Kel 2 Filsafat Ilmu
Kel 2 Filsafat Ilmu
YUNANI,RENAISANS,MODERN
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................................2
BAB III....................................................................................................................................8
KESIMPULAN........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Zaman Yunani
1
Bertrand Russell, Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan Kondisi Sosio-Politik dari Zaman
Kuno Hingga Sekarang (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 3-4.
2
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013 edisi revisi), hlm. 22
2
saja). Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh dengan subur. Yunani mencapai
puncak kejayaannya atau zaman keemasannya.9
Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat yunani ini lahir, yaitu:
1. Bangsa yunani yang kaya akan mitos (dongeng), dimana mitos dianggap
sebagai awal dari uapaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Mitos-mitos
tersebut kemudian disusun secara sistematis yang untuk sementara kelihatan
rasional sehingga muncul mitos selektif dan rasional, seperti syair karya Homerus,
Orpheus dan lain-lain.
2. Karya sastra yunani yang dapt dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat
yunani, karya Homerous mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk
pedoman hidup orang-orang yunani yang didalamnya mengandung nilai-nilai
edukatif.
3. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di
lembah sungai Nil, kemudian berkat kemampuan dan kecakapannya ilmu-ilmu
tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak didasrkan pada
aspek praktis saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif.
3
Persepsi ini bertemu dengan persepsi yang sama dari Yunani melalui filsafat dan
sains Yunani yang berada di kota-kota pusat peradaban Yunani di Dunia Islam
Zaman Klasik, seperti Alexandria (Mesir), Jundisyapur (Irak), Antakia (Syiria),
dan Bactra (Persia)3. Sedangkan W. Montgomery Watt menambahkan lebih rinci
bahwa ketika Irak, Syiria, dan Mesir diduduki oleh orang Arab pada abad ketujuh,
ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani dikembangkan di berbagai pusat belajar.
Terdapat sebuah sekolah terkenal di Alexandria, Mesir, tetapi kemudian
dipindahkan pertama kali ke Syiria, dan kemudian pada sekitar tahun 900 M ke
Baghdad4.
Dalam bidang kimia ada Jābir ibn Hayyān (Geber) dan al-Bīrūnī (362-442
H/973-1050 M). Sebagian karya Jābir ibn Hayyān memaparkan metode-metode
pengolahan berbagai zat kimia maupun metode pemurniannya. Sebagian besar
3
Harun Nasution, Islam Rasional (Bandung: Mizan, 1998), hlm.7
4
W.Montgomery Watt, Islam dan Peradaban Dunia: Pengaruh Islam atas Eropa Abad
Pertengahan, hlm. 44-45.
5
Lenn E. Goodman, “Muhammad ibn Zakariyyā al-Rāzī”, dalam Ensiklopedi Tematis Filsafat Islam,
Vol. 1, ed. Seyyed Hossein Nasr dan Oliver Leaman (Bandung: Mizan, 2003), hlm. 243-265
6
Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, Filsafat Ilmu, (Yogykarta : Liberty, 1996), hlm 42
4
kata untuk menunjukkan zat dan bejana-bejana kimia yang belakangan menjadi
bahasa orang-orang Eropa berasal dari karya-karyanya. Sementara itu, al-Bīrūnī
mengukur sendiri gaya berat khusus dari beberapa zat yang mencapai ketepatan
tinggi7. Selain disiplin-disiplin ilmu di atas, sebagian umat Islam juga menekuni
logika dan filsafat. Sebut saja al-Kindī, al-Fārābī (w. 950 M), Ibn Sīnā atau
Avicenna (w. 1037 M), al-Ghazālī (w. 1111 M), Ibn Bājah atau Avempace (w.
1138 M), Ibn Tufayl atau Abubacer (w. 1185 M), dan Ibn Rushd atau Averroes
(w. 1198 M). Menurut Felix Klein-Franke, al-Kindī berjasa membuat filsafat dan
ilmu Yunani dapat diakses dan membangun fondasi filsafat dalam Islam dari
sumber-sumber yang jarang dan sulit, yang sebagian di antaranya kemudian
diteruskan dan dikembangkan oleh al-Fārābī. Al-Kindī sangat ingin
memperkenalkan filsafat dan sains Yunani kepada sesama pemakai bahasa Arab,
seperti yang sering dia tandaskan, dan menentang para teolog ortodoks yang
menolak pengetahuan asing8.
7
W.Montgomery Watt, Islam dan Peradaban Dunia: Pengaruh Islam atas Eropa Abad
Pertengahan, hlm. 60-61
8
Felix Klein-Franke, “Al-Kindī”, dalam Ensiklopedi Tematis Filsafat Islam, Vol. 1, ed. Seyyed
Hossein Nasr dan Oliver Leaman (Bandung: Mizan, 2003), hlm. 209-210
9
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, hlm. 50
5
perkembangan ilmu. Ciri utama renaisans yaitu humanisme, individualisme,
sekulerisme, empirisisme, dan rasionalisme. Sains berkembang karena semangat
dan hasil empirisisme, sementara Kristen semakin ditinggalkan karena semangat
humanisme. Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah
berlangsung sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali
(renaisance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M.
1. Karakteristik Renaissance
10
K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1986), hlm. 32.
6
diremehkan bahkan kadang digunakan untuk kepentingan sekulerisasi itu sendiri.
Semboyan mereka “religion was not highest expression of human values”.
