Anda di halaman 1dari 13

KONTEKS BUDAYA TINGGI DI 5 NEGARA

CHINA–JEPANG–KOREA–AMERIKA–ARAB

Tugas Lintas Budaya


DISUSUN
O
L
E
H
Riki Ramdan
55211001

MANAJEMEN PARIWISATA 1A
STP ARS INTERNASIONAL
BANDUNG
2021

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, karena manusia tidak bisa lepas dari
komunikasi, karena dengan berkomunikasi manusia dapat saling berinteraksi atau
berhubungan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi yang dilakukan
manusia selalu mengandung potensi perbedaan budaya, sekecil apa pun perbedaan itu sangat
membutuhkan upaya untuk keberhasilan proses komunikasi secara efektif dengan
menggunakan informasi budaya mengenai pelaku komunikasi yang bersangkutan.
komunikasi lintas budaya menjadi kebutuhan bagi semua kalangan untuk menjalin hubungan
yang baik dan memuaskan bagi setiap orang, terutama mereka yang berbeda budaya.
Antropolog Edward T. Hall (1976) mengusulkan sebuah teori tentang budaya konteks
tinggi dan rendah. Teori ini membantu kita untuk lebih memahami pengaruh kuat dari budaya
terhadap komunikasi. Menurut cara orang berkomunikasi, Hall telah membaginya menjadi
budaya konteks tinggi dan budaya konteks rendah. Budaya konteks tinggi (HCC ) memiliki
tingkat kesulitan yang lebih tinggi dalam menyampaikan pesan.
Pada budaya konteks tinggi pesan-pesan nonverbal memainkan peranan yang penting
dan kebanyakan makna sebuah pesan diinternalisasi oleh pendengar atau tergantung pada
konteks. Budaya ini menganggap penting ketidaklangsungan dalam pembicaraan karena
pendengar diharapkan untuk lebih tidak memperhatikan kode eksplisit dibandingkan makna
yang dipahami melalui petunjuk nonverbal dan konteks.
Budaya tinggi biasanya menggunakan ekspresi non-verbal, seperti alegori dan
metafora, memutar gaya bahasa sering tidak pada tujuannya langsung, tidak jelas. Gaya
komunikasi konteks tinggi mencerminkan hirarki sosial dan gaya hidup. Berbicara yang
sopan dianjurkan untuk menjaga keharmonisan masyarakat. Orang dari konteks budaya tinggi
jarang berbicara, seperti pepatah filsuf China Laozi ”zhizhe bu yan, yanzhe bu zhi” yang
artinya kurang lebih adalah orang yang bijaksana tidak akan sembarangan berbicara, karena
orang yang sembarangan bicara adalah orang yang tidak berwawasan.
Budaya tinggi bersandar pada aspek hubungan, kolektivisme, intuitif dan kontemplasi.
Orang dalam budaya konteks tinggi diatur oleh intuisi dan perasaan. Kata-kata dianggap tidak
begitu penting sebagai konteks, yang termasuk didalamnya adalah nada bicara, ekspresi
wajah, gerak tubuh, postur tubuh bahkan sejarah dan status keluarga. Bahasa yang beretorika
dan rendah hati serta sering meminta maaf adalah tipe orang dari budaya ini. Ini berarti
bahwa orang dalam budaya ini menekankan hubungan interpersonal. Mengembangkan
kepercayaan merupakan langkah penting yang pertama dalam setiap komunikasi dan
hubungan.
Melalui pemahaman lintas budaya, akan ditarik serat-serat perbedaan atau persamaan
lintas budaya secara individu atau masyarakat, selain itu dapat pula di identifikasi unsur-
unsur yang dapat melancarkan komunikasi. Untuk memahami budaya orang lain, setiap
perilaku komunikasi harus terlebih dahulu memahami budayanya sendiri. Dengan kesadaran
lintas budaya, akan muncul sikap saling menghargai bagi setiap kebutuhan, aspirasi, perasaan
dan masalah manusia.
B. Tujuan Penulisan Essay
1. Mengetahui hubungan antar manusia
2. Mengetahui tata krama ketika menjadi seorang tamu
3. Mengetahui budaya asing dalam gaya berkomunikasi
4. Mengetahui etiket dan sopan santun ketika berada ditempat umum
5. Mengetahui kesalah pahaman apa saja yang memungkinkan terjadi

