RANCANGAN
PERATURAN MENTERI
DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2021
TENTANG
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2022
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI TENTANG PRIORITAS
PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2022.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Desa adalah Desa dan Desa adat atau yang disebut dengan
nama lain yang selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan
-4-
Pasal 2
Peraturan Menteri ini mengatur:
a. Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2022; dan
b. pedoman umum pelaksanaan penggunaan Dana Desa Tahun
2022.
-7-
Pasal 3
(1) Pengaturan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2022
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a untuk
memberi acuan bagi:
a. Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah provinsi, dan
Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dan Pemerintah
Desa dalam melaksanakan kebijakan nasional
stabilisasi keuangan negara dalam rangka menghadapi
ancaman yang membahayakan sistem perekonomian
nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan;
b. Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah provinsi, dan
Pemerintah Daerah kabupaten/kota dalam
pemantauan, evaluasi, pendampingan masyarakat
Desa, pembinaan, dan fasilitasi Prioritas Penggunaan
Dana Desa;
c. Pemerintah Daerah kabupaten/kota dan Pemerintah
Desa dalam memfasilitasi penyelenggaraan
Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan
Kewenangan Lokal Berskala Desa serta monitoring dan
evaluasi status perkembangan Desa; dan
d. Pemerintah Desa dalam menetapkan Prioritas
Penggunaan Dana Desa dalam kegiatan perencanaan
pembangunan Desa.
(2) Prioritas Penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disusun berdasarkan prinsip:
a. kemanusiaan;
b. keadilan;
c. kebhinekaan;
d. keseimbangan alam; dan
e. kebijakan strategis nasional berbasis kewenangan
Desa.
(3) Pengaturan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2022
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Prioritas Penggunaan Dana Desa;
b. penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa;
c. publikasi dan pelaporan; dan
d. pembinaan.
-8-
Pasal 4
(1) Pedoman umum pelaksanaan penggunaan Dana Desa
Tahun 2022 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b
dimaksudkan untuk memberikan arahan dalam
pelaksanaan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2022.
(2) Pedoman umum pelaksanaan penggunaan Dana Desa
Tahun 2022 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
BAB II
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA
Pasal 5
(1) Prioritas Penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (3) huruf a diatur dan diurus oleh Desa
berdasarkan kewenangan Desa.
(2) Prioritas Penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diarahkan untuk program dan/atau kegiatan
percepatan pencapaian SDGs Desa melalui:
a. pemulihan ekonomi nasional sesuai kewenangan Desa;
b. program prioritas nasional sesuai kewenangan Desa;
dan
c. mitigasi dan penanganan bencana alam dan nonalam
sesuai kewenangan Desa.
Pasal 6
(1) Penggunaan Dana Desa untuk pemulihan ekonomi nasional
sesuai kewenangan Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (2) huruf a diprioritaskan untuk pencapaian
SDGs Desa:
a. penanggulangan kemiskinan, untuk mewujudkan Desa
tanpa kemiskinan;
b. pembentukan, pengembangan, dan peningkatan
kapasitas pengelolaan badan usaha milik Desa/badan
usaha milik Desa bersama untuk pertumbuhan
ekonomi Desa merata; dan
-9-
BAB III
PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA
Pasal 7
(1) Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 6 dibahas dan disepakati
dalam Musyawarah Desa penyusunan RKP Desa.
(2) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menghasilkan kesepakatan mengenai Prioritas Penggunaan
Dana Desa yang dituangkan dalam berita acara.
(3) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi
pedoman Pemerintah Desa dalam penyusunan Peraturan
Desa yang mengatur mengenai RKP Desa.
(4) Dalam penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
mengikuti tahapan perencanaan pembangunan Desa sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai pedoman umum pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat Desa.
Pasal 8
(1) Pelaksanaan program dan/atau kegiatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dilakukan melalui
swakelola dengan mendayagunakan sumber daya lokal
Desa.
(2) Swakelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diutamakan
menggunakan pola Padat Karya Tunai Desa.
(3) Pendanaan Padat Karya Tunai Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dialokasikan untuk upah pekerja paling sedikit
50% (lima puluh persen) dari dana kegiatan Padat Karya
Tunai Desa.
(4) Dana Desa yang digunakan untuk mendanai pengembangan
kapasitas masyarakat dilakukan melalui swakelola oleh
Desa atau badan kerja sama antar-Desa.
