Kisi Kisi PKDM
Kisi Kisi PKDM
- Seorang lansia disebut memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi apabila tekanan darahnya mencapai angka lebih dari
140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah rendah atau hipotensi apabila tekanan darah lansia di bawah 90/60 mmHg. Ketika
mencapai usia di atas 60 tahun, tekanan darah seorang lansia akan cenderung mulai meningkat. Namun, tekanan darah akan
cenderung menurun ketika lansia mencapai usia 80 tahun atau lebih. Tekanan darah yang tinggi atau rendah pada lansia bisa
saja tidak menimbulkan gejala. Namun, para lansia atau keluarga yang merawatnya perlu waspada apabila lansia memiliki
hipertensi atau hipotensi disertai gejala pusing, lemas, nyeri dada, sesak napas, penurunan kesadaran, pingsan, dan
kelemahan anggota gerak tubuh. Hal tersebut bisa jadi menandakan bahwa lansia mengalami komplikasi hipertensi, seperti
stroke, serangan jantung, gagal jantung, atau gangguan fungsi ginjal. Komplikasi tersebut berisiko tinggi terjadi pada lansia
yang memiliki hipertensi disertai riwayat penyakit penyerta sebelumnya. Oleh karena itu, lansia yang mengalami gejala-
gejala di atas perlu segera dibawa ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
GULA DARAH
1.Tes gula darah puasa (GDP).Pasien berpuasa antara 8- 12 jam sebelum menjalani tes darah. Kadar gula darah puasa pada pasien
dinilai normal jika masih di bawah 100 mg/dL, dan prediabetes jika kadarnya antara 100 hingga 125 mg/dL. Pasien dalam kondisi DM tipe 2
jika kadar GDP di atas 126 mg/dL.
2.Tes toleransi glukosa oral (TTGO) 2 jam PP. Setelah sampel darah diambil untuk pemeriksaan tes gula darah puasa, pasien
diminta meminum cairan gula, kemudian pengambilan sampel darah dilakukan lagi dua jam setelahnya.Kadar dikatakan normal jika hasil
kurang dari 140 mg/dL, dan kondisi prediabetes jika berkisar antara 140 hingga 199 mg/dL. Sedangkan hasil tes dengan kadar gula 200 mg/dL
atau lebih sudah menandakan pasien menderita DM tipe 2.
3.Tes Hemoglobin A1c (HbA1c).Tes darah ini dilakukan untuk mengetahui kadar rata-rata gula darah dalam 3 bulan terakhir, dengan
mengukur persentase gula darah yang melekat pada sel darah merah. Semakin tinggi kadar gula darah, maka semakin tinggi pula gula darah
yang melekat di sel darah merah.Kondisi pasien dikatakan normal jika kadar HbA1c berada di bawah 5,7%. Pasien prediabetes jika kadar
HbA1c pada kisaran 5,7 – 6,4%, dan DM jika kadar HbA1c 6,5% ke atas.
1. Anak di bawah 6 tahun
Anak-anak di bawah usia 6 tahun harus memiliki kadar glukosa darah di kisaran 80-200 mg/dL setiap hari. Angka tersebut terbilang
sehat dan jumlah glukosanya bisa berfluktuasi saat bangun tidur, makan, hingga sebelum tidur. Maka dari itu, anak-anak yang
alami diabetes perlu diperiksa kadar gulanya di tengah malam oleh orang tuanya.
Pada rentang usia ini, kadar gula darahnya harus di kisaran 80-180 mg/dL per hari. Kadar gula darah dapat naik setelah makan akibat
tubuh perlu memecah glukosa yang akhirnya menyebar ke seluruh aliran darah. Maka dari itu, sebagai orang tua, ada baiknya
membatasi konsumsi makanan ringan terlebih saat sebelum tidur.
Kadar gula darah normal menurut usia 13-19 tahun berada di kisaran 70-150 mg/dL per hari. Diabetes yang terjadi pada remaja
sangat sulit untuk dikelola karena masalah tanggung jawab dan kontrol perilaku terkait pengaruh lingkungan. Maka dari itu, remaja
dengan kondisi gula darah tinggi ini perlu rutin memeriksa kadar gula darah dan memperhatikan makanannya serta rutin
berolahraga.
