Studi Al-Qur'ān Kandungan Al-Qur'ān
Studi Al-Qur'ān Kandungan Al-Qur'ān
Pendahuluan
Agama Islam adalah way of life yang menjamin kebahagiaan hidup
pemeluknya di dunia dan di akhirat. Ia mempunyai satu sendi utama yang
esensial, yaitu al-Qur’ān. al-Qur’ān adalah kalam Allāh yang diturunkan Allah
swt. Berupa mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Dan ditulis
di mushaf (lembaran) serta diriwayatkan secara mutawatir dimana membacanya
termasuk ibadah.1
al-Qur’ān adalah sumber hukum dalam Islam. Ia berfungsi sebagai
pemberi petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya. Allah berfirman: Sesungguhnya
al-Qur’ān ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih sebaik-baiknya.2.
Oleh karena itu, hingga kini, al-Qur’ān tetap dijadikan pegangan hidup.
Allah menyebut al-Qur’ān sebagai hudan, petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa.3 Sebagai hudan, al-Qur’ān berisi petunjuk-petunjuk yang bersifat global
dan komprehensif terkait dengan persoalan hidup manusia, baik itu urusan
manusia dengan Allah, manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan
sesamanya, dan manusia dengan lingkungannya. al-Qur’ān memberikan petunjuk
dalam persoalan-persoalan aqidah, syari’ah, dan akhlaq, dengan jalan meletakkan
dasar-dasar prinsipil mengenai persoalan-persoalan tersebut.
al-Qur’ān secara bentuk dapat diklasifikasikan dalam tiga puluh juz
(bagian) yang kurang lebih sama panjang, seratus empat belas surat yang tidak
1
Definisi al-Qur’ān oleh Dr. Subhi Ash-Shalih dalam buku Emsoe Abdurrahman dan Apriyanto
Ranoedarsono. The Amazing Stories of al-Qur’ān, sejarah yang harus dibaca, (Bandung:
Salamadani, 2009) 1-2.
2
al-Qur’ān, 19 (al-Maryam): 9.
3
Lihat al-Qur’ān, 2 (al-Baqarah): 2.
1
2
sama panjang pendeknya, dan enam ribu lebih ayat al-Qur’ān4, apa yang
sebenarnya terkandung di dalamnya?
Metode Penyajian Kandungan al-Qur’ān
Banyak cara yang ditempuh pakar al-Qur’ān untuk mengambil dan
menyajikan kandungan dan pesan-pesan al-Qur’ān. Secara umum al-Qur’ān
disajikan sesuai urutan ayat-ayat sebagaimana termaktub dalam mushaf, misalnya
dari ayat pertama surat al-Fatikhah hingga ayat terakhir kemudian beralih ke ayat
pertama surat kedua (al-Baqarah) hingga berakhir, dan demikian selanjutnya.
Fazlur Rahman, menyatakan adanya bahwa ayat-ayat yang terlebih dahulu
diturunkan mengandung ‘momen psikologis’ yang dalam dan kuat luar biasa,
serta memiliki sifat-sifat seperti ledakan-ledakan vulkanis yang singkat dan kuat. 5
Sejalan dengan pernyataan tersebut, Dr. Quraish Shihab mencoba menyajikan
kandungan al-Qur’ān berdasarkan sejarah turunnya untuk menjelaskan
kandungan/tujuan pokok al-Qur’ān dengan lebih jelas.6
Sehingga dapat disimpulkan, setidaknya terdapat dua cara yang dipakai
para sarjana al-Qur’ān untuk melihat kandungan kitab suci tersebut. Pertama,
menyajikan kandungan al-Qur’ān berdasarkan periode sejarah turunnya. Kedua,
dengan melihat langsung teks al-Qur’ān tanpa mempertimbangkan kronologi
turunnya wahyu.
4
Terkait jumlah ayat al-Qur’ān, ada perbedaan dikalangan ulama. Menurut perhitungan ulama
kufah, Abu Abdurrahman as-Salmi, al-Qur’ān terdiri dari 6.236 ayat. Sedangkan menurut
Muhammad as-Suyuti, al-Qur’ān terdiri dari 6.000 ayat lebih. Al-Alusi menyebutkan bahwa
jumlah ayat al-Qur’ān adalah 6.616 ayat. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan pandangan
tentang kalimah basmalah pada awal surah dan fawatikh as-suwar atau kapat-kata pembuka surah,
seperti Yāsīn, Alif Lam Mīm, dan Hā Mīm. Ada yang menggolongkan kata-kata pembuka tersebut
sebagai sebuah ayat dan ada pula yang tidak. Jadi, perbedaan dalam menentukan jumlah ayat al-
Qur’ān disini bukan karena perbedaan isi al-Qur’ān, melainkan karena adanya perbedaan dalam
cara menghitung.
5
Lihat Fazlur Rahman, Islam -terj. Ahsin Mohammad, (Bandung: Pustaka, 1984) 31.
6
Lihat M. Quraish Shihab. Membumikan al-Qur’ān: fungsi dan peran wahyu dalam kehidupan
masyarakat, (Bandung: Mizan, 1994) 35.