(5) Swakelola oleh badan kerja sama antar-Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
- 11 -
Pasal 9
(1) Pelaksanaan program dan/atau kegiatan melalui swakelola
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dapat
dilakukan dengan cara kerja sama antar desa dan/atau
kerja sama desa dengan pihak ketiga dilaksanakan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Dalam hal dibutuhkan adanya kerja sama antara desa
dengan kelurahan untuk melaksanakan program dan/atau
kegiatan melalui swakelola sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 10
(1) Masyarakat Desa berpartisipasi dalam penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa.
(2) Partisipasi masyarakat Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dengan cara:
a. terlibat aktif dalam setiap tahapan penyusunan
Prioritas Penggunaan Dana Desa;
b. menyampaikan usulan program dan/atau kegiatan;
c. memastikan prioritas penggunaan Dana Desa
ditetapkan dalam dokumen RKP Desa dan APB Desa;
dan
d. ikut serta mensosialisasikan Prioritas Penggunaan
Dana Desa.
(3) Pemerintah Desa berkewajiban untuk melibatkan
masyarakat dalam penetapan Prioritas Penggunaan Dana
Desa.
Pasal 11
(1) Prioritas Penggunaan Dana Desa menjadi bagian dari RKP
Desa.
(2) Prioritas Penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disusun berdasarkan:
a. hasil pendataan SDGs Desa oleh Desa;
b. data yang disediakan oleh Kementerian; dan
c. aspirasi masyarakat Desa.
- 12 -
BAB IV
PUBLIKASI DAN PELAPORAN
Bagian Kesatu
Publikasi
Pasal 12
(1) Pemerintah Desa wajib mempublikasikan penetapan
Prioritas Penggunaan Dana Desa.
(2) Publikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. hasil Musyawarah Desa; dan
b. data Desa, peta potensi dan sumber daya
pembangunan, dokumen RPJM Desa, dokumen RKP
Desa, Prioritas Penggunaan Dana Desa, dan dokumen
APB Desa
(3) Publikasi APB Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b paling sedikit memuat nama kegiatan, lokasi
kegiatan, dan besaran anggaran.
Pasal 13
(1) Publikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dilakukan
di ruang publik yang mudah diakses oleh masyarakat Desa.
(2) Publikasi penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa
dilakukan secara swakelola dan partisipatif.
(3) Dalam hal Pemerintah Desa tidak mempublikasikan
penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa di ruang publik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) badan
permusyawaratan Desa menyampaikan teguran lisan
dan/atau tertulis.
- 13 -
Bagian kedua
Pelaporan
Pasal 14
(1) Kepala Desa menyampaikan laporan penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa kepada Menteri melalui
Kementerian.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
disampaikan dalam bentuk dokumen digital menggunakan
sistem informasi Desa yang disediakan oleh Kementerian.
(3) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan paling lama 1 (satu) bulan setelah RKP Desa
ditetapkan.
BAB V
PEMBINAAN
Pasal 15
(1) Menteri melakukan pembinaan melalui sosialisasi,
pemantauan, dan evaluasi Prioritas Penggunaan Dana Desa
secara nasional dengan menggunakan aplikasi digital sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Gubernur dan bupati/wali kota melakukan pembinaan
melalui sosialisasi, pemantauan, dan evaluasi Prioritas
Penggunaan Dana Desa secara berjenjang.
(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
dilimpahkan kepada Perangkat Daerah dan/atau camat.
(4) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
dibantu oleh Tenaga Pendamping Profesional dan pihak
ketiga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
- 14 -
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 16
Dalam hal terdapat arahan kebijakan Pemerintah, Prioritas
Penggunaan Dana Desa dilaksanakan oleh Desa sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 17
Tata kelola keuangan pelaksanaan Prioritas Penggunaan Dana
Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan
yang mengatur mengenai pengelolaan keuangan Desa.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
- 15 -
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 16 Agustus 2021
MENTERI DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,
DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 24 Agustus 2021
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BENNY RIYANTO
Teguh
- 16 -
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI DESA,
DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2021
TENTANG
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA
TAHUN 2022
PEDOMAN UMUM
PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah menimbulkan korban jiwa,
dan kerugian material yang semakin besar, sehingga berimplikasi pada aspek
sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. Penggunaan Dana Desa
Tahun 2021 telah diprioritaskan untuk penanganan COVID-19. Kegiatannya
berupa Desa tanggap Covid 19, Padat Karya Tunai Desa, dan Bantuan
Langsung Tunai Dana Desa. Selanjutnya, untuk memperkuat adaptasi
kebiasaan baru dan pemulihan ekonomi di Desa, penggunaan Dana Desa
Tahun 2021 juga difokuskan untuk membiayai Desa Aman COVID-19 dan
Padat Karya Tunai Desa (PKTD) untuk pemberdayaan ekonomi Desa melalui
badan usaha milik desa.
