Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan telah menjadi sebuah mata rantai
kehidupan yang tak bisa dipisahkan dengan kehidupan dan eksistensi manusia.
Ilmu pengetahuan yang semakin maju menjadi bukti nyata akan pemikiran
manusia yang semakin kompleks. Hasil-hasil pemikiran manusia dalam keilmuan
ini dapt dilihat melalui kemajuan dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang
teknologi dan komunikasi, kita telah mengenal komputer, laptop, ponsel, i-pad,
dan internet, serta diluncurkannya satelit yang saat ini mengorbit bumi untuk
membantu proses transmisi. Selain itu, di bidang kedokteran kita telah tak asing
dengan istilah kemoterapi, kloning, vaksin, dan USG. Semua kemajuan ilmu
pengetahuan itu diciptakan dengan tujuan membantu manusia dalam menjalani
hidupnya. Akan tetapi, perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju ini
juga diiringi dengan tantangan yang semakin berat jua. Ilmu pengetahuan yang
semakin kompleks dan penemuan dalam berbagai segi yang semakin mutakhir
menjanjikan risiko yang semakin tinggi pula, baik bagi manusia maupun ilmu
pengetahuan itu sendiri. Pola pikir manusia telah berkembang begitu pesat.
Manusia tak lagi mempercayai sesuatu berdasarkan mitos belaka, mereka mulai
melakukan analisa secara mendalam dan kritis atas segala sesuatu. Pada masa ini
mereka tak hanya berpikir kritis saja, tapi juga memikirkan dan
mempertimbangkan aspek guna terhadap segala sesuatu. Semua peristiwa yang
terjadi di muka bumi ini dapat diteliti melalui berbagai disiplin ilmu tertentu, baik
masalah sosial maupun ilmiah. Hal ini dapat dilakukan melalui telaah berdasarkan
berbagai pendekatan,dari pendekatan astronomi, fisika, kimia, sosiologi, sampai
psikologi. Berbagai pendekatan dari berbagai disiplin ilmu ini telah mengalami
spesialisasi studi sehingga satu bidang dapat mengkaji permasalahan di bidangnya
dengan lebih optimal. Akan tetapi spesialisasi studi seperti ini juga menimbulkan
sebuah problema, yakni arogansi disiplin ilmu yang menganggap bidangnya yang
paling penting, mengabaikan eksistensi ilmu sebagai hal yang selayaknya

1
dikembangkan demi kesejahteraan umat manusia, bukan menimbulkan kekacauan
sosial atau bahkan kekacauan alam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran perkembangan ilmu di masa depan?
2. Apa saja tantangan yang dihadapi ilmu di masa depan?
3. Bagaimana peran ilmuan dalam menghadapi tantangan di masa depan?
4. Bagaimana peran agama dan pendidikan dalam menghadapi tantangan di masa
depan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran perkembangan ilmu di masa depan?
2. Untuk mengetahui apa saja tantangan yang dihadapi ilmu di masa depan?
3. Untuk mengetahui bagaimana peran ilmuan dalam menghadapi tantangan di
masa depan?
4. Untuk mengetahui bagaimana peran agama dan pendidikan dalam menghadapi
tantangan di masa depan?

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam memperkaya wawasan terutama dalam perkembangan ilmu.
2. Manfaat Praktis
Hasil penulisan ini secara praktis diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran
terhadap pemecahan masalah yang berkaitan dengan masalah tantangan ilmu di
masa depan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gambaran Perkembangan Ilmu di Masa Depan


