Anda di halaman 1dari 13

TUGAS HUKUM PIDANA

Oleh :

Nama : Antonio Rendyjaya Jumpung


NIM : 2102010119
Kelas / Semester : C / 2
Mata Kuliah : Hukum Pidana
Dosen Pengajar : Nikolas Manu, S.H., M.H.
Dosen Wali : Elisabeth Nirmala Sari Tukan, SH. LLM.

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2022
A. Evaluasi Modul 1 ( halaman 23 Bahan Ajar Modul Hukum Pidana )
1. Jelaskan pengertian hukum pidana menurut pendapat :
a) Prof. D. Simons !
b) Prof. Van Hammel !
c) Prof. Moeljatno !
2. Jelaskan tujuan hukum pidana menurut pendapat :
a) Prof. Wirjono Projodikoro !
b) Prof. Andi Hamzah !
3. Jelaskan fungsi dari hukum pidana yang saudara ketahui !
4. Jelaskan pengertian dari :
a) Hukum Pidana Materiel !
b) Hukum Pidana Formiel !
c) Hukum Pidana Umum !
d) Hukum Pidana Khusus !
5. Sebutkan secara singkat sumber-sumber formal dari hukum pidana !
6. Jelaskan secara singkat hubungan hukum pidana dengan :
a) Ilmu Kriminologi
b) Ilmu Viktimologi
7. Mengapa hukum pidana disebut Hukum Publik !
8. Jelaskan perbedaan antara Hukum Publik dan Hukum Privat yang
saudara ketahui !
Jawaban :

1. Pengertian Hukum Pidana menurut :


a. Menurut Prof. D. Simons, Hukum Pidana adalah kesemuanya
perintah-perintah dan larangan-larangan yang diadakan oleh
Negara dan yang diancam dengan suatu nestapa bagi
barangsiapa yang tidak mentaatinya, kesemuanya aturan-aturan
yang menentukan syarat-syarat bagi akibat hukum itu dan
kesemuanya aturan-aturan untuk mengadakan (menjatuhi) dan
menjalankan pidana tersebut.
b. Menurut Prof. Van Hammel, Hukum Pidana adalah semua
dasar-dasar dan aturan-aturan yang dianut oleh suatu Negara
dalam menyelenggarakan ketertiban hukum (rechts orde) yaitu
dengan melarang apa yang bertentangan dengan hukum dan
mengenakan suatu nestapa kepada yang melanggar larangan-
larangan tersebut.
c. Menurut Prof. Moeljatno, Hukum Pidana adalah bagian dari
pada keseluruhan hukum yang berlaku disuatu Negara, yang
mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk (1995:1) :
 Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh
dilakukan, yang dilarang, dengan disertai ancaman atau
sanksi yang berupa pidana tertentu bagi barangsiapa yang
melanggar larangan tersebut;
 Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka
yang telah melanggar larangan-larangan itu dapat
dikenakan/dijatuhi pidana sebagaimana yang telah
diancamkan; dan
 Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana
itu dapat dilaksanakan apabila ada orang yang disangka
melanggar larangan tersebut.
2. Tujuan Hukum Pidana menurut :
a. Menurut Prof. Wirjono Projodikoro, Tujuan Hukum Pidana
dibedakan atas Tujuan Primer dan Tujuan Sekunder. Tujuan
primer dari hukum pidana adalah untuk memenuhi rasa
keadilan dalam masyarakat. Sedangkan tujuan sekunder dari
hukum pidana adalah :
 Untuk menakut-nakuti orang jangan sampai melakukan
kejahatan, baik menakut-nakuti orang banyak (general
preventia) maupun secara menakut-nakuti orang tertentu
(special preventia) yang sudah melakukan kejahatan agar
dikemudian hari tidak melakukan kejahatan lagi;
 Untuk mendidik dan memperbaiki orang-orang yang
sudah menandakan suka melakukan kejahatan, agar
menjadi orang yang baik tebiatnya sehingga bermanfaat
bagi masyarakat.
Meskipun tujuan sekunder ini bersifat tambahan, namun ada
peranannya yang sangat besar sekali dalam meluruskan neraca
kemasyarakatan,yang malah merupakan tujuan primer dari
sanksi pidana sepeti juga tujuan dari sanksi administrasi dan
sanksi perdata.
b. Menurut Prof. Andi Hamzah, Tujuan Hukum Pidana adalah
untuk tercapainya kehidupan yang aman, tertib dan damai
dalam masyarakat. Mengikuti pendapat diatas maka dapat
ditegaskan bahwa tujuan dari hukum pidana adalah :
 Untuk mencegah terjadinya kejahatan dalam masyarakat;
 Untuk memelihara keamanan, ketertiban dan kedamaian
di dalam masyarakat;
 Untuk melindungi masyarakat dari ancaman bahaya dan
kerugian;
 Untuk membina, mendidik dan memperbaiki pelaku
kejahatan; dan
 Untuk menegakkan nilai-nilai kebenaran, keadilan dan
kemanusiaan dalam masyarakat.
3. Fungsi Hukum Pidana yang saya ketahui dibagi menjadi 3 (tiga),
yaitu:
a. Fungsi hukum pidana sebagai sarana pengendalian social
(social control) dengan penekanan pada aspek
pengendalian/penanggulangan kejahatan (control of crime),
yang dapat dilakukan dengan cara :
 Mencegah terjadinya kejahatan (prevention of crime);
 Menindak mereka yang telah melakukan kejahatan
(repression of crime) sesuai dengan ketentuan undang-
undang.
b. Fungsi hukum pidana sebagai sarana perlindungan masyarakat
(social defence), dalam arti mengayomi/melindungi setiap
kepentingan hukum yang patut dilindungi, seperti kepentingan
Negara, kepentingan masyarakat dan kepentingan individu
(baik pelaku maupun korbannya).
c. Fungsi hukum pidana sebagai sarana perwujudan kesejahteraan
masyarakat (social welfare), dalam arti memberi jaminan rasa
tenteram, sejahtera (ketenangan batin) dan damai bagi tiap
orang karena terbebas dari ancaman bahaya bagi keselamatan
jiwa, raga, kehormatan dan barang atau harta benda.
4. Pengertian dari Hukum Pidana Materiil, Hukum Pidana Formil,
Hukum Pidana Umum dan Hukum Pidana Khusus
a. Hukum Pidana Materiil adalah hukum pidana yang berisi
norma dan sanksi dari hukum pidana itu sendiri. Hukum pidana
materiil memuat :
 Aturan-aturan yang menetapkan dan merumuskan
perbuatan-perbuatan yang dapat dipidana;
 Aturan-aturan yang memuat syarat-syarat untuk dapat
menjatuhkan pidana; dan
 Ketentuan mengenai pidana.
b. Hukum Pidana Formil adalah hukum pidana yang berisi tata
cara untuk menegakkan/mempertahankan hukum pidana
materiil tersebut.
c. Hukum Pidana Umum adalah hukum pidana yang dengan
sengaja telah dibentuk untuk diberlakukan bagi setiap orang
(umum).
d. Hukum Pidana Khusus adalah hukum pidana yang dengan
sengaja telah dibentuk untuk diberlakukan bagi orang-orang
tertentu saja.
5. Sumber-sumber Formal dari Hukum Pidana adalah :
a. Perundang-undangan;
b. Jurisprudensi;
c. Traktat/Perjanjian Internasional;
d. Doktrin/Ajaran
6. Hubungan Hukum Pidana dengan Ilmu Kriminologi dan Ilmu
Viktimologi
a. Hubungan Hukum Pidana dengan Ilmu Kriminologi
 Jika hukum pidana melihat kejahatan dari sudut pandang
normatifnya (sebagai suatu perbuatan yang telah
dilarang/diperintahkan dan diancam dengan sanksi
pidana oleh undang-undang sehingga pelaku patut
dipertanggungjawabkan sesuai hukum yang berlaku),
maka kriminologi dilihat darii sudut pandang empiriknya
(sebagai suatu perbuatan yang tidak disenangi oleh
masyarakat/yang bersifat anti sosial) sehingga harus
segera dihilangkan atau diupayakan cara
penanggulangannya.
 Hukum pidana dalam fungsinya sebagai sarana social
control dan control of crime, sangat membutuhkan
bantuan dari kriminologi, karena kriminologi dapat
dipelajari dan dijelaskan apa itu kejahatan?, siapa
penjahat itu?, mengapa (faktor penyebab) orang berbuat
jahat?, dan bagaimana cara menanggulangi dan
mencegah terjadinya suatu kejahatan.
b. Hubungan Hukum Pidana dengan Ilmu Viktimologi
 Viktimologi adalah ilmu yang mempelajari masalah
pengorbanan manusia dan harta benda sebagai akibat
suatu kejahatan. Viktimologi melihat kejahatan dari sudut
pandang kepentingan korbannya, contoh pertanyaannya
seperti siapa korban itu?, bagaimana peran korban dalam
terjadinya kejahatan?, apa akibat kejahatan bagi korban
(termasuk bentuk-bentuk penderitaan korban)?,
bagaimana reaksi korban terhadap kejahatan?, bagaimana
peranan korban dalam proses peradilan pidana?, dan
bagaimana perlindungan hukum terhadap hak-hak atau
kepentingan pihak korban?. Jawaban dari pertanyaan
diatas sangat penting hukum pidana secara lebih objektif
(dalam fungsinya sebagai sarana social defence dan
social warfare) dengan melindungi semua kepentingan
hukum (Negara, masyarakat, dan individu) yang patut
dilindungi secara seimbang, proposional dan manusiawi.
 Hukum pidana dapat menjadi alat yang ampuh untuk
melindungi pihak korban serta mencegah timbulnya
korban lebih lanjut dalam masyarakat, sebagai salah satu
dari viktimologi itu sendiri.
7. Hukum Pidana disebut Hukum Publik karena hukum pidana
merupakan bagian dari hukum yang bersifat publik, karena mengatur
hubungan antara masyarakat dan Negara.
8. Perbedaan Hukum Publik dan Hukum Privat
Yang saya ketahui tentang perbedaan Hukum Publik dan Hukum
Privat dilihat dari pengertian, fokus pengkajian, ruang
lingkup(cakupan), pertahanan hukum dan tuntunan untuk pelanggar.
 Dilihat dari pengertian, Hukum Publik adalah suatu hukum di
mana mengatur hubungan antara warga negara di negara
tertentu, dimana berhubungan dengan negara serta alat
perlengkapan negara, sedangkan Hukum Privat adalah suatu
hukum yang mengatur hubungan antara individu yang satu
dengan individu yang lainnya, di mana hal ini terfokuskan pada
kepentingan perorangan.
 Dilihat dari fokus pengkajian, Hukum Publik fokus terhadap
masalah kemaslahatan ataupun manfaat, sedangkan Hukum
Privat cenderung fokus terhadap masalah hubungan pribadi
ataupun individu.
 Dilihat dari ruang lingkup(cakupan), ruang lingkup Hukum
Publik seperti Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi
Negara, Hukum Pidana dan Hukum Internasional, sedangkan
ruang lingkup Hukum Privat seperti Hukum Perdata dan
Hukum Dagang.
 Dilihat dari pertahanan hukum, Hukum Publik dipertahankan
oleh Negara serta pemerintah di mana bersifat aktif, sedangkan
Hukum Privat dipertahankan oleh individu serta pemerintah di
mana bersifat pasif.
 Dilihat dari tuntutan untuk pelanggar, dalam Hukum Publik
tuntutan diberikan oleh jaksa, sedangkan dalam Hukum Privat
tuntutan diberikan oleh pihak yang menggugat atau penggugat.
B. Evaluasi Modul 2 (halaman 40 Bahan Ajar Modul Hukum Pidana)
1. Sebutkan 5 (lima) persoalan penting yang berhubungan dengan asas-
asas berlakunya hukum pidana Indonesia menurut waktu !
2. Jelaskan pengertian dari Asas Nullum Delictum Nulla Poena Sine
Praevia Lege Poenale dan tunjukkan dasar hukumnya !
3. Uraikan 3 unsur dari Asas Legalitas !
4. Jelaskan pula 3 tujuan dari Asas Legalitas !
5. Sebutkan asas-asas hukum yang berkaitan dengan ruang lingkup
berlakunya hukum pidana menurut tempat (Locus Delicti) !
6. Sebutkan pula asas-asas hukum yang berhubungan dengan ruang
lingkup berlakunya hukum pidana menurut waktu (Tempus Delicti) !
7. Sebutkan beberapa kelompok orang (subjek hukum) yang secara
diplomatik mempunyai hak kekebalan (Immuniteit) dalam
pemberlakuan hukum pidana Indonesia !
Jawaban :