Penggunaan Dana Desa Tahun 2022 tetap diarahkan pada jaring
pengaman sosial, Desa Aman COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional
yang mencakup sektor strategis nasional. Sektor strategis nasional antara
lain meliputi komunikasi, pariwisata, pencegahan stunting, Desa inklusif,
dan mitigasi dan penanganan bencana.
B. Tujuan
1. Memberikan arah Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2022 untuk
pemulihan ekonomi nasional, program prioritas nasional, dan mitigasi
dan penanganan bencana alam dan nonalam untuk mendukung
pencapaian SDGs Desa.
- 17 -
C. Prinsip-Prinsip
Prioritas Penggunaan Dana Desa didasarkan pada prinsip:
1. Kemanusiaan adalah pengutamaan hak-hak dasar, harkat dan martabat
manusia;
2. Keadilan adalah pengutamaan pemenuhan hak dan kepentingan
seluruh warga Desa tanpa membeda-bedakan;
3. Kebhinekaan adalah pengakuan dan penghormatan terhadap
keanekaragaman budaya dan kearifan lokal sebagai pembentuk
kesalehan sosial berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan universal;
4. Keseimbangan alam adalah pengutamaan perawatan bumi yang lestari
untuk keberlanjutan kehidupan manusia; dan
5. Kebijakan strategis nasional berbasis kewenangan Desa sebagaimana
tertuang didalam Rencana Kerja Pemerintah tahun 2022 dengan tetap
memperhatikan kewenangan Desa.
- 18 -
BAB II
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA
A. SDGs Desa
Undang-Undang Desa memandatkan bahwa tujuan pembangunan Desa
adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup
manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan
dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi
ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara
berkelanjutan. Yang dimaksud dengan berkelanjutan adalah pembangunan
Desa untuk pemenuhan kebutuhan saat ini dilakukan tanpa mengorbankan
pemenuhan kebutuhan generasi Desa di masa depan.
Untuk mengoperasionalkan tujuan pembangunan Desa yang
dimandatkan oleh Undang-Undang Desa, maka penggunaan Dana Desa
diprioritaskan untuk mewujudkan 8 (delapan) tipologi Desa dan 18 (delapan
belas) tujuan SDGs Desa sebagai berikut:
1. Desa tanpa kemiskinan dan kelaparan
SDGs Desa 1: Desa tanpa kemiskinan; dan
SDGs Desa 2: Desa tanpa kelaparan.
2. Desa ekonomi tumbuh merata
SDGs Desa 8: pertumbuhan ekonomi Desa merata;
SDGs Desa 9: infrastruktur dan inovasi Desa sesuai kebutuhan;
SDGs Desa 10: desa tanpa kesenjangan; dan
SDGs Desa 12: konsumsi dan produksi Desa sadar lingkungan.
3. Desa peduli kesehatan
SDGs Desa 3: Desa sehat dan sejahtera;
SDGs Desa 6: Desa layak air bersih dan sanitasi; dan
SDGs Desa 11: kawasan permukiman Desa aman dan nyaman.
4. Desa peduli lingkungan
SDGs Desa 7: Desa berenergi bersih dan terbarukan;
SDGs Desa 13: Desa tanggap perubahan iklim;
SDGs Desa 14: Desa peduli lingkungan laut; dan
SDGs Desa 15: Desa peduli lingkungan darat.
5. Desa peduli pendidikan
SDGs Desa 4: pendidikan Desa berkualitas.
6. Desa ramah perempuan
SDGs Desa5: keterlibatan perempuan Desa.
- 19 -
7. Desa berjejaring
SDGs Desa 17: kemitraan untuk pembangunan Desa.
8. Desa tanggap budaya
SDGs Desa 16: Desa damai berkeadilan; dan
SDGs Desa 18: kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif.
c) anggota:
perangkat Desa;
anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
kepala dusun atau yang setara;
ketua rukun warga;
ketua rukun tetangga;
pendamping lokal Desa;
pendamping Program Keluarga Harapan (PKH);
pendamping Desa sehat;
pendamping lainya yang berdomisili di Desa;
bidan Desa;
tokoh agama;
tokoh adat;
tokoh masyarakat;
karang taruna;
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK); dan
Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD).
3) mitra:
a) bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat
(Babinkamtibmas);
b) bintara pembina Desa (Babinsa); dan
c) pendamping Desa.
