Neo Teori
Neo Teori
BAB 1
TINJAUAN TEORI
1.1 Neonatus
1. Pengertian Neonatus
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran, berusia 0–28
hari. Bayi baru lahir (BBL) memerlukan penyesuaian fisiologis berupa maturasi,
adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin)
dan toleransi bagi BBL untuk dapat dapat hidup dengan baik (Marmi, 2012: 1).
Menurut Donna L.Wong (2003) dalam Marmi (2012: 5) bayi baru lahir
adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirnya biasanya dengan usia
gestasi 38-42 minggu. Menurut Saifuddin (2011: N-30) bayi baru lahir adalah
bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran.
pada saat bayi lahir akibat lonjakan katekolamin dan penghentian supresor
prostaglandin dan adenosin yang dihasilkan plasenta.
Kehilangan panas pada neonatus segera berdampak pada hipoglikemia,
hipoksia, dan asidosis. Dampak tersebut merupakan akibat peningkatan
kebutuhan metabolisme yang disebabkan oleh usaha bayi baru lahir untuk
membuat zona suhu yang netral. Dianjurkan pada suhu rektal dan aksila tetap
dalam rentang 36,5–37,5˚C dan suhu kulit abdomen dalam rentang 36–36,5˚C.
d. Pengaturan glukosa
Pada setiap bayi baru lahir, kadar glukosa turun selama periode waktu
yang singkat (1–2 jam setelah kelahiran). Sistem pada bayi baru lahir yang
sehat belajar untuk mengoreksi secara mandiri penurunan kadar glukosa
fisiologis. Koreksi penurunan kadar glukosa darah dapat terjadi dalam 3 cara
yaitu melalui penggunaan ASI atau susu formula, melalui penggunaan
cadangan glikogen, atau melalui pembuatan glukosa dari sumber-sumber lain,
khususnya lipid. Bayi baru lahir yang sehat menghasilkan glukosa sebanyak
4–8 mg/kg/menit sebagai respon terhadap kebutuhan (Varney, 2008: 883).
e. Perubahan pada darah
Bayi baru lahir dilahirkan dengan hematokrit/hemoglobin yang tinggi.
Konsentrasi hemoglobin normal memiliki rentang dari 13,7–20,0 g/dL.
Selama beberapa hari pertama kehidupan, nilai hemoglobin sedikit
meningkat, sedangkan volume plasma menurun. Akibat perubahan dalam
volume plasma tersebut, hematokrit, yang normalnya dalam rentang 51
hingga 56% pada saat kelahiran, meningkat dari 3 menjadi 6%. Hemoglobin
kemudian turun perlahan, tapi terus-menerus pada 7–9 minggu pertama
setelah bayi lahir. Nilai hemoglobin rata-rata untuk bayi berusia 2 bulan ialah
12,0 g/dL (Varney, 2008: 884).
f. Perubahan pada sistem gastrointestinal
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna
sumber makanan dari luar terbatas. Sebagian besar keterbatasan tersebut
membutuhkan berbagai enzim dan hormon pencernaan yang terdapat di
semua bagian saluran cerna, dari mulut sampai ke usus. Bayi baru lahir
5
dirinya sendiri pada bulan pertama kehidupan. Ginjal bayi baru lahir
menunjukkan penurunan aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi
glomerulus. Kondisi itu mudah menyebabkan retensi cairan dan intoksikasi
air. Bayi baru lahir mengekskresikan sedikit urine pada 48 jam pertama
kehidupan, sering kali hanya 30–60 ml. Seharusnya tidak terdapat protein
atau darah dalam urine bayi baru lahir (Varney, 2008: 888).
