KKP Intan Larasati
KKP Intan Larasati
Oleh:
Nama : INTAN LARASATI
Nomor Peserta: 15
Kelas : II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Straftoemetingsregels).
daya kelautan yang besar memiliki arti penting bagi Indonesia karena di
1
salah satu penghela (prime mover) pembangunan nasional. Sebagai
perairan laut sekitar 5,8 juta km2 (75 persen dari total wilayah Indonesia)
yang terdiri dari 0,3 juta km2 perairan laut teritorial; 2,8 juta km2 perairan
laut nusantara; dan 2,7 juta km2 laut Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia
wilayah Indonesia, hal tersebut dapat dilihat dari Data Tangkapan Tindak
Pidana Kelautan dan Perikanan yang dilakukan oleh Kapal Ikan Asing
dan 6 asal Filipina. Hal tersebut tentu saja menjadi problem yang serius
2
Undang-Undang yang berlaku tentang perairan Indonesia yang meliputi
dasar laut, tanah di bawahnya dan air di atasnya dengan batas terluar 200
(dua ratus) mil laut yang diukur dari garis pangkal laut teritorial indonesia.
Jadi luas wilayah laut Indonesia adalah 5,9 juta km2, terdiri atas 3,2 juta
km2 perairan teritorial dan 2,7 juta km2 perairan Zona Ekonomi Eksklusif
dasar laut, tanah di bawahnya dan air di atasnya dengan batas terluar 200
(dua ratus) mil laut yang diukur dari garis pangkal laut teritorial indonesia.
Jadi luas wilayah laut Indonesia adalah 5,9 juta km2, terdiri atas 3,2 juta
km2 perairan teritorial dan 2,7 juta km2 perairan Zona Ekonomi Eksklusif,
masing-masing.
3
tindak pidana perikanan di wilayah ZEEI diatur dalam Pasal 97 ayat (2),
102 UU Perikanan, dan Pasal 104 ayat (1). Pasal-pasal ini merupakan
bersangkutan.
4
Angka 2 mengenai kurungan pengganti denda terhadap diri Terdakwa
denda yang telah dikenai kepadanya namun disatu sisi ketentuan terdapat
jera terhadap pelaku tindak pidana perikanan namun tetap harus sejalan
masyarakat itu sendiri. Berangkat dari hal tersebut, maka penulis tertarik
B. Rumusan Masalah
5
1. Bagaimanakah pengaturan pemidanaan pelaku WNA yang melakukan
internasional ?
1. Maksud
2. Tujuan
ini adalah:
perkara agar tidak terjadi putusan lepas dari segala tuntutan hukum.
6
b. Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk dinyatakan lulus
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Oleh sebab itu setiap perbuatan yang dilarang oleh undang-undang harus
dihindari dan arang siapa melanggarnya maka akan dikenakan pidana. Jadi
peristiwa pidana yang sering juga ia sebut delik, karena peristiwa itu
1
P.A.F. Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Citra Adityta Bakti,
Bandung. 1996. hlm. 7
2
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Bina Aksara, Jakarta, 2005, hlm.20.
20
8
Menurut Vos, tindak pidana adalah salah kelakuan yang diancam oleh
menurut Chairul Chuda bahwa dilihat dari istilahnya, hanya sifat-sifat dari
orang yang melakukan tindak pidana tersebut menjadi bagian dari persoalan
bertanggungjawab5.
bagian, yaitu:
3
Tri Andrisman, Hukum Pidana, Universitas Lampung, 2007, Bandar Lampung, hlm. 81
4
Rahman Syamsuddin Dan Ismail Aris, Merajut Hukum Di Indonesia, Mitra Wacana
Media, Jakarta, 2014, Hlm. 193
5
Tri Andrisman, Hukum Pidana, Universitas Lampung, Bandar Lampung,2007, hlm. 81.
