Pancasila Sebagai Sistem
Pancasila Sebagai Sistem
Pengertian Filsafat
1. Ketuhanan YME
Adalah sifat-sifat dan keadaan neg hrs sesuai dengan hakikat Tuhan. Adapun hakikat “Tuhan”
hanya ada satu, selama-lamanya ada atau abadi, dzat yg mutlak, sempurna, kuasa, dll.
2. Kemanusiaan
Adalah sifat-sifat dan keadaan neg hrs sesuai dg hakikat manusia. Adapun hakikat “manusia”
adlh makhluk monopluralis yg terdiri atas, susunan kodrat, sifat kodrat dan kedudukan
kodrat.
3. Persatuan
Adalah sifat-sifat dan keadaan neg hrs sesuai dg hakikat satu. Adapun hakikat “satu” adlh
mutlak tdk dpt dibagi, mutlak terpisah dari hal lain, mrpkn diri pribadi, suatu keseluruhan yg
terpsah dari hal lain.
4. Kerakyatan
Adalah sifat-sifat dan keadaan neg hrs sesuai dg hakikat rakyat. Adapun hakikat “rakyat” adlh
keseluruhan jumlah semua wrg dlm lingkungan daerah ttt atau neg. sgl sesuatunya meliputi
semua warga dan utk kepentingan seluruh warga, setiap wrg mempunyai hak asasi
kemanusiaan dan wajib asasi kemanusiaan,
5. Keadilan
Adalah sifat-sifat dan keadaan neg hrs sesuai dg hakikat adil. Adapun hakikat “adil”
dipenuhinya sbg wajib sgl sesuatu yg mrpkn hak dlm hubungan hidup kemanusiaan, lebih
mengtamakan pemenuhan kewajiban daripada menuntut pemenuhan hak (Suhadi, 1999: 9-11).
Kesesuaian yg dmksd → kesesuaian antara hakikat
nilai-nilai sila-sila Pancasila dg neg dlm pngrtn sebab-
akibat. Kesesuaian tsbt adalah sbg berikut, bhw
hakikat mns sbg makhluk Tuhan YME (sebagai sebab)
(hakikat sila 1 dan 2), yg membentuk persatuan
mendirikan neg, dan persatuan mns dlm suatu
wilayah yg dsbt dg rakyat (hakikat sila III dan IV), yg
ingin mewujutkan suatu tuj bersama yaitu keadilan
dlm suatu persekutuan hidup masy neg (keadilan
sosial) (hakikat sila V). Dmknlah maka scr konsisten
neg hrslah sesuai dg hakikat Pancasila (Kaelan, 2010:
59- 60).
E.Rumusan Sila-Sila Pancasila Saling Mengisi dan
Saling Mengkualifikasi
Pada Pancasila:
Hubungan antar bagian/ sila-sila Pancasila sbg
aksioma kenegaraan diturunkan pada 4 pokok
pikiran, kmdn dijelmakan pada UUD 1945 scr
konsisten, sbg kaidah-kaedah dan hukum-
hukum.
Dg dmkn pasal-pasal UUD 1945 adlh konsisten dg
4 pokok pikiran dan dg Pancasila sbg ideologi
negara
2.Teori Korespondensi
Pengetahuan itu benar bila proposisi sesuai
dg fakta yg menjadi obyek pengetahuan tsb.
Pada Pancasila:
Pancasila mempunyai obyek:
a) Obyek material
Adat-istiadat, kebudayaan, relegi yg mendasari
hakikat Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil.
b) Obyek formal
Pancasila sbg pedoman hidup bgs, jiwa
kepribadian bgs, dasar neg dan ideologi neg.
3.Teori Pragmatisme
d) Nilai Religius
Merupakan nilai kerokhanian tertinggi dan bersifat mutlak.
Nilai religius berhubungan dg kepercayaan dan keyakinan
manusia, nilai ini bersumber pada wahyu dari Tuhan YME.
Mnrt Notonagoro, Nilai- nilai Pancasila termasuk
nilai kerokhanian, ttp nilai kerokhanian yg
mengakui nilai material, dan nilai vital. Dg dmkn
Pancasila terkandung nilai-nilai kerokhanian dan
mengandung nilai-nilai lainnya secara lengkap
dan harmonis yaitu nilai-nilai material, vital,
kebenaran, keindahan / esthetis, nilai moral dan
religius/ kesucian yg secara keseluruhan bersifat
Sistematik – Hierarkhis (Kaelan, 2010: 71- 72).
NILAI – NILAI PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM
Isi arti Pancasila dapat dibedakan:
a) Hakikat Pancasila yg abstrak umum universal mrpkn substansi sila-sila
Pancasila. Artinya istilah pokok dlm sila-sila Pancasila mengandung
pengertian yg abstrak, dan umum seumum-umumnya (Suhadi, 1999: 8- 9).
b) Hakikat Pancasila umum kolektif → Isi arti Pancasila yg umum kolektif itu
mrpkn penjabaran dari isi arti Pancasila yg abstrak umum universal (Suhadi,
1999: 11), utk dijadikan sbg pedoman pelaksanaan penyelenggaraan neg, agar
dpt berfunsi sbgmn mestinya, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
c) Hakikat Pancasila khusus konkrit → realisasi pengamalan Pancasila dalam
kehidupan nyata (sehari-hari), dan bersifat dinamis, namun tdk menyimpang
dari isi arti Pancasila yg umum kolektif maupun isi arti yg umum abstrak
universal (Suhadi, 1999: 14).