Laporan 10 Laporan Hasil Pendampingan
Laporan 10 Laporan Hasil Pendampingan
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kian popular dan menanjak di Indonesia, Terutama
pada saat dan setelah Krisis ekonomi pada tahun 1997, keberadaan UMKM ini kemudian diatur
dalam Undang-undang Nomor 9. Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil dan Undang-undang Nomor
20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
UMKM mempunyai peran penting dan sangat strategis dalam pembangunan ekonomi nasional.
Selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UMKM juga
berperan dalam mendistribusikan hasil-hasil pembangunan. Pada tahun 2012 jumlah pengusaha
di Indonesia sebanyak 56,539.560 unit yang terdiri dari 99, 99% UMKM dan 0,01 usaha besar,
data tersebut membuktikan bahwa UMKM merupakan pasar yang sangat potensial bagi
industry jasa keuangan terutama bank untuk memyalurkan pembiayaan karena sekitan 60-70%
pelaku UMKM belum bisa mendapatkan akses pembiayaan perbankan.
Pada tahun 2011-2014 kredit UMKM meningkat rata-rata pertahun sebesar 13,63% per tahun.
Namun sekitar 60% - 70% dari seluruh pelaku sektor UMKM masih belum mempunyai akses
pembiayaan melalui Perbankan. Untuk itu, sektor UMKM merupakan potensi pasar yang sangat
besar bagi bank untuk menyalurkan pembiayaan. Pada tahun 2014, proporsi sektor unit usaha
UMKM dari yang terbesar sampai dengan terkecil adalah sbb.:
Semua bisnis mempunyai risiko termasuk UMKM, misalnya risiko-risiko kecelakaan, kebakaran,
perubahan suku bunga. Oleh karena itu setiap pengelola bisnis harus memiliki kemampuan
untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengelola risiko usahanya.
Dalam modul Profil bisnis UMKM dibahas gambaran umum mengenai profil bisnis, karakteristik
untuk tujuh sektor usaha yaitu perdagangan, industri rumah tangga, pertanian, perkebunan,
peternakan, perikanan serta jasa.
Bukan menjadi rahasia lagi jika sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memegang
peranan penting dalam memajukan perekonomian negara. UMKM telah menjadi tulang
punggung perekonomian negara karena telah memberikan kontribusi PDB atau Produk
Domestik Bruto dan juga menambah lapangan kerja untuk masyarakat.
Pengembangan UMKM yang dilakukan Bank Indonesia diselaraskan dengan bidang tugas Bank
Indonesia dan sejalan dengan visi, misi, dan program strategis Bank Indonesia, sehingga
difokuskan untuk:
1. Mendukung upaya pengendalian inflasi khususnya inflasi volatile food, yang dilakukan dari
sisi suplai;
2. Mendorong UMKM potensi ekspor dan pendukung pariwisata untuk mendukung upaya
penurunan defisit transaksi berjalan, serta;
3. Meningkatkan akses keuangan UMKM untuk mendukung stabilitas sistem keuangan.
Berdasarkan Data Bank Indonesia Jumlah UMKM yang ada di 15 Provinsi sasaran kegiatan yang
telah mendapatkan akses perbankan di Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
Tabel Jumlah UMKM dan jenis usahanya yang mendapatkan akses dari bank indonesia
Total Jawa Jawa D.I. Sumatera Maluku Bangka Sulawesi Jawa Papua Kalimant
Sumber Data Bank
Jenis Usaha UMKM Indonesia Tahun 2023
UMKM Timur Tengah Yogjakarta Utara Utara
NTB
Belitung Tenggara
Banten Jakarta
Barat
Papua
Barat an barat
NTT
Informasi Dan Komunikasi 92 3 1 2 12 2 5 1
Perdagangan Besar dan Eceran Reparasi dan Perawatan Mobil dan
Sepeda Motor 7373 349 165 48 555 212 122 45 341 253 236 210 39 189
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1950 113 154 6 339 16 23 22 25 49 16 59 31 78
Kesenian, Hiburan dan Rekreasi 71 2 3 1 4 2 3 3 1 1 1 2
Pertambangan dan Penggalian 44 2 4 9 3 1 1 2 1
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1 1
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 17 1 1 1 3 2 1
Transportasi dan Pergudangan 65 11 6 8 1 7 1 5
Industri Pengolahan 5854 291 667 262 645 83 96 118 75 97 151 379 71
Kontruksi 244 16 17 3 10 6 6 1 3 2 17 12
Pengadaan Air Pengelolaan Sampahdan Daur Ulang, Pembuangan
dan Pembersihan limbah dan Sampah 37 1 1 1 1
Real Estate 1
Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis 556 18 21 5 104 31 6 1 18 10 11 6 3 26
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 1140 25 22 1 29 13 13 8 25 15 80 19 3 16
Jasa Pendidikan 21 2 1
Kegiatan Jasa Lainnya 871 8 16 7 60 12 4 12 16 10 21 16 1 35
Jasa Keuangan dan Asuransi 25 3 5 1 1
Jasa Persewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi,
Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha Lain 150 4 5 5 10 1 6 2 9 2 1 9
Jasa Perorangan yg Melayani RT, Keg Yg Menghasilkan Barang&jasa
oleh RT yang digunakan sendiri Untuk Memenuhi Kebutuhan
98 4 1 1 2 3 3 1
Pengadaan Listrik, Gas, Uap Air Panas dan Udara Dingin 15
Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Saat ini terdapat
65,4 juta UMKM di Indonesia yang mana telah mempekerjakan 114,7 juta orang atau sekitar
56% dari tenaga kerja di Indonesia. Selain itu, UMKM juga memberikan kontribusi lebih dari
60% terhadap PDB negara. (MSME Empowerment Report, 2022:5).
Data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah juga menunjukkan bahwa
kontribusi UMKM ke PDB terus meningkat sebelum pandemi. Tetapi, kontribusi tersebut
menurun menjadi 37,3% saat pandemi. (MSME Empowerment Report, 2022:13).
Agar bertahan di tengah persaingan yang ketat, terutama semenjak pandemi, berdasarkan data
MSME Empowerment Report (2022:38), terdapat 83,8% pelaku UMKM yang melakukan
digitalisasi atau memanfaatkan teknologi untuk mendukung operasional bisnis mereka. Menurut
jurnal dariPlakoyiannaki et al. dalam Indriastuti dan Kartika, digitalisasi menjadi peluang bagi
UMKM untuk beralih dari perdagangan tradisional ke tren baru yang menerapkan teknologi.
Digitalisasi menyebabkan banyak UMKM mulai mempromosikan produk dan layanan mereka
melalui platform digital, baik dalam bentuk gambar dan video. Lalu, mereka juga membuat toko
online di marketplace untuk memudahkan pelanggan menemukan produk mereka, UMKM
banyak memanfaatkan jaringan marketplace untuk memasarkan produknya di masa pandemi
(MSME Empowerment Report, 2022, halaman 12).
Dalam rangka meningkatkan produktivitas pemerintah mengadakan program khusus dalam era
digitalisasi ini, adapun kegiatan yang dilakukan sejak tahun 2017 adalah Adopsi teknologi digital
UMKM melalui program nasional yang dikenal sebagai Gerakan Nasional UMKM Go Online yang
melibatkan kementerian / lembaga / pemerintah daerah / platform digital / akademisi terkait.
Kegiatan onboarding atau mendorong UMKM teregistrasi dalam platform digital dilakukan
melalui fasilitasi dalam bentuk pendampingan dan pelatihan serta bantuan toolkit atau
perangkat pendukung pelatihan. Bagi UMKM yang sudah onboarding terus didorong untuk
melakukan optimalisasi pemanfaatan teknologi digitalnya hingga mampu bertransaksi dan naik
kelas dari sisi usahanya.
Di tahun 2022, dilakukan fasilitasi Adopsi Teknologi Digital UMKM dan penyediaan starter kit
terhadap 30.000 UMKM Produsen Sektor Pengolahan di 10 Kawasan Pariwisata Prioritas dan 3
Kawasan Prioritas Lainnya (Papua, Papua Barat, dan Kalimantan Barat). Program ini diawali
dengan launching yang dibuka oleh Menteri Kominfo, pelatihan Training of Trainers (ToT)
selama 2 minggu bagi 165 fasilitator, pelatihan dilakukan secara online sebanyak 369 pelatihan
yang bekerjasama dengan 23 platform digital, dan offline dilakukan oleh 165 fasilitator dengan
target masing-masing fasilitator melakukan minimal 4 kali pendampingan perbulan serta telah
dilakukan 3 kali webinar di Papua Barat, Papua dan Maluku Utara yang diikuti 100 UMKM per
wilayah. Kegiatan puncak dari program ini yaitu 100 UMKM Champion dari 13 Kawasan Prioritas
mengikuti virtual expo dan rangkaian kegiatan webinar selama 4 hari. Dari 30.000 yang
didampingi kemudian didapatkan jumlah UMKM yang naik kelas dari sisi adopsi teknologi digital
adalah sebesar 7.401 UMKM.
