Anda di halaman 1dari 19

lOMoARcPSD|28441068

JURNAL MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC)


FORMASI PPPK 2023

OLEH
MIFTAHUDIN-197807202021211003
AHLI PERTAMA_GURU AGAMA ISLAM

SMP NEGERI 1 CURUGKEMBAR


PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI
lOMoARcPSD|28441068

RESSUME MATERI MOOC PPPK 2023

NAMA : MIFTAHUDIN, S.Ag


NIP : 197807202021211003
TEMPAT, TGL LAHIR : Sukabumi, 20 Juli 1978
GOLONGAN : IX
JABATAN : AHLI PERTAMA – GURU-PABP
INTANSI : PEMERINTAH KAB. SUKABUMI

Materi Agenda I
Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara
1. Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah Konsep cara pandang yang dilandasi akan
kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan
lingkungannya didalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
A. Sejarah penting bangsa indonesia
1. Pembentukan Boedi Oetomo pada tanggal 20 mei 1908 olehDr.
Sutomo yang dikenal dengan Hari Kebangkitan Nasional
berdasarkan Pembaharuan Keputusan Presiden Republik
Indonesia No. 316 tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 tentang
Hari-Hari Nasional yang Bukan Hari Libur.
2. Perhimpunan Indonesia (PI) merupakan organisasi pergerakan
nasional pertama yang menggunakan istilah "Indonesia".
Bahkan Perhimpunan Indonesia menjadi pelopor kemerdekaan
bangsa Indonesia di kancah internasional. Perhimpunan
Indonesia (PI) diprakarsai olehSutan Kasayangan dan R. N. Noto
Suroto pada 25 Oktober 1908 di Leiden, Belanda
3. Pada tanggal 30 April 1926 di Jakarta diselenggarakan
“Kerapatan Besar Pemuda”, yang kemudian terkenal dengan
nama “Kongres Pemuda I”. Kongres Pemuda I ini dihadiri oleh
wakil organisasi pemuda Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong
Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Studerenden
Minahasaers, kemudian Jong Bataks Bond dan Pemuda Kaum
Theosofi juga ikut dalam kerapatan besar.
4. Pada 27-28 Oktober 1928, Kongres Pemuda Kedua
dilaksanakan.
5. Pada 1 Maret 1945 dalam situasi kritis, Letnan Jendral
Kumakici Harada, pimpinan pemerintah pendudukan
Jepang di Jawa, mengumumkan pembentukan Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI).
6. PPKI terbentuk pada 7 Agustus 1945.
B. 4 Konsensus Dasar
1. Pancasila Sebagai Idiologi NegaraSetiap bangsa harus memiliki suatu
konsep dan konsensusbersama menyangkut hal-hal pundamental
bagi keberlangsungan, keutuhan dan kejayaan bangsa yang
bersangkutan.
2. Bhineka Tunggal Ika
3. Undang-undang Dasar 1945
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
C. Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan
1. Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Bendera Negara adalah Sang Merah Putih (Pasal 1 Ayat (1)
Undang-undang Republik Indonesia Nomor24 tahun 2009 tentang Bendera,
Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan)
2. Bahsa resmi Negara Kesaruan Republik Indonesia adalah Bahasa
Indonesia (Pasal 36 Undang-undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia tahun 1945 bersumber dari bahasa yang
diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1982
sebagai bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai dengan
lOMoARcPSD|28441068

dinamika peradaban bangsa.


3. Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk Garuda
Pancasila yang kepalanya m enoleh lurus kesebelah kanan, perisai
berupa jantung yang digantung dengan rantaipada leher garuda,
dan semboyan Bhineka Tunggal Ika ditulis diatas pita yang
dicengkram oleh garuda.
4. Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang digubah oleh
Wage Rudolf Supratman.
D. Manajemen Pemerintahan Negara
1. Cita-cita / Tujuan Nasional “Negara Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
2. Tugas Nasional “ Melindungi segenap bangsa dan
tumpah darah indonesia; memajukan kesejahteraan
umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; ikut
melaksanaakan ketertiban dunia.
3. Fungsi Negara “ melayani masyarakat, mengayomi
masyarakat, dan memperdayakan masyarakat
4. Bela Negara
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan
warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam
menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannyakepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945
dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan
Negara dari berbagai Ancaman”
(Pasal 1 Ayat (11) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23tahun
2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan
Negara)
a. Hari Bela Negara ditetapkan dengan Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2006 tentang Hari Bela
Negara tanggal 18 Desember 2006 dengan pertimbangan
bahwa tanggal 19 Desember 1948 merupakan hari bersejarah
bagi bangsa Indonesia Pada tanggal tersebut terbentuk
Pemerintahan Darurat Republik Indonesia dalam rangka mengisi
kekosongan kepemimpinan Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dalam rangka bela Negara serta bahwa
dalam upaya lebih mendorong semangat kebangsaan dalam
bela negara dalam rangka mempertahankan kehidupan ber-
bangsa dan bernegara yang menjunjung tinggi persatuan dan
Kesatuan.
b. Nilai Dasar Bela Negara Dalam Undang-Undang republik
Indonesia Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 dijelaskan
bahwa Keikutsertaan Warga Negara dalam usaha Bela Negara
salah satunya dilaksanakan melalui pendidikan kewarganegaraan
dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara dengan menanamkan
nilai dasar Bela Negara, yang meliputi:
1. cinta tanah air;
2. sadar berbangsa dan bernegara;
3. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;
4. rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
5. kemampuan awal Bela Negara.
5. Analisi Isu Kontemporer adalah upaya yang dilakukan untuk mengetahui
suatu pokok persoalan yang terjadi pada masa sekarangatau menjadi
trending topik pada saat ini jadi solusi penyelesaiaannya harus sesuai
dengtan masa sekarang yaitu masa modern.
a. 4 Level Lingkungan Strategis yang dapat mempengaruhi
kesiapan ASN PPPK dalam melakukan pekerjaannya sesuaitugas
bidang masing- masing. Yaitu Individu, Keluarga,
lOMoARcPSD|28441068

