Bab 1-5
Bab 1-5
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................7
1.4 Manfaat.........................................................................................................8
a. Secara Teoretis..........................................................................................8
b. Secara Praktis.........................................................................................8
BAB II......................................................................................................................9
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS...........................................9
2. 1 Kajian Pustaka...............................................................................................9
2.1.1 Strategi Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba...............................9
2.1.3 Efektifitas Straegi Pelayanan Pastoral..................................................10
2.1.4 Narkoba dan Penanganannya................................................................11
2.2 Landasan Teoretis Strukturalisme Fungsional Talcot Parson......................11
2.3 Kerangka Konsep.........................................................................................13
2.3.1 Strategi..................................................................................................13
2.3.2 Konsep Rehabilitasi..............................................................................14
2.3.3 Pecandu.................................................................................................15
2.3.4 Narkotika dan Obat-Obatan Berbahaya (Narkoba)...............................16
2.4 Kerangka Berpikir.......................................................................................19
BAB III..................................................................................................................21
METODE PENELITIAN.......................................................................................21
3.1 Jenis Penelitian.............................................................................................21
3.2 Lokasi Penelitian..........................................................................................22
3.3 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................22
3.3.1 Observasi...............................................................................................22
3.3.2 Wawancara............................................................................................23
3.3.3 Dokumentasi.............................................................................................28
3. 4 Teknik Analisis Data...................................................................................28
3.4.1 Reduksi Data (Data Reduction)...........................................................29
3.4.2 Penyajian Data (Data Display).............................................................30
vi
3.5 Penarikan Kesimpulan.............................................................................30
BAB IV................................................................................................................31
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................................................31
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................................31
4.1.1 Profil Yayasan Kahapi..........................................................................31
4.1.2 Makna logo Yayasan Kahapi................................................................38
4.1.3 Struktur Organisasi Dan Sumber Daya Manusia (SDM) di Yayasan
Kahapi............................................................................................................39
4.2 Latar Belakang Yayasan Kahapi Melaksanakan Pelayanan Rehabilitasi....48
4.3 Latar Belakang Pasien ( Residence) Menggunakan Narkotika dan Obat-
obatan Berbahaya...............................................................................................49
4.4 Strategi Rehabilitasi Yayasan Kahapi Terhadap Mantan Pecandu Narkoba.
............................................................................................................................53
4.4.1 Alur Rehabilitasi Yayasan Kahapi........................................................53
4.4.2 Strategi Rehabilitasi..............................................................................59
4.4.3 Pembahasan..........................................................................................74
BAB V....................................................................................................................76
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................76
5.1 Kesimpulan..................................................................................................76
5.2 Saran.............................................................................................................77
vii
BAB I
PENDAHULUAN
penyimpangan sosial. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan dalam UU No. 35
ataupun obat baik berasal dari tanaman atau bukan tanaman, sintesis yang dapat
berbagai tingkat.
perbuatan negatif dari pecandu narkoba. Kondisi kecanduan narkoba yang dialami
kurun waktu tertentu. Pada tahap ini pecandu narkoba cenderung bertindak apa
sosiologis antara lain tidak suka mandi, ketakutan, cemas, berat badan menurun
drastis, mata sayu, tidak suka bersosial, menjadi kasar, melanggar peraturan-
1
menjadi pecandu narkoba disebabkan oleh banyak faktor antara lain salah
pergaulan, adanya masalah dalam keluarga (broken home) atau masalah sosial
hormat antar anggota keluarga, keinginan untuk mengikuti trend atau gaya, faktor
narkoba dan para pecandu akan melakukan segala hal untuk mendapatkan uang
masyarakat resah dengan keberadaan mereka, oleh karena itu, diperlukan tindakan
tegas untuk mengatasi hal tersebut, salah satu tindakan atau upaya tersebut adalah
(Anjani, 2016:11).
menggunakan narkoba agar secara fisik maupun mental ia merasa baik. Pada saat
tidak lagi menggunakan narkoba hal ini disebut dengan putus zat (withdrawal).
Hal ini merupakan gejala yang diderita oleh seseorang ketika merasa badannya
narkoba, oleh sebab itu hal pemberhentian penggunaan narkoba bukan hal yang
2
para pecandu narkoba keberadaan rehabilitasi, membuat masyarakat dan keluarga
pecandu Narkoba wajib direhabilitasi baik dalam bentuk rehabilitasi, secara medis
narkoba. Keadaan ini membuat masyarakat sekelilingnya menjadi resah, hal inilah
pecandu narkoba untuk mengarah kepada hal yang lebih baik (Hidayat, 2016:41).
mendidik mantan pecandu narkoba untuk diarahkan kepada hal yang lebih baik.
Meskipun begitu tentunya, instansi juga memiliki cara-cara yang berbeda ataupun
klien menjadi salah satu unsur penting untuk menyusun cara-cara maupun strategi
untuk program keubahan seseorang. Strategi adalah cara maupun sebuah trik
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, penerapan strategi menjadi
menjadi tujuannya, rehabiilitasi dan strategi merupakan dua bagian yang saling
3
membutuhkan dan berkesinambungan (Modul peningkatan keterampilan, BNN,
2017:20).
2012 berlokasi di Tembung, pasar 9. Jln. Sidomulyo ujung No. 47A, yang
didirikan oleh Ibu Lilis Suryani Sihombing, S.H. beserta beberapa orang yang
mendukungnya kemudian pada tahun 2021 bulan Februari Yayasan ini pindah ke
Desa tengah, Kecamatan Pantai Labu dengan tanah seluas 2.000 meter persegi
dengan luas bangunan 900 meter persegi, sampai saat ini Ibu Lilis masih aktif
dalam pembinaan di yayasan Kahapi. Nama Yayasan ini memiliki sebuah makna.
yang dalam bagi pendiri yayasan ini yaitu Kahapi yang merupakan akronim dari
kalimat Kasih Hati dan Pikiran. Tujuan dibentuknya yayasan ini diperuntukkan
Narkoba.
Residence atau pasien pada awal yayasan ini berdiri adalah orang-orang
yang diambil sendiri dari jalanan dengan tidak memiliki keluarga dan alamat yang
tidak jelas, tidak memiliki tanda pengenal dan kondisi dalam keadaan gangguan
kejiwaan baik karena Narkoba maupun karena depresi, tahun 2013 pasien
dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Seiring berjalannnya waktu melihat
anak muda, ibu Lilis prihatin dan kemudian juga mulai memperhatikan strategi
Yayasan ini didirikan didasarkan panggilan jiwa, dari founder yayasan ini.
Yayasan ini bergerak dalam bidang religi untuk terapi kesembuhan, saat pasien
4
(residence) masuk kedalam yayasan ini untuk menjalankan program rehabilitasi
maka pemakai narkoba langsung tidak menggunakan narkoba lagi atau tidak
menyebut pengguna narkoba disini adalah Mantan pecandu narkoba (MPN), hal
ini disampaikan ibu Lilis pada sebuah acara selaku Founder pada Yayasan
Kahapi.
tidak selalu menentukan seseorang apakah dia akan menjadi orang yang berhasil
dalam pertobatannya atau tidak. Hasil penelitian yang peneliti lakukan peneliti
mendapati ada satu orang yang sudah direhab lebih dari sekali dan kembali lagi ke
Yayasan Kahapi, namun ada juga pasien (residence) yang hanya sekali saja di
rehabilitasi menjadi orang yang berhasil bahkan bertobat. Strategi Yayasan telah
diupayakan semaksimal mungkin namun kembali lagi kepada oknum atau pribadi
benar bertobat.
penelitian, penulis mendapati pasien pada yayasan Kahapi ada 55 (lima puluh
Kahapi. Peneliti juga mendapati bahwa saat residence (pasien) masuk ke yayasan
dan obat-obatan berbahaya yang digunakan residence (pasien), dengan kata lain
Yayasan ini tidak menyediakan narkoba sama sekali. Sehinga penulis menuliskan
5
Mantan pecandu narkoba untuk merujuk kepada residence (pasien) yang sedang
yang telah ditentukan dan disepakati oleh pihak keluarga dengan pihak rehabilitasi
yang telah pulang mengalami releapse atau kembali menjadi pecandu narkoba dan
kembali lagi di rehabilitasi, baik direhab di tempat yang sama maupun direhab
dan wawancara penulis, kesehariannya dimulai dari bangun pagi hingga istirahat
malam. Adapun kegiatannya adalah dimulai dengan ibadah singkat. Setelah itu,
kegiatan olahraga, sarapan pagi, arahan (briefing) dengan tema yang telah
ditentukan. Selain kegiatan diatas, ada juga mantan pecandu narkoba yang sedang
sebagian lainnya.
Mantan Pecandu Narkotika dan Obat-Obatan Berbahaya Pada Yayasan Kasih Hati
Dan Pikiran Kec. Pantai Labu Kab.Deli Serdang”. Peneliti melihat pentingnya
bagi keluarga baik masyarakat untuk mengetahui strategi yang dilakukan pihak
6
maupun bagian dari masyarakat, agar keluarga maupun masyarakat dapat
narkoba?
residence?
1.3 Tujuan
terhadap residence.
7
1.4 Manfaat
a. Secara Teoretis
positif dan sebagai bahan refrensi tambahan mengenai strategi rehabilitasi mantan
pecandu narkoba dalam kajian Antrpopologi bagi mahasiswa Fakultas ilmu sosial,
b. Secara Praktis
8
BAB II
2. 1 Kajian Pustaka
dianggap relevan dan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti untuk
Al-Qodir mendapati beberapa strategi yang dilakukan oleh pihak rehabiitasi untuk
9
Kadubereum Kec. Pabuaran Kab. Serang-Banteng)”. Penelitian yang telah
fisik dan psikis pecandu narkoba di panti Rehabilitasi Sapta Daya Banten, 2)
menggambarkan dan menganalisis secara langsung apa yang didapat dari objek
yang dikaji.
mantan pecandu narkoba berbeda dengan setelah direhabilitasi baik dari segi
psikis maupun fisiknya, secara psikis pecandu suka melamun, tidak nyambung dll,
secara fisik pecandu ini kurus dan tidak terawat namun setelah direhabilitasi
dengan terapi yang telah dibuat di rehabilitasi ini yaitu dengan menggunakan
terapi spiritual seperti terapi zikir dan puasa dan secara psikis pihak rehabilitasi
Rehabilitasi Narkoba”. Kesimpulan dari hasil penelitian Zenita (2021) yaitu ada
beberapa langkah agar dapat membuat klien mantan pecandu narkoba pulih dari
10
mengampuni. Dampak yang didapat cukup memuaskan ditambah lagi dengan
mengingat kembali dengan aktivitasnya yang dahulu saat dia menjadi pecandu
narkoba.
Peneliti juga mengambil buku sebagai bahan refrensi yang ditulis oleh
proaktif.
untuk memaksimalkan dan mengkaji peneiltian. Teori ini sering disebut dengan
ini merupakan pokok-pokok yang salin berhubungan dan saling begantung satu
dengan yag lain untuk mencapai target atau sasaran yang telah ditetapkan. Teori
melakukan sesuatu dari hatinya tanpa paksaaan untuk mencapai suatu target atau
11
saling bergantung satu dengan yang lain dan saling menyeimbangkan satu dengan
yang lain dan pada akhirnya adalah terjadinya keteraturan sosial. Talcot Parsons
mencapai tujan yaitu sistem AGIL agar tetap eksis masyarakat perlu menjalankan
menghadapi lingkungan.
tujuan utamanya dan target dari sistem tersebut. Setiap sistem harus menentukan
memenuhi syarat-syarat fungsional yang ada agar sistem berjalan dengan baik dan
target dapat dicapai dengan baik. Target yang telah ditetapkan akan dicapai jika
kerjasama yang baik terjalin. Secara umum Fungsi AGIL dalam sistem sosial
Gambar 1.
Fungsi AGIL dalam Lembaga dan Sistem Sosial Kemasyarakatan
12
Sumber: Parsons dan Plat (1972: 12) dalam poloma (1979:182).
2.3 Kerangka Konsep
2.3.1 Strategi
penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah - daerah tertentu untuk
Strategi yang telah dirancang terdapat kerja sama atau tim kerja yang baik.
yang telah disepakati. Strategi merupakan setengah dari pada perjalanan untuk
mendapatkan tujuan yang menjadi target, bukan hanya dalam pemasaran namun
juga dalam pendidikan untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari yang dididik
maka pendidik harus mampu berinovasi dengan cara baru (Husein, 2000:31).
13
Rehabilitasi mencakup rangkaian proses ataupun program yang semestinya
program dan strategi yang ditentukan. Bagi pecandu narkoba rehabilitasi adalah
usaha untuk memulihkan dan menjadikan mantan pecandu narkoba sehat secara
jasmani dan rohani agar dapat diterima kembali ditengah masyarakat sebagai
seseorang yang sudah pulih, produktif dan tidak menggunakan narkotika dan
adalah proses pemulihan sebagai upaya pengembalian kondisi kepada yang lebih
perkembangan pasien dari pasien yang mengalami ganngguan fungsi atau cedera,
secara langsung karena zat, baik penyakit yang ditimbulkan karena pemakaian zat
ataupun penyakit yang telah ada dalam diri pecandu narkoba ( BNN, Deputi
dari narkoba (abstinensia) dan memulihkan fungsi fisik, psikologis, sosial dan
14
spiritual agar dapat mengambangkan kemampuan untuk melaksanakan fungsi
Rehabilitasi, 2017:62).
2.3.3 Pecandu
Pecandu adalah seseorang yang berada dibawah pengaruh obat yang membuat
dia melakukan segala upaya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya Pecandu
Ada banyak gejala yang khas dari pecandu narkoba yang ada dimasyarakat,
tanda yang paling general adalah dapat diidentifikasi dari ciri-ciri fisiknya seperti
berat badan yang menurun (kurus) mata cekung dan merah seperti kurang tidur,
muka pucat, sering sakit perut tanpa alasan yang jelas, dan ada bintik-bintik
ditangan pecandu seperti terkena gigitan serangga. Selain dari fisik pecandu
narkoba juga dapat diidentifikasi melalui psikisnya yaitu; tingkat emosional yang
tinnggi, mudah bosan, pelawan, suka kasar, pemalas, cuek, tidak suka mandi,
sering batuk dan bersin suka mencuri dan banyak lagi yang menjadi permasalahan
Narkoba berasal dari Bahasa inggris yaitu narcotics berarti obat bius dalam
Bahasa latin diterjemahkan sebagai menidurkan atau membius dan ini identik
15
dengan menenangkan sakit dengan kata lain dapat menghilangkan rasa nyeri dan
2017:26).
bahwa “Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
ketergantungan”.