9
perbuatan yang menyebabkan suatu akibat tertentu, tanpa
dan objektif. Unsur-unsur subjektif adalah unsur-unsur yang melekat pada diri
Sedangkan yang dimaksud unsur objektif itu adalah unsur-unsur yang ada
harus dilakukan7.
6
Wiryono Prodjodikoro, Tindakan-Tindakan pidana Tertentu di Indonesia, Bandung:
Erosco, hlm. 55-57.
7
P.A.F Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Sinar Baru, Bandung, 1990,
hlm. 184.
10
c. Macam-macam maksud atau oogmerk seperti yang terdapat misalnya
340 KUHP.
e. Perasaan takut atau vress seperti yang antara lain terdapat dalam
b. Kualitas si pelaku.
adalah seorang manusia sebagai oknum. Ini mudah terlihat pada perumusan-
berpikir sebagai syarat bagi subyek tindak pidana itu, juga terlihat pada wujud
8
Ibid., hlm. 184
9
Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia, Tresco, Jakarta, 1981,
hlm. 50.
11
Perikanan adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan
delik kejahatan diatur dalam Pasal 84, Pasal 85, Pasal 86, Pasal 88, Pasal
91, Pasal 92, dan Pasal 94, serta Pasal 100A dan Pasal 100B, sedangkan
yang termasuk delik pelanggaran diatur dalam Pasal 87, Pasal 89, Pasal 90,
Pasal 95, Pasal 96, Pasal 97, Pasal 98, Pasal 99, Pasal 100 dan Pasal 100C.
daya ikan/lingkungan
12
f. Tindak pidana yang menyangkut pengelolaan perikanan yang
merugikan masyarakat.
sertifikat kesehatan.
tanpa SIUP
asing.
13
Kejahatan pencurian ikan dapat dikategorikan dalam tiga kelompok: (1)
wilayah atau ZEE suatu negara, atau tidak memiliki ijin dari negara tersebut;
ZEE suatu negara yang tidak mematuhi aturan yang berlaku di negara
perairan wilayah atau ZEE suatu negara yang tidak dilaporkan baik
dalam IUU fishing menurut Kevin Bray pada dasarnya adalah poaching atau
penangkapan ikan oleh negara lain tanpa ijin dari negara yang bersangkutan,
atau dengan kata lain, pencurian ikan oleh pihak asing alias illegal fishing
“Bagian perairan laut yang terletak di luar dan berbatasan dengan laut
teritorial selebar 200(dua ratus mill) laut diukur dari garis pangkal darimana
lebar laut teritorial diukur.”6 Dan definisi umum ini dapat ditarik beberapa
a. Letak zona ekonomi eksklusif ini secara geografis adalah di luar laut
14
berjauhan dengan laut teritorial, melainkan berdampingan dengan
laut teritorial, ini berarti keduanya dibedakan oleh suatu garis batas.
Garis batas ini ditinjau dari laut teritorial yang merupakan garis atau
c. Lebar dari zona ekonomi eksklusif tersebut adalah 200 mill laut.
e. Oleh karena itu baik laut teritorial maupun zona ekonomi eksklusif
samasama diukur dari garis pangkal, maka praktis lebar dari zona
ekonomi eksklusif adalah (200-12) mil laut, yakni sebesar 118 mill
laut hal ini disebabkan karena laut sebesar 12 mill laut dari garis
pangkal sudah merupakan laut teritorial yang merupakan wilayah
negara pantai dan tunduk pada kedaulatan negara pantai itu sendiri.
f. Zona Ekonomi Eksklusif dengan demikian bukanlah merupakan
bagian wilayah negara pantai dan, oleh karena itu, tidak tunduk pada
kedaulatan negara pantai. Negara pantai hanya memiliki hak-hak
berdaulat dan yuridiksi yang sifatnya eksklusif pada zona ekonomi
eksklusifnya.
Pasal 55 konvensi menegaskan bahwa zona ekonomi eksklusif
sebagai daerah perairan laut yang terletak di luar dan berdampingan
15
dengan laut teritorial, tunduk pada rezim hukum khusus. Yang
ditetapkan dalam bab ini berdasarkan mana hak-hak dan yuridiksi
negara pantai. Hak – hak, serta kebebasan-kebebasan negara lain,
diatur oleh ketentuan-ketentuan yang relevan dari konvensi ini. Rezim
hukum khusus ini tampak dalam kekhususan dari hukum yang berlaku
di pada zona ekonomi eksklusif tersebut sebagai suatu keterpaduan
yang meliputi
nasional.
16
Dua hal yang penting yang berkaitan dengan wilayah kedaulatan dan
penting dari Deklarasi Djuanda 1957 dalam Pasal yang sama, yang berbunyi:
pula dibuat daftar titik- titik koordinat geografis yang secara jelas memerinci
datum geodetiknya. Peta atau daftar koordinat geografis tersebut lebih lanjut
17
lebih satu dekade sebelum UNCLOS 1982 mulai berlaku, Indonesia telah
11
Etty.R.Agoes,”Beberapa ketentuan Konvensi PBB Tentang Hukum Laut 1982 yang
berkaitan dengan Hukum Maritim,” Fakultas Hukum UNPAD, hlm 9-11
18
1. Perairan Kepulauan pada sisi dalam dari garis-garis pangkal
kepulauannya;
Eksklusif Indonesia.
19
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.04/ 2007 tentang
bahwa impor hasil laut yang ditangkap dan diambil dengan sarana
20
penuntutan hingga pelaksanaan putusan pidana yang telah mempunyai
secara rasional, memenuhi rasa keadilan dan berdaya guna. Dalam rangka
non hukum pidana, yang dapat diintegrasikan satu dengan yang lainnya.
dan situasi pada suatu waktu dan untuk masa-masa yang akan datang 13.
21
bagian dari jurisdiksi negara. Jurisdiksi dimaksud meliputi dan mempunyai
yang berlaku
Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang KUHAP dimana setiap bentuk tindak
pidana yang terjadi ditangani melalui tahapan Pre Adjukasi: pada tahapan ini
Lembaga atau Instansi Penegak Hukum yang terlibat secara langsung yaitu
penyidik (Polisi, Angkatan Laut, dan Penyidik PNS) serta Jaksa (Kejaksaan).
15
M.John, dkk., Perlindungan Terhadap Tuna Sirip Biru Selatan (Southern Bluefin Tuna) Dari
Illegal Fishing Dalam ZEEI di Samudera Hindia, Jurnal Mahkamah Vol. 19 No. 1, April 2007,
hlm. 86.
22
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi
Sumberdaya Ikan
perikanan
sangat penting untuk dikaji, karena fokus kajian teori ini pada perlindungan
pada teori ini, yaitu masyarakat yang berada pada posisi yang lemah, baik
secara ekonomis maupun lemah dari aspek yuridis. Pada dasarnya, teori
23
manusia, adalah suatu tuntutan yang dilindungi dan dipenuhi manusia dalam
bidang hukum16.
Dalam konteks hukum pidana Indonesia, hal ini secara eksplisit tertuang
umumnya yang dianut oleh semua negara didunia adalah asas territorial.
suatu negara berlaku bagi semua orang yang melakukan perbuatan pidana
18
di negara tersebut, baik oleh warga negaranya sendiri maupun warga
negara asing.
16
Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum pada Penelitian Tesis dan
Disertasi, (Depok : RajaGrafindo, 2013), hlm. 259
17
Soetjipto Rahardjo, Permasalahan Hukum di Indonesia, (Bandung : Alumni, 1983), hlm. 121.
