Makalah Akhlaq Tasawuf-1
Makalah Akhlaq Tasawuf-1
DISUSUN OLEH:
KEPANJEN MALANG
2022/2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, kami panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Tuhan Yang Maha
Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Tarbiyah Dzatiyah Dan Halaqah Tarbawiyah”.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari zaman jahiliyah menuju
zaman hidayah.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Muhasabah
Seorang muslim yang tahu tugas dan kewajibannya sebagai makhluk
ciptaan Rabb-nya serta mengetahui tujuan untuk apa ia diciptakan
pastilah mempergunakan waktu hidupnya dengan sebaik mungkin.
Melakukan apa saja yang bermanfaat serta benar-benar beribadah
kepada Rabb-nya. Namun, setiap orang pasti ingin melakukan suatu
pekerjaan yang baik dan mengharapkan akan lebih baik lagi untuk hari
esoknya. Untuk itulah setiap umat muslim dianjurkan bermuhasabah
atas apa yang telah ia kerjakan saat itu (QS. Al Hasyr: 18). Seperti sabda
Rasulullah SAW. “Orang cerdas (berakal) ialah orang yang menghisab
dirinya dan berbuat untuk setelah kematian. Dan yang lemah adalah
orang yang mengikutkan dirinya kepada hawa nafsunya dan berangan-
angan kepada Allah” (HR. Tirmidzi)
1
https://belajarislam.com/2016/01/tarbiyah-dzatiyah/
2
Abdullah Bin Abdul Aziz. Tarbiyah Dzatiyah. Jakarta: An-Nadwah. 2002
6
Muhasabah utama yang harus dilakukan adalah sudah berada di
jalan yang benarkah akidah kita ? kemudian muhasabah untuk hal
ibadah fardhu, dan sebagainya. Muhasabah dapat dilakukan dalam dua
keadaan, yaitu bermuhasabah sebelum berbuat dan bermuhasabah
setelah berbuat.
Orang yang bermuhasabah ialah orang yang yakin bahwa dihari
akhir nanti Allah akan menghisab semua manusia tanpa terluput oleh
satu perkara, dari yang besar hingga yang terkecil.
2. Bertaubat dari segala dosa
Setelah seorang muslin bermuhasabah atas segala apa yang telah
dikerjakan, maka jelaslah segala dosa serta pelanggaran-pelangaran
yang telah dilakukan (setiap muslim tidak pernah tidak dalam satu
harinya melakukan kesalahan maupun dosa). Oleh karena itu seorang
muslim wajib melakukan pembersihan diri dengan Allah Azza wa Jalla.
Sebagaimana yang dianjurkan oleh Allah dalam QS. At Tahrim: 8, dan
sabdah Rasulullah SAW, “ Sesungguhnya Allah ta’ala membentangkan
tangan-Nya pada malam hari agar pelaku kesalahan di siang hari dapat
bertaubat dan membentangkan tangan-Nya pada siang hari agar pelaku
kesalahan di malam hari dapat bertaubat, hingga matahari terbit dari
sebelah barat” (HR. Muslim).
3. Mencari ilmu dan memperluas wawasan
Adalah suatu hal yang urgen dalam tarbiyah dzatiyah, sebab dengan
ilmu seorang muslim dapat mengetahui, mengenal, dan membedakan
benar atau bathil, halal atau haram. Dan ilmu yang menunjang tarbiyah
dzatiyah adalah ilmu syar’i yang bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah
Rasulullah SAW, dan pemahaman salafu shalih, serta ditunjang dengan
ilmu-ilmu modern yang berkembang lainnya.
Hakikat suatu ilmu meliputi:
1. Ikhlas dalam mencari ilmu dan mengaharap ridha Allah ta’ala
semata dalam mempelajarinya.
7
2. Rajin mencari ilmu dengan berbagai sarana dan tak pernah
berhenti tanpa alasan duniawi.
3. Mengaplikasikan ilmu yang telah didapat pada diri sendiri.
4. Berdakwah di jalan Allah ta’ala dengan cara menyebarkan dan
mengajarkannya.
5. Mengerjakan amalan-amalan iman.
6. Mengerjakan porsi-porsi ibadah wajib seoptimal mungkin.
7. Peduli dengan ibadah dzikir.
4. Memperhatikan aspek akhlaq (moral)
Akhlaq adalah salah satu sarana tarbiyah dzatiyah dan sekaligus
menjadi tujuannya. Beberapa firman Allah ta’ala secara khusus
menyuruh seorang muslim untuk berakhlaq baik, yaitu dalam QS. Al
Hujurat: 9, QS. Ali Imran: 148, QS. Fushishilat: 34, dan QS. Az Zumar:
10
Cara-cara membangun tarbiyah dzatiyah dalam aspek akhlaq
sebagai berikut:
Memelihara sabar
Membersihkan hati dari akhlaq tercela
Meningkatkan kualitas akhlaq
Bergaul dengan orang-orang yang berkahlaq mulia
Memperhatikan etika-etika umum
5. Terlibat dalam aktivitas dakwah
Bahwasannya menyadari dakwah di jalan Allah ta’ala wajib, oleh
karenanya seorang muslim harus mentarbiyah dirinya untuk terlibat di
aktivitas dahkwah. Dimana dakwah itu tidak terkait tempat, waktu,
kondisi, tokoh apapun. Tak mengenal batasan waktu dan memiliki lebih
dari sekedar seribu cara. Serta tak luput dari adanya kerjasama dari
pihak lain.
6. Mujahadah (jihad)
8
Merealisasikan tarbiyah dzatiyah akan menjadi sulit tanpa adanya
mujahadah yang dilakukan terus menerus dan tidak berhenti walau
sejenak.
7. Berdoa dengan jujur kepada Allah ta’ala
Kerena manusia layaknya pasang surut air yang kian bergantian
(berubah-ubah) dan terbolak-balikkan hatinya tanpa sang pengendali,
oleh karenanya butuh petunjuk dan bimbingan dari Allah ta’ala.
3
https://belajarislam.com/2016/01/tarbiyah-dzatiyah/
4
http://sastrarab31.blogspot.com/2011/12/tarbiyah-dzatiyah-dan-halaqah.html?m=1
5
http://sastrarab31.blogspot.com/2011/12/tarbiyah-dzatiyah-dan-halaqah.html?m=1
6
Alwan Khiri dkk, Akhlaq Tasawuf, Pakja Akademik UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta: 2002, Hlm.
160
9
spiritualitas. Kegiatan halaqah ini berbentuk pertemuan rutin minimal sekali
dalam seminggu dengan agenda kegiatan antara lain:
a. Tadarus Al-Qur’an
b. Pemberian materi
c. Internalisasi materi dalam pengamalan
d. Dialog permasalahan umat
e. Evaluasi diri atau muhasabah
f. Penutup7
7
Lbid., Hlm. 160
10
e. Terpeliharanya kepribadian dan amal dari berbagai pengaruh yang bisa
merusak dan melemahkannya.
f. Mengoreksi dan memperbaiki berbagai bentuk kesalahan dan
penyimpangan melalui tausiyah dan mau’idzah khasanah.8
8
Alwan Khiri dkk, Akhlaq Tasawuf, Pakja Akademik UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta: 2005. Hlm.
161
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Alwan Khoiri dkk, Akhlaq Tasawuf, Pakja Akademik UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta: 2005
Alwan Khoiri dkk, Akhlaq Tasawuf, Pakja Akademik UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta: 2002
Abdullah Bin Abdul Aziz. Tarbiyah Dzatiyah. Jakarta: An-Nadwah. 2002
http://sastrarab31.blogspot.com/2011/12/tarbiyah-dzatiyah-dan-halaqah.html?m=1
diakses 25 Mei 2023
Abdullah bin Aziz Al Adam.2020.Trbiyah Dzatiyah.(online)
https://belajarislam.com/2016/01/tarbiyah-dzatiyah/ diakses 23 Mei
2023.
13