Masyarakat, dan Dunia


b. Isu Kritikal secara umum terbagi kedalam tiga kelompok
1. Isu saat ini merupakan kelompok isu yang mendapatkan
perhatian dari sorotan publik secara luas dan memerlukan
penanganan sesegera mungkin dari pengambil keputusan.
2. Isu Berkembang merupakan isu yang perlahan-lahan masuk
dan menyebar diruang publik dan publik mulai menyadari
adanya isu tersebut.
3. Isu Potensial kelompok isu yang belum nampak diruang publik
namundapat terindikasi dari beberapa instrumen yang
mengidentifikasi adanya kemungkinan merebak isu itu dimasa
depan.
c. Kemampuan Menetapkan Isu
1. Environmental Scanning yaitu peduli terhadap masalah
dalam organisasi dan mampu memetakan hubungan
kausalitas.
2. Problem Solving iyalah mampu mengembangkan dan memilih
alternatif dan mampu memetakan aktor terkait dan perannya masing-
masing
3. Analysis iyalah mampu berfikir konseptual, mampu
mengidentifikasi implikasi atau dampak atau manfaat darisebuah
pilihan kebijakan atau program atau kegiatan atautahapan
kegiatan.
d. Teknik Analis Isu Strategis
1. Teknik Tepisan Isu adalah mengunakan kriteria Urgensis
Sriesnes and Groud
2. Teknik Analis Isu terdiri dari beberapa alat bantu seperti Mind
Mapping, Fishbone Diagram, Analisis SWOT.
6. Kesiap Siagaan Bela Negara
e. Kerangka Kesiapsiagaan Bela Negara Dalam Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil
f. Kemampuan Awal Bela Negara
g. Rencana Aksi Bela Negara
h. Kegiatan Kesiapsiagaan Bela Negara
lOMoARcPSD|28441068

informasi resmi atau dokumen sembarangan. b) PNS tidak menyalahgunakan


informasi resmi. c) PNS mematuhi persyaratan legislatif, kebijakan setiap instansi
dan semua arahan yang sah.
B. Praktek Kecurangan (fraud) dan Perilaku Korup Penyalahgunaan wewenang
akan berdampak pada praktik kecurangan (fraud). Faktor Penyebab Fraud :
Peluang, Insentif atau tekanan dan Sikap atau rasionalisasi untuk membenarkan
tindakan fraud. Upaya-upaya untuk membangunan etika perilaku dan kultur
organisasi yang anti kecurangan
: a) Komitmen dari Top Manajemen dalam organisasi; b) Membangun lingkungan
organisasi yang kondusif; c) Perekrutan dan Promosi Pegawai;
d) Pelatihan nilai-nilai organisasi atau entitas dan standar-standar pelaksanaan e)
Menciptakan saluran Komunikasi yang efektif; dan f)Penegakan kedisiplinan.
C. Penggunaan Sumber Daya Milik Negara Ketentuan Umum Penggunaan
Sumber Daya Milik Negara : a) Penggunaannya diatur sesuai dengan prosedur
yang berlaku; b) Penggunaannya dilaklukan secara bertanggung-jawab dan efisien;
dan c) Pemeliharaan fasilitas secara benardan bertanggungjawab. Perilaku PNS
Terhadap Penggunaan Sumber Daya Negara : a) PNS bertanggung jawab untuk
pengeluaran yang resmi;
b) PNS menggunakan sumber daya yang didanai publik secara teliti dan efisien;
c) PNS hanya menggunakan pengeluaran yang berhubungan dengan pekerjaan;
d) PNS tidak menggunakan waktu kantor atau sumberdaya untuk pekerjaan
partai politik atau keuntungan pribadi atau keuangan; Ayub Khan, 2022 12 e)
PNS mematuhi kebijakan dan pedomandalam penggunaan setiap instansi
komputasi dan komunikasi fasilitas, dan menggunakan sumber daya tersebut
secara bertanggung jawab; f) PNS berhati-hati untuk memastikan bahwa setiap
perjalanan dinas yang dilakukan untuk tujuan resmi dan benar-benar
diperlukan; dan g) PNS menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.

MATERI POKOK 4.
PERILAKU KOMPETEN
A. Berkinerja dan BerAkhlak ASN merupakan jabatan profesional, yangharus
berbasis pada kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan berkinerja serta patuh
pada kode etik Profesinya. ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan
mengembangkan dirinya dan wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya.
Penilaian kinerja harus dilakukan secara adil dan obyektif sehingga dapat
memotivasi pegawai untuk bekerja lebih baik, meningkatkan kualitas dan
kompetensi pegawai, membangun kebersamaan dan kohesivitas pegawai dalam
pencapaian tujuan dan sasaran pemerintah dan hasilnya dapat digunakan
sebagai dasar penentuan tindak lanjut penilaian kinerja yang tepat. Panduan
perilaku (kode etik) Nilai Kompeten dalam Core Values ASN yaitu:
a) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selaluberubahi; b)
Membantu orang lain belajar; dan c) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
B. Learn, Unlearn, dan Relearn ASN harus terus belajar dengan konsep learn,
unlearn dan relearn : a) Learn, dalam tahap ini, sebagai ASN biasakan belajarlah
hal-hal yang benar-benar baru, dan lakukan secara terus menerus. b) Unlearn,
tahap kedua lupakan/tinggalkan apa yang telah diketahui berupa pengetahuan
dan atau keahlian. c) Relearn,tahapterakhir yaitu proses untuk dapat benar-
benar menerima fakta baru.
C. Meningkatkan Kompetensi Diri Meningkatkan kompetensi diri untuk
menjawab tantangan yang selalu berubah adalah keniscayaan. ASN selayaknya
memiliki watak sebagai pembelajar sepanjang hayat, yang dapat bertahan dan
berkembang dalam orientasi “Ekonomi Pengetahuan”, dengan kemandirian
lOMoARcPSD|28441068

