab-Nya. Jadi yang benar-benar percaya kepada kitabnya itu seperti
Al-qur‘an,harus dirangkap dengan wujud kita ini.Jdi begini,kalau kita belum
mengetahuinya,kita harus percaya kepadaa takdir yang sudah tertulis kepada diri
kita sendiri.Kita harus yakin dngan adanya takdir Tuhan itu.Tulisn wujud kita ini
yang sesungguhnya,kalau kita sudah ainal yakin dan hakkul yakin,kita bisa sabar
dalam menghadapi apapun juga. Karena pohon ilmu itu adalah sabar dan
ridho.Tentunya sudah tertulis dilikhmakhfudh. Jadi iman kepada kitab-kitabnya itu
umum.Persoalan diluar alkitab,manusia tidak ada yang tahu,terkeuali Allah.
Memang ada persoalan diluar kitab,tetapi amat sulit mencapainya.Itulah yang
disebut MAKHSYAF,yang tiada huruf,tiada suara,dan tiada kata-kata.Ini adalah
RAHASIA yang amat dalam dan amat dahsyat,dan tidak seorangpun yang
mendapatkannya,keuali Tuhan sendiri. Kehendak Tuhan idak ada yang
menghalanginya. Dia sanggup merubah yang tak dapat dirubah oleh mahluk.
Sedang perubahan yang ada padaa mahluk ini adalah perubahan pada sangkamu
saja. Tuhan kuasa menghidupkan yang mati, dan mematikan yang hidup.
Fahamkanlah wahai sekalian tholib. WA RASULIHI,artinya : Percaya kepada
rasul-rasulnya. Memang kita percaya kepada nabi-nabi dan rasul-rasul,itupun tak
ada salahnya,memang dlam bentuk nyaa,memang demikian.Tetapi karena sudah
pada wafat semua,sudah lestari,maka tinggal percaya itu berbalik kepada
wujud.Yaitu,kepada hakikat badan yang jadi utusan hidup kita pribadi,beginilah
tekad kita sesungguhnya percaya kapada rasa wjud
kita.Seperti,melihat,mendengar,mengucap dan mencium. Coba saja kita
rasakan,bagaimana kita tidak peraya kepada ujud kita kita ini ? Kalau kita menciipi
garam,sudah tentu kita merasa asin,tidak mungkin yang lainnya.Demikian pula
dengan yang lainnya,seperti : pendengaran,tidak mungkin salah lagi.Juga seperti
panglihatan,penium dan pengucap.Semuanya dapat kita fahami dengan perasaan
kita. Disinilah orang banyak tidak faham arti rasul yang sesungguhnya.Padahal
rasul atau utusan itu ada pada kita jua.Makanya kita kalau mengatakan dua kalimat
syahadat itu,harus tahu rahasianya. Kalau Tuhan mengatakan Aku naik saksi,tiada
Tuhan melainkan Aku,dan Muhammad ituutusanKu.Maka kitapun demikian pula
adanya,kalau lain daripada itu,maka tersalahlah ma‘rifat kita.Orang kebanyakan
salah memahami tentang arti rasul yang sebenarnya,mereka mengira rasul itu
hanya ada pada nabi-nabi, seperti nabi Muhammad. Jadi yang dimaksud dalam
pengertian Muhammad itu utusanku,yaitu Muhammad dalam arti rahasia
ma‘rifat.Karena setiap insan kamil itu mempunyai utusan(rasul) pribadi. Disinilah
letaknya nilai dan barang yang bernilai itu letaknya dalam pribadi masing-masing.
Inilah arti percaya kepada rasul-rasul yang hak. WAL YAUMIL ACHIRI,artinya :
Percaya kepada hari akhir yaitu hari kiamat ( pembalasan ). Kiamat besar hanya
kita yakini dan kiamat kecil dapat kita rasakan masing-masing. Pertama kiamat
diri,yaitu hancur leburnya kedalam Nur Muhammad,dan hingga sirna dan tuntas
sampai tiada merasa lagi memiliki wujud lahir dan bathin.Dan akhirnya menunggal
dengan kemaha agungan Tuhan ( menunggal dalam rahasia ). Dan kiamat diri yang
kedua ialah : dikala sakaratul maut telah tiba.Inilah yang disebut kiamat
sugro,sedangkan kiamat kubro adalah kiamat yang sebenarnya. Inilah pengertian
walyaumil akhiri itu tadi. Yang terakhir sekali ialah : WAQODRI AKHIRI, artinya
: percaya kepada untung baik dan untung jahat datang daripada Allah jua.
Maksunya segala perbuatan yang berlaku didalam ala mini adalah perbuatan Allah
Ta‘ala. Allah yang menjadikan kamu dan barang perbuatan kamu. Dan yakinlah
kita bahwa kita ini tidak mempunyai daya dan upaya, kecuali dengan kudrat dan
iradat Allah Ta‘ala jua adanya. Maka dengan adanya rukun iman ini yang ke-enam
ini, tentunya kita menjadi sadar akan diri kita ini. Kesadaran itu timbul karena
ma‘rifat dan ma‘rifat itu timbul karena terbuka hijab (dinding). Orang Ahli hakekat
yang telah lupa kepada makhluk, karena langsung melihat Allah raja yang Hak.
Mereka lupa dengan sebab musabab, karena teringat kepada yang menentukan dan
yang menjadikannya. Orang ini sebagai hamba yang menghadapi hakikat yang
nyata baginya terang cahayanya dan sedang berjalan pada jalannya. Telah sampai
pada puncaknya, hanya ia sedang tenggelam dalam alam cahaya : sehingga tidak
kelihatan bekas-bekas mahluknya lagi. Dan lebih banyak lupanya terhadap alam,
daripada ingatnya kepada makhluk. Dan bertemunya daripada renggangnya, dan
lenyapnya atau leburlah dirinya dari tetapnya perasaannya, dan lupanya terhadap
mahkluk daripada ingatnya pada mereka. Demikianlah seorang ahli hakikat : yang
telah fana zahirnya dan fana bathinnya kepada yang Hak. Dan siapa yang telah
fana dengan Allah maka pasti ia lupa atau goib dari segala sesuatu. Orang ini
pandangannya Allah semata. Siapa dalam tauhidnya itu seolah-olah sebagai hasil
kepintarannya sendiri,maka tauhidnya itu tidak dapat menyelamatkan dirinya dari
Api neraka.

Anda mungkin juga menyukai