Ilmu merupakan modal utama, subyek, dan juga obyek atas perkembangan
segala sesuatunya yang ada di dunia ini. Manusia berlomba-lomba melakukan
pengembangan, penelitian, dan riset sehubungan dengan ilmu pengetahuan1.
Bahkan agama menegaskan pentingnya menuntut ilmu. Namun, apakah ilmu itu?
Sudah tepatkah manusia dalam mencari dan memanfaatkannya?Ilmu berasal dari
bahasa Arab ‘alimaya’lamu, atau kata sains dari scioatau scrio yang berarti untuk
mencari tahu (to know dalam bahasa Inggris). Secara terminologi, ilmu atau sains
adalah pengetahuan dengan ciri-ciri, tanda-tanda, dan syarat-syarat tertentu.
Menurut Ensiklopedia Indonesia, ilmu pengetahuan yaitu suatu sistem dari
pelbagai ilmu pengetahuan tertentu yang telah diatur dan disusun sedemikian rupa
menurut asas-asas tertentu sehinngga menjadi kesatuan yang utuh sebagai hasil
penelitian yang telah dilaksanakan secara teliti dengan menggunakan metode
tertentu. Ilmu secara bahasa adalah pengetahuan tentang sesuatu yang disusun
secara sistematis menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang tersebut (Bakhtiar:2005). Ilmu
memiliki sifat fleksibel, akan terus berkembang sesuai perkembangan zaman atau
kebudayaan dan juga kemampuan bepikir manusia. Kemajuan perkembangan ilmu
dalam berbagai segi ini bertujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Akan
tetapi, selalu ada sisi negatif di tiap hal yang eksis di muka bumi ini.
Perkembangan dan kecanggihan sebuah konsep ilmu turut menimbulkan
kekhawatiran bagi manusia. Ilmu dan teknologi yang semakin maju juga
menimbulkan degradasi nilai. Manusia tergantung pada benda-benda yang
dikembangkan dari ilmu pengetahuan, seolah tak bisa bekerja tanpa mereka. Akan
tetapi produk tersebut memang dibutuhkan untuk membantu manusia dalam
melakukan pekerjaan mereka. Hingga saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan

1
Adisusilo, Sutarjo. 1983. Problematika Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta.
Kanisius.hlm106

3
dan teknologi begitu pesat. Telah banyak fasilitas yang tecipta demi terwujudnya
kemudahan dalam aktivitas manusia. Sejak suksesnya penelitian rekayasa
genetika terhadap makhluk hidup yang telah dirintis oleh Dr. Gurdon dari Medical
Research Council Laboratory of Molecular Biology, Universitas Cambridge,
Inggris pada tahun 1961, teknologi ini seperti menjadi ‘mainan baru’ yang tak
bosan diotak-atik oleh para ilmuan genetika. Jika pada masa itu mereka berhasil
melakukan kloning pada katak, kapankah teknologi tersebut berhasil pada
manusia? Ide melakukan kloning pada manusia ini tampaknya terus menjadi
perbincangan oleh berbagai kalangan, dan menjadi kontroversi. Teknologi kloning
ini dikritisi oleh 19 negara Eropa pada tahun 1997 dengan menandatangani pakta
yang menyebutkan bahwa mengklon manusia merupakan pelanggaran martabat
manusia dan merupakan penyalahgunaan ilmu. Belum lagi dalam perspektif
agama teknik rekayasa genetika tak layak diteruskan karena terkesan membuat
manusia berusaha menjadi tuhan, dengan memanipulasi teknologi untuk
menciptakan makhluk hidup. Hal-hal apa saja yang bisa terjadi di masa yang akan
datang? Untuk menjawabnya, kita bisa melihat perkembangan yang terjadi pada
masa ini dan melakukan prediksi. Sejumlah peristiwa yang terjadi tentunya telah
memberikan gambaran atas apa yang akan kita hadapi di masa depan. Hal-hal
tersebut adalah:
1. Perubahan Lingkungan Hidup, meliputi:
 Jumlah penduduk yang bertambah
 Krisis air bersih untuk kebutuhan rumah tangga dan industri
 Krisis lahan untuk tempat tinggal, kawaasan industri, dan hutan
 Rusaknya ekosistem
 Musnahnya sejumlah organisme baik di darat maupun air
 Meningkatnya suhu bumi karena efek rumah kaca
 Meningkatnya risiko hujan asam
2. Degradasi Moral, Diprediksi pada masayang akan datang masyarakat akan
mengedepankan prisip individualis dan kurangnya interaksi sosial. Dapat pula
dikatakan akan terjadi krisis kemanusiaan karena gagasan, ide, atau ideologi