7
BAB 2
Konsep Teori Asuhan Neonatus
2.1 Pengkajian
1. Data subyektif
a. Umur
Seorang ayah yang berumur lebh dari 40 tahun mempunyai risiko
membuahi anak dengan cacat lahir. Pria yang berusia di atas 55 tahun
mempunyai risiko menjadi ayah seorang bayi sindrom down dua kali
lebih besar daripada pria yang berusia lebih muda (Curtis, 2002: xxi-
xxii).
b. Identitas bayi dan orang tua
Semua bayi baru lahir di fasilitas kesehatan harus segera
mendapatkan tanda pengenal berupa gelang yang dikenakan pada bayi
dan ibunya untuk menghindari tertukarnya bayi. Gelang pengenal berisi
identitas ibu dan ayah, tanggal, jam lahir dan jenis kelamin (Kemenkes
RI, 2011: 11).
c. Keluhan utama
Keluhan utama pada neonatus adalah bayi menangis kuat, gerak
aktif, pernafasan teratur, warna kulit kemerahan (Varney, 2008: 890).
Keluhan utama pada neonatus adalah bayi gelisah, tidak ada keinginan
untuk menghisap ASI, bayi lapar, tidak sabar untuk menghisap puting
(Manuaba, 2012: 221).
d. Riwayat antenatal
Menurut Varney (2008: 893-917) pengkajian usia gestasi penting
karena ketika dimasukkan dalam sebuah bagan dengan berat dan
panjang badan lahir, bagan tersebut menunjukkan apakah bayi Sesuai
Masa Kehamilan (SMK), Kecil Masa Kehamilan (KMK) atau Besar
Masa Kehamilan (BMK). Selain itu komplikasi selama hamil perlu
dikaji seperti perdarahan selama kehamilan dapat menyebabkan defek
plasenta, hipertensi dalam kehamilan dapat menyebabkan retardasi
pertumbuhan dan prematuritas, diabetes gestasional dapat menyebabkan
8
Tabel 2.14
Kebutuhan dasar cairan dan kalori pada neonatus
Hari kelahiran Cairan/Kg/hari Kalori/kg/hari
2) Eliminasi
Tinja yang berbentuk mekonium berwarna hijau tua yang telah
berada di saluran pencernaan sejak janin berumur 16 minggu, akan
mulai keluar dalam waktu 24 jam; pengeluaran ini akan berlangsung
sampai hari ke-2 dan ke-3. Pada hari ke-4 sampai hari ke-5 warna
tinja menjadi coklat kehijauan. Selanjutnya warna tinja akan
tergantung dari jenis susu yang diminumnya. Misalnya bayi yang
mendapat air susu ibu, tinjanya akan berwarna kuning dan lembek.
Defekasi mungkin 3–8 kali sehari. Bayi yang mendapat susu buatan
tinjanya berwarna keabu-abuan dengan bau yang sedikit menusuk
(Wiknjosastro, 2005: 256). BAK bayi normalnya mengalami 8–10
kali atau jumlah popok kotor per hari (Walsh, 2007: 378).
3) Istirahat dan tidur
Memasuki bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir
menghabiskan waktunya untuk tidur. Macam tidur bayi adalah tidur
aktif atau tidur ringan dan tidur lelap. Pada siang hari hanya 15%
waktu digunakan bayi dalam keadaan terjaga, yaitu untuk menangis,
11
2. Data Obyektif
a. Keadaan umum
Bayi yang sehat tampak kemerah-merahan, aktif, tonus otot baik,
menangis keras, minum baik, suhu 36,5˚C–37˚C (Wiknjosastro,
2005:256). Kesadaran perlu dikenali reaksi terhadap rayuan, rangsangan
sakit atau suara keras yang mengejutkan (Saifuddin, 2011: 137).
b. Tanda-tanda vital
1) Suhu
Suhu tubuh paling kurang diukur satu kali sehari. Bila suhu rektal
di bawah 36°C, bayi ini harus diletakkan di tempat yang lebih panas
misalnya di dalam inkubator yang mempunyai suhu 36°C–37°C,
dalam pangkuan ibu atau bayi dibungkus. Dapat pula dipakai lampu
yang disorotkan ke arah bayi. Disamping pemanasan harus pula
dipikirkan kemungkinan bayi menderita infeksi. Suhu rektal diukur
setiap ½ jam sampai suhu tubuh bayi di atas 36°C. Jika suhu < 36 0C
berarti tidak normal atau hipotermi. Bayi yang hipotermi menandakan
bayi infeksi (Wiknjosastro, 2007: 256).