birokrat.
3. Enam Elemen untuk Menghasilkan Pelayanan Publik Berkualitas
a. Komitmen pimpinan yang merupakan kunci untuk membangun
pelayanan yang berkualitas;
b. Penyediaan layanan sesuai dengan sasaran dan kebutuhan
masyarakat
c. Penerapan dan penyesuaian Standar Pelayanan di
dalam penyelenggaraan pelayanan publik;
d. Memberikan perlindungan bagi internal pegawai, serta
menindaklanjuti pengaduan masyarakat;
e. Pengembangan kompetensi SDM, jaminan keamanan dan keselamatan
kerja, fleksibilitas kerja, penyediaan infrastruktur teknologi informasi
dan sarana prasarana; dan
f. Secara berkala melakukan pemantauan dan evaluasi
terhadap kinerja penyelenggara pelayanan publik.
4. Tingkatan Pelayanan Prima
a. Memenuhi kebutuhan dasar pengguna,
b. Memenuhi harapan pengguna, dan
c. Melebihi harapan pengguna, mengerjakan apa yang lebihdari
yang diharapkan.
5. Perilaku Pelayanan Prima
a. Menyapa dan memberi salam,
b. Ramah,
c. Cepat dan tepat waktu,
d. Mendengar dengan sabar danaktif,
e. Penampilan yang rapi,
f. Jangan lupa mengucapkan terima kasih,
g. Mengingat nama pelanggan,
h. Perlakukan pelanggan dengan baik, dan
i. Perlakukan teman sekerja seperti pelanggan.
6. Prinsip-Prinsip Pelayanan Prima
a. Responsif terhadap pelanggan/memahami pelanggan,
b. Membangun visi dan misi pelayanan,
c. Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan,
d. Pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai terkait
bagaimana memberikan pelayanan yang baik, dan
e. Memberikan apresiasi kepada pegawai.
C. ASN sebagai Pelayan Publik
1. Fundamen (Pemahaman Dasar) Pelayanan Publik
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai
amanat konstitusi.
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh
warga negara.
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai
hal-hal yang strategis bagi kemajuan bangsa di masa yang akan
datang.
d. Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dasar warga negara sebagai manusia,akan tetapi juga
berfungsi untuk memberikan perlindungan bagi warga negara
(proteksi).
2. Tugas ASN
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-
undangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas;dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
lOMoARcPSD|28441068

MODUL 6. ADAPTIF
MATERI POKOK 1. MENGAPA ADAPTIF
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan olehindividu
maupun organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, karena
A. Perubahan Lingkungan Strategis Perubahan lingkungan strategis ini
menjadi sesuatu yang tidak terhindarkan, baik pada lingkup global, regional
maupun nasional. Isu pembangunan ekonomi dan indutri yangmendorong
kompetisi antar negara, kerusakan lingkungan, serta permasalahan keamanan
dan perdamaian dunia merupakan variabelpenting dalam memahami
perubahan lingkungan strategis. Dengan demikian cara sektor publik dalam
menyelenggarakanfungsinya juga memerlukan kemampuan adaptasi yang
memadai.
B. Kompetisi di Sektor Publik Daya saing menjadi salah satu ukuran kinerja
sebuah negara dalam kompetisi global. Sehingga kompetisi menjadi salah satu
karakteristik penting dalam konteks perubahan lingkungan strategis, yang
mendorong dan memaksa negara untuk berperilaku seperti dunia usaha, bersaing
untuk menghasilkan kinerja terbaik. Kompetisi untuk menjadi yang terbaik juga
terjadi di lingkup nasional, di mana pemerintah daerah seolah-olah berkompetisi
dengan daerah lainnya untuk mencapai atau menjadi yang terbaik. Seluruh
bentuk kompetisi di atas akan memaksa dan mendorong pemerintah baik di
tingkat nasional maupun daerah dengan motor birokrasinya untuk terusbersaing
dan beradaptasi dalam menghadapi setiap perubahan lingkungan yang terjadi.
C. Perkembangan Teknologi Teknologi menjadi salah satu pendorong perubahan
terpenting, yang mengubah cara kerja birokrasi. Kondisi ini akan memaksa kita
untuk beradaptasi dengan segala bentuk pengambilalihan mekanisme kerja oleh
mesin. Adaptasi tidak berhenti di kemampuan menggunakan, tetapi juga
antisipasi dari konsekuensi yang mungkin timbul dari pelaksanaan cara-cara
baru dalam bekerja dengan teknologi. Pemerintah seyogyanya mengadaptasi
perubahan inidengan memastikan kompatibilitas metode komunikasi publik
dengan perilaku komunikasi dan sehingga dapat mendorong percepatan
pelayanan publik berbasis digital.
D. Tantangan Praktek Administrasi Publik Birokrasi pun dipaksa untuk turut
mengubah cara kerjanya untuk mengimbangi yang menjadi tuntutan
perubahan, salah satunya dengan mendistribusikan sebbagian peran negara
kepada masyarakat. Literatur terkait New Public Management dan New Public
Service menjadi rujukan penting bagaimanaperubahan praktek administrasi
publik yang lebih memperhatikan peran dan kebutuhan masyarakat sebagai
upaya sebuah pemerintaanh untuk melakukan adaptasi dalam menjalankan
fungsinya. Rumusan tantangan perubahan lingkungan juga diperkenalkan
dengan rumusan karakteristik VUCA, yaitu Volatility, Uncertaninty, Complexity
dan Ambiguity, yang tentunya harus dihadapi dengan kemampuan adaptasi yang
handal.

MODUL 7. KOLABORATIF
A. Definisi Kolaborasi Kolaborasi sebagai suatu proses berpikir dimana pihak
yang terlibat memandang aspek-aspek perbedaan dari suatu masalah serta
menemukan solusi dari perbedaan tersebut dan keterbatasan pandangan
mereka terhadap apa yang dapat dilakukan (Gray,1989). Kolaborasi
merupakan proses kompleks yang membutuhkan sharing pengetahuan yang
direncanakan yang disengaja,dan menjadi tanggung jawab (Lindeke dan
Sieckert, 2005).
B. Kolaborasi Pemerintahan (Collaborative Governance) Collaborative governance
merupakan sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi saling
menguntungkan antar aktor governance (Irawan, 2017). Collaborative Governance
lOMoARcPSD|28441068

gaji dan fasilitas yang Anda gunakan nanti berasal dari Pajak yang dibayarkan
Masyarakat negeri ini yang menuntut dilayani dengan layanan yang terbaik.