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan untuk terapi apapun, dan
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan atau
mengakibakan ketergantungan.
digunakan dalam terapi dan atau untuk tujua pengembangan ilmu pengetahuan
16
Berikut jenis –jenis narkoba yang umum yang ada di masyarakat menurut
kecanduan.
b. Ganja dengan nama lain Canabis sativa,ganja mengandungzat THC yang memicu
terjadinya halusinasi .
c. Narkotika,zat ataupun obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
d. Opiat atau opium,zat ini kadang digunakan dalam dunia medis sebagai penghilang
f. Heroin atau Putaw, zat ini sangat mudah masuk ke dalam otak sehingga bereaksi
lebih kuat daripada morfin umumnya digunakan dengan cara disuntik atau
dihisap.
g. LSD, Lysergic zat ini dapat membuat seseorang berhalusinasi dan biasanya
jika dalam bentuk pil, dalam bentuk Kristal dibakar denan menggunakan kertas
17
k. Alkohol, merupakan zat yang paling sering disalahgunakan manusia. Zat ini
l. Inhalansia, merupakan uap bahan yang mudah dihirup penggunaan zat ini dapat
Rehabilitasi
18
Yayasan Kahapi
Latar Belakang
Strategi rehabilitasi
Yayasan Kahapi
Yayasan Kahapi
yang dapat merusak saraf dalam tingkatan tertentu sehingga membuat seseorang
dalam keadaan sulit untuk berhenti menggunakan narkoba atau sudah dalam
orang disekitarnya resah dan tidak nyaman karena perilaku seorang pecandu akan
menjadi perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial yang berlaku. Peratutan
keberhasilan dari program rehabilitasi berkaitan erat dengan keluarga dan strategi
pihak yayasan dalam program yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu,.
Kerjasama yang baik antara keluarga dan pihak yayasan ditambah dengan
19
pelayanannya untuk memperbaiki seseorang pecandu narkoba.Setiap orang yang
telah mengalami kecanduan narkoba tentu memiliki latar belakag yang berbeda-
beda yang membuat seseorang menggunakan narkoba dan setelah program yang
menjadi masyarakat yang produktif dan dapat mengemban tanggung jawab yang
seharusnya dienbannnya
BAB III
METODE PENELITIAN
cara yang tepat dan terstruktur dan agar mengetahui data dan mencari kemutlakan
masalah yang akan diteliti. Penggunaaan metode metode yang telah ditentukan
bertujuan untuk mendapatkan hasil yang tepat dan valid dengan topik yang akan
dan obat-obatan berbahaya pada Yayasan Kasih Hati Dan Pikiran Kec. Pantai
Labu.
20
dan lengkap, selain mengetahui hal tersebut penelitian dengan metode dekskriptif
yaitu;
mengkai segala sesuatu yang berkaitan dengan dengan objek atau kajian peneliti.
pada Desa Sei Tuan, kecamatan pantai Labu Kabupaten Deli Serdang,
sepeda motor,tuntuk menuju Yayasan Kahapi tidak ada akses angkot yang lewat .
diambil dari jalanan dan yayasan membuat strategi untuk memulihkan mereka
21
bini sudah terdaftar di Kemensos (Kementerian sosial), yang menjadi objek
dan penggunaan teknik pengumpulan data akan menjadi tolak ukur dalam
seberapa besar dan detailnya informasi yang akan didapat berikut teknik
3.3.1 Observasi
cerdas untuk menelaah atau memahami objek penelitian dengan maksud untuk
mengerti lebih dalam. Observasi menelaah segala sesuatu yang berkaitan dengan
peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari hari yang dilakukan pasien
rehabilitasi
3.3.2 Wawancara
mengenai objek yang akan dikaji, wawancara dilakukan oleh dua pihak secara
22
lisan maupun tidak lisan dan saling memberikan respon (Sugiyono, 2008:231).
mediator antara peneliti dan Pasien (Residence) untuk menjaga hak-hak yang
wawancara yang bebas dan terbatas, karena sekalipun kegiatan tanya jawab
dilaksanakan secara bebas namun dengan topik yang dibatasi oleh struktur,
3. Bentuk dan tehnik rehabilitasi yang dilaksanakan oleh Yayasan Kahapi terhadap
pasien (residence)
Orang yang menjadi sumber dari data tersebut disebut dengan kata
23
dari MPN. Berikut profil dari staff konselor dan MPN pasien (residence) yang
menjadi informan:
Yosafat saragih merupakan salah satu konselor yang ada di Yayasan Kahapi,
beliau telah terlibat didalam Yayasan Kahapi selama 7 (Tujuh) tahun. Beliau
hidupnya sudah bertobat dari hal-hal yang buruk beliau lakukan dan beliau adalah
4. Bapak Ridoart Dacosta siburian (staff /konselor) ,Merupakan salah satu informan
kunci ,beliau telah terlibat di Yayasan Kahapi selama 4 tahun dan 24 (dua puluh
Yayasan Kahapi selama 6 tahun dan selama 24 (dua puluh empat jam ) dan
L.A adalah Pasien MPN yang sedang menjalani program di yayasan kahapi ,
24
pendidikan terakhir adalah SMP (Sekolah Menengah Pertama) disalah satu
sekolah di Medan.
7. AM (nama samaran)
A.M telah menjalani 6 bulan program rehabilitasi. AM merupan anak dari seorang
G.P adalah pasien MPN yang mengikuti program rehabilitasi yayasan Kahapi
Yayasan Kahapi. JH adalah seorang ibu dari 3 (tiga orang anak) dan tinggal
25
11. SBM (Nama s’amaran) Adalah seorang MPN yang sedang menjalani program
belum menikah dan berniat ingin berubah menjadi lebih baik. dan obat-obatan
berbahaya, hidupnya sudah bertobat dari hal-hal yang dulu beliau lakukan dan
data informan kunci dan informan pendukung dirangkum dalam tabel berikut:
6 L.A (Inisial nama) 19 Tahun 11 Februari 2022 Penerima layanan Yayasan Kahapi
9 S.S (inisial nama ) 28 Tahun 12 Februari 2022 Penerima layanan Yayasan Kahapi
10 J.H (Inisial nama) 35 Tahun 16 Februari 2022 Penerima layanan Yayasan Kahapi
Informan yang dikumpulkan telah penulis seleksi dan telah teruji untuk
menjadi informan yang terpercaya dalam penelitian ini , dimulai dari keterlibatan
26
informan didalam Yayayasan, pengetahuan mengenai rehabilitasi dan telah terjun
terhadap pasien dan mengetahui kegiatan –kegiatan yang dilakukan para pasien.
3.3.3 Dokumentasi
mencari data atau informasi dari buku-buku, catatan-catatan, transkip, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan yang lainnya, dalam penelitian
ini peneliti menggali berbagai data dari sumber jurnal ilmiah, buku, sumber
online, dan berbagai arsip yang berhubungan dengan penelitian ini. Dokumentasi
yang dilakukan oleh peneliti dilapangan itu menggunakan kamera atau handphone
pribadi peneliti, supaya data dan hasil dari penelitian dapat bertambah dengan
ini, alasan peneliti melakukan teknik observasi ini adalah untuk menyajikan
gambaran nyata dari kehidupan dan kegiatan sehari hari pasien mantan pecandu
memerlukan kerja keras dan cerdas serta kekreatifan Analisis data digunakan
untuk mencari data dan menyususn secara sistematis data yang telah diperoleh
27
dilapangan agar mudah untuk dicerna oleh mayarakat, dalam buku (Sugiyono,
banyak, oleh karena itu perlu dilakukan pengkategorian, perincian lebih lanjut
untuk setiap data yang ada. Semakin lama peneliti dilapangan maka akan semakin
banyak jumlah data yang akan diperoleh. Mereduksi data artinya merangkum,
menyisihkan data yang tidak memiliki tujuan dan asing. Dalam melakukan
reduksi data dapat dibantu dengan menggunakan laptop atau alat elektronik lain
dalam tahap reduksi data agar data yang ditemukan semakin jelas yaitu;
28
3.4.2 Penyajian Data (Data Display)
dilakukan dalam bentuk uraian singkat. Saat mendisplaykan data maka akan
kesimpulan dari semua data yang sudah direduksi dan disajikan selama penelitian.
Kesimpulan adalah intisari dari temuan yang di dapat dari lapangan. Peneliti
29
BAB IV
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan
2001 tentang Yayasan. Arti lainnya bahwa Yayasan adalah sebuah system
tujuan menyejahterakan orang lain dan menjadi berkah untuk orang lain (Undang-
Tahun 2013. Adapun Visi dan Misi Yayasan Kahapi ini dibangun yaitu;
tengah masyarakat
30
Gambar .3 Yayasan Kahapi
% jumlah pasien (residence), belum menikah lebih banyak daripada yang sudah
menikah dengan persentase yang belum menikah 73% dan yang sudah menikah
23%, jumlah pasien (residence) dengan usia kategori remaja dengan rentang usia
31%, dewasa 54% dan lansia 15%. Sekolah Dasar (SD) 10%, Sekolah Menengah
Pertama (SMP) 25%, Sekolah Menengah Atas ( SMA) 41% dan Perguruan Tinggi
yang mencoba memakai narkoba, persentase pada Yayasan Kahapi ini menjadi
dan penyelesaiaan masalah yang tidak tepat maka narkoba akan menjadi
31
pengguna narkoba tidak luput didalamnya. Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat
25%
75%
15%
31%
Remaja
Dewasa
Lansia
54%
32
10%
23%
SD
25% SMP
SMA
Perguruan tinggi
41%
12%
Laki-laki
perempuan
88%
sejak tahun 2012 berlokasi di Tembung, pasar 9 Jln. Sidomulyo ujung no .47A,
yang didirikan oleh Ibu Lilis Suryani Sihombing, S.H, beserta beberapa orang
yang mendukungnya kemudian pada tahun 2021 bulan Februari Yayasan ini
pindah ke Desa tengah, Kecamatan Pantai Labu dengan tanah seluas 2.000 meter
33
Residence atau pasien pada awal yayasan ini berdiri adalah orang-orang
yang diambil sendiri dari jalanan dengan tidak memiliki keluarga dan alamat yang
tidak jelas, tidak memiliki tanda pengenal dan kondisi dalam keadaan gangguan
kejiwaan baik karena Narkoba maupun karena depresi. Namun pada tahun 2013
pasien kebanyakan sudah diantar pihak keluarga untuk dididik di Yayasan Kahapi
dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Seiring berjalannnya waktu melihat
anak muda, ibu Lilis prihatin dan kemudian juga mulai memperhatikan strategi
Nama Yayasan ini memiliki sebuah makna yang dalam bagi pendiri
yayasan ini yaitu, Kahapi yang merupakan akronim dari kalimat Kasih Hati dan
memulihkan setiap orang yang mengalami kecanduan pada Narkoba dari segala
usia. Pada tahun 2015 yayasan bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional
dengan 8 (delapan) orang staff, dan 5 (lima) orang konselor. Upaya terus
dilakukan sampai saat ini di Yayasan Kahapi untuk membuat orang-orang yang
kata-kata penyemangat yang menjadi slogan khusus Yayasan ini dan juga berguna
masalahnya dan dari tekanan yang membuat dia dalam keadaan pikiran dan hati
34
yang tidak berjalan dengan akal sehat. Berdasarkan observasi yang peneliti
lakukan ada slogan dan yel-yel yang setiap hari dilakukan oleh Mantan Pecandu
Narkoba yang sedang menjalankan program rehabilitasi pada Yayasan ini tujuan
dari kegiatan menyampaikan yel-yel ini bersama seperti melakukan orasi adalah
atau disebut juga dengan Mars Yayasan Kahapi dan lagu Rencana Mu oh
Selaras dengan penyampaian Santo sinaga (29 thn) kepada penulis dalam
35
Yayasan ini, melalui yel-yel ini mereka sembari diadarkan bahwa
mereka adalah orang yang akan membawa pemulihan bagi bangsa ini ,
melalui pertobatan mereka”
penulis mendapati bahwa konselor atau pihak Yayasan menanamkan hal-hal yang
(residence) yang ada, kata-kata dan lagu lagu yang bertemakan bahwa harapan
masih ada selalu disuarakan Pasien (residence) setiap pagi, untuk menstimulun
Siburian, selaku salah satu konselor dalam wawancara pada tanggal 25 Februari
juga masalah karakter yang buruk yang telah tertanam didalam jiwa
mengatakan ;
36
“Lagu ini muncul saat saya berada dalam titik menyadari bahwa diluar
Tuhan saya menjadi manusia yang hancur dan tidak ada gunanya,
diluar Tuhan aku tidak berharga. Saya tidak menemukan damai
sejahtera bahkan tujuan hidup dengan semua kejahatan yang pernah
saya lakukan.Lagu ini mengingatkan kita, bahwa kita tidak boleh lagi
menyia-nyiakan hidup kita dan kembali melakukan kesalahan yang
sama, make narkoba lagi , nyabu lagi , hidup tidak teratur lagi dan
biarlah melalui lagu ini kita semakin bertobat dan mengerti tujuan
hidup kita ini”.
dari organisasi tersebut dan tentu memiliki makna tersendiri begitu juga
dengan yayasan Kahapi,hal ini juga disampaikan oleh Ibu Lilis Suryani
selaku founder sekaligus yang membuat logo pada yayasan Kahapi berikut
2022
“Logo Yayasan Kahapi ini terdiri dari beberapa item yaitu burung
merpati,gandum, warna hijau dan Cahaya yang ditandai dengan 4 garis
putih.Merpati melambangkan keberadaan dan kehadiraan Tuhan Yang
Maha Esa terhadap Kahapi dan orang –orang yang mau bertobat, warna
hijau melambangkan ada kehidupan,ketulusan dan kesembuhan jiwa”
Berdasarkan wawancara yang telah penulis lakukan dapat
disimpulkan
dan
37
atas setiap orang yang mau merubah hidupnya . Warna hijau memiliki
arti kehidupan setiap orang yang mau merubah hidupnya. Warna hijau
Yang Maha Esa untuk setiap orang-orang yang dididik dan mau diajar.
Kahapi artinya Kasih Hati dan Pikiran, bahwa pemimpin dan konselor
Kahapi
A. Struktur Organisasi
38
Konselor : 1. Yosafat Roni Saragih
menjadi pengurus maupun staff Yayasan Kahapi telah terlatih dan bersertifikat
masing-masing untuk siap dan update dalam mengatasi setiap kebutuhan guna
39
Gambar 9. Struktur Yayasan Kahapi
PEMBINA YAYASAN
Lilis Suryani Sihombing, S.H
KETUA YAYASAN
Pdt. Yusup Sinaga, S.Th
SEKRETARIS
Marlene Sihombing, BENDAHARA
S.E Santober Barutu
KONSELOR KEAMANAN
VOKASIONA KEROHANIAN
Rikwan
1. Yosafat Roni Saragih L Alaris Bongguk,
S.Pak. Mahulae
2. David Rian Lumban Gaol Amin Barutu
3. Wita Pardede, S.Pd.
4. Ridoart Dacosta Siburian
5. Doni Berkat Siburian
6. Sapta Durika
7. Daniel Pardede, S.Pd.
PENGAWAS
Sumber: Dokumentasi
Lamasi Praja penulis S.E.