Suhu aksila 36,5–37°C sedangkan suhu kulit 36–36,5 °C (Fraser,
2009: 710). Suhu rektal lebih tinggi 1 0C daripada suhu aksila (Walsh,
2008: 369).
2) Pernafasan
Pada pernapasan normal, perut dan dada bergerak hampir
bersamaan tanpa adanya retraksi, tanpa terdengar suara pada waktu
inspirasi dan ekspirasi. Gerak pernapasan 30–50 kali per menit
(Saifuddin, 2011: 138). Pada keadaan patologis, pernafasan cepat pada
menit-menit pertama kelahiran ± 80 kali/menit disertai pernafasan
cuping hidung, retraksi suprasternal dan interkostal serta rintihan
hanya berlangsung 10–15 menit (Wiknjosastro, 2005: 255).
13
3) Nadi
Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180/menit
yang kemudian turun sampai 140/menit–120/menit pada waktu bayi
berumur 30 menit (Wiknjosastro, 2007: 255).
Frekuensi jantung 120-160x/menit ketika istirahat (Walsh, 2007:
369). Frekuensi jantung bayi cepat sekitar 120–160 kali per menit
serta berfluktuasi selaras dengan fungsi pernafasan bayi, aktifitas atau
dalam kondisi tidur (Fraser dan Cooper, 2009: 710).
c. Antoprometri
1) Berat badan
Berat badan 3 hari pertama terjadi penurunan, hal ini normal karena
pengeluaran air kencing dan mekonium. Pada hari ke-4, berat badan
naik (Wiknjosastro, 2007: 256). Berikut disajikan tabel 2.15 mengenai
penurunan berat badan sesuai umur :
Tabel 2.15
Penurunan berat badan sesuai umur
Penurunan atau kenaikan BB yang dapat diterima
Umur
dalam bulan pertama
1 minggu Turun sampai 10%
2-4 minggu Naik setidak-tidaknya 160 gram perminggu
(setidaknya 15 gram perhari).
1 bulan Naik setidak-tidaknya 300 gram dalam bulan
pertama
Bila penimbangan dilakukan setiap hari dengan alat
Minggu Tidak ada penurunan berat badan atau kurang dari
pertama 10%
Setelah Setiap hari terjadi kenaikan pada bayi kecil
minggu setidak-tidaknya 20 gram.
pertama
Sumber : Wiknjosastro, Gulardi H, 2008. Asuhan Persalinan Normal,
Jakarta, halaman 143.
14
Tabel 2.16
Mean Berat Badan, Panjang, dan Lingkar Kepala Bayi Cukup Bulan
Usia gestasi Berat Panjang Lingkat kepala
(minggu) (gram) (cm) (cm)
38 3050 48,3 33,6
39 3225 49,0 34,0
40 3364 49,5 34,3
41 3501 50,2 34,7
42 3598 50,5 34,9
Sumber : Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume
2 Edisi 4. Jakarta, halaman 923.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Bentuk simetris, besar ukurannya 33–38 cm, sutura menutup,
caput succedanium tidak ada, sefalhematoma tidak ada, tidak ada
Craniotabe, tidak oedem, tidak ada benjolan, kepala bayi tidak
cekung maupun cembung karena hal ini menandakan kelainan
(Wiknjosastro, 2007:251). Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil:
sutura, moulase, caput succedaneum hidrosefalus, rambut meliputi:
jumlah, warna dan adanya lanugo pada bahu dan punggung
(Muslihatun, Wafi Nur, 2010: 33). Caput suksedaneum adalah suatu
pembengkakan kulit kepala karena tekanan pada saat kelahiran dan
dapat melintasi garis sutura. Sefalhematoma adalah ekstravasasi
darah di antara periosteum dan tengkorak. Sefalhematoma dapat
meningkat selama hari pertama setelah kelahiran dan kemudian
terabsorpsi secara bertahap selama beberapa minggu. Sefalhematoma
tidak menyebabkan tekanan intrakranial, tetapi bila besar dapat
menimbulkan ikterus. Menurut Wiknjosastro (2010: 20) tanda dan
gejala sefalhematoma adanya fluktuasi, adanya benjolan, biasanya
baru tampak jelas 2 jam setelah bayi lahir, adanya sefalhematoma
timbul di daerah tulang parietal berupa benjolan timbunan kalsium,
16
Salivasi tidak terdapat pada bayi normal. Bila terdapat sekret yang
berlebihan, kemungkinan ada kelainan bawaan saluran cerna.
