Anda di halaman 1dari 10

tentang Kemuliaan Wanita

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat ilahi Rabbi, atas karunia-Nya kita bisa
sama-sama berkumpul dalam rangka thalabulilmi, mencari ilmu. Serta kita bisa
bersilaturahim, bertatap muka di majlis yang mulia ini dalam kadaan aman fi amanillah, sehat
wal afiat. Mudah-mudaham setiap derap langkah bisa membuahkan pahala bagi kita semua,
bisa menjadi penghapus dosa dan pengangkat derajat di hadapan Allah Swt.

Taklupa semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Saw., kepada keluarganya, sahabatnya, para tabi‟in, tabiut tabiahum, kepada kita
semua, serta kepada seluruh umatnya hingga akhir zaman yang menjadikannya sebagai
uswatun hasanah, suri tauladan yang baik.

Bapak, Ibu yang dirahmati Allah, Sesungguhnya agama Islam sangat memuliakan dan
mengagungkan kedudukan kaum perempuan, dengan menyamakan mereka dengan kaum
laki-laki dalam mayoritas hukum-hukum syariat, dalam kewajiban bertauhid kepada Allah,
menyempurnakan keimanan, dalam pahala dan siksaan, serta keumuman anjuran dan
larangan dalam Islam.

Allah Ta’ala berfirman,

{ }

“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan sedang
dia orang yang beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak
dianiaya walau sedikitpun” (QS an-Nisaa‟:124)

Dalam ayat lain Allah Ta’ala berfirman,

{ }

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik
(di dunia), dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka (di akhirat) dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (QS an-Nahl:97). [Lihat
keterangan syaikh Bakr Abu Zaid dalam kitab “Hiraasatul fadhiilah” (hal 17)]

Sebagaimana Islam juga sangat memperhatikan hak-hak kaum perempuan, dan


mensyariatkan hukum-hukum yang agung untuk menjaga dan melindungi mereka.[Lihat
kitab “al-Mar‟ah, baina takriimil Islam wa da‟aawat tahriir” (hal 6)]

Syaikh Shaleh al-Fauzan berkata, “Wanita muslimah memiliki kedudukan (yang agung)
dalam Islam, sehingga disandarkan kepadanya banyak tugas (yang mulia dalam Islam). Oleh
karena itu, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam selalu menyampaikan nasehat-nasehat yang
khusus bagi kaum wanita, bahkan beliau shallallahu „alaihi wa sallam menyampaikan wasiat
khusus tentang wanita dalam kutbah beliau di Arafah (ketika haji wada‟). [Dalam HR.
Muslim (no. 1218)]. Ini semua menunjukkan wajibnya memberikan perhatian kepada kaum
wanita di setiap waktu…[ Kitab “at-Tanbiihaat „ala ahkaamin takhtashshu bil
mu‟minaat” (hal 5)]

.:: Tugas dan peran penting wanita.

Agungnya tugas dan peran wanita ini terlihat jelas pada kedudukannya sebagai pendidik
pertama dan utama generasi muda Islam, yang dengan memberikan bimbingan yang baik
bagi mereka, berarti telah mengusahakan perbaikan besar bagi masyarakat dan umat Islam.

Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin berkata, “Sesungguhnya kaum wanita memiliki
peran yang agung dan penting dalam upaya memperbaiki (kondisi) masyarakat, hal ini
dikarenakan (upaya) memperbaiki (kondisi) masyarakat itu ditempuh dari dua sisi:

– Yang pertama: perbaikan (kondisi) di luar (rumah), yang dilakukan di pasar, mesjid dan
tempat-tempat lainnya di luar (rumah). Yang perbaikan ini didominasi oleh kaum laki-laki,
karena merekalah orang-orang yang beraktifitas di luar (rumah).

– Yang kedua: perbaikan di balik dinding (di dalam rumah), yang ini dilakukan di dalam
rumah. Tugas (mulia) ini umumnya disandarkan kepada kaum wanita, karena merekalah
pemimpin/pendidik di dalam rumah, sebagaimana firman Allah Ta‟ala kepada istri-istri Nabi
shallallahu „alaihi wa sallam,

{
}

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu, dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku
seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu, dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan
taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa
dari kamu, hai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya” (QS al-Ahzaab:33).

Oleh karena itu, tidak salah jika sekiranya kita mengatakan: bahwa sesungguhnya kebaikan
separuh atau bahkan lebih dari (jumlah) masyarakat disandarkan kepada kaum wanita.

Demikianlah pidato agama islam yang singkat ini. Semoga ceramah agama Islam tentang
kemuliaan wanita ini bermanfaat, dan jika ada kesalahan, maka hal itu karena khilaf dan
kebodohan ilmu saya. Mohon maaf atas segala kekurangannya.

Bilahit taufiq wal hidayah wassalamu‟alaikum warahmatullaahi wabarakatuhu.

Baca juga artikel kami yang menarik lainnya di sini: Cara Berbakti Kepada Orang Tua.
Pidato Agama Islam Tentang Sedekah
0

Pidato Agama Islam tentang Sedekah

Assalamualaikum wr wb, Bapak-bapak/ibu-ibu beserta rekan-rekan yang saya hormati,


pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul
ditempat yang Insya Allah penuh barokah ini, amiiin

Tidak lupa shalawat dan salam semoga terpanjatkan kepada Nabi Muhammad SAW, sang
Nabi yang telah mengajarkan kita peka terhadap tetangga, sahabat, keluarga, dan karib
kerabat dengan zakat dan sedekah.

Hadirin rahimakumullah
saya ucapkan banyak terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan untuk menyampaikan
sebuah pidato tentang sedekah …

sedekah mempunyai banyak sekali manfaat dan barokah diantaranya adalah :

Sedekah menjadi penyebab bertambahnya rezeki

Manfaat sedekah yang pertama adalah bahawa sedekah adalah sebab bertambahnya rezeki.
Bukannya berkurang, harta kita justru akan bertambah jikalau kita bersedekah. Rasululah
SAW bersabda, "Bersedekahlah kalian, karena sesungguhnya sedekah dapat menambah harta
yang banyak. Maka bersedekahlah kalian, niscaya Allah menyayangi kalian". (Al-Wasail 6:
255, hadis ke 11)

Bahkan di dalam Ayat yang lain Allah akan melipat pahala sodaqoh kita berlipat-lipat
jumlahnya. Dalam Al-Quran Surat 6:160, Allah menjanjikan balasan 10x lipat bagi mereka
yang mau berbuat baik. Bahkan di dalam Al-Quran Surat: 2: 261, Allah menjanjikan balasan
sampai 700 x lipat. Allah SWT berfirman :

Artinya : Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan


hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir,
pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia
kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui