Kuliah ke 1 2
Daftar Topik Sesi ini
1. Ragam Pengambilan Keputusan Perencanaan
2. Pengenalan Decision Support Systems (DSS)
3. Pengenalan: Pengambilan Keputusan Spasial
4. Pengenalan Spatial-DSS: Pengertian,
Karakteristik dan Komponennya
3
Topik 1:1
Ragam Pengambilan
Keputusan Perencanaan
4
Perencanaan Komprehensif:
Urutan Proses--Rinci
Pengumpulan & Pengolahan data
Semi-
Analisis perencanaan terstruktur
Perumusan Tujuan & Sasaran Perencanaan
Tak-
Masukan balik
(feed back) Pengembangan Alternatif Rencana
terstruktur
10
Proses Pengambilan Keputusan
✓ “Pengambilan keputusan adalah sebuah proses
memilih tindakan (di antara berbagai alternatif)
untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa
tujuan”
✓ Tahap-tahap (pengambilan) keputusan: (1)
inteligensi (pengumpulan data sampai dengan
identifikasi masalah dan potensi/peluang), (2)
desain (menghasilkan beberapa alternatif), (3)
pilihan (memilih yang terbaik dari alternatif
yang tersedia), dan (4) implementasi.
Sumber: Turban, dkk (2005: 53)
12
Pengertian Decision Support System
Secara umum:
17
Karakter DSS (2)
Pengenalan: Pengambilan
Keputusan Spasial
19
Contoh Keputusan Spasial
✓ Ada jenis pengambilan keputusan yang
memerlukan pertimbangan (informasi) lokasi/
keruangan
✓ Contohnya: pemilihan lokasi untuk
menempatkan bandara, puskesmas, sekolah,
dsb. Termasuk pemilihan lokasi investasi.
✓ Termasuk juga perencanaan penyebaran
sumberdaya secara spasial. Penyebaran fasilitas
pemadam kebakaran, pos polisi, dsb dalam
suatu kota.
Sumber: Sugumaran dan DeGroote (2011: 3-4) 20
Tipe-tipe Keputusan Spasial
Ada beragam tipe menurut penulis yg berbeda.
Menurut Committee on the Menurut Kemp (2008)
Geographic Foundation for mengidentifikasi empat
Agenda 21 (Jensen et al. 2002) macam keputusan
ada tiga macam keputusan spasial, yaitu:
spasial yg terkait sustainable
development, yaitu: (1) Pemilihan
lokasi/tapak,
(1) Keputusan alokasi
sumberdaya, (2) Alokasi lokasi,
(2) Keputusan status (3) Pemilihan guna
sumberdaya lahan,
(3) Keputusan kebijakan. (4) Alokasi guna lahan.
Sumber: Sugumaran dan DeGroote (2011: 5) 21
Karakter Pengambilan Keputusan Spasial (1)
✓Pengambilan keputusan spasial sering bersifat
rumit/komplek dan memerlukan informasi dari
beragam sumber dan diinterpretasikan oleh
beragam pengambil keputusan terkait tujuan
dan sasaran yang sering berbeda.
✓Simon (1960) menjelaskan bahwa pengambilan
keputusan spasial punya beberapa
kemungkinan sifat, yaitu terstruktur
(programmable), semi-terstruktur, atau tak-
terstruktur (nonprogrammable)
Sumber: Sugumaran dan DeGroote (2011: 6-8) 22
Karakter Pengambilan Keputusan Spasial (2)
✓ Tapi, paling sering pengambilan keputusan spasial
bersifat semi-terstruktur, yang berarti diantara
terstruktur dan tak-terstruktur.
✓ Sifat masalah yang semi-terstruktur ini sering bersifat
multidimensional, mempunyai tujuan dan sasaran
yang kurang jelas serta mempunya begitu banyak
alternatif solusi (Gao et al. 2004).
✓ Selain itu, pengambilan keputusan spasial sering
mengandung sifat ketidakpastian (uncertainty) dan
konflik antara berbagai pemangku kepentingan yang
terlibat dalam proses pengambilan keputusan (Wang
and Cheng 2006).
