Anda di halaman 1dari 3

TUGAS SEJARAH

BAB VI

OLEH :
NAMA : NI LUH AYU PUSPITA DEWI
KELAS : XII MIPA 2
ABSEN : 21

SMA NEGERI 1 TABANAN


TAHUN AJARAN 2020/2021
A. Hakekat Organisasi Internasional
Kedudukan organisasi internasional sebagai subjek hukum internasional sekarang tidak
diragukan lagi, walaupun pada mulanya belum ada kepastian mengenai hal ini. Dalam
merumusakan definisi organisasi nasional, para sarjana tidak merumuskannya secara langsung
akan tetapi cenderung mengilustrasikan substansi dari pada organisasi internasional yang
mengarah pada kriteria-kriteria serta elemen-elemen dasar atau minimal yang harus dimiliki oleh
suatu entitas yang bernama organisasi internasional. Sumaryo Suryokusumo berpendapat bahwa
organisasi internasional adalah suatu proses, organisasi internasional juga menyangkut aspek-
aspek perwakilan dari tingkat proses tersebut yang telah dicapai pada waktu tertentu.
Organisasi Internasional juga diperlukan dalam rangka kerjasama menyesuaikan dan
mencari kompromi untuk menentukan kesejahteraan serta memecahkan persoalan bersama serta
mengurangi pertikaian yang timbul. T. Sugeng Istanto menjelaskan bahwa yang dimaksud
organisasi internasional dalam pengertian luas adalah bentuk kerja sama antar pihak-pihak yang
bersifat internasional untuk tujuan yang bersifat internasional. Pihak-pihak yang bersifat
internasional dapat berupa orang-perorangan, badan-badan bukan negara yang berada diberbagai
negara atau pemerintah negara. Adapun yang dimaksud dengan tujuan internasional adalah tujuan
bersama yang menyangkut kepentingan berbagai negara.