4) Tugas relawan Desa aman COVID-19:
a) melakukan edukasi dan sosialisasi tentang adaptasi kebiasaan
baru di Desa untuk berdisiplin menjalankan protokol
kesehatan yaitu: memakai masker, menjaga jarak, mencuci
tangan membatasi mobilitas atau pergerakan penduduk dan
menghindari kerumunan;
b) mendata penduduk rentan sakit, seperti orang tua, balita,
serta orang yang memiliki penyakit menahun, penyakit tetap,
dan penyakit kronis lainnya, serta mendata keluarga yang
berhak mendapat manfaat atas berbagai kebijakan terkait
jaring pengamanan sosial dari Pemerintah Pusat maupun
daerah, baik yang telah maupun yang belum menerima; dan
- 26 -
BAB III
PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA
A. Kewenangan Desa
1. Prioritas Penggunaan Dana Desa dilakukan berdasarkan peraturan Desa
mengatur mengenai Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal- Usul dan
Kewenangan Lokal Berskala Desa.
2. Dalam hal Desa tidak memiliki peraturan Desa mengatur mengenai
Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal-Usul dan Kewenangan Lokal
Berskala Desa, dasar penentuan Prioritas Penggunaan Dana Desa
adalah peraturan bupati/wali kota tentang daftar Kewenangan Desa
Berdasarkan Hak Asal-Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Dalam hal tidak memiliki peraturan bupati/wali kota Kewenangan Desa
Berdasarkan Hak Asal-Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa, Desa
tetap dapat menentukan Prioritas Penggunaan Dana Desa sesuai dengan
ketentuan Peraturan Menteri ini.
B. Swakelola
1. Program dan/atau kegiatan yang dibiayai dengan Dana Desa harus
dilaksanakan secara swakelola oleh Desa sesuai ketentuan Peraturan
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor
21 Tahun 2020 tentang Pedoman Umum Pembangunan Desa dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa.
2. Desa dalam melaksanakan swakelola penggunaan Dana Desa dapat
melakukan pengadaan barang dan jasa sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan tentang pengadaan barang dan jasa di Desa.
3. Kegiatan pengembangan kapasitas masyarakat Desa yang didanai Dana
Desa dilaksanakan secara swakelola oleh Desa atau badan kerjasama
antar-Desa, dilaksanakan di Desa dan dilarang dikerjakan oleh penyedia
barang/jasa.
d. perikanan
1) pemasangan atau perawatan karamba bersama;
2) bagi hasil budidaya ikan air tawar melalui badan usaha milik
Desa dan/atau badan usaha milik Desa bersama; dan
3) membersihkan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan tempat
penjualan ikan lainnya yang dikelola badan usaha milik Desa
dan/atau badan usaha milik Desa bersama.
e. peternakan
1) membersihkan kandang ternak milik badan usaha milik Desa
dan/atau badan usaha milik Desa bersama;
2) penggemukan ternak bersama dengan sistem bagi hasil yang
dikelola badan usaha milik Desa dan/atau badan usaha milik
Desa bersama; dan
3) kerja sama badan usaha milik Desa dan/atau badan usaha
milik Desa bersama dan peternak dalam pemanfaatan kotoran
ternak untuk pupuk organik.
f. industri pengolahan dan pergudangan untuk pangan
1) perawatan gudang milik badan usaha milik Desa dan/atau
badan usaha milik Desa bersama;
2) perawatan alat penggilingan padi milik badan usaha milik Desa
dan/atau badan usaha milik Desa bersama; dan
3) penyewaan gudang secara murah yang sebagian dibayar
melalui dana Desa.
BAB IV
PUBLIKASI DAN PELAPORAN
A. Publikasi
Prioritas Penggunaan Dana Desa wajib dipublikasikan oleh Pemerintah
Desa kepada masyarakat Desa di ruang publik yang dapat diakses
masyarakat Desa yang dilakukan secara swakelola dan partisipatif dengan
melibatkan peran serta masyarakat Desa.
Sarana publikasi Prioritas Penggunaan Dana Desa dapat dilakukan
melalui:
1. baliho;
2. papan informasi Desa;
3. media elektronik;
4. media cetak;
5. media sosial;
6. website Desa;
7. selebaran (leaflet);
8. pengeras suara di ruang publik; dan
9. media lainnya sesuai dengan kondisi di Desa.
