Farhan J310190066 Air
Farhan J310190066 Air
KADAR AIR
Penanggung Jawab :
Shift : 2B1
2020
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS ZAT GIZI
KADAR AIR
I. TUJUAN
II. PRINSIP
Menguapkan kadar air dari bahan dengan pemanasan sampai semua air menguap
Kadar air dalam suatu bahan makanan sangat mempengaruhi kualitas dan daya
simpan dari bahan pangan tersebut. Apanila kadar air bahan pangan tersebut tidak
memenuhi syarat maka bahan pangan tersebut akan mengalami perubahan fisik dan
kimiawi yang ditandai dengan tumbuhnya mikroorganisme pada makanan sehingga bahan
pangan tersebut tidak layak untuk dikonsumsi. Penentuan kadar air dari suatu bahan
pangan sangat penting agar dalam proses pengolahan dan pendistribusian mendapat
penanganan yang tepat. Dengan memanaskan suatu bahan pangan dengan suhu tertentu
maka air dalam bahan pangan tersebut akan konstan. Berkurangnya berat bahan pangan
tersebut berarti banyaknya air yang terkandung dalam bahan pangan tersebut (Saputra,
2015).
Penentuan kadar air berguna untuk mengetahui ketahanan suatu bahan dalam
penyimpanannya dan merupakan cara penanganan yang baik bagi suatu bahan untuk
mnghindari pengaruh aktivitas mikroba. Jumlah kadar air yang rendah membuat bahan akan
lebih tahan disimpan dalam jangka waktu yang relative lama (Malangi, 2015).
Suatu bahan yang telah mengalami pengeringan lebih bersifat hidroskopis daripada
bahan asalnya. Oleh karena itu selama pendinginan sebelum penimbangan bahan telah
ditempatkan dalam ruangan tertutup kering misalnya dalam eksikator atau desikator yang
telah diberi zat penyerap air. Penyerapan air atau uap dapat menggunakan kapur aktif ,
asam sulfat, silica gel, klorida, kalium hidroksid, kalium sulfat atau bariumoksida
(Sudarmadji, 2010).
Biskuit merupakan produk kering yang mempunyai daya awet yang tinggi, sehingga dapat
disimpan dalam waktu yang lama dan mudah dibawa dalam perjalanan, karena volume dan
beratnya relative ringan akibat adanya proses pengeringan. Biskuit merupakan produk yang
berasal dari tepung terigu halus dan dalam formulanya mengandung gula dan lemak yang
Bahan : - Biskuit
Alat :
1. Oven
2. Desikator
3. Penjepit
4. Botol timbang
5. Timbangan analitik
V. CARA KERJA
dikeringkan oven
Dikeringkan oven
3-4 jam
didinginkan eksikator
Dipanaskan oven
30 menit
didinginkan eksikator
1. Kadar Air
2. B.Kons
18,7774 gr 18,5578 gr
3. Perhitungan
a. Kadar Air (wb)
( Bb+ s ) −(Bk)
×100 %
( Bb+s )−Bb
( 18,8410 )−(18,7774)
= ×100 %
( 18,8410 ) −17,6238
0,0636
= × 100 %
1,2172
= 5,22%
( Bb+ s ) −(Bk)
×100 %
( Bb+s )−Bb
( 18,6431 )−(18,5878)
= ×100 %
( 18,6431 )−17,3665
0,0553
= ×100 %
1,2766
= 4,33%
( Bb+ s ) −(Bk)
×100 %
Bk−Bb
( 18,8410 )−(18,7774)
= ×100 %
(18,7774−17,6238)
0,0636
= × 100 %
1,1536
= 5,51%
( Bb+ s ) −(Bk)
×100 %
Bk−Bb
( 18,6431 )−(18,5878)
= ×100 %
(18,5878−17,3665)
0,0553
= ×100 %
1,2213
= 4,52%
c. Rata-Rata
5,22+ 4,33
=
2
= 4,775%
5,51+ 4,52
=
2
= 5,015%
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini , mengukur kadar air pada biscuit. Menurut Sudarmadji
(2010) prinsip metode penetapan kadar air dengan oven atau thermogravimetri yaitu air
yang ada dalam bahan dengan jalan pemanasan. Penimbangan bahan dengan berat
konstan yang berarti semua air sudah diuapkan dan cara ini relative mudah dan murah.
Percepatan penguapan air serta menghindari terjadinya reaksi yang lain karena pemanasan
maka dapat dilakukan pemanasan dengan suhu rendah atau vakum. Namun, terdapat
kelemahan cara analisa kadar air dengan cara pengeringan, yaitu bahan lain selain air juga
ikut menguap dan ikut hilang misalnya alcohol, asam astetat, minyak atsiri. Kelemahan lain
yaitu dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah
menguap lainnya, dan juga bahan yang mengandung zat pengikat air akan sulit melepaskan
Penentuan kandungan air dapat dilakukan dengan beberapa cara. Hal ini
tergantung pada sifat bahannya. Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan dengan
mengeringkan bahan dalam oven pada suhu 100-105ºC selama 3 jam atau sampai
mendapat berat yang konstan. Selisih berat sebelum dan sesudah pengeringan adalah
banyaknya air yang diuapkan. Untuk mempercepat penguapan air serta menghindari
terjadinya reaksi yang lain karena pemanasan , maka dapat dilakukan dengan suhu rendah
dan tekanan vakum. Dengan demikian akan diperoleh hadil yang lebihh mencerminkan
Dalam penggunaan dan pemindahan botol timbang ke dalam desikator ini terjadi
banyak kesalahan. Kesalahan tersebut terjadi karena sebagian besar pada saat
pemindahan botol timbang dari oven ke desikator tidak dilakukan dengan cepat. Sehingga
udara yang ada pada suhu ruang dapat mempengaruhi kondisi pada botol timbang tersebut.
Selain itu, dengan dimasukkannya botol timbang yang masih dalam keadaan panas ke
dalam desikator, dapat menimbulkan gaya dorong pada desikator tersebut. Oleh karena itu,
tutup pada desikator menjadi licin dan dalam proses pendinginan harus selalu dipegang dan
ditahan dengan menggunakan tangan. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari tutup
Menurut mayora kadar air yang terdapat dalam biscuit roma sebesar 2,210 dan
2,002. Hal ini sedikit berbeda dengan analisa yang dilakukan. Sehingga dimungkinkan
karena human eror maupun keadaan lingkungan yang tidak mendukung (Mayora, 2011).
Pada praktikum penentuan kadar abu dalam biscuit dengan cara pemanasan
sampai semua air menguap yang ditandai dengan tercapainya berat konstan , kelompok
kami mendapat hasil kadar air wb 5,22% dan 4,33% kemudian kadar air db 5,51% dan
4,52%. Sehingga diperoleh rata-rata kadar air wb sebesar 4,775% dan kadar air db sebesar
5,015%.
VIII. KESIMPULAN
Pada praktikum kadar air wb dan db dari bahan pangan secara thermogravimetri
kelompok kita mendapatkan hasil dengan rata-rata kadar air sebesar 4,775% dan kadar air
db sebesar 5,015%.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Aviansa , Gading Inayah . 2011 . Skripsi Pengembangan Informasi Nilai Gizi Pangan Produk
Biskuit, Cookies , Wafer dan Wafer stick untuk Tujuan Klaim Produk. PT
Arnotts.
buah Alpukat (persea Americana mill). Jurnal MIPA : UNSRAT vol. 1(01) : 5-10.
Sudarmadji, Slamet ,dkk . 2010 . Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty Yogyakarta
: Yogyakarta.