Farhan J310190066 Abu
Farhan J310190066 Abu
KADAR ABU
Penanggung Jawab :
Shift : 2B1
2020
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS ZAT GIZI
KADAR ABU
I. TUJUAN
Mengukur kadar abu wb dan db dari bahan pangan dengan metode kering.
II. PRINSIP
Bahan dipijarkan hingga menjadi abu dan ditimbang hingga berat konstan.
Abu merupakan residu anorganik dari proses pembakaran atau oksidasi komponen
organic bahan pangan. Kadar abu dari suatu bahan pangan menunjukkan kandungan
mineral yang terdapat dalam bahan tersebut , kemurnian , serta kebersihan suatu bahan
yang dihasilkan. Analisis kadar abu dengan metode pengabuan kering dilakukan dengan
cara mendestruksi komponen organic sampel dengan suhu tinggi di dalam suatu tanur
pengabuan (furnace) , tanpa terjadi nyala api , sampai terbentuk abu berwarna putih
keabuan dan berat konstan tercapai. Oksigen yang terdapat di dalam udara bertindak
sebagai oksidator. Residu yang didapatkan merupakan total abu dari suatu sampel
(Andarwulan, 2011).
Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang
terdapat pada suatu bahan pangan. Bahan pangan terdiri dari 96% bahan anorganik dan air.
Kadar abu dapat menunjukkan total mineral dalam suatu bahan pangan . Bahan-bahan
organic dalam proses pembakaran akan terbakar tetapi komponen anorganiknya tidak,
Penentuan kadar abu berhubungan erat dengan kandungan mineral yang terdapat
dalam suatu bahan. Penentuan kadar abu adalah megoksidasikan senyawa organic pada
suhu yang tinggi, yaitu sekitar 500-600ºC dan melakakukan penimbangan zat yang tinggal
pertama digunakan untuk menentukan baik tidaknya proses pengolahan. Untuk mengetahui
jenis bahan yang digunakan , dan juga untuk menentukan parameter nilai gizi bahan
abu dalam bahan pangan di tetapkan dengan menimbang sisa mineral hasil pembakaran
bahan organic pada suhu sekitar 545ºC. Mineral yang ada dalam bahan akan dianalisa.
Pengabuan kering membutuhkan ketelitian dan mampu menganalisa bahan lebih banyak
(Anton , 2010).
Abu merupakan residu anorganik dari hasil pengabuan . Kadar abu ditenukan
dengan cara mengukur resdiu setelah sampel dioksidasi pada suhu 500-600ºC dan
warna sampel menjadi seragam dan berwarna abu-abu sampai putih , serta bebas dari sisa
Bahan : - Biskuit
Alat :
1. Furnace
2. Oven
3. Kompor Listrik
4. Desikator
5. Penjepit
6. Krusibel
7. Timbangan analitik
V. CARA KERJA
Krusibel
Dipijarkan → furnace
Didinginkan → oven
Didinginkan → eksikator
Dipijarkan → furnace
Didinginkan → oven
Didinginkan → eksikator
Dipijarkan
VI. HASIL DAN PERHITUNGAN
1. Tabel
2. Perhitungan
a. Data 1 (kel.6)
B. Krus = 39,5956 gr
B.Krus+S = 42,2564 gr
B.Kons = 39,8515 gr
= 39,8515 – 39,5956
= 0,2559 gr
= 42,2564 - 39,5956
= 2,6604 gr
B . Abu
Kadar % db = ×100 %
B . sampel bebas air
B . Abu
= ×100 %
Bs−( Bs . %KA)
0,2559
= × 100 %
2,6604−(2,6604 . 5,90 %)
0,2559
= ×100 %
2,5035
= 0,1022 . 100%
= 10,22%
B . Abu
% wb = × 100 %
B . sampel
0,2559
= × 100 %
2,6004
= 9,61%
b. Data 2 (kel.7)
B.Krus = 39,4999 gr
B.Krus+S = 41,8200 gr
B.Kons = 39,5511 gr
= 39,5511 – 39,4999
= 0,0512 gr
= 41,8200 - 39,4999
= 2,3201 gr
B . Abu
Kadar % db = ×100 %
B . sampel bebas air
B . Abu
= ×100 %
Bs−( Bs . %KA)
0,0512
= ×100 %
2,3201−( 2,3201. 5,90 %)
0,0512
= ×100 %
2,1833
= 0,0234 . 100%
= 2,34%
B . Abu
% wb = × 100 %
B . sampel
0,0512
= ×100 %
2,320
= 2,20%
Rata-rata % wb
Data1+ Data 2
=
2
9,61+2,20
= = 5,90%
2
VII. PEMBAHASAN
Penentuan kadar abu ini ditentukan dengan cara mengukur residu setelah sampai
dioksida pada suhu 500-600º hingga sampel berubah warna menjadi abu-abu sampai putih
(Neneng, 2013).
pendinginan dan penimbangan. Pada praktikum penentuan kadar abu terdapat proses
pengabuan cara langsung atau yang biasa disebut dengan metode kering.
Pertama krusibel dipanaskan terlebih dahulu pada oven agar kering dan
mengurangi kadar air yang tersisa , sehingga di dapatkan berat murni. Setelah didapatkan
berat krusibel , tambahkan biscuit yang telah dihaluskan , lalu panaskan krusibel diatas
kompor listrik. Setelah menjadi arang dan sudah tidak mengeluarkan asap, krusibel
dipindahkan ke muffle furnace untuk diabukan. Suhu pada muffle furnace sekitar 600-650ºC
Setelah itu krusibel dipijarkan dalam muffle furnace , krusibel dipindahkan kembali
ke dalam oven dengan suhu 100ºC untuk menguapkan bahan yang ada di sampel yang
bersifat mudah menguap. Setelah dikeringkan dalam oven , krusibel di pindahkan dengan
cepat ke dalam desikator agar tidak terjadi interaksi dengan udara yang dapt mengubah
Krusibel dipindahkan ke timbangan agar didapatkan berat krusibel dan abu. Selama
langsung karena dapat merubah berat krusibel sehingga menjadikan berat tidak konstan.
Pada praktikum penentuan kadar abu dengan metode kering, kelompok kami
mendapat hasil kadar abu wb 9,61% dan 2,20% dan kadar abu db 10,22% dan 2,34%.
VIII. KESIMPULAN
Pada praktikum penentuan kadar abu dalam bahan pangan dengan metode kering,
kelompok kami mendapat hasil kadar abu wb 9,61% dan 2,20% dan kadar abu db 10,22%
dan 2,34%.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Zahro . 2013 . Analisis Mutu Pangan dan Hasil Pertanian. UNEJ : Jember.