C. Manfaat Penulisan Essay


1. Menambah wawasan dan ilmu budaya asing dalam berhubungan dengan
sesama makhluk sosial
2. Menambah wawasan dan ilmu budaya asing dalam tata krama
3. Memahami karakteristik komunikasi lintas budaya antar negara
4. Memahami etika dan sopan santun ketika berada di negara lain yang memiliki
perbedaan budaya/kebiasaan sehari-hari
5. Pengetahuan dan pemahaman perbedaan budaya ini bisa digunakan sebagai
bahan evaluasi kesalahpahaman yang selama ini pernah terjadi, serta bisa jadi
referensi maupun acuan untuk bisa melakukan komunikasi dengan lebih baik
dengan meminimalisir kesalahpahaman atau miskomunikasi akibat perbedaan
budaya.

BAB II
PEMBAHASAN
1. China
China termasuk dalam negara yang berbudaya konteks tinggi, ada banyak komunikasi
non-verbal menjadi karakteristik negara ini. Selain itu, ada efek yang berbeda pada budaya
dan kebiasaan masing-masing negara. Kita diharapkan menyadari kesamaan dan perbedaan
budaya dan adat istiadat dari berbagai negara, sehingga hubungan komunikasi budaya antar
negara tidak akan menyebabkan kesalahpahaman. Berikut ini akan dibahas beberapa contoh
budaya konteks tinggi pada negara China :
a. Hubungan antara manusia
Ajaran Konfusianisme atau Konghucu berasal dari Cina, Konfusius mengajarkan
sistem moral dan etika dalam membangun hubungan yang ideal dengan keluarga dan negara.
Sifat hubungan adalah hubungan antara:
1) tua dan anak
2) Yang tua dan yang muda
3) Suami dan istri
4) Teman
5) Pemerintah dan warga.
Ajaran Konghucu berfokus pada kesetiaan kepada raja dan negara, moral dan berbakti
kepada orang tua. Selain itu, menekankan pada perilaku apa yang harus dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti pembentukan masyarakat dan bagaimana metode pendidikan
yang baik. Selain itu masyarakat disana sangat menganggap penting keluarga. Meskipun
dalam kondisi yang sulit sekalipun, mereka tidak akan lupa berbakti kepada orang tuanya.
Intinya adalah kebersamaan untuk menghadapi semua masalah kehidupan.
b. Undangan Bertamu
Di China, jika orang diundang untuk mengunjungi rumah seseorang, maka orang
tersebut akan membawa bingkisan untuk dihadiahkan kepada tuan rumah, dan pada akhir
kunjungan tuan rumah juga akan memberikan sesuatu sebagai jawaban atas hadiah tersebut.
Ada pula, pemilik akan memberikan alas kaki khusus untuk digunakan di dalam rumahnya
agar tetap bersih.
c. Gaya Komunikasi
Di China orang akan berpura-pura menyukai hal-hal yang sebenarnya tidak
disukainya. Dalam menanggapi pembicaraan, orang China sering mengatakan "ya" atau
“’em”, namun itu tidak selalu berarti persetujuan, tetapi hanya mengacu pada "Saya mengerti
situasi Anda, saya mengerti apa yang Anda katakan, silahkan lanjutkan ..." . Dalam hal pola
atau cara bepikir dan bercerita, orang china cenderung menyukai beranjak dari hal-hal yang
umum menuju ke hal-hal yang khusus.
d. Etiket Di Tempat umum
Di Indonesia, meludah di depan umum, kentut, bahkan menguap adalah perilaku yang
dinilai tidak tepat dan tidak sopan. Di China hal ini dianggap biasa dan pemandangan ini
sering terlihat. Ada fenomena di China, jika ada pria dan wanita dewasa saling memegang
tangan, berpelukan bahkan berciuman, itu adalah wajar dan normal. Orang China terkenal
paling berisik sedunia, adakalanya kita berpikir mereka sedang bertengkar. Orang China
berbicara dengan keras termasuk di tempat umum, hal ini dikarenakan orang China secara
alami merasa tidak aman, sehingga berprinsip makin keras berbicara menunjukkan eksistensi
dan kebenaran.