Pesta Pakpahan,
terapi yang dibutuhkan pasien (residence) dan SDM yang ditunjuk adalah tenaga
Kahapi yaitu ;
40
1. Pelaksana Inti Rehabilitasi
a. Dokter , perawat dan tenaga medis lainnya tugas dari dokter dan perawat adalah
terapi yang akan dilakukan terhadap pasien (residence). Konselor adiksi adalah
untuk mengmbangkan minat dan bakat dari pasien rehabilitasi biasanya berupa
kerajinan tangan membuat bunga, menjahit, membuat sunlight, membuat kue dan
2. Petugas Administrasi
41
Petugas administrasi adalah pekerjaan yang melakukan pekerjaan-
pekerjaan dalam perkantoran agar tata hubungan kerja menjadi efektif dan
dilapangan agar program rehabilitasi berjalan dengan baik, yang dimaksud dengan
hari.
dilakukan beserta target yang akan dicapai. Berdasarkan hasil observasi yang telah
penulis lakukan sarana dan prasarana yang ada di Yayasan Kahapi ialah
1. Halaman depan untuk lokasi penerimaan tamu, parkir dan tempat konseling
2. Bangunan utama sebagai rumah atau tempat rehabilitasi mantan pecandu narkoba,
42
3. Halaman belakang terdapat lapangan untuk bermain bola, tenis meja, Bahtera
Nuh, Kolam ikan hias, kebun sayur mini dan pendopo sebagai tempat bersantai.
dan profesional. Hal ini juga disampaikan oleh Bpk.Doni berkat siburian;
Adapun sarana dan prasarana yang ada di yayasan Kahapi antara lain :
43
Tabel .1 Sarana dan prasarana pada Yayasan Kahapi
No Keterangan Jumlah Kondisi
1 Ruangan kantor 1 Baik
44
24 Ruangan vokasional 1 Baik
dilakukan mulai dari bangun pagi, hingga istirahat malam. Pagi hari
sesuai dengan jadwal piket mereka masing-masing sembari ada yang piket
pasien (Residence) mandi dan sarapan pagi. Setelah sarapan pagi maka
melanjutkan kegiatan dengan briefing ada juga yang dietapkan dan dilatih
untuk bagian vokasional. Pada siang hari pasien (Residence) memiliki jam
dan makan malam lalu kegiatan malam hari ditutup dengan sharing group
menanamkan kebiasaan yang baik agar terus dilatih dan diterapkan saat
pada Yayasan Kahapi dapat tilihat pada tabel 2, Sedangkan kegiatan yang
45
tidak terjadwal biasanya terjadi pada saat Yayasan Kahapi kedatangan tau
05:00- Ibadah pagi Ibadah pagi Ibadah pagi Ibadah pagi Ibadah pagi Ibadah pagi
05:30
05:30- Olahraga Olahraga Olahraga Olahraga Olahraga Olahraga
06:00
06:00- Function Kebersihan Kebersihan Kebersihan kebersihan Kebersihan
07:00 (kebersihn)
07:00- 1.Shower 1.Shower 1.Shower 1.Shower 1.Shower 1.Shower
08:00 2.Sarapan 2.Sarapan 2.Sarapan 2.Sarapan 2.Sarapan 2.Sarapan
08:00- Upacara Brieffing klien Brieffing klien Brieffing klien Brieffing klien Brieffing klien dan
10:30 Bendera dan Kuliah dan Kuliah dan Kuliah dan Kuliah Kuliah
10:30-
11:30
11:30- Istirahat Games Seminar Vokasional Ibadah bersama Weekend
12:00
12:00- Makan siang Makan siang Makan siang Makan siang Makan siang Makan siang
12:30
12:30- Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat istirahat Istirahat
13:30
17:30- Makan Malam Makan Malam Makan Malam Makan Malam Makan Malam Makan Malam
18:00
18:00- Sharing group Sharing group Sharing group Sharing group Sharing group Sharing group
21:00
46
Sumber: Dokumentasi penulis
Yayasan ini didirikan didasarkan panggilan jiwa, Ibu Lilis sendiri dulunya
merupakan seorang wartawan dan rentenir namun dari pengakuan ibu Lilis sendiri
bahwa dia tidak mengalami ketenangan jiwa dan kepuasan meskipun telah
memiliki cukup uang untuk memenuhi keinginan seorang anak muda, kemudian
ibu Lilis tetap mencari kepuasan dan ketenangan jiwanya dengan bergabung
dengan partai politik dan mencalonkan diri sebagai salah satu anggota legislatif di
kota Medan pada tahun 2008, namun tidak berhasil sejak saat itu ibu Lilis sendiri
mengalami kejenuhan dalam pencarian makna hidup dan kemudian jatuh sakit
Masa sakit penyakitnya ibu Lilis menyatakan bahwa ibu Lilis melihat
sorga dan neraka, begitu banyak orang yang berjalan masuk ke dalam neraka, dia
berjanji akan menjadi manusia yang lebih berguna, menjadi orang berdampak buat
banyak orang dan ingin menjadikan kehidupannya lebih berarti, setelah beberapa
waktu berlalu ibu Lilis sembuh dan segera menepati janjinya yaitu pergi kejalanan
dan memperhatikan orang-orang yang gangguan jiwa dan tidak sedikit juga saat
dirawat, dengan terlebih dahulu melapor ke pihak yang berwajib sesuai dengan
prosedur, jiwa-jiwa yang telah diambil untuk dirawat dibawa dalam sebuah
47
no 47A, meskipun pada awalnya mereka tidak tau prosedur yang baik dalam
pelayanan pada bidang rehabilitasi, hal ini tidak menghalangi Ibu Lilis dan tim
untuk terus belajar hingga mereka mengerti tahap demi tahap dalam bidang
Awalnya ibu Lilis dengan tim yang tidak mengerti banyak hal mengenai
rehabilitasi dan proses rehabilitasi yang akan diadakan, namun dengan belajar dan
membangun relasi dengan rehabilitasi yang sudah lama didirikan , akhirnya Tim
yayasan Kahapi, yaitu terapi religi.Selama masa rehabilitasi ni didirikan sudah ada
dan Kembali produktif bahkan menjadi orang yang sukses, dalam pekerjaannya
dan keluarganya.
obatan Berbahaya
48
Kahapi latar belakang mengapa dia menggunakan narkoba dan mengapa
“Sayal mula saya make narkoba itu karna broken home, aku kecewa
sama mama, bapa gak tau dimana, gak ada yang merhatikan aku,aku
pun tinggal dirumah nenek, dia yang ngurus aku dari kecil sampe
besar, sampe saya masuk sini. Mama aku pun gak kerja, dia minta
uang juga sama nenek, mama saya gak perduli sama aku, sampe-
sampe aku ngerokok mulai dari SD, rokok yang aku ambil pun punya
mama ku, dia nggk perduli, gitu-gitu aja trus. Jadi saya sering main-
main sama kawan-kawan, ngumpul diwarnet sampelah awa kelas 2
SMP awa lihat kawan awa ngerokok, tapi beda rokoknya, awa
penasaran awa tanya dia itu apa? Dia bilang ini narkoba, tapi awa gak
tau apa itu narkoba, awa masih kecil kali disitu, sejak itu awa udah
sering make sama kawan kawan didalam gedung, harganya itu
seberapa uang awa yang ada itu awa kasih nggk mahal kali, klo ada 15
ribu segitu awa kasih. Karna awa udah bandal kali nenek pun pusing
ngadapin awa yang sering sporing dari rumah, awa pernah ditangkap
nenek ama mama di kafe ,siap itu dibotak rambut saya setelah itu saya
dikurung dirumah yang membuat saya semakin terpuruk ditambahlagi
melihat sikap ibuku yang mengecewakanku dengan hal-hal yang
membuatku malu ,pulang malam-malam minu-minum alkohol sampai
larut malam .Dia bahkan bisa masuk kerumah seperti pencuri yaitu
masuk dari jendela , saat pintu rumah yang diketuknya tidak dibuka.