B. Kontribusi bangsa Indonesia untuk perdamaian dunia melalui berbagai organisasi


dunia
1. PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
Peran :
a) Mengirim pasukan perdamaian Kontingen Garuda
Pasukan penjaga perdamaian Indonesia/Pasukan Garuda (Kontingen Garuda/Konga)
dimulai dengan pengiriman misi pertamanya, yaitu Kontingen Garuda I pada tahun 1957 ke
Mesir (UNEF) di Timur Tengah. Kontingen Garuda atau Pasukan Garuda ini terdiri dari
Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di negara
lain. Ide awal munculnya pasukan ini karena adanya konflik di Timur Tengah pada 26 Juli
1956. Selanjutnya pengiriman Kontingen Garuda setingkat batalyon di Kongo, yaitu
Kontingen Garuda II pada tahun 1960-1961 dan Kontingen Garuda III di tahun 1963-1964.
Lalu Kontingen Garuda IV pada tanggal 7 April 1973, Kontingen Garuda V pada tanggal
23 Juli 1973, dan Kontingen Garuda VII ke Vietnam untuk melakukan pengawasan terhadap
gencatan senjata. Kemudian Kontingen Garuda VI pada tahun 1973-1974 dan Kontingen
Garuda VIII pada tahun 1974-1979 ke Mesir. Selanjutnya, Kontinten Garuda XII pada tahun
1992-1994 ke Kamboja, lalu Kontingen Garuda XIV di tahun 1995 ke Bosnia, dan Kontingen
Garuda XXIII/UNIFIL di tahun 2006-2015 ke Lebanon. Kontingen Garuda lainnya
merupakan pengamat militer di berbagai misi PBB di dunia, termasuk Brigjen TNI Susilo
Bambang Yudhoyono, mantan Presiden RI, yang menjabat sebagai Chief Military Observer
pada Konga XIV di Bosnia (UNTAES, 1995-1996).
Selain itu, peran lain Indonesia dalam UN Peacekeeping Operation ialah Indonesia telah
mengirimkan kapal lautnya, yaitu KRI Diponegoro sejak 2009 untuk bergabung dengan
Maritime Task Force (MTF) of the UNIFIL di Lebanon. Beberapa posisi high ranking
officials di UNIFIL juga telah dipercayakan kepada Indonesia, yaitu Chief of Staff of the
Maritime Task Force (MTF) dan Deputy Commander Sector East di UNIFIL. Selain itu,
Indonesia juga berpartisipasi dalam UN PKO di kawasan Amerika, yaitu pada UN
Stabilization Mission in Haiti (MINUSTAH)
b) Gerakan Non Blok (GNB)
Gerakan Non-Blok adalah suatu organisasi internasional yang terdiri lebih dari 100
negara-negara yang menganggap dirinya tidak beraliansi dengan kekuatan besar apapun.
Tujuan dari organisasi ini, seperti yang tercantum dalam Deklarasi Havana tahun 1979,
adalah untuk menjamin kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial, dan keamanan dari
negara-negara nonblok dalam perjuangan mereka menentang imperialisme, kolonialisme,
neo-kolonialisme, apartheid, rasisme dan segala bentuk agresi militer, pendudukan, dominasi,
interferensi atau hegemoni dan menentang segala bentuk blok politik. Mereka
merepresentasikan 55 persen penduduk dunia dan hampir 2/3 keangotaan PBB.
Negara-negara yang telah menyelenggarakan konferensi tingkat tinggi (KTT) Non-Blok
termasuk Yugoslavia, Mesir, Zambia, Aljazair, Sri Lanka, Kuba, India, Zimbabwe, Indonesia,
Kolombia, Afrika Selatan dan Malaysia. Lima prinsip gerakan Non Blok adalah: 1) Saling
menghormati integritas teritorial dan kedaulatan. 2) Perjanjian non-agresi 3) Tidak
mengintervensi urusan dalam negeri negara lain 4) Kesetaraan dan keuntungan bersama 5)
Menjaga perdamaian Gerakan Non Blok adalah wujud nyata bentuk dari peran Indonesia
dalam menjaga perdamaian dunia.
c) ASEAN
ASEAN (Association of South East Asian Nation) adalah salah satu organisasi
internasional yang bersifat kawasan atau region, tepatnya di kawasan Asia Tenggara.
Berdirinya organisasi ASEAN (Association of South East Asian Nations), sebelumnya
diawali dengan adanya pertemuan lima menteri luar negeri dari negara-negara Asia Tenggara
pada 5 – 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. Diakhir pertemuan, tepatnya pada tanggal 8
Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, lima Wakil Negara/ Pemerintahan negara-negara Asia
Tenggara, yaitu Menteri Luar Negeri Indonesia (Adam Malik), Wakil Perdana Menteri
merangkap Menteri Pertahanan dan Menteri Pembangunan Nasional Malaysia (Tun Abdul
Razak), Menteri Luar Negeri Filipina (Narciso Ramos), Menteri Luar Negeri Singapura (S.
Rajaratnam), dan Menteri Luar Negeri Thailand (Thanat Khoman) menindaklanjuti Deklarasi
Bersama dengan melakukan pertemuan dan penandatanganan Deklarasi ASEAN (The
ASEAN Declaration) atau yang dikenal dengan Deklarasi Bangkok (Bangkok Declaration).
Peran Indonesia di ASEAN di antara lain yaitu : 1) Patroli Bersama di Perbatasan Negara 2)
Pemberantasan Terorisme 3) Perjanjian Keamanan Maritim 4) Operasi Pemeliharaan
Perdamaian
d) OKI (Organisasi Kerja Sama Islam)
Peran Indonesia dalam OKI yaitu :
1) Hadir dalam KTT I di Rabat
2) Gagasan “Tata Informasi Baru Dunia Islam”
3) Ketua Committee of Six
4) Tuan Rumah Konferensi Tingkat Menteri (KTM-OKI) ke-24
5) Tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi OKI 2014
6) Tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa OKI
7) Mendamaikan negara-negara Islam yang bersengketa
8) Mendukung pelaksanaan OIC’s Ten-Year Plan of Action

Anda mungkin juga menyukai