2. Jepang
Orang Jepang adalah masyarakat yang sangat kental dengan budaya. Pada saat
melakukan interaksi, Jepang adalah Negara yang sangat unik dalam berinteraksi karena pada
saat mereka berinteraksi pun orang Jepang memiliki aturan-aturan tertentu di dalam
melakukan interaksi satu sama lain. Misalnya, kebiasaan orang Jepang membungkukkan
badan ketika melakukan ucapan salam kepada seseorang. Pada saat berkomunikasi dan
berinteraksi masyarakat Jepang menghargai lawan bicaranya mereka juga menunjukkan
ekspresi kesopanan dan keramahan ketika berinteraksi dengan orang lain.
a. Hubungan antara manusia
Masyarakat Jepang sangat menghargai suatu hubungan baik dengan orang lain. Untuk
itu ada beberapa dasar penting dari budaya, kebiasaan, dan aturan-aturan masyarakat Jepang
yang perlu diketahui misalnya sopan santun, sikap menghormati orang lain, sikap rendah hati,
dan tidak ragu untuk meminta maaf terhadap orang lain. Masyarakat Jepang juga menghargai
budaya “Wa”(yang berarti keharmonisan), harus bersikap rendah hati kepada orang lain
setiap saat. Karakter istimewa orang Jepang adalah mereka menjunjung tinggi etika saat
berinteraksi dengan orang lain (menghormati), dengan tidak menunjukkan perasaan seperti
rasa gembira, sedih, sesal, dan amarah. Walaupun menekan rasa itu sangat sulit, tetapi
mereka menganggap apabila tidak dilakukan itu menunjukkan ketidakdewasaan dan tidak
sopan. Maka tradisi untuk menjunjung etika terhadap orang lain ataupun dalam masyarakat
umum sangatlah penting bagi orang Jepang demi menjaga keharmonisan berinteraksi dengan
orang lain.
b. Undangan Bertamu
Orang Jepang itu sangat menjunjung tinggi kesopanan. Dalam banyak hal, etika dan
moral dalam berperilaku sangat diperhatikan, termasuk tata krama dalam bertamu ke rumah
orang Jepang. Kebiasaan setiap keluarga di Jepang akan berbeda, tetapi secara umum tata
krama untuk bertamu di rumah orang Jepang adalah sebagai berikut :

a. Mengkonfirmasi kedatangan terlebih dahulu.


b. Datang tepat waktu.
c. Jam yang tepat untuk bertamu.
d. Jangan mengajak orang lain tanpa persetujuan dari Tuan Rumah.
e. Melepas jaket atau mantel.
f. Ucapkan salam saat masuk rumah.
g. Bawalah temiyage untuk Tuan Rumah.
h. Duduk di zabuton.
i. Posisi duduk tamu dan Tuan Rumah.
j. Jangan Tinggal Lebih Lama dari Waktu yang Sewajarnya.

