Anda di halaman 1dari 13

BERITA Profil

RESMI
STATISTIK
Kemiskinan
No. 16/12/3578/Th.IV, 21 Desember 2021
di Kabupaten X
Maret 2021
Persentase Penduduk Miskin Maret 2021 turun menjadi 10,16 persen

Profil Kemiskinan Maret 2021


Kota Surabaya
BADAN PUSAT STATISTIK
KOTA SURABAYA
▪ Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di
bawah Garis Kemiskinan/GK) di Kota Surabaya pada bulan Maret 2021 mencapai
152,49 ribu jiwa. Jumlah ini bertambah sebesar 6,82 ribu jiwa, bila dibandingkan
dengan kondisi Maret 2020 yang sebesar 145,67 ribu jiwa.
▪ Persentase penduduk miskin di Kota Surabaya juga mengalami peningkatan dari 5,02
persen pada bulan Maret 2020 menjadi sebesar 5,23 persen pada bulan Maret 2021.
▪ Garis Kemiskinan di Kota Surabaya pada bulan Maret 2021 sebesar Rp 611.466,00
per kapita per bulan, bertambah sebesar Rp 19.329,00 per kapita per bulan atau
meningkat sebesar 3,26 persen, bila dibandingkan kondisi bulan Maret 2020 yang
sebesar Rp 592.137,00.
▪ Pada Maret 2021, secara rata-rata rumah tangga miskin di Kota Surabaya memiliki
5,06 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per
rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp 3.094.017,96 per rumah
tangga miskin per bulan.
▪ Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kota Surabaya Maret 2021 sebesar 0,751
mengalami penurunan sebesar -0,122 poin dibandingkan Maret 2020 yaitu 0,873.
▪ Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kota Surabaya Maret 2021 sebesar 0,171,
mengalami penurunan sebesar -0,067 poin dibandingkan Maret 2020 yaitu 0,238.

2 Profil Kemiskinan Maret 2021 Kota Surabaya


1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Kota Surabaya di 2020-2021
Selama periode Maret 2020-Maret 2021, jumlah penduduk miskin di Kota Surabaya bertambah
sebanyak 6,82 ribu jiwa, dari 145,67 ribu jiwa pada Maret 2020 menjadi 152,49 ribu jiwa pada
Maret 2021 atau mengalami peningkatan sebesar 4,68 persen. Berdasarkan persentase
penduduk miskin di Kota Surabaya dalam rentang waktu satu tahun mengalami peningkatan
sebesar 4,18 persen, dari 5,02 persen pada Maret 2020 menjadi 5,23 persen pada Maret 2021.
9,44 9,21
300 10
8,08 7,98 8,23 9
250 7,35 7,07
6,72 8
253,6

6,58
248,2

6,25 6 7
200 5,79 5,82 5,63 5,39 5,23
210,8

209,9

5,02
203,7

4,88 6
195,7
194,6

4,51
183,3

175,7
150 5
171,2

169,4

165,72
164,4

161,01

154,714

152,489
145,674
4

140,81

130,55
100 3
50 2
1
0 0
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa) Persentase Penduduk Miskin/P0 (Persen)

Gambar 1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kota Surabaya, 2003-2021

Beberapa faktor yang diduga terkait dengan kondisi kemiskinan di Kota Surabaya selama
periode Maret 2021 antara lain adalah:
a. Aktifitas perekonomian masih belum pulih sebagai dampak pandemi covid-19.
b. Dalam upaya mematuhi anjuran pemerintah dalam rangka pencegahan perluasan covid-
19, masyarakat di Kota Surabaya masih banyak berdiam diri di rumah.
c. Terjadi inflasi umum selama periode Maret 2020 – Maret 2021 sebesar 1,23 persen
d. Pada periode Maret 2020 – Maret 2021 terjadi kenaikan harga eceran makanan pokok,
terlihat dari kenaikan indeks harga konsumen untuk kelompok makanan, minuman dan
tembakau sebesar 0,89 persen.

2. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin 2003-2021 di Kota Surabaya


Secara umum, dalam periode 2003-2014 tingkat kemiskinan di Kota Surabaya cenderung
mengalami penurunan, baik jumlah penduduk miskin maupun persentase penduduk miskin.
Jumlah penduduk miskin pada tahun 2003 sebesar 253,60 ribu jiwa, berkurang sebesar
101,11 ribu jiwa menjadi 152,49 ribu jiwa pada tahun 2021. Sementara itu, persentase
penduduk miskin di Kota Surabaya pada tahun 2003 sebesar 9,44 persen, berkurang sebesar
-4,21 poin atau menjadi 5,23 persen pada tahun 2021. Perkembangan tingkat kemiskinan di
Kota Surabaya tahun 2003 sampai dengan 2021 seperti pada Tabel 1.

Profil Kemiskinan Maret 2021 Kota Surabaya 3


Tabel 1. Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Di Kota Surabaya 2003-
2021

Garis Kemiskinan/GK Jumlah Penduduk Persentase


Tahun
(rupiah per kapita sebulan) Miskin (ribu jiwa) Penduduk Miskin
(1) (2) (3) (4)
2003 169.026,00 253,60 9,44
2004 164.834,00 248,20 9,21
2005 191.061,00 194,60 7,35
2006 202.188,00 210,80 8,08
2007 207.508,00 203,70 7,98
2008 250.015,00 209,90 8,23
2009 255.875,00 171,20 6,72
2010 282.586,00 195,70 7,07
2011 310.074,00 183,30 6,58
2012 339.208,00 175,70 6,25
2013 372.511,00 169,40 6,00
2014 393.151,00 164,40 5,79
2015 418.930,00 165,72 5,82
2016 438.283,00 161,01 5,63
2017 474.365,00 154,71 5,39
2018 530.178,00 140,81 4,88
2019 567.474,00 130,55 4,51
2020 592.137,00 145,67 5,02
2021 611.466,00 152,49 5,23
Sumber : BPS Kota Surabaya, Susenas 2003-2021

3. Perkembangan Garis Kemiskinan di Kota Surabaya, 2020-2021


Garis Kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan
nonmakanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin. Penduduk miskin adalah
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis
Kemiskinan.
Garis Kemiskinan Kota Surabaya pada Maret 2021 adalah sebesar Rp 611.466,00 per kapita
per bulan. Dibandingkan Maret 2020, Garis Kemiskinan bertambah sebesar Rp 19.329,00 per
kapita per bulan.
Garis kemiskinan per rumah tangga adalah gambaran besarnya nilai rata-rata rupiah minimum
yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya agar tidak
dikategorikan miskin. Secara rata-rata, garis kemiskinan per rumah tangga pada Maret 2021
untuk Kota Surabaya sebesar Rp 3.094.017,96 per rumah tangga per bulan bertambah sebesar

4 Profil Kemiskinan Maret 2021 Kota Surabaya


Rp 330.772,03 per rumah tangga per bulan dibanding kondisi Maret 2020 yang sebesar
Rp2.763.245,93 per rumah tangga per bulan.

4. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Keparahan Kemiskinan 2003-2021


Masalah kemiskinan, sebenarnya tidak hanya sekedar berapa jumlah dan persentase
penduduk miskin saja. Namun ukuran lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman
serta keparahan dari kemiskinan yang terjadi. Upaya kebijakan pembangunan terutama yang
bertujuan memperkecil jumlah penduduk miskin, diharapkan juga bisa mengurangi tingkat
kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.
Tabel 2. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Kota
Surabaya 2003-2021

