Anda di halaman 1dari 2

SOP KLB PENYAKIT MENULAR & KERACUNAN

No. Dokumen : 440/ /SOP/PKM.Kt


No. Revisi : 0
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPTD Puskesmas K drg.RR Elisabeth Hendarti


aliabang Tengah NIP.196805271993122001

1.PENGERTIAN KLB (Kejadia Luar Biasa) adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular
dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi
dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapan
menimbulkan malapetaka.
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu
daerah dalam kurun waktu tertantu, dan merupakan keadaan yang dapat
menjurus pada terjadinya KLB.

2.TUJUAN a. TUJUAN UMUM


KLB Penyakit menular dan keracunan tidak menjadi masalah kesehatan bagi
masyarakat.

b. TUJUAN KHUSUS
a)Menurunnya frekuensi KLB penyakit menular dan keracunan.
b)Menurunnya jumlah kasus pada setiap KLB penyakit menular dan keracunan.
c) Menurunnya jumlah kematian pada setiap KLB penyakit menular dan
keracunan.
d)Semakin singkat periode waktu KLB penyakit menular dan keracunan.
e)Semakin sempit daerah/wilayah yang terserang KLB penyakit menular dan
keracunan.

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Kaliabang Tengah Nomor : 440/ /SK/PKM.Kt


Tengang Surveilans di UPTD Puskesmas Kaliabang Tengah
4. Referensi Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit
Menular dan Keracunan

5. Alat dan bahan a. Pulpen


b. Form PE
c. Handscoon
d. Hand sanitizer
e. Masker
f. Handphone

6. Prosedur
a. Menegakkan atau menetapkan diagnosis operasional (untuk dapat
menghitung jumlah kasus secara teliti guna keperluan anilisis di tahapan
berikutnya maka menjadi penting untuk memastikan diagnosis dari kasusu-
kasus yang dilaporkan sehubungan dengan KLB/Keracunan yang dicurigai.
b. Memastikan terjadinya KLB (untuk memastikan apakah adanya peningkatan
kasus yang tengah berjalan memang benar-benar berbeda dibandingkan
dengan kasus yang “biasa” terjadi pada populasi yang dianggap mempunyai
risiko terinfeksi)
c. Menghitung jumlah kasus/angka insidens yang tengah berjalan (apabila
dicurigai terjadinya suatu KLB, harus dilakukan penghitungan awal dari kasus-
kasus yang tengah berjalan “orang-orang yang infeksinya atau keracunannya
terjadi di dalam periode KLB” untuk memastikan adanya trekuensi kasus baru
yang “berlebihan”.
d. Menggambarkan karakteristik KLB (penggambaran ini harus dibuat sedemikian
rupa sehingga dapat disusun hipotensis mengenai sumber, cara penularan, dan
lamanya KLB berlangsung).
e. Mengidentifkasikan sumber dari penyebab penyakit dan cara penularannya
(penyelidikan KLB biasanya hipotesis dirumuskan sekitar penyebab penyakit
yang dicurigai, sumber infeksi, periode paparan, cara penularan, dan populasi
yang telah terpapar atau mempunyai risiko akan terpapar).
f. Mengidentifikasikan populasi yang mempunyai peningkatan risiko infeksi
(apabila sumber dan cara penularan telah dipastikan, maka orang-orang yang
mempunyai risiko paparan yang meningkat harus ditentukan, dan tindakan-
tindakan penanggulangan serta pencegahan yang sesuai harus dilaksanakan).
g. Melaksanakan tindakan penanggulangan (tindakan penanggulangan yang
kemudian dilaksanakan mungkin ditujukan kepada salah satu atau semua dari
hal-hal berikut : sumber infeksi, sumber semula, atat/cara penularan, orang-
orang rentan yang mempunyai risiko paparan tinggi).

7. Hal-hal yang perlu a. Informasi yang akurat


di perhatikan b. melakukan pelacakan kasus dengan segera
c. Melakukan pemantauan dengan benar

8. Unit terkait Poli umum, Rumah Sakit, Klinik Swasta


9. Dokumen Terkait Lampiran Form PE (Terlampir)

Anda mungkin juga menyukai