c. Gaya Komunikasi.
orang Jepang sangat sering menggunakan kata “Hai (ya)”, dan tidak pernah
mengatakan “Iie (tidak)”. Cara orang Jepang berkomunikasi sedikit berbeda dengan cara
orang barat. Kata “Ya” yang diucapkan pengusaha Jepang tidak selalu bermakna setuju. “Ya”
memiliki banyak makna, kata tersebut dapat bermakna paham terhadap masalah yang
diperbincangkan. Orang Jepang tidak akan mengatakan “Tidak” pada ajakan atau permintaan
lawan bicara, tetapi biasanya mereka menggunakan kata-kata lain yang tidak menyinggung
perasaan lawan bicaranya. Kata-kata tersebut diantaranya chotto…(sebentar/kayaknya),
kangaete okimasu (saya akan pertimbangkan).
d. Etiket Di Tempat umum.
Negara Jepang merupakan negara maju tapi tidak meninggalkan tradisi. Di tengah
kemajuan teknologi, Jepang tetap menjunjung tinggi tradisi dan budayanya. Nilai kesopanan,
disiplin, dan kebersihan sangat dijunjung tinggi di sana. Hal ini yang menjadikan Negara
Jepang menjadi salah satu destinasi tujuan banyak wisatawan. Berikut ini beberapa etiket
yang diterapkan di negara Jepang :
a. Jangan membuang sampah sembarangan
b. Tepat waktu
c. Dilarang memotret sembarangan
d. Budaya antri
e. Dilarang gaduh
f. Mematuhi aturan ketika menggunakan eskalator
g. Dilarang memetik atau menyentuh bunga sakura
h. Mematuhi etiket menyebrang di zebra cross
i. Dilarang memberi uang tip

3. Korea
Kebudayaan dan cara hidup bangsa Korea mirip dengan bangsa China. Ajaran
Konfusianisme dan Buddhisme berpengaruh besar pada kehidupan bangsa Korea. Namun,
pada dasarnya mereka adalah bangsa yang berbeda. Korea memiliki keunikan, karakter,
sikap, dan cara berpikir tersendiri. Rakyat Korea Selatan sangat gigih dalam mempertahankan
identitas mereka sebagai bangsa Korea, tetapi mereka tidak menolak modernisasi dan
perubahan. Bangsa Korea mampu menjunjung tinggi budaya dan mampu
mempertahankannya sesuai dengan perkembangan zaman.
a. Hubungan antara manusia.
Masyarakat Korea Selatan sangat menjunjung tinggi sikap atau perlakuan yang penuh dengan
hormat, serta sopan santun terhadap orang yang lebih tua. Baik orang tua dengan lanjut usia
maupun mereka yang usianya lebih tua. Kaum muda wajib untuk menggunakan bahasa
formal yang menekankan perbedaan tingkat usia maupun tingkatan profesi. Sikap yang
ditunjukkan pun harus penuh dengan sopan santun.
Korea Selatan sering disebut dominan individualis, menolong nyatanya menjadi hal yang
harus dilestarikan secara turun-temurun. Menolong harus diawali dengan memprioritaskan
kebutuhan orang lain, Salah satu bentuk menolong yang dianut oleh beberapa negara adalah
memberikan tip secara personal. Namun, hal ini dianggap tidak sopan karena setiap harga
restoran, hotel dan lainnya sudah meliputi pajak atau tip. Sehingga memberikan tip tidak lagi
dianjurkan dan dapat memberi indikasi seperti 'mengasihani orang' secara personal.

b. Undangan Bertamu.
Selalu melepaskan sepatu sebelum memasuki rumah orang Korea. Dimungkinkan
untuk terlambat hingga tiga puluh menit tanpa menyebabkan pelanggaran tetapi ketepatan
waktu sangat dihormati. Jangan pernah menuangkan minuman sendiri, tuan rumah akan
melakukannya di hadapan tamu undangan. Diundang ke rumah orang Korea dianggap suatu
kehormatan (terutama jika itu untuk makan-makan) sehingga sangat penting untuk
memperlakukannya dengan cara yang sama. Bersikap sopan, hormat dan hargailah kebiasaan
mereka. Bawalah hadiah untuk membalas kebaikan dari orang yang mengundang.

c. Gaya Komunikasi.
Komunikasi dapat menjadi rumit di Korea Selatan karena mereka tidak suka
mengatakan ‘tidak’. Mengatakan “tidak” dianggap etiket yang buruk. Tolaklah dengan cara
yang halus. Postur tubuh yang baik dan bahasa tubuh yang positif sangat bermanfaat dalam
komunikasi. Kesabaran dan kesopanan harus dipertahankan. Jangan menggunakan bahasa
tubuh yang berlebihan atau terbuka. Menanyakan umur, tinggi badan dan berat badan kepada
orang lain khususnya kepada wanita juga dianggap tidak sopan karena hal itu sangat rahasia
di Korea.

d. Etiket Di Tempat umum.


