Anda di halaman 1dari 81

DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................7
1.4 Manfaat.........................................................................................................8
a. Secara Teoretis..........................................................................................8
b. Secara Praktis.........................................................................................8
BAB II......................................................................................................................9
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS...........................................9
2. 1 Kajian Pustaka...............................................................................................9
2.1.1 Strategi Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba...............................9
2.1.3 Efektifitas Straegi Pelayanan Pastoral..................................................10
2.1.4 Narkoba dan Penanganannya................................................................11
2.2 Landasan Teoretis Strukturalisme Fungsional Talcot Parson......................11
2.3 Kerangka Konsep.........................................................................................13
2.3.1 Strategi..................................................................................................13
2.3.2 Konsep Rehabilitasi..............................................................................14
2.3.3 Pecandu.................................................................................................15
2.3.4 Narkotika dan Obat-Obatan Berbahaya (Narkoba)...............................16
2.4 Kerangka Berpikir.......................................................................................19
BAB III..................................................................................................................21
METODE PENELITIAN.......................................................................................21
3.1 Jenis Penelitian.............................................................................................21
3.2 Lokasi Penelitian..........................................................................................22
3.3 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................22
3.3.1 Observasi...............................................................................................22
3.3.2 Wawancara............................................................................................23
3.3.3 Dokumentasi.............................................................................................28
3. 4 Teknik Analisis Data...................................................................................28
3.4.1 Reduksi Data (Data Reduction)...........................................................29
3.4.2 Penyajian Data (Data Display).............................................................30

vi
3.5 Penarikan Kesimpulan.............................................................................30
BAB IV................................................................................................................31
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................................................31
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................................31
4.1.1 Profil Yayasan Kahapi..........................................................................31
4.1.2 Makna logo Yayasan Kahapi................................................................38
4.1.3 Struktur Organisasi Dan Sumber Daya Manusia (SDM) di Yayasan
Kahapi............................................................................................................39
4.2 Latar Belakang Yayasan Kahapi Melaksanakan Pelayanan Rehabilitasi....48
4.3 Latar Belakang Pasien ( Residence) Menggunakan Narkotika dan Obat-
obatan Berbahaya...............................................................................................49
4.4 Strategi Rehabilitasi Yayasan Kahapi Terhadap Mantan Pecandu Narkoba.
............................................................................................................................53
4.4.1 Alur Rehabilitasi Yayasan Kahapi........................................................53
4.4.2 Strategi Rehabilitasi..............................................................................59
4.4.3 Pembahasan..........................................................................................74
BAB V....................................................................................................................76
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................76
5.1 Kesimpulan..................................................................................................76
5.2 Saran.............................................................................................................77

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyalahgunaan obat-obatan jenis narkotika rentan terhadap munculnya

masalah-masalah sosial dalam masyarakat secara umum. Pada umumnya

kecanduan obat-obatan menjadi pemicu tindakan-tindakan kriminal dan

penyimpangan sosial. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan dalam UU No. 35

Tahun 2009, tentang Narkotika disebutkan bahwa Narkotika merupakan zat

ataupun obat baik berasal dari tanaman atau bukan tanaman, sintesis yang dapat

menyebabkan hilangnya nyeri bahkan menyebabkan ketergantungan dalam

berbagai tingkat.

Narkotika dan obat-obatan berbahaya (Narkoba) merupakan salah satu dari

berbagai macam masalah sosial yang dikategorikan sebagai penyakit masyarakat

(Pekat). Efek dari mengkonsumsi narkoba yang cenderung selalu menimbulkan

kecanduan pada umumnya selalu memicu tumbuh kembangnya perbuatan-

perbuatan negatif dari pecandu narkoba. Kondisi kecanduan narkoba yang dialami

seseorang mendorong orang tersebut untuk memenuhi konsumsi narkoba dalam

kurun waktu tertentu. Pada tahap ini pecandu narkoba cenderung bertindak apa

saja untuk memenuhi kebutuhan terhadap narkoba. Jenis-jenis narkoba menurut

klasifikasinya masing-masing akan dijelaskan pada bab selanjutnya.

Pecandu narkoba secara umum dapat diidentifikasikan dari psikologis dan

sosiologis antara lain tidak suka mandi, ketakutan, cemas, berat badan menurun

drastis, mata sayu, tidak suka bersosial, menjadi kasar, melanggar peraturan-

peraturan, suka berbohong, mencuri dan lain sebagainya. Penyebab seseorang

1
menjadi pecandu narkoba disebabkan oleh banyak faktor antara lain salah

pergaulan, adanya masalah dalam keluarga (broken home) atau masalah sosial

lainnya, kurangnya pengawasan orang tua terhadap anaknya, kurangnya rasa

hormat antar anggota keluarga, keinginan untuk mengikuti trend atau gaya, faktor

genetik bahkan faktor rasa ingin tau,ingin mendapatkan ketenangan pikiran,ingin

meningkatkan kepercayaan diri dan bahkan secara instan. Jika faktor-faktor

tersebut tidak ditangani dengan baik maka akan menyebabkan ketergantungan

(addiction) terhadap narkoba (Prestiawani, 2018:75).

Pecandu narkoba adalah orang-orang dalam keadaan terikat dengan

narkoba dan para pecandu akan melakukan segala hal untuk mendapatkan uang

demi membeli narkoba termasuk mencuri, tindakan pemaksaan, kekerasan dan

bahkan pembunuhan. Hal-hal yang telah diutarakan di atas menyebabkan

masyarakat resah dengan keberadaan mereka, oleh karena itu, diperlukan tindakan

tegas untuk mengatasi hal tersebut, salah satu tindakan atau upaya tersebut adalah

rehabilitasi. Kecanduan terhadap narkoba dapat mengakibatkan seseorang menjadi

lambat dalam merespon, overdosis, kegilaan dan bahkan mengakibatkan kematian

(Anjani, 2016:11).

Jika sudah ketergantungan atau menjadi pecandu, maka seseorang perlu

menggunakan narkoba agar secara fisik maupun mental ia merasa baik. Pada saat

tidak lagi menggunakan narkoba hal ini disebut dengan putus zat (withdrawal).

Hal ini merupakan gejala yang diderita oleh seseorang ketika merasa badannya

mulai melemah, ketika seorang pecandu narkoba mengurangi kadar penggunaan

narkoba, oleh sebab itu hal pemberhentian penggunaan narkoba bukan hal yang

mudah dilakukan. Rehabilitasi merupakan salah satu alternatif untuk menangani

2
para pecandu narkoba keberadaan rehabilitasi, membuat masyarakat dan keluarga

dari setiap pecandu narkoba merasa tertolong untuk mendidik anggota

keluarganya yang mengalami kecanduan tehadap narkoba. Berdasarkan undang-

undang Negara Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 pasal 54 bahwa

pecandu Narkoba wajib direhabilitasi baik dalam bentuk rehabilitasi, secara medis

maupun sosial (Deputi Bidang Rehabilitasi, Badan Narkotika Nasional, 2017:4).

Rehabilitasi bertujuan sebagai upaya pengembalian hak seseorang. Seperti,

keadaan sebelumnya tentu memiliki kendala masing masing, dikarenakan

kebiasaan-kebiasaan yang sudah lama tertanam pada setiap mantan pecandu

narkoba. Keadaan ini membuat masyarakat sekelilingnya menjadi resah, hal inilah

yang harus dibuang selama mantan pecandu narkoba mengikuti program

rehabilitasi pada yayasan Kahapi dengan waktu yang telah ditentukan.

Rehabilitasi menanamkan kebiasaan baru yang mendukung perubahan mantan

pecandu narkoba untuk mengarah kepada hal yang lebih baik (Hidayat, 2016:41).

Setiap rehabilitasi memiliki cara-cara tersendiri untuk mengubah ataupun

mendidik mantan pecandu narkoba untuk diarahkan kepada hal yang lebih baik.

Meskipun begitu tentunya, instansi juga memiliki cara-cara yang berbeda ataupun

strategi yang berbeda untuk mengubahkan seseorang tergantung bagaimana sifat

dan kepribadian seseorang tersebut, pengenalan dan pemahaman terhadap setiap

klien menjadi salah satu unsur penting untuk menyusun cara-cara maupun strategi

untuk program keubahan seseorang. Strategi adalah cara maupun sebuah trik

untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, penerapan strategi menjadi

indikator penentu suatu keberhasilan seseorang dalam menggapai apa yang

menjadi tujuannya, rehabiilitasi dan strategi merupakan dua bagian yang saling

3
membutuhkan dan berkesinambungan (Modul peningkatan keterampilan, BNN,

2017:20).

Berdasarkan hasil penelitian penulis Yayasan Kahapi berdiri sejak tahun

2012 berlokasi di Tembung, pasar 9. Jln. Sidomulyo ujung No. 47A, yang

didirikan oleh Ibu Lilis Suryani Sihombing, S.H. beserta beberapa orang yang

mendukungnya kemudian pada tahun 2021 bulan Februari Yayasan ini pindah ke

Desa tengah, Kecamatan Pantai Labu dengan tanah seluas 2.000 meter persegi

dengan luas bangunan 900 meter persegi, sampai saat ini Ibu Lilis masih aktif

dalam pembinaan di yayasan Kahapi. Nama Yayasan ini memiliki sebuah makna.

yang dalam bagi pendiri yayasan ini yaitu Kahapi yang merupakan akronim dari

kalimat Kasih Hati dan Pikiran. Tujuan dibentuknya yayasan ini diperuntukkan

mendidik dan memulihkan setiap orang yang mengalami kecanduan pada

Narkoba.

Residence atau pasien pada awal yayasan ini berdiri adalah orang-orang

yang diambil sendiri dari jalanan dengan tidak memiliki keluarga dan alamat yang

tidak jelas, tidak memiliki tanda pengenal dan kondisi dalam keadaan gangguan

kejiwaan baik karena Narkoba maupun karena depresi, tahun 2013 pasien

kebanyakan sudah diantar pihak keluarga untuk dididik di Yayasan Kahapi

dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Seiring berjalannnya waktu melihat

semakin banyak pengguna narkoba yang mengikat dan menghancurkan khususnya

anak muda, ibu Lilis prihatin dan kemudian juga mulai memperhatikan strategi

untuk memulihkan pecandu narkoba.

Yayasan ini didirikan didasarkan panggilan jiwa, dari founder yayasan ini.

Yayasan ini bergerak dalam bidang religi untuk terapi kesembuhan, saat pasien

4
(residence) masuk kedalam yayasan ini untuk menjalankan program rehabilitasi

maka pemakai narkoba langsung tidak menggunakan narkoba lagi atau tidak

mengkonsumsi narkoba dalam dosis tinggi maupun rendah sehingga penulis

menyebut pengguna narkoba disini adalah Mantan pecandu narkoba (MPN), hal

ini disampaikan ibu Lilis pada sebuah acara selaku Founder pada Yayasan

Kahapi.

Berdasarkan hasil penelitian penulis efisiensi Strategi sebuah rehabilitasi

tidak selalu menentukan seseorang apakah dia akan menjadi orang yang berhasil

dalam pertobatannya atau tidak. Hasil penelitian yang peneliti lakukan peneliti

mendapati ada satu orang yang sudah direhab lebih dari sekali dan kembali lagi ke

Yayasan Kahapi, namun ada juga pasien (residence) yang hanya sekali saja di

rehabilitasi menjadi orang yang berhasil bahkan bertobat. Strategi Yayasan telah

diupayakan semaksimal mungkin namun kembali lagi kepada oknum atau pribadi

dari pasien (residence), komitmen yang sesungguhnya diperlukan untuk benar-

benar bertobat.

Selanjutnya berdasarkan hasil observasi penulis pada saat melaksanakan

penelitian, penulis mendapati pasien pada yayasan Kahapi ada 55 (lima puluh

lima) orang, 7 (tujuh) konselor, petugas keamanan, petugas dapur, staff

administrasi, sekretaris dan tenaga medis yang bersangkutan pada Yayasan

Kahapi. Peneliti juga mendapati bahwa saat residence (pasien) masuk ke yayasan

Kahapi, pihak yayasan secara langsung memberhentikan penggunaan zat adiktif

dan obat-obatan berbahaya yang digunakan residence (pasien), dengan kata lain

Yayasan ini tidak menyediakan narkoba sama sekali. Sehinga penulis menuliskan

5
Mantan pecandu narkoba untuk merujuk kepada residence (pasien) yang sedang

menjalankan program rehabilitasi di yayasan Kahapi.

Mantan pecandu narkoba yang telah direhab dan melaksanakan program

yang telah ditentukan dan disepakati oleh pihak keluarga dengan pihak rehabilitasi

akan kembali kepada keluarganya dan menjadi masyarakat produktif di

lingkungannnya, namun tidak menutup kemungkinan mantan pecandu narkoba

yang telah pulang mengalami releapse atau kembali menjadi pecandu narkoba dan

kembali lagi di rehabilitasi, baik direhab di tempat yang sama maupun direhab

ditempat yang lain.

Kegiatan rehabilitasi pada Yayasan Kahapi berdasarkan hasil penelitian

dan wawancara penulis, kesehariannya dimulai dari bangun pagi hingga istirahat

malam. Adapun kegiatannya adalah dimulai dengan ibadah singkat. Setelah itu,

kegiatan olahraga, sarapan pagi, arahan (briefing) dengan tema yang telah

ditentukan. Selain kegiatan diatas, ada juga mantan pecandu narkoba yang sedang

kuliah pada Yayasan Kahapi, sembari melaksanakan program rehabilitasi.

Beberapa mantan pecandu narkoba yang telah dijadwalkan, mereka melakukan

kegiatan kerajinan tangan (vocational). Seperti, membuat es, memeriksa

peternakan, memeriksa perikanan, bagian bangunan, memeriksa pertanian dan

sebagian lainnya.

Oleh sebab itu peneliti tetarik meneliti tentang”Strategi Rehabilitasi

Mantan Pecandu Narkotika dan Obat-Obatan Berbahaya Pada Yayasan Kasih Hati

Dan Pikiran Kec. Pantai Labu Kab.Deli Serdang”. Peneliti melihat pentingnya

bagi keluarga baik masyarakat untuk mengetahui strategi yang dilakukan pihak

rehabilitasi untuk melaksanakan program rehabilitasi kepada anggota keluarga

6
maupun bagian dari masyarakat, agar keluarga maupun masyarakat dapat

bekerjasama dengan pihak yayasan untuk kebaikan korban penyalahguna narkoba.

Selesainya penelitian ini diharapkan menjadi refrensi masyarakat untuk

menambah wawasan masyarakat mengenai rehabilitasi dan strateginya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil paparan latar belakang diatas maka berikut dapat

dimuat rumusan masalah:

1. Apa latar belakang Yayasan Kahapi bergerak dalam bidang pelayanan

Rehabilitasi bagi pecandu Narkoba?

2. Apa latar belakang seseorang residence di Yayasan Kahapi menggunakan

narkoba?

3. Bagaimana strategi rehabilitasi yang dilaksanakan oleh Yayasan Kahapi terhadap

residence?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas maka peneliti

menentukan tujuan penelitian ini ialah

1. Untuk menggambarkan latar belakang Yayasan Kahapi bergerak dalam bidang

pelayanan Rehabilitasi bagi pecandu Narkoba.

2. Untuk mengetahui dan menggambarkan apa latar belakang seseorang residence

menjadi pecandu narkoba.

3. Untuk mengetahui strategi rehabilitasi yang dilaksanakan oleh Yayasan Kahapi

terhadap residence.

7
1.4 Manfaat

a. Secara Teoretis

Penelitian yang akan dilakukan peneliti diharapkan memberikan dampak

positif dan sebagai bahan refrensi tambahan mengenai strategi rehabilitasi mantan

pecandu narkoba dalam kajian Antrpopologi bagi mahasiswa Fakultas ilmu sosial,

Universitas Negeri Medan

b. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat dan

mahasiswa mengenai strategi rehabilitasi bagi mantan pecandu narkoba.

Memberikan informasi kepada masyarakat dan pendidik dengan strategi

rehabilitasi narkoba bagi mantan pecandu narkoba.

8
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

2. 1 Kajian Pustaka

Sebagai literature yang mendukung penelitian bahkan pembahasan hasil

penelitian, peneliti melakukan kajian pustaka. Beberapa kajian pustaka yang

dianggap relevan dan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti untuk

melakukan penelitian dan untuk membantu peneliti dalam mengolah data

penelitian, sebagai berikut:

2.1.1 Strategi Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba

Penelitian yang dilakukan oleh Maulana, (2019) dengan judul Strategi

penanggulangan penyalahgunaan narkoba melalui pemberdayaan penyuluh

agama islam di kabupaten Sukabum”. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif, penelitian ini membahas mengenai bagaimana strategi pendekatan

Penelitian ini berfokus pada mendekskripsikan konsep dan strtaegi rehablitiasi

melalui perpspektif keagamaan yang ada di pondok pesantren Al-Qodir

Cangkringan sleman. Hasil penelitian yang telah dilakukan di pondok Pesantren

Al-Qodir mendapati beberapa strategi yang dilakukan oleh pihak rehabiitasi untuk

menangani mantan pecandu narkoba yaitu dengan menanamkan nilai nilai

keagamaan dan menanamkan kebiasaan baru dan terapi dengan menggunakan

prinsip “berobat dan bertaobat”.