4
yang tak utuh dan salah interpretasi. Contohnya gerakan emansipasi wanita
yang dimanfaatkan sejumlah perusahaan. Gerakan feminisme yang menuntut
wanita diberi lapangan pekerjaan yang sama dengan pria membuat perusahaan
merekrut pekerja wanita lebih banyak dengan pertimbangan lebih mudah
diatur, pekerjaan yang lebih rapi, dan upah yang lebih rendah. Hal ini
menyebabkan kaum pria sulitt mendapatkan pekerjaan, dan wanita menjadi
merasa superior. Para pria yang menganggur ini berpotensi melakukan tindak
kriminal karena alasan ekonomi akibat tak memiliki pekerjaan. Selain itu
fenomena globalisasi juga berperan dalam masalah moral. Gaya hidup budaya
barat yang cenderung individual, konsumtif, dan hedonis turut menjadi
ancaman.
3. Perkembangan Sains dan Teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) di masa depan diprediksi akan:
 Perkembangan signifikan pada bidang fisika, serta inovasi dan aplikasi
terhadap penelitian laser.
 Pemurnian bidang proses kontrol sistem pada studi mekanik, biologi, dan
elektronik.
 Meningkatnya kualitas, fungsi, dan penggunaan media massa. Usaha
restorasi lingunganPeningkatan fungsi komputer dan gadget.
 Kerja sama internasional di bidang dagang, perekonomian, teknologi, dan
komunikasi-informasi
 Robot-robot dan mesin-mesin pengganti tenaga manusia; hal ini berpotensi
menyebabkan meningkatnya pengangguran.
 Perkembangan pesat di sektor bioteknologi, genoteknologi, dan
ekoteknologi
 Pendidikan Nasional Kualitas kemampuan intele sumber daya manusia
dituntut memiliki kemampuan memadai dalam hal intelektual, kemampuan
bahasa atau komunikasi, dan kemampuan intelektual.

5
B. Tantangan yang Dihadapi Ilmu di Masa Depan
Menurut John Naisbit, pada era informasi muncul fenomena mabuk
teknologi, ditandai dengan beberapa indikator, yaitu:
1. Masyarakat lebih menyukai penyelesaian masalah secara kilat.
2. Masyarakat takut dan memuja teknologi.
3. Masyarakat mengaburkan antara yang nyata dan yang semu.
4. Masyarakat menerima kekerasan sebuah hal yang wajar.
5. Masyarakat mencintai teknologi dalam bentuk mainan.
6. Masyarakat menjalani kehidupan yang berjarak dan terenggut.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tantangan utama dalam
keilmuan lebih terfokus pada sikap manusia dalam menghadapi
perkembanganilmu itu sendiri. Kita memang membutuhkan pengembangan ilmu
demi kemudahan dalam menjalani kehidupan, Tapi, sudahkah ilmu tersebut
dimanfaatkan dengan baik?
Berikut beberapa tantangan yang akan dihadapi masyarakat dan keilmuan di masa
depan:
1. Perubahan Global.
Pada tahun tahun 1989 The Organizationfor Economic Cooperation and
Development (OECD) menerbitkan hasil simposium yang diadakan di Paris
dalam bentuk buku yang diberi judulOne World or Several. Dalam buku
tersebut menyebutkan tujuh masalah besar yang dihadapi manusia masa depan.
Ketujuh masalah itu ialah (1) Reaktivasi dunia secara menyeluruh, (2)
Globalisasi versus regionalisasi, (3) Pengembangan sumber daya menusia dan
pengelolaan pemerintah, (4) Kontrak pembangunan (5) Pendirian regiun energi
internasional menghadapi perubahan lingkungan yang semakin destruktif, (6)
Migrasi internasional, (7) Memikirkan kembali nasib buruh-buruh negara
agraris (Amin Rais dalam Tuhuleley,1993). Hal ini menunjukkan bahwa
permasalahan yang dihadapi semakin kompleks dan menyeluruh.
2. Pendidikan Global Sistem pendidikan global menuntut para siswanya untuk
memiliki wawasan global untuk mempersiapkan diri era globalisasi. Melelui
pendidikan global, para siswa diharapkan mampu bertindak lokal namun

