Anda di halaman 1dari 5

Nama : Shelliata Primande

NIM : 06071381924060
Kelas : Palembang
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling Lintas Budaya
Dosen Pengampu : Dra. Harlina, M.Sc.
Sigit Dwi Sucipto, M.Pd.

TUGAS PERTEMUAN 6

 SOAL
1. Apa yang dimaksud dengan budaya dan emosi?
2. Jelaskan pengertian emosi dalam konteks budaya
3. Dalam budaya dan emosi memiliki fungsi emosi diantaranya yaitu
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Labeling Emotion!
5. Jelaskan perbedaan dan persamaan budaya mengenai emosi beserta
contohnya

 JAWABAN
1. Pengertian Budaya dan Emosi
Budaya adalah cara berfikir dan cara merasa yang menyatakan diri
dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia yang membentuk
kesatuan sosial (masyarakat) dalam suatu ruang dan waktu. Budaya adalah
sesuatu hal secara keseluruhan yang mencangkup pengetahuan, seni,
moral, hukum, adat serta kemampuan lainnya yang diperoleh manusia
sebagai anggota masyarakat.
Emosi didefinisikan sebagai perasaan yang subyektif dan di
asosiasikan dengan serangkaian perilaku tampak, seperti: senyum, wajah
merah, dan gemeretak rahang, serta dengan respon fisik peripheral
semacam debaran jantung, berkeringat, atau gangguan pencernaan. Jadi,
emosi adalah perasaan mendalam yang di ikuti adanya perubahan elemen
kognitif maupun fisik, dan mempengaruhi perilaku.

2. Pengertian Emosi dalam Konteks Budaya


Setiap manusia memiliki emosi, memberinya identitas dan
setiapnya harus belajar beradaptasi serta mengontrol emosinya.
Mengkaitkan emosi dengan individu adalah berbicara mengenai variasi
pada setiap orang. Bagaimana kita mendefinisikan emosi, seberapa penting
kita memandangnya, bagaimana kita mengelolanya, merasakannya,
menerimanya dan mengekspresikannya. Setiap orang adalah berbeda dan
unik.
Berbicara mengenai individu manusia tentu tidak bisa lepas dari
konteks budaya dalam hidupnya. Bagaimanapun keduanya adalah saling
memberi pengaruh. Begitupun kaitannya dengan emosi, setiap budaya
adalah unik dan berbeda dalam kehidupan bagaimana budaya tersebut
memberi arti, melihat, mengelola, menerima dan mengekspresikan emosi.

3. Fungsi Emosi dalam Budaya


a. Membantu Persiapan Tindakan (Preparing Us For Action). Emosi
bertindak sebagai perhubungan antara peristiwa eksternal di
lingkungan dengan respon perilaku individu. Sebagai contoh, apabila
kita bertemu seekor anjing yang kelihatan sedang marah, reaksi emosi
(rasa takut) akan di asosiasikan dengan terbangkitnya fisiologis yaitu
divisi sympathetic dari system syaraf otonom. Selanjutnya divisi
sympathetic menyiapkan kita akan sebuah tindakan darurat yang lari
secepat mungkin.
b. Membentuk Perilaku Akan Datang (Shaping Our Future Behavior).
Emosi membantu kita menyediakan simpanan respon untuk perilaku
dimasa yang akan datang. Sebagai contoh respon emosional yang di
ambil seseorang ketika di kejar anjing (takut hingga detak jantung
bertambah cepat) memberitahu orang tersebut untuk menghindari
tempat atau situasi yang serupa di masa yang akan datang. Serupa
dengan hal yang menyenangkan bertindak sebagai reinforcement yang
mengajarkan orang untuk mencari situasi yang serupa dengan situasi
menyenangkan tersebut, termasuk perilaku apa yang seharusnya di
lakukan. Contohnya adalah emosi cinta yang kita rasakan saat bertemu
kekasih, ada detak jantung yang berdebar dan muka memerah,
membuat kita ingin terus dan terus bertemu.
c. Membantu Kita untuk Mengatur Interaksi Sosial (Helping Us To
Regulate Socialinteraction). Emosi yang di ekspresikan menjadi sinyal
dan membantu kita dalam berinteraksi, khususnya bagaimana
seharusnya perilaku kita ataupun sebaliknya. Sebagai contoh ketika
kita bertemu teman yang sedang tampak sedih tanpa kita mengetahui
sebabnya, namun ekspresi sedihnya tersebut memberi tahu kita bahwa
sebaiknya kita jangan mengajaknya bergurau.

4. Pengertian Labeling Emotion


Emosi sering kali di letakkan dalam suatu kontinum di mana di
dalamnya terdapat gradasi kualitas dan intensitas serta tiap ujungnya
merupakan kontinum kondisi paling ekstrim, contohnya dari kebahagiaan
dan kesedihan. Untuk memudahkan pengenalan setiap kondisi emosi di
beri label suatu kosakata tertentu untuk selanjutnya di klasifikasikan.
Proses labelisasi ini sangat rumit dan setiap budaya tampak berbeda.
Namun demikian beberapa ahli sepakat bahwa ada, beberapa emosi yang
sifatnya dasar dan universal bagi setiap budaya.
Dari penjelasan diatas bisa disimpulkan bahwasannya labeling
emotion merupakan proses pemberian label terhadap beberapa emosi yang
ada di dalam diri dengan tujuan untuk memudahkan pengenalan setiap
kondisi emosi.
5. Perbedaan dan Persamaan Budaya mengenai Emosi beserta Contoh
a. Konsep Emosi
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa salah satu kesulitan
dalam menentukan konsep dasar mengenai apa yang dimaksud emosi
serta labelisasinya adalah ditemukannya perbedaan yang signifikan
antar budaya mengenai apa yang dimaksud dengan emosi. Oleh
karenanya langkah pertama yang harus di lakukan ketika berbicara
mengenai emosi terkait kajian lintas budaya adalah mempelajari
apakah setiap budaya memiliki pemahaman yang sama akan apa yang
dimaksud emosi.
b. Kategori Emosi
Studi lain yang di lakukan adalah bagaimana atau apa yang di
klasifikasikan sebagai emosi (labellin go femotion). Beberapa
manifestasi emosi seperti marah, sedih, gembira tampak bahwa setiap
budaya memiliki kosakata yang bermakna sama. Namun ditemukan
beberapa kosa kata bagi suatu kondisi emosi ada pada beberapa suku
namun tidak ditemukan pada suku lain.
c. Lokasi Emosi
Keyakinan bahwa emosi terletak di hati memberi petunjuk
bagaimana budaya tersebut memberi perhatian pada pengalaman
individual dan keunikan personal. Pada suku lain dimana emosi
berlokasi di tempat yang lain barang kali di karenakan bagaimana
budaya tersebut mementingkan masalah hubungan sosial lebih dari
sekedar pengalaman-pengalaman perasaan individu.
d. Makna Emosi
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa beberapa budaya
ternyata mempertimbangkan emosi sebagai sebuah statement di dalam
hubungan antar orang dan lingkungan. Emosi bagi suku tfaluk di
Micronesia (Lutz, 1982) dan suku Tahiti (Levy, 1984) membuktikan
bahwa emosi bagi kedua suku ini dimaknai di dalam hubungan sosial
dan lingkungan fisik. Konsep Jepang mengenai emosi, yang
menjelaskan suatu bentuk emosi akan ketergantungan satu orang
dengan orang lain yang kategori emosi ini tidak ada dalam konsep
barat.
e. Ekspresi Emosi
Kenyataan bahwa ekspresi emosi pada muka di ekspresikan dengan
cara sama secara universal pada beberapa orang sangat sulit di terima
dan di percaya, terlebih bagi orang yang memiliki pengalaman yang
sebaliknya. Mereka berkeyakinan bahwa budaya sangat mempengaruhi
ekspresi muka seseorang. Setiap budaya memiliki suatu aturan
bagaimana seharusnya emosi di tampilkan. Dalam setiap budaya
terdapat kaidah-kaidah tentang hal yang harus di cerminkan melalui
wajah pada kesempatan tertentu dan emosi-emosi apa yang seharusnya
dan tidak seharusnya di tunjukkan. Hal ini di pelajari seorang anak
sebagai nilai-nilai dalam budayanya. Aturan ini disebut sebagai
cultural display rules, norma-norma budaya berkenaan dengan
bagaimana pengelolaan penampakan wajah atau ekspresi emosi
(Berry,1999).

Anda mungkin juga menyukai