2.1.2 Metode Rehabilitasi Pecandu Narkoba

Penelitian relevan selanjutnya dilakukan oleh Hikmatullah, (2017) dengan

judul “Metode Rehabilitasi Pecandu Narkoba Dengan Terapi Rehabilitasi (Studi

kasus Di Panti Rehabilitasi Sapta Daya Banten, Kp. Cirampayak, Ds.

9
Kadubereum Kec. Pabuaran Kab. Serang-Banteng)”. Penelitian yang telah

dilaksanakan oleh Hikmatullah (2017) bertujuan untuk mengetahui 1) kondisi

fisik dan psikis pecandu narkoba di panti Rehabilitasi Sapta Daya Banten, 2)

Untuk mengetahui bagaimana terapi yang telah digunaan di Rehabilitasi Sapta

Daya Banten bagi mantan pecandu narkoba. Persamaan pada penelitian

sebelumnya dengan yang peneliti laksanakan adalah metode yang digunakan

dalam penelitian yaitu; pendekatan kualitatif dekskriptif analisis, yaitu

menggambarkan dan menganalisis secara langsung apa yang didapat dari objek

yang dikaji.

Penelitian yang telah dilakukan ini mendapati bahwa kondisi mula-mula

mantan pecandu narkoba berbeda dengan setelah direhabilitasi baik dari segi

psikis maupun fisiknya, secara psikis pecandu suka melamun, tidak nyambung dll,

secara fisik pecandu ini kurus dan tidak terawat namun setelah direhabilitasi

dengan terapi yang telah dibuat di rehabilitasi ini yaitu dengan menggunakan

terapi spiritual seperti terapi zikir dan puasa dan secara psikis pihak rehabilitasi

memberikan terapi yaitu berupa keterampilan .

2.1.3 Efektifitas Straegi Pelayanan Pastoral

Penelitian relevan selanjutnya dilaksanakan oleh Linda Zenita (2021:19)

berjudul”Efektifitas Strategi Pelayanan pastoral Konseling pada Pasien Panti

Rehabilitasi Narkoba”. Kesimpulan dari hasil penelitian Zenita (2021) yaitu ada

beberapa langkah agar dapat membuat klien mantan pecandu narkoba pulih dari

kecanduannnya terhadap narkoba yaitu dengan cara memahami konseling terlebih

dahulu oleh keluarga pasien mantan pecandu narkoba, pertolongan kasih,

memaksimalkan peran ayah bagi pecandu narkoba, doa keluarga, dan

10
mengampuni. Dampak yang didapat cukup memuaskan ditambah lagi dengan

kegaitan-kegiatan yang menyadarkan mantan pecandu narkoba bahwa

menyerahkan dan membangun relasi kepada kristus ketimbang bergabung dan

mengingat kembali dengan aktivitasnya yang dahulu saat dia menjadi pecandu

narkoba.

2.1.4 Narkoba dan Penanganannya

Peneliti juga mengambil buku sebagai bahan refrensi yang ditulis oleh

Yanny (2001) berjudul Narkoba dan penanganannnya. Kajian ini memaparkan

bahwa ada beberapa prosedur untuk penanganan penyalahgunaan narkoba yaitu :

detoksifikasi, pengobatan medis untuk yang mengalami komplikasi medik,

rehabilitasi mental-emosional, proses rehabilitasi, pengawasan,dan keluarga yang

proaktif.

2.2 Landasan Teoretis Strukturalisme Fungsional Talcot Parson

Penulis menggunakan teori struktural fungsionalisme oleh Talcot parson

untuk memaksimalkan dan mengkaji peneiltian. Teori ini sering disebut dengan

teori A.G.I.L atau kepanjangan dari A (Adaptation); G (Goal Attaintment =

pencapaian tujuan); I (Integration); L (Laten pattern maintenance) semua sistem

ini merupakan pokok-pokok yang salin berhubungan dan saling begantung satu

dengan yag lain untuk mencapai target atau sasaran yang telah ditetapkan. Teori

yang dikemukakan Talcot Parsons ini menjelaskan mengenai komitmen untuk

melakukan sesuatu dari hatinya tanpa paksaaan untuk mencapai suatu target atau

hasil (Haryanto, 2012:19).

Teori ini menyimpulkan bahwa suatu system sosial yang bagian-bagiannya

11
saling bergantung satu dengan yang lain dan saling menyeimbangkan satu dengan

yang lain dan pada akhirnya adalah terjadinya keteraturan sosial. Talcot Parsons

menyatakan bahwa ada empat imperatife fungsional yang dibutuhkan untuk

mencapai tujan yaitu sistem AGIL agar tetap eksis masyarakat perlu menjalankan

empat sistem ini yaitu;

a. Adaptation (adaptasi), sistem harus mengatasi kebutuhan situasional yang datang

dari luar. Seseorang harus beradaptasi dengan llingkungan dengan kebutuhan-

kebutuhannya artinya keharusan bagi sistem-sistem sosial harus beradaptasi untuk

menghadapi lingkungan.

b. Goal attaintment, (pencapaian tujuan), sistem dapat mendefenisikan seperti apa

tujuan utamanya dan target dari sistem tersebut. Setiap sistem harus menentukan

prioritas dan tujuan utamanya.

c. Integration, adalah sistem yang mengatur hubungan interrelasi antara anggota,

dan menjaga relasi diantara bagian-bagian yang bersangkutan.

d. Laten pattern maintenance (pola pemeliharaan) merupakan konsep yang

menunjukkan berhentinya interaksi atau memelihara motivasi dengan kesepakatan

sosial yang telah dilaksanakan.

AGIL merupakan sebuah susunan struktur sosial yang ada didalam

masyarkat termasuk didalam rehabilitasi dengan masyarakat, keduanya harus

memenuhi syarat-syarat fungsional yang ada agar sistem berjalan dengan baik dan

target dapat dicapai dengan baik. Target yang telah ditetapkan akan dicapai jika

kerjasama yang baik terjalin. Secara umum Fungsi AGIL dalam sistem sosial

kemasyarakatan dapat dilihat dalam gambar dibawah ini :

Gambar 1.
Fungsi AGIL dalam Lembaga dan Sistem Sosial Kemasyarakatan

12
Sumber: Parsons dan Plat (1972: 12) dalam poloma (1979:182).
2.3 Kerangka Konsep

2.3.1 Strategi

Strategi diartikan sebagai suatu susunan tindakan untuk pembagian dan

penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah - daerah tertentu untuk

mencapai tujuan tindakan tetrentu (Tjiptono, 2008:.3).

Strategi yang telah dirancang terdapat kerja sama atau tim kerja yang baik.

Strategi mengandung petunjuk-petunjuk akan dilakukan dalam program kerja

yang telah disepakati. Strategi merupakan setengah dari pada perjalanan untuk

mendapatkan tujuan yang menjadi target, bukan hanya dalam pemasaran namun

juga dalam pendidikan untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari yang dididik

maka pendidik harus mampu berinovasi dengan cara baru (Husein, 2000:31).

2.3.2 Konsep Rehabilitasi

Rehabilitasi merupakan suatu rangkaian kegiatan dengan tujuan untuk

memperbaiki kembali dan mengembangkan kemampuan fisik dan psikis

seseorang, sehingga seseorang mampu mengatasi masalah kesejahteraaan sosial

bagi dirinya dan keluarganya (Suparlan, 1993:124).

13
Rehabilitasi mencakup rangkaian proses ataupun program yang semestinya

dikerjakan, mengembalikan dan mengembangkan keterampilan seseorang melalui

program dan strategi yang ditentukan. Bagi pecandu narkoba rehabilitasi adalah

usaha untuk memulihkan dan menjadikan mantan pecandu narkoba sehat secara

jasmani dan rohani agar dapat diterima kembali ditengah masyarakat sebagai

seseorang yang sudah pulih, produktif dan tidak menggunakan narkotika dan

obat-obatan berbahaya. Paparan diatas dapat disimpulkan bahwa rehabilitasi

adalah proses pemulihan sebagai upaya pengembalian kondisi kepada yang lebih

baik (Rizki, 2018:27)

Rehabilitasi bagi penyalahguna narkotika dan obat-obatan berbahaya dibagi

menjadi dua yaitu:

a) Rehabilitasi Medis (Medical Rehabilitation)

Rehabilitasi medis adalah rehabilitasi yang menggunakan tim kerja lapangan

kedokteran yang menjadi pemeran utamanya dan berhubungan penuh terhadap

perkembangan pasien dari pasien yang mengalami ganngguan fungsi atau cedera,

susunan otot syaraf, gangguan mental, ketergantungan dan lain-lain. Rehabilitasi

Medis bertujuan untuk menanggulangi gangguan fisik yang diakibatkan baik

secara langsung karena zat, baik penyakit yang ditimbulkan karena pemakaian zat

ataupun penyakit yang telah ada dalam diri pecandu narkoba ( BNN, Deputi

Bidang Rehabilitasi, 2017:51)

b) Rehabilitasi sosial (Social rehabilitation)

Merupakan proses refungsionalisasidan pengembangan yang bertujuan

membantu pasien (resisdence), menuju dan mempertahankan kondisi yang bebas

dari narkoba (abstinensia) dan memulihkan fungsi fisik, psikologis, sosial dan

14
spiritual agar dapat mengambangkan kemampuan untuk melaksanakan fungsi

sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat (BNN, Deputi Bidang

Rehabilitasi, 2017:62).

2.3.3 Pecandu

Pecandu adalah seseorang yang berada dibawah pengaruh obat yang membuat

dia melakukan segala upaya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya Pecandu

narkoba, dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 mengenai Narkotika

menyatakan bahwa “Pengguna narkotika dapat dikategorikan sebagai pecandu,

yaitu orang yang menggunakan dan menyalahgunakan obat-obatan berbahaya dan

mengalami ketergantungan pada obat-obatan berbahaya, baik secara fisik maupun

psikis.’’. Candu terhadap narkoba dapat mengakibatkan seseorang tidak dapat

mengendalikan emosinya dan bertindak secara kasar.

Ada banyak gejala yang khas dari pecandu narkoba yang ada dimasyarakat,

tanda yang paling general adalah dapat diidentifikasi dari ciri-ciri fisiknya seperti

berat badan yang menurun (kurus) mata cekung dan merah seperti kurang tidur,

muka pucat, sering sakit perut tanpa alasan yang jelas, dan ada bintik-bintik

ditangan pecandu seperti terkena gigitan serangga. Selain dari fisik pecandu

narkoba juga dapat diidentifikasi melalui psikisnya yaitu; tingkat emosional yang

tinnggi, mudah bosan, pelawan, suka kasar, pemalas, cuek, tidak suka mandi,

sering batuk dan bersin suka mencuri dan banyak lagi yang menjadi permasalahan

dimasyarakat mengenai perilaku pecandu narkoba. (Rizki, 2018:33)

2.3.4 Narkotika dan Obat-Obatan Berbahaya (Narkoba)

Narkoba berasal dari Bahasa inggris yaitu narcotics berarti obat bius dalam

Bahasa latin diterjemahkan sebagai menidurkan atau membius dan ini identik

15
dengan menenangkan sakit dengan kata lain dapat menghilangkan rasa nyeri dan

dapat menyebabkan ketergantungan (BNN, Modul Peningkatan Keterampilan,

2017:26).

Isi undang-undang No.22 tahun 1997 mengenai narkotika menyebutkan

bahwa “Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan

atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan

ketergantungan”.

Selain itu, dalam buku Narkoba,psikotropika dan gangguan jiwa (Juliana,

Nengah, 2013 :5) narkotika digolongkan menjadi tiga golongan yaitu;

a. Narkotika golongan I, adalah yang hanya dapat diunakan untuk tujuan

pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan untuk terapi apapun, dan

mempunyai kemampuan yang sangat tinggi untuk mengakibatkan seseorang

menjadi ketergantungan, terhadap Zat Narkotika yang termasuk dalam golongan

ini. Opium, heroin, kokain, ganja, metakualon, metamfetamin, amfetamin,

fensiklidin dan lain-lain termasuk dalam narkotika golongan tingkat I.

b. Narkotika golongan II, adalah narkotika yag berkhasiat pada pengobatan

digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan atau

untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi

mengakibakan ketergantungan.

c. Narkotika golongan III , adalah narkotika berkahsiat pengbatan dan banyak

digunakan dalam terapi dan atau untuk tujua pengembangan ilmu pengetahuan

serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.

16
Berikut jenis –jenis narkoba yang umum yang ada di masyarakat menurut

buku Narkoba, Psikotropika dan gangguan kejiwaaan ;

a. Heroin, merupakan serbuk putih dengan rasa pahit,heroin dapat menyebabkan

kecanduan.

b. Ganja dengan nama lain Canabis sativa,ganja mengandungzat THC yang memicu

terjadinya halusinasi .

c. Narkotika,zat ataupun obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik

sintetis maupun semi sintetis,pengaruh dari penggunaan narkotika adalah berupa

pembiusan,hilangnya rasa sakit,rangsangan semangat dan halusinasi dan

menyebabkan efek ketergantungan.

d. Opiat atau opium,zat ini kadang digunakan dalam dunia medis sebagai penghilang

rasa sakit, zat ini digunakan dengan cara dihisap.

e. Morfin, digunakan dengan cara disuntikkan ke pembuluh darah

f. Heroin atau Putaw, zat ini sangat mudah masuk ke dalam otak sehingga bereaksi

lebih kuat daripada morfin umumnya digunakan dengan cara disuntik atau

dihisap.

g. LSD, Lysergic zat ini dapat membuat seseorang berhalusinasi dan biasanya

diunakan dengan cara dihisap.

h. Kokain, diklasifikasikan sebagai narkotika karena mengakibatkan ketergantungan.

i. Amfetamin atau nama lainnya adalah shabu,,digunakan dengan cara diminum

jika dalam bentuk pil, dalam bentuk Kristal dibakar denan menggunakan kertas

j. Sedatif-Hipnotik merupakan obat penenang

17
k. Alkohol, merupakan zat yang paling sering disalahgunakan manusia. Zat ini

mampu mengakibatkan euphoria namun penurunanny seseorang pengguna

alkohol menjadi depresi.

l. Inhalansia, merupakan uap bahan yang mudah dihirup penggunaan zat ini dapat

merusak kinerja otak.

2.4 Kerangka Berpikir

Keresahan masyarakat terhadap


penyalahgunaan narkoba

Rehabilitasi

18
Yayasan Kahapi

Latar Belakang
Strategi rehabilitasi
Yayasan Kahapi
Yayasan Kahapi

Latar Belakang seseorang


menggunakan Narkoba

Gambar 2.Kerangka berpikir


Penjelasan :

Pecandu narkoba adalah seseorang yang menggunakan zat-zat adiktif atau

yang dapat merusak saraf dalam tingkatan tertentu sehingga membuat seseorang

dalam keadaan sulit untuk berhenti menggunakan narkoba atau sudah dalam

keadaan candu.Seseorang yang candu terhadap narkoba akan membuat orang-

orang disekitarnya resah dan tidak nyaman karena perilaku seorang pecandu akan

menjadi perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial yang berlaku. Peratutan

pemerintah dikatakan bagi setiap pengguna narkoba wajib direhabilitasi,

keberhasilan dari program rehabilitasi berkaitan erat dengan keluarga dan strategi

pihak yayasan dalam program yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu,.

Kerjasama yang baik antara keluarga dan pihak yayasan ditambah dengan

keinginan dari mantan pecandu narkoba tersebut untuk pulih dari

ketergantungannnya membuat peluang yang besar untuk perubahan hidup

mantan pecandu narkoba tersebut. Latar belakang Yayasan Kahapi bergerak

dibidang rehabiliasi narkoba mendorong yayasan ini untuk terus mengembangkan

19
pelayanannya untuk memperbaiki seseorang pecandu narkoba.Setiap orang yang

telah mengalami kecanduan narkoba tentu memiliki latar belakag yang berbeda-

beda yang membuat seseorang menggunakan narkoba dan setelah program yang

dilakukan di yayasan rehabilitasi diharapkan mantan pecandu narkoba tersebut

menjadi masyarakat yang produktif dan dapat mengemban tanggung jawab yang

seharusnya dienbannnya

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode adalah sebuah usaha untuk mampu melakukan penelitian dengan

cara yang tepat dan terstruktur dan agar mengetahui data dan mencari kemutlakan

masalah yang akan diteliti. Penggunaaan metode metode yang telah ditentukan

bertujuan untuk mendapatkan hasil yang tepat dan valid dengan topik yang akan

dikaji. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian

kualitatif dekskriptif tentang “Strategi Rehabilitasi Mantan Pecandu Narkotika

dan obat-obatan berbahaya pada Yayasan Kasih Hati Dan Pikiran Kec. Pantai

Labu.

Jenis penelitian deksriptif kualitatif diharapkan dapat menyajikan

informasi mengenai strategi rehabilitasi pada yayasan Kahapi, secara mendalam

20
dan lengkap, selain mengetahui hal tersebut penelitian dengan metode dekskriptif

kualitatif diharapkan mampu menyajikan atau menjabarkan mengenai keadaan

sosial dan strategi pemulihan pada Yayasan Kahapi. Gambaran pengertian

kualitatif dengan metode dekskriptif maka didapati ciri-ciri dan indikatornya

yaitu;

1. Mempunyai sifat induktif

2. Melihat bagaimana lingkungan dan masyarakat secara holistic

3. Memahami narasumber dan perspektif narasumber tersebut

4. Lebih mengutamakan kemampuan peneliti

5. Meneliti secara alami tanpa settingan

6. Mengutamakan proses dari pada hasil

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti melakukan penelitian dan

mengkai segala sesuatu yang berkaitan dengan dengan objek atau kajian peneliti.

