Anda di halaman 1dari 14

LANDASAN ILMU PADA ZAMAN

YUNANI,RENAISANS,MODERN

DAN PERKEMBANGAN ILMU DALAM ISLAM

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu: Ners. Romi Suwahyu, M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 2:

Indah Artanti (2131030008)

Nidaul Fauziah (2131030069)

Tarissa Octaviani (2131030062)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil‟alamin, segala puji dan syukur seraya penyusun


Ucapkan ke hadirat Illahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehinnga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Landasan Ilmu pada
Zaman Yunani , Renaisans, Modern dan Perkembangan Ilmu dalam Islam”. Penulisan
makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat ilmu.
Adapun isi dari makalah yaitu menjelaskan tentang Ilmu Sebagai Objek Kajian
Filsafat . Penyusun berterima kasih kepada Bapak romy suwahyu selaku Dosen mata
kuliah filsafat ilmu yang telah memberikan arahan serta bimbingannya. Seperti
pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”. Penyusun menyadari makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Hal ini semata-mata karena keterbatasan
kemampuan penyusun sendiri. Oleh karena itu, sangatlah penyusun harapkan saran
dan kritik yang positif dan membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi
lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.

Bandar Lampung,7 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................................1

C. Tujuan..........................................................................................................................1

BAB II.....................................................................................................................................2

PEMBAHASAN......................................................................................................................2

A. Pengertian Ilmu pada Zaman Yunani...........................................................................2

B. Mengetahui Perkembangan Ilmu dalam Islam.............................................................5

C. Mengetahui kemajuan Ilmu Zaman Renaisans,Modern................................................5

BAB III....................................................................................................................................8

KESIMPULAN........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada awal


kelahirannya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan (ilmu) pengetahuan
yang munculnya pada masa peradaban kuno (masa yunani). Dalam sejarah filsafat
biasanya filsafat yunani dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena
dunia barat (Eropa Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran
yunani. Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta
serta dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan.
Para ahli pikir tidak puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan
melalui budinya.

B. Rumusan Masalah

Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam


makalah ini. Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam karya
tulis ini antara lain:

1. Apa pengertian ilmu pada zaman yunani?


2. Apa saja perkembangan ilmu dalam islam?
3. Apa saja kemajuan ilmu zaman renaisans,modern?

C. Tujuan

Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas,


hingga tujuan dalam penyusunan makalah ini sebagai berikut:

1. Memahami ilmu pada zaman yunani


2. Mengetahui perkembangan ilmu dalam islam
3. Mengetahui kemajuan ilmu zaman renaisans,modern

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Zaman Yunani

Yunani kuno adalah tempat bersejarah di mana sebuah bangsa memilki


peradaban. Oleh karenanya Yunani kuno sangat identik dengan filsafat yang
merupakan induk dari ilmu pengetahuan. Padahal filsafat dalam pengertian yang
sederhana sudah berkembang jauh sebelum para filosof klasik Yunani menekuni
dan mengembangkannya. Filsafat di tangan mereka menjadi sesuatu yang sangat
berharga bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada generasi-generasi
setelahnya. Ia ibarat pembuka pintu-pintu aneka ragam disiplin ilmu yang
pengaruhnya terasa hingga sekarang. Menurut Bertrand Russel, diantara semua
sejarah, tak ada yang begitu mencengangkan atau begitu sulit diterangkan selain
lahirnya peradaban di Yunani secara mendadak. Memang banyak unsur peradaban
yang telah ada ribuan tahun di Mesir dan Mesopotamia. Namun unsur-unsur
tertentu belum utuh sampai kemudian bangsa Yunanilah yang
menyempurnakannya1.

Seiring dengan berkembangnya waktu, filsafat dijadikan sebagai landasan


berfikir oleh bangsa Yunani untuk menggali ilmu pengetahuan, sehingga
berkembang pada generasi-generasi setelahnya. Itu ibarat pembuka pintu-pintu
aneka ragam disiplin ilmu yang pengaruhnya terasa hingga sekarang. Karena itu,
periode perkembangan filsafat Yunani merupakan poin untuk memasuki
peradaban baru umat manusia2. Zaman ini berlangsung dari abad 6 SM sampai
dengan sekitar abad 6 M. Zaman ini menggunakan sikap an inquiring attitude
(suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis), dan tidak menerima
pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive attitude (sikap menerima segitu

1
Bertrand Russell, Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan Kondisi Sosio-Politik dari Zaman
Kuno Hingga Sekarang (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 3-4.
2
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013 edisi revisi), hlm. 22

2
saja). Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh dengan subur. Yunani mencapai
puncak kejayaannya atau zaman keemasannya.9

Pada zaman ini banyak bermunculan ilmuwan yang terkemuka. Di antaranya


adalah:

 Thales (624-545 SM).


