Anda di halaman 1dari 6

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

BIMBINGAN KELOMPOK
SEMESTER (GANJIL/GENAP) TAHUN PELAJARAN 2017-2018

A Komponen Layanan Layanan Dasar


B Bidang Layanan Sosial
C Fungsi Layanan Pengembangan
D Tujuan Mempererat jalinan perhabatan yang lebih akrab dengan
memperhatikan norma yang berlaku
E Topik Empati
F Sasaran Layanan Peserta didik kelas XI Analis Kesehatan
G Metode dan Teknik Role Play
H Waktu 1 x 45 menit
I Media/Alat Papan nama pemeran, Script drama, memanfaatkan media
di kelas
J Tanggal Pelaksanaan Selasa, 8 Agustus 2017
K Sumber Bacaan cara-mengenalkan-empati-pada-anak%2C75
L Uraian Kegiatan
M 1.    Tahap Awal
a.    Pernyataan tujuan Konselor menyatakan tujuan bimbingan kelompok agar
siswa dapat mengembangkan sikap empati terhadap
oranglain.
b.    Penjelasan tentang Konselor menjelaskan langkah-langkah kegiatan
langkah-langkah kegiatan kelompok yaitu :
kelompok         Konselor menjelaskan alur drama yaitu cerita tentang 5
orang sahabat yang sangat erat kemudian salah satu dari
mereka mengalami kecelakaan dan harus dirawat di rumah
sakit, ketika teman yang kecelakaan tersebut ingin
dijenguk oleh teman-temannya ternyata empat temannya
sulit mendapatkan waktu yang sesuai karena mereka
memiliki kesibukan masing-masing, sampai akhirnya
teman yang ekcelakaan tersebut meninggal dunia dan tidak
sempat dijenguk selama dia sakit.
-          Peserta didik dibagi kelompok menjadi 4 kelompok
-          Masing-masing kelompok diberi waktu 5 menit untuk
menidentifikasi tokoh dalam cerita,  mendiskusikan
pembagian peran, setting, alur dan hal-hal yang akan
digunakan dalam penampilan drama.
c.    Mengarahkan kegiatan Konselor melakukan ice breaking dan mempersilahkan
peserta didik untuk bersiap melakukan aktifitas bimbingan
kelo    mpok
d.   Tahap peralihan
Guru BK menanyakan a.     Guru BK menanyakan kesiapan kelompok dalam
kalau-kalau ada siswa yang melaksanakan kegiatan kelompok
belum mengerti dan b.     Guru BK memberi kesempatan bertanya kepada setiap
memberikan penjelasannya kelompok tentang hal-hal yang belum mereka pahami
(Storming) c.     Guru BK menjelaskan kembali secara singkat tentang
tugas dan tanggung jawab peserta dalam melakukan
kegiatan
Guru BK menyiapkan a.     Guru BK menanyakan kesiapan para pesera untuk
siswa untuk melakukan melaksanakan tugas
komitmen tentang kegiatan b.     Setelah semua siswapeserta menyatakan siap, kemudian
yang akan dilakukannya guru BK memulai masuk ke tahap kerja
(Norming)
2.    Tahap Inti/Kerja
Proses/kegiatan yang -          Peserta didik secara berkelompok dalam waktu 5 menit
dialami peserta didik untuk dapat mengidentifikasi tokoh dalam cerita
dalam suatu kegiatan -          Menentukan siapa yang akan berperan sesuai dengan
bimbingan berdasarkan tokoh yang ada
teknik tertentu -          Menentukan skenario cerita
(Eksperientasi) -          Menampilkan drama
Pengungkapan perasaan, 1.      Identifikasi
pemikiran dan pengalaman -          Bagaimana perasaan peserta didik saat memerankan
tentang aoa yang terjadi perannya masing-masing?
dalam kegiatan -          Bagaimana perasaan peserta didik saat berdiskusi
bimbingan(refleksi) kelompok?
-          Apakah peserta didik dapat bekerjasama dengan baik?
-          Apakah peserta didik dapat membedakan antara simpati
dan empati?
2.      Analisis
-          Apakah peserta didik memahami pentingnya empati?
3.      Generalisasi
         Bagaimana langkah-langkah anda untuk mengembangkan
kemampuan berempati?
3. Tahap Pengakhiran (Terminasi)
Menutup Kegiatan dan a.       Guru BK memberikan penguatan terhadap aspek-aspek
Tindak Lanjut yang ditemukan oleh peserta dalam suatu kerja kelompok
b.      Merencanakan tindak lanjut, yaitu mengembangkan aspek
kerjasama
c.       Menutup kegiatan layanan secara simpatik(Framming)
M Evaluasi
1.      Evaluasi Proses a.       Guru BK terlibat dalam menumbuhkan antusiasme peserta
dalam mengikuti kegiatan
b.      Guru BK membangun dinamika kelompok
c.       Guru BK memberikan penguatan dalam membuat langkah
yang akan dilakukannya
2.      Evaluasi Hasil a.       Mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengalaman
konseli dalam bimbingan kelompok
b.      Mengamati perubahan perilaku peserta setelah bimbingan
kelompok
c.       Konseli mengisi instrumen penilaian dari guru BK
Materi