(Sugiyono 2008:292). Penelitian ini dilakukan di yayasan Kahapi yang berada

pada Desa Sei Tuan, kecamatan pantai Labu Kabupaten Deli Serdang,

Medan,Sumatra Utara. Berdasarkan observasi penulis Jarak perjalanan dari kota

Medan ke Yayasan Kahapi adalah satu jam perjalanan dengan menggunakan

sepeda motor,tuntuk menuju Yayasan Kahapi tidak ada akses angkot yang lewat .

Penulis memilih Yayasan Kahapi untuk menjadi lokasi penelitian

dikarenakan, Yayasan ini merehab orang-orang dengan berbagai kalangan dan

diambil dari jalanan dan yayasan membuat strategi untuk memulihkan mereka

dari kecanduan mereka terhadap narkoba sebagai pertimbangan lanjutan Yayasan

21
bini sudah terdaftar di Kemensos (Kementerian sosial), yang menjadi objek

peneitian ini adalah petugas,konselor dan pasien di Yayasan Kahapi.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilapangan ada berbagai macam tehnik untuk

mengumpulkan data data yang diperlukan untuk melengkapi penelitian pemilihan

dan penggunaan teknik pengumpulan data akan menjadi tolak ukur dalam

seberapa besar dan detailnya informasi yang akan didapat berikut teknik

pengumpulan data yang digunakan (Sugiyono,2008:226).

3.3.1 Observasi

Pengamatan merupakan observasi adalah aktivitas yang dilakukan mahluk

cerdas untuk menelaah atau memahami objek penelitian dengan maksud untuk

mengerti lebih dalam. Observasi menelaah segala sesuatu yang berkaitan dengan

objeknya dan observasi merupakan hal yang kompleks atau menyeluruh.Jenis

observasi yang dilakukan peneliti yaitu menggunakan observasi partisipant,

peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari hari yang dilakukan pasien

mantan pecandu narkoba di yayasan Kahapi, observasi diharapkan untuk

memperoleh data atau gambaran tentang;

a. Gambaran mengapa Yayasan Kahapi melaksanakan pelayanan dalam bidang

rehabilitasi

b. Gambaran umum tentang Yayasan kahapi

c. Gambaran tentang strategi rehabilitasi yang dilakasanakan .

3.3.2 Wawancara

Wawancara adalah proses Tanya jawab antara narasumber dan peneliti

mengenai objek yang akan dikaji, wawancara dilakukan oleh dua pihak secara

22
lisan maupun tidak lisan dan saling memberikan respon (Sugiyono, 2008:231).

Kegiatan wawancara dikhususkan kepada subjek yaitu staff, konselor dan

Pasien( Residence), di Yayasan Kahapi dengan jumlah informan 12 orang.

Peneliti mewawancarai Pasien (Residence) dengan bantuan konselor sebagai

mediator antara peneliti dan Pasien (Residence) untuk menjaga hak-hak yang

tidak diinginkan terjadi.

Jenis wawancara yang dilakukan dalam penelitian yang dijalankan adalah

wawancara yang bebas dan terbatas, karena sekalipun kegiatan tanya jawab

dilaksanakan secara bebas namun dengan topik yang dibatasi oleh struktur,

wawancara dilakukan berpaut dengan pedoman wawancara yag telah dibuat

(Soewadji 2012:152).Pertanyaan yang telah disediakan sebelum melakukan

penelitian ataupun pertanyaan yang berhubungan mengenai masalah yang diteliti.

Kegiatan wawancara yang akan dilakukan peneliti diharapkan untuk memperoleh

data sebagai berikut ;

1. Latar belakang Yayasan Kahapi bergerak dalam bidang pelayanan Rehabilitasi

bagi pecandu Narkoba

2. Latar belakang seseorang menggunakan narkoba

3. Bentuk dan tehnik rehabilitasi yang dilaksanakan oleh Yayasan Kahapi terhadap

pasien (residence)

Orang yang menjadi sumber dari data tersebut disebut dengan kata

singkatan saja sebagai narasumber

identitas Narasumber atau informan. Informan yang sedang menjalankan

program rehabilitasi di Yayasan Kahapi sengaja untuk menjaga sekuritas identitas

23
dari MPN. Berikut profil dari staff konselor dan MPN pasien (residence) yang

menjadi informan:

1. Ibu Lilis suryani sihombing S,H ( pendiri Yayasan Kahapi )

Ibu.Lilis atau yang lebih dikenal sebagai ibu.pembina di Yayasan Kahapi

2. Bpk.Yusuf Sinaga (Program Manager)

3. Yosafat Saragih (Konselor/staff )

Yosafat saragih merupakan salah satu konselor yang ada di Yayasan Kahapi,

beliau telah terlibat didalam Yayasan Kahapi selama 7 (Tujuh) tahun. Beliau

merupakan seorang dari mantan pecandu narkotik dan obat-obatan berbahaya,,

hidupnya sudah bertobat dari hal-hal yang buruk beliau lakukan dan beliau adalah

alumni dari Rehabilitasi Yayasan Kahapi.

4. Bapak Ridoart Dacosta siburian (staff /konselor) ,Merupakan salah satu informan

kunci ,beliau telah terlibat di Yayasan Kahapi selama 4 tahun dan 24 (dua puluh

empat ) jam berada di rehabilitasi bersama-sama dengan MPN (Mantan pecandu

narkotika dan obat-obatan berbahaya )

5. Santo Sinaga (staff/konselor)

Bapak santo sinaga merupakan informan kunci, beliau telah terlibat di

Yayasan Kahapi selama 6 tahun dan selama 24 (dua puluh empat jam ) dan

peneliti melakukan wawancara melalui media online, dikarenakan beberapa

hambatan yang menghalangi peneliti dan narasumber untuk bertemu.

6. L.A (nama samaran)

L.A adalah Pasien MPN yang sedang menjalani program di yayasan kahapi ,

beliau telah menjalankan program di yayasan Kahapi selama 5 (lima) bulan. LA

bertempat tinggal di Helvetia, LA mrupakan anak bungsu dari 2 bersaudara dan

24
pendidikan terakhir adalah SMP (Sekolah Menengah Pertama) disalah satu

sekolah di Medan.

7. AM (nama samaran)

A.M adalah pasien MPN yang sedang menjalankan program rehabilitasi ,

A.M telah menjalani 6 bulan program rehabilitasi. AM merupan anak dari seorang

wiraswaasta, bertempat tinggal di Percut Sei Tuan.Pendidikan terakhir adalah

SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) , aktivitas terkahir sebelum masuk ke dalam

rehabilitasi adalah seorang supervisior disebuah perusahaan di Medan .

8. G.P ( nama samaran)

G.P adalah pasien MPN yang mengikuti program rehabilitasi yayasan Kahapi

selama 4(empat) bulan. GP adalah anak kedua dari 4 (empat

bersaudara),bertempat tinggal di Pantai Cermin, GP adalah anak dari seorang

wiraswasta, pekerjaan terakhir GP sebelum masuk dalam program rehabilitasi

Kahapi adalah seorang sopir Truk .

9. S.S (Nama samaran)

S.S adalah pasien (residence) yang telah selesai mengikuti program

rehabilitasi dan memutuskan untuk ada di yayasan Kahapi , ditrainning menjadi

konselor di Yayasan Kahapi. SS anak dari seorang wiraswasta dan bertempat

tinggal di Samosir pekerjaan terkahirnya adalah Wirawasta dan pendidikan

terakhirnya adalah SMA.

10. J.H (Nama samaran)

Adalah seorang MPN yang sedang menjalankan program rehabilitasi di

Yayasan Kahapi. JH adalah seorang ibu dari 3 (tiga orang anak) dan tinggal

dengan orang tua.

25
11. SBM (Nama s’amaran) Adalah seorang MPN yang sedang menjalani program

rehabilitasi di Yayasan Kahapi , anak dari seorang wiraswasta

12. PM (Nama samaran)

Adalah seorang yang bekerja di tambang , bertempat tingal di Kalimantan.PM

belum menikah dan berniat ingin berubah menjadi lebih baik. dan obat-obatan

berbahaya, hidupnya sudah bertobat dari hal-hal yang dulu beliau lakukan dan

beliau adalah alumni dari Rrehabilitasi Yayasan Kahapi. Secara menyeluruh

data informan kunci dan informan pendukung dirangkum dalam tabel berikut:

Tabel.1 Data Informan

No Nama Informan Usia Waktu wawancara Jabatan Tempat


wawancara
1. Ibu Lilis suryani 38 Tahun 25 Februari 2022 Founder Yayasan Yayasan Kahapi
S,H
2 Bpk.Yusuf Sinaga 32 Tahun 10 Februari 2022 Program Manager
Yayasan Kahapi
3 Bpk.Yosafat 28 Tahun 25 Januari 2022 Alumni dan staff Yayasan kahapi
Saragih konselor
4 Ridoart Dacosta 22 Tahun 10 Februari 2022 Staff konselor Yayasan Kahapi
siburian
5 Santo Sinaga 28 Tahun 10 Februari 2022 Staff Yayasan Kahapi

6 L.A (Inisial nama) 19 Tahun 11 Februari 2022 Penerima layanan Yayasan Kahapi

7 A.M (Inisial 28 Tahun 11 Februari 2022 Penerima layanan Yayasan Kahapi


nama)
8 G.P (Inisial nama) 22 Tahun 11 Februari 2022 Penerima layanan Yayasan Kahapi

9 S.S (inisial nama ) 28 Tahun 12 Februari 2022 Penerima layanan Yayasan Kahapi

10 J.H (Inisial nama) 35 Tahun 16 Februari 2022 Penerima layanan Yayasan Kahapi

11. S.B.M 25 Tahun 17 Februari 2022 Penerima layanan Yayasan Kahapi

12 P.M 28 Tahun 30 Maret 2022 Penerima layanan Yayasan Kahapi

Sumber :Dokumentasi penulis

Informan yang dikumpulkan telah penulis seleksi dan telah teruji untuk

menjadi informan yang terpercaya dalam penelitian ini , dimulai dari keterlibatan

26
informan didalam Yayayasan, pengetahuan mengenai rehabilitasi dan telah terjun

terhadap pasien dan mengetahui kegiatan –kegiatan yang dilakukan para pasien.

3.3.3 Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan metode dokumentasi adalah cara

mencari data atau informasi dari buku-buku, catatan-catatan, transkip, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan yang lainnya, dalam penelitian

ini peneliti menggali berbagai data dari sumber jurnal ilmiah, buku, sumber

online, dan berbagai arsip yang berhubungan dengan penelitian ini. Dokumentasi

yang dilakukan oleh peneliti dilapangan itu menggunakan kamera atau handphone

pribadi peneliti, supaya data dan hasil dari penelitian dapat bertambah dengan

bukti dokumentasi yang ada pada peneliti. (Soewadji 2012:160)

Dokumentasi juga salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian

ini, alasan peneliti melakukan teknik observasi ini adalah untuk menyajikan

gambaran nyata dari kehidupan dan kegiatan sehari hari pasien mantan pecandu

narkoba, menjadi bukti untuk menjawab pertanyaan yang relevan dengan

penelitian dalam lapangan atau tempat penelitian. Dokumentasi memberikan

gambaran langsung situasi di lokasi penelitian berupa tampilan gambar dalam

bentuk foto saat melalukan wawancara atau observasi di tempat penelitian

3. 4 Teknik Analisis Data

Setelah peneliti melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi maka

peneliti akan menganalisis data atau mengoperasikan data. Menganalisis data

memerlukan kerja keras dan cerdas serta kekreatifan Analisis data digunakan

untuk mencari data dan menyususn secara sistematis data yang telah diperoleh

27
dilapangan agar mudah untuk dicerna oleh mayarakat, dalam buku (Sugiyono,

2008:245) ada beberapa langkah-langkah menganalisis data yaitu;

3.4.1 Reduksi Data (Data Reduction)

Data-data yang telah diperoleh dilapangan tentu dalam jumlah yang

banyak, oleh karena itu perlu dilakukan pengkategorian, perincian lebih lanjut

untuk setiap data yang ada. Semakin lama peneliti dilapangan maka akan semakin

banyak jumlah data yang akan diperoleh. Mereduksi data artinya merangkum,

memilih hal yang pokok, mengkerucutkan data, membuat pengkalasifikasian dan

menyisihkan data yang tidak memiliki tujuan dan asing. Dalam melakukan

reduksi data dapat dibantu dengan menggunakan laptop atau alat elektronik lain

Ada tahapan dalam melaksanakan Reduksi data yaitu;

1. Mengumpulkan data, data dikumpulkan dari lapangan dapat berupa hasil

wawancara, observasi langsung di lapangan ( Sugiyono)

2. Pengelompokan Data, setelah mendapatkan semua data ,maka penulis men

gklasifikasikan data berdasarkan kelompoknya masing masing.

Data yang terpenting berdasarkan penilaian akan dijadikan data yang

utama dan begitu juga seterusnya.

3. Mereduksi data, setelah data dikumpulkan dilapangan dan diklasifikasikan

selanjutnya peneliti baru bisa melakukan reduksi data, yang artinya

peneliti harus mampu menyederhanakan data yang didapat dilapangan

sesuai dengan kebutuhan peneliti. Ada beberapa hal yang dilaksanakan

dalam tahap reduksi data agar data yang ditemukan semakin jelas yaitu;

melakukan seleksi,meringkas dan menggolongkan.

28
3.4.2 Penyajian Data (Data Display)

Setelah dilakukan reduksi data, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data, dalam penelitian kualitatif, untuk menyajikan data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat. Saat mendisplaykan data maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi mendisplaykan data adalah

langkah pertama untuk mendapatkan jawaban selanjutnya. Kemudian mengklasif-

ikasi data sesuai dengan pokok permasalahan bentuk teks naratif..

3.5 Penarikan Kesimpulan

Langkah selanjutnya dalam analisis kualitatif adalah penarikan

kesimpulan dari semua data yang sudah direduksi dan disajikan selama penelitian.

Kesimpulan adalah intisari dari temuan yang di dapat dari lapangan. Peneliti

membuat kesimpulan yang berisi laporan dari peneliti sehingga dapat

memperjelas masalah yang diangkat oleh peneliti (Sugiyono 2018).

29
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Profil Yayasan Kahapi

Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan

diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan dan

kemanusiaan yang mempunyai struktur dalam kepemimpinan berupa Pembina,

pengurus dan pengawas. Hal ini diatur dalam Undang-undang RI No 16 Tahun

2001 tentang Yayasan. Arti lainnya bahwa Yayasan adalah sebuah system

kepengurusan yang didirikan bukan untuk kepentingan komersial tetapi untuk

tujuan menyejahterakan orang lain dan menjadi berkah untuk orang lain (Undang-

undang RI No.16 Tahun 2001 tentang Yayasan).

Yayasan Kahapi merupakan salah satu rehabilitasi yang berlokasi di jalan

Rehabilitasi No.1, Desa Tengah, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli

Serdang, Medan dengan SK.MENKUMHAM RI.No: AHU-5710. AH 01-04

Tahun 2013. Adapun Visi dan Misi Yayasan Kahapi ini dibangun yaitu;

a. Visi Yayasan Kahapi

Memanusiakan manusia kembali sehingga dapat beraktifitas ditengah-

tengah masyarakat

b. Misi Yayasan Kahapi

Membina para pecandu narkoba yang mengalami gangguan mental

melalui kegiatan, pemangkasan tingkah laku, Therapy Community,

Therapy.Religi, Therapy Keluarga serta menyelenggarakan pendidikan dan

keterampilan sehingga kembali produktif

30
Gambar .3 Yayasan Kahapi

Sumber : Dokumentasi penulis


Berdasarkan hasil penelitian penulis mendapati bahwa jumlah laki-laki

yang direhabilitasi lebih banyak dibandingkan jumlah wanita, yaitu 12 % dan 88

% jumlah pasien (residence), belum menikah lebih banyak daripada yang sudah

menikah dengan persentase yang belum menikah 73% dan yang sudah menikah

23%, jumlah pasien (residence) dengan usia kategori remaja dengan rentang usia

31%, dewasa 54% dan lansia 15%. Sekolah Dasar (SD) 10%, Sekolah Menengah

Pertama (SMP) 25%, Sekolah Menengah Atas ( SMA) 41% dan Perguruan Tinggi

(PT) 23 %. Jika dilihat dari persentasenya narkotika dan obat-obatan berbahaya

tidak memandang gender, pekerjaan, pendidikan bahkan usia.