 Pythagoras (580 SM–500 SM)
 Socrates (469 SM-399 SM)
 Plato (427 SM-347 SM)
 Aristoteles (384 SM- 322 SM)

Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat yunani ini lahir, yaitu:

1. Bangsa yunani yang kaya akan mitos (dongeng), dimana mitos dianggap
sebagai awal dari uapaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Mitos-mitos
tersebut kemudian disusun secara sistematis yang untuk sementara kelihatan
rasional sehingga muncul mitos selektif dan rasional, seperti syair karya Homerus,
Orpheus dan lain-lain.

2. Karya sastra yunani yang dapt dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat
yunani, karya Homerous mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk
pedoman hidup orang-orang yunani yang didalamnya mengandung nilai-nilai
edukatif.
3. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di
lembah sungai Nil, kemudian berkat kemampuan dan kecakapannya ilmu-ilmu
tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak didasrkan pada
aspek praktis saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif.

B. Perkembangan Ilmu dalam Islam

Menurut Harun Nasution, keilmuan berkembang pada zaman Islam klasik


(650-1250 M). Keilmuan ini dipengaruhi oleh persepsi tentang bagaimana
tingginya kedudukan akal seperti yang terdapat dalam al-Qur`an dan hadis.

3
Persepsi ini bertemu dengan persepsi yang sama dari Yunani melalui filsafat dan
sains Yunani yang berada di kota-kota pusat peradaban Yunani di Dunia Islam
Zaman Klasik, seperti Alexandria (Mesir), Jundisyapur (Irak), Antakia (Syiria),
dan Bactra (Persia)3. Sedangkan W. Montgomery Watt menambahkan lebih rinci
bahwa ketika Irak, Syiria, dan Mesir diduduki oleh orang Arab pada abad ketujuh,
ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani dikembangkan di berbagai pusat belajar.
Terdapat sebuah sekolah terkenal di Alexandria, Mesir, tetapi kemudian
dipindahkan pertama kali ke Syiria, dan kemudian pada sekitar tahun 900 M ke
Baghdad4.

Sekitar abad ke 6-7 Masehi obor kemajuan ilmu pengetahuan berada di


pangkuan perdaban Islam. Dalam lapangan kedokteran muncul nama-nama
terkenal seperti: Al-Hāwī karya al-Rāzī (850-923) merupakan sebuah ensiklopedi
mengenai seluruh perkembangan ilmu kedokteran sampai masanya5. Rhazas
mengarang suatu Encyclopedia ilmu kedokteran dengan judul Continens, Ibnu
Sina (980-1037) menulis buku-buku kedokteran (al-Qonun) yang menjadi standar
dalam ilmu kedokteran di Eropa. Al-Khawarizmi (Algorismus atau Alghoarismus)
menyusun buku Aljabar pada tahun 825 M, yang menjadi buku standar beberapa
abad di Eropa. Ia juga menulis perhitungan biasa (Arithmetics), yang menjadi
pembuka jalan penggunaan cara desimal di Eropa untuk menggantikan tulisan
Romawi. Ibnu Rushd (1126-1198) seorang filsuf yang menterjemahkan dan
mengomentari karya-karya Aristoteles. Al Idris (1100-1166) telah membuat 70
peta dari daerah yang dikenal pada masa itu untuk disampaikan kepada Raja
Boger II dari kerajaan Sicilia6.

Dalam bidang kimia ada Jābir ibn Hayyān (Geber) dan al-Bīrūnī (362-442
H/973-1050 M). Sebagian karya Jābir ibn Hayyān memaparkan metode-metode
pengolahan berbagai zat kimia maupun metode pemurniannya. Sebagian besar

3
Harun Nasution, Islam Rasional (Bandung: Mizan, 1998), hlm.7
4
W.Montgomery Watt, Islam dan Peradaban Dunia: Pengaruh Islam atas Eropa Abad
Pertengahan, hlm. 44-45.
5
Lenn E. Goodman, “Muhammad ibn Zakariyyā al-Rāzī”, dalam Ensiklopedi Tematis Filsafat Islam,
Vol. 1, ed. Seyyed Hossein Nasr dan Oliver Leaman (Bandung: Mizan, 2003), hlm. 243-265
6
Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, Filsafat Ilmu, (Yogykarta : Liberty, 1996), hlm 42