Setelah sekian lama saya ditahan dirumah saya mencoba untuk
melarikan diri dari rumah , dan saya tidak pulang hingga berbulan
bulan, namun pada akhirnya kluargaku menemukan ku, dan
membawaku pulang.
Penjelasan yang telah disampaikan LA (18 thn) yang merupakan
melatarbelakangi yaitu;
d) Coba-coba
49
Selanjutnya peneliti menanyakan pertanyaan yang sama dengan A.G
“Saya make narkoba itu awalmulanya ketika ayah saya meninggal, aku
kecewa pada banyak orang, aku bingung dan aku marah ,tidak tau apa
yang harus kulakukan. Semakin hari aku semakin hancur dengan
perasaanku yang frustasi ,aku sayang kali loh sama bapakku bu, aku
sperti kehilangan separuh harapanku,akhirnya yang jadi pelampiasanku
aku jadi bandal,aku jadi coba banyak hal untuk mendapatkan
ketenangan dan sejak itulah aku mengenal dan akrab dengan narkoba
mendapatkan ketenangan dan sejak itulah aku mengenal dan akrab
dengan narkoba”
bahwa:
“Awal aku make narkoba waktu aku kerja jadi sopir, saat itu saya make
sabu-sabu,kata kawan-kawan kerja itu dipake biar kita tetap semangat terus
kerja dan mata tetap on waktu nyupir. Memang waktu saya pake itu mata
saya langsung on dan rasanya itu seperti saya gak punya masalah apa-apa,
aku udah make sabu selama satu tahun lebih kak sejak 2020 bulan April dan
sampe lah saya direhabilitasi ini di 2021 bulan November”.
Berdasarkan wawancara dengan GP (22 thn) mengenai latarbelakang
50
“Saya memakai Narkoba karna saya kecewa sama orang tua saya ,
tidak direstui nikah dari dulu, sudah lama kami pacaran, sudah 9 tahun
tapi tetap gak dire stui, saya udah habis banyak uang sama dia, saya
sudah baik baik,cari kerjaan yang bagus, dan tidak nyusahin orang tua
saya, dulunya saya nggak merokok, minum dan nggak make narkoba,
tapi ketika saya dengar spertinya saya tidak direstui direstui , saya
menjadi kecewa dan sejak saaat itu hidupku berantakan karena putus
asa. kubantailah jadi anak bandalkarna jadi anak anak baik pun gak nya
dihargai orang tua. waktu itu pekerjasaya masih bagus, kalo menang
tender bias asampai puluhan juta, bebas aku make uang untuk apa
aja,kucobalah segala macam hal yang membuatku senang dan relaks
karna masalah dengan orang tua itu. Mungkin semenjak itulah dilihat
orang tua ku kak,sifatku yang makin gak beres pulang malam, lalu saya
dimasukkan kedalam rehabilitasi ini”
“orang-orang yang make narkoba itu tidak bisa dipastikan dan dipatok
penyebab utamanya apa, banyak hal yang memicu hal tersebut termasuk;
broken home, pergaulan bebas dan coba-coba”
“Saya mulai menggunakan narkoba sejak 7 tahun silam, awal nya saya
diajak bos untuk angkat barang ke sebuah gudang barang , ternyata dia
keluarkan pompa (bong) itu dipake untuk nyabu sejak saat itu saya make
narkoba ditambah lagi rekan kerja yang juga sering make narkoba”
Dari penjelasan S.S (28 thn) bahwa ketergantungannya terhadap
51
lingkungan kerja. Selanjutnya peneliti melanjutkan wawancara dengan
“saya pertama kali menggunakan narkoba itu sejak berapa tahun yang
lalu, saat saya lagi mendaki gunung, ditawarin sama teman saya,saat itu
saya juga lagi alami masalah dengan keluarga , awal apa, tapi karna
kawan yang nawari saya terima aja. Semenjak itu saya mendapatkan itu
secara gratis selama beberapa minggu namun setelah itu dia tidak lagi
memberikan saya dengan cuma-cuma .
Dari penjelasan SBM latar belakang SBM menggunakan narkotika
dan obat-obat berbahaya adalah pergaulan yang tidak baik dan masalah
5. Coba-coba ( Penasaran )
oleh keluarga dan calon pasien rehabilitasi di Yayasan Kahapi berdasarkan hasil
52
wawancara yang telah penulis lakukan dengan Bpk. Santo Sinaga tanggal 30
“Hal yang pertama kali dilakukan sebelum pasien masuk ke Yayasan Kahapi
adalah, keluarga melakukan konsultasi terhadap pihak Yayasan Kahapi, pada
tahap ini keluarga menceritakan bagaimana kondisi calon pasien dan keluhan
dari keluarga calon pasien, cek Lokasi yang akan ditempati oleh keluarga
mereka selama direhabilitasi. Tahapan penerimaan awal ini merupakan
tahapan yang penting untuk melihat karakteristi ,masalah dan kebutuhan
terapi yang berbeda-beda dari setiap pasien. Pada tahapan ini ada beberapa
hal yang dilakukan yaitu skrinning, assesmen, pengisian formulir awal,
pemeriksaan urin, dan menyusun rencana rawatan yang akan diterapkan pada
pasien yang bersangkutan”
Hasil observasi yang telah peneliti lakukan maka hal yang pertama
pada tahap ini keluarga pasien mengutarakan apa yang dilakukan calon
pasien yang meresahkan keluarga dan masyarakat dan berada diluar norma
setiap pasien. Pada tahapan ini ada beberapa hal yang dilakukan yaitu
bersangkutan.
53
disebut dengan proses admininistrasi dan prsoses penjemputan pasien
jika keluarga ingin keluarganya dijemput. Intake proses sering juga
disebut sebagai penerimaan awal dengan kegiatan yaitu mengumpulkan
seluruh informasi pasien yang juga melingkupi riwayat keluarga , sosial
dan pekerjaan. Pada Intake proses yang mengambil bagian adalah
Pekerja sosial, konselor, dan petugas penerimaan pasien (residence)”
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan tahap
pada proses ini yang bertugas ialah pekerja sosial, konselor, perawat dan
54
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dipaparkan diatas maka
dibawa dan test urine (untuk mengetahui zat adiktif apa yang telah
daftar azat yang digunakan selama tiga bulan terakhir dan menjelaskan
tujuan pemulihan pasien. Jika hasil dari skor Assist yang dilakukan
didapati rendah maka diberikan edukasi singkat dan umpan balik, jika
55
Berdasarkan hasil wawancara proses selanjutnya adalah Assesmen
pekerjaan dan pendidikan, zat yang digunakan, status hukum apakah dia
dan status psikiatri. setelah ini barulah bisa menentukan rencana terapi
sama.
perawat .
56
digunakan adalah ;Pemangkasan Tingkah laku, Therapy community (TC),
Yayasan Kahapi dan jika mendapat penilaian baik dari pimpinan dan
mengikuti retreat dan Home visit dengan kata lain mereka adalah orang-
orang yang telah dapat dipercayai .Pada waktu tertentu pihak Yayasan
telah dapat dipercaya dan mendapat penilaian baik dari pmimpin dan
meyakinkan keluarga mereka bahwa mereka telah berubah dan siap untuk
57
tanggungjawabnya dan kembali melakukan fungsinya dalam masyarakat
dan keluarganya.
mengatakan;
58
“yang utama dilakukan adalah intervensi psikososial dan ini dibagi
menjadi dua bagian yaitu konseling individu dan wawancara motivasi.