Gambaran singkat yan dipaparkan diatas mengindikasikan jika tidak

berhati-hati terhadap lingkungan dan hubungan sosial maka akan terjerumus

kedalam kecanduan terhadap Narkoba yang terus menghancurkan setiap orang

yang mencoba memakai narkoba, persentase pada Yayasan Kahapi ini menjadi

gambaran singkat tentang keadaan atau persentase jumlah orang yang

menggunakan narkoba. Semakin seseorang memiliki pergaulan yang tidak baik

dan penyelesaiaan masalah yang tidak tepat maka narkoba akan menjadi

jalannnya, bahkan anak dibawah umur sekalipun dari observasi persentasi

31
pengguna narkoba tidak luput didalamnya. Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat

dalam gambar berikut ini

Gambar..4 Status pernikahan pasien (residence)


di Yayasan Kahapi tahun 2022

25%

75%

Sudah menikah Belum menikah

Sumber: Yayasan Kahapi

Gambar.5 Rentang usia pasien di Yayasan Kahapi


tahun 2022

15%

31%

Remaja
Dewasa
Lansia

54%

Sumber: Yayasan Kahapi

Gambar.6 Tingkat pendidikan pasien (residence) di Yayasan Kahapi


tahun 2022

32
10%
23%

SD
25% SMP
SMA
Perguruan tinggi

41%

Sumber : Yayasan Kahapi


Gambar 7 Persentase jumlah laki-laki dan perempuan di Yayasan Kahapi
Tahun 2022

12%

Laki-laki
perempuan

88%

Sumber: Yayasan Kahapi

Selanjutnya berdasarkan hasil observasi penulis Yayasan Kahapi berdiri

sejak tahun 2012 berlokasi di Tembung, pasar 9 Jln. Sidomulyo ujung no .47A,

yang didirikan oleh Ibu Lilis Suryani Sihombing, S.H, beserta beberapa orang

yang mendukungnya kemudian pada tahun 2021 bulan Februari Yayasan ini

pindah ke Desa tengah, Kecamatan Pantai Labu dengan tanah seluas 2.000 meter

persegi dengan luas bangunan 900 meter persegi.

33
Residence atau pasien pada awal yayasan ini berdiri adalah orang-orang

yang diambil sendiri dari jalanan dengan tidak memiliki keluarga dan alamat yang

tidak jelas, tidak memiliki tanda pengenal dan kondisi dalam keadaan gangguan

kejiwaan baik karena Narkoba maupun karena depresi. Namun pada tahun 2013

pasien kebanyakan sudah diantar pihak keluarga untuk dididik di Yayasan Kahapi

dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Seiring berjalannnya waktu melihat

semakin banyak pengguna narkoba yang mengikat dan menghancurkan khususnya

anak muda, ibu Lilis prihatin dan kemudian juga mulai memperhatikan strategi

untuk memulihkan pecandu narkoba.

Nama Yayasan ini memiliki sebuah makna yang dalam bagi pendiri

yayasan ini yaitu, Kahapi yang merupakan akronim dari kalimat Kasih Hati dan

Pikiran. Tujuan dibentuknya yayasan ini diperuntukkan mendidik dan

memulihkan setiap orang yang mengalami kecanduan pada Narkoba dari segala

usia. Pada tahun 2015 yayasan bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional

(BNN), dan pada tahun 2017 bergabung dengan Kementrian sosial

(KEMENSOS). Saat ini jumlah residence (pasien) pada yayasan Kahapi

berjumlah 55 (lima puluh lima) orang sedang menjalani program rehabilitasi,

dengan 8 (delapan) orang staff, dan 5 (lima) orang konselor. Upaya terus

dilakukan sampai saat ini di Yayasan Kahapi untuk membuat orang-orang yang

memiliki tujuan hidup, kembali bersemangat, tetap optimis dan tetap

mengandalkan Tuhan Yang Maha Esa. Yayasan Kahapi menggunakan yel-yel,

kata-kata penyemangat yang menjadi slogan khusus Yayasan ini dan juga berguna

menstimulus orang-orang yang dididik agar tidak terus tinggal didalam

masalahnya dan dari tekanan yang membuat dia dalam keadaan pikiran dan hati

34
yang tidak berjalan dengan akal sehat. Berdasarkan observasi yang peneliti

lakukan ada slogan dan yel-yel yang setiap hari dilakukan oleh Mantan Pecandu

Narkoba yang sedang menjalankan program rehabilitasi pada Yayasan ini tujuan

dari kegiatan menyampaikan yel-yel ini bersama seperti melakukan orasi adalah

untuk membangkitkan semangat pasien, berikut slogan yang mereka gunakan ;

‘’Motto Yayasan Kahapi :Kami tidak terbiasa malas karena kemalasan


Kami tidak terbiasa malas karena kemalasan membuahkan kemiskinan
yes-yes-yes”
Siapa kita:Orang yang membawa perubahan bagi bangsa ini yes-yes-
yes
How are you today :Together with Jesus me and you strong, amazing
yes-yes-yes
Tepuk semangat: Se (tepuk tangan tiga kali) Ma (tepuk tangan tiga
kali)-Ngat (tepuk tangan tiga kali) semangat”
Selanjutnya residence atau pasien juga memiliki lagu tersendiri

atau disebut juga dengan Mars Yayasan Kahapi dan lagu Rencana Mu oh

Tuhan yaitu sebagai berikut;

1.Mars Yayasan Kahapi


Kami pasti bisa bersama Kahapi
Lupakanlah masa lalu, raihlah masa depan
Lupakanlah masa lalu, raihlah masa depan
Bersama Kahapi, Bersama Kahapi raihlah masa depan
2Rencana Mu oh Tuhan
Kumelupakan yang dibelakang ku
Kuserahkan hidupku, hanya pada Mu Tuhan
Dan kuberlari kepada tujuanku
Kau briku hari yang baru yanglama tlah berlalu
RencanaMu oh Tuhan indah bagiku
Tak terbatas oleh pikiranku
FirmanMu ya dan amen
Sumber kekuatan, Kau penghrapanku
Kau terbaik bagiku

Selaras dengan penyampaian Santo sinaga (29 thn) kepada penulis dalam

wawancara 11 Januari 2022 di Yayasan Kahapi;

“Warga binaan Yayasan Kahpi setiap pagi selalu melakukan senam


pagi dek, dibarengi dengan mereka selalu menyanyikan lagu mars
Yayasan Kahapi dan mengucapkan yel-yel yang telah ditetapkan di

35
Yayasan ini, melalui yel-yel ini mereka sembari diadarkan bahwa
mereka adalah orang yang akan membawa pemulihan bagi bangsa ini ,
melalui pertobatan mereka”

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan bapak Santo

penulis mendapati bahwa konselor atau pihak Yayasan menanamkan hal-hal yang

baru atau kebiasaaan-kebiasaan baru yang membangun terhadap Pasien

(residence) yang ada, kata-kata dan lagu lagu yang bertemakan bahwa harapan

masih ada selalu disuarakan Pasien (residence) setiap pagi, untuk menstimulun

semangat Pasien (residence) untuk bertobat dan berubah .

Hal ini selaras dengan wawancara penulis dengan Bpk.Ridoart Dacosta

Siburian, selaku salah satu konselor dalam wawancara pada tanggal 25 Februari

2022 di Yayasan Kahapi

“setiap hari mereka yang sedang menjalankan proses rehabilitasi ini


diajari untuk menggunakan slogan yayasan Kahapi yaitu ‘kami tidak
terbiasa malas karna kemalasan membuahkan kemiskianan’, dan slogan
lainnnya yang dibuat untuk memicu semangat mereka menjadi lebih baik
lagi “ Ditambah lagi dengan lagu yang mereka nyanyikan dengan makna
yang dalam.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Bpk.Ridoart Dacosta

Siburian penulis mendapati bahwa bukan hanya masalah narkoba namun

juga masalah karakter yang buruk yang telah tertanam didalam jiwa

Pasien (residence) harus diperbaiki seperti hal kemalasan,

pemarah,pendendam dan lain-lain. Seperti penyampaian ibu Lilis suryani

sihombing selaku founder Yayasan Kahapi (38 thn), pada sebuah

wawancara di acara ceramah di Yayasan Kahapi beserta dengan seluruh

pasien (residence) tentang lagu berjudul “Kau jadikan ku berharga”

mengatakan ;

36
“Lagu ini muncul saat saya berada dalam titik menyadari bahwa diluar
Tuhan saya menjadi manusia yang hancur dan tidak ada gunanya,
diluar Tuhan aku tidak berharga. Saya tidak menemukan damai
sejahtera bahkan tujuan hidup dengan semua kejahatan yang pernah
saya lakukan.Lagu ini mengingatkan kita, bahwa kita tidak boleh lagi
menyia-nyiakan hidup kita dan kembali melakukan kesalahan yang
sama, make narkoba lagi , nyabu lagi , hidup tidak teratur lagi dan
biarlah melalui lagu ini kita semakin bertobat dan mengerti tujuan
hidup kita ini”.

Dahulu ku tak berharga


Namun Engkau mengubahku
Dahulu ku tak berarti
Skarang Engkau memilihku
Kau jadikan ku berharga
Kau jadikan ku berarti
Kini kupersembahkan
hidupku jadi alatMu
Kau jadikan ku berharga
Cipt.Lilis Suryani sihombing

4.1.2 Makna logo Yayasan Kahapi

Lambang ataupun logo bertujuan menjadi identitas dan pengenal

dari organisasi tersebut dan tentu memiliki makna tersendiri begitu juga

dengan yayasan Kahapi,hal ini juga disampaikan oleh Ibu Lilis Suryani

selaku founder sekaligus yang membuat logo pada yayasan Kahapi berikut

hasil wawancara mengenai logo yayasan Kahapi pada tanggal 25 Januari

2022

“Logo Yayasan Kahapi ini terdiri dari beberapa item yaitu burung
merpati,gandum, warna hijau dan Cahaya yang ditandai dengan 4 garis
putih.Merpati melambangkan keberadaan dan kehadiraan Tuhan Yang
Maha Esa terhadap Kahapi dan orang –orang yang mau bertobat, warna
hijau melambangkan ada kehidupan,ketulusan dan kesembuhan jiwa”
Berdasarkan wawancara yang telah penulis lakukan dapat

disimpulkan

Bahwa Merpati melambangkan kehadiran Tuhan, atas Yayasan Kahapi

dan

37
atas setiap orang yang mau merubah hidupnya . Warna hijau memiliki

arti kehidupan setiap orang yang mau merubah hidupnya. Warna hijau

Memiliki arti kehidupan, ketika ada ketulusan maka ada kehidupan,

ketikaada ketulusan maka ada pertobatan dan kesembuhan jiwa, garis

empat (cahaya) cahaya itu melambangkan bahwa penyertaan Tuhan

Yang Maha Esa untuk setiap orang-orang yang dididik dan mau diajar.

Kahapi artinya Kasih Hati dan Pikiran, bahwa pemimpin dan konselor

memberikan Kasih, Hati dan pikiran dengan sungguh-sungguh untuk

membimbing setiap orang di Yayasan Kahapi

Gambar.8 Logo yayasan Kahapi

sumber :Dokumentasi penulis

4.1.3 Struktur Organisasi Dan Sumber Daya Manusia (SDM) di Yayasan

Kahapi

A. Struktur Organisasi

Adapun strukur organisasi dari hasil penelitian penulis yaitu;

Pembina Yayasan : Lilis Suryani Sihombing, S.H.

Ketua Yayasan : Pdt. Yusup Sinaga, S.Th.

Sekretaris Umum : Marlene Sihombing, S.E.

Bendahara Umum : Santober Barutu

38
Konselor : 1. Yosafat Roni Saragih

2. Ridoart Dacosta Siburian

3. David Rian Marbun

4. Wita Pardede, S.Pd.

5. Doni Berkat Siburian

6. Sapta Durika Kudadiri

7. Daniel Pardede, S.Pd.

Vokasional : Amin Barutu

Kerohanian : Alaris Bongguk Siregar, S. Pak.

Keamanan : Rikwan Mahulae

Pengawas :Lamasi Praja Pesta Pakpahan


Berdasakan hasil penelitian penulis nama-nama yang telah tercantum

menjadi pengurus maupun staff Yayasan Kahapi telah terlatih dan bersertifikat

untuk melayani dalam bidang rehabilitasi. Setiap pegurus memiliki Jobsdesk

masing-masing yang menjadi tanggung jawab setiap pribadi. Setiap minggu

setiap pengurus mengadakan briefing untuk mengetahui kendala yang ada

dilapangan saat menangani residence,misalnya pada saat penerapanterapi sebagai

strategi rehabilitasi yang dilaksanakan pada setiap residence.

Setiap petugas dengan divisi masing-masing mempersiapkan bagian

masing-masing untuk siap dan update dalam mengatasi setiap kebutuhan guna

perkembangan dan kemajuan dalam proses pemulihan pasien (residence).

39
Gambar 9. Struktur Yayasan Kahapi

PEMBINA YAYASAN
Lilis Suryani Sihombing, S.H

KETUA YAYASAN
Pdt. Yusup Sinaga, S.Th

SEKRETARIS
Marlene Sihombing, BENDAHARA
S.E Santober Barutu

KONSELOR KEAMANAN
VOKASIONA KEROHANIAN
Rikwan
1. Yosafat Roni Saragih L Alaris Bongguk,
S.Pak. Mahulae
2. David Rian Lumban Gaol Amin Barutu
3. Wita Pardede, S.Pd.
4. Ridoart Dacosta Siburian
5. Doni Berkat Siburian
6. Sapta Durika
7. Daniel Pardede, S.Pd.

PENGAWAS
Sumber: Dokumentasi
Lamasi Praja penulis S.E.
Pesta Pakpahan,

Sumber: Yayasan Kahapi


B. Sumber Daya Manusia (SDM) di Yayasan Kahapi
Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) bervariasi tergantung dari

besarnya kelembagaan, jumlah klien yang dilayani. SDM memberikan layanan

terapi yang dibutuhkan pasien (residence) dan SDM yang ditunjuk adalah tenaga

yang terlatih dan bersertifikat dibidang masing-masing. Tenaga tehnik di Yayasan

Kahapi yaitu ;

40
1. Pelaksana Inti Rehabilitasi

Berdasarkan hasil observasi dan yang telah penulis lakukan selama di

Yayasan Kahapi, penulis menemukan ada orang-orang yang mempunyai

tugas-tugas khususnya sendiri

a. Dokter , perawat dan tenaga medis lainnya tugas dari dokter dan perawat adalah

melakukan perawatan umum terhadap pasien (residence) yang memerlukan

perawatan, bahkan memberikan edukasi mengenai pola hidup sehat

b. Sarjana sosial (pekerja sosial), Bertugas untuk berhubungan dengan keluarga

pasien (residence) missal melaksanakan kunjungan ke rumah pasien (residence)

untuk pembinaan lanjutan.

c. Konselor adiksi, bertugas untuk mendampingi pasien (residence) ,melakukan

konseling, menganalisis perkembangan pasien (residence) dan menyusun rencana

terapi yang akan dilakukan terhadap pasien (residence). Konselor adiksi adalah

petugas yang menghabiskan waktu paling banyak dengan pasien (residence).

d. Pembina mental agama, bertugas untuk memberikan bimbingan lanjutan

mengenai keagamaan terhadap pasien (residence)

e. Instruktur kegiatan vokasional, bertugas untuk memberikan pelatihan

keterampilan yang tersedia di yayasan Kahapi kepada pasien (Residence).

f. Relawan bertugas membagikan keterampilan yang dimilikinya kepada pasien

untuk mengmbangkan minat dan bakat dari pasien rehabilitasi biasanya berupa

kerajinan tangan membuat bunga, menjahit, membuat sunlight, membuat kue dan

membuat pot bunga dan lain sebagainya.

2. Petugas Administrasi

41
Petugas administrasi adalah pekerjaan yang melakukan pekerjaan-

pekerjaan dalam perkantoran agar tata hubungan kerja menjadi efektif dan

efisien. Petugas administrasi berhubungan dengan bidang umum bagian

petugas administrasi adalah;

a. Sekretaris, bertugas untuk melaksanakan tugas surat menyurat, mengelola

administrasi penerimaan pasien (residence)

b. Bendahara (Keuangan), membuat perkiraaaan biaya yag berkaitan dengan

Yayasan,menyiapkan data-data dan laporan keuangan.

3. Petugas Penunjang Layanan.

Petugas penunjang lainnya adalah orang yang membantu secara teknis

dilapangan agar program rehabilitasi berjalan dengan baik, yang dimaksud dengan

petugas penunjang adalah;

1. Rumah tangga, bertugas menyiapkan makanan untuk pasien (residence)setiap

hari.

2. Keamanan,bertugas untuk menjaga keamanan lingkungan rehabilitasi,

memperhatikan dan merespon insiden yang terjadi pada pasien (residence).

C. Sarana dan Prasarana Yayasan Kahapi


Kelengkapan fasiitas sarana dan prasarana didalam sebuah instansi akan

menunjang efektifitas berlangsungnya kegiatan yang telah ditetapkan dan akan

dilakukan beserta target yang akan dicapai. Berdasarkan hasil observasi yang telah

penulis lakukan sarana dan prasarana yang ada di Yayasan Kahapi ialah

1. Halaman depan untuk lokasi penerimaan tamu, parkir dan tempat konseling

2. Bangunan utama sebagai rumah atau tempat rehabilitasi mantan pecandu narkoba,

ruangan kuliah dan Aula

42
3. Halaman belakang terdapat lapangan untuk bermain bola, tenis meja, Bahtera

Nuh, Kolam ikan hias, kebun sayur mini dan pendopo sebagai tempat bersantai.