B. Pelaporan
1. Pelaporan Prioritas Penggunaan Dana Desa dapat dikelola dengan
mengggunakan aplikasi sistem informasi Desa yang disediakan oleh
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
2. Bagi Desa-Desa yang tidak memiliki akses internet sehingga tidak dapat
menggunakan aplikasi sistem informasi Desa secara online, dapat
melakukan pelaporan Prioritas Penggunaan Dana Desa secara offline
dengan difasilitasi oleh Tenaga Pendamping Profesional.
- 33 -
BAB V
PEMBINAAN
MENTERI DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA,
Salinan sesuai aslinya
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Kepala Biro Hukum ttd.
Teguh
PENGANTAR
AGUS,S.IP.,MT
Pembina Utama Muda, Gol. IV/c
Nip. 19720817 199211 1 001
i
DAFTAR ISI
HALAMAN
PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI .................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................ 1
1.2 Maksud .......................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................. 2
1.4 Sasaran ........................................................................... 3
1.5 Prinsip Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) .................. 4
BAB II PENGELOLA ALOKASI DANA DESA (ADD) ........................... 5
BAB III MEKANISME PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA .......... 6
3.1 Perencanaan ADD ............................................................ 6
3.2 Persiapan Pelaksanaan ADD ............................................ 6
3.3 Mekanisme Pencairan dan Penyaluran Dana ADD ........... 7
3.4 Penggunaan dana ADD .................................................... 9
3.5 Rincian Pengalokasian ADD ............................................. 10
3.6 Pelaksanaan ADD ............................................................ 14
3.6.1 Pola Pelaksanaan.................................................... 14
3.6.2 Pengendalian ADD .................................................. 15
3.6.3 Pertanggungjawaban .............................................. 17
BAB IV PENUTUP .......................................................................... 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Besarnya jumlah penduduk Kabupaten Kolaka yang
bertempat tinggal di desa dengan berbagai permasalahannya,
memberikan inisiatif dan inovasi bagi Pemerintah Kabupaten
Kolaka untuk mengembangkannya kearah yang lebih baik. Hal
ini salah satunya didorong oleh faktor ketertinggalan desa
dalam kaitannya dengan kualitas sumber daya manusia dan
sarana prasarana infrastruktur desa yang masih sangat
terbatas. Lebih jauh hal tersebut tidak terlepas dari
keterbatasan dana pembangunan yang dialokasikan kepada
desa.
Berlandaskan permasalahan-permasalahan tersebut, dan
sejalan dengan pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun
2014 dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa sebagaimana telah diubah yang kedua dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019, Pemerintah
Kabupaten Kolaka mengalokasikan bantuan keuangan kepada
desa dalam bentuk Alokasi Dana Desa (ADD). Kurang regulasi
tentang pengalokasian 10%
1.2. Maksud
Maksud pemberian bantuan Alokasi Dana Desa dari
Pemerintah Kabupaten kepada Pemerintah Desa adalah sebagai
stimulus untuk membiayai program-program kegiatan dalam
rangka Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Desa,
Pelaksanaan Pembangunan, Pemberdayaan Masyarakat dan
Pembinaan Kemasyaratan.
1.3. Tujuan
Tujuan pemberian bantuan Alokasi Dana Desa di Kabupaten
Kolaka dalam rangka untuk:
a. Menunjang penyelenggaraan pemerintahan desa;
2
b. Menanggulangi kemiskinan dan mengurangi kesenjangan
sosial;
c. Meningkatkan perencanaan dan penganggaran
pembangunan di tingkat desa dan pemberdayaan
masyarakat;
d. Meningkatkan pembangunan infrastruktur perdesaan;
e. Meningkatkan pengamalan nilai-nilai keagamaan, sosial
budaya dalam rangka mewujudkan peningkatan sosial;
f. Meningkatkan ketrentraman dan ketertiban;
g. Meningkatkan pelayanan publik dalam rangka
pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat;
h. Mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong
masyarakat;
i. Meningkatkan peran dan fungsi lembaga-lembaga
kemasyarakatan desa;
j. Menunjang program kegiatan pemerintah, pemerintah
propinsi dan pemerintah kabupaten.
1.4. Sasaran
Sasaran yang hendak dicapai dalam penggunaan Alokasi Dana
Desa di Kabupaten Kolaka diarahkan pada:
a. Meningkatkan kemampuan Aparatur, Lembaga dan Masyarakat
Desa dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya untuk
memfasilitasi penyelenggaraan pembangunan desa sesuai
kewenangan desa dengan pola partisipatif;
b. Meningkatnya sarana dan prasarana fisik (infrastruktur) desa;
c. Meningkatkan daya dukung kemampuan keuangan desa dalam
melaksanakan otonomi desa sesuai dengan asal usul adat
istiadat setempat.