1. 5 (lima) persoalan penting yang berhubungan dengan asas-asas berlakunya


hukum pidana Indonesia menurut waktu, yaitu :
 Kapan suatu perbuatan disebut perbuatan/tindakan pidana ?
 Apakah pelakunya saat itu mampu bertanggung jawab ?
 Apakah pelaku/terdakwa ketika itu sudah dewasa ?
 Kapan suatu perbuatan dinyatakan sudah kadaluwarsa ?
 Kapan seseorang dinyatakan tertangkap tangan/kepergok ?
2. Pengertian asas “Nullum Delictum Nulla Poena Sine Praevia Lege Poenale”
adalah “Tiada perbuatan, tiada pidana (hukuman) tanpa sebelumnya aturan
pidana dalam undang-undang”. Asas ini berasal dari suatu pepatah Latin
Romawi milik ahli hukum Anselm von Feurbach. Dasar hukumnya tertera
atau dirumuskan pada Pasal 1 ayat (1) KUHP yang berbunyi : “Tiada suatu
perbuatan dapat dipidana, kecuali atas kekuatan ketentuan pidana dalam
undang-undang yang ada terlebih dahulu dari perbuatan itu”.
3. Asas Legalitas mengandung 3 (tiga) unsur penting, yaitu :
 Perbuatan pidana harus ditetapkan dengan undang-undang;
 Tidak boleh menggunakan analogi dalam hukum pidana;
 Undang-undang hukum pidana tidak berlaku surut.
Ketiga unsur asas legalitas ini sekaligus merupakan jawaban pertanyaan
nomor (1) dalam 5 (lima) persoalan penting yang berhubungan dengan asas-
asas berlakunya hukum pidana Indonesia menurut waktu, yaitu kapan suatu
perbuatan disebut perbuatan pidana ? Yaitu pada saat setelah dengan tegas
diatur dan diancam dengan pidana didalam undang-undang.
4. Tujuan dari Asas Legalitas, yaitu :
 Untuk menjamin tegaknya nilai kepastian hukum dalam masyarakat;
 Untuk mencegah kesewenang-wenangan dari penguasa;
 Untuk menjamin serta melindungi hak setiap orang untuk mengetahui
apakah sesuatu perbuatan itu telah dilarang atau diperintahkan guna
dipatuhinya.
5. Asas-asas hukum yang berkaitan dengan ruang lingkup berlakunya hukum
pidana menurut tempat (Locus Delicti), yaitu :
a) Asas Teritorial / Kedaulatan;
b) Asas Kebangsaan / Personalitas;
c) Asas Perlindungan;
d) Asas Persamaan / Universal.
6. Asas-asas hukum yang berhubungan dengan ruang lingkup berlakunya
hukum pidana menurut waktu (Tempus Delicti), yaitu :
a) Asas Legalitas;
b) Asas Kesalahan;
c) Asas Kadaluwarsa (Lampau Waktu);
d) Asas Peradilan Hanya Satu Kali (Ne bis in idem).
7. Kelompok orang (subjek hukum) yang secara diplomatik mempunyai hak
kekebalan (Immuniteit) dalam pemberlakuan hukum pidana Indonesia
adalah :
a) Para Kepala Negara Asing yang berkunjung ke Indonesia;
b) Para Korps Diplomatik (Duta-duta Negara Asing beserta
Keluarganya);
c) Para Konsul (seperti Konsul Jenderal, Konsul, Wakil Konsul, dan
Agen Konsul) sesuai dengan Traktat kedua Negara;
d) Pasukan Tentara Asing dan anak buah kapal perang asing di bawah
pimpinan komandannya yang berkunjung ke Indonesia;
e) Para wakil dari Badan-badan Internasional, seperti utusan dari PBB,
Palang Merah Internasional dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai