Anda di halaman 1dari 9

Rancangan Satuan Acara Penyuluhan pada ODHA Dengan Masalah

Manajemen Nyeri

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan


HIV/ AIDS

Dosen pengampu : Ns. Yulia Susanti, S.Kep, M. Kep ., Sp. Kep. Kom

Kelompok 2

1. Falis Hakim (SK622002)


2. Yudha Setiawan (SK622004)
3. Rohmatul Ummaiyah (SK622006)
4. Erwan Hardiono (SK622008)

Program Studi Keperawatamn (S1)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

2023
Pokok pembahasan : Keperawtan Pada Klien Aids Dengan Masalah Nyeri Akut/ Kronis

Sub pokok bahasan : manajemen nyeri

Har/ tanggal : Minggu, 2 juli 2023

Waktu : 30 menit

Sasaran : Keluarga pasien

Tempat : keluarga Pasien

A. Latar bekalang
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan rota virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia. Seseorang yang terinfeksi HIV dapat menyebabkan
Acquired Immunodeficiency Syndrom (AIDS) . munculnya sindrom ini erat
hubungannya dengan berkurangnya zat kekebalan tubuh yang prosesnya tidaklah
terjadi seketika melainkan sekitar 5-10 tahun setelah seseorang terinfeksi HIV ( Irwan
, 2017).
Jumlah kasus HIV /AIDS di Indonesia terus meningkat dari tahun ketahun ,
kasus HIV / AIDS selama sebelah tahun terakhir jumlah kasus hiv di indonesia
mencapai puncaknya pada tahun 2019 yaitu sebanyak 50.282 kasus. Berdasarkan data
WHO tahun 2019 terdapat 78% terinfeksi HIV baru di regional Asia Pasifik . untuk
kasus AIDS tertinggi selama sebelas tahun terakhir pada tahun 2013 yaitu 12.214
kasus.
Transmisi HIV -AIDS tidak mengenal batasan wilayah . munculnya penderita
HIV baru juga terus terjadi di smua wilayah . data yang di laporkan oleh Direktorat
Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit , Kemenkes RI tanggal 25 Mei 2021
menyatakan jumlah kasus HIV AIDS di Indonesia sebanyak 556.618 yang terdiri atas
427.201 HIV dan 131.417 AIDS (Kemenkes 2022)

Pengobatan antiretroviral (ARV) merupakan terapi yang dijalankan orang


dengan HIV/AIDS (ODHA) dengan cara mengonsumsi obat seumur hidup, tujuannya
untuk menekan replikasi HIV dalam tubuh. Salah satu efek samping dari obat ARV
yang sering dikeluhkan pada awal memulai terapi adalah nyeri kepala atau migraine.
Intervensi aktivitas fisik dan relaksasi terpimpin pada perempuan HIV/AIDS
menunjukkan hasil pengurangan nyeri kepala yang signifikan. Karya ilmiah ini 
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan asuhan keperawatan yang
menerapkan aktivitas fisik dan relaksasi terpimpin untuk menurunkan nyeri kepala
pada ODHA. Subjek studi kasus ini adalah klien perempuan dengan HIV/AIDS yang
mempunyai keluhan nyeri kepala dan bersedia di lakukan intervensi. Studi kasus ini
dilakukan pada 2 klien dengan keluhan nyeri kepala yang di dapatkan secara random.
Pada Studi Kasus menunjukkan bahwa klien mengalami penurunan skala nyeri setelah
dilakukan terapi aktivitas fisik dan relaksasi terpimpin. Aktivitas fisik dan relaksasi
terpimpin selama kurang lebih 20 menit dapat mengurangi tingkat nyeri pada klien
perempuan dengan HIV/AIDS.

Hasil pengukuran rata-rata kecemasan setelah intervensi diketahui terdapat


perbedaan indeks cemas dari yang sebelumnya 70% mengalami kecemasan
berat dan setelah intervensi menjadi 60% responden mengalami kecemasan ringan.
Seseorang yang mampu mengendalikan keadaan psikologisnya secara relaks, maka
otot tubuh relaks dan tenang, akibat peningkatan oksigen dalam darah. Terapi otot
ini merupkan kombinasi Teknik relaksasi nafas dalam yang membuat tubuh menjadi
terasa nyaman.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah di berikan penyuluhan selama 30 menit tentang nyeri pada pasien ODHA
di harapakan keluarga mampu memhami dan dapat mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari hari untuk perawatan pasien ODHA
2. Tujuan khusus
a. Menjelaskan tentang HIV/ AIDS
b. Menjelaskan tentang nyeri
c. Menjelaskan penyebab nyeri
d. Menjelaskan tanda dan gejala nyeri
e. Menjelaskan manajemen nyeri
C. Capaian Pembelajaran
1. Sikap
a. Keluarga mampu menyetujui kegiatan yang akan di lakukan
b. Keluarga mampu mengaplikasikan yang sudah di ajarakan
2. Pengetahuan
Keluarga mampu mengetahui materi yang di ajarkan
3. Psikomotor
Keluarga mampu melakuakn tindakan yang di lakukan

D. Matei
Terlampir
E. Kegiatan Belajar

No Waktu Kegiatan penyuluhan Respon peserta


1 Pendahuluan 1. Memberikan salam 1. Menjawab
( 5 menit) salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
dan
memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan 3. Mendengarkan
penyuluhan dan
memperhatikan
4. Membuat kontrak
4. Menyetujui
waktu
kontrak waktu

2 Pelaksanaan 1. Menjelaskan definisi 1. mendengarkan


HIV/AIDS dan
memperhatikan
penjelasan
penyuluh
2. mendengarkan
2. Menjelaskan definisi
dan
nyeri
memperhatikan
penjelasan
penyuluh
3. mendengarkan
3. Menjelaskan
dan
penyebab nyeri
memperhatikan
penjelasan
4. Menjelaskan tanda penyuluh
dan gejala nyeri 4. mendengarkan
dan
memperhatikan
penjelasan
5. Menjelaskan
penyuluh
manajemen nyeri
5. mendengarkan
dan
memperhatikan
penjelasan
penyuluh

3 Penutup 1. memberikan 1. bertanya


kesempatan untuk
bertanya
2. menjawab pertanyaan 2. memperhatiakn

peserta jawaban yang


disampaikan

3. mengevaluasi peserta 3. mendengarakna


atasa penjelasan yang dan
disampaikan dan memperhatikan
penyuluh
menanyakan kembali
mengenai materi
penyuluhan 4. menerima

4. pemberian reward reward yang


akan di terima

5. menyimpulkan materi 5. mendengarkan

yang disampaikan
6. salam penutup 6. menjawab
salam
F. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
G. Media
1. Power point
2. Leefleat

H. Pertanyaan dan jawaban


1. Apakah Pasien HIV nyeri ?
Layaknya infeksi virus lainnya. Infeksi HIV juga menimbulka nyeri otot atau
sendi yang dirasakan . keluhan ini kerap membuat seseorang merasa lemas dan
mudah lelah
2. Apakaah obat HIV meneybabkan nyeri sendi?
Obat HIV tertentu dapat meneyebabkan efek samping, yang mungkin termasuk
nyeri sendi. Seringkali seseorang akan mengalami efek samping dalam 4-6
minggu pertama setelah di mulai nya pengobatan HIV baru.

I. Lampiran
1. Materi
a. Definisi HIV/AIDS
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan rota virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia. Seseorang yang terinfeksi HIV dapat
menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrom (AIDS) . munculnya
sindrom ini erat hubungannya dengan berkurangnya zat kekebalan tubuh yang
prosesnya tidaklah terjadi seketika melainkan sekitar 5-10 tahun setelah
seseorang terinfeksi HIV ( Irwan , 2017).

b. Pengertian nyeri
1. Nyeri akut
Nyeri akut merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai
pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
2. Nyeri kronis
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan keruskan
jaringan aktual tau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat dan konstan, yang berlangsung lebih dari
3 bulan.( SDKI, D.0078)

c. Pengertian Manejemen nyeri


Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan keruskan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak
atau lambat dan berintegritas ringan hingga berat dan konstan.

d. Penyeebab terjadinya nyeri


1. Nyeri akut
Adapun penyebab ternjadinya nyeri akut antara lain sebagai berikut
a. Agen pencedera fisiologis (mis: inflamasi, iskemia, neoplasma)
b. Agen pencedera kimiawi (mis: terbakar, bahan kimia iritan)
c. Agen pencedera fisik (mis: abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, Latihan fisik berlebihan).
2. Nyeri kronis
Adapun peneyebab terjadinya nyeri kronis antara lain adalah
a. Kondisi muskuloskeletal kronis
b. Kerusakn sistem saraf
c. Penekanan saraf
d. Infiltrasi tumor
e. Ketidakseimbangan neurotransmiter, neuromodulator, dan reseptor
f. Gangguan imuntas (mis. neuropati terkait HIV, virus varicella-zoster)
g. Gangguan fungsi metabolik
h. Riwayat posisi kerja statis
i. Peningkatan indeks massa tubuh
j. kondisi pasca trauma
k. Tekanan emosional
l. Riwayat penganiayaan (mis. fisik, psikologis, seksual)
m. Riwayat penyalahgunaan obat/zat

e. Tanda dan gejala nyeri


Adapun tanda dan gejala nyeri kronis antara lain adalah
1. Mengeluh nyeri
2. Merasa depresi
3. Tampak meringis
4. Gelisah
5. Tidak mampu menuntaskan aktivitas
6. Bersikap protektif ( mis. Posisi menghindar nyeri )
7. Pola tidur berubah
8. Anoreksia
9. Berfokus pada diri sendiri
Adapun tanda dan gejala nyeri akut antara lain adalah
1. Mengeluh nyeri
2. Tampak meringis
3. Bersikap protektif ( misal waspada , posisi menghindar nyeri)
4. Gelisah
5. Frekuensi nadi meningkat
6. Sulit tidur

f. Intervensi Manejemen nyeri


Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan keruskan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak
atau lambat dan berintegritas ringan hingga berat dan konstan.
1. Observasi
a. Identifikasi lokasi , karakteristik , durasi, frekuensi, kualitas, interisitas
nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
c. Identifikasi respo nyeri non verbal
d. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
e. Identifikasi pengetahuan dan keyakian tentang nyeri
f. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
g. Identifikasi pengaruh nyeri pada kyalitas hidup
h. Monitor keberhasilan terap komplementer yang sudah diberikan
i. Monitor efek samping penggunaan analgetik
2. Terapeutik
a. Berikan teknik non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
( misal TENS, hipnoterapi, terapi musik, terapi pijat, teknik imajinasi,
aromaterapi biofeedback)
b. Kontrol lingkungan yang memeprbeat rasa nyeri ( misal suhu ruangan,
kebisingan)
c. Fasilitasi istirahat dan tidur
d. Pertimbangakan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan startegi
meredakan nyeri
3. Edukasi
a. Jelaskan penyebab , periode dan pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi meredakan nyeri
c. Anjurkan monitor nyeri secara mandiri anjurkan menggunakan
anlgetik secara tepat
d. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik , jika perlu

Anda mungkin juga menyukai