KELAS : 9H
NO : 31
CERPEN ANALISIS
DI PERMUKIMAN YANG TERPENCIL ORIENTASI
Berawal dari sebuah gubug tua yang sudah reot, Kala itu
hiduplah sebuah keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri
dan dua orang anak laki-laki. Kepala keluarga itu bernama pak
Sumber (begitu orang menyebutnya) dan istrinya bernama
simpun (begitu orang menyebutnya), serta kedua anak laki-laki
mereka yang tua bernama Tabung sedangkan adiknya
bernama Kumpul.
PERGI KE KOTA
Pada suatu hari pak Sumber pergi ke kota bersama anaknya
yang pertama, dengan bejalan kaki mereka pagi-pagi sekali
sudah berangkat, di perjalanan bapak dan anak tersebut
sambil bercakap-cakap.
“Masih lama lagikah kita sampai ke kota pak..?” tanya Tabung,
“Iya nak, kira-kira dua jam berjalan lagi kita sampai”, jawab
pak Sumber. “Wah sangat jauh ya, pak” tanya Tabung lagi.
“Bener, karena kita tempuh dengan jalan kaki”,jawab pak
Sumber. “Pak… Seandainya kita pergi naik sepeda tentu agak
cepat sampainya ya pak?” “Tentu cepat sampainya nak” jawab
Pak Sumber. “Tapi sayang kita tidak punya sepeda” kata
Tabung “Sabar ya nak, suatu saat nanti kita pasti dapat
membeli sepeda.” Jawab pak Sumber (sambil menghibur hati
anaknya).
Tiba-tiba terdengar suara deru-menderu dan hiruk pikuknya
lalu lintas, tersentaklah hati dan perasaan Tabung, ah suara
apa itu tanyaku dalam hati, dan tidak lama kusaksikan dan aku
lihat hiruk pikuknya kendaraan bermotor dan hilir mudik
orang-orang. Wah ramai sekali, banyak banget mobil, motor
dan becak ada juga.
Nak.. ayo kita masuk pasar, ajak pak Sumber dengan anaknya,
Kita mau beli apa pak?, tanya Tabung, Kita membeli keperluan
seadanya sesuai uang yang ada.
Tak terasa waktu semakin beranjak malam dan kedua anak pak
Sumber juaga terlihat mulai sayu pertanda mengantuk. “Anak-
anak hari sudah malam, sekarang kalian tidurlah karena besok
pagi berkemas-kemas persiapan kita pindah”. Iya pak.. Sambil
beranjak dari tempat duduk Tabung dan Kumpul menuju ke
tempat tidur.
Tinggallah Pak Sumber dan Istrinya yang masih duduk
melanjutkan rencana kepindahan mereka demi masa depan ke
dua anaknya. Bagaimana bu ada yang perlu kita bicarakan
lagi?, tanya pak Sumber kepada istrinya. Kiranya kita sudah
matang atas rencana kita pak, jadi kita istirahat dulu, Bapak
kan capek seharian kerja!, Ya.. ya.. ya mari kita istirahat.