UMKM Level Up adalah sebuah Program yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi
dan Informatika dalam rangka mendorong para pelaku UMKM #LevelUp dari sisi adopsi
teknologi digital untuk memperluas akses pemasaran, meningkatkan efektivitas dan efisiensi
proses bisnis, meningkatkan daya saing dan inovasi, serta meningkatkan transaksi penjualan
pelaku UMKM
Pada tahun 2023, program ini disiapkan untuk mendorong UMKM naik kelas (level up) dari sisi
adopsi teknologi, sesuai tugas dan fungsi Kementerian Kominfo dalam mendorong adopsi
teknologi digital kepada UMKM. Definisi level yang dimaksud dibagi atas 4 kriteria yaitu:
1. Leader, telah memiliki tata kelola perusahaan yang matang, serta memiliki pengetahuan
dan tingkat penggunaan teknologi untuk kepentingan usaha yang relatif intensif.Bentuk
intervensi teknologi yang dibutuhkan diantaranya penggunaan aplikasi Customer
Relationship Management dan Enterprise Resource Planning , subsidi sewa cloud
computing, pendampingan akses modal via digital platform, pendirian innovation labs, dan
pengenalan teknologi 4.0;
2. Adopter, telah dikelola secara modern namun dengan intensitas penggunaan teknologi
yang cenderung rendah dalam kegiatan usahanya. Bentuk intervensi teknologi yang
dibutuhkan diantaranya pelatihan promosi digital, pendampingan dan business coaching,
penyediaan conditional cash transfer/financing , subsidi ongkos kirim,
penyelenggaraan virtual expo, dan pendirian inkubator bisnis:
3. Observer, telah memanfaatkan teknologi digital dalam kegiatan usahanya dengan cukup
intensif, tetapi pengelolaan usaha cenderung bersifat tradisional. Bentuk intervensi
teknologi yang dibutuhkan diantaranya melalui bantuan teknologi dasar, bantuan alat
Point-of-Sales (POS), pelatihan dan pendampingan urgensi teknologi digital, basic digital
training, dan pendampingan onboarding marketplace;
4. Beginner, usaha dikelola secara tradisional dengan level pemanfaatan teknologi digital
yang minimal. Bentuk intervensi teknologi yang dibutuhkan diantaranya dukungan akses
internet, dukungan kewirausahaan dasar, penyediaan infrastruktur internet dasar,
pelatihan dasar digital dan usaha, dan conditional cash transfer/financing.
Maksud dari Program Pendampingan dan Fasilitasi Adopsi Teknologi Digital UMKM “UMKM Level
Up 2023” adalah mendorong UMKM untuk memanfaatkan teknologi digital dalam rangka
meningkatkan akses pemasaran dan permodalan, meningkatkan proses bisnis yang efisien dan
efektif, meningkatkan daya saing dan inovasi, serta meningkatkan pendapatan pelaku UMKM.
3. Sasaran
Meningkatnya kelas kemampuan 20.000 Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam mengadopsi
teknologi digital 4.0 sehingga meningkatkan akses pemasaran, efektif dan efisien dalam
operasional bisnis, meningkatkan daya saing dan inovasi serta meningkatkan jumlah transaksi
penjualannya.
2. Aplikasi:
2.1. Pra-Pendampingan
Output dari kegiatan ini berupa laporan desain dan cetak spanduk serta x-banner.
Output dari kegiatan ini berupa laporan kegiatan penyediaan laptop fasilitator.
Output dari kegiatan ini berupa laporan kegiatan penyediaan laptop UMKM di Basecamp.
8. Even organizer melakukan pengelolaan 110 fasilitator pendamping UMKM yang sudah
direkrut oleh Kominfo dan mengikuti ToT yang dilaksanakan oleh Kominfo termasuk
pemberian honor Fasilitator. Rasio minimum antara Fasilitator dengan UMKM binaan
adalah 1:182 artinya 1 pendamping/fasilitator untuk setiap 182 UMKM.
Output dari kegiatan ini berupa laporan pengelolaan 110 fasilitator di 15 kawasan lokasi
pelaksanaan program.
Launching UMKM Level Up dengan dibuka oleh Direktur Jenderal Aplikasi Informatika
/ yang mewakili dan dihadiri secara hybrid oleh:
c. Roundown Acara
No Waktu Kegiatan
1 19.30 – 19.35 Registrasi
2 19.35 – 19.40 Pembukaan
Sosialisasi Program Pendampingan dan
3 19.40 – 19.55
Fasilitasi Adopsi Digital UMKM Level UP 2023
4 19.55 – 20.20 Tanya Jawab
5 20.20 – 20.25 Foto Bersama
6 20.25 – 20.30 Penutupan
d. Absensi, Dokumentasi, Publikasi dan rekaman hasil launching ada pada link
aplikasi.
e. Evaluasi Kegiatan : Peserta hadir tidak dari awal dan tidak mengikuti secara
penuh.
f. Kesimpulan : Secara keseluruhan, meskipun jumlah peserta belum optimal,
peserta yang hadir antusias.
g. Saran : Kedepannya perlu diadakan pelatihan dengan beberapa
h. sesi untuk mengakomodasi waktu luang dari teman-teman UMKM.
Kegiatan yang telah dilakukan oleh fasilitator selama bulan juni terdiri dari beberapa
kegiatan , diantaranya; pendampingan / pelatihan offline dapat dilakukan dengan
Workshop house to house atau visiting (door to door) ke rumah/tempat usaha
UMKM atau metode pelatihan di ruang kelas (classical) di lokasi basecamp.
Pendampingan / pelatihan online dapat dilakukan melalui aplikasi Zoom atau aplikasi
video conference lainnya.
12.30-13.00 Registrasi
13.00-13.10 Pembukaan
13.10-13.20 Pemaparan Materi oleh Narasumber
13.20-13.50 Sesi Tanya Jawab dan Diskusi
13.50-14.00 Penutupan
6) Kesimpulan,
Saran
Saran didapat dari agenda kegiatan adalah :
UMKM mengharapkan adanya group whatsapp khusus untuk
bimbingan Ovo dimana ada tim dari Ovo didalamnya.
UMKM mengharapkan adanya pelatihan offline secara langsung
dengan tim dari Ovo bimbingan teknis terkait pendaftaran Grab
merchant.
12.30-13.00 Registrasi
13.00-13.10 Pembukaan
13.10-13.20 Pemaparan Materi oleh Narasumber
13.20-13.50 Sesi Tanya Jawab dan Diskusi
13.50-14.00 Penutupan
7) Kesimpulan,
Saran
Saran didapat dari agenda kegiatan adalah :
UMKM mengharapkan adanya group whatsapp khusus untuk
bimbingan gobiz dimana ada tim dari gobiz didalamnya.
UMKM mengharapkan adanya pelatihan offline secara langsung
dengan tim dari gobiz bimbingan teknis terkait go biz.
Waktu Kegiatan
11.55-12.00 Closing
8) Kesimpulan,
Acara cukup berjalan baik, mic yang bocor dapat terhandle dengan
tanggap, dan peserta juga antusias dengan materi yang diberikan.
Saran
Saran didapat dari agenda kegiatan adalah :
Sebaiknya ada nomor PIC lain jika pemateri sulit dihubungi untuk
keperluan permintaan profile pemateri dan materi zoom
Sebaiknya diumumkan jam pembagian absen dan juga di share ke
grup dampingan masing-masing.
Waktu Kegiatan
11.55-12.00 Closing
III. KESIMPULAN
Kegiatan facilitator sebagai bagian dari tugas pokok dan fungsi yang harus dilaksankan dalam
program Adopsi Teknologi Digital UMKM “UMKM LEVEL UP 2023” saat ini masih berproses
sesuai dengan Time Line kegiatan yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja kegiatan.
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh fasilitator di lanpangan secara garis besar ada 3
kegiatan yang telah dilakukan di wilayah kerja:
UMKM.
Memdampingi dalam pembuatan akun-akun media social yang akan digunakan
oleh UMKM.
Melakukan pendampingan mengenai: perizinan usaha NIB-OSS RBA,
pengembangan usaha dan trend usaha, sosialisasi melalui pameran, pemasaran
digital optimasi SMM dan sinergi Kerjasama.
Memberikan pemahaman dan sharing pembelajaran terkait editing konten foto ,
video dan media social
Saat ini kegiatan tersebut masih di lakukan oleh seluruh fasilitator di wilayah dampingannya
masing-masing.
Bulan
No KEGIATAN
Ke
1 2 3 4 5 6 7
1 Pra−Pendampingan
- Validasi dan seleksi data UMKM
- Pre−assessment pendampingan
- Penentuan dan penyiapan lokasi learning
center/basecamp, serta timeline kegiatan
- Penyiapan fasilitas laptop untuk Fasilitator dan
di
learning center
- Pembuatan paparan dan bahan ajar
pendampingan
2 Pendampingan dan Fasilitasi UMKM Level Up
- Launching UMKM Level Up
- Training of Trainers (ToT)
- Pendampingan dan pelatihan kepada 20.000
UMKM
- Updating data UMKM ke Aplikasi Kominfo
- Pemberian Stimulus Digital Marketing TopAds
Marketplace kepada 8.000 UMKM
- Penyiapan materi publikasi (awareness)
3 Pasca−Pendampingan
- Monitoring dan Evaluasi kegiatan
- Rekapitulasi hasil post−assessment kegiatan
4 Produksi konten untuk media sosial
5 Pembuatan laporan
Keterangan:
: Belum dilaksanakan