Dunia yang semakin global dan ekonomi pasar yang penuh dengan persaingan
ketat membuat tenggang rasa dan empati sosial masyarakat semakin rendah. Itu
kenapa seringkali terjadi konflik sosial di masyarakat. Salah satu upaya yang dapat
mencegah meluasnya dan meminimalkan dampak negatif dari globalisasi adalah
mensosialisasikan rasa empati sejak dini. Keluarga adalah struktur sosial terkecil yang
mampu membentengi patologi sosial yang terus menggejala khususnya masyarakat
Indonesia.
Secara naluriah anak sudah mengembangkan empati sejak bayi. Awalnya
empati yang dimiliki sangat sederhana, yakni empati emosi. Misalnya pada usia 0-1
tahun, bayi bisa menangis hanya karena mendengar bayi lain menangis, barulah di usia
1-2 tahun, anak menyadari kalau kesusahan temannya bukanlah kesusahan yang mesti
ditanggung sendiri. Walaupun demikian, rasa empati pada anak harus diasah. Bila
dibiarkan rasa empati tersebut sedikit demi sedikit akan terkikis walau tidak sepenuhnya
hilang, tergantung dari lingkungan yang membentuknya.
Banyak segi positif bila kita mengajarkan anak berempati. Mereka tidak akan
agresif dan senang membantu orang lain. Selain itu empati berhubungan dengan
kepedulian terhadap orang lain, tak heran kalau empati selalu berkonotasi sosial seperti
menyumbang, memberikan sesuatu pada orang yang kurang mampu. Empati berarti
menempatkan diri seolah-olah menjadi seperti orang lain. Mempunyai rasa empati
adalah keharusan seorang manusia, karena di sanalah terletak nilai kemanusiaan
seseorang. Oleh karena itu, setiap orang tua wajib menduplikasikan rasa empati
kepada anak-anaknya. Menurut Ubaydillah (2005) empati adalah kemampuan kita
dalam menyelami perasaan orang lain tanpa harus tenggelam di dalamnya. Empati
adalah kemampuan kita dalam mendengarkan perasaan orang lain tanpa harus larut.
Empati adalah kemampuan kita dalam meresponi keinginan orang lain yang tak
terucap. Kemampuan ini dipandang sebagai kunci menaikkan intensitas dan kedalaman
hubungan kita dengan orang lain (connecting with). Selain itu Empati merupakan salah
satu kunci keberhasilan dalam melakukan hubungan antar pribadi dengan coba
memahami suatu permasalahan dari sudut pandang atau perasaan lawan bicara.
Melalui empati, individu akan mampu mengembangkan pemahaman yang mendalam
mengenai suatu permasalahan. Memahami orang lain akan mendorong antar individu
saling berbagi. Empati merupakan kunci pengembangan leadership dalam diri individu.
Kemampuan empati harus selalu di latih atau di asah sejak dini. Bahkan,
meskipun usia seseorang telah beranjak dewasa, harus tetap melatih empati. Ada
beberapa langkah yang di lakukan agar kemampuan empati kita terbentuk antara lain :
1.        Rekam semua emosi pribadi
Setiap orang pernah mengalami perasaan positif maupun negatif, misalnya
sedih, senang, bahagia, kecewa dan lain sebagainya. Pengalaman pengalaman
tersebut apabila kita catat atau rekam akan membantu kita memahami perasaan yang
sama saat kondisi tertentu menjumpai kita kembali. Di samping itu ketika kita
mengetahui perasaan tersebut sedang di alami seseorang/orang lain, kita dapat
memahami kondisi tersebut sehingga kita dapat memperlakukannya sesuai dengan apa
yang di harapkannya. Cara mencatat atau merekamnya dapat berupa tulisan atau
sekedar mengingat ingat dalam alam sadar kita.
Untuk menyempurnakan langkah di atas, ada baiknya memperhatikan cara lebih
spesifik, sebagai berikut :
a.       Membangkitkan kesadaran dan perbendaharaan ungkapan emosi
b.      Meningkatkan kepekaan terhadap perasaan orang lain
c.       Membantu memahami perspektif orang lain selain dari sudut pandangnya sendiri