18
Moeljatno, Asas - Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, 2009, Hal. 38
24
Dalam penerapannya, asas teritorial tidak berlaku mutlak karena masih
Tindak pidana dibidang perikanan oleh warga negara asing telah diatur di
yaitu pidana penjara dan pidana denda. Akan tetapi ketentuan mengenai
Ekslusif Indonesia (ZEEI), hal ini di atur dalam Pasal 102 Undang-Undang
25
dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b, kecuali telah ada perjanjian antara
bersangkutan”.
a. Perairan Indonesia;
b. ZEEI; dan
c. Sungai, danau, waduk, rawa, dan genangan air lainnya yang dapat
Republik Indonesia.
UNCLOS 1982 pada Pasal 62 juga telah diatur ketentuan sebagai berikut:
Warga Negara lain yang menangkap ikan di zona ekonomi eksklusif harus
termasuk pembayaran bea dan pungutan bentuk lain, yang dalam hal
industri perikanan;
26
b. penetapan jenis ikan yang boleh ditangkap, dan menentukan kuota
kelompok persediaan jenis ikan suatu jangka waktu tertentu atau jumlah
waktu tertentu;
d. penentuan umum dan ukuran ikan dan jenis lain yagn boleh ditangkap;
pantai;
27
j. persyaratan untuk latihan pesonil dan pengalihan teknologi perikanan,
perikanan;
BAB III
PEMBAHASAN
A. KASUS POSISI
Pada hari Senin tanggal 20 April 2020 sekira pukul 06.43 Wibterdakwa
28
di Wilayah Perairan WPP NRI ZEEI Laut Natuna Utara yang merupakan
membentuk lingkaran maka segera ditarik tali kerut untuk menutup bagian
bawah atau kantong jaring. Pada saat itu hanya satu lampu saja yang
kegiatan pengoperasian alat tangkap bouke ami atau jarring cumi tersebut
merupakan Anggota Tim Pemeriksa pada KP. ORCA 03 naik ke atas KM.
29
diatas kapal diketahui bahwa kapal tersebut telah melakukan kegiatan
memiliki SIUP (Surat Izin Usaha Perikanan), selain itu ditemukan alat
tangkap ikan jenis jaring cumi dan cumi – cumi didalam palka KM. BD
1. ANALISA FAKTA
TS merupakan kapal penangkap ikan asing, pada hari Senin tanggal 20 April
2020 sekira pukul 06.57 Wib atau setidak-tidaknya dalam bulan April tahun
2020, bertempat di Wilayah Perairan WPP NRI ZEEI Laut Natuna Utara pada
30
Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang
Perikanan.
Perikanan.
Tahun 2004 Tentang Perikanan Jo Pasal 5 ayat (1) huruf b Jo Pasal 102
Perikanan, Diputus majelis hakim sesuai dengan pasal yang dituntut oleh
dalam hal ini apabila pidana denda tersebut tidak dibayarkan maka diganti
31
2. ANALISA YURIDIS
Selain itu Indonesia juga telah meratifikasi Konvensi Hukum Laut 1982
Konvensi Hukum Laut 1982. Hal yang menarik yaitu adanya perbedaan
putusan mengenai pidana denda di wilayah ZEEI. Ada putusan yang hanya
kurungan pengganti denda. Hal ini tentunya terkait dengan pasal 102 UU
diterapkan terhadap para warga negara asing sebagai pelaku illegal fishing di
38 wilayah ZEE Indonesia, Pasal 73 ayat (3) dalam UNCLOS dan Pasal 102
32
UU Perikanan tidak akan bertentangan dengan penerapan pidana kurungan
Jerman, Pasal, 13 angka1 KUHP Perancis dan Pasal 9 Ayat (1) huruf a
Zona Ekonomi Eksklusif adalah wilayah laut yang diberikan kepada Negara
Pantai dengan hak untuk mengelola sumber daya alam yang ada didalamnya
33
kebijakan hukumnya namun tidak secara penuh karena merupakan laut
internasional yang bukan milik negara pantai secara penuh dan harus tetap
34