Indeks Indeks
Tahun
Kedalaman Kemiskinan (P1) Keparahan Kemiskinan (P2)
(1) (2) (4)
2003 1,800 0,530
2004 1,540 0,450
2005 2,010 0,680
2006 1,570 0,460
2007 1,270 0,330
2008 1,210 0,250
2009 1,210 0,350
2010 1,320 0,410
2011 1,070 0,260
2012 1,000 0,250
2013 0,680 0,130
2014 0,780 0,160
2015 0,780 0,150
2016 0,920 0,250
2017 1,100 0,330
2018 0,810 0,200
2019 0,620 0,150
2020 0,870 0,240
2021 0,750 0,170
Sumber : BPS Kota Surabaya, Susenas 2003-2021

Pada periode 2020-2021, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Kota Surabaya mengalami
penurunan nilai di sebesar -0,120 poin menjadi 0,750 pada tahun 2021. Untuk Indeks

Profil Kemiskinan Maret 2021 Kota Surabaya 5


Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan dari 0,240 pada 2020, menjadi 0,170 pada
2021.
Selama periode 2003-2021, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Kota Surabaya
memiliki kecenderungan menurun. Ini menunjukkan bahwa rata-rata jarak tingkat pengeluaran
per kapita per bulan penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan di Kota Surabaya,
semakin mendekati Garis Kemiskinan. Hal serupa untuk Indeks Keparahan Kemiskinan (P2),
yang memiliki kecenderungan menurun dalam rentang 2003-2014 di Kota Surabaya. Ini
menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata tingkat pengeluaran per kapita per bulan penduduk
yang berada di bawah Garis Kemiskinan di Kota Surabaya, tidak terlalu besar. Berdasarkan hal
ini dapat diperoleh dua informasi. Pertama, biaya yang diperlukan dalam upaya pengurangan
kemiskinan, terutama yang bersifat cash transfer agar penduduk keluar dari Garis Kemiskinan
tidak sebesar di tahun 2003 (berdasarkan Indeks Kedalaman Kemiskinan/P1) dan tidak
memerlukan banyak program dikarenakan tingkat kemiskinan di Kota Surabaya relatif
homogen dibandingkan kondisi tahun 2003 (berdasarkan Indeks Keparahan Kemiskinan/P2).

5. Karakteristik Kemiskinan di Kota Surabaya Tahun 2021


Karakteristik Kemiskinan Kota Surabaya tahun 2021 antara lain adalah:
Karakteristik Sosial Demografi
▪ Jenis Kelamin Kepala Rumah tangga

Pola komposisi persentase rumah tangga


dengan kepala rumah tangga berjenis kelamin
98,71
laki-laki di Kota Surabaya relatif tidak berbeda
83,92 antara rumah tangga miskin dengan rumah
tangga tidak miskin.
Persentase rumah tangga miskin dengan
kepala rumah tangga berjenis kelamin laki-laki
1,29 16,08 sebesar 98,71 persen, sedikit lebih tinggi
dibanding rumah tangga tidak miskin dengan
RUTA MISKIN RUTA TIDAK MISKIN
kepala rumah tangga berjenis kelamin laki-laki
Laki-Laki Perempuan yang sebesar 83,92 persen.
Gambar 2. Persentase Kepala Rumah tangga menurut
Jenis Kelamin dan Status Rumah tangga

6 Profil Kemiskinan Maret 2021 Kota Surabaya


▪ Rata-rata Jumlah Anggota Rumah tangga
Rata-rata jumlah anggota rumah tangga untuk
5,06 rumah tangga miskin (5,06 jiwa) lebih besar
dibanding rumah tangga tidak miskin (3,47
3,47
jiwa).
Hal ini menunjukkan rumah tangga miskin
memiliki karakteristik rata-rata jumlah anggota
rumah tangganya yang lebih banyak atau
dengan kata lain menanggung beban yang
Ruta Miskin Ruta Tidak Miskin lebih besar.
Gambar 3. Rata-Rata Jumlah Anggota Rumah tangga
menurut Status Rumah tangga