MATERI POKOK 3. PANDUAN PERILAKU AKUNTABEL


A. Akuntabilitas dan Integritas
Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang menjadi landasan dasar
dari sebuah Administrasi sebuah negara. Sebuah sistem yang memiliki
integritas yang baik akan mendorong terciptanya Akuntabilitas,Integritas itu
sendiri, dan Transparansi.
B. Integritas dan Anti Korupsi Integritas adalah salah satu pilar pentingdalam
pemberantasan korups. integritas bisa diartikan sebagai bersatunya antara
ucapan dan perbuatan. Tidak ada orang tiba-tiba menjadi berintegritas, butuh
peran lingkungan dalam membentuk pola pikir dan prinsip memegang teguh
prinsip kebenaran.
C. Mekanisme Akuntabilitas a) Dimensi Mekanisme Akuntabilitas 1)
Akuntabilitas kejujuran dan hukum : kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan; 2) Akuntabilitas proses : ketersediaan prosedur dalam meberikan
pelayanan publik; 3) Akuntabilitas program : petimbangan pencapaian tujuan
dan program alternatif; dan 4) Akuntabilitas kebijakan :pertanggungjawaban
pemerintah atas kebijakan yang diambil terhadap DPR/DPRD dan masyarakat
luas. b) Alat Akuntabilitas di Indonesia
1) Perencanaan Strategis (RPJP/, RKP, Renstra, SKP) 2) Kontrak Kinerja(Penilaian
Prestasi Kerja PNS) 3) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) c)
Menciptakan Lingkungan Kerja yang Akuntabel 1) Kepemimpinan (menjadi contoh
dan teladan) 2) Membangun transparansi dalam komunikasi dan informasi 3)
Membangun integritas 4) Membangun tanggungjawab (responbilitas) institusi dan
individu 5) Mencipatkan keadilan dalam organisasi khususnya dari pimpinan 6)
Membangun kepercayaan 7) Memciptakan keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan. serta harapan dan kapasitas. 8) Kejelasan tugas, fungsi, peram,
tanggung jawab,tujuan, hasil yang diharapkan, dll. 9) Konsistensi dalam penerapan
kebijakan, prosedur, sumber daya, dll untuk membangun stabilitas dalam organisasi
d) Langkah-Langkah Menciptakan Framework Akuntabilitas 1) Menentukantujuan
yang ingin dicapai dan tanggungjawab yang harus dilakukan. 2) Melakukan
perencanaan atas apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan. 3) Melakukan
implementasi dan memantau kemajuan yang sudah dicapai. 4) Memberikan
laporan hasil secara lengkap, mudah dipahami dan tepat waktu. 5) Melakukan
evaluasi hasil dan menyediakan masukan atau feedback untuk memperbaiki
kinerja yang telah dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat korektif.
D. Konflik Kepentingan Konflik kepentingan secara umum adalah suatu
keadaan sewaktu seseorang pada posisi yang diberi kewenangan dan kekuasaan
untuk mencapai tugas dari perusahaan atau organisasi yang memberi penugasan,
sehingga orang tersebut memiliki kepentingan profesional dan pribadi yang
bersinggungan. Konflik kepentingan adalah situasi yang timbul di mana tugas
publik dan kepentingan pribadi bertentangan, baik konflik keuangan maupun
non keuangan. Tipe-tipe
Konflik Kepentingan : a) Keuangan : Penggunaan sumber daya lembaga
(termasuk dana, peralatan atau sumber daya aparatur) untuk
keuntungan pribadi. b) Non-Keuangan : Penggunaan posisi atau wewenang
untukmembantu diri sendiri dan/atau orang lain. Cara mengidentifikasi konflik
kepentingan a) Tugas publik dengan kepentingan pribadi. b) Potensialitas (manfaat)
c) Proporsionalitas (keadilan keputusan) d) Presence of Mind (konsekuensi
terlibatan) e) Janji (komitmen) Perilaku berkaitan dengan Konflik Kepentingan a)
PNS harus dapat memastikan kepentingan pribadi atau keuangan tidak
bertentangan. b) Ketika konflik kepentingan yang timbul antara kinerja tugas publik
lOMoARcPSD|28441068

mewakili dunia; dan memahami bagaimana perkembangan teknologi ini


terkait dengan kekuatan sosial, politik dan ekonomi yang lebih luas.
3. Menurut UNESCO, literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses,
mengelola, memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan,
mengevaluasi, dan menciptakan informasi secara aman dan tepat melalui
teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak, dan
kewirausahaan. Ini mencakup
kompetensi yang secara beragam disebut sebagai literasi komputer, literasi
TIK, literasi informasi dan literasi media.
4. Hasil survei Indeks Literasi Digital Kominfo 2020 menunjukkan bahwa rata-
rata skor indeks Literasi Digital masyarakat Indonesia masih ada di kisaran
3,3. Sehingga literasi digital terkait Indonesia dari kajian, laporan, dan
surveiharus diperkuat. Penguatan literasi digital ini sesuai dengan arahan
Presiden Joko Widodo.
5. Roadmap Literasi Digital 2021-2024 yang disusun oleh Kominfo, Siberkreasi,
dan Deloitte pada tahun 2020 menjadi panduan fundamental untuk
mengatasi persoalan terkait percepatan transformasi digital, dalam konteks
literasi digital. Sehingga perlu dirumuskan kurikulum literasi digital yang
terbagi atas empat area kompetensi yaitu:
• kecakapan digital,
• budaya digital,
• etika digital
• dan keamanan digital.
B. PILAR LITERASI DIGITAL
Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapa menggunakan internet dan
media digital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan
penguasaan teknologi adalah kecakapan yang paling utama. Padahal literasi
digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan
pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga
banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam
melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif
(Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017). Seorang pengguna yang
memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu
mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh
tanggung jawab. Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu etika,
budaya, keamanan, dan kecakapan dalam bermedia digital. Etika bermedia
digital meliputi kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan,
menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-
hari. Budaya bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam membaca,
menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan
kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-
hari. Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam
mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan
meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari- hari.
Sementara itu, kecakapan bermedia digital meliputi Kemampuan individu dalam
mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti
lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
a. Dalam Cakap di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:
● Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital (HP, PC)
● Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam
mencari informasi dan data, memasukkan kata kunci dan memilah
berita benar
● Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media sosialuntuk
berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan mengganti Settings
● Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan
ecommerce untuk memantau keuangan dan bertransaksi secara digital
b. Dalam Etika di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:
● Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tatakrama,
lOMoARcPSD|28441068

dan etika berinternet (netiquette)


● Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang mengandung
hoax dan tidak sejalan, seperti: pornografi, perundungan,dll.
● Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruangdigital
yang sesuai dalam kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku
● Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang di
ruang digital yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
c. Dalam Budaya di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:
● Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai
landasan kehidupan berbudaya, berbangsa dan berbahasa Indonesia
● Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan
dengan nilai Pancasila di mesin telusur, seperti perpecahan, radikalisme, dll.
● Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indonesia baik danbenar
dalam berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila, Bhineka Tunggal Ika
● Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat,
menabung, mencintai produk dalam negeri dan kegiatan produktif
lainnya.
d. Dalam Aman Bermedia Digital perlu adanya penguatan pada:
● Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi,
fingerprint) Pengetahuan dasar memproteksi identitas digital (katasandi)
● Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data yang validdari
sumber yang terverifikasi dan terpercaya, memahami spam, phishing.
● Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platformdigital
dan menyadari adanya rekam jejak digital dalam memuat konten sosmed
● Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam) dalam
transaksi digital serta protokol keamanan seperti PIN dan kode otentikasi

C. IMPLEMENTASI LITERSI DIGITAL DAN IMPLIKASINYA


Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai
fasilitas dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk
mencari informasi bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Durasi
penggunaan internet harian masyarakat Indonesia hingga tahun 2020
tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59 menit (APJII, 2020). Angka ini melampaui waktu
rata-rata masyarakat dunia yang hanya menghabiskan 6 jam 43 menit setiap
harinya. Bahkan menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia (APJII) tahun 2020, selama pandemi COVID-19 mayoritas
masyarakat Indonesia mengakses internet lebih dari 8 jam sehari. Pola
kebiasaan baru untuk belajar dan bekerja dari rumah secara daring ikut
membentuk perilaku kita berinternet. Literasi Digital menjadi kemampuan
wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital
setiap warga negara.

Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) Kedudukan, Peran, Hak danKewajiban, dan
Kode Etik ASN
A. Kedudukan ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN ebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar
selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras
dengan perkembangan jaman.
B. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi
sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan public;
2) Pelayan public; dan
3) Perekat dan pemersatu
bangsa Selanjutnya Pegawai
ASN bertugas:
lOMoARcPSD|28441068

1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina


Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
2) Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
c. Hak dan Kewajiban ASN
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum,
suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum.
Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel,
maka setiap ASN diberikan hak. HakPNS dan PPPK yang diatur dalam UU
ASN sebagai berikut PNS
berhak memperoleh:
1) gaji, tunjangan, dan fasilitas;
2) cuti;
3) jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4) perlindungan; dan
5) pengembangan kompetensi
Sedangkan PPPK berhak
memperoleh:
1) gaji dan tunjangan;
2) cuti;
3) perlindungan; dan
4) pengembangan kompetensi
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70 UUASN
disebutkan bahwa Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan
kesempatan untuk mengembangkan kompetensi. Berdasarkan Pasal 92UU ASN
Pemerintah juga wajib memberikan perlindungan berupa:
1) jaminan kesehatan;
2) jaminan kecelakaan kerja;
3) jaminan kematian; dan
4) bantuan hukum.
d. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada
kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan
untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku
berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:
1) melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas
tinggi;
2) melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
5) melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan dan etika pemerintahan;
6) menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
7) menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab,
efektif, dan efisien;
8) menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
9) memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukaninformasi terkait kepentingan kedinasan;
10) tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau
manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11) memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN; dan
lOMoARcPSD|28441068

benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan


publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Fokus
utama dalam pelayanan publik,yakni: a) Pelayanan publik yang berkualitas dan
relevan. b) Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi. c) Modalitas Etika,
menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual. Sumber Kode Etik ASN
antara lain meliputi: a) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN); b) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1959 tentang
Sumpah Jabatan Pegawai Negeri Sipil dan Anggota Angkatan Perang.
MODUL 5. LOYAL
MATERI POKOK 1. KONSEP LOYAL
A. Urgensi Loyalitas ASN Faktor Internal : Transformasi pengelolaan ASN menuju
pemerintahan berkelas dunia dilakukan dalam rangka mencapai tujuan nasional,
Cita-cita mulia tersebut tentunya akan dapat dengan mudah terwujud jika
instansi- instansi pemerintah diisi oleh ASN-ASN yang profesional (ideal) yang
mampu menjalankan tugas, fungsi dan perannya dengan baik. Salah satu sifat
yang harus dimiliki oleh seorangASN ideal sebagaimana tersebut di atas adalah
sifat loyal atau setia kepada bangsa dan negara. Faktor Internal : Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang masif saat ini tentu menjadi
tantangan sekaligus peluang bagi ASN untuk memenangi persaingan global.
Tantangan yang harus dihadapi ASN dengan sifat Loyal : pemanfaatan dan
pendistribusian data dan informasi serta peluang masuknya budaya dan ideologi
alternatif.
B. Makna Loyal dan Loyalitas Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari
bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap
setia. Loyal merupakan tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan
kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang atau institusi.
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata
loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan
lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ciri/karakteristik
mengukur loyalitas pegawai ; a) Taat pada Peraturan. b) Bekerja dengan Integritas
c) Tanggung Jawab pada Organisasi d) Kemauan untuk Bekerja Sama. e) Rasa
Memiliki yang Tinggi
f) Hubungan Antar Pribadi g) Kesukaan Terhadap Pekerjaan h) Keberanian
Mengutarakan Ketidaksetujuan i) Menjadi teladan bagi Pegawai lain
C. Loyal dalam Core Values ASN Loyal, merupakan salah satu nilai yang
terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus
berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan
panduan perilaku: a) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta
pemerintahan yang sah b) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi
dan negara; serta c) Menjaga rahasia jabatan dan negara Adapun kata-kata
kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan perilaku
loyal tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi,
nasionalisme dan pengabdian, yang dapat disingkat menjadi “KoDeKoNasAb”.
D. Membangun Perilaku Loya Dalam Konteks Umum Secara umum, untuk
menciptakan dan membangun rasa setia (loyal) pegawai terhadap organisasi,
hendaknya beberapa hal berikut dilakukan: a) Membangun Rasa Kecintaaan
dan Memiliki b) Meningkatkan Kesejahteraan c) Memenuhi Kebutuhan Rohani d)
Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir e) Melakukan Evaluasi secara
Berkala Ayub Khan, 2022 25 Memantapkan Wawasan Kebangsaan dan
Meningkatkan Nasionalisme Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi
kehormatan negara, pemerintah, dan martabat pegawai negeri sipil, serta
senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
lOMoARcPSD|28441068

seseorang atau golongan sebagai wujud loyalitasnya terhadap bangsa dan


negara Agar para ASN mampu menempatkan kepentingan bangsa dan Negara
di atas kepentingan lainnya dibutuhkan langkah-langkah konkrit, diantaranya
melalui pemantapan Wawasan Kebangsaan. Selain memantapkan Wawasan
Kebangsaan, sikap loyal seorang ASN dapat dibangun dengan cara terus
meningkatkan nasionalismenya kepada bangsa dan negara.

