Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AKHLAQ TASAWUF

TARBIYAH DZATIYAH DAN HALAQAH TARBAWIYAH

DOSEN PENGAMPU: DJUNAIDI, M.Pd

DISUSUN OLEH:

DEVI LESTARI (20020213001)

SITI FU’AIDATUL ISMA ‘AINI (20220213006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH IBNU SINA

KEPANJEN MALANG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, kami panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Tuhan Yang Maha
Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Tarbiyah Dzatiyah Dan Halaqah Tarbawiyah”.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari zaman jahiliyah menuju
zaman hidayah.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas makalah “Akhlaq Tasawuf”.


Selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Tarbiyah
Dzatiyah Dan Halaqah Tarbawiyah untuk pembaca dan untuk penulis sendiri.

Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Djunaidi, M.Pd selaku


pengampu mata kuliah Akhlaq Tasawuf. Ucapan terimakasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah mensuport kami untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 25 Mei 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4
A. Latar Belakang ........................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 4
C. Tujuan ......................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 6
A. Pengertian Tarbiyah Dzatiyah ...................................................................... 6
B. Sarana Tarbiyah Dzatiyah ............................................................................ 6
C. Manfaat Tarbiyah Dzatiyah.......................................................................... 9
D. Pengertian Halaqah Tarbawiyah .................................................................. 9
E. Sarana Halaqah Tarbawiyah ...................................................................... 10
F. Manfaat Halaqah Tarbawiyah .................................................................... 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 12
A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
B. Saran ........................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menjalani kehidupan ini manusia tidak lepas dari kesalahan.


Semua yang mereka lakukan dalam dinamika kehidupan ini adalah untuk
mencapai kebahagiaan, karena esensi kehidupan sejatinya adalah mencari
kebahagiaan. Tidak ada manusia yang melakukan kesalahan dalam
hidupnya demi mencapai kesengsaraan. Semua kesalahan yang dilakukan
adalah proses mencari kebahagiaan, karena jalan dan metode yang dilalui
berbeda-beda. Dengan melakukan kesalahan, orang bisa belajar untuk
memperbaiki kesalahan tersebut, berubah menjadi lebih baik.
Terkadang kita bisa memberikan solusi terhadap masalah orang lain,
kita bisa menyampaikan tausiyah diatas mimbar, kita bisa mengajar murid-
murid kita dengan baik, tapi apakah kita bisa mengajar diri kita sendiri ?,
apakah kita bisa mentausiyahi diri kita sendiri untuk mencapai kebenaran
untuk menuju Tuhan. Di dalam ajaran agama Islam telah diatur secara
elegan bagaimana mendidik diri sendiri. Metode apa saja yang harus
dilakukan dalam mendidik diri sendiri.
Dalam makalah singkat ini, akan membahas cara mendidik diri sendiri
(tarbiyah dzatiyah). Kalau kita tidak bisa melakukannya kita juga bisa
melakukan mendidik diri sendiri dengan bantuan orang lain (halaqah
tarbawiyah).

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian tarbiyah dzatiyah ?


2. Apa sarana tarbiyah dzatiyah ?
3. Apa manfaat tarbiyah dzatiyah ?
4. Apa pengertian halaqah tarbawiyah ?
5. Apa sarana halaqah tarbawiyah ?
6. Apa manfaat halaqah tarbawiyah ?

4
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian tarbiyah dzatiyah


2. Untuk mengetahui sarana-sarana tarbiyah dzatiyah
3. Untuk mengetahui manfaat tarbiyah dzatiyah
4. Untuk mengetahui pengertian halaqah tarbawiyah
5. Untuk mengetahui sarana-sarana halaqah tarbawiyah
6. Untuk mengetahui manfaat halaqah tarbawiyah

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tarbiyah Dzatiyah

Tarbiyah dzatiyah adalah sejumlah sarana tarbiyah (pembinaan), yang


diberikan seorang muslim atau muslimah kepada dirinya, untuk membentuk
kepribadian islami yang sempurna di seluruh sisinya; seperti dalam lingkup
ilmiah, iman, akhlaq, sosial, dan lain sebagainya, dan menaikkan tingkat ke
tingkatan kesempurnaan sebagai manusia.1
Atau dalam kata lain tarbiyah dzatiyah adalah tarbiyah seseorang
terhadap diri sendiri dengan dirinya sendiri. Dengan definisi seperti itu,
tarbiyah dzatiyah setara dengan tarbiyah jama’iyah (kolektif) atau forum-
forum umum yang dikerjakan seseorang, atau ia geluti bersama orang lain,
atau ia ter-tarbiyah (terbina) di dalamnya bersama mereka.2

B. Sarana Tarbiyah Dzatiyah

1. Muhasabah
Seorang muslim yang tahu tugas dan kewajibannya sebagai makhluk
ciptaan Rabb-nya serta mengetahui tujuan untuk apa ia diciptakan
pastilah mempergunakan waktu hidupnya dengan sebaik mungkin.
Melakukan apa saja yang bermanfaat serta benar-benar beribadah
kepada Rabb-nya. Namun, setiap orang pasti ingin melakukan suatu
pekerjaan yang baik dan mengharapkan akan lebih baik lagi untuk hari
esoknya. Untuk itulah setiap umat muslim dianjurkan bermuhasabah
atas apa yang telah ia kerjakan saat itu (QS. Al Hasyr: 18). Seperti sabda
Rasulullah SAW. “Orang cerdas (berakal) ialah orang yang menghisab
dirinya dan berbuat untuk setelah kematian. Dan yang lemah adalah
orang yang mengikutkan dirinya kepada hawa nafsunya dan berangan-
angan kepada Allah” (HR. Tirmidzi)

1
https://belajarislam.com/2016/01/tarbiyah-dzatiyah/
2
Abdullah Bin Abdul Aziz. Tarbiyah Dzatiyah. Jakarta: An-Nadwah. 2002

6
Muhasabah utama yang harus dilakukan adalah sudah berada di
jalan yang benarkah akidah kita ? kemudian muhasabah untuk hal
ibadah fardhu, dan sebagainya. Muhasabah dapat dilakukan dalam dua
keadaan, yaitu bermuhasabah sebelum berbuat dan bermuhasabah
setelah berbuat.
Orang yang bermuhasabah ialah orang yang yakin bahwa dihari
akhir nanti Allah akan menghisab semua manusia tanpa terluput oleh
satu perkara, dari yang besar hingga yang terkecil.
2. Bertaubat dari segala dosa
Setelah seorang muslin bermuhasabah atas segala apa yang telah
dikerjakan, maka jelaslah segala dosa serta pelanggaran-pelangaran
yang telah dilakukan (setiap muslim tidak pernah tidak dalam satu
harinya melakukan kesalahan maupun dosa). Oleh karena itu seorang
muslim wajib melakukan pembersihan diri dengan Allah Azza wa Jalla.
Sebagaimana yang dianjurkan oleh Allah dalam QS. At Tahrim: 8, dan
sabdah Rasulullah SAW, “ Sesungguhnya Allah ta’ala membentangkan
tangan-Nya pada malam hari agar pelaku kesalahan di siang hari dapat
bertaubat dan membentangkan tangan-Nya pada siang hari agar pelaku
kesalahan di malam hari dapat bertaubat, hingga matahari terbit dari
sebelah barat” (HR. Muslim).
3. Mencari ilmu dan memperluas wawasan
Adalah suatu hal yang urgen dalam tarbiyah dzatiyah, sebab dengan
ilmu seorang muslim dapat mengetahui, mengenal, dan membedakan
benar atau bathil, halal atau haram. Dan ilmu yang menunjang tarbiyah
dzatiyah adalah ilmu syar’i yang bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah
Rasulullah SAW, dan pemahaman salafu shalih, serta ditunjang dengan
ilmu-ilmu modern yang berkembang lainnya.
Hakikat suatu ilmu meliputi:
1. Ikhlas dalam mencari ilmu dan mengaharap ridha Allah ta’ala
semata dalam mempelajarinya.

7
2. Rajin mencari ilmu dengan berbagai sarana dan tak pernah
berhenti tanpa alasan duniawi.
3. Mengaplikasikan ilmu yang telah didapat pada diri sendiri.
4. Berdakwah di jalan Allah ta’ala dengan cara menyebarkan dan
mengajarkannya.
5. Mengerjakan amalan-amalan iman.
6. Mengerjakan porsi-porsi ibadah wajib seoptimal mungkin.
7. Peduli dengan ibadah dzikir.
4. Memperhatikan aspek akhlaq (moral)
Akhlaq adalah salah satu sarana tarbiyah dzatiyah dan sekaligus
menjadi tujuannya. Beberapa firman Allah ta’ala secara khusus
menyuruh seorang muslim untuk berakhlaq baik, yaitu dalam QS. Al
Hujurat: 9, QS. Ali Imran: 148, QS. Fushishilat: 34, dan QS. Az Zumar:
10
Cara-cara membangun tarbiyah dzatiyah dalam aspek akhlaq
sebagai berikut:
 Memelihara sabar
 Membersihkan hati dari akhlaq tercela
 Meningkatkan kualitas akhlaq
 Bergaul dengan orang-orang yang berkahlaq mulia
 Memperhatikan etika-etika umum
5. Terlibat dalam aktivitas dakwah
Bahwasannya menyadari dakwah di jalan Allah ta’ala wajib, oleh
karenanya seorang muslim harus mentarbiyah dirinya untuk terlibat di
aktivitas dahkwah. Dimana dakwah itu tidak terkait tempat, waktu,
kondisi, tokoh apapun. Tak mengenal batasan waktu dan memiliki lebih
dari sekedar seribu cara. Serta tak luput dari adanya kerjasama dari
pihak lain.
6. Mujahadah (jihad)

8
Merealisasikan tarbiyah dzatiyah akan menjadi sulit tanpa adanya
mujahadah yang dilakukan terus menerus dan tidak berhenti walau
sejenak.
7. Berdoa dengan jujur kepada Allah ta’ala
Kerena manusia layaknya pasang surut air yang kian bergantian
(berubah-ubah) dan terbolak-balikkan hatinya tanpa sang pengendali,
oleh karenanya butuh petunjuk dan bimbingan dari Allah ta’ala.

C. Manfaat Tarbiyah Dzatiyah

 Mendapatkan keridhoan Allah ta’ala dan surga-Nya. QS. Al Kahfi:


107
 Bahagia dan tenteram. QS. An Nahl: 97, QS. Thaha: 1243
 Terjaga dari keburukan4
 Jiwa merasa aman5
 Terjaga dari keburukan dan hal-hal yang tidak menyenangkan. QS.
Al Hajj: 38
 Keberkahan waktu dan harta
 Sabar atas semua penderitaan dan kondisi. QS. Al Baqarah: 155

D. Pengertian Halaqah Tarbawiyah

Halaqah secara lughawi artinya lingkaran dimana orang menghimpun


diri didalamnya dengan dipandu oleh seorang murabbi bersama-sama
membina diri mereka baik dari segi penambahan ilmu maupun
pengamalan.6 Berarti halaqah tarbawiyah itu adalah membina diri sendiri
melalui bantuan orang lain dengan cara membuat suatu kelompok kecil,
dengan tujuan mengadakan kegiatan-kegiatan yang bisa memupuk

3
https://belajarislam.com/2016/01/tarbiyah-dzatiyah/
4
http://sastrarab31.blogspot.com/2011/12/tarbiyah-dzatiyah-dan-halaqah.html?m=1
5
http://sastrarab31.blogspot.com/2011/12/tarbiyah-dzatiyah-dan-halaqah.html?m=1
6
Alwan Khiri dkk, Akhlaq Tasawuf, Pakja Akademik UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta: 2002, Hlm.
160

9
spiritualitas. Kegiatan halaqah ini berbentuk pertemuan rutin minimal sekali
dalam seminggu dengan agenda kegiatan antara lain:
a. Tadarus Al-Qur’an
b. Pemberian materi
c. Internalisasi materi dalam pengamalan
d. Dialog permasalahan umat
e. Evaluasi diri atau muhasabah
f. Penutup7

Disamping itu kita bisa melakukan amalan-amalan lain secara bersama-


sama misalnya, qiyamullail secara berjama’ah, renungan suci, buka puasa
senin dan kamis bersama, dan lain-lain. Yang terpenting forum yang kita
ciptakan itu bisa membantu kita dalam proses pembinaan akhlaq.

E. Sarana Halaqah Tarbawiyah

Sarana halaqah tarbawiyah pada dasaranya sama dengan sarana


tarbiyah dzatiyah, hanya yang membedakannya adalah halaqah
membutuhkan forum untuk mentarbiyah diri, artinya halaqah melibatkan
orang lain dalam pembinaan akhlaq dan taribiyah dzatiyah dilakukan sendiri
tanpa melibatkan orang lain.

F. Manfaat Halaqah Tarbawiyah

a. Tertanamnya keyakinan keimanan yang kuat kepada aqidah dan


kebenaran Islam.
b. Terbentuknya akhlaq al-karimah secara nyata dalam wujud perbuatan
baik dalam ruang lingkup individu, keluarga dan masyarakat termasuk
didalamnya dilingkungan kampus.
c. Terciptanya ukhuwah Islamiyah didalam kehidupan sosial.
d. Optimalisasi amal untuk mendakwahkan keislaman khususnya melalui
qadwah atau tasawuf.

7
Lbid., Hlm. 160

10
e. Terpeliharanya kepribadian dan amal dari berbagai pengaruh yang bisa
merusak dan melemahkannya.
f. Mengoreksi dan memperbaiki berbagai bentuk kesalahan dan
penyimpangan melalui tausiyah dan mau’idzah khasanah.8

8
Alwan Khiri dkk, Akhlaq Tasawuf, Pakja Akademik UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta: 2005. Hlm.
161

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Tarbiyah dzatiyah: tarbiyah (pembinaan) seseorang terhadap diri sendiri


dengan dirinya sendiri.
2. Sarana tarbiyah dzatiyah: muhasabah, bertaubat dari segala dosa,
mencari ilmu dan memperluas wawasan, memperhatikan aspek akhlaq
(moral), terlibat dalam aktivitas dakwah, mujahadah (jihad), berdoa
dengan jujur kepada Allah ta’ala.
3. Manfaat terbiyah dzatiyah: mendapat keridhoan Allah, bahagia dan
tenteram, terjaga dari keburukan, jiwa merasa aman, terjaga dari
keburukan dan hal-hal yang tidak menyenangkan, keberkahan waktu
dan harta, sabar atas semua penderitaan dan kondisi.
4. Halaqah tarbawiyah: membina diri sendiri melalui bantuan orang lain
dengan cara membuat suatu kelompok kecil, dengan tujuan mengadakan
kegiatan-kegiatan yang bisa memupuk spiritualitas.
5. Sarana halaqah tarbawiyah: sama dengan sarana tarbiyah dzatiyah yang
membedakan hanya halaqah tarbawiyah membutuhkan forum untuk
mentarbiyah diri, maksudnya halaqah tarbawiyah membutuhkan orang
lain sedangkan tarbiyah dzatiyah tidak.
6. Manfaat halaqah tarbawiyah: tertanam keyakinan keimanan kepada
aqidah yang kuat kepada aqidah dan kebenaran Islam, terbentuknya
akhlaq al-karimah, terciptanya ukhuwah Islamiyah, optimalisasi amal
untuk mendakwahkan islam, terpeliharanya kepribadian dan amal,
mengoreksi dan memperbaiki berbagai bentuk kesalahan dan
penyimpangan melalui tausiyah dan mau’idzah khasanah.

B. Saran

12
DAFTAR PUSTAKA
Alwan Khoiri dkk, Akhlaq Tasawuf, Pakja Akademik UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta: 2005
Alwan Khoiri dkk, Akhlaq Tasawuf, Pakja Akademik UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta: 2002
Abdullah Bin Abdul Aziz. Tarbiyah Dzatiyah. Jakarta: An-Nadwah. 2002

http://sastrarab31.blogspot.com/2011/12/tarbiyah-dzatiyah-dan-halaqah.html?m=1
diakses 25 Mei 2023
Abdullah bin Aziz Al Adam.2020.Trbiyah Dzatiyah.(online)
https://belajarislam.com/2016/01/tarbiyah-dzatiyah/ diakses 23 Mei
2023.

13

Anda mungkin juga menyukai