Anda di halaman 1dari 59

Djamal Thaib B.Sc, S.IP, M.Sc, HIU.

Asosiasi Hiperkes dan Keselamatan Kerja Indonesia


PENDAHULUAN
 Berbagai bahaya ditempat kerja telah banyak
diketahui, namun belum dipahami bahwa bahaya
tersebut dapat mencederai atau mencelakai.
 Agar pekerja dapat memahami secara lebih baik,
maka yang berkaitan dengan bahaya tersebut perlu
dikomunikasikan.
 Kegiatan ini disebut Program Komunikasi Bahaya
(Hazards Communication Program).
 Program komunikasi bahaya perlu dibuat oleh
perusahaan, bila tidak pada gilirannya pekerja
jugalah yang akan menerima dampaknya.
ZAT KIMIA DISEBUT BERBAHAYA

• Karsinogenik
• Korosif
• Beracun
• Irritan
• Sensitizer
• Merusak organ
• Meledak
• Terbakar
• Oksidator
• Mencemar
TUJUAN PROGRAM KOMUNIKASI BAHAYA

 Melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja


dan tamu-tamu perusahaan.
 Menyelenggarakan praktek kerja yang sehat dan
selamat.
 Memberikan informasi kepada pekerja tentang
bahaya dan cara-cara perlindungannya.
 Memberikan pelajaran cara mengendalikannya.
 Memberikan pengawalan keselamatan dan
kesehatan kerja kepada pekerja dan masyarakat
disekitarnya.
KOMPONEN
PROGRAM KOMUNIKASI BAHAYA
1. Inventarisasi bahan kimia berbahaya
2. Sistem label yang diterapkan terhadap semua
substansi berbahaya di tempat kerja.
3. Safety Data Sheet (SDS) tentang substansi
berbahaya.
4. Pelatihan, menyelenggarakan pelatihan
kepada karyawan di tempat/lingkungan kerja.
1. INVENTARISASI BAHAN BERBAHAYA

Menginventarisasi semua bahan berhaya


dan sumbernya yang ada di perusahaan
dan yang dibawa oleh kontraktor ketika
melakukan pekerjaan didalam
perusahaan.
INVENTARISASI BAHAYA KIMIA

• Mengenal proses produksi perusahaan


• Menginvetarisasi bahaya keselamatan dan
kesehatan kerja (kimia) dalam setiap tahapan
produksi
• Menginventarisir bahaya Keselamatan dan
kesehatan kerja (kimia) kontraktor
• Meng identifikasi bahaya keselamatan dan
kesehatan kerja (kimia) yang berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan
• Memetakan bahaya keselamatan dan kesehatan
kerja.
2. PEMBERIAN LABEL

Label dari substansi berbahaya yang


melekat pada kontener, tidak boleh
ditutup atau disobek.
PEMBERIAN LABEL

 Label asli dari pabrik harus ada .


o Identifikasi substansi berbahaya.
o Peringatan bahaya yang memadai.
o Nama, alamat pabrik, importir, dan
distributor atau fungsi yang bertangung
jawab oleh pengadaannya
 Pemberian label diberikan pada semua substansi
berbahaya yang berada dalam lingkungan
perusahaan.
 Label asli tidak mudah dilepas kecuali kontener
akan digunakan untuk keperluan yang lain.
 Label sebaiknya dalam bahasa Inggris, atau
Indonesia, jika untuk konsumen domestik
 Kontener sebaiknya diberi label yang
menginformasikan tentang :
o identitas substansi berbahaya.
o peringatan bahaya sesuai pabrik.
o pabrik pembuat bahan tersebut.
PERSYARATAN LABEL

• LABEL PRIMER
• Identitas zat kimia
• Nama dan alamat pabrik pembuat
• Peringatan bahaya yang mencakup :
• peringatan gambar
• Reaktivitas bila terjadi pencampuran
• Alat Pelindung Diri
• Target organ
• Bahaya kesehatan
• P3k
• LABEL SEKUNDER

Label sekunder tidak diperlukan bila :


• bekerja seorang diri tanpa risiko
paparan ke orang lain.
• Pekerjaan tidak melebihi satu shift.
• Setelahg selesai bekerja dengan bahan
kimia tersebut dikembalikan ke
kontainer semula yang berlabel.
 Selain label, beberapa methode peringatan dapat
digunakan seperti rambu-rambu, plakat, prosedur
operasi, booklet dan lain lain .
 Tidak perlu diberi label pada kontener, bila kontener
tersebut akan segera digunakan bahan yang lain.
 Pada pekerjaan konstruksi, identitas substansi
berbahaya dan tanda peringatan bahaya yang
memadai harus ditempatkan dilingkungan kerja.
 Bahan sinstetis harus diberi label sesuai aslinya.
 Substansi yang tidak berbahaya (seperti air des)
harus diberi label untuk menghilangkan keraguan.
NFPA – The National Fire Protection Association
Chemical Hazard Labels

Flammability

Health Reactivity

Special
GHS - GLOBALLY HARMONIZED SYSTEM OF
CLASSIFICATION & LABELING OF CHEMICALS
• Suatu system yang menstandarisasi dan
mengharmonisasi klasifikasi dan pelabelan
bahan kimia.
• Bahan kimia yang membahayakan
kesehatan, fisik dan lingkungan.
• Mengkomunikasikan informasi tentang
bahaya tersebut dan sekaligus melakukan
perlindungan, seperti labels dan SDS.
• Menetapkan klasifikasi bahaya dan
mengkomunikasikannya
Special
dengan penjelasan
yang memadai tentang melaksanakan
sisyem.
PENERAPAN
GLOBALLY HARMONIZED SYSTEM
• Meningkatkan perlindungan terhadap
kesehatan pekerja dan lingkungannya
dengan menyediakan internasional sistem
yang komprehensif.
• Penyediakan referensi bagi negara yang
belum memiliki sistem seperti ini.
• Memfasilitasi perdagangan internasional
bagi bahan kimia yang teridentifikasi
berbahaya.
• Mengurangi kebutuhan
Special untuk mengetes
dan menilai sistem klasifikasi secara
berulang.
PICTOGRAM GHS
Bahaya Kesehatan

Carcinogen
Mutagenicity
Reproductive Toxicity
Respiratory Sensitizer
Target Organ Toxicity
Aspiration Toxicity
Bahaya Lingkungan

Aquatic toxicity
Tengkorak dan Tulang bersilang

Acute toxicity
(fatal or toxic)
Silinder/ Tabung Gas

Gases Under
Pressure
Korrosif

Skin Corrosion/Burns
Eye Damage
Corrosive to Metals
Peledakan

Explosives
Self-Reactives
Organic Peroxides
Lidah api mengelilingi Lingkaran

Oxidizers
Lidah api

Flammables
Pyrophorics
Self-Heating
Emits Flammable Gas
Self-Reactives
Organic Peroxides
Tanda Bahan Be rbahaya

Irritant (skin and eye)


Skin Sensitizer
Acute Toxicity
Narcotic Effects
Respiratory Tract Irritant
Hazardous to Ozone
Layer (Non-Mandatory)
GHS LABEL ELEMENTS

• Produk yang teridentifikasi


• Kata peringatan (Danger, Warning)
• Status bahaya (setiap kategori dan
Kelasifikasi Bahaya)
• Pictogram(s)
• Status peringatan (untuk setiap kategori
atau kelasifikasi bahaya)
• Nama, Alamat dan Telepon. # pabrik
bahan kimia tersebut.
3. SAFETY DATA SHEET – SDS

• Merupakan deskripsi dari bahan kimia yang


mencakup 16 elemen.
• SDS diterima dari produsen.
• SDS tersedia bersamaan dengan kontener, bila
tidak ada perlu diupayakan mendapat- kannya
dari distributor.
• SDS harus berada ditempat kerja, selama masa
kerja.
SAFETY DATA SHEET - SDS

• Perlu sistem yang mengaturnya


• Perlu penanggung jawab
• Harus tersedia ditempat kerja walaupun tempat
kerja berpindah-pindah
• Bila lama disimpan dan perlu di up date
• Identitas bahan kimia harus dicantumkan,
pada kondisi apa ?
• SDS selain ditempat dimana bahan digunakan,
sebaiknya ditempatkan juga dipusat lokasi.
GHS - Bahaya Fisik
 Explosives
 Flammable Gases
 Flammable Aerosols
 Oxidizing Gases
 Gases Under Pressure
 Flammable Liquids
 Flammable Solids
 Self-Reactive Substances
 Pyrophoric Liquids
 Pyrophoric Solids
 Self-Heating Substances
 Substances which, in contact
with water emit flammable gases
 Oxidizing Liquids
 Oxidizing Solids
 Organic Peroxides
 Corrosive to Metals
GHS - Bahaya Kesehatan
 Acute Toxicity
 Skin Corrosion/Irritation
 Serious Eye Damage/Eye Irritation
 Respiratory or Skin Sensitization
 Germ Cell Mutagenicity
 Carcinogenicity
 Reproductive Toxicology
 Target Organ Systemic Toxicity - Single
Exposure
 Target Organ Systemic Toxicity -
Repeated Exposure
 Aspiration Toxicity
GHS – Bahaya lingkungan
 Hazardous to the Aquatic Environment
 Acute aquatic toxicity
 Chronic aquatic toxicity
 Bioaccumulation potential
 Rapid degradability
SDS MEMILIKI 16 INFORMASI
PENTING
1. Identification
2. Hazard(s) identification
3. Composition/information on ingredients
4. First-aid measures
5. Fire-fighting measures
6. Accidental release measures
7. Handling and storage
8. Exposure control/personal protection
9. Physical and chemical properties
10. Stability and reactivity
11. Toxicological information
12. Ecological information
13. Disposal information
14. Transport information
15. Regulatory information
16. Other information
ELEMEN KETERANGAN
1. Identifikasi Produk & • Identitas Produk
identitas bahan kimia. • Cara lain mengidentifikasi
• Rekomendasi penggunaan
bahan kimia dan larangan dalam
penggunaan.
• Nama Suplier, alamat dan
nomor telephone.
• Nomor telephone darurat
.
2. Identifikasi bahaya. • Klasifikasi bahaya kimia.
• Elemen label, termasuk
pernyatakan peringatan.
• Bahaya lain yang tidak termasuk
dalam klasifikasi.
ELEMEN KETERANGAN

3. Komposisi / • Identitas bahan kimia dasar.


informasi bahan • Nomer CAS dan identitas unik
dasar yang lain.
• Konsentrasi bahan dasar.

4. Penanganan • Penjelasan tentang perlunya


Pertolongan Pertolongan pertama
Pertama • Gejala-gejala akibat paparan.
• Medical Attention and Special
Treatment
ELEMEN KETERANGAN
5. Penanganan • Media pemadam yang sesuai.
pemadam Bahaya khas yang muncul dari
kebakaran bahan kimia.
• Alat pelindung yang khusus dan
peringatan untuk pemadam
kebakaran.

6. Penanganan • Peringatan terhadap individu, alat


kebocoran yang pelindung dan prosedur darurat.
tiba2 • Peringatan terhadap lingkungan.
• Methode dan material untuk
pembersihan dan
menutup kebocoran
(containment).
ELEMEN KETERANGAN
7. Penanganan • Peringatan utuk penanganan yang
dan enyimpanan. selamat.
• Kondisi untuk penyimpanan yang
aman termasuk ke tidak sesuaian
antara bahan kimia yang disimpan
(incompatibilities).

8. Pengendalian • Parameter pengendalian standard


paparan/ paparan,
Perlindungan pemantauan biologi.
perseorangan. • Pengendalian teknis yang
memadai.
• Alat keselamatan kerja (APD)
ELEMEN KETERANGAN
9. Sifat2 Fisik dan • Penampilan
Kimia. • Bau
• Ambang Bau
• pH
• Titik cair / titik beku
• Titik Didih dan batas mendidih (Boiling
range)
• Titik bakar/ Flash point
• Rate Penguapan
• Kemudahan terbakar/ Flammability
• Batas atas dan bawah flammability atau
batas terjadinya ledakan.
• Tekanan Uap/ Vapour pressure
• Kewpadatan Uap/ Vapour density
• Kepadatan relative/ Relative density
ELEMEN KETERANGAN
9. Sifat2 Fisik • Kemudahan melarut/ Solubility(ies)
dan Kimia. • Koefisien partisi/ Partition coefficient: n-
octanol/water
• Temperatur dapat terbakar sendiri/ Auto-
ignition temperature
• Temperatur yang dapat mengurai/
Decomposition temperature
• Kekentalan/ Viscosity
• Nilai panas yang khas/ Specific heat
value
• Ukuran partikel/ Particle size
• Isi VOC/ Volatile organic compounds
content
• Persentase penguapan/ % volatile
ELEMEN KETERANGAN
9. Sifat2 Fisik dan • Konsentrasi uap yang
Kimia. mengembun/ Saturated
vapour concentration
• Kebocoran uap dan gas mudah
terbakar yang tidak
terlihat/ Release of invisible
flammable vapours and
gases
ELEMEN KETERANGAN
Parameter • Rasio aspek dan bentuk/ Shape and
tambahan aspect ratio
• Kemampuan mengkristal/ Crystallinity
• Berdebu/ Dustiness
• Daerah permukaan/ Surface area
• Tingkat pengumpulan atau
pengelompokkan/ Degree
of aggregation or agglomeration
• Ionisasi (redox potential)
• Biodurability or biopersistence
ELEMEN KETERANGAN
10. Stabilitas dan • Reaktivitas
Reaktivitas • Stabilitas bahan kimia
• Kondisi yang harus dihindari
• Ketidaksesuaian material dan
kemungkinan reaksi bahaya.
• Penguraian produk yang
berbahaya.
ELEMEN KETERANGAN
11. Informasi • Informasi rute paparan.
Toksikologi • Gejala2 yang berhubungan dengan
paparan.
• Tingkat daya racun dalam angka.
• Dampak kesehatan yang kronis,
akut dan tertunda akibat paparan
• Tingkat paparan/ Exposure Levels
• Efek yang saling berinteraksi.
• Keterbatasab data.
ELEMEN KETERANGAN
12. Informasi • Kekuatan daya racun/ Ecotoxicity
Ekologi • Ketahanan dan daya dukung/
Persistence and degradability
• Potensi komulatif biologi/
Bioaccumulative potential
• Pergerakan dalam tanah/ Mobility in
soil
• Efek berat lainnya/ Other adverse
effects
ELEMEN KETERANGAN
13. Pertimbangan • Cara pembuangan dan penanganan
pembuangan/ yang aman/ Safe handling and
Disposal disposal methods.
considerations • Pembuangan kotak packing yang
terkontaminasi
• Peraturan2 tentang lingkungan.
ELEMEN KETERANGAN
14. Informasi • Nomor United Nation
pengangkutan/ • Nama kapal yang sesuai/ Proper
Transportasi shipping name
• Klasifikasi bahaya transportasi/
transport hazard class(es)
• Kelompok packing/ Packing group
• Bahaya lingkungan/ Environmental
hazards
• Peringatan khusus selama
pengangkutan/ Special
precautions during transport
• Symbol2 bahaya kimia/ Hazchem
Code
ELEMEN KETERANGAN
15. Informasi • Peraturan tentang Keselamatan,
Peraturan Kesehatan, dan
perundangan. lingkungan untuk produk yang
masih baru/
• Tingkat daya racun/ Poisons
Schedule number
ELEMEN KETERANGAN
16. Informasi • Tanggal persiapan atau
lain lain peninjauan ulang/

• Singkatan kunci atau


akronim yang digunakan/
ZAT KIMIA YANG DIRAHASIAKAN
dapat diminta bila :
• Keadaan emergency.
• Diminta oleh bagian kesehatan.
• Informasi yang sudah ada tidak cukup.
• Secara hukum perlu merahasiakan
informasi tersebut.
4. PELATIHAN

Perlu adakan pelatihan secara berkala yang


berkaitan dengan penggunaan bahan kimia dan
cara menanganinya dalam keadaan darurat

Dengan pelatihan yang memadai, diharapkan


pekerja dapat melindungi dirinya.
PELATIHAN KOMUNIKASI BAHAYA

1. Isi pelatihan

 Peraturan perundangan tentang B3.


 Informasi tentang proses/ unit kerja dimana
bahan berbahaya digunakan.
 Keberadaan Program komunikasi bahaya yang
mencakup daftar substansi berbahaya/ MSDS.
 Cara-cara dan penyelamatan yang dapat
digunakan
untuk mendeteksi bahaya dan dampaknya.
 Tata cara tentang bagaimana mengupayakan
agar pekerja dapat melindungi dirinya sendiri.
2. Frekuensi pelatihan
 Pelatihan pertama dilakukan pada saat pekerja baru
akan memulai pekerjaan di unit kerjanya
 Bila substansi bahaya baru di pergunakan dalam
proses produksi.

