Anda di halaman 1dari 9

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN

SEKRETARIS
DIREKTORAT JENDERAL
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

PADA PEMBUKAAN
WORKSHOP NASIONAL EVALUASI
PNPM INTEGRASI SPP-SPPN T.A. 2011 DAN
PERSIAPAN PELAKSANAAN T.A. 2012

Jakarta, 14 Mei 2012


Yth. TK PNPM Mandiri Perdesaan Pusat;
Yth. PjO PNPM Mandiri Perdesaan Provinsi;
Yth. Kepala BPMD Kabupaten;
Yth. Kepala Bidang Bappeda Kabupaten;
Yth. Hadirin dan Peserta Workshop;

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Salam sejahtera,
Pertama-tama marilah kita kembali memanjatkan puji
dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa, atas nikmat dan karunia-NYA, sehingga kita
dapat bertemu pada kegiatan, “Workshop Nasional
Evaluasi PNPM Integrasi SPP-SPPN Tahun Anggaran
2011 dan Persiapan Pelaksanaan Tahun Anggaran
2012”.

Hadirin yang saya hormati,


Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan termasuk
PNPM Integrasi SPP-SPPN, banyak hal positif yang
menjadi pelajaran, sekaligus sebagai modal
perumusan kebijakan-kebijakan yang mendorong
percepatan penanggulangan kemiskinan. Hal yang
positif dalam kegiatan pemberdayaan adalah
meningkatnya partispasi masyarakat dalam proses
perencanaan, alokasi APBD yang tinggi serta
dukungan regulasi tentang perencanaan partisipatif.
2
Semua capaian tersebut, merupakan wujud kongkrit
komitmen, koordinasi dan kepedulian Pemerintah
Daerah untuk memperkuat proses perencanaan dan
penganggaran bagi terselenggaranya pembangunan
yang semata-mata untuk kepentingan rakyat. Oleh
karena itu, pada kesempatan yang baik ini, kami
menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas
komitmen dan kepedulian tersebut.

Hadirin yang saya hormati,


Pada T.A. 2012, lokasi PNPM Integrasi SPP-SPPN
mencapai 83 kabupaten, artinya mengalami
penambahan secara bertahap, sejak pertama kali
dilaksanakan Tahun 2006. Terpilihnya kabupaten
Saudara/i sebagai lokasi program, didasarkan pada
progres yang baik atas pengelolaan PNPM Mandiri
Perdesaan serta adanya komitmen Pemerintah
Daerah. Tantangan ke depan adalah, lokasi-lokasi
PNPM Integrasi SPP-SPPN, harus memiliki nilai lebih
dibandingkan dengan lokasi lainnya.
Nilai lebih dimaksud, adalah bagaimana menyusun
strategi penguatan sistem perencanaan dan
penganggaran, agar lebih berdaya guna/bermanfaat
bagi pembangunan desa dan masyarakat desa. Pada
aspek perencanaan, perlu kita gerakkan sinergi yang
kuat antara perencanaan partisipatif (masyarakat),

3
teknokratik (eksekutif) dan politis (legislatif), serta
terlegitimasinya perencanaan partisipatif. Aspek
penganggaran, menjadi hal terpenting untuk
memastikan pembangunan desa dan masyarakat desa,
dilaksanakan sesuai hasil-hasil perencanaan
partisipatif.
Dari laporan pelaksanaan program yang kami terima
hingga T.A. 2012, banyak lokasi program secara
bertahap telah menunjukkan kemajuan positif dari sisi
perencanaan partisipatif, melalui penerbitan regulasi
daerah. Sedangkan dari sisi penganggaran masih
sangat sedikit kabupaten, yang telah memiliki regulasi
dalam bentuk Pagu Indikatif Kewilayahan (PIK).

Hadirin yang saya hormati,


Salah satu komitmen penting dalam rancang bangun
pembangunan nasional, khususnya melalui PNPM
Mandiri Perdesaan adalah penegakan prinsip
KEBERLANJUTAN. Semua hasil program, terutama
yang berkaitan dengan sistem dan mekanisme
perencanaan serta penganggaran, harus dipastikan
berjalan secara dinamis, tanpa terpengaruh oleh masa
jabatan Bupati, DPRD ataupun Kepala Desa.
Satu-satunya jalan yang dapat memastikan prinsip
keberlanjutan ini adalah, menjalankan sistem yang
diperkuat dengan regulasi atau kepastian hukum.
4
Beberapa Kabupaten (9 Kabupaten) telah berhasil
menetapkan regulasi dalam bentuk Perda, Perbub dan
SK Bupati yang menjadi acuan hukum bagi
perlindungan aspirasi masyarakat, serta penguatan
sistem perencanaan pembangunan partisipatif maupun
penganggaran berbasis integrasi perencanaan
(partisipatif, teknokratik dan politis). Bagi kami, hasil
ini merupakan salah satu capaian inti PNPM Integrasi
SPP-SPPN.