6
memiliki pemikiran global. Metode pembelajaran seperti ini telah diterapkan di
negara-negara maju dengan kualitas HDI (Human Development 4 Intelectual)
yang tinggi. Untuk Indonesia, konsep pendidikan seperti ini masih belum
diterapkan secara optimal.
3. Kesenjangan Pemahaman IPTEK, Pendidikan, dan HDI. Kesenjangan
pemahaman IPTEK dan kualitas pendidikan serta rendahnya angka HDI di
Indonesia khususnya terjadi karena dua faktor, yaitu sumber daya manusia
(SDM) yang kurang memadai dan finansial yang masih sangat rendah.
4. Perubahan Tatanan Kehidupan Sosial dan Moral.
Kehidupan bermasyarakat di masa yang akan datang menunjukkan struktur
masyarakat yang cenderung individualis. Kualitas moral masyarakat pun
terancam menurun karena cepatnya penyerapan budaya asing.
5. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Di negara-negara industri maju, pertambahan penduduk 1% bahkan beberpa
negara mendekati 0%, sehingga tahun 2025 jumlah penduduk di negara ini
sekitar 1,4 milyar. Sedang di negara-negara berkembang pada tahun 2025
diperkirakan mencapai 6,8 milyar. (Brundland,1987 dalam Sumantri, 1988).
Sementara itu di Indonesia pada tahun 2020 jumlah penduduk mencapai 250
juta jiwa dan tahun 2050 menjapai 350 juta jiwa. Rata-rata pertumbuhan
penduduk di Indonesia saat ini sekitar 1,8% pertahun. Tingginya pertumbuhan
penduduk ini menimbulkan sejumlah permasalaha dalam kehidupan di
Indonesia. Masalah kekurangan lahan tempat tinggal dan kurangnya lapangan
pekerjaan akan menjadi tantangan yang berat di masa depan.
6. Permasalahan Lingkungan Hidup
Sehubungan dengan bertambahnya jumlah penduduk, ditambah dengan
kegiatan industri berpotensi memberi dampak negatif bagi lingkungan.
Fenomena pemanasan global telah menjadi bukti nyata rusaknya lingkungan
hidup. Ditambah lagi dengan punahnya sejumlah flora dan fauna langka dari
bumi yang mengurangi kekayaan ragam kehidupan.

7
C. Peran Ilmuan dalam Menghadapi Tantangan di Masa Depan
Manusia telah membuktikan bahwa kemampuan berpikir mereka telah
semakin kompleks dan akan terus berkembang. Di tangan para ilmuan telah
tercipta penemuan-penemuan canggih dan teknologi mutakhir untuk kepentingan
umat manusia. Melalui tangan manusia, kita bisa menciptakan, maka ditangan
manusia pula kita bisa memanfaatkan dan mengendalikannya.
Dalam bukunya Common Wealth: Economics for a Crowded Planet,
Jeffrey D. Sachs, Direktur Earth Institute, University of Columbia, menulis bahwa
dunia sekarang sedang mengalami banyak tantangan, seperti kemiskinan,
degradasi lingkungan dan juga konflik.Menurut Sachs, ada empat hal yang dapat
digunakan untuk mengatasi permasalahn yang akan muncul di masa depan, yaitu:
1. Tujuan yang jelas ( clear objectives )
2. Sumber keuangan yang memadai ( source of finance )
3. Teknologi yang efektif ( effective technology) dan
4. ramah lingkungan
5. Implementasi strategi yang jelas ( clear implementation of strategy )
Untuk negara Indonesia, kontribusi ilmuan dalam negeri pada kenyataanya
cukup memprihatinkan. Dari masalah pendanaan yang hanya 0.9 % dari APBN,
sampai masalah perizinan menjadi kendala besar dalam pengoptimalan penelitian
oleh para ilmuan. Hal ini menyebabkan ilmuan Indonesia memilih untuk
‘melarikan diri’ keluar negeri, bergabung dengan universitas terkemuka, instansi
penelitian, atau lembaga riset disana untuk mengeembangkan potensi mereka
dalam bidang keilmuan. Padahal sebenarnya Indonesia memiliki sumber daya
manusia di bidang keilmuan yang cukup mumpuni. Tapi kurangnya sinergi
pemerintah dan instansi pendidikan dan industri seolah mematikan mereka.
Akan menjadi langkah bijaksana jika Indonesia melakukan optimalisasi
terhadap penelitian yang dilakukan oleh ilmuan dalam negeri, memberi mereka
wadah untuk melakukan riset ilmu pengetahuan. Tentunya hal tersebut akan
memberi kebaikan bagi kehidupan manusia di Indonesia nantinya. Indonesia dapat
memulai dengan melakukan sirkulasi terhadap kemampuan inovasi, inteligensi,
penelitian dan teknologi, dan meningkatkan kualitas SDM. Selain itu juga sangat