3
1.5. Prinsip Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD)
Alokasi Dana Desa (ADD) dilaksanakan dengan prinsip
keterbukaan/transparan sebagai wujud pertanggungjawaban
kepada publik.
4
BAB II
PENGELOLA ALOKASI DANA DESA (ADD)
5
BAB III
MEKANISME PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA
6
d. Berdasarkan RKPdesa dimaksud, Kepala Desa menyusun
Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa yang akan
disampaikan kepada BPD untuk di bahas dan ditetapkan menjadi
Peraturan Desa tentang APBDesa;
e. Berdasarkan APBDesa, Kepala Desa menyusun Rencana
Penggunaan Dana (RPD) ADD dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
untuk kegiatan yang bersifat fisik.
f. Kepala Desa setiap tahun anggaran menerbitkan Keputusan
Kepala Desa tentang Tim Pengelola Kegiatan Pengadaan Barang
dan Jasa, Pemeriksa Barang/Jasa, Pengurus dan Penyimpan
Barang pada Sekretariat Desa serta Pelaksana Teknis Pengelola
Keuangan Desa (PTPKD).
7
benar, berkas permohonan pencairan dana beserta lampirannya
diteruskan kepada Inspektorat Daerah, selanjutnya diproses
pencairannya pada Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD).
f. Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) yang membidangi bantuan
keuangan desa, memberikan tanda terima penyampaian
persyaratan pencairan bantuan keuangan desa, antara lain :
- RPJM Desa;
- RKP Desa;
- APBDesa; dan
- RPD Desa;
- Dokumen Laporan sesuai ketentuan pencairan (untuk
pencairan tahap II, III dan IV)
g. Pengajuan pencairan dana ADD oleh Kepala Desa dilakukan
dalam 4 (empat) tahap dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Tahap I, persyaratan yang harus dicukupi antara lain:
a) Dokumen Laporan Pertanggungjawaban dan Realisasi
APBDes Tahun sebelumnya
b) Dokumen RPJMDes (jika terjadi revisi), RKPDes dan
APBDes yang berbasis Aplikasi SISKEUDES
c) Dokumen LPPD
d) Laporan Penyusunan Dokumen/Buku Profil Desa tahun
sebelumnya
e) Rencana Anggaran Biaya (RAB) khusus untuk kegiatan
pembangunan berikut gambar dan Analisa biaya yang
berlaku dan photo 0% (apabila ada kegiatan);
2) Tahap II, persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai
berikut:
a) Surat permohonan pencairan dana ADD Tahap II;
b) Laporan Penyerapan dan pemanfaatan dana ADD Tahap I
telah mencapai 80% (delapan puluh perseratus) dari dana
yang telah direalisasikan (ADD Tahap I).
c) Berita acara penelitian pelaksanaan kegiatan tahap I oleh
Camat.
8
d) Dokumen persyaratan lainnya yang menjadi tugas dan
fungsi Pemerintah Desa.
3) Tahap III, persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai
berikut:
a) Surat permohonan pencairan dana ADD Tahap III;
b) Laporan Penyerapan dan pemanfaatan dana ADD telah
mencapai 80% (delapan puluh perseratus) dari dana yang
telah direalisasikan.
c) Berita acara penelitian pelaksanaan kegiatan tahap II oleh
Camat.
d) Dokumen persyaratan lainnya yang menjadi tugas dan
fungsi Pemerintah Desa.
4) Tahap IV, persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai
berikut:
a) Surat permohonan pencairan dana ADD Tahap IV;
b) Laporan Penyerapan dan pemanfaatan dana ADD telah
mencapai 80% (delapan puluh perseratus) dari dana yang
telah direalisasikan.
c) Berita acara penelitian pelaksanaan kegiatan tahap III oleh
Camat.
d) Dokumen persyaratan lainnya yang menjadi tugas dan
fungsi Pemerintah Desa.
9
Selanjutnya alokasi sisa ADD setelah dikurangi untuk
penghasilan Kepala Desa dan Perangkat Desa tersebut dipergunakan
untuk Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Pelaksanaan
Pembangunan Desa Pembinaan Kemasyarakatan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa.