Bahkan salah seorang yang dilukiskan sebagai manusia ideal Renaissance oleh
Leon Batista Alberti (1404-1472), secara tegas berani mengatakan “Man can do
all things if they will”. Renaissance mengajarkan kepada manusia untuk
memanfaatkan kemampuan dan pengetahuannya bagi pelayanan kepada sesama.
Manusia hendaknya menjalani kehidupan secara aktif dan memikirkan
kepentingan umum bukan hidup bersenang-senang dalam belenggu moral dan
ilmu pengetahuan di menara gading.
Manusia harus berperan aktif dalam kehidupan, bukan sifat pasif seraya
pasrah pada takdir. Namun, manusia menjadi pusat segala hal dalam kehidupan
atau inilah yang disebut dengan Antoposentrisme. Manusia dalam konsep
Renaissance, harus berani memuji dirinya sendiri, mengutamakan kemampuannya
dalam berfikir dan bertindak secara bertanggung jawab, menghasilkan karya seni
dan mengarahkan nasibnya kepada sesama. Keinginan manusia haruslah untuk
menonjolkan diri baik dari keindahan jasmani maupun kemampuan intelektual-
intelektualnya. Keinginannya itu dituangkan dalam berbagai karya seni sastra,
seni lukis, seni pahat, seni musik dan lain-lain. Ekspresi daya kemampuan
manusia harus terus berkembang sampai saat ini, sehingga di zaman modern ini
pun tidak ada lagi segi kehidupan manusia yang tidak ditonjolkan. Pada masa
Renaissance ini juga berkembang bentuk pemikiran manusia yang baru, yang
sama sekali terlepas dengan gereja. Diantara pemahaman itu adalah humanisme,
rasionalisme, empirisme, dan materialisme (Tafsir, 2007:126).
7
manusia yang terkandung di dalamnya.
b. Penolakan tradisi Aristotelian Abad Pertengahan. Kebangkitan Platonisme,
yang sangat bergaung dalam Akademi Florentina merupakan suatu konsekuensi
penolakan ini. Selain itu, perhatian kepada mistisisme seperti merebak kembali,
termasuk minat kepada Cabala, tulisan hermetik dan alkimia.
c. Pemikiran Renaissance juga terbuka pada ilmu-ilmu baru yang mulai terbentuk.
d. Dalam lapisan agama periode ini ditandai oleh ketidakpuasan dengan
kemapanan yang mengarah para reformasi protestan.
3. Dampak Renaissance
Dampak positif :
a. Adanya perubahan dalam bidang agama dan ilmu pengetahuan. Di mana terjadi
pembagian dalam ilmu pengetahuan seperti ilmu lain mulai lepas dari ilmu agama
dan falsafahnya, misalnya ilmu sosial: ilmu bumi, ilmu sejarah dan lain-lain.
Begitu pula dengan ilmu eksak seperti ilmu alam.
8
Dampak negatif :
a. Eropa pada periode ini benar-benar mendapat ancaman dari orang-orang Arab.
Pada khalifah Umamyah telah meluaskan wilayah taklukannya hingga daerah-
daerah seputar pintu-pintu gerbang konstantinopel walaupun pada akhirnya
pengepungan yang di lakukan Arab gagal total.
b. Munculnya suatu isu yang di sebut Kontroversi Ikonoklastik yang berisi bahwa
apakah imaji-imaji tentang Tuhan, Kristus, dan sang perawan Maria serta orang-
orang suci baik dalam bentuk gambar maupun patung boleh dipergunakan di
dalam misa atau tidak. Kontroversi ini mengundang persoalan lama yaitu tentang
kebebasan agama yang terpisah dan bebas dari organisasi politik.
c. Pada masa ini selain terjadi kebangunan kembali juga terjadi kebobrokan moral.
Hal ini dikarenakan tidak adanya suatu norma yang bisa mengatur kehidupan
masyarakat. Sehingga bisa dikatakan bahwa manusia Renaissancemerupakan
manusia yang tidak mempunyai pegangan (liar). Keliaran ini mengakibatkan
terjadinya pelanggaran terhadap norma sehingga manusia mengalami krisis akhlak
seperti mabuk-mabukan dan lain-lain. Hal ini tidak hanya terjadi di kalangan
borjuis tetapi juga dikalangan pendeta.
4. Tokoh-Tokoh Renaissance
9
BAB III
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013 edisi
revisi).
Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu.
Bertens, K. Ringkasan Sejarah Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1986).
Franke, Felix Klein. “Al-Kindī”, dalam Ensiklopedi Tematis Filsafat Islam,
Vol. 1, ed. Seyyed Hossein Nasr dan Oliver Leaman (Bandung:
Mizan, 2003).
Goddman, Lenn E. “Muhammad ibn Zakariyyā al-Rāzī”, dalam
Ensiklopedi Tematis Filsafat Islam, Vol. 1, ed. Seyyed Hossein Nasr
dan Oliver Leaman (Bandung: Mizan, 2003).
Nasution, Harun. Islam Rasional (Bandung: Mizan, 1998).
Russell, Bertrand. Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan Kondisi
Sosio-Politik dari Zaman Kuno Hingga Sekarang (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004).
Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, Filsafat Ilmu,
(Yogykarta : Liberty, 1996).
Watt, W Montgomery. Islam dan Peradaban Dunia: Pengaruh Islam atas
Eropa Abad Pertengahan.
Watt, W Montgomery. Islam dan Peradaban Dunia: Pengaruh Islam atas
Eropa Abad Pertengahan.