Sumber: Sugumaran dan DeGroote (2011: 6-8) 23
Karakter Pengambilan Keputusan Spasial (3)
✓ Hubungan antara tingkat ketidakpastian (uncertainty)
dengan tingkat konflik:
Pengenalan Spatial-DSS:
Pengertian, Karakteristik
dan Komponennya
27
Ragam Pengertian/Definisi Spatial DSS (1)
✓ Densham (1991, hal. 405) menyatakan bahwa SDSS
"secara eksplisit dirancang untuk memberikan pengguna
dengan lingkungan pengambilan keputusan yang
memungkinkan analisis informasi geografis dilakukan
dengan cara yang fleksibel."
✓ Leipnik et al. (1993, p.1) mendefinisikan SDSS sebagai
“lingkungan terintegrasi, yang memanfaatkan basis data
yang merupakan model spasial dan non-spasial, alat
pendukung keputusan seperti sistem pakar, paket
statistik, paket optimisasi, dan grafik yang disempurnakan
untuk menawarkan kepada para pembuat keputusan
suatu paradigma baru untuk analisis dan pemecahan
masalah. "
Sumber: Sugumaran dan DeGroote (2011: 14) 28
Ragam Pengertian/Definisi Spatial DSS (2)
Sumber:
Sugumaran dan
DeGroote (2011:
165)
35
Pemangku Kepentingan yang Terlibat
dalam SDSS
36
Sekian dulu sesi ini,
terima kasih atas perhatiannya dan
kini dan waktunya untuk tanya-jawab/ berdiskusi
37
Referensi Sesi ini (1)
Djunaedi, Achmad. 1986. The Development of A Microcomputer-Based
Comprehensive Urban Planning Decision support System. PhD
Dissertation, Texas A&M University, College Station, TX, USA.
Djunaedi, A; Jesus H. Hinojosa, dan George C. Fowler. 1986. “PLAN-DSS: Using a
Microcomputer-based Decision Support System in Urban Planning
Office”. Proceeding of 1986 Annual URISA Conference, Denver, Colorado,
USA.
Rutledge, Daniel; Garry McDonald; Michael Cameron; Graham McBride; Jacques
Poot; Frank Scrimgeour; Robbie Price; Derek Phyn; Hedwig van Delden;
Beat Huser; Bruce Small; Liz Wedderburn; dan Tony Fenton. (tanpa
tahun). “Development of Spatial Decision Support Systems to Support
Long-term, Integrated Planning”. Sumber:
http://creatingfutures.org.nz/assets/Uploads/Project-Outputs-
Files/DevelopmentOfSpatialDecs45Rutledge.pdf <Diakses 6 Maret 2017>
Sugumaran, Ramanathan; dan John DeGroote. 2011. Spatial Decision Support
Systems: Principles and Practices. CRC Press (Taylor & Francis Group),
London, UK.
38
Referensi Sesi ini (2)
Turban, Efraim; Jay E. Aronson dan Ting-Peng Lian. 2005. Decision Support
Systems and Intelligent Systems (Sistem Pendukung Keputusan dan
Sistem Cerdas). Edisi 7, Jilid 1. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Van Leeuwen, Jos P. & Harry J.P. Timmermans (eds). 2006. Innovations in Design
& Decision Support Systems in Architecture and Urban Planning. Springer.
Dordrecht, The Netherlands.
Wang, Yaowu; dan Zhichong Zou. 2010. “Spatial Decision support System for
Urban Planning: Case Study Harbin City in China”. Journal of Urban
Planning and Development, Vol. 136, No. 2, June 1, 2010. pp. 147-153
Yaakup, Ahris; Siti Zalina Abu Bakar & Susilawati Sulaiman. 2009. “Decision
Support System for Urban Sustainability Planning in Malaysia”. Malaysian
Journal of Environmental Management 10(1), pp. 101-117.
39