4
kata untuk menunjukkan zat dan bejana-bejana kimia yang belakangan menjadi
bahasa orang-orang Eropa berasal dari karya-karyanya. Sementara itu, al-Bīrūnī
mengukur sendiri gaya berat khusus dari beberapa zat yang mencapai ketepatan
tinggi7. Selain disiplin-disiplin ilmu di atas, sebagian umat Islam juga menekuni
logika dan filsafat. Sebut saja al-Kindī, al-Fārābī (w. 950 M), Ibn Sīnā atau
Avicenna (w. 1037 M), al-Ghazālī (w. 1111 M), Ibn Bājah atau Avempace (w.
1138 M), Ibn Tufayl atau Abubacer (w. 1185 M), dan Ibn Rushd atau Averroes
(w. 1198 M). Menurut Felix Klein-Franke, al-Kindī berjasa membuat filsafat dan
ilmu Yunani dapat diakses dan membangun fondasi filsafat dalam Islam dari
sumber-sumber yang jarang dan sulit, yang sebagian di antaranya kemudian
diteruskan dan dikembangkan oleh al-Fārābī. Al-Kindī sangat ingin
memperkenalkan filsafat dan sains Yunani kepada sesama pemakai bahasa Arab,
seperti yang sering dia tandaskan, dan menentang para teolog ortodoks yang
menolak pengetahuan asing8.

C. Kemajuan Ilmu Zaman Renaisans dan Modern

Michelet, sejarahwan terkenal, adalah orang pertama yang menggunakan


istilah renaisans. Para sejarahwan biasanya menggunakan istilah ini untuk
menunjuk berbagai periode kebangkitan intelektual, khususnya di Eropa, dan
lebih khusus lagi di Italia sepanjang abad ke-15 dan ke-16. Agak sulit menentukan
garis batas yang jelas antara abad pertengahan, zaman renaisans, dan zaman
modern. Sementara orang menganggap bahwa zaman modern hanyalah perluasan
dari zaman renaisans9.

Renaisans adalah periode perkembangan peradaban yang terletak di ujung atau


sesudah abad kegelapan sampai muncul abad modern. Renaisans merupakan era
sejarah yang penuh dengan kemajuan dan perubahan yang mengandung arti bagi

7
W.Montgomery Watt, Islam dan Peradaban Dunia: Pengaruh Islam atas Eropa Abad
Pertengahan, hlm. 60-61
8
Felix Klein-Franke, “Al-Kindī”, dalam Ensiklopedi Tematis Filsafat Islam, Vol. 1, ed. Seyyed
Hossein Nasr dan Oliver Leaman (Bandung: Mizan, 2003), hlm. 209-210
9
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, hlm. 50

5
perkembangan ilmu. Ciri utama renaisans yaitu humanisme, individualisme,
sekulerisme, empirisisme, dan rasionalisme. Sains berkembang karena semangat
dan hasil empirisisme, sementara Kristen semakin ditinggalkan karena semangat
humanisme. Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah
berlangsung sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali
(renaisance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M.

Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui


terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari dan kemudian diterjemahkan kembali
ke dalam bahasa latin. Walaupun Islam akhirnya terusir dari negeri Spanyol
dengan cara yang sangat kejam, tetapi ia telah membidani gerakan-gerakan
penting di Eropa. Gerakan-gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan
Yunani klasik (renaisance) pada abad ke-14 M, rasionalisme pada abad ke-17 M,
dan pencerahan (aufklarung) pada abad ke-18 M10.

1. Karakteristik Renaissance

Renaissance merupakan titik awal dari sebuah peradaban modern di Eropa.


Essensi dari semangat Renaissance salah satunya adalah pandangan bahwa
manusia bukan hanya memikirkan nasib di akhirat seperti semangat Abad Tengah,
tetapi mereka harus memikirkan hidupnya di dunia ini. Renaissance menjadikan
manusia lahir ke dunia untuk mengolah, menyempurnakan dan menikmati dunia
ini, baru setelah itu menengadah ke surga. Nasib manusia di tangan manusia,
penderitaan, kesengsaraan dan kenistaan di dunia bukanlah takdir Tuhan
melainkan suatu keadaan yang dapat diperbaiki dan diatasi oleh kekuatan manusia
dengan akal budi, otonomi dan bakat-bakatnya. Manusia bukan budak melainkan
majikan atas dirinya.

Inilah semangat humanis, semangat manusia baru yang oleh Cicero


dikatakan dapat dipelajari melalui bidang sastra, filsafat, retorika, sejarah dan
hukum. Dengan semakin kuatnya Renaissance, pada kenyataannya
sekularisasipun berjalan semakin kuat. Hal ini menyebabkan agama semakin

10
K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1986), hlm. 32.

6
diremehkan bahkan kadang digunakan untuk kepentingan sekulerisasi itu sendiri.
Semboyan mereka “religion was not highest expression of human values”.
Bahkan salah seorang yang dilukiskan sebagai manusia ideal Renaissance oleh
Leon Batista Alberti (1404-1472), secara tegas berani mengatakan “Man can do
all things if they will”. Renaissance mengajarkan kepada manusia untuk
memanfaatkan kemampuan dan pengetahuannya bagi pelayanan kepada sesama.
Manusia hendaknya menjalani kehidupan secara aktif dan memikirkan
kepentingan umum bukan hidup bersenang-senang dalam belenggu moral dan
ilmu pengetahuan di menara gading.

Manusia harus berperan aktif dalam kehidupan, bukan sifat pasif seraya
pasrah pada takdir. Namun, manusia menjadi pusat segala hal dalam kehidupan
atau inilah yang disebut dengan Antoposentrisme. Manusia dalam konsep
Renaissance, harus berani memuji dirinya sendiri, mengutamakan kemampuannya
dalam berfikir dan bertindak secara bertanggung jawab, menghasilkan karya seni
dan mengarahkan nasibnya kepada sesama. Keinginan manusia haruslah untuk
menonjolkan diri baik dari keindahan jasmani maupun kemampuan intelektual-
intelektualnya. Keinginannya itu dituangkan dalam berbagai karya seni sastra,
seni lukis, seni pahat, seni musik dan lain-lain. Ekspresi daya kemampuan
manusia harus terus berkembang sampai saat ini, sehingga di zaman modern ini
pun tidak ada lagi segi kehidupan manusia yang tidak ditonjolkan. Pada masa
Renaissance ini juga berkembang bentuk pemikiran manusia yang baru, yang
sama sekali terlepas dengan gereja. Diantara pemahaman itu adalah humanisme,
rasionalisme, empirisme, dan materialisme (Tafsir, 2007:126).

2. Pengaruh dan Signifikansi Renaissance

Renaissance sebagai gerakan yang identik dengan gerakan humanisme dan


bertitik tolak pada upaya melepaskan manusia dari keterkaitan agama, memiliki
manifestasi utama dalam gerakannya, yaitu:

a. Gerakan Humanisme, yang berusaha tidak hanya untuk menerjemahkan


sumber-sumber Yunani dan Romawi, tetapi juga mencari nilai atau gaya hidup

7
manusia yang terkandung di dalamnya.
b. Penolakan tradisi Aristotelian Abad Pertengahan. Kebangkitan Platonisme,
yang sangat bergaung dalam Akademi Florentina merupakan suatu konsekuensi
penolakan ini. Selain itu, perhatian kepada mistisisme seperti merebak kembali,
termasuk minat kepada Cabala, tulisan hermetik dan alkimia.
c. Pemikiran Renaissance juga terbuka pada ilmu-ilmu baru yang mulai terbentuk.
d. Dalam lapisan agama periode ini ditandai oleh ketidakpuasan dengan
kemapanan yang mengarah para reformasi protestan.

3. Dampak Renaissance

Dampak positif :

a. Adanya perubahan dalam bidang agama dan ilmu pengetahuan. Di mana terjadi
pembagian dalam ilmu pengetahuan seperti ilmu lain mulai lepas dari ilmu agama
dan falsafahnya, misalnya ilmu sosial: ilmu bumi, ilmu sejarah dan lain-lain.
Begitu pula dengan ilmu eksak seperti ilmu alam.

b. Kebangunan kembali dari peradaban. Zaman ini membongkar hasil peradaban


Yunani-Romawi.

c. Renaissance telah membentuk masyarakat perdagangan yang berdaya maju.


Keadaan ini telah melemahkan kedudukan dan kekuasaan golongan gereja yang
senantiasa berusaha menyekat perkembangan ilmu dan masyarakat di Eropa.

d. Tumbuhnya kebebasan, kemerdekaan, dan kemandirian individu.

e. Renaissance telah melahirkan tokoh-tokoh perubahan di Eropa. Antara lain


tokoh perubahan terkenal itu adalah William Harvey yang telah memberi
sumbangan dalam kajian peredaran darah. Renaissance telah melahirkan
masyarakat yang lebih progresif dan wujud semangat mandiri sehingga membawa
kepada aktivitis penjelajahan dan kemajuan
f. Mendorong pencarian daerah baru sehingga berkobarlah era penjelajahan
samudera.

8
Dampak negatif :

a. Eropa pada periode ini benar-benar mendapat ancaman dari orang-orang Arab.
Pada khalifah Umamyah telah meluaskan wilayah taklukannya hingga daerah-
daerah seputar pintu-pintu gerbang konstantinopel walaupun pada akhirnya
pengepungan yang di lakukan Arab gagal total.
b. Munculnya suatu isu yang di sebut Kontroversi Ikonoklastik yang berisi bahwa
apakah imaji-imaji tentang Tuhan, Kristus, dan sang perawan Maria serta orang-
orang suci baik dalam bentuk gambar maupun patung boleh dipergunakan di
dalam misa atau tidak. Kontroversi ini mengundang persoalan lama yaitu tentang
kebebasan agama yang terpisah dan bebas dari organisasi politik.
c. Pada masa ini selain terjadi kebangunan kembali juga terjadi kebobrokan moral.
Hal ini dikarenakan tidak adanya suatu norma yang bisa mengatur kehidupan
masyarakat. Sehingga bisa dikatakan bahwa manusia Renaissancemerupakan
manusia yang tidak mempunyai pegangan (liar). Keliaran ini mengakibatkan
terjadinya pelanggaran terhadap norma sehingga manusia mengalami krisis akhlak
seperti mabuk-mabukan dan lain-lain. Hal ini tidak hanya terjadi di kalangan
borjuis tetapi juga dikalangan pendeta.

4. Tokoh-Tokoh Renaissance

 Dante Alighiere (1265-1321 M)


 Lorenzo Valla (1405-1457 M)
 Niccolo Machiavelli (1469-1527 M)
 Boccacio (1313-1375 M)
 Francesco Petrarca (1304-1374 M)
 Desiderius Erasmus (1466-1536 M)
 Martin Luther (1483-1556 M)
 John Calvin (1509-1564 M)
 Huldrych Zwingli (1483-1556 M)

9
BAB III

KESIMPULAN

Perkembangan ilmu sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari rasa


keingintahuan yang besar diiringi dengan usaha-usaha yang sungguh-sungguh
melalui penalaran, percobaan, penyempurnaan, dan berani mengambil resiko
tinggi sehingga menghasilkan penemuan-penemuan yang bermanfaat bagi suatu
generasi dan menjadi acuan pertimbangan bagi generasi selanjutnya untuk
mengoreksi, menyempurnakan, mengembangkan, dan menemukan penemuan
selanjutnya. Faktor-faktor inilah yang kemudian menjadi spirit dan motivasi bagi
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Hal penting yang perlu
dicatat dalam hal ini adalah bahwa pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
harus diimbangi dengan pengembangan moralitas spiritual, karena sebagaimana
kita tahu bahwa Ilmu pengetahuan hakekatnya adalah bebas nilai, tergantung
bagaimana manusia mempergunakannya. Ilmu pengetahuan bisa berdampak
positif, tetapi ia juga dapat memiliki dampak negatif bagi kehidupan manusia.
Dampak positifnya adalah dapat semakin mempermudah dan memberikan
kenyamanan dalam kehidupan manusia, sementara dampak negatifnya adalah
dapat menghancurkan tatanan kehidupan manusia itu sendiri.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013 edisi
revisi).
Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu.
Bertens, K. Ringkasan Sejarah Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1986).
Franke, Felix Klein. “Al-Kindī”, dalam Ensiklopedi Tematis Filsafat Islam,
Vol. 1, ed. Seyyed Hossein Nasr dan Oliver Leaman (Bandung:
Mizan, 2003).
Goddman, Lenn E. “Muhammad ibn Zakariyyā al-Rāzī”, dalam
Ensiklopedi Tematis Filsafat Islam, Vol. 1, ed. Seyyed Hossein Nasr
dan Oliver Leaman (Bandung: Mizan, 2003).
Nasution, Harun. Islam Rasional (Bandung: Mizan, 1998).
Russell, Bertrand. Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan Kondisi
Sosio-Politik dari Zaman Kuno Hingga Sekarang (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004).
Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, Filsafat Ilmu,
(Yogykarta : Liberty, 1996).
Watt, W Montgomery. Islam dan Peradaban Dunia: Pengaruh Islam atas
Eropa Abad Pertengahan.
Watt, W Montgomery. Islam dan Peradaban Dunia: Pengaruh Islam atas
Eropa Abad Pertengahan.

Anda mungkin juga menyukai