Kelainan yang dapat dijumpai yaitu labio skisis, labio palato skisis,
labio palato genato skisis (Saifuddin, 2011: 137).
5) Telinga
Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak dihubungkan dengan
mata dan kepala serta adanya gangguan pendengaran (Muslihatun,
Wafi Nur, 2010: 33). Periksa dalam hubungan letak dengan mata dan
daun telinga (Saifuddin, 2006: N-33). Tulang kartilago telinga telah
sempurna dibentuk (Fraser dan Cooper, 2009: 709).
6) Leher
Bentuk simetris/tidak, adakah pembengkakkan dan benjolan,
kelenjar tiroid, hemangioma, tanda abnormalitas kromosom lain-lain
(Muslihatun, Wafi Nur, 2010: 33). Periksa adanya trauma leher yang
dapat menyebabkan kerusakan pada fleksus brakhialis. Adanya
lipatan kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan
adanya kemungkinan trisomi 21 (Marmi, 2012: 57-58).
7) Dada
Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernafas. Apabila tidak
simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis
diafragma atau hernia diafragma. Pernafasan yang normal dinding
dada dan abdomen bergerak secara bersamaan. Tarikan sternum atau
interkostal pada saat bernafas perlu diperhatikan. Pada bayi cukup
bulan, puting susu sudah terbentuk baik dan tampak simetris (Marmi,
2012: 58).
8) Punggung
Bayi tengkurap, raba kurvatura kolumna vertebralis, skoliosis,
pembengkakkan, spina bifida, mielomeningokel, lesung/bercak
berambut dan lain-lain (Muslihatun, Wafi Nur, 2010: 34). Melihat
adanya benjolan/tumor dan tulang punggung dengan lekukan yang
18
13) Kulit
Dalam keadaan normal, kulit berwarna kemerahan kadang-kadang
didapatkan kulit yang mengelupas ringan. Pengelupasan yang
berlebihan harus dipikirkan kemungkinan adanya kelainan. Waspada
timbulnya kulit dengan warna yang tidak rata (Cutis Marmorata),
telapak tangan, telapak kaki atau kuku yang menjadi biru, kulit
menjadi pucat atau kuning. Bercak-bercak besar biru yang sering
terdapat di sekitar bokong (Mongolian Spot) akan menghilang pada
umur 1–5 tahun (Saifuddin, 2011: 137).
e. Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan neurologis merupakan indikator integritas sistem saraf. Baik
respons yang menurun (hipo) maupun yang meningkat (hiper)
merupakan penyebab masalah (Varney, 2008: 923). Reflek yang dikaji
antara lain:
1) Refleks glabella (berkedip)
Ketuk daerah pangkal hidung secara pelan-pelan dengan
menggunakan jari telunjuk pada saat mata terbuka. Bayi akan
mengedipkan mata pada 4–5 ketukan pertama (Marmi, 2012: 70).
2) Refleks menghisap (sucking)
Benda menyentuh bibir disertai reflek menelan. Tekanan pada
mulut bayi pada langit bagian dalam gusi atas timbul isapan yang kuat
dan cepat. Dilihat pada waktu bayi menyusu (Marmi, 2012: 71).
Didapat saat sisi mulut bayi baru lahir atau dagunya disentuh. Sebagai
respons, bayi akan menoleh ke samping untuk mencari sumber objek,
dam membuka mulutnya untuk mengisap
3) Refleks mencari (rooting)
Bayi menoleh kearah benda yang menyentuh pipi. Misalnya
mengusap pipi bayi dengan lembut, bayi menolehkan kepalanya
kearah jari kita dan membuka mulutnya (Marmi, 2012: 71).
