PROPOSAL Imas Nur Fathia (20080005) A
PROPOSAL Imas Nur Fathia (20080005) A
PROPOSAL PENELITIAN
berhubungan dengan kenyataan sosial dan nilai moral dalam masyarakat. Ajaran
moral dalam karya sastra sering tidak secara langsung disampaikan, tetapi melalui
hal-hal yang sifatnya amoral dulu. Nilai-nilai moral dalam karya sastra bisa dijadikan
sebagai panutan tingkah laku di kehidupan sehari-hari. Bisa dikatakan bahwa nilai-
nilai moral dalam karya sastra yang dibahas melalui cerita berupa sikap dan tingkah
laku tokoh pembaca dapat belajar dan mengerti pesan-pesan moral yang disampaikan
oleh pengarang.
sulung dari urang saparuik atau sasuku. Oleh sebab itu bundo kanduang lambang
keturunan menurut garis ibu dan kekuasaan ibu. Lambang keturunan menurut garis
ibu mengandung arti, bahwa anak bersuku ke suku ibu. Sedangkan lambang
kekuasaan itu bahwa bundo kanduang pemegang pimpinan kedalam dari sebuah
kaum. Ia berkuasa atas pusako tinggi kaumnya baik pusako harato maupun pusako
gaib. Pusako harato misalnya perumahan, sawah-ladang, gurun-tebat dan pusako gaib
seperti pakaaian adat laki-laki dan perempuan lengkap dengan perhiasan dan alat
kebesaran kaum.
Novel Limpapeh karya A.R Rizal menyajikan nilai moral tokoh perempuan
yang bernama mandeh. Tokoh mandeh dalam novel limpapeh menjadi sebagai bundo
kanduang untuk rumah gadangnya karena tidak ada pilihan lain. Setelah menjadi
bundo kanduang mandeh dihadapkan oleh persoalan yang terjadi dalam kaumnya.
Peran bundo kanduang melalui tokoh piah dalam novel limpapeh karya AR Rizal.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena lebih inovatif dan
penelitian ini dapat menggambarkan pandangan matrilineal dalam nilai morah tokoh
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebt maka penelitian ini penting
dilakukan untuk memperoleh pengetahuan baru tentang bentuk nilai moral tokoh
perempuan dalam masyarakat minangkabau pada novel limpapeh karya A.R Rizal.
B. Batasan Masalah
difokuskan pada nilai morah tokoh perempuan dalam novel limpapeh karya A.R
Rizal.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana nilai moral tokoh perempuan dalam novel limpapeh karya A.R Rizal?
D. Tujuan Penelitian
untuk, yaitu,
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah Penelitian ini akan
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
a. Bagi pembaca, dari hasil penelitian ini, peneliti berharap penelitian ini dapat
b. Bagi dosen, hasil ini bisaa digunakan dalam referensi matakuliah apresiasi
A. Kajian Teori
Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori sastra yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian. Adapun teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu 1) hakikat
novel, 2) unsur-unsur pembangun novel, dan 3) hakikat nilai moral. Teori-teori sastra
1. Pengertian Novel
Novel berasal dari bahasa italia, yaitu novella yang berarti „sebuah barang baru
yang kecil‟. Dalam perkembangannya, novel diartikan dalam sebuah karya sastra
dalam bentuk prosa. Novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh
berawal dari kemunculan persoalaan yang dialami oleh tokoh hingga tahap
penyelesaiannya.
pemeranan, latar, serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari
2009:66). Karya sastra tulis ini menarasikan tokoh-tokoh yang terlibat beserta
menjadi suatu pengalaman hidup yang nyata. Lebih dalam lagi novel
itu, novel harus tetap merupakan cerita menarik yang mempunyai bangunan
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa novel merupakan salah
satu jenis dari karya sastra berbentuk fiksi yang di dalamnya memaparkan
dibagi atas dua unsur yaitu a) unsur intrinsik dan b) unsur ekstrinsik. Kedua unsur
inilah yang sering disebut para kritikus dalam rangka mengkaji atau
a. Unsur Intrinsik
karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir
sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang
membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang secara
langsung turut serta membangun cerita. Unsur yang dimaksud adalah tema, plot,
penokohan, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan amanat.
Berikut ini akan diuraikan secara detil mengenai unsur-unsur intrinsik yang terdapat
sebuah novel melalui unsur-unsur yang ada dalam novel itu. Adapun unsur intrinsik
cerita, gagasan dasar umum, sebuah karya novel. Sedangkan menurut Redaksi PM
(2012: 5) tema ialah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra.
Tema mayor adalah tema yang sangat menonjol dan menjadi persoalan. Tema minor
adalah tema yang tidak menonjol. Tema adalah inti permasalahan yang hendak
dikemukakan pengarang dalam karyanya. Oleh sebab itu, tema merupakan hasil
konklusi dari berbagai peristiwa yang terkait dengan penokohan dan latar. Dalam
permasalahan, tetapi hanya ada sebuah tema sebagai intisari dari permasalahan-
Jadi, secara eksplisit, tema bisa dikatakan berfungsi atau berhubungan sebagai
berlangsung di dalam suatu peradaban tertentu. Tematik dari berbagai jenis sastra ini,
pasti berubah dari zaman ke zaman dan menyesuaikan diri dengan perubahan dalam
fungsi, keadaan, publik, dan medium. Tema dalam banyak hal bersifat “mengikat”
unsur intrinsik yang lain, karena hal-hal tersebut haruslah bersifat mendukung
kejelasan tema yang ingin disampaikan. Tema menjadi dasar pengembangan seluruh
cerita, maka ia pun bersifat menjiwai seluruh bagian cerita itu. Tema mempunyai
generalisasi yang umum, lebih luas, dan abstrak. Dengan demikian, tema adalah dasar
2. Plot
Menurut Nurgiyantoro (1995: 114) plot merupakan cerminan, atau bahkan berupa
perjalanan tingkah laku para tokoh dalam bertindak, berpikir, berasa, dan bersikap
dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan. Namun, tidak dengan sendirinya
semua tingkah laku kehidupan manusia boleh disebut (mengandung) plot, tidak semua
kejadian yang dialami manusia bersifat plot. Plot berkaitan erat dengan tokoh cerita.
Menurut Atmazaki (2007: 158-159) alur atau plot ialah urutan peristiwa dalam suatu
Redaksi (2012: 6) alur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki
hubungan sebab akibat, sehingga menjadi satu kesatuan yang padu bulat dan utuh.
Hubungan antara satu peristiwa atau sekelompok peristiwa dengan peristiwa atau
sekelompok peristiwa yang lain disebut dengan alur. Alur tersebut bersifat kausalitas
karena berhubungan yang satu dengan yang lainnya menunjukkan hubungan sebab-
akibat. Jika hubungan kausalitas peristiwa terputus dengan peristiwa yang lain maka
dapat dikatakan bahwa alur tersebut kurang baik. Alur yang baik adalah alur yang
memiliki kausalitas antara sesama peristiwa yang ada dalam sebuah fiksi, Muhardi
Nurgiyantoro (1995: 141) menyatakan sebuah cerita, sebuah teks naratif, tentulah
ada awal kejadian, kejadian-kejadian berikutnya, dan barangkali ada pula akhirnya.
penahapan plot di atas, Nurgiyantoro menyatakan membagi alur menjadi tiga bagian
dalam penahapan plot: pertama, tahap awal yaitu dalam sebuah cerita biasanya disebut
sebagai tahap perkenalan. Tahap perkenalan pada umumnya berisi sejumlah informasi
penting yang berkaitan dengan berbagai hal yang akan dikisahkan pada tahasp-tahap
berikutnya. Fungsi pokok tahap awal atau pembukaan sebuah cerita adalah untuk
pelataran dan penokohan; kedua, tahap tengah, tahap tengah cerita yang dapat juga
disebut sebagai tahap pertikaian, menampilkan pertentangan dan atau konflik yang
konflik yang terjadi dalam diri seorang tokoh, konflik eksternal, konflik yang terjadi
antar tokoh cerita. Dalam tahap tengah inilah klimaks ditampilkan, yaitu ketika
konflik (utama) telah mencapai titik intensitas tertinggi; dan ketiga, tahap akhir, tahap
akhir sebuah cerita, atau dapat juga disebut sebagai tahap pelarian, menampilkan
adegan tertentu sebagai akibat klimaks. Jadi, bagian ini berisi bagaimana kesudahan
atas, dapat dikatakan bahwa alur terbentuk dari susunan gerak peristiwa-peristiwa
yang terjadi akibat interaksi antar tokoh. Peristiwa-peristiwa yang dapat membentuk
alur itu ada dalam satu jalinan atau rangkaian yang berhubungan secara kausalitas dan
berurutan secara logis dan kronologis menurut urutan waktu. Cerita dalam sebuah
cerita tersebut, artinya penahapan alur dapat memberikan efek estetik tertentu dalam
sebuah cerita. Alur sebuah cerita bagaimanapun tentulah mengandung unsur urutan
tokoh dan perwatakan sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita,
cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Tokoh
ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh,
namun biasanya hanya ada satu tokoh utama, sedangkan penokohan atau perwatakan
ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh, Redaksi PM (2012: 5-6). Dalam hal
permasalahan fiksi. Pemilihan nama tokoh diniatkan sejak semula oleh pengarang
penamaan tokoh, Muhardi dan Hasanuddin WS (1992: 24). Tokoh cerita dalam
sebuah cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan,
amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca. Tokoh
kalau dilihat secara gamblang, merupakan gambaran umum dari kehidupan manusia
itu sendiri yang terdiri atas darah dan daging yang mempunyai pikiran dan perasaan.
dari fungsi penampilan, tokoh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (a) Tokoh
Protagonis Tokoh ini merupakan tokoh yang menampilkan sesuatu yang sesuai
ke dalam dua bagian, yaitu: (a) Tokoh Sederhana Tokoh sederhana merupakan tokoh
yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu, satu sifat watak yang tertentu saja.
Sifat dan tingkah laku seorang tokoh sederhana bersifat datar, monoton, hanya
mencerminkan satu watak tertentu. (b) Tokoh Bulat Tokoh bulat adalah tokoh yang
menampilkan watak lebih dari satu. Tokoh bulat mudah dibedakan dengan tokoh lain
dalam sebuah cerita. Selain itu, tokoh bulat sering memberikan kejutan-kejutan karena
muncul watak tidak terduga secara mendadak. Berdasarkan kriteria berkembang atau
tidaknya perwatakan, tokoh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (a) Tokoh Statis
Tokoh jenis ini tampak seperti kurang terlibat dan tidak berpengaruh oleh adanya
manusia. Tokoh statis memiliki sifat dan watak yang relatif tetap, tidak berkembang,
sejak awal sampai akhir cerita. (b) Tokoh Berkembang Tokoh berkembang
sejalan dengan perkembangan dan perubahan peristiwa dan alur yang dikisahkan.
4. Latar
secara konkret dan jelas yang sangat penting untuk memberikan kesan realistis kepada
terjadi. Latar disebut juga setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya peristiwa-
peristiwa yang terjadi dalam sebuah karya sastra, Redaksi PM (2012: 7). Latar
diperlihatkan alur atau penokohan. Jika permasalahan fiksi sudah diketahui melalui
alur, maka latar memperjelas suasana, tempat, dan waktu peristiwa itu berlaku,
Menurut Nurgiyantoro (1995: 227) latar dalam cerita dapat dibedakan menjadi
tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial. Dijelaskan bahwa latar tempat
adalah latar yang menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam
sebuah cerita. Unsur tempat yang digunakan mungkin berupa tempat dengan nama-
nama tertentu, inisial tertentu, atau mungkin lokasi tertentu tanpa nama yang jelas.
sehari-hari. Menurut Bertens (2011:152) dalam arti tertentu nilai moral tidak
lain. Nilai tidak terpisah dari nilai-nilai jenis lainnya. Setiap nilai dapat
memperoleh suatu ―bobot moral‖, bila diikutsertakan dalam tingkal laku moral.