Konseling individu itu dek adalah waktu dimana konselor dan pasien
berbicara mengenai masalah si pasien dek, dan disini juga pasien
mengutarakan potensi yang dimilikinya.Tujuan kegiatan ini adalah
konselor mempelajari dan memperoloh solusi atas permasalahan si
pasien sambil terus mengembangkan potensi dirinya dan mengambil
keputusan yang baik, konselor bertugas untuk mendukung pasien dalam
perubahannya. Tahapan dalam konseling ini dibagi menjadi tiga yaitu
awal,inti dan akhir Pada tahap awal adalah konselor membangun
hubungan yang baik dengan pasien dan konselor harus bisa dipercayai
dek…, pada tahap inti disinilah konselor melihat apa sebenarnya
maslaah pasien tersebut , apa pemicunya pada tahap akhir konselor
membuat kesimpulan tentang hasil konseling yang mereka telah
lakukan, lamanya sesi Intervensi psikososial setiap pertemuan adalah
tigapuluh sampai limapuluh menit dan yang bertugas disini adalah
konselor. Selanjutnya ada wawancara motivasi,bertujuan untuk
memupuk motivasi yang ada didalam hati pasien untuk berubah,
sehingga mampu mencapai tujuan dan terapi yang diberikan seperti
namanya yaitu wawancara motivasi, secara menyeluruh pasien
dimotivasi oleh konselor mengenai tujuan hidupnya.
ini diawali dengan dibangunnya hubungan yang baik antara konselor dan
59
diberikan, secara menyeluruh adalah pasien (residence) dimotivasi oleh
perilaku yang tidak baik contohnya malas, sombong, pemberontak, egois, emosi
labil, tidak ada penguasaan diri, tidak bertanggung jawab cara-cara yang
60
Selanjutnya adalah kejujuran, penguasaan diri kesombongan, pemarah
dan tidak perduli. Segala jenis hal-hal dan sifat yang tidak baik yang
masih bisa dirubah dalam karkater akan berusaha dirubah kalau pihak
yayasan dan keluarga pasien bersinergi dengan baik. Begitulah kira-kira
mengenai pemangkasan tingkah laku. Akhir dari pada pemangkasan
tingkah laku ini adalah bahwa saat pasien pulang dan kembali kedalam
masyarakat produktif, dia akan menjadi manusia yang berguna dan
tidak mempersulit keluarga”
pengurus ataupun konselor pada tahap awal, hal ini diakibatkan karena sifat-sifat
mereka yang tidak baik sedang dibuang dan diubah secara perlahan namun ada
juga yang sebagian dari pasien (residence) yang sadar bahwa ada karakter didalam
diri mereka yang perlu dirubah. Proses pemangkasan tingkahlaku pada yayasan
Kahapi distrategikan jika satu orang sedang menjalankan terapi maka yang lain
Hal ini senada dengan penyampaian dari Bpk.Doni (23 thn) dalam
61
Menambahi informasi dalam wawancara yang peneliti lakukan
pecandu narkoba dan mereka bersama berjuang untuk tujuan mereka yaitu
bersosialisasi dan membangun relasi dengan yang lain, agar pasien berani
yang lainTc ini diadakan didalam sebuah komunitas dan fungsi dari
komunitas itu adalah mampu saling menolong satu dengan yang lain dan
pada akhirnya membuat mereka tidak lagi merugikan orang lain, keluarga
bahkan diri sendiri. Strategi yang selanjutnya dari hasil wawancara peneliti
62
Berdasarkan wawancara yang telah penulis lakukan strategi rehabilitasi
yang selanjutnya adalah terapi religi, terapi religi yang diadakan di yayasan
merupakan terapi utama yang dilakukan pihak yayasan untuk membawa pasien
(residence) kearah yang lebih baik, dalam terapi religi akan ditemukan orang-
dari pada yang lain. Pada terapi ini setelah terapi religi selesai digunakan ada
orang-orang yang akan jujur tentang masa lalunya, dan mendapatkan hidup yang
“Terapi religi ini bu dibagi menjadi beberapa bagian yaitu praise and
worship ,belajar kitab suci, kesembuhan luka-luka batin, pemulihan
gambar diri, sugesti terehadap diri sendiri.Terapi praise and worship
dilakukan dua kali dalam sehari dan selanjutnya adalah Belajar kitab
suci , yaitu menghapal ayat-ayat yang membangun semangat dan
harapan dari pasien yang mendampingi pasien disini adalah konselor
dan staff lainnya”
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan terapi religi dibagi
menjadi beberapa bagian yaitu yang pertama adalah terapi praise and
worship Terapi ini dilakukan 2 (dua ) kali dalam sehari atau kegiatan ini
mampu belajar tentang hidup dalam kebenaran sesuai dengan kitab suci
63
(Alkitab), konselor memberikan sebuah modul yang disusun khusus untuk
pasien (residence) lewat Kitab suci (Alkitab) dan buku pendukung dengan
“Ada juga pelayanan kesembuhan luka-luka batin, kalo pada tahap ini
pasien diajak untuk berdamai dengan hidupnya dan juga masa lalunya
tentang siapapun yang udah nyakitin dan membuat pasien ini merasa
down dan tidak semangat, mungkin itu keluraga, teman dan mungkin
juga pasangannnya, atau hal-hal lain mungkin kehilangan seseorang
atau disakiti dan dikecewakan yang membuat dia tidak berdamai
dengan dirinya sendiri tugas konselor disini adalah mengarahkan pasien
untuk membaca mengenai hati yang terluka mengampuni dan tema-lain
yang bersangkutan yang ada di Alkitab
Berdasarkan wawancara yang tela dilakukan selanjutnya adalah
apa saja situasi yang membuat pasien (residence) terluka pada masa lalunya dan
64
kata orang (salah sama dengan kehancuran) ,Pribadi setiap orang dalam
Tuhan spesial (benar sama dengan kokoh)”.
Berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan penulis
mendapati bahwa Pada tahap ini konselor mengajarkan gambar diri kepada
jati dirinya yang sesungguhnya dan sesuai dengan kitab suci (Alkitab),
kata orang (salah sama dengan kehancuran) ,Pribadi setiap orang dalam
Tuhan special.
mendapat bahwa akibat gambaran diri yang salah atau yang tidak sesuai
pandangan Tuhan Yang Maha Esa Kitab suci (Alkitab) mengenai gambar
65
“ Ada beberapa langkah untuk seseorang dapat mengalami perubahan
gambar diri yaitu pertama pasien harus merubah caranya melihat
dirinya, pasien harus menerima dirinya apa adanya dalam artian
berdamai dengan diri sendiri , melupakan hal-hal buruk yang telah
melukainya secara psikis dan fisik”
Berdasarkan wawancara yang telah penulis lakukan ,ada beberapa
tentang diri sendiri, pasien (residence) menerima diri apa adanya, pasien
lalunya , tidak banyak protes akan apapun yang terjadi didalam kehidupan.
“Gambar diri yang rusak membuat seseorang menjadi sulit untuk maju
dek banyak orang yang seperti itu sehinga mereka salah jalan.. mereka
merasa ngak diterima padahal diri mereka sendiri belum berdamai….