8
penting membangun komunikasi dan jaringan yang intensif oleh pemerintah,
industri, dan lembaga akademik dengan lembaga terkait di luar negeri. Kemudian
Indonesia juga membangun komunikasi dengan SDM Indonesia yang berada di
instansi riset di luar negeri untuk berkontribusi aktif dan bekerjasama
mengembangkan teknologi di dalam negeri. Tentunya juga memberi kesempatan
bagi para ilmuan dan SDM terkait untuk terlibat langsung dengan proyek
penelitian. Yang tak kalah pentingnya, pemerintah juga tak lupa memberikan
penghargaan terhadap para ilmuan atas kerja mereka dalam bidang keilmuan
masing-masing.

D. Peran Agama dan Pendidikan dalam Menghadapi Tantangan di Masa Depan


Agama dan ilmu, dua elemen kehidupan yang memiliki perbedaan dan
juga persamaan. Ilmu merupakan hal yang obyektif, logis, empiris, fleksibel, dan
progresif. Adapun agama merupakan hal subyektif, mengedepankan ritual
terhadap hubungan makhluk dengan Tuhan, dan kadang tak mengandalkan
empiris. Ilmu berperan dalam pemenuhan kebutuhan lahiriah yang memberikan
kepuasan untuk kehidupan fana di dunia. Sementara itu, agama memberikan
kebutuhan dalam batiniah dan persiapan kehidupan setelah mati.
Karena bagi masyarakat beragama, walaupun ilmu memiliki perbedaan
yang komprehensif, baik dalam fase rohani dan fase kebutuhan jasmani, ilmu
adalah bagian yang tak dapat dipisahkan dari nilai ketuhanan, karena sumber ilmu
yang hakiki adalah Tuhan. Manusia menemukanya melalui pendekatan-
pendekatan dan disiplin ilmu secara sistematis, dengan kemudian merekayasanya,
dan menjadikanya sebuah instrumenpenting dalam kehidupan. Karena manusia
berbeda dengan ciptaan Tuhan lainya, manusia diberikan daya pikir berbeda
dengan makhluk lainya. Daya pikir inilah yang kemudian menemukan teori-teori
ilmiah dan teknologi.2
Semua agama yang ada di dunia ini mengajarkan umat untuk menuntut
ilmu, bahkan berhukum wajib. Namun, bukan berarti hal ini menyebabkan kita
2
Mangunwijaya YB. 1999. Pasca Indonesia Pasca Einstein; Eseiesei Tentang
Kebudayaan IndonesiaAbad ke-21.  Yogyakarta. Kanisius hlm97