20
f. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium pada neonatus ini dilakukan apabila terdapat
indikasi tertentu.
1) Nilai laboratorium darah neonatus normal
Menurut Muslihatun, Wafi Nur, (2010: 36), antara lain hemoglobin
14-22 g/dl (kadar Hb-F tinggi, menurun dengan pertambahan usia),
hematrokit 43-63%, eritrosit 4,2-6 juta/mm3, retikulosit 3-7%, leukosit
5.000-30.000/mm3, jika ada infeksi <5000/mm3, trombosit:150.000-
350.000/mm3, volume darah 85 cc/kgBB.
2) Nilai laboratorium cairan otak neonatus normal
Menurut Muslihatun, Wafi Nur, (2010: 36), meliputi warna 90-
94% xantochrome (kekuning-kuningan jernih), Nonne/Pandy (+).
Protein 200-220 mg/dl, glukosa 70-80 mg/dl, eritrosit
1000-2000/LPB, leukosit: 10-20/LPB menunjukkan fungsi BBB
(blood-brain-barrier) masih belum sempurna.
3. Analisa Data
Hasil analisa data yang diperoleh pada pengkajian, menginterpretasikannya
secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa dan masaah kebidanan
yang tepat. ( Kepmenkes, 2007 : 5)
2.3 Perencanaan
a. Diagnosa
Neonatus normal usia 0–28 hari, aterm, jenis kelamin
laki-laki/perempuan, keadaan umum baik. Kemungkinan masalah
hipoglikemi, hipotermi, dan ikterik (Ladewig, 2006: 180-199), oral trush
22
b) Ibu duduk dengan santai dan oleskan ke puting dan areola sekitarnya.
Manfaatnya adalah sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting
susu.
c) Posisikan bayi dengan benar.
1) Bayi dipegang dengan satu lengan. Kepala bayi diletakkan dekat
lengkungan siku iu, bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
2) Perut bayi menempel ke perut ibu.
3) Mulut bayi berada di depan puting ibu.
4) Lengan yang di bawah merangkul tubuh ibu, jangan berada diantara
tubuh ibu dan bayi. Tangan yang di atas boleh dipegang ibu atau
diletakkan di atas dada ibu.
5) Telinga dan lengan yang di atas berada dalam satu garis lurus.
d) Bibir bayi dirangsang dengan puting ibu dan akan membuka lebar,
kemudian dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan
puting susu serta areola dimasukkan ke dalam mulut bayi.
e) Cek perlekatan apakah sudah benar.
1) Dagu menempel ke payudara ibu
2) Mulut terbuka lebar
3) Sebagian besar areola terutama yang berada di bawah, masuk ke
dalam mulut bayi.
4) Bibir bayi terlipat ke luar
5) Pipi bayi tidak bolek kempot (karena bayi tidak menghisap, tapi
memerah ASI)
6) Tidak boleh terdengar bunyi decak, hanya boleh terdengar bunyi
menelan.
7) Ibu tidak kesakitan.
8) Bayi tenang.
Rasional: Bila diposisikan dengan benar bayi akan membentuk suatu
jaringan puting susu dan payudara serta sinus latiferus akan berada dalam
rongga mulut bayi. Puting susu akan masuk sampai menyentuh sejauh
25
2.4 Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan didalam proses manajemen kebidanan
dilakukan oleh bidan dan sesuai rencana yang telah ditetapkan. Pada langkah
pelaksanaan ini bidan melakukan rencana asuhan kebidanan secara
komprehensif, efektif,efisien,dan aman berdasarkan evidence based kepada
klien/pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Dilaksanakn secara mandiri, kolaborasi dan rujukan. (Kepmenkes,2007:6)
2.5 Evaluasi
Pada langkah ini, bidan melakukan evaluasi sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan di dalam rencana. Semakin dekat hasil tindakan yang dilakukan
dengan sasaran yang telah ditetapkan di dalam kriteria, maka tindakan akan
34
Ayunda Meysanti