Makanya penting pemulihan gambar diri sehingga mereka nggak
mencari penerimaan dari teman-temannya yang bakal menjerumuskan
dia pada hal yang gak baik, setiap orang itu harus menyadari siapa
dirinya sebenarnya dan menerima dirinya apa adanya dan berubah
menjadi lebih baik. Ada beberapa langkah-langkah untuk pasien
mengalami pemulihan gambar diri yaitu pasien merubah cara pikirnya
tentang dirinya, pasien menrima dirinya dengan apa adanya, pasien
berdamai dengan masa lalunya dan nggk banyak protes lah dalam
kehidupan ini supaya cepat-cepat menjadi dewasa”
mnegenai bahwa apa yang terikat didunia akan terikat disorga dan apa yang
66
hatiku , aku mengundang Engkau sebagai Tuhan atas hidupku biarlah
aku semakin mengasihiMu dan kluarga ku trimakasih, Amin”
namun dengan tidak juga mengabaikan terapi yang lain. Peneliti meneliti
Kahapi
67
psikodrama adalah sebuah kegiatan drama yang membawa MPN
psikodrama dimulai, maka akan dijelaskan situasi apa yang akan dilakukan
mereka bisa menangis, tanda-tanda itu bisa dijadikan acuan jika seseorang
Selanjutnya tahap aksi atau psikodrama itu dilaksanakan pada saat pentas
mereka mau terlibat lebih dalam, drama maka akan semakin bagus dan
68
akan membuat setiap orang yang menonton drama itu akan merasakan
bahwa itu benar terjadi Selanjutnya adalah tahap refleksi, dimana pasien
dapat mengambil sebuah pelajaran dari drama yang ada dan tidak
“Ada juga yang disebut intervensi psikososial dek...dan ini penting untuk
dilakukan dan gunanya ini adalah untuk membangkitkan semangat bahkan
percaya diri pasien (residence), pada saat ini akan diadakan terapi konseling
Individu mempertemukan pertemuan antara konselor dengan pasien secara
pribadi, guna menyelesaikan masalahnya dan mengetahui minat dan bakat
dari pasien yang ada sehingga dia tetap mampu mengembangkan bakat dan
kemampuannya ’’
kehilangan rasa percaya diri, rasa kuatir yang berlebihan dan lain
69
masuk ke tahap inti yaitu konselor menggali lebih dalam mengenai
masalah pasien,lalu dilakukan lagi penilaian kembali untuk kembali
mengoreksi apa yang sebenarnya terjadi pada pasien, lalu konselor sembari
melihat kerumitan masalahnya dan merancang bantuan yang mungkin
bakal dilakukan untuk membantu dan disini juga konselor menggali
kemampuan yang dimiliki pasien untuk dikembangkan. Lalu pada tahap
akhir konselor membuat kesimpulan mengenai hasil konseling, menyusun
rencana menyelesaikan masalah dengan cara yang telah disepakati
bersama, lalu mengevaluasi bagaimana konseling yang baru saja
dilakukan, lalu dibuat perjanjian petemuan kembali. Kegiatan ini
dilakukan 1 x seminggu dek dan sekitar 30-50 menit setiap pertemuan dan
yang mendampingi adalah konselor. Selanjutnya ada wawancara
motivasi,bertujuan untuk memupuk motivasi yang ada didalam hati pasien
untuk berubah, sehingga mampu mencapai tujuan dan terapi yang
diberikan seperti namanya yaitu wawancara motivasi, secara menyeluruh
pasien dimotivasi oleh konselor mengenai tujuan hidupnya.Selanjutnya
ada wawancara motivasi,bertujuan untuk memupuk motivasi yang ada
didalam hati pasien untuk berubah, sehingga mampu mencapai tujuan dan
terapi yang diberikan seperti namanya yaitu wawancara motivasi, secara
menyeluruh pasien dimotivasi oleh konselor mengenai tujuan hidupnya”
Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan ialah bahwa tahapan
Pada konseling individu ada 3 (tiga) tahapan yaitu ;awal inti dan akhir
Tahapan inti yaitu adalah konselor mencari tau apa masalah sebeanarnya
keluarnya pada tahap ini juga konselor menggalu baat dan minat yang ada
lebih nyaman dan berdampak pada tahapan ini dan pada tahap ini disusun
juga apa yang harus dilakukan terahdap masalah yang sedang dialami
70
motivasi,bertujuan untuk memupuk motivasi yang ada didalam hati pasien
tingkat emosi yang tinggi, pendendam, tidak mau tau, suka mencuri, suka
marah kepada pasien namun dibalik itu semua, ada juga konselor yang
pecandu narkoba mengapa hal itu tejadi dan apa tujuannya dilakukan,
2. TC (Theurapic community)
dengan maslaah yang sama dan tujuan yang sama. Pada Theurapic
71
menolong dalam menghadapi masalah, program terapi ini sama dengan
community yaitu
a. Morning meeting
b. Encounter group
c. Static Group
didalam hatinya mengenai kehidupannya. Pada static group ini klien bisa
72
Kegiatan peer accountability merupakan kegiatan intropeksi pada
MPN, kegiatan ini membuat MPN peka terhadap perilaku positif dan
punishment yang dlakukan bukan punishment secara fisik tapi dengan cara
3.Seminar
dalam hidupnya.
Ibadah (praise and worship), Sugesti terhadap diri sendiri, Pelayanan konseling
diri, Pelayanan pelepasan (pelepasan dari kutuk generasi dan pelepasan dari kutuk
3. Terapi keluarga
menyadari bahkan menyesali semua perbuatan jahat yang pernah dilakukan MPN
dimasa lalu , sehingga MPN dapat bangkit kembali dan produktif lagi.
4. Psikodrama
Merupakan terapi yang dilakukan berupa drama yang dirangkai dari cerita
salah seorang MPN, dan tujuan dari psikodrama ini untuk mengetahui latar
73
belakang dan kehidupan dari MPN tersebut. Beberapa tahapan untuk psikodrama
ini yaitu:
a. Pengenalan
psikodrama tersebut adanya sedikit air mata, dan mungkin getaran dalam
b. Aksi
c. Refleksi
4.4.3 Pembahasan
kegiatan yang ada di yayasan Kahapi adalah suatu kesatuan kegiatan yang
merupakan konsep dari system AGIL atau Adaptation (A), Goal attaintment
(G), Integration (I), dan Latency (L) digunakan untuk melihat implementasi yang
dapat dijabarkan melalui teori ini pada Yayasan Kahapi sebagai berikut;
74
a. Adaptation (adaptasi ) , Yayasan Kahapi adalah sebuah system masayarakat yang
meliputi sumber daya dan fasilitas yang mendukung semua kegiatan di yayasan
konselor dan didukung dengan sumber daya dan fasilitas yang ada, sehingga
pasien (residence) mampu beradaptasi dengan suasana dan kegiatan yang baru di
yayasan Kahapi.
b. Goal attaintment (Pencapaian Tujuan), setiap orang atau pasien yang baru
tujuan pelaksanaan rehabilitasi bagi dirinya sendiri dan bahkan untuk rekan-
rekannya.
c. Integrasi, semua sistem dan tindakan dari pasien (residence) harus mampu
lain.
Kahapi, dan memotivasi diri agar tidak lagi releapse atau kambuh lagi
75
BAB V
5.1 Kesimpulan
dikarenakan, panggilan jiwa dari pendiri Yayasan Kahapi yaitu ibu Lilis suryani
sihombing, beliau melihat banyak orang yang membutuhkan didikan kepada hal
yang benar, karena banyak yang sudah jatuh kedalam pergauan bebas.
76
2. Seseorang yang jatuh kedalam penyalahgunaan narkotika dilatarbelakangi oleh
banyak hal mulai dari broken home, putus asa, ingin meningkatkan kepercayaan
diri ,cemas, kurangnya perhatian dari orang tua, tidak mau dengar-dengaran dan
lain sebagainya.
tingkat emosi yang tinggi, pendendam, tidak mau tau, suka mencuri , suka
b. Theurapic community
dengan masalah yang sama dan tujuan yang sama terapi ini menciptakan
c. Terapi keluarga,
77
Dilakukan antara lembaga dan keluarga guna untuk membuat MPN
dilakukan MPN dimasa lalu , sehingga MPN dapat bangkit kembali dan
produktif lagi.
e. Psikodrama
5.2 Saran
diantaranya;
mengenaibahaya narkoba.
78
79