3
7
Kenyataannya kemudian tidak semua yang turun di Mekkah adalah ayat makkiyyah, dan yang
turun di Madinah ayat madaniyah. Ada tiga pendapat tentang hal ini. Pertama, dari segi waktu:
makkiyah adalah yang diturunkan sebelum hijrah, sekalipun tidak di Mekkah; dan madaniyah
setelah hijrah meski bukan di Madinah. Kedua, dari segi tempat turun: makkiyyah turun di Mekkah
dan sekitarnya (Mina, Arafah, Hudaibiyah, dll.); dan madaniyah turun di Madinah dan sekitarnya
(Uhud, Quba, Sil’, dll.). Ketiga, dari segi sasaran: makkiyyah ditujukan kepada penduduk Mekkah
dengan panggilan al-nas (ya ayyuha al-nas); dan madaniyah ditujukan pada penduduk Madinah
(ya ayyuha al-lazina amanu). Lihat Manna‘ Khalil al-Qattan. Mabāhith fī ‘Ulum al-Qur’ān (Kairo:
Maktabah Wahabiyah, 1995) 48-58.
8
M. Quraish Shihab. Membumikan al-Qur’ān: fungsi dan peran wahyu dalam kehidupan
masyarakat, (Bandung: Mizan, 1994) 35.
9
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. QS.
Al-‘Alaq ayat 1-5.
10
al-Qur’ān, 74 (al-Muddaththir): 1-2.
4
11
al-Qur’ān, 73 (al-Muzzammil): 1-4.
12
al-Qur’ān, 73 (al-Muzzammil): 5.
5
c. Kisah-kisah para nabi dan umat terdahulu banyak diceritakan dalam ayat-yat
makkiyyah, sebagai pelajaran bagi umat Islam (awal); sedangkan ayat-ayat
madaniyyah banyak menyeru kalangan ahli kitab dan mengajak mereka untuk
memeluk Islam berikut penjelasan mengenai penyimpangan-penyimpangan
yang mereka lakukan terhadap kitab-kitab Allah terdahulu.
Qur’ān dalam lima wawasan pokok untuk menjawab pelbagai persoalan ummat.
Masing-masing pokok bahasan dibagi lagi menjadi sub-sub bahasan.15
Secara garis besar, pokok bahasan yang terkandung dalam ayat-ayat al-
Qur’ān dapat dibagi dalam tiga bagian. Pertama, petunjuk tentang hal-hal yang
berhubungan dengan kepercayaan atau iman, seperti iman kepada Allah, malaikat,
Nabi dan Rasul, Kitab-kitab yang diturunkan, hari kiamat dan adanya qad}a’ dan
qadar. Kedua, petunjuk tentang hal-hal yang berhubungan dengan urusan anggota
lahir, atau yang berkenaan dengan ibadat persembahan bagi tubuh kasar manusia,
perintah dan larangan dan segala urusan yang mengenai hukum halal, haram, dan
sebagainya. Atau segala hal yang berhubungan dengan Islam. Ketiga, petunjuk
tentang hal-hal yang berhubungan dengan batin, hati dan jiwa, kebaikan budi
pekerti dan segala sesuatu yang mengenai urusan kesopanan, atau semua hal yang
berhubungan dengan ihsan. Dengan kata lain, al-Qur’ān mengandung semua
petunjuk bagi seluruh manusia ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat.16
Kandungan al-Qur’ān
Dari pelbagai uraian diatas, baik secara historis (diakronis), atau sinkronis
dapat diperinci bahwa al-Qur’ān mengandung tema-tema khusus yang akan
mengungkap banyak hal dari kehidupan manusia, yaitu:
15
Lihat sekapur sirih buku M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’ān: Tafsir maudhu’i atas
pelbagai persoalan ummat,(Bandung: Mizan, 1998) xi-xv.
16
Lihat KH. Moenawar Kholil, al-Qur’ān dari masa ke masa, (Solo: Ramadhani, 1985) 75.
8
2. Pokok-pokok Ibadah
Ibadah adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa. Dari
pengertian fuqahā’ ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau
dikerjakan untuk mendapatkan ridha dari Allah swt. Bentuk ibadah dasar
dalam ajaran agama Islam yakni seperti yang tercantum dalam lima butir
rukum Islam. Mengucapkan dua kalimah syahadat, shalat lima waktu,
membayar zakat, puasa di bulan suci ramadhan dan beribadah haji bagi yang
telah mampu menjalankannya. Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.
dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan
mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-
apa yang kamu kerjakan.19
17
al-Qur’ān 4 (al-Nisā’): 136.
18
al-Qur’ān 87 (al-A’lā): 1-3.
19
al-Qur’ān 2 (al-Baqarah): 110.
9
4. Hukum-Hukum (al-Syari’ah)
Hukum yang ada di al-Qur’ān adalah memberi suruhan atau perintah
kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan
hukuman hukum pada sesama manusia yang terbukti bersalah. Hukum dalam
Islam berdasarkan al-Qur’ān ada beberapa jenis atau macam seperti jinayat,
mu’amalat, munakahat, faraidh dan jihad.
Kesimpulan
Setelah pengklasifikasian kandungan al-Qur’ān menurut sejarah dan juga
secara tematis, dipenghujung makalah ini disimpulkan adanya beberapa tema
pokok yang terkandung dalam al-Qur’ān, yaitu : Aqidah atau pokok-pokok
Keimanan, Pokok-pokok Ibadah, Moral kemanusiaan (al-Akhlāq al-Karīmah),
Hukum-Hukum (al-Syari‘ah), Janji dan Ancaman/Harapan dan Peringatan,
Sejarah manusia dan kisah-kisah, serta dorongan untuk berfikir atau sumber
berbagai Ilmu pengetahuan. Semuanya adalah panduan untuk mencapai kehidupan
di dunia dan di akhirat.
DAFTAR PUSTAKA
al-Qur’ān al-Karīm
21
al-Qur’ān 6 (al-’An‘ām): 88.
22
al-Qur’ān 2 (al-Baqarah): 2.
11