MATERI POKOK 2.
A. Panduan Perilaku Loyal Memegang Teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Setia kepada NKRI serta
Pemerintahan yang Sah dalam Nilai-Nilai Dasar ASN, Kode Etik dan Kode
Perilaku ASN, dan Kewajiban ASN. Menjaga Nama BaikSesama ASN,
Pimpinan Instansi dan Negara dalam dalam Nilai-Nilai Dasar ASN, Kode Etik
dan Kode Perilaku ASN, dan Kewajiban ASN. Menjaga Rahasia Jabatan dan
Negara dalam Nilai-Nilai Dasar ASN, Kode Etik dan Kode Perilaku ASN, dan
Kewajiban ASN. B. Sikap Loyal ASN Melalui Aktualisasi Kesadaran Bela Negara
Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap bangsa dan
negaranya dapat diwujudkan dengan mengimplementasikan Nilai-NilaiDasar Bela
Negara dalam kehidupan sehari-harinya, yaitu: a) Cinta Tanah Air b) Sadar
Berbangsa dan Bernegara c) Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara d)
Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
e) Kemampuan Awal Bela Negara. Bela Negara merupakan tekad, sikap, dan
perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun
kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yangberdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai
Ancaman.
MATERIPOKOK 3.
LOYAL DALAM KONTEKSORGANISASI PEMERINTAH
A. Komitmen pada Sumpah/Janji sebagai Wujud Loyalitas PNS Dalam pasal 66
UU ASN disebutkan bahwa Setiap calon PNS pada saat diangkat menjadi PNS
wajib mengucapkan sumpah/janji. Dimana dalam bunyi sumpah/janji tersebut
mencerminkan bagaimana Core Value Loyal semestinya dipahami dan
diimplementasikan oleh setiap PNS yang merupakan bagian atau komponen
sebuah organisasi pemerintah.
B. Penegakkan Disiplin sebagai Wujud Loyalitas PNS Disiplin adalah suatu
kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang
menunjukkan nilainilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan (loyalitas), ketenteraman,
keteraturan, dan ketertiban. Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk
menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang- undangan. Dampak negatif yang dapat terjadi jika seorang PNS tidak
disiplin adalah turunnya harkat, martabat, citra, kepercayaan, nama baik dan/atau
mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas unit kerja, instansi, dan/atau
pemerintah/negara. Ayub Khan, 2022 26 Hanya PNS-PNS yang memiliki loyalitas
tinggilah yang dapat menegakkan kentuan-ketentuan kedisiplinan ini dengan
baik.
menyediakan kesetaraan kesempatan, (iii) Proses fasilitasi akses atas informasi,
layanan dan sumber daya yang diperlukan, (iv) Dukungan atas partisipasi
bermakna atas pengambilan keputusan bagi semua orang. Perwujudan negara
kesejahteraan sangat ditentukan oleh integritas dan mutu penyelenggara negara,
disertai dukungan rasa tanggung jawab dan rasakemanusiaan yang terpancar dari
setiap ASN yang memiliki loyalitas tinggi. Ayub Khan, 2022 28
lOMoARcPSD|28441068

MODUL 6. ADAPTIF
MATERI POKOK 1. MENGAPA ADAPTIF
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan olehindividu
maupun organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, karena
A. Perubahan Lingkungan Strategis Perubahan lingkungan strategis ini
menjadi sesuatu yang tidak terhindarkan, baik pada lingkup global, regional
maupun nasional. Isu pembangunan ekonomi dan indutri yangmendorong
kompetisi antar negara, kerusakan lingkungan, serta permasalahan keamanan
dan perdamaian dunia merupakan variabelpenting dalam memahami
perubahan lingkungan strategis. Dengan demikian cara sektor publik dalam
menyelenggarakanfungsinya juga memerlukan kemampuan adaptasi yang
memadai.
B. Kompetisi di Sektor Publik Daya saing menjadi salah satu ukuran kinerja
sebuah negara dalam kompetisi global. Sehingga kompetisi menjadi salah satu
karakteristik penting dalam konteks perubahan lingkungan strategis, yang
mendorong dan memaksa negara untuk berperilaku seperti dunia usaha, bersaing
untuk menghasilkan kinerja terbaik. Kompetisi untuk menjadi yang terbaik juga
terjadi di lingkup nasional, di mana pemerintah daerah seolah-olah berkompetisi
dengan daerah lainnya untuk mencapai atau menjadi yang terbaik. Seluruh
bentuk kompetisi di atas akan memaksa dan mendorong pemerintah baik di
tingkat nasional maupun daerah dengan motor birokrasinya untuk terusbersaing
dan beradaptasi dalam menghadapi setiap perubahan lingkungan yang terjadi.
C. Perkembangan Teknologi Teknologi menjadi salah satu pendorong perubahan
terpenting, yang mengubah cara kerja birokrasi. Kondisi ini akan memaksa kita
untuk beradaptasi dengan segala bentuk pengambilalihan mekanisme kerja oleh
mesin. Adaptasi tidak berhenti di kemampuan menggunakan, tetapi juga
antisipasi dari konsekuensi yang mungkin timbul dari pelaksanaan cara-cara
baru dalam bekerja dengan teknologi. Pemerintah seyogyanya mengadaptasi
perubahan inidengan memastikan kompatibilitas metode komunikasi publik
dengan perilaku komunikasi dan sehingga dapat mendorong percepatan
pelayanan publik berbasis digital.
D. Tantangan Praktek Administrasi Publik Birokrasi pun dipaksa untuk turut
mengubah cara kerjanya untuk mengimbangi yang menjadi tuntutan
perubahan, salah satunya dengan mendistribusikan sebbagian peran negara
kepada masyarakat. Literatur terkait New Public Management dan New Public
Service menjadi rujukan penting bagaimanaperubahan praktek administrasi
publik yang lebih memperhatikan peran dan kebutuhan masyarakat sebagai
upaya sebuah pemerintaanh untuk melakukan adaptasi dalam menjalankan
fungsinya. Rumusan tantangan perubahan lingkungan juga diperkenalkan
dengan rumusan karakteristik VUCA, yaitu Volatility, Uncertaninty, Complexity
dan Ambiguity, yang tentunya harus dihadapi dengan kemampuan adaptasi yang
handal.