Adapun sarana di Yayasan Kahapi bertujuan untuk memperlengakapi

dan menunjang efisiensi dari berjalannnya kegiatan di Yayasan Kahapi.

Yayasan Kahapi menyediakan Barbershop, peternakan Ayam dan Ikan

untuk membuat pasien (residence) terlatih menjadi orang yang mampu

menciptakan lapangan pekerjaaan dan menjadi masyarakat yang produktif.

Pelatihan-pelatihan diberikan kepada pasien ( residence) agar mereka ahli

dan profesional. Hal ini juga disampaikan oleh Bpk.Doni berkat siburian;

“Disini ada kegiatan-kegiatan yang mengasah kemampuan pasien (residence)


dalam berbagai bidang, dalam hal peternakan , perikanan dan
barbershop.Para pasien(residence) diajari bagaimana dapat menciptakan
lapangan pekerjaandan diperlengkapi juga dengan alat musik agar pasien
(residence) semakin menekspresikan peraasaan dan bakaat mereka melalui
musik”
Berikut informasi lebih lanjut mengenai fasilitas Yayasan kahapi

Adapun sarana dan prasarana yang ada di yayasan Kahapi antara lain :

43
Tabel .1 Sarana dan prasarana pada Yayasan Kahapi
No Keterangan Jumlah Kondisi
1 Ruangan kantor 1 Baik

2 Kamar tidur 9 Baik


2
3 Ruang makan 2 Baik
3
4 Barbershop Kahapi 1 Baik
4
5 Salon Kahapi 1 Baik
5
6 Mini market 1 Baik
6
7 Bahtera Nuh (Terapi religi) 1 Baik
7
8 Ruangan admin 1 Baik
8
9 Ruangan Pimpinan 1 Baik
9
1 Ruangan bendahara 1 Baik
10
1 Ruangan pertemuan keluarga 2 Baik
11
1 Dapur 1 Baik
12
1 Posko 1 Baik
13
1 Ruangan bersantai 1 Baik
14
1 Gudang 1 Baik
15
1 Tempat olahraga 1 Baik
16
1 Area taman 2 Baik
17
18 Area berkebun 1 Baik

1 Area pertanian 3 Baik


19
2 Area peternakan 1 Baik
20
1 Ruangan vokasional 1 Baik
21
2 Ruangan detoks 4 Baik
22
23 Ruangan Kuliah 1 Baik

44
24 Ruangan vokasional 1 Baik

25 Ruangan detoks 4 Baik

26 Ruangan Kuliah 1 Baik

27 Kamar Mandi 12 Baik

28 Mesin Cusi 3 Baik

29 Mobil L300 1 Baik

30 Alat pangkas 1 set Baik

Sumber: Dokumentasi penulis

D. Jadwal Kegiatan di Yayasan Kahapi


Yayasan Kahapi memiliki jadwal tersendiri setiap harinya untuk

dilakukan mulai dari bangun pagi, hingga istirahat malam. Pagi hari

kegiatan dimuai dengan berdoa bersama-sama lalu setelah itu berolahraga

ataupun senam pagi, setelah itu pasien (Residence) melakukan kebersihan

sesuai dengan jadwal piket mereka masing-masing sembari ada yang piket

pasien (Residence) mandi dan sarapan pagi. Setelah sarapan pagi maka

pasien (Residence) yang telah ditetapkan mengikuti perkuliahan akan

mempersiapkan segala yang diperlukan, sedangkan yang lain akan

melanjutkan kegiatan dengan briefing ada juga yang dietapkan dan dilatih

untuk bagian vokasional. Pada siang hari pasien (Residence) memiliki jam

istirahat dan dilanjut lagi dengan kegiatan olahraga, kebersihan, mandi

dan makan malam lalu kegiatan malam hari ditutup dengan sharing group

dan ibadah singkat. Kegiatan ini dilakukan terus-menerus adalah untuk

menanamkan kebiasaan yang baik agar terus dilatih dan diterapkan saat

pasien (residence) pulang kembali ke rumah. Jadwal kegiatan terjadwal

pada Yayasan Kahapi dapat tilihat pada tabel 2, Sedangkan kegiatan yang

45
tidak terjadwal biasanya terjadi pada saat Yayasan Kahapi kedatangan tau

dari luar kota untuk mengadakan event.

Tabel 4.2 Jadwal kegiatan Yayasan Kahapi


Jam Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu

05:00- Ibadah pagi Ibadah pagi Ibadah pagi Ibadah pagi Ibadah pagi Ibadah pagi
05:30
05:30- Olahraga Olahraga Olahraga Olahraga Olahraga Olahraga
06:00
06:00- Function Kebersihan Kebersihan Kebersihan kebersihan Kebersihan
07:00 (kebersihn)
07:00- 1.Shower 1.Shower 1.Shower 1.Shower 1.Shower 1.Shower
08:00 2.Sarapan 2.Sarapan 2.Sarapan 2.Sarapan 2.Sarapan 2.Sarapan
08:00- Upacara Brieffing klien Brieffing klien Brieffing klien Brieffing klien Brieffing klien dan
10:30 Bendera dan Kuliah dan Kuliah dan Kuliah dan Kuliah Kuliah
10:30-
11:30
11:30- Istirahat Games Seminar Vokasional Ibadah bersama Weekend
12:00
12:00- Makan siang Makan siang Makan siang Makan siang Makan siang Makan siang
12:30
12:30- Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat istirahat Istirahat
13:30

13:30- Psikodrama Konseling Games


15:00 Nonton bareng Vokasional Seni musik
15:00- Olahraga
16:30
16:30- Function Function Function Function Function Function
17:00 (kebersihan) (kebersihan) (kebersihan) (kebersihan) (kebersihan) (kebersihan)

17:00- Mandi Mandi Mandi Mandi Mandi Mandi


17:30

17:30- Makan Malam Makan Malam Makan Malam Makan Malam Makan Malam Makan Malam
18:00

18:00- Sharing group Sharing group Sharing group Sharing group Sharing group Sharing group
21:00

21:00 Clossing Clossing Clossing Clossing Clossing Clossing

46
Sumber: Dokumentasi penulis

4.2 Latar Belakang Yayasan Kahapi Melaksanakan Pelayanan Rehabilitasi

Yayasan ini didirikan didasarkan panggilan jiwa, Ibu Lilis sendiri dulunya

merupakan seorang wartawan dan rentenir namun dari pengakuan ibu Lilis sendiri

bahwa dia tidak mengalami ketenangan jiwa dan kepuasan meskipun telah

memiliki cukup uang untuk memenuhi keinginan seorang anak muda, kemudian

ibu Lilis tetap mencari kepuasan dan ketenangan jiwanya dengan bergabung

dengan partai politik dan mencalonkan diri sebagai salah satu anggota legislatif di

kota Medan pada tahun 2008, namun tidak berhasil sejak saat itu ibu Lilis sendiri

mengalami kejenuhan dalam pencarian makna hidup dan kemudian jatuh sakit

sehingga seperti tidak ada harapan lagi untuk lagi hidup.

Masa sakit penyakitnya ibu Lilis menyatakan bahwa ibu Lilis melihat

sorga dan neraka, begitu banyak orang yang berjalan masuk ke dalam neraka, dia

berjanji akan menjadi manusia yang lebih berguna, menjadi orang berdampak buat

banyak orang dan ingin menjadikan kehidupannya lebih berarti, setelah beberapa

waktu berlalu ibu Lilis sembuh dan segera menepati janjinya yaitu pergi kejalanan

dan memperhatikan orang-orang yang gangguan jiwa dan tidak sedikit juga saat

ini menangani orang-orang kecanduan narkoba untuk direhabilitasi.

Sebagian dari ODGJ (Orang Dalam Gangguan jiwa) dibawa untuk

dirawat, dengan terlebih dahulu melapor ke pihak yang berwajib sesuai dengan

prosedur, jiwa-jiwa yang telah diambil untuk dirawat dibawa dalam sebuah

bangunan dengan status mengontrak di Tembung, pasar 9. Jln. Sidomulyo ujung

47
no 47A, meskipun pada awalnya mereka tidak tau prosedur yang baik dalam

pelayanan pada bidang rehabilitasi, hal ini tidak menghalangi Ibu Lilis dan tim

untuk terus belajar hingga mereka mengerti tahap demi tahap dalam bidang

rehabilitasi, ibu Lilis tetap melaksanakan janji dan panggilan Jiwanya.

Awalnya ibu Lilis dengan tim yang tidak mengerti banyak hal mengenai

rehabilitasi dan proses rehabilitasi yang akan diadakan, namun dengan belajar dan

membangun relasi dengan rehabilitasi yang sudah lama didirikan , akhirnya Tim

mampu untuk membangun struktur organisasi dan membuat terapi khusus di

yayasan Kahapi, yaitu terapi religi.Selama masa rehabilitasi ni didirikan sudah ada

687 orang yang sudah menyelesaikan program rehabilitasi di Yayasan Kahapi,

dan Kembali produktif bahkan menjadi orang yang sukses, dalam pekerjaannya

dan keluarganya.

4.3 Latar Belakang Pasien ( Residence) Menggunakan Narkotika dan Obat-

obatan Berbahaya

Peneliti melakukan penelitian di Yayasan Kahapi,dengan pengambilan

data-data wawancara kepada pimpinan Yayasan Kahapi, Staff, Konselor, dan

pasien mantan pecandu narkoba. Banyak hal yang melatarbelakangi seseorang

menggunakan narkoba dan direhabilitasi.Senada dengan penyampaian yang

disampaikan oleh Bpk.Ridoart Dacosta menyatakan bahwa:

“Ada banyak yang melatarbelakangi seseorang menggunakan narkoba


termasuk kerasnya didikan terhadap seseorang, pergaulan yang tidak baik,
dijebak, keinginan sendiri, masalah yang tidak kunjung selesai.Tidak bisa
dipastikan hanya satu saja hal hal yang melatarbelakangi seseorang
menggunakan narkotika dan obat-obatan berbahaya”

Seperti hasil wsayancara dengan LA (18 Thn), yang telah

melaksanakan program rehabilitasi selama 4 (empat) bulan di Yayasan

48
Kahapi latar belakang mengapa dia menggunakan narkoba dan mengapa

dia direhabilitai, mengatakan

“Sayal mula saya make narkoba itu karna broken home, aku kecewa
sama mama, bapa gak tau dimana, gak ada yang merhatikan aku,aku
pun tinggal dirumah nenek, dia yang ngurus aku dari kecil sampe
besar, sampe saya masuk sini. Mama aku pun gak kerja, dia minta
uang juga sama nenek, mama saya gak perduli sama aku, sampe-
sampe aku ngerokok mulai dari SD, rokok yang aku ambil pun punya
mama ku, dia nggk perduli, gitu-gitu aja trus. Jadi saya sering main-
main sama kawan-kawan, ngumpul diwarnet sampelah awa kelas 2
SMP awa lihat kawan awa ngerokok, tapi beda rokoknya, awa
penasaran awa tanya dia itu apa? Dia bilang ini narkoba, tapi awa gak
tau apa itu narkoba, awa masih kecil kali disitu, sejak itu awa udah
sering make sama kawan kawan didalam gedung, harganya itu
seberapa uang awa yang ada itu awa kasih nggk mahal kali, klo ada 15
ribu segitu awa kasih. Karna awa udah bandal kali nenek pun pusing
ngadapin awa yang sering sporing dari rumah, awa pernah ditangkap
nenek ama mama di kafe ,siap itu dibotak rambut saya setelah itu saya
dikurung dirumah yang membuat saya semakin terpuruk ditambahlagi
melihat sikap ibuku yang mengecewakanku dengan hal-hal yang
membuatku malu ,pulang malam-malam minu-minum alkohol sampai
larut malam .Dia bahkan bisa masuk kerumah seperti pencuri yaitu
masuk dari jendela , saat pintu rumah yang diketuknya tidak dibuka.
Setelah sekian lama saya ditahan dirumah saya mencoba untuk
melarikan diri dari rumah , dan saya tidak pulang hingga berbulan
bulan, namun pada akhirnya kluargaku menemukan ku, dan
membawaku pulang.
Penjelasan yang telah disampaikan LA (18 thn) yang merupakan

pasien rehabilitasi Yayasan Kahapi, disimpulkan bahwa ada beberapa hal

melatarbelakangi yaitu;

a) Orang tua yang tidak perduli terhadap anak

b) Kurang kasih sayang orang tua

c) Pergaulan yang salah

d) Coba-coba

49
Selanjutnya peneliti menanyakan pertanyaan yang sama dengan A.G

(25thn), tentang mengapa dia menggunakan narkotik dan obat-obatan

berbahaya menyampaikan bahwa:

“Saya make narkoba itu awalmulanya ketika ayah saya meninggal, aku
kecewa pada banyak orang, aku bingung dan aku marah ,tidak tau apa
yang harus kulakukan. Semakin hari aku semakin hancur dengan
perasaanku yang frustasi ,aku sayang kali loh sama bapakku bu, aku
sperti kehilangan separuh harapanku,akhirnya yang jadi pelampiasanku
aku jadi bandal,aku jadi coba banyak hal untuk mendapatkan
ketenangan dan sejak itulah aku mengenal dan akrab dengan narkoba
mendapatkan ketenangan dan sejak itulah aku mengenal dan akrab
dengan narkoba”

Melalui penjelasan AG (25 thn) diambil kesimpulan bahwa hal- hal

yang dapat melatarbelakangi seseorang menggunakan narkotika dan obat-

obatan berbahaya adalah;

a) Kecewa terhadap keadaaan

b) Pergaulan yang tidak baik

Selanjutnya penulis melakukan wawancara dengan GP (22tahun), tentang

mengapa dia menggunakan narkotika dan obat-obatan berbahaya menyampaikan

bahwa:

“Awal aku make narkoba waktu aku kerja jadi sopir, saat itu saya make
sabu-sabu,kata kawan-kawan kerja itu dipake biar kita tetap semangat terus
kerja dan mata tetap on waktu nyupir. Memang waktu saya pake itu mata
saya langsung on dan rasanya itu seperti saya gak punya masalah apa-apa,
aku udah make sabu selama satu tahun lebih kak sejak 2020 bulan April dan
sampe lah saya direhabilitasi ini di 2021 bulan November”.
Berdasarkan wawancara dengan GP (22 thn) mengenai latarbelakang

dia menggunakan narkoba ialah, karena pergaulan yang tidak baik.

Selanjutnya peneliti melanjutkan wawancara dengan AM (29 thn) dalam

wawancara pada 30 januari 2022 tentang mengapa dia menggunakan

narkotika dan obat-obatan berbahaya menyampaikan bahwa :

50
“Saya memakai Narkoba karna saya kecewa sama orang tua saya ,
tidak direstui nikah dari dulu, sudah lama kami pacaran, sudah 9 tahun
tapi tetap gak dire stui, saya udah habis banyak uang sama dia, saya
sudah baik baik,cari kerjaan yang bagus, dan tidak nyusahin orang tua
saya, dulunya saya nggak merokok, minum dan nggak make narkoba,
tapi ketika saya dengar spertinya saya tidak direstui direstui , saya
menjadi kecewa dan sejak saaat itu hidupku berantakan karena putus
asa. kubantailah jadi anak bandalkarna jadi anak anak baik pun gak nya
dihargai orang tua. waktu itu pekerjasaya masih bagus, kalo menang
tender bias asampai puluhan juta, bebas aku make uang untuk apa
aja,kucobalah segala macam hal yang membuatku senang dan relaks
karna masalah dengan orang tua itu. Mungkin semenjak itulah dilihat
orang tua ku kak,sifatku yang makin gak beres pulang malam, lalu saya
dimasukkan kedalam rehabilitasi ini”

Dari penjelasan AM (29 Thn ) menyatakan bahwa ia memakai

narkoba adalah karena

1. Masalah dengan orang tua yang tidak terselesaikan.

2. Pergaulan yang tidak baik

Seperti hasil wawancara peneliti dengan Eben sinaga (29 thn)

selaku pengawas Yayasan Kahapi, tentang latarbelakang pecandu

menggunakan narkotika dan obat-obatan berbahaya.

“orang-orang yang make narkoba itu tidak bisa dipastikan dan dipatok
penyebab utamanya apa, banyak hal yang memicu hal tersebut termasuk;
broken home, pergaulan bebas dan coba-coba”

Seperti penyampaian S.S (28 thn), mengenai latar belakang

mengapa mereka menggunakan narkotika dan obat-obatan berbahaya :

“Saya mulai menggunakan narkoba sejak 7 tahun silam, awal nya saya
diajak bos untuk angkat barang ke sebuah gudang barang , ternyata dia
keluarkan pompa (bong) itu dipake untuk nyabu sejak saat itu saya make
narkoba ditambah lagi rekan kerja yang juga sering make narkoba”
Dari penjelasan S.S (28 thn) bahwa ketergantungannya terhadap

narkotika dan obat-obatan berbahaya adalah pergaulan buruk dan

51
lingkungan kerja. Selanjutnya peneliti melanjutkan wawancara dengan

SBM dalam wawancara tentang mengapa dia menggunakan narkotika dan

obat-obatan berbahaya menyampaikan bahwa :

“saya pertama kali menggunakan narkoba itu sejak berapa tahun yang
lalu, saat saya lagi mendaki gunung, ditawarin sama teman saya,saat itu
saya juga lagi alami masalah dengan keluarga , awal apa, tapi karna
kawan yang nawari saya terima aja. Semenjak itu saya mendapatkan itu
secara gratis selama beberapa minggu namun setelah itu dia tidak lagi
memberikan saya dengan cuma-cuma .
Dari penjelasan SBM latar belakang SBM menggunakan narkotika

dan obat-obat berbahaya adalah pergaulan yang tidak baik dan masalah

yang berlarut larut.