Sama seperti negara-negara Asia lainnya, budaya di Korea Selatan sangat menjunjung
tinggi kemurahan hati, rasa hormat, dan terutama, perilaku sopan dan santun. Tidak terlalu
sulit tentang mempelajari etika yang berlaku di Korea Selatan. Sebagian besar hanyalah
mempertahankan kesopanan di depan umum, menghargai adat istiadat setempat, dan selalu
menunjukkan rasa hormat kepada orang yang lebih tua. Berikut beberapa etiket di Korea
Selatan :
a. Dilarang Menggosok Hidung Ditempat umum
b. Dilarang Berjabat menggunakan satu tangan
c. Berpakaian sopan saat Anda mengunjungi kota kecil
d. Jaga sopan santun di transportasi umum

4. Amerika
Budaya warga Amerika meliputi tradisi dan adat istiadat di Amerika Serikat. “Budaya kita
meliputi agama, makanan, pakaian yang kita pakai, bagaimana memakainya, bahasa kita,
pernikahan, musik, kepercayaan kita terhadap apa yang benar atau salah, bagaimana kita
duduk, bagaimana kita menyapa tamu, bagaimana kita memperlakukan orang-orang yang kita
cintai, dan masih banyak hal lainnya,” ujar Cristina De Rossi, seorang antropolog dari Barnet
and Southgate College di London. Amerika Serikat terkadang dikenal sebagai “tempat
pencampuran” dimana perbedaan budaya menyumbangkan “cita rasa” nya. Hal tersebut
membuat budaya Amerika Serikat menjadi multikultural. Berbagai macam budaya dunia
bercampur, tetapi budaya country dan koboi umumnya menjadi salah satu lambang dan ciri
khas yang terkenal tentang Amerika.
a. Hubungan antara manusia

a. Kesetiaan kepada orang tua. Anak-anak Amerika keturunan Asia pada


segala usia diharapkan untuk menghormati dan setiap kepada orang tua
mereka. Bagi remaja, hal ini bisa berarti merupakan tekanan budaya bagi
pemilihan karir karena harus sesuai dengan yang dikehendaki orang tua
mereka.
b. Saling bergantung dalam Keluarga. Budaya orang Amerika keturunan Asia,
kematangan perkembangan berarti meningkatnya kemampuan memenuhi
kebutuhan keluarga. Segala hal yang mungkin merusak keserasian dan fungsi
keluarga terlarang. Segala sesuatu yang negatif mengenai anggota keluarga
perorangan dapat membawa rasa malu bagi seluruh keluarga.
c. Tidak saling menyapa. Budaya Amerika keturunan Asia tidak saling menyapa
layaknya tetangga di Indonesia, tetapi mereka sering berbagi hadiah satu sama
lain contohnya ketika memancing ikan, hasil ikan dari memancing tersebut
dibagikan kepada tetangga yang ada di sekitar rumahnya.

b. Undangan Bertamu
Orang Amerika biasanya sangat terbuka dan apa-adanya. Jika bertamu dan disuguhi
sesuatu, jangan menolak karena hal tersebut merupakah hal yang tidak sopan dan tidak
menghargai tuan rumah yang telah menyiapkan makanan tersebut. Harus mengabari terlebih
dahulu sebelum bertamu agar tuan rumah dapat menyiapkan dan memperkirakan estimasi
waktu kedatangan tamunya. Orang Amerika adalah orang yang menjunjung ketepatan waktu
bahkan ketika diundang ke dalam sebuah acara orang Amerika akan datang 15 menit sebelum
acara dimulai karena mereka berpikir bahwa membuang waktu orang lain adalah hal yang
tidak beretika.