MODUL 7. KOLABORATIF
A. Definisi Kolaborasi Kolaborasi sebagai suatu proses berpikir dimana pihak
yang terlibat memandang aspek-aspek perbedaan dari suatu masalah serta
menemukan solusi dari perbedaan tersebut dan keterbatasan pandangan
mereka terhadap apa yang dapat dilakukan (Gray,1989). Kolaborasi
merupakan proses kompleks yang membutuhkan sharing pengetahuan yang
direncanakan yang disengaja,dan menjadi tanggung jawab (Lindeke dan
Sieckert, 2005).
B. Kolaborasi Pemerintahan (Collaborative Governance) Collaborative governance
merupakan sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi saling
menguntungkan antar aktor governance (Irawan, 2017). Collaborative Governance
lOMoARcPSD|28441068

sebagai sebuah aransemen tata kelola pemerintahan yang mana satu atau lebih
institusi publik secara langsung melibatkan aktor non pemerintahan dalam sebuah
proses pembuatan kebijakan kolektif yang bersifat formal, berorientasi konsesus,
dan konsultatif dengan tujuan untuk membuat atau mengimplementasikan
kebijakan publik, mengelola program atau aset publik (Ansell dan Gash, 2007).
Kriteria dalam Collaborative Governance, yaitu : a) Forum tersebut diinisiasi oleh
institusi publik; b) Partisipan dalam forum tersebut mencakup aktor nonpemerintah;
c) Partisipan harus terlibat secara langsung dalam pembuatan kebijakan dan tidak
sekedar “berkonsultasi” dengan pihak pemerintah; d) Forum harus teroganisasi
secara formal dan ada pertemuan secara kolektif; e) Forum bertujuan membuat
keputusan yang diambil berdasarkan konsesus; dan f) Fokus kolaborasi pada
kebijakan publik atau manajemen publik. Tahapan dalam melakukan assessment
terhadap tata kelola kolaborasi yaitu : a) Mengidentifikasi permasalahan dan
peluang; b) Merencanakan aksi kolaborasi; dan c) Mendiskusikan strategi untuk
mempengaruhi. Faktor yang mempengaruhi proses kolaborasi : a) Starting
condition : 1) membangun kepercayaan; 2) face to face dialogue, 3) commitment
to process; 4) pemahaman bersama, serta 5) pengembangan outcome antara. b)
Desain kelembagaan yang salah satunya proses transparansi serta faktor
kepemimpinan.
C. Whole of Government (WoG) : Kongkretisasi Kolaborasi Pemerintahan
WoG
adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan
upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Kata kunci : Kolaboratif,
koordinasi, integrasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama,
melibatkan sejumlah kelembagaan/elemen pemerintahan. WoG juga dikenal
sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan. WoG merupakan
jawaban untuk sulitnya koordinasi akibat fragentasi sektor daneskalasi regulasi di
tingkat sektor.

SMART ASN
A. LITERASI DIGITAL
Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan
kebutuhan SDM talenta digital, literasi digital berperan penting untuk
meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar
keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Kerangka kerja literasi
digital terdiri dari kurikulum digital skill, digital safety, digital culture, dan digital
ethics. Kerangka kurikulum literasi digital ini digunakan sebagai metode
pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam
menguasai teknologi digital.
1. Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus
dijalankan, yaitu:
• Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
• Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor-sektor strategis,
baik di pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan,
sektor kesehatan, perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
• Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
• Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
• Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan
pembiayaan transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya
2. Literasi digital lebih dari sekadar masalah fungsional belajar bagaimana
menggunakan komputer dan keyboard, atau cara melakukan pencarian
online. Literasi digital juga mengacu pada mengajukan pertanyaan tentang
sumber informasi itu, kepentingan produsennya, dan cara-cara di mana ia
lOMoARcPSD|28441068

mewakili dunia; dan memahami bagaimana perkembangan teknologi ini


terkait dengan kekuatan sosial, politik dan ekonomi yang lebih luas.
3. Menurut UNESCO, literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses,
mengelola, memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan,
mengevaluasi, dan menciptakan informasi secara aman dan tepat melalui
teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak, dan
kewirausahaan. Ini mencakup
kompetensi yang secara beragam disebut sebagai literasi komputer, literasi
TIK, literasi informasi dan literasi media.
4. Hasil survei Indeks Literasi Digital Kominfo 2020 menunjukkan bahwa rata-
rata skor indeks Literasi Digital masyarakat Indonesia masih ada di kisaran
3,3. Sehingga literasi digital terkait Indonesia dari kajian, laporan, dan
surveiharus diperkuat. Penguatan literasi digital ini sesuai dengan arahan
Presiden Joko Widodo.
5. Roadmap Literasi Digital 2021-2024 yang disusun oleh Kominfo, Siberkreasi,
dan Deloitte pada tahun 2020 menjadi panduan fundamental untuk
mengatasi persoalan terkait percepatan transformasi digital, dalam konteks
literasi digital. Sehingga perlu dirumuskan kurikulum literasi digital yang
terbagi atas empat area kompetensi yaitu:
• kecakapan digital,
• budaya digital,
• etika digital
• dan keamanan digital.
B. PILAR LITERASI DIGITAL
Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapa menggunakan internet dan
media digital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan
penguasaan teknologi adalah kecakapan yang paling utama. Padahal literasi
digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan
pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga
banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam
melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif
(Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017). Seorang pengguna yang
memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu
mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh
tanggung jawab. Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu etika,
budaya, keamanan, dan kecakapan dalam bermedia digital. Etika bermedia
digital meliputi kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan,
menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-
hari. Budaya bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam membaca,
menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan
kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-
hari. Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam
mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan
meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari- hari.
Sementara itu, kecakapan bermedia digital meliputi Kemampuan individu dalam
mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti
lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
a. Dalam Cakap di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:
● Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital (HP, PC)
● Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam
mencari informasi dan data, memasukkan kata kunci dan memilah
berita benar
● Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media sosialuntuk
berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan mengganti Settings
● Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan
ecommerce untuk memantau keuangan dan bertransaksi secara digital
b. Dalam Etika di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:
● Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tatakrama,
lOMoARcPSD|28441068

dan etika berinternet (netiquette)


● Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang mengandung
hoax dan tidak sejalan, seperti: pornografi, perundungan,dll.
● Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruangdigital
yang sesuai dalam kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku
● Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang di
ruang digital yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
c. Dalam Budaya di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:
● Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai
landasan kehidupan berbudaya, berbangsa dan berbahasa Indonesia
● Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan
dengan nilai Pancasila di mesin telusur, seperti perpecahan, radikalisme, dll.
● Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indonesia baik danbenar
dalam berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila, Bhineka Tunggal Ika
● Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat,
menabung, mencintai produk dalam negeri dan kegiatan produktif
lainnya.
d. Dalam Aman Bermedia Digital perlu adanya penguatan pada:
● Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi,
fingerprint) Pengetahuan dasar memproteksi identitas digital (katasandi)
● Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data yang validdari
sumber yang terverifikasi dan terpercaya, memahami spam, phishing.
● Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platformdigital
dan menyadari adanya rekam jejak digital dalam memuat konten sosmed
● Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam) dalam
transaksi digital serta protokol keamanan seperti PIN dan kode otentikasi

C. IMPLEMENTASI LITERSI DIGITAL DAN IMPLIKASINYA


Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai
fasilitas dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk
mencari informasi bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Durasi
penggunaan internet harian masyarakat Indonesia hingga tahun 2020
tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59 menit (APJII, 2020). Angka ini melampaui waktu
rata-rata masyarakat dunia yang hanya menghabiskan 6 jam 43 menit setiap
harinya. Bahkan menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia (APJII) tahun 2020, selama pandemi COVID-19 mayoritas
masyarakat Indonesia mengakses internet lebih dari 8 jam sehari. Pola
kebiasaan baru untuk belajar dan bekerja dari rumah secara daring ikut
membentuk perilaku kita berinternet. Literasi Digital menjadi kemampuan
wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital
setiap warga negara.

Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) Kedudukan, Peran, Hak danKewajiban, dan
Kode Etik ASN
A. Kedudukan ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN ebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar
selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras
dengan perkembangan jaman.
B. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi
sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan public;
2) Pelayan public; dan
3) Perekat dan pemersatu
bangsa Selanjutnya Pegawai
ASN bertugas:
lOMoARcPSD|28441068

1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina


Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
2) Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
c. Hak dan Kewajiban ASN
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum,
suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum.
Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel,
maka setiap ASN diberikan hak. HakPNS dan PPPK yang diatur dalam UU
ASN sebagai berikut PNS
berhak memperoleh:
1) gaji, tunjangan, dan fasilitas;
2) cuti;
3) jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4) perlindungan; dan
5) pengembangan kompetensi
Sedangkan PPPK berhak
memperoleh:
1) gaji dan tunjangan;
2) cuti;
3) perlindungan; dan
4) pengembangan kompetensi
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70 UUASN
disebutkan bahwa Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan
kesempatan untuk mengembangkan kompetensi. Berdasarkan Pasal 92UU ASN
Pemerintah juga wajib memberikan perlindungan berupa:
1) jaminan kesehatan;
2) jaminan kecelakaan kerja;
3) jaminan kematian; dan
4) bantuan hukum.
d. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada
kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan
untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku
berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:
1) melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas
tinggi;
2) melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
5) melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan dan etika pemerintahan;
6) menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
7) menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab,
efektif, dan efisien;
8) menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
9) memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukaninformasi terkait kepentingan kedinasan;
10) tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau
manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11) memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN; dan
lOMoARcPSD|28441068

12) melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan


mengenai disiplin Pegawai ASN.

Konsep Sistem Merit Dalam Pengelolaan ASN


Mengetahui Dan Memahami Management Asn Memahami Sistem Merit
Mengetahui Lingkup Manajemen ASN Memahami Pengembangan Karir ASN
Dasar Hukum: UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN Peraturan Pemerintah No. 11
tahun 2017 ttg manajemen PNS Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan
Sistem Merit yang meliputi manajemen PNS dan manajemen PPPK( Pasal 51 dan
52 UU ASN) Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, dan bersih dari bersih dari praktik KKN (Pasal 1 huruf 5 UU
ASN) Fungsi ASN: 1. Pelaksana kebijakan publik: pelaksana kebijakan
publik(berupa produk) 2. Pelayan publik 3. Perekat dan pemersatu bangsa Pejabat
Pembina Kepegawaian (PPK) Presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi
pembinaan ASN dapat mendelegasikan kewenangan penetapan pengangkatan,
pemindahan dan pemberhentian pejabat selain pejabat pimpinan tinggi utama
dan madya serta pejabat fungsional keahlian utama kepada: a. Menteri di
Kementrian b. Pimpinan Lembaga di Lembaga Non Kementrian c. Sekjen di
sekretariat lembaga negara dan lembaga non struktural d. Gubernur e.
Bupati/Walikota
1. Penerapan manajemen talenta nasional 2. Pengawasan dan evaluasi 3.
Penguatan kebijakan kesejahteraan ASN Pentingnya peran ASN: ASN sangat
berperan dalam meningkatkan GEI/IEP (Government Effectiveness Index)

Mekanisme Pengelolaan ASN


Manajemen PNS meliputi (Pasal 55 UU ASN) Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan
Pengadaan Pangkat Dan Jabatan Pengembangan Karier Pola Karier Promosi Mutasi
Penilaian Kinerja (PP 30 tahun 2019) Penggajian Dan Tunjangan Penghargaan
Disiplin Pemberhentian Jaminan Pensiun Dan Hari Tua Perlindungan Apa yang
sedang kita hadapi? Penyederanaan Birokrasi Pangkas Eseloneering, Peralihan
Jabatan Struktural Ke Fungsional, Fokus Pada Tujuan Pembangunan Dan Investasi
Lapangan Kerja SISTEM MERIT DALAM RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL
(RPJMN 20-24) Sasaran: terwujudnya tata pmerintah yang baik, bersih, dan
berwibawa berdasarkan hukum serta birokrasi yang profesional dan netral
Kebijakan: memperkuat implementasi manajemen ASN berbasis merit Strategi.

Anda mungkin juga menyukai