Kesimpulan wawancara yang yang telah peneliti lakukan terhadap

informan yang telah ditetapkan mengenai latarbelakang seseorang

menggunakan Narkotika dan obat-obatan terlarang adalah:

1. Pergaulan yang tidak baik

2. Peranan orang tua yang tidak maksimal untuk anak

3. Lingkungan yang buruk

4. Masalah yang tidak kunjung terselesaikan

5. Coba-coba ( Penasaran )

6. Terjebak (ditipu oleh orang lain)

4.4 Strategi Rehabilitasi Yayasan Kahapi Terhadap Mantan Pecandu


Narkoba.

4.4.1 Alur Rehabilitasi Yayasan Kahapi


Saat memasuki rehabilitasi ada langkah-langkah yang harus dilakukan

oleh keluarga dan calon pasien rehabilitasi di Yayasan Kahapi berdasarkan hasil

52
wawancara yang telah penulis lakukan dengan Bpk. Santo Sinaga tanggal 30

Januari di Yayasan Kahapi;

“Hal yang pertama kali dilakukan sebelum pasien masuk ke Yayasan Kahapi
adalah, keluarga melakukan konsultasi terhadap pihak Yayasan Kahapi, pada
tahap ini keluarga menceritakan bagaimana kondisi calon pasien dan keluhan
dari keluarga calon pasien, cek Lokasi yang akan ditempati oleh keluarga
mereka selama direhabilitasi. Tahapan penerimaan awal ini merupakan
tahapan yang penting untuk melihat karakteristi ,masalah dan kebutuhan
terapi yang berbeda-beda dari setiap pasien. Pada tahapan ini ada beberapa
hal yang dilakukan yaitu skrinning, assesmen, pengisian formulir awal,
pemeriksaan urin, dan menyusun rencana rawatan yang akan diterapkan pada
pasien yang bersangkutan”
Hasil observasi yang telah peneliti lakukan maka hal yang pertama

dilakukan adalah pasien (residence) konsultasi dengan pihak Yayasan

sebelum calon pasien dibawa ke rehabilitasi, maka keluarga yang

bersangkutan akan melakukan konsultasi mengenai kondisi calon pasien,

pada tahap ini keluarga pasien mengutarakan apa yang dilakukan calon

pasien yang meresahkan keluarga dan masyarakat dan berada diluar norma

sosial yang berlaku.Saat keluarga melakukan konsultasi dengan pihak

rehabilitasi maka keluarga akan datang melihat tempat rehabilitasi yang

akan ditinggali oleh calon pasien selama program akan berlangsung.

Tahapan penerimaan awal ini merupakan tahapan yang penting untuk

melihat karakteristik masalah dan kebutuhan terapi yang berbeda-beda dari

setiap pasien. Pada tahapan ini ada beberapa hal yang dilakukan yaitu

skrinning, assesmen, pengisian formulir awal, pemeriksaan urin, dan

menyusun rencana rawatan yang akan diterapkan pada pasien yang

bersangkutan.

“Tahap yang kedua adalah Intake prosses artinya ini proses


penandatanganan formulir yang diperlukan sebagai bukti bahwa pasien
telah atas seijin keluarga untuk ada di Yayasan Kahapi atau sering juga

53
disebut dengan proses admininistrasi dan prsoses penjemputan pasien
jika keluarga ingin keluarganya dijemput. Intake proses sering juga
disebut sebagai penerimaan awal dengan kegiatan yaitu mengumpulkan
seluruh informasi pasien yang juga melingkupi riwayat keluarga , sosial
dan pekerjaan. Pada Intake proses yang mengambil bagian adalah
Pekerja sosial, konselor, dan petugas penerimaan pasien (residence)”
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan tahap

selanjutnya ialah Intake proses setelah konsultasi dan tanda tangan

kontrak, sebagai menyetujui syarat, ketentuan dan peraturan hal ini

berguna untuk keperluan tertentu dalam administrasi dan selanjutnya jika

keluarga ingin calon pasien dijemput maka akan dilakukan penjemputan.

Intake prosses sering disebut juga sebagai penerimaan awal yang

bertujuan mengumpulkan seluruh informasi yang berkaitan dengan pasien

(residence) mengenai riwayat pekerjaan,keluarga dan hubungan sosial,

pada proses ini yang bertugas ialah pekerja sosial, konselor, perawat dan

petugas penerimaan pasien (residence).

“Selanjutnya adalah skrinning , skrinning adalah prosedur singkat untuk


menentukan ada tidaknya masalah pada pasien, jika didapati bahwa hanya
sedikit masalah atau pasien belum mengalami ketergantungan yang berat
maka pasien akan diedukasikan terlebih dahulu atau diberi informasi
bahwa jika pasien tersebut melanjutkan penggunaan maka akan kecanduan
dan akan berakibat kematian. Dalam proses skrinning ini harus dibangun
hubungan yang baik antara pasien dengan yang melakukan skrinning,
ditekankan agar saling menghargai dan tidak langsung menuduh pasien
yang datang dengan tuduhan negatife, didalam Skrinning ada yang disebut
dengan Assist, yang merupakan sebuah wawancara dengan standar
internasional yang telah ditetapkan dengan standar pertanyaan yang
berguna untuk mengetahi lebih dlam mengenai pasien yang datang.Tugas
konselor pada tahap skrining adalah menjelaskan langkah-langkah
skrinning, memberikan kartu respon kepada pasien, menjelaskan daftar zat
yang digunakan selama tiga bulan terakhir dan menjelaskan kerahasiaan
pembicaraan mereka, informasi yang didapat hanya untuk tujuan
pemulihan pasien. Jika hasil dari skor Assist yang dilakukan didapati
rendah maka diberikan edukasi singkat dan umpan balik, jika resiko
sedang maka diberikan edukasi dan intervensi singkat .“

54
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dipaparkan diatas maka

proses selanjutnya adalah skrining. Skrinning adalah tahap pihak

rehabilitasi mengadakan pengecekan kondisi tubuh, barang-barang yang

dibawa dan test urine (untuk mengetahui zat adiktif apa yang telah

dikonsumsi pasien selama berada diluar Yayasan Kahapi). Skrinning

adalah dimana juga pihak pasien diwawancarai secara singkat dengan

menggunakan Assist dengan informasi yang diharapkan yaitu tiga bulan

terakhir dan sepanjang hidup pasien (residence) yang merupakan

wawancara dengan standard internasional untuk para pecandu narkoba

yang akan meliputi riwayat penggunaan zat ,keinginanan kuat

menggunakan zat, menanyakan apakah ada orang yang prihatin terhadap

kondisi nya selama menggunakan zat.

Tugas konselor pada tahap skrining adalah menjelaskan langkah-

langkah skrinning, memberikan kartu respon kepada pasien , menjelaskan

daftar azat yang digunakan selama tiga bulan terakhir dan menjelaskan

kerahasiaan pembicaraan mereka , informasi yang didapat hanya untuk

tujuan pemulihan pasien. Jika hasil dari skor Assist yang dilakukan

didapati rendah maka diberikan edukasi singkat dan umpan balik, jika

resiko sedang maka diberikan edukasi dan intervensi singkat

“Selanjutnya setelah skrinning maka dilakukan Assesmen, dalam assesmen


ini merupakan wawancara mendalam dengan pasien yang berisi tentang
status medis, pekerjaan dan pendidikan, zat yang digunakan, status hukum
apakah dia pernah terjerat hukum, selanjutnya adalah masalah sosial dan
keluarga dan status psikiatri .setelah ini barulah bisa menentukan rencana
terapi yang akan dilakukan terhadap pasien dengan disepakati secara
bersama-sama’’

55
Berdasarkan hasil wawancara proses selanjutnya adalah Assesmen

adalah wawancara mendalam dengan pasien tentang status medis,

pekerjaan dan pendidikan, zat yang digunakan, status hukum apakah dia

pernah terjerat hukum, selanjutnya adalah masalah sosial dan keluarga

dan status psikiatri. setelah ini barulah bisa menentukan rencana terapi

yang akan dilakukan terhadap pasien dengan disepakati secara bersama-

sama.

“selanjutnya adalah detoksifikasi , detoksifikasi bertujuan untuk


mengamankan pasien yang mengamuk diakibatkan oleh zat yang
dikonsumsinya ,detoksifikasi dilakukan agar pasien tidak mengganggu dan
melukai orang yang ada disekitarnya, selama didetoksifikasi pasien tetap
diperhatikan oleh konselor”
Berdasarkan wawanca yang telah peneliti lakukan disimpulkan bahwa

detoksifikasi adallah tahapan setelah pecandu narkoba dibawa

kerehabilitasi, maka pasien pecandu narkoba akan diisolasi untuk

memutuskan zat yang telah digunakan selama pasien berada

dilingkungannya dulu, dalam tahap detoksifikasi pasien biasanya akan

memberontak karena tidak mendapatkan narkotika dan obat-obatan

berbahaya. Pelaksanaan detoksifikasi berupa pemeriksaan fisik secara

menyeluruh, petugas pelaksana pada detoksifikasi adalah konselor dan

perawat .

Berdasarkan wawancara yang dilakukan maka rencana selanjutnya

adalah menyusun rencana terapi Setelah tahap assesmen telah

dilaksanakan maka pihak yayasan menyusun rencana terapi yang akan

dilaksanakan tehadap Mantan pecandu Narkoba. Terapi yang akan

56
digunakan adalah ;Pemangkasan Tingkah laku, Therapy community (TC),

Psikodrama , Therapy religi, Terapi keluarga.

“Selanjutnya adalah tahapan rehabilitasi sosial, retreat dan home visit


Orang-orang yang berhak mengikuti retreat dan home visit adalah orang
yang dinilai baik dan mSengalami perubahan selama program rehabilitasi
dilaksanakan hal ini menjadi reward pribadi terhadap setiap pasien yang
ada biasanya retreat yang diadakan Berlangsung sekitar 10 hari dan juga
diadakan diluar kota pada tahap retreat ini lah juga dibangun
kekeluargaan kembali menankan cinta dan perduli agar diterapkan saat
mereka menyelesaikan program rehabilitasi dan setelah itu semua maka
selesailah program rehabilitasi terhadap pasien dan diharpkan pasien
kembali produktif ditengah masyarakat dan keuarga melalui skill dan
pengalaman maupun pembelajaran yang telah diterima selama
direhabilitasi”
Berdasarkan wawancara yang telah penulis lakukan dapat

disimpulkan bahwa Orang-orang yang telah menjalankan program di

Yayasan Kahapi dan jika mendapat penilaian baik dari pimpinan dan

staff/konselor maka orang tersebut akan direkomendasikan untuk

mengikuti retreat dan Home visit dengan kata lain mereka adalah orang-

orang yang telah dapat dipercayai .Pada waktu tertentu pihak Yayasan

Kahapi akan membawa pasien Mantan Pecandu Narkoba (MPN) yang

telah dapat dipercaya dan mendapat penilaian baik dari pmimpin dan

staff/konselor pergi untuk kunjungan ke tempat tinggal Mantan Pecandu

Narkoba (MPN). Kunjungan rumah (Home visit) adalah membalut dan

meyakinkan keluarga mereka bahwa mereka telah berubah dan siap untuk

pulang pada waktunya dan kembali produktif. Selesai program Mantan

Pasien telah menyelesaikan program di yayasan Kahapi dan kembali

pulang kepada keluarga mereka. Mantan pasien telah kembali berbaur

dengan masyarakat dan kembali bekerja juga melakukan

57
tanggungjawabnya dan kembali melakukan fungsinya dalam masyarakat

dan keluarganya.

Secara singkat alur layanan rehabilitasi dan strategi Yayasan Kahapi

dapat dilihat pada gambar dibawah ini ;

Gambar. 10 Alur Rehabiliasi Yayasan Kahapi

Sumber: Yayasan Kahapi


4.4.2 Strategi Rehabilitasi
Strategi atau siasat untuk rehabilitasi orang-orang yang mengalami

ketergantungan narkoba tentu berbeda-beda dilengkapi dengan latar

belakang para pecandu narkotika dan obat-obatan berbahaya, untuk itu

diperlukan strategi yang tepat.

Seperti penyampaian Bpk.Yosafat Roni (29 thn) pada wawancara

25 Januari 2022 , mengenai strategi rehabiitasi Yayasan Kahapi,

mengatakan;

58
“yang utama dilakukan adalah intervensi psikososial dan ini dibagi
menjadi dua bagian yaitu konseling individu dan wawancara motivasi.
Konseling individu itu dek adalah waktu dimana konselor dan pasien
berbicara mengenai masalah si pasien dek, dan disini juga pasien
mengutarakan potensi yang dimilikinya.Tujuan kegiatan ini adalah
konselor mempelajari dan memperoloh solusi atas permasalahan si
pasien sambil terus mengembangkan potensi dirinya dan mengambil
keputusan yang baik, konselor bertugas untuk mendukung pasien dalam
perubahannya. Tahapan dalam konseling ini dibagi menjadi tiga yaitu
awal,inti dan akhir Pada tahap awal adalah konselor membangun
hubungan yang baik dengan pasien dan konselor harus bisa dipercayai
dek…, pada tahap inti disinilah konselor melihat apa sebenarnya
maslaah pasien tersebut , apa pemicunya pada tahap akhir konselor
membuat kesimpulan tentang hasil konseling yang mereka telah
lakukan, lamanya sesi Intervensi psikososial setiap pertemuan adalah
tigapuluh sampai limapuluh menit dan yang bertugas disini adalah
konselor. Selanjutnya ada wawancara motivasi,bertujuan untuk
memupuk motivasi yang ada didalam hati pasien untuk berubah,
sehingga mampu mencapai tujuan dan terapi yang diberikan seperti
namanya yaitu wawancara motivasi, secara menyeluruh pasien
dimotivasi oleh konselor mengenai tujuan hidupnya.

Hal yang utama dilakukan dalam memasuki rehabilitasi adalah

dilakukannya Intervensi psikosial, intervensi psikososial dibagi menjadi

dua bagian yaitu konseling individu dan wawancara motivasi. Konseling

individu bertujuan untuk menyelesaikan masalah pasien (residence) dan

membantu pasien (residence) mengembangkan potensi dirinya. Konseling

ini diawali dengan dibangunnya hubungan yang baik antara konselor dan

pasien (residence) dan diakhiri dengan pengambilan kesimpulan dan

pemecahan masalah terhadap hal yang telah didiskusikan, lamanya sesi

Intervensi psikososial setiap pertemuan adalah tigapuluh sampai limapuluh

menit dan yang bertugas disini adalah konselor. wawancara

motivasi,bertujuan untuk memupuk motivasi yang ada didalam hati pasien

untuk berubah, sehingga mampu mencapai tujuan dan terapi yang

59
diberikan, secara menyeluruh adalah pasien (residence) dimotivasi oleh

konselor mengenai tujuan hidupnya.

Wawancara peneliti dengan Bpk.Ridoart Dacosta saragih pada

tanggal 11 Februari 2022 mengenai strategi rehabilitasi yaitu :

“Hal yang pertama dilakukan disni adalah pemangkasan tingkah


laku,dari tingkah laku yang tidak baik ,misalnya sombong,tidak bisa
dinasehati, emosi yang tinggi, pemberontak dan tidak memiliki
penguasaan diri akan masa lalunya yaitu Narkotika dan obat-obatan
berbahaya. Pemangkasan tingkah laku berlangsung selama pasien
berada di Yayasan ini , sampai dia keluar, tapi tahapan yang paling
berat tentunya pada tahap awal karna pada saat itu pasien akan
memberontak dan tidak terima dengan keadan dan kenyataan bahwa dia
sedang berada direhabilitasi,sangat dipastikan itu terjadi, namun pada
tahap selanjutnya atau pada bulan berikutnya setelah dia masuk dalam
program Yayasan Kahapi, dia akan sudah memiliki hati yang lebih
rendah hati dari pada saat bulan pertama dia masuk. Begitulah
seterusnya pada saat-saat tertentu kita akan melihat lagi bagaimana
proses dan strategi pemangkasan tingkah laku itu mengubah hati dan
hidup pasien tersebut.”
Kesimpulan dari Wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan

Bpk.Ridoart Dacosta mengenai strategi rehabilitasi yang dilakukan di Yayasan

Kahapi adalah pemangkasan tingkah laku berguna untuk memangkas setiap

perilaku yang tidak baik contohnya malas, sombong, pemberontak, egois, emosi

labil, tidak ada penguasaan diri, tidak bertanggung jawab cara-cara yang

dilakukan berbeda-beda kepada setiap individu karena tingkat emosi mereka

berbeda, tidak hanya mengenai kemalasan tapi juga mengenai kejujuran,

menghargai rang lain.

“Kami tidak terbiasa malas karna kemalasan membuahakan kemiskinan.


Slogan ini dengan sengaja dibuat agar para pasien sadar kalau mau
hidup cukup enggak bisa malas namun harus rajin, karna banyk juga
orang yang pengen cara cepat contohnya bermain togel dan
menggunakan ilmu hitam. Disinilah fungsinya pemangkasan tingkah
laku tersebut agar mereka nggak terus melakukan hal yang meresahkan
keluarga dan masyarakat yang tinggal disekitarnya, tapi itu kita lakukan
nggk dari hati kita, ini hanya untuk mengajarkan dia menghargai orang
lain dan memperdulikan orang lain, tidak mementingkkan diri sendiri.

60
Selanjutnya adalah kejujuran, penguasaan diri kesombongan, pemarah
dan tidak perduli. Segala jenis hal-hal dan sifat yang tidak baik yang
masih bisa dirubah dalam karkater akan berusaha dirubah kalau pihak
yayasan dan keluarga pasien bersinergi dengan baik. Begitulah kira-kira
mengenai pemangkasan tingkah laku. Akhir dari pada pemangkasan
tingkah laku ini adalah bahwa saat pasien pulang dan kembali kedalam
masyarakat produktif, dia akan menjadi manusia yang berguna dan
tidak mempersulit keluarga”

Pemangkasan tingkah laku akan mengakibatkan perlawanan terhadap

pengurus ataupun konselor pada tahap awal, hal ini diakibatkan karena sifat-sifat

mereka yang tidak baik sedang dibuang dan diubah secara perlahan namun ada

juga yang sebagian dari pasien (residence) yang sadar bahwa ada karakter didalam

diri mereka yang perlu dirubah. Proses pemangkasan tingkahlaku pada yayasan

Kahapi distrategikan jika satu orang sedang menjalankan terapi maka yang lain

akan datang membalut hati pasien (residence) tersebut.

“kalau masalah perlawanan tentu saja mereka melakukan perlawanan


bagi yang tidak tau tujuan dari pemangkasan tingkahlaku, namun bagi
yang mengetahuinya dia akan mengikuti saja untuk kebaikannya,
waktu pemangkasan tingkah laku, kita memiliki trik sendiri dimana
kalau yang satu marah maka staff yang lain akan datang menghibur
ataupun mengatakan kepada pasien yang sedang menjalani
pemangkasan tingkah laku bahwa semuanya untuk kebaikan dan
mereka harus semangat untuk menjadi orang yang lebih berguna”

Hal ini senada dengan penyampaian dari Bpk.Doni (23 thn) dalam

wawancara pada tanggal 20 Januari 2022 di Yayasan Kahapi, mengenai

strategi rehabiitasi yaitu:

“Hal yang pertama sekali dilakukan dalam strategi rehabilitasi yaitu


pemangkasan tingkah laku, ini berguna untuk membentuk karakter
seseorang menjadi lebih baik, yang berguna bagi masyarakat dan
untuk diri sendiri. Pemangkasan tingkah laku ini diadakan karna
banyak kali pasien yang masuk memiliki karakter yang menhancurkan
dirinya sendiri bahkan merugikan orang yang ada
disekelilingnya,contohnya itu seperti pemarah, tidak
bertanggungjawab, egois, tidak menghargai orang lain dan lain
sebagainya”

61
Menambahi informasi dalam wawancara yang peneliti lakukan

dengan Bpk.Doni maka peneliti melanjutkan wawancara dengan

Bpk.Ridoart (24 thn) selaku staff dan konselor mengenai strategi

rehabilitasi pada Yayasan Kahapi:

“Selain pemangkasan tingkahlaku ada yang dinamakan TC atau dalam


bahasa inggrisnya Theurapic community. Tc adalah tahapan rehabilitasi
yang fokus untuk perubahan pasien tanpa menggunakan zat atau yang
sering disebut abstinen atau bebas zat ini diharapkan dapat terus
berlangsung selama program maupun telah selesai program. TC
(Theurapic community) diadakan kepada pasien secara perorangan
namun berkumpul dengan orang-orang yang ada direhabilitasi sebagai
keluarga, dan bertujuan untuk melatih bagaimana pasien tersebut
bersosialisasi dan membangun relasi dengan yang lain, agar pasien
berani berbicara dihadapan banyak orang dan dimulai dari kelompok
kecil.Semua orang didalam Tc ini bertanggungjawab menolong satu
dengan yang lain.
Berdasarkan kutipan wawancara diatas ada yang disebut dengan Tc

(Theurapic community) terapi yang mempertemukan sesama Mantan

pecandu narkoba dan mereka bersama berjuang untuk tujuan mereka yaitu

pulih dan sembuh dari kehidupan mereka sebelumnya. TC atau Terapi

kelompok bertujuan untuk melatih bagaimana pasien tersebut

bersosialisasi dan membangun relasi dengan yang lain, agar pasien berani

berbicara dihadapan banyak orang dan dimulai dari kelompok kecil.

Semua orang didalam Tc ini bertanggungjawab menolong satu dengan

yang lainTc ini diadakan didalam sebuah komunitas dan fungsi dari

komunitas itu adalah mampu saling menolong satu dengan yang lain dan

pada akhirnya membuat mereka tidak lagi merugikan orang lain, keluarga

bahkan diri sendiri. Strategi yang selanjutnya dari hasil wawancara peneliti

dengan bpk. Yosafat pada tanggal 24januari 2022 di Yayasan Kahapi,

adalah strategi terapi religi /kerohanian

62
Berdasarkan wawancara yang telah penulis lakukan strategi rehabilitasi

yang selanjutnya adalah terapi religi, terapi religi yang diadakan di yayasan

merupakan terapi utama yang dilakukan pihak yayasan untuk membawa pasien

(residence) kearah yang lebih baik, dalam terapi religi akan ditemukan orang-

orang yang bermasalah dengan keluarganya dan dengan lingkungan sosialnya.

Berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan pasien (residence) yang

sungguh-sungguh mau bertobat akan mengalami perubahan yang cukup signifikan

dari pada yang lain. Pada terapi ini setelah terapi religi selesai digunakan ada

orang-orang yang akan jujur tentang masa lalunya, dan mendapatkan hidup yang

diperbaharui, melalui tahap-tahap dalam terapi religi ditambah dengan pemasukan

materi yang membangun pasien (residence) setiap hari.

“Terapi religi ini bu dibagi menjadi beberapa bagian yaitu praise and
worship ,belajar kitab suci, kesembuhan luka-luka batin, pemulihan
gambar diri, sugesti terehadap diri sendiri.Terapi praise and worship
dilakukan dua kali dalam sehari dan selanjutnya adalah Belajar kitab
suci , yaitu menghapal ayat-ayat yang membangun semangat dan
harapan dari pasien yang mendampingi pasien disini adalah konselor
dan staff lainnya”
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan terapi religi dibagi

menjadi beberapa bagian yaitu yang pertama adalah terapi praise and

worship Terapi ini dilakukan 2 (dua ) kali dalam sehari atau kegiatan ini

sudah menjadi jadwal bagi setiap pasien (residence) yang sedang

menjalankan program rehabilitasi, tidak sedikit pasien (residence) yang

mengikuti terapi ini mendapatkan kekuatan dan mengalami penyembuhan

luka-luka batin yang dialaminya. Tidak jarang sebagian pasien (residence)

menangis dan mengalami pemulihan secara bertahap. Selanjutnya

adalah .Belajar Kitab suci Konselor memberikan motivasi supaya klien

mampu belajar tentang hidup dalam kebenaran sesuai dengan kitab suci

63
(Alkitab), konselor memberikan sebuah modul yang disusun khusus untuk

membantu pasien (residence) mempelajari topik-topik penting dalam

Kitab suci (Alkitab) dengan sistematis dan sederhana,sehingga membantu

pasien (residence) yang rindu untuk bertobat selanjutnya adalah;

“Sugesti terhadap diri sendiri adalah tahapan dimana pasien


menyemangati dirinya sendiri dan didampingi oleh konselor dan staff
pegawai lainnnya hal ini bertujuan untuk pasien (residence)semakin
semngat dan semakin memperdulikan dirinya dan perubahannnya”
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan Sugesti terhadap diri sendiri

(Auto suggestion therapy)Terapi ini adalah memberi kata-kata motivasi kepada

pasien (residence) lewat Kitab suci (Alkitab) dan buku pendukung dengan

didampingi dan diarahkan konselor yang bertugas

“Ada juga pelayanan kesembuhan luka-luka batin, kalo pada tahap ini
pasien diajak untuk berdamai dengan hidupnya dan juga masa lalunya
tentang siapapun yang udah nyakitin dan membuat pasien ini merasa
down dan tidak semangat, mungkin itu keluraga, teman dan mungkin
juga pasangannnya, atau hal-hal lain mungkin kehilangan seseorang
atau disakiti dan dikecewakan yang membuat dia tidak berdamai
dengan dirinya sendiri tugas konselor disini adalah mengarahkan pasien
untuk membaca mengenai hati yang terluka mengampuni dan tema-lain
yang bersangkutan yang ada di Alkitab
Berdasarkan wawancara yang tela dilakukan selanjutnya adalah

kesembuhan luka-luka batin, tujuan pelayanan kesembuhan luka-luka batin

adalah untuk menghilangkan kebencian, kekecewaan, kemarahan, kepedihan atau

apa saja situasi yang membuat pasien (residence) terluka pada masa lalunya dan

konselor membantunya untuk mengarahkan dan masukkan lewat sharing tentang

tema dalam Kitab suci (Alkitab).

“Selain daripada praise and worship,pemulihan luka-luka batin ada juga


yang disebut dengan pemullihangambar diri, pemulihan gambar diri ini
adalah agar pasien mengenal jati dirinya , agar mereka tidak minder dan
berdamai dengan dirinya menerima dirinya apa adanya karena semua
orang itu adalah spesial, saat seseorang telah mengalami pemulihan
gambar diri, maka dia akan mudah mengevaluasi dirinya untuk kebaikan
Konselor menerapkan beberapa standar mengenai Penampilan ditambah

64
kata orang (salah sama dengan kehancuran) ,Pribadi setiap orang dalam
Tuhan spesial (benar sama dengan kokoh)”.
Berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan penulis

mendapati bahwa Pada tahap ini konselor mengajarkan gambar diri kepada

pasien (residence) karena kunci keberhasilan adalah seseorang mengenal

jati dirinya yang sesungguhnya dan sesuai dengan kitab suci (Alkitab),

selanjutnya konselor memberikan tema mengenai gambar diri, ini

bertujuan untuk pasien (residence) mengenal siapa dirinya sendiri.

Konselor menerapkan beberapa standar mengenai Penampilan ditambah

kata orang (salah sama dengan kehancuran) ,Pribadi setiap orang dalam

Tuhan special.

“Pemulihan gambar diri adala tahap dimana pasien itu menerima


dirinya secara apa adanya, nggk protes agi akan apapun yang udah
terjadi dalam kehidupannya, pada saat pemulihan gambar diri konselor
memberikan tema mengenai hal yang bersangkutan didalam Alkitab
dan terus memberikan materi atau hal-hal yang menguatkan tentang
mereka harus dipulihkan dari masa lalu mereka,keluarga mereka dan
lain lagi yang membuat mereka nggk percaya diri, merasa nggak
diterima sehingga yang membuat mereka menggunakan narkoba agar
mereka diterima.Konselor mengajak pasien untuk nggak mikirin apa
kata orang lain tentang diri kita , tidak memikirkan hal-hal yang tidak
membangun dan yang hanya menjatuhkan saja, namun menyadari
bahwa setiap orang special dalam pandangan Tuhan dan tidak ada yang
terlalu berdosa untuk bertobat an menyadari gambar dirinya bahwa
setiap orang berharga dimata sang pencipta , mulia dan berharga
Berdasarkan wawancara yang telah penulis lakukan penulis

mendapat bahwa akibat gambaran diri yang salah atau yang tidak sesuai

dengan standar Kitab suci (Alkitab) seperti, takut, sensitif, minder,sulit

bergaul, mengutamakan penampilan, mencari pujian, putus asa dan lain

sebagainya.Pandangan pasien (residence) harus berpadanan tentang

pandangan Tuhan Yang Maha Esa Kitab suci (Alkitab) mengenai gambar

diri yaitu berharga, mulia dan berguna .

65
“ Ada beberapa langkah untuk seseorang dapat mengalami perubahan
gambar diri yaitu pertama pasien harus merubah caranya melihat
dirinya, pasien harus menerima dirinya apa adanya dalam artian
berdamai dengan diri sendiri , melupakan hal-hal buruk yang telah
melukainya secara psikis dan fisik”
Berdasarkan wawancara yang telah penulis lakukan ,ada beberapa

langkah-langkah pemulihan gambar diri yang terjadi pada diri pasien

(residence) yaitu;pasien (residence) harus berubah dari pikiran yang salah

tentang diri sendiri, pasien (residence) menerima diri apa adanya, pasien

(residence) tidak lagi mengingat kejadian pahit (trauma) pada masa

lalunya , tidak banyak protes akan apapun yang terjadi didalam kehidupan.

“Gambar diri yang rusak membuat seseorang menjadi sulit untuk maju
dek banyak orang yang seperti itu sehinga mereka salah jalan.. mereka
merasa ngak diterima padahal diri mereka sendiri belum berdamai….
Makanya penting pemulihan gambar diri sehingga mereka nggak
mencari penerimaan dari teman-temannya yang bakal menjerumuskan
dia pada hal yang gak baik, setiap orang itu harus menyadari siapa
dirinya sebenarnya dan menerima dirinya apa adanya dan berubah
menjadi lebih baik. Ada beberapa langkah-langkah untuk pasien
mengalami pemulihan gambar diri yaitu pasien merubah cara pikirnya
tentang dirinya, pasien menrima dirinya dengan apa adanya, pasien
berdamai dengan masa lalunya dan nggk banyak protes lah dalam
kehidupan ini supaya cepat-cepat menjadi dewasa”

Sembari juga konselor memberikan ayat-ayat dari kitab suci (Alkitab)

mengenai mengampuni misalnya yang tertulis dalam Markus 11:25,

meninggalkan segala hal yang berkaitan dengan okultisme, konselor mengajarkan

mnegenai bahwa apa yang terikat didunia akan terikat disorga dan apa yang

terlepas di bumi akan terlepas di sorga.Setelah tahapan-tahapan yang telah

dilakukan maka konselor akan mengajarkan pasien (residence) mengucapkan doa

ucapan terima kasih kepada Tuhan.

“saya berterimakasih Tuhan karena Engkau elah mencabut dan


membatalkan semua kutuk atas diri saya, trimakasih karena Engkau
telah mngampuni aku, Aku membutuhkan Engkau, masuklah kedalam

66
hatiku , aku mengundang Engkau sebagai Tuhan atas hidupku biarlah
aku semakin mengasihiMu dan kluarga ku trimakasih, Amin”

Menambahi informasi dari Bpk.Yosafat mengenai terapi relligi

dan bagian-bagiannya yang merupakan strategi utama yang dilakukan

namun dengan tidak juga mengabaikan terapi yang lain. Peneliti meneliti

mengenai strategi rehabilitasi yang digunakan pada yayasan Kahapi

peneliti melanjutkan wawancara dengan Bpk.Doni siburian

“Ada juga yang dinamakan Terapi keluarga , terapi keluarga bertujuan


untuk membangun kembali kepercayaan antara keluarga terhadap pasien,
bahkan untuk saling menerima satu dengan yang lain antara keluarga
mereka mungkin dia dulu tidak baik hubungannnya dengan ayah atau
ibunya diterapi ini diharapkan hubungan mereka menjadi lebih baik,
terapi keluarga ini ditujukan kepada pasien yang sudah dapat dipercaya
dan sudah mendapatkan pengajaran tentang pentingnya keluarga, kasih
didalam keluarga dan memaafkan satu dengan yang lain.”

Dalam observasi penelitian, peneliti melihat bahwa ada beberapa

penghargaan kepada pengurus yayasan karena telah menyelesaiakan

pelatihan terapi psikodrama di Medan, kemudian peneliti memutuskan

untuk melakukan wawancara kepada Bpk.Yusuf selaku Program Manager

yang ada di yayasan Kahapi pada tangggal 20 Januari 2022 di Yayasan

Kahapi

“Terapi Psikodrama itu dilakukan dengan action atau


tindakan. Dalam drama ini pasien memerankan apa yang dialaminya
selama ia berada diluar yayasan ini, baik dalam keluarga, hubungan
dengan pasangan, lingkungan kerja dan lain- lain yang mempengaruhi
perasaan dan pikirannnya. Dari drama ini diharapkan pihak yayasan
dapat mengetahui karakter dan latar belakang dari kehidupan para
pecandu Narkoba”

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk.Yususf Strategi

rehabilitasi yang dilakukan di Yayasan ini selanjutnya adalah psikodrama,

67
psikodrama adalah sebuah kegiatan drama yang membawa MPN

menyadari dan menarik pelajaran sendiri dari drama kehidupan salah

seorang MPN yang dibagi kisah hidupnya. Langkah-langkah yang

dilakukan dalam psikodrama ini adalah perkenalan, drama dan reflesksi

“Ada beberapa langkah dalam Psikodrama yaitu Pengenalan, maksud


dari pengenalan ini adalah setiap pasien menjalin hubungan yang baik
dengan pasien yang lain untuk mendapatkan kepercayaan. Sebelum
psikodrama dimulai, maka akan dijelaskan situasi apa yang akan
dilakukan pada drama nanti agar mereka nyaman saat melakukan
psikodrama, indikatornya itu dek seperti mereka dapat tertawa bersama
dan mungkin mereka bisa menangis, tanda-tanda itu bisa dijadikan acuan
kalo kepercayaan satu dengan yang lain sudah tumbuh. Selanjutnya tahap
aksi atau psikodrama itu dilaksanakan pada saat pentas atau drama akan
dilakukan maka seseorang yang bersedia untuk menceritakan hidupnya
dan dijadikan drma dalam psikorama ini, kalau mereka mau terlibat lebih
dalam, di drama ini maka akan semakin bagus dan akan membuat setiap
orang yang menonton drama itu akan merasakan bahwa itu benar terjadi
Selanjutnya adalah tahap refleksi, dimana pasien dapat mengambil
sebuah pelajaran dari drama yang ada dan tidak diperbolehkan untuk
menghakimi siapapun pada drama ini.”
Ada beberapa langkah dalam Psikodrama yaitu Pengenalan,

maksud dari pengenalan adalah pasien menjalin hubungan yang baik

dengan pasien yang lain untuk mendapatkan kepercayaan. Sebelum

psikodrama dimulai, maka akan dijelaskan situasi apa yang akan dilakukan

pada drama nanti agar mereka nyaman saat melakukan psikodrama,

indikatornya adalah seperti mereka dapat tertawa bersama dan mungkin

mereka bisa menangis, tanda-tanda itu bisa dijadikan acuan jika seseorang

sudah menaruh kepercayaan satu dengan yang lain sudah tumbuh.

Selanjutnya tahap aksi atau psikodrama itu dilaksanakan pada saat pentas

atau drama akan dilakukan maka seseorang yang bersedia untuk

menceritakan hidupnya dan dijadikan drma dalam psikorama, jikalau

mereka mau terlibat lebih dalam, drama maka akan semakin bagus dan

68
akan membuat setiap orang yang menonton drama itu akan merasakan

bahwa itu benar terjadi Selanjutnya adalah tahap refleksi, dimana pasien

dapat mengambil sebuah pelajaran dari drama yang ada dan tidak

diperbolehkan untuk menghakimi siapapun.

Selanjutnya penulis melanjutkan penelitian yaitu mengenai strategi

rehabilitasi selain yang telah penulis dapatkan yaitu ;

“Ada juga yang disebut intervensi psikososial dek...dan ini penting untuk
dilakukan dan gunanya ini adalah untuk membangkitkan semangat bahkan
percaya diri pasien (residence), pada saat ini akan diadakan terapi konseling
Individu mempertemukan pertemuan antara konselor dengan pasien secara
pribadi, guna menyelesaikan masalahnya dan mengetahui minat dan bakat
dari pasien yang ada sehingga dia tetap mampu mengembangkan bakat dan
kemampuannya ’’

Berdasarkan wawancara yang telah penulis Namun dalam

penyelenggaraan rehabilitasi ada yang disebut dengan intervensi

psikososial, yang artinya penanganan untuk pasien (residence) yang

kehilangan rasa percaya diri, rasa kuatir yang berlebihan dan lain

sebagainya didalam intervensi psikososial dibagi lagi menjadi beberapa

bagian yaitu konseling individu. Konseling individu yang merupakan

pertemuan antara konselor dengan pasien (residence) dan tujuan

daripertemuan ini adalah untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah

bahkan mengembangkan potensi pada pasien (residence.) seperti yang

telah disampaikan Bpk. Doni berkat siburian pada wawancara 22 januari

2022 di Yayasan Kahapi

“Selanjutnya langkah-langkah dalam melakukan konseling individu yaitu


ada tahap awal, inti, dan akhir. Pada langkah awal yang dilakukan adalah
membangun hubungan yang baik,saling cocok dan konselor yang
mendapingi harus mennunjukkan bahwa dia dapat dipercaya, karna kalo
nggkn bisa dipercaya pasien akan sungkan berbagi tentang dirinya, disini
juga disepakati waktu kapan akan dilaksanakan konseling selanjutnya, lalu

69
masuk ke tahap inti yaitu konselor menggali lebih dalam mengenai
masalah pasien,lalu dilakukan lagi penilaian kembali untuk kembali
mengoreksi apa yang sebenarnya terjadi pada pasien, lalu konselor sembari
melihat kerumitan masalahnya dan merancang bantuan yang mungkin
bakal dilakukan untuk membantu dan disini juga konselor menggali
kemampuan yang dimiliki pasien untuk dikembangkan. Lalu pada tahap
akhir konselor membuat kesimpulan mengenai hasil konseling, menyusun
rencana menyelesaikan masalah dengan cara yang telah disepakati
bersama, lalu mengevaluasi bagaimana konseling yang baru saja
dilakukan, lalu dibuat perjanjian petemuan kembali. Kegiatan ini
dilakukan 1 x seminggu dek dan sekitar 30-50 menit setiap pertemuan dan
yang mendampingi adalah konselor. Selanjutnya ada wawancara
motivasi,bertujuan untuk memupuk motivasi yang ada didalam hati pasien
untuk berubah, sehingga mampu mencapai tujuan dan terapi yang
diberikan seperti namanya yaitu wawancara motivasi, secara menyeluruh
pasien dimotivasi oleh konselor mengenai tujuan hidupnya.Selanjutnya
ada wawancara motivasi,bertujuan untuk memupuk motivasi yang ada
didalam hati pasien untuk berubah, sehingga mampu mencapai tujuan dan
terapi yang diberikan seperti namanya yaitu wawancara motivasi, secara
menyeluruh pasien dimotivasi oleh konselor mengenai tujuan hidupnya”

Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan ialah bahwa tahapan

Pada konseling individu ada 3 (tiga) tahapan yaitu ;awal inti dan akhir

dalam tahapan awal konselor dan pasien (residence) saling membangun

kepercayaan agar setiap mereka nyaman untuk mlakukan konseling.

Tahapan inti yaitu adalah konselor mencari tau apa masalah sebeanarnya

yang sedang didalami oleh pasien (residence) dan bagaimana jalan

keluarnya pada tahap ini juga konselor menggalu baat dan minat yang ada

pada diri pasien (residence) sehngga bakatnya tidak tertanam. Tahapan

akhir yaitu Konselor dan pasien (residence.) mengadakan evaluasi tentang

bagaimana jalannya konseling dan bagaiamana agar konseling berjalan

lebih nyaman dan berdampak pada tahapan ini dan pada tahap ini disusun

juga apa yang harus dilakukan terahdap masalah yang sedang dialami

pasien (residence) Konselor bertugas mendampingi pasien (residence)

selama waktu yang telah ditentukan. Selanjutnya ada wawancara

70
motivasi,bertujuan untuk memupuk motivasi yang ada didalam hati pasien

untuk berubah, sehingga mampu mencapai tujuan dan terapi yang

diberikan seperti namanya yaitu wawancara motivasi, secara menyeluruh

pasien dimotivasi oleh konselor mengenai tujuan hidupnya.

Hasil wawancara yang peneliti telah lakukan terhadap staff dan

konselor juga Founder yayasan Kahapi mengenai strategi rehabilitasi

Yayasan Kahapi dapat disimpulkan bahwa ada beberapa strategi

rehabilitasi yang dilakukan Yayasan Kahapi ialah;

1. Pemangkasan Tingkah laku( proses disiplin karakter)

Tahap pemangkasan tingkah laku berguna untuk membuang segala

kebiasaan yang tidak baik seperti sombong, mementingkan diri dendiri,

tingkat emosi yang tinggi, pendendam, tidak mau tau, suka mencuri, suka

berbohong, pencuri dan lain-lain sebelum memasuki Yayasan Kahapi yang

sifatnya merugikan keluarga, teman dekatnya, bahkan merugikan dirinya

sendiri. Pemangkasan tingkah laku sering para konselor berpura-pura

marah kepada pasien namun dibalik itu semua, ada juga konselor yang

bagiannya membalut atau memberikan pemahaman kepada mantan

pecandu narkoba mengapa hal itu tejadi dan apa tujuannya dilakukan,

sehingga membuat MPN (Mantan Pecandu Narkoba) lebih lapang dada

dan berusaha menerima keadaaan.

2. TC (Theurapic community)

Theurapic community adalah terapi yang mengumpulkan orang-orang

dengan maslaah yang sama dan tujuan yang sama. Pada Theurapic

communit menciptakan lingkungan dan komunitas yang saling tolong

71
menolong dalam menghadapi masalah, program terapi ini sama dengan

gaya fungsi seseorang dalam sebuah keluarga. Program ini membawa

Mantan pecandu Narkoba untuk lebih bersosialisasi dengan baik, dan

mendapatkan komunitas yang baik. Ada beberpaa fase didalam Theurapic

community yaitu

Theurapic community yang diadakan melatih MPN dapat kembali

produktif dan melaksanakan tanggungjawab terhadap lingkungnnya,

kegiatan kegiatan yang diadakan yaitu:

a. Morning meeting

Pertemuan setiap pagi dengan MPN untuk menanamkan sikap disiplin,

bertanggung-jawab terhadap diri sendiri dan lingkungannya, perduli, rapi,

tepat waktu kegiatan ini didampingi oleh konselor.

b. Encounter group

Kegiatan ini berfungsi untuk melatih emosi dan diajarkan untuk

menyatakan emosi dengan benar sehingga MPN dapat menyelesaikan

masalahnya dengan tidak menimbulkan masalah baru. Kegiatan ini diikuti

oleh pasien (residence.) dan diawasi oleh konselor

c. Static Group

Kegiatan yang mempertemukan beberapa MPN dan konselor, dan

dalam kegiatan ini MPN dapat mengungkapkan segala yang mengganjal

didalam hatinya mengenai kehidupannya. Pada static group ini klien bisa

meminta untuk dikonseling diruangan konseling.

d. Peer accountability (Evaluasi)

72
Kegiatan peer accountability merupakan kegiatan intropeksi pada

MPN, kegiatan ini membuat MPN peka terhadap perilaku positif dan

menghindari perilaku negative karna ada reward dan punishment,

punishment yang dlakukan bukan punishment secara fisik tapi dengan cara

membuat MPN membersihkan kamar mandi dan aula.

3.Seminar

Seminar ini bertujuan untuk membekali MPN untuk menyadari proses

program rehabilitasi sebagai solusi agar MPN mengalami perubahan

dalam hidupnya.

3.Terapi Religi Kerohanian

Kegaiatan yang membawa MPN untuk mendekatkan diri kepada

Tuhan , dimulai dengan

Ibadah (praise and worship), Sugesti terhadap diri sendiri, Pelayanan konseling

prophetic, Pelayanan kesembuhan luka-luka batin, Pelayanan pemulihan gambar

diri, Pelayanan pelepasan (pelepasan dari kutuk generasi dan pelepasan dari kutuk

okultisme), belajar Alkitab

3. Terapi keluarga

Dilakukan antara lembaga dan keluarga guna untuk membuat MPN

menyadari bahkan menyesali semua perbuatan jahat yang pernah dilakukan MPN

dimasa lalu , sehingga MPN dapat bangkit kembali dan produktif lagi.

4. Psikodrama

Merupakan terapi yang dilakukan berupa drama yang dirangkai dari cerita

salah seorang MPN, dan tujuan dari psikodrama ini untuk mengetahui latar

73
belakang dan kehidupan dari MPN tersebut. Beberapa tahapan untuk psikodrama

ini yaitu:

a. Pengenalan

Tahap menanyakan MPN mana yang bersedia membagikan cerita

hidupnya dalam bentuk drama, lalu setelah itu proses pengenalan

gunannya ini untuk membangun kepercayaan orang-orang yang mengikuti

psikodrama tersebut adanya sedikit air mata, dan mungkin getaran dalam

berbicara, menjadi indikator sudah terbangunnya kepercayaan.

b. Aksi

Dilakukannnya psikodrama yang telah disepakati, diharapkan setiap

orang yang mengambil bagian bahkan yang menyaksikan drama tersebut

dapat merasakan sebenarnya apa yang terjadi seperti secara nyata.

c. Refleksi

Tahapan untuk sharing dan merefleksikan drama tersebut, mengambil

pelajaran dari drama itu.

4.4.3 Pembahasan

Penggunaan teori Fungsionalisme pada penelitian ini dilakukan untuk

menganalisis proses-proses aktor sosial yang berinteraksi berdasarkan strategi

rehabilitasi yang ada di Yayasan Kahapi . Secara keseluruhannya kegiatan-

kegiatan yang ada di yayasan Kahapi adalah suatu kesatuan kegiatan yang

merupakan konsep dari system AGIL atau Adaptation (A), Goal attaintment

(G), Integration (I), dan Latency (L) digunakan untuk melihat implementasi yang

dapat dijabarkan melalui teori ini pada Yayasan Kahapi sebagai berikut;

74
a. Adaptation (adaptasi ) , Yayasan Kahapi adalah sebuah system masayarakat yang

meliputi sumber daya dan fasilitas yang mendukung semua kegiatan di yayasan

kahapi.Kegiatan yang ada di Yayasan Kahapi disosialisasikan oleh staff dan

konselor dan didukung dengan sumber daya dan fasilitas yang ada, sehingga

pasien (residence) mampu beradaptasi dengan suasana dan kegiatan yang baru di

yayasan Kahapi.

b. Goal attaintment (Pencapaian Tujuan), setiap orang atau pasien yang baru

mengikuti program rehabilitasi di Yayasan Kahapi harus mampu menentukan

tujuan pelaksanaan rehabilitasi bagi dirinya sendiri dan bahkan untuk rekan-

rekannya.

c. Integrasi, semua sistem dan tindakan dari pasien (residence) harus mampu

mempertahankan kesinambungan antara hubungan pihak yang satu engan yan

lain.

d. Latency (Pemeliharaan pola) , setiap pasien (residence) diharapkan agar mampu

memelihara kebiasaan-kebiasaan yang telah ditanamkan untuk memperbaiki

dirinya selama pasien (residence) menjalankan program rehabiltasi di Yayasan

Kahapi, dan memotivasi diri agar tidak lagi releapse atau kambuh lagi

75
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada

bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Latar belakang Yayasan Kahapi melakukan pelayanan rehabilitasi ialah

dikarenakan, panggilan jiwa dari pendiri Yayasan Kahapi yaitu ibu Lilis suryani

sihombing, beliau melihat banyak orang yang membutuhkan didikan kepada hal

yang benar, karena banyak yang sudah jatuh kedalam pergauan bebas.

76
2. Seseorang yang jatuh kedalam penyalahgunaan narkotika dilatarbelakangi oleh

banyak hal mulai dari broken home, putus asa, ingin meningkatkan kepercayaan

diri ,cemas, kurangnya perhatian dari orang tua, tidak mau dengar-dengaran dan

lain sebagainya.

3. Strategi rehabilitasi untuk menangani mantan pecandu narkotika dan obat-obatan

berbahaya pada Yayasan Kahapi ialah , Terapi religi, Theurapic community

(terapi kelompok), perubahan karakter, dan terapi keluarga ;


a. Perubahan karakter

Tahap pemangkasan tingkah laku berguna untuk membuang segala

kebiasaan yang tidak baik seperti sombong, mementingkan diri dendiri,

tingkat emosi yang tinggi, pendendam, tidak mau tau, suka mencuri , suka

berbohong, pencuri dan lain-lain sebelum memasuki Yayasan yang

sifatnya merugikan keluarga, teman dekatnya, bahkan merugikan dirinya

sendiri. Pemangkasan tingkah laku adalah terapi dalam bentuk seminar

dan pengarahan untuk memberikan kesadaran mengenai kebiasaan buruk

yang sudah menjadi bagian hidupnya.

b. Theurapic community

Theurapic community adalah terapi yang mengumpulkan orang-orang

dengan masalah yang sama dan tujuan yang sama terapi ini menciptakan

lingkungan dan komunitas yang saling tolong menolong dalam

menghadapi masalah, program terapi ini sama dengan mengambil fungsi

seseorang dalam sebuah keluarga.

c. Terapi keluarga,

77
Dilakukan antara lembaga dan keluarga guna untuk membuat MPN

menyadari bahkan menyesali semua perbuatan jahat yang pernah

dilakukan MPN dimasa lalu , sehingga MPN dapat bangkit kembali dan

produktif lagi.

d. Terapi religi kerohanian

Kegaiatan yang membawa mantan pecandu narkoba untuk

mendekatkan diri kepada Tuhan, melalui pembacaan Alkitab, ibadah,

menghapal ayat-ayat tertentu

e. Psikodrama

Merupakan terapi yang dilakukan berupa drama yang dirangkai dari

cerita cerita belakang dan kehidupan dari pasien ( residence) tersebut.

5.2 Saran

Setelah Penulis melakukan penelitian dan melihat

bagaimanakondisi dilakasi penelitian maka penulis memberikan saran

diantaranya;

1. Dilakukannnya sosialisasi kesekolah-sekolah bahkan kedesa-desa

mengenaibahaya narkoba.

2. Diharapkan bagi masyarakat dan pihak lembaga pemerintahan

bekerjasama untuk memberantas narkotika dan obat-obatan berbahaya,

dimulai dari pemenuhan peran seseorang didalam keluarga, terkhusus

orang tua yang mendidik anak

78
79

Anda mungkin juga menyukai