3. Pencatatan pelatihan
 Catatan pelatihan dipelihara oleh pengawas sampai
sekurang-kurangnya 1 tahun.
 Catatan mencakup, nama pelatihan, tanggal, nama
pelatih, nama-nama peserta pelatihan, dan pelaksana
pelatihan.
KOMUNIKASI BAHAYA KEPADA TAMU-
TAMU PERUSAHAAN

 Memberikan MSDS kepada tamu-tamu perusahaan


dan jelaskan substansi bahaya yang digunakan di
perusahaan.

 Membuat tanda-tanda peringatan dan


mensosialisasikannya kepada tamu perusahaan.

 Pengunjung/ tamu perusahaan dijelaskan tentang


label-label yang ada dan berlaku diperusahaan
BEKERJA DENGAN KONTRAKTOR
1. Pada saat pengamatan, Informasikan kepada setiap kontraktor
tentang bahaya yang ada.
2. Pada saat pekerja kontrak sedang bekerja,
 Amati praktek kerja kontraktor, dan informasikan
bagaimana melakukan pekerjaan tersebut
 Memahami peraturan-peraturan berikut

o Melaksanakan praktek pekerjaan yang selamat.


o Memenuhi semua peraturan perundangan yang berlaku
o Menjelaskan sumber bahaya yang digunakan di
lingkungan kerja.
o Manfaatkan MSDS untuk solusi saat melakasanakan
pekerjaan.
SISTEM PENCATATAN
Catatan disimpan dengan baik, catatan (Soft dan
Hard copy) akan digunakan terus menerus sesauai
kebutuhan.

Jenis catatan dimaksud adalah :


 MSDS. disimpan terus selama paparan terjadi di
unit kerja
 Daftar pekerja terpapar disimpan selama paparan
terjadi.
 Daftar bahan kimia disimpan harus sesuai dengan
penggunaannya.
 Hasil pelatihan disimpan sesuai kebutuhan
Pencatatan juga perlu dilakukan bila :

 Bahan kimia baru digunakan di unit kerja.


 Proses/ operasi baru yang menggunakan bahan
kimia digunakan
 Job deskripsi berubah, berkaitan dengan bahan
kimia.
 Ada perubahan lokasi penggunaan bahan kimia.
 Ada perubahan elemen dari program.
TANGGUNG JAWAB
1. Pimpinan operasi, dan ketua tim investigasi
• Mengidentifikasi substansi bahaya yang ada ditempat kerja.
• Substansi berbahaya sebaiknya diberi label dan disimpan
dengan baik.
• Sediakan MSDS dari substansi berbahaya yang digunakan
ditempat kerja.
• Yakinkan bahwa MSDS tersedia untuk pekerja.
• Yakinkan bahwa pekerja telah dilatih tentang bahaya
kesehatan/ fisik, emegency procedure, dan lain-lain.
• Yakinkan bahwa pekerja mengetahui prosedur keselamatan
yang berlaku
• Informasikan substansi berbahaya kepada pekerja yang
berada dilingkungan kerja tersebut.
• Pelihara program ini secara tertulis ditempat/ lingkungan
kerja disetiap daerah kerja.
2. Pekerja

• Mengetahui bahaya dan prosedur penanganan


substansi berbahaya.
• Mengahadiri pelatihan yang diadakan.
• Merencanakan dan melakasanakan operasi sesuai
prosedur yang ada untuk mencapai praktek kerja
selamat.
• Menggunakan APD sesuai arahan pelatihan dan
kebutuhab unit kerja.
3. Fungsi K3

• Melakukan bimbingan dan mengevaluasi program


komunikasi bahaya.
• Mengawasi, mengidentifikasi substansi bahaya yang
ada ditempat kerja dan mengevaluasi potensi
bahaya yang ada.
• Mengadakan pelatihan komunikasi bahaya kepada
pengawas.
• Membantu pengawas dalam melatih pekerja.
• Merekomendasikan pengendalian teknis, administrasi
dan APD secara tepat.

Anda mungkin juga menyukai