10
e. Belanja Operasional BPD
f. Perjalanan dinas dalam Daerah
g. Perjalanan dinas luar Daerah
h. Belanja Pengadaan/pemeliharaan Inventaris Kantor
i. Belanja surat kabar dan publikasi desa
j. Belanja rekening listrik
k. Belanja makan dan minum rapat/musyawarah desa
l. Pemeliharaan kendaraan dinas
8. Belanja Insentif BPD Rp. 36.000.000,00
a. Ketua Rp. 800.000,00 perbulan
b. Wakil Ketua Rp. 650.000,00 perbulan
c. Sekretaris Rp. 550.000,00 perbulan
d. Anggota (2 orang) masing-masing Rp. 500.000,00
perbulan
9. Pengembangan system pelayanan, administrasi dan
informasi desa
a. Pembuatan papan data dan monografi desa
b. Penyusunan penataan ruang dan batas desa
c. Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa
- Pelatihan Awal Masa Jabatan Kapala Desa bagi Desa
yang telah melaksanakan Pemilihan Kepala Desa
Tahun 2022 sebesar Rp. 15.000.000,-
- Pelatihan Sipades bagi 23 Desa yang belum mengikuti
pelatihan sebesar Rp. 6.000.000,-
- Pelatihan Penyusunan Perundang-undangan (BPD
bersama Pemerintah Desa) sebesar Rp. 6.000.000,-
10. Belanja Operasional Pemilihan Kepala Desa, bagi desa yang
akan menyelenggarakan Tahapan Pemilihan Kepala Desa
dan Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu.
11. Kegiatan Penyelenggaraan Pemerintah Desa lainnya yang
dianggap penting sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
11
‘2. Pembangunan Desa
a. Pembangunan Ruang Terbuka Hijau
b. Pengadaan Lampu Penerangan Desa
c. Pembangunan / Rehabilitasi Sarana Pemerintahan
d. Program kegiatan lainnya yang sesuai dengan kondisi
desa dan telah diputuskan dalam musyawarah
3. Pembinaan Kemasyarakatan
1. Operasional TP PKK Sebesar Rp. 15.000.000,00
pertahun
2. Insentif tenaga para medis gemari Rp. 1.100.00,00 /
bulan
3. Insentif tenaga pendamping desa gemari Rp.
350.000,00/ orang / bulan
4. Insentif Pemuka adat Rp. 350.000,00 / orang / bulan
5. Peningkatan pengamalan kehidupan beragama :
a) Insentif Imam Desa Rp. 700.000,00 perbulan
b) Insentif Imam mesjid dusun Rp. 500.000,00 perbulan
c) Pinandita Rp. 600.000,00 perbulan
d) Pendeta Rp. 600.000,00 perbulan
e) Pemangku Rp. 500.000,00 perbulan
6. Pembinaan lembaga kemasyarakatan antara lain :
a) Operasional pembinaan lembaga kemasyarakatan
yang dipergunakan untuk membiayai :
1. Pembinaan pemuda dan karung taruna
2. Pembinaan majelis taklim
3. Pelaksanaan MTQ maksimal 15.000.000,-/Tahun
4. Pelaksanaan hari-hari besar keagamaan
5. Pelaksanaan hari besar kenegaraan
b) Insentif LPM Rp. 18.000,00 pertahun dengan rincian
:
1. Insentif Ketua Rp. 600.000,00 perbulan
2. Insentif Sekretaris Rp. 500.000,00 perbulan
3. Insentif Anggota Rp. 400.000,00 perbulan
12
c) Insentif Linmas dan pengamanan desa
Rp. 26.400.000,00 pertahun dengan rincian :
1. Insentif Danton Linmas Rp. 450.000,00 perbulan
2. Anggota Linmas Rp. 350.000,00 perbulan
3. Pengamanan desa (2 orang) masing-masing
Rp.350.000,00 perbulan
7. Kegiatan pembinaan kemasyarakatan lainnya yang
dianggap penting sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
4. Pemberdayaan Masyarakat Desa
a. Penyertaan modal pada BPR Bahteramas Maksimal
Rp. 10.000.000,00
b. Bantuan untuk program dan kegiatan ketahanan
pangan desa
c. Promosi dan edukasi kesehatan masyarakat serta
gerakan hidup bersih dan sehat
d. Penghijauan di jalan desa, lingkungan perkantoran
dengan pengadaan bibit, sungkup dan
pemeliharaannya
e. Pengembangan sarana prasarana rumah ibadah
maksimal Rp. 30.000.000,00
f. Program kegiatan lainnya yang sesuai dengan kondisi
desa dan telah diputuskan dalam musyawara
13
pungutan pajak (PPN atau PPh) yang harus dipungut oleh
Bendahara Desa berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
3. Pengalokasian belanja wajib memperhatikan Standar
Barang dan Harga Satuan Barang Kebutuhan yang
ditetapkan Bupati;
4. Kaur Keuangan Desa melaksanakan tugas kebendaharaan
berkewajiban untuk membukukan setiap penerimaan dan
pengeluaran keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5. Kaur Keuangan Desa melaksanakan tugas kebendaharaan
melakukan pencatatan pada Buku Kas Umum dan
menutup setiap akhir bulan dengan saldo maksimal Rp.