2.        Perhatikan lingkungan luar ( orang lain )


Memperhatikan lingkungan luar atau orang lain akan memberikan banyak
informasi tentang kondisi orang di sekitar kita. Informasi ini sangat penting untuk di
jadikan panduan dalam mengambil pilihan prilaku tertentu. Informasi ini juga dapat di
jadikan pembanding dengan diri kita tentang apa yang sedang terjadi, sehingga kita
dapat mengetahui apakah perasaan dan prilaku kita sudah sesuai dengan lingkungan
sekitarnya. Memperhatikan orang lain merupakan ketrampilan tersendiri yang tidak
semua orang menyukainya. Memperhatikan tidak sekedar melihat orang perorang
tetapi juga mencoba menghilangkan perasaan perasaan subyektif kita saat
memperhatikan, sehingga akan muncul keinginan untuk mendalami perasaan orang
yang kita lihat tersebut.

3.        Dengarkan curhat orang lain


Mendengarkan adalah sebuah kemampuan penting yang sering di butuhkan
untuk memahami masalah atau mendapatkan pemahaman yang lebih jelas terhadap
permasalahan yang sedang di hadapi oleh orang lain. Kemampuan mendengarkan juga
harus dilatih agar memberikan dampak yang positif dalam interaksi sosial kita. Syarat
yang di butuhkan untuk dapat mendengarkan adalah menghilangkan atau
meminimalkan perasaan negatif atau prasangka terhadap obyek yang menjadi sasaran
dengar. Di samping itu juga perlu adanya kemauan untuk membuka diri kita untuk
orang lain, khususnya dengan memberikqan kesempatan orang lain untuk berbicara
yang dia inginkan tanpa kita potong sebelum selesai pembicaraannya. Mendengar
keluh kesah atau cerita gembira orang lain akan mampu memberikan pengalamanlain
dalam suasana hati kita. Mendengarkan cerita sedih akan mampu mebawa kita ke
dalam suasana hati orang lain yang sedang  bersedih dan dapat membangkitkan
keinginan untuk memahami masalah dan  atau perasaan orang tersebut. Begitu pula
perasaan yang lain. Semakin banyak cerita, masalah dan ungkapan perasaan yang kita
dengarkan akan membuat kita semakin kaya dengan pengalaman tersebut dan pada
akhirnya semakin mengetahui bagaimana cara memahami orang lain atau perasaanya.

4.        Bayangkan apa yang sedang di rasakan orang lain dan akibatnya untuk diri kita
Membayangkan sebuah kejadian yang di alami orang lain akan menarik diri kita
ke dalam sebuah situasi yang hampir sama dengan yang di alami orang tersebut.
Refleksi keadaan orang lain dapat membuat kita merasakan apa yang sedang  di alami
orang tersebut dan mampu membangkitkan suasana emosional. Membayangkan
sebuah kondisi tersebut dapat lebih mudah manakala kita pernah mengalami perasaan
atau kondisi yang sama. Seseorang yang sering membayangkan apa yang di alami
atau di rasakan orang lain dan akibat yang akan di timbulkan manakala hal tersebut
terjadi pada diri kita saat kejadian atau setelah kejadian akan memudahkan kita
merasakan suasana emosi seseorang manakala melihat kejadian kejadian yang
berkaitan dengan situasi penuh dengan emosi emosi tertentu.
5.        Lakukan Bantuan Secepatnya
Memberikan bantuan atau pertolongan kepada orang orang yang membutuhkan
dapat membangkitkan kemampuan empati. Respon yang cepat terhadap situasi di
lingkungan sekitar yang membutuhkan bantuan akan melatih kemampuan kita untuk
empati. Bantuan yang kita berikan tidak perlu menunggu waktu yang lebih lama tetapi
kita berusaha memberikan segenap kemampuan kita saat melihat atau menyaksikan
orang orang yang membutuhkan. Pertolongan yang kita berikan akan menstimulus
keadaan emosi kita untuk melihat lebih jauh perasaan orang yang kita beri pertolongan
dan semakin sering kita memberikan respon dengan cepat akan semakin mudah kita
mengembangkan kemampuan empati kepada orang lain.

Ada beberapa manfaat yang dapat kita temukan dalam kehidupan pribadi dan
sosial manakala kita mempunyai kemampuan berempati, di antaranya :

1.      Menghilangkan sikap egois


Orang yang telah mampu mengembangkan kemampuan empati dapat
menghilangkan sikap egois (mementingkan diri sendiri). Ketika kita dapat merasakan
apa yang di rasakan orang lain, memasuki pola pikir orang lain dan memahami prilaku
orang tersebut, maka kita tidak akan berbicara dan berprilaku hanya untuk kepentingan
diri kita tetapi kita akan berusaha berbicara, berpikir dan berprilaku yang dapat di terima
juga oleh orang lain serta akan mudah memberikan pertolongan kepada orang lain. Kita
akan berhati hati dalam mengembangkan sikap dan prilaku kita sehari hari, khususnya
jika kita berada pada kondisi yang membutuhkan pertolongan kita.