c. Gaya Komunikasi
Komunikasi orang Amerika-Asia cenderung bersifat konteks tinggi, yaitu situasi
menentukan makna lebih daripada kata-kata aktual. Misalnya, kata tidak bisa berarti ya atau
tidak tergantung atas konteks (nada suara, intonasi, dan tanda-tanda nonverbal yang
menyertai pesan). Juga konteks menentukan apakah jenis pesan verbal tertentu
diperbolehkan atau tidak.
d. Etiket Di Tempat umum
Amerika merupakan negara besar yang maju dimana didalamnya memiliki banyak
perbedaan kultur dan agama, dimana hampir semua warga negara didunia menjadi warga
negara Amerika. Walaupun terbentuk dari berbagai suku bangsa dan perbedaan religius
namun mereka mampu hidup saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Berikut
Etiket orang Amerika ketika berada ditempat umum
a. Tersenyum
b. Mengucapkan salam
c. Tidak merokok sembarangan
d. Tidak buang sampah sembarangan
e. Tidak bersendawa sembarangan
f. Tidak meludah sembarangan
g. Budaya antri
h. Mendahulukan pejalan kaki (terutama orang tua)
i. Tidak memandang orang lain terlalu lama
j. Tidak buang air kecil sembarangan
k. Tidak buang angin sembarangan

5. Arab
Budaya Arab dan kehidupan sehari-hari sangat berpadu dan membuat kita terbuka
untuk mempelajari kebiasaan baru dan berbeda dari kita. Dengan menghormati, memahami,
dan mensyukuri keunikan dari budaya Arab yang ada di dunia saat ini. Selama ribuan tahun
sejak lahirnya dunia Arab, mereka telah menemukan dan memberikan pengaruh yang luar
biasa pada dunia. Meski mungkin kita tidak mengetahuinya, kita berinteraksi dengan budaya
Arab setiap hari. Sebenarnya seluruh rutinitas pagi di dunia terinspirasi oleh orang Arab.
Sikat gigi, kebersihan, sabun dan kopi adalah semua peranan penemuan oleh dunia Arab.

a. Hubungan antara manusia


Budaya Arab mementingkan keramahtamahan terhadap tamu, kemurahan hati,
keberanian, kehormatan dan harga-diri. Nilai kehormatan orang Arab terutama melekat pada
anggota keluarganya, khususnya wanita, yang tidak boleh diganggu orang luar. Di Arab
Saudi wanita adalah properti domestik. Di Saudi, adalah hal yang lazim jika seorang pria
tidak pernah mengenal atau bahkan sekadar melihat wajah istri atau anak perempuan dari
sahabatnya, meskipun mereka telah lama bersahabat dan sering saling mengunjungi. Juga
tidak lazim bagi seorang pria untuk memberi hadiah kepada istri sahabat prianya itu atau anak
perempuannya yang sudah dewasa. Karena itu saran saya, tak usahlah kita coba-coba sok
ramah, berlama-lama memandang, apalagi menggoda atau mengganggu.

b. Undangan Bertamu
Ketika akan bertamu harus buat izin bertamu, walaupun hanya melalui telepon atau
hanya sms sekalipun, karena jika tidak dibarengi dengan izin kepada pemilik rumah jangan
harap bisa masuk rumah yang akan dikunjungi. Jika sang pemilik sudah menyetujui baru bisa
mengatur kapan akan datang, bersama siapa, dan berapa orang yang akan bertamu. Hal
tersebut harus diberitahukan kepada pemilik rumah agar pemilik rumah dapat mempersiapkan
penjamuan dengan sebaik-baiknya. Setelah berada di rumah yang dikunjungi jika datang
bersama suami atau anak-laki dewasa, jangan heran ketika perempuan dan laki-laki duduk di
ruangan yang berbeda.
Jika bertamu ke rumah orang Saudi harus mau diajak mengitari rumah mulai dari
dapur, ruang keluarga, kamar tidur dll. Karena memang adat disini selalu memperlihatkan
keadaan rumah mereka jika pertama kali bertamu ke rumah tersebut terutama dapur biasanya
itu adalah tempat yang paling disorot.

c. Gaya Komunikasi

Gaya komunikasi orang Arab, seperti gaya komunikasi orang-orang Timur Tengah
umumnya, berbeda dengan gaya bicara orang-orang Barat (Amerika atau Jerman) yang
berbicara langsung dan lugas. Dengan kata lain, orang Arab masih tidak berbicara apa
adanya, masih kurang jelas dan kurang langsung. Umumnya orang Arab suka berbicara
berlebihan dan banyak basi- basi (mujamalah). Misalnya, bila seorang Saudi bertemu
temannya, maka untuk sekedar tanya kabar, tak cukup sekali dengan satu ungkapan, tapi
berkali-kali. Disamping itu bila seorang Saudi mengatakan tepat seperti yang ia maksudkan
tanpa pernyataan yang diharapkan, orang Saudi lainnya masih mengira yang dimaksudkannya
adalah kebalikannya. Kata sederhana “La”(dalam bahasa Arab “Tidak”) yang diucapkan
tamu tidaklah cukup untuk menjawab permohonan pribumi agar tamu menambah makan dan
minum. Agar pribumi yakin bahwa tamunya memang betul-betul sudah kenyang, tamu itu
harus mengulangi “La” beberapa kali, ditambah dengan sumpah seperti “Demi Allah”
(‘Wallah’).

d. Etiket Di Tempat umum


Busana orang Saudi hampir semua sama. Mereka semua memakai pakaian putih yang
biasa disebut 'tsaub' dengan sorban motif kotak-kotak kecil berwarna putih-merah plus diikat
dengan 'igal' di kepala. Performance orang Saudi yang demikian wibawa sering kali membuat
orang-orang Indonesia yang baru melihat atau mengenalnya menjadi ciut nyali, minder,
kurang percaya diri bahkan tak jarang yang menjadi takut, sehingga menimbulkan adanya
semacam jarak pemisah yang membatasi dalam pergaulan. Dalam kasus-kasus tertentu
kelemahan seperti ini justru dimanfaatkan oleh oknum orang Saudi untuk mem-Pressure,
menganiaya bahkan memperbudak para TKW di Saudi.
Berikut ini adalah beberapa contoh etiket mereka ditempat umum :

a. Karena syariat Islam yang berlaku di negara ini, orang Arab Saudi dilarang berbaur
dengan lawan jenis. Sangat diharamkan untuk berjalan jalan apalagi pegangan tangan
dengan orang yang bukan muhrim.
b. Shisha, teh, maupun kopi Arab merupakan minuman yang wajib untuk acara kumpul-
kumpul bersama teman-teman. Bahkan perempuan Saudi juga sudah terbiasa
menghisap Shisha.
c. Ketika bertemu teman atau kerabat orang Saudi biasanya beradu pipi kanan dan kiri
sebanyak lebih 3 kali, bahkan ada yang beradu hidung kalau bertemu, tergantung
dengan siapa dia bertemu.
d. Rata-rata orang Arab memiliki mobil, karena selain faktor suhu, juga dipengaruhi
tempat yang jauh dari aktivitas.
e. Bau parfum mahal menyerbak di sepanjang jalan ketika berpapasan dengan mereka,
tidak hanya perempuan saja namun juga laki-laki, dan banyak tersebar toko parfum
mahal di sini.
f. Laki-laki Arab rata-rata suka dandan dan ke salon, ini dikarenakan jumlah jenggot
serta bulu-bulu yang tumbuh di mukanya banyak, jadi tak heran jika mereka punya
muka yang tampan dan unik dibanding kita.

BAB III
KESIMPULAN
Dari beberapa penjelasan tugas ini maka penulis mengambil kesimpulan yaitu sebagai
berikut;

● Masyarakat di 5 negara diatas mempunyai tradisi dan aturan khusus dalam


berinteraksi bersama masyarakat, baik itu di dalam kalangan keluarga, di dalam
kalangan hubungan rekan sejawat, maupun di dalam lingkungan masyarakat umum.