Nilai moral tampak sebagai suatu nilai baru, bahkan sebagai nilai yang paling
tinggi.
tindakan manusia sebagai manusia, disimpulkan bahwa nilai moral memiliki arti
Dapat disimpulkan dari beberapa menurut para ahli yang sudah dijelaskan, bahwa
nilai moral adalah sebuah pedoman bagi setiap manusia baik dalam lingkungan
B. Penelitian Relevan
Ada beberapa penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti yaitu,
1. MUH SURYA PRATAMA, 2016, Nilai Moral Dalam Novel Perempuan
Poppo Karya Dul Abdul Rahman, novel Perempuan Poppo Karya Dul Abdul
Rahman mengandung nilai moral yang terdiri atas nilai susila membahas tentang
perilaku dan tindak tutur bahasa kepada orang lain. Nilai kesopanan membahas
tentang budi bahasa, tegur sapa yang baik dan perilaku yang baik serta adab yang
baik akan terlihat dalam aktivitas seseorang dalam kehidupannya sehari-hari. Nilai
sosial membahas tentang perilaku seseorang yang peduli kepada mereka yang
membutuhkan dan peduli kepada kelangsungan hidup alam, jiwa sosial atau
kepekaan sosial menjadi hal yang patut dijaga agar tidak menjadi langkah dalam
kehidupan budaya kita. Nilai ketabahan membahas tentang seberapa kuat kita tabah
menghadapi ujian dari Tuhan. Nilai tanggung jawab membahas tentang sejauh mana
tanggung jawabnya terhadap setiap ucapan, perilaku dan janjinya. Tanggung jawab
2. YOGA LESMANA, 2020, Nilai Moral Pada Tokoh Utama Dalam Novel
Perempuan Batih Karya A.R Rizal, Hasil penelitian atas nilai moral dalam penelitian
ini menunjukkan bahwa nilai moral yang terdapat di dalam novel Perempuan Batih
karya A. R Rizal berupa nilai moral dalam hubungan manusia dengan diri, nilai
moral dalam hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial dan
lingkungan alam, dan nilai moral dalam hubungan manusia dengan Tuhan. Nilai
moral dalam hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi: (1) iffah, dan (2) sabar.
Nilai moral dalam hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial dan
lingkungan alam meliputi: (1) bertamu dan menerima tamu, dan (2) hubungan baik
dengan tetangga. Nilai moral dalam hubungan manusia dengan Tuhan meliputi: (1)
Kusmiana, Hasil penelitian diuraikan sebagai berikut. Pertama wujud nilai moral
pada novel Gadis Pesisir yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, yang paling
manusia lain dalam lingkup lingkungan sosial, yang paling mendominasi adalah
peduli sesama. Kedua, teknik penyampaian nilai moral dalam novel Gadis Pesisir
Kesimpulan dari penelitian relavan tersebut adalah, dalam skripsi muh surya,
data dilakukan dengan teknik baca dan catat. Yoga lesmana menganalisis data
hasil deskripsi data. Untuk menganalisis data, penulis menggunakan teknik analisi
teks.sedangkan muh surya data dianalisis sesuai perangkat teori dan metode yang
digunakan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
penelitian yang dilakukan pada suatu objek yang alamiah, dimana sseorang peneliti
adalah sebagai instrumen kunci, teknik, pengumpulan data secara triagulasi (gabungan),
analisis data bersifat kualitatif dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada
B. Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. penelitian ini difokuskan untuk
Adapun sumber data dalam penelitian ini yaitu novel limpapeh karya AR Rizal.
Data yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah tokoh perempuan dalam novel
tersebut.
D. Instument Penelitian
dilakukan dengan membaca Novel limpapeh karya AR Rizal. Pada mulanya dilakukan
dengan mencatat kutipan secara langsung atau disebut verbatim dari novel yang
diteliti.
Pengabsahan data adalah untuk menjamin bahwa semua yang telah diamati dan di
teliti penulis sesuai dengan data yang sesungguhnya ada dan memang benar-benar
terjadi. Hal ini dilakukan penulis untuk memelihara dan menjamin bahwa data tersebut
Analisis data menurut Sugiyono (2018:482) adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehinga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain. Sedangkan menurut moleon (2017:280-281) analisis
data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
mungkin dari hasil bacaan dan mereduksi data yang didapat sesuai dengan objek
penelitian. Penulis melakukan pengamatan secara kontinu demi menghasilkan