2.      Menghilangkan kesombongan
Salah satu cara mengembangkan empati adalah membayangkan apa yang
terjadi pada orang lain akan terjadi pula pada diri kita. Manakala kita membayangkan
kondisi tersebut maka kita akan terhindar dari kesombongan atau tinggi hati karena
apapun akan bisa terjadi pada diri kita jika tuhan menghendaki. Kita tidak akan
merendahkan orang lain karena kita telah mengetahui perasaan dan memahami apa
yang sebenarnya terjadi, sehingga orang yang memiliki kemampuan empati akan
cenderung memiliki jiwa rendah hati dan senantiasa memahami kehidupan ini dengan
baik.

3.      Mengembangkan kemampuan evaluasi dan kontrol diri


Pada dasarnya empati adalah suatu usaha kita untuk melakukan evaluasi diri
sekaligus mengembangkan kontrol diri yang positif. Kemampuan melihat diri orang lain
baik perasaan, pikiran maupun perilakunya merupakan bagian dari bagaimana kita
merefleksikan keadaan tersebut dalam diri kita. Jika kita telah mempunyai kemampuan
ini maka kita telah dapat mengembangkan kemampuan evaluasi diri yang baik dan
akhirnya kita dapat melakukan kontrol diri yang baik artinya kita akan senantiasa berhati
hati dalam melakukan perbuatan atau memahami lingkungan sekitar kita..

Akhirnya kita akan bisa dikatakan sebagai seseorang yang memiliki karakteristik
kemampuan empati, jika memiliki beberapa syarat berikut :
a.       Melibatkan proses pikir secara utuh dengan segala macam resiko perbedaan
pendapat, rasa,  bahkan kemungkinan konflik. Melalui pengolahan terus menerus maka
individu bisa mengenal status perasaannnya, lalu kuat berempati dan kemudian
memanfaatkan emosinya dalam kehidupan kerja
b.      Mampu bertindak seperti : Mampu menerima sudut pandang orang lain
Individu mampu membedakan antara apa yang di katakan atau di lakukan orang lain
dengan reaksi dan penilaian individu itu sendiri. Dengan perkembangan aspek kognitif
seseorang, kemampuan untuk menerima sudut pandang orang lain dan pemahaman
terhadap perasaan orang lain akan lebih lengkap dan akurat sehingga ia mampu
memberikan perlakuan dengan cara yang tepat
c.       Memiliki kepekaan terhadap perasaan orang lain
Individu mampu mengidentifikai perasaan perasaan orang lain dan peka terhadap
hadirnya emosi dalam diri orang lain melalui pesan non verbal yang di tampakkan,
misalnya nada bicara, gerak gerik dan ekspresi wajah. Kepekaan yang sering di asah
akan dapat membangkitkan reaksi spontan terhadap kondisi orang lain, bukan sekedar
pengakuan saja.
d.      Mampu mendengarkan orang lain
Mendengarkan merupakan sebuah keterampilan yang perlu di miliki untuk mengasah
kemampuan empati. Sikap mau mendengar memberikan pemahaman yang lebih baik
terhadap perasaan orang lain dan mampu membangkitkan penerimaan terhadap
perbedaan yang terjadi.

Cara Meningkatkan Empati

Kemampuan empati terkadang memang tidak dapat langsung muncul dari diri
seseorang begitu saja, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
empati,yaitu:
1.      Peduli, perhatian dari kita kepada orang lain dalam hal ini adalah komunikan, sejauh
mana komunikasi dapat terbentuk sehingga orang lain dapat merasa nyaman karena
diperhatikan.
2.      Berguru, dengan belajar kepada mereka yang telah nyata dianggap memiliki
kemampuan empati yang tinggi, misalnya seorang rohaniawan, psikolog, maupun
dokter di rumah sakit tempat perawat mengabdi.
3.      Berlatih, sepandai dan sepintar apapun kalau tidak pernah berlatih maka akan kalah
dengan mereka yang masih pemula tetapi rutin untuk rajin berlatih mengasah
kemampuan empatinya.
4.      Berbagi pengalaman, ingatlah bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik dan
melalui pengalaman kita dapat menjadi bijaksana, dengan berbagi pengalaman dengan
sesama rekan sekerja maka diharapkan kita akan lebih tangguh dan hebat.

Mengetahui 
Kepala SMK Negeri 1 Garut Guru BP/BK

Drs.  Dadang Johar Arifin, MM Yayu Resti Purwitasari S.Pd


NIP. 196411031993031004

Anda mungkin juga menyukai