Seseorang dengan usia di atas 20 tahun memiliki kadar gula darah normal di kisaran 100-180 mg/dL per hari. Saat bangun di pagi
hari, gula darah harus berada di titik terendah karena tubuh belum makan selama sekitar 8 jam. Kategori kadar gula rendah adalah
saat angka pemeriksaannya kurang dari 100 mg/dL. Sudah memasuki kategori berbahaya jika angkanya di bawah 70 mg/dL.
Sementara itu, seseorang dapat memiliki kadar gula darah tinggi jika angkanya melebihi 130 mg/dL sebelum makan atau 180 mg/dL
setelah makan dalam waktu 1-2 jam. Kebanyakan orang tidak mengalami gejala hingga kadar gulanya mencapai 250 mg/dL atau
lebih tinggi. Tingkat gula darah tertinggi yang masih terbilang aman umumnya sekitar 160-240 mg/dL.
Selain informasi di atas, baca lebih lanjut artikel ini Ketahui Batas Kadar Gula Normal Bagi Tubuh.
Risiko kesehatan kadar gula darah tidak normal terbagi menjadi dua, yaitu ketika kadar gula darah tinggi (hiperglikemia) dan kadar
gula darah rendah (hipoglikemia).
Apabila kadar gula darah sedikit tinggi dalam waktu singkat, mungkin bukan masalah serius. Namun, jika gula darah tinggi dapat
menyebabkan masalah serius dan kadarnya tetap tinggi dalam waktu lama, maka dapat menyebabkan risiko kesehatan berikut:
Jika kamu memiliki kadar gula darah tinggi, dokter mungkin akan merekomendasikan untuk menjalani tes darah atau urin untuk
memeriksa keton. Tingkat keton yang tinggi adalah tanda dari ketoasidosis diabetik.
Baca lebih lanjut mengenai Inilah Tanda-tanda Kalau Kamu Kelebihan Gula Darah.
Kadar gula darah rendah yang tidak diatasi segera, dapat memberikan efek yang ekstrem. Risiko kesehatannya terbagi
menjadi efek jangka pendek dan jangka panjang.
Efek jangka pendek
Pendarahan otak.
Serangan jantung.
Penurunan fungsi kognitif.
Kadar gula darah rendah memiliki sedikit kaitan langsung dengan efek kritis jangka panjang, namun dapat meningkatkan
kerentanan seseorang pada kondisi lain, seperti penyakit jantung.
Mengutip studi pada Journal of The American College of Cardiology, peserta penelitian dengan gula darah rendah karena
diabetes tipe 2 memiliki peningkatan risiko mengembangkan kondisi yang berhubungan dengan jantung dan masalah
pada pembuluh darah.
Penyakit mata.
Penyakit ginjal.
Kerusakan saraf.
Pada kasus yang parah, sel saraf bisa mati karena kekurangan pasokan glukosa. Jika ada kerusakan saraf yang
mengendalikan organ dalam, maka bisa terjadi neuropati otonom.
Orang dengan kondisi tersebut dapat kehilangan kemampuan untuk mendeteksi kadar gula darah rendah, dan mereka
mungkin tidak mengalami gejala. Lebih parahnya lagi, ia mungkin tidak tahu bahwa sedang memiliki gula darah rendah.
Hal tersebut dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hipoglikemia berat.
Mengonsumsi makanan yang sehat dengan banyak buah dan sayuran, menjaga berat badan sehat, dan melakukan
aktivitas fisik secara teratur dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap normal.
Selain itu, beberapa tips lainnya yang perlu kamu lakukan yaitu:
Pantau kadar gula darah untuk melihat apa yang membuatnya naik atau turun.
Disiplin pada jadwal makan yang teratur, dan jangan melewatkan waktu makan.
Pilih makanan yang rendah kalori, lemak jenuh, lemak trans, gula, dan garam.
Lacak makanan, minuman, dan aktivitas fisik.
Minum air mineral, hindari jus atau soda.
Batasi minuman beralkohol.
Untuk suguhan manis, sebaiknya pilih gula.
Kontrol porsi makan.
ALAT UNTUK MENGETES GULA DARAH