Hadirin yang saya hormati,


Pada workshop ini, sengaja kami undang unsur
Bappeda dan BPMD, karena kami yakin kedua
institusi ini yang harus menjadi motor penggerak
integrasi perencanaan dan penganggaran di daerah.
Pada aspek inilah Bappeda dan BPMD mengambil
peran kunci untuk memfasiltiasi, membina,
mendinamisir serta mengendalikan jalannya
pembangunan daerah, agar benar-benar berangkat
dari masyarakat, dilaksanakan oleh masyarakat serta
hasilnya berdayaguna/ bermanfaat kongkrit bagi
masyarakat. Hal ini sangat relevan dengan azas
program pemberdayaan, yakni Dari, Oleh dan Untuk
Masyarakat (DOUM).
Pada kesempatan workshop ini, beberapa fasilitator
daerah yang diundang, berasal dari Bappeda dan
5
BPMD Kabupaten, yang akan melakukan sharing
pengalaman baik, dalam menjalankan konsep-konsep
dasar dan hasil (output) perencanaan partisipatif
sesuai mandat UU Nomor 25 tahun 2004 tentang
SPPN.
Sejalan dengan UU tentang SPPN tersebut,
Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan PP 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, jelas
menegaskan bahwa perencanaan pembangunan
daerah harus dirumuskan secara partisipatif. Ini
berarti Bappeda selaku institusi perencana
pembangunan, memiliki tanggungjawab sentral untuk
melibatkan masyarakat, dalam proses perencanaan
pembangunan daerah.

Hadirin yang saya hormati,


Tersusunnya regulasi-regulasi daerah tentang
perencanaan partisipatif yang didukung dengan
kepastian penganggaran, tentu tidak dengan
sendirinya menjadi capain akhir kita. Hal yang justru
menjadi tantangan adalah, sejauhmana konsistensi
Pemerintah Daerah dalam melaksanakan regulasi
yang ada. Pada berbagai kesempatan, catatan ini

6
selalu kami sampaikan, agar semua regulasi yang
sudah ditetapkan tidak sia-sia.
Hal yang sama, untuk dokumen aturan perencanaan
desa, yakni RPJMDes maupun RKPDes, hendaknya
tidak dimaknai sebagai produk PNPM Mandiri
Perdesaan. Semua dokumen tersebut mesti dipahami
sebagai bagian dari ungkapan kesadaran masyarakat,
untuk terlibat aktif dalam perencanaan pembangunan.
Permendagri Nomor 66 tahun 2007 tentang
Perencanaan Pembangunan Desa, secara tegas
menyebutkan bahwa rencana pembangunan desa
disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan pembangunan. Jaminan tersebut, menjadi
modal kuat bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah,
untuk bersama-sama dan sinergi dalam
menyelenggarakan pembangunan daerah.

Hadirin yang saya hormati,


Untuk kebutuhan pelaksanaan workshop kali ini,
substansi topik bahasan adalah penguatan sistem
perencanaan partisipatif, pengelolaan anggaran
serta fasilitasi penyusunan dan penetapan regulasi
daerah sebagai payung hukum perencanaan dan
penganggaran.

7
Ketiga topik tersebut, merupakan agenda utama
PNPM Integrasi SPP-SPPN. Untuk itu, kami sangat
mengharapkan agar pengalaman narasumber daerah
maupun pengalaman masing-masing daerah, dapat
didiskusikan secara baik sehingga diperoleh rumusan-
rumusan strategi pengembangan program.

Hadirin yang saya hormati,


Demikian hal-hal yang dapat kami sampaikan, semoga
menjadi masukan awal dalam diskusi-diskusi pada
kegiatan workshop. Kami menyampaikan terima kasih
atas kesediaan narasumber/fasilitator daerah untuk
memberikan pengalamannya kepada daerah yang lain.
Terima kasih yang sama kami sampaikan kepada
seluruh peserta yang hadir pada kegiatan ini.
Akhirnya, dengan memohon ridha Allah SWT, Tuhan
Yang Maha Esa, “Workshop Nasional Evaluasi PNPM
Integrasi SPP-SPPN T.A. 2011 dan Persiapan
Pelaksanaan T.A. 2012”, dibuka secara resmi.

Sekian dan terima kasih,


Wabillahi taufik walhidayah,
Wassalammu’alaikumWarahmatullahi Wabarakatuh.

SEKRETARIS
DIREKTORAT JENDERAL PMD
8
NURYANTO

Anda mungkin juga menyukai