10.000.000,- Kas dibendahara
14
barang/jasa wajib berpedoman pada Peraturan Bupati
tentang Pengadaan Barang/Jasa di Desa;
Ketentuan yang harus dipenuhi terkait dengan
kegiatan ADD yang bersifat fisik (pembangunan
infrastruktur) harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1) Infrastruktur yang dibangun adalah infrastruktur
perdesaan harus sesuai dengan standar kualitas dan
Rencana Anggaran Biaya (RAB) serta gambar
penampang yang ditetapkan sebelumnya;
2) Masyarakat desa setempat harus mendapat prioritas
untuk turut bekerja dalam pelaksanaan kegiatan
terutama bagi penduduk miskin;
d. Bendahara Desa setiap bulan melaporkan
pertanggungjawaban penggunaan dana ADD kepada Kepala
Desa dengan melampirkan Buku Kas Umum dan Buku
Pembantu per kegiatan disertai dengan buku pajak serta
dokumen lainnya;
e. Dana ADD yang tidak dapat direalisasikan dan
dipertanggungjawabkan sampai dengan berakhirnya tahun
anggaran berjalan atau terdapat Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SILPA), wajib dilaporkan kepada Bupati melalui
Camat paling lambat tanggal 10 bulan januari tahun
anggaran berikutnya.
15
1. Pengawasan
Pola pengawasan terhadap pengelolaan ADD dilakukan
oleh:
a. Pengawasan Fungsional dilakukan oleh Inspektorat
Kabupaten Kolaka;
b. Pengawasan Teknis atau fisik dan administratif
dilakukan oleh Camat
a. Pengawasan Operasional dilakukan oleh masyarakat
melalui BPD.
Tahapan pengawasan terhadap pelaksanaan ADD dan
pengelolaan dilaksanakan antara lain:
a. Proses perencanaan penggunaan dana ADD;
b. Proses pencairan dana ADD dan penggunaannya;
c. Proses pelaksanaan kegiatan yang di danai dari dana
ADD terkait dengan jadwal, efisiensi, kelayakan
pembiayaan, dan tertib administrasi pembukuan
pengelolaan dana ADD;
Dalam hal terjadi penyimpangan atau penyalahgunaan
ADD pada tingkat desa, sedapat mungkin diselesaikan oleh
Camat dengan ketentuan:
a. Melaporkan setiap permasalahan yang ada kepada
Bupati melalui SKPD teknis;
b. Apabila hasil penelitian awal mengindikasikan adanya
penyimpangan atau penyalahgunaan ADD, maka
dilakukan pemeriksaan sesuai dengan tata cara yang
berlaku oleh Aparat Pengawas Fungsional.
2. Pelaporan
Bentuk pelaporan Alokasi Dana Desa adalah sebagai
berikut:
a. Laporan Triwulan, yakni laporan mengenai
pelaksanaan penggunaan dana ADD dibuat setiap
triwulan disampaikan kepada Bupati (Laporan berbasis
Aplikasi Siskeudes)
16
b. Laporan semester, yakni laporan mengenai
pelaksanaan penggunaan dana ADD dibuat setiap
enam bulan sekali disampaikan kepada Bupati paling
bulan Juli tahun anggaran berjalan (Laporan berbasis
Aplikasi Siskeudes)
c. Laporan akhir Realisasi ADD disampaikan kepada
Bupati paling lambat bulan Januari tahun anggaran
berikutnya.
3.6.3. Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban ADD terintegrasi dengan
pertanggung-jawaban APBDes, sehingga bentuk
pertanggungjawabannya adalah pertanggungjawaban
pelaksanaan APBDes yang berbasis Aplikasi SISKEUDES.
Penanggungjawab Operasional Pengelolaan ADD secara
keseluruhan adalah Kepala Desa. Bentuk dan tata cara
pertanggungjawaban secara administratif dilakukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
17
BAB IV
PENUTUP
Demikian Pedoman Teknis Pengelolaan Alokasi Dana Desa Tahun 2022 di
Kabupaten Kolaka, agar dipergunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
bantuan Alokasi Dana Desa (ADD).
AGUS,S.IP.,MT
Pembina Utama Muda, Gol. IV/c
Nip. 19720817 199211 1 001
18