● Cara berinteraksi masyarakat di 5 negara yang dibahas memiliki aturan-aturan


tertentu yang tentunya berbeda dengan negara-negara lain.

● Masyarakat di 5 negara diatas memiliki gaya komunikasi yang berbeda, ada baiknya
kita mengetahui dan memahami perbedaan tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman
atau culture shock ketika kita berkunjung ke negara diatas.

● Masyarakat di negara yang disebut di atas memiliki etika dan batas kesopanan yang
berbeda-beda, kita juga perlu memahami perbedaan etiket masing-masing masyarakat
agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Daftar Pustaka :
Meli, M (2017). Budaya konteks tinggi : studi kasus budaya Indonesia dan China. Semantik,
3(2), 129-144. Diakses dari
http://e-journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/semantik/article/view/442
Desyvitriani, niindo.com (18 Desember 2020). Bertamu Ke Rumah Orang Jepang? 10 Hal Ini
Wajib Kamu Ketahui. Diakses dari https://niindo.com/bertamu-ke-rumah-orang-jepang-10-
hal-ini-wajib-kamu-ketahui/
Novita Desy Prasetyowati, Grid.Id (20 September 2018). Baru Pertama ke Jepang? Ikuti 12
Etiket Penting Ini Biar Nggak Malu!. Diakses dari
https://www.google.com/amp/s/www.grid.id/amp/04941071/baru-pertama-ke-jepang-ikuti-
12-etiket-penting-ini-biar-nggak-malu%3fpage=all
HC Indonesia Editor, hotcourses.co.id (14 Juli 2021). Berikut Daftar Kebudayaan Sehari –
hari Korea Selatan Yang Sebaiknya Kamu Tahu. Diakses dari
https://www.google.com/amp/s/www.hotcourses.co.id/study-in-south-korea/destination-
guides/berikut-daftar-kebudayaan-sehari-hari-korea-selatan-yang-sebaikny/%3famp=true
Mariana Polliton, popbela.com (19 Juni 2021). Etika Sosial di Korea Selatan : 5 Hal yang
Dianggap Sopan dan Tidak. Diakses dari
https://www.google.com/amp/s/www.popbela.com/career/inspiration/amp/mariana-politton/
etika-sosial-di-korea-selatan-5-hal-yang-dianggap-sopan-dan-tidak
Silfa Humairah Utami | Dinda Rachmawati, Suara.com (09 September 2019). 7 Etika Penting
yang Jangan Dilupakan saat Berlibur ke Korea Selatan. Diakses dari
https://www.suara.com/lifestyle/2019/09/09/163000/7-etika-penting-yang-jangan-dilupakan-
saat-berlibur-ke-korea-selatan?page=all
Fiki Tsabitah (2019). Mengenal Konseli melalui Konseling Lintas Budaya antara Budaya Indonesia
dan Amerika. Diakses dari https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://osf.io/
y2jat/
download&ved=2ahUKEwiL2cjyyqb0AhVnkNgFHY6pA1gQFnoECAMQAQ&usg=AOvVaw07Rpp
qo4ZwjjYjYfUP-amf

https://sunenglish.co.id/budaya-tradisi-dan-adat-istiadat-di-amerika-serikat/

https://www.google.com/amp/s/halosehat.com/gaya-hidup/kebiasaan-baik/kebiasaan-baik-
orang-amerika/amp

Afif Nugroho, Scribd.com (18 Agustus 2010). Adat Istiadat Bangsa Arab. Diakses dari
https://www.scribd.com/doc/239771608/Adat-Istiadat-Bangsa-Arab
Latiefah Sriwulan, Kompasiana.com (18 Maret 2012). Etika dan Etiket Bertamu di Saudi
Arabia. Diakses dari
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/sriwulanlatiefah/etika-dan-etiket-
bertamu-di-saudi-arabia_550e8758a33311af2dba81b5

Anda mungkin juga menyukai