9
lepas kontrol dan mengeksplorasi ilmu tanpa mempertimbangkan nilai-nilai dan
norma. Disinilah peran agama sebagai kontrol terhadap pengembangan ilmu, agar
manusia dapat mengembangkannya dengan benardan tak kehilangan hati nurani
mereka. Agama juga berperan sebagai filter terhadap perkembangan ilmu,
memberikan rambu-rambu, bahwa hal positif dari ilmu pengetahuan dapat
digunakan dan diaplikasikan dalam kehidupan manusia
Sementara hal negatif disingkirkan. Sementara itu, pendidikan juga
berperan dalam menghadapi tantangannya di masa depan. Untuk mengantisipasi
masa depan, Tilaar(1993) menyebutkan ada sepuluh kecenderungan
pengembangan Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:
1. Pemerataan pendidikan
2. Kurikulum yang relevan dengan pembangunan nasional.
3. Proses belajar mandiri.
4. Tenaga pendidikan yang profesional.
5. Pendidikan pelatihan yang terpadu.
6. Pendidikan tinggi sebagai partner in progress.
7. Pendidikan berkelanjutan.
8. Pembiayaan yang memadai.
9. Partisipasi masyarakat.
10. Manajemen pendidikan yang efektif.
Tujuan pendidikan bukan menciptakan individu yang mahir dalam
spesialisasi, melainkan dapat mewujudkan individu yang utuh. Sebagaimana
tujuan pendidikan dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang menyatakan bahwa tujuan Pendidikan Nasionalmencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab masyarakat dan
kebangsaan.Karena pentingnya pemahaman menyeluruh mengenai pendidikan
dan penerapannyadalam bentuk teknologi ini, peran guru sebagai pendidik,
pengajar, dan motivator mutlak dibutuhkan. Sebagai langkah awal, guru

10
diharapkan mampu menggunakan perangkat teknologi dalam dunia pendidikan.
Selain itu dibutuhkan karakter guru yang dewasa, cerdas, bermoral, berbudipekerti
luhur, bertanggung jawab, dan menghargai setiap potensi siswa.

11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Ilmu akan senantiasa berkembang, sesuai dengan perkembangan zaman
dan inovasi-kreativitas yang dilakukan berdasarkan pemikiran manusia.
Perkembangan ilmu yang semakin pesat ini menghasilkan teknologi dan
penemuan mutakhir memberikan sejumlah tantangan besar bagi manusia di masa
depan, baik tantangan mental, fisik, sampai moral. Kemajuan ilmu demi
kepentingan manusia ini memang sering salah pemanfaatan dan penyikapan,
sehingga sebenarnya tantangan yang akan dihadapi lebih kepada masalah teknis.

B. Saran
Pemanfaatan kemajuan ilmu pengetahuan dan aplikasi di kehidupan
hendaknya dibatasi oleh pemahaman menyeluruh mengenai keilmuan itu sendiri.
Semua hasil penemuan ilmu pengetahuan semata-mata digunakan untuk
mempermudahmanusia menjalani hidupnya, tanpa menimbulkan arogansi ilmu,
pendewaan ilmu, dan merusak dari manusia sampai lingkungannya. Tanggung
jawab meminimalkan dampak dan tantangan berat keilmuan tak hanya berada di
tangan para ilmuan atau para ahli di bidangnya. Kita manusia sebagai masyarakat
yang turut memanfaatkan hasil penelitian atauriset dari ilmu pengetahuan pun
juga berperan menghadapi tantangan tersebut agar tak mengacaukan tatanan
kehidupan. Jika kita bersama menghadapi tantangan tersebut dengan kesiapan dan
koordinasi yang baik, tentunya kehidupan yang tenteram, sejahtera, dinamis, dan
manusiawi dapat terwujud.

12
DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, Sutarjo. 1983. Problematika Perkembangan Ilmu Pengetahuan.


Yogyakarta. Kanisius
Bakhtiar A. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada
Mangunwijaya YB. 1999. Pasca Indonesia Pasca Einstein; Eseiesei Tentang
Kebudayaan IndonesiaAbad ke-21.  Yogyakarta. Kanisius

13

Anda mungkin juga menyukai