▪ Rata-Rata Umur Kepala Rumah tangga


50,65 Rata-rata umur kepala rumah tangga untuk
rumah tangga miskin (50,65 tahun) lebih tinggi
dibanding rumah tangga tidak miskin (48,33
tahun).
48,33
Hal ini menunjukkan secara umum
karakteristik rumah tangga miskin kepala
rumah tangganya memiliki rata-rata usia lebih
tua.
Ruta Miskin Ruta Tidak Miskin

Gambar 4. Rata-Rata Umur Kepala Rumah tangga


menurut Status Rumah tangga

Karakteristik Pendidikan
▪ Pendidikan Kepala Rumah tangga
56,2 Sebagian besar rumah tangga miskin tingkat
pendidikan kepala rumah tangganya adalah
Tamat SD atau SLTP. Sedangkan untuk rumah
37,42 tangga tidak miskin mayoritas kepala rumah
29,79
32,79 tangga telah memiliki tingkat Pendidikan
28,78
hingga Tamat minimal SMA.

15,02

RUTA MISKIN RUTA TIDAK MISKIN

<SD SD/SLTP Min. SLTA


Gambar 9. Persentase Rumah tangga menurut
Tingkat Pendidikan KRT dan Status Rumah tangga

Profil Kemiskinan Maret 2021 Kota Surabaya 7


Karakteristik Ketenagakerjaan
▪ Status Pekerjaan Kepala Rumah Tangga

Ruta Miskin Ruta Tidak Miskin


28,77

20,83 16,61

54,06 29,32
50,4
Tidak Bekerja
Tidak Bekerja
Bekerja di Sektor Informal
Bekerja di Sektor Informal
Bekerja di Sektor Formal
Bekerja di Sektor Formal
Gambar 11. Persentase Rumah tangga menurut
Status Pekerjaan KRT dan Status Rumah tangga

Status pekerjaan kepala rumah tangga sebagian besar rumah tangga miskin didominasi
mereka yang bekerja di sektor informal (50,4 persen). Sedangkan untuk rumah tangga
tidak miskin mayoritas kepala rumah tangganya bekerja di sektor formal (54,06 persen).

Karakteristik Perumahan
▪ Luas Lantai per Kapita
Rata-rata luas lantai perkapita untuk rumah
24,73
tangga miskin (8,29 meter persegi per kapita)
lebih kecil dibanding rumah tangga tidak
miskin (24,73 meter persegi per kapita). Hal ini
8,29 menunjukkan rumah tangga miskin memiliki
karakteristik tingkat kepadatan dalam rumah
yang lebih tinggi.
Ruta Miskin Ruta Tidak Miskin

Gambar 14. Persentase Rumah tangga menurut


Luas Lantai Perkapita dan Status Rumah tangga

▪ Jenis Lantai Terluas

96,43 99,52 Jenis lantai terluas pada rumah tangga miskin


sebagian besar lantai bukan tanah (96,43
persen). Sedangkan jenis lantai terluas untuk
rumah tangga tidak miskin juga didominasi
yang lantainya bukan tanah namun dengan
3,57 persentase yang lebih tinggi (99,52 persen).
0,48
RUTA MISKIN RUTA TIDAK MISKIN
Tanah Bukan Tanah
Gambar 15. Persentase Rumah tangga menurut Jenis
Lantai Terluas dan Status Rumah tangga

8 Profil Kemiskinan Maret 2021 Kota Surabaya


Karakteristik Bantuan Sosial
▪ Penerima BPNT/Bantuan Sembako Pusat
Ruta Miskin Ruta Tidak Miskin Persentase rumah tangga miskin penerima
BPNT/Sembako adalah 19,02 persen.
19,02 Sedangkan untuk rumah tangga tidak miskin
yang menerima BPNT/Sembako selama
Nopember 2020-Februari 2021 adalah 5,39
persen.

5,39

Gambar 18. Persentase Rumah tangga menurut Penerima


BPNT/Sembako Pusat dan Status Rumah tangga

Karakteristik Konsumsi dan Pengeluaran


▪ Pengeluaran per Kapita untuk Makanan
Ruta Miskin Ruta Tidak Miskin Persentase pengeluaran per kapita untuk
makanan pada rumah tangga miskin (65,15
persen) lebih besar dibanding rumah tangga
65,15 tidak miskin (41,16 persen). Hal ini
menunjukkan karakteristik kesejahteraan
41,16 rumah tangga miskin, dimana pengeluaran
mereka cenderung lebih banyak digunakan
untuk memenuhi kebutuhan makanan.

Gambar 19. Persentase Rumah tangga menurut


Pengeluaran Perkapita untuk Makanan dan Status
Rumah tangga

▪ Rata-Rata Konsumsi Kalori per Kapita Sehari


Ruta Miskin Ruta Tidak Miskin Rata-rata konsumsi kalori per kapita sehari
untuk penduduk miskin (1.476,42 kilo kalori)
lebih kecil dibanding penduduk tidak miskin
2121,69 (2.121,69 kilo kalori). Hal ini menunjukkan,
meskipun pengeluaran per kapita untuk
1476,42 makanan lebih tinggi, namun asupan kalori
penduduk miskin masih lebih rendah
dibandingkan penduduk tidak miskin.

Gambar 20. Rata-rata Konsumsi Kalori Perkapita


menurut Status Rumah tangga

Profil Kemiskinan Maret 2021 Kota Surabaya 9


▪ Rata-Rata Konsumsi Protein per Kapita Sehari
Ruta Miskin Ruta Tidak Miskin
Rata-rata konsumsi protein per kapita sehari
untuk penduduk miskin (43,27 persen) lebih
rendah dibanding penduduk tidak miskin
65,41
(65,41 persen). Hal ini menunjukkan asupan
protein penduduk miskin masih cukup rendah
43,27
dibanding yang tidak miskin.

Gambar 21. Rata-rata Konsumsi Protein Perkapita


menurut Status Rumah tangga

10 Profil Kemiskinan Maret 2021 Kota Surabaya


Penjelasan Teknis dan Sumber Data
1. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan
dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar (baik komoditi
makanan dan komoditi bukan makanan) yang diukur menurut Garis Kemiskinan.
2. Pendekatan dalam penghitungan Garis Kemiskinan (GK) kabupaten/kota adalah GK
kabupaten/kota tahun sebelumnya, dilakukan penyesuaian pada tingkat kabupaten
digunakan elastisitas provinsi di level perdesaan pada tingkat kota digunakan elastisitas
provinsi di level perkotaan. Selain terhadap elastisitas provinsi, juga dilakukan penyesuaian
terhadap inflasi. Untuk kabupaten/kota yang bukan kota inflasi, laju inflasinya diperoleh dari
kabupaten/kota yang berdekatan (pendekatan sister city).
3. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan
di bawah Garis Kemiskinan.
4. Garis Kemiskinan per rumah tangga dihitung dari garis kemiskinan per kapita dikalikan
dengan rata-rata banyaknya anggota rumah tangga pada rumah tangga miskin.
5. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan Maret 2021 adalah
data Susenas bulan Maret 2021.

Profil Kemiskinan Maret 2021 Kota Surabaya 11


12 Profil Kemiskinan Maret 2021 Kota Surabaya
Konten Berita Resmi Statistik
dilindungi oleh Undang-Undang,
hak cipta melekat pada Badan
Pusat Statistik. Dilarang
mengumumkan,
mendistribusikan,
mengomunikasikan, dan/atau
menggandakan sebagian atau
seluruh isi tulisan ini untuk tujuan
komersial tanpa izin tertulis dari
Badan Pusat Statistik.

BADAN PUSAT STATISTIK


KOTA SURABAYA
Jl. A.Yani No 152E Surabaya 60231
Telp.: (031) 82516020
Email : bps3578@bps.go.id
Homepage: http://surabayakota.bps.go.id
Profil Kemiskinan Maret 2021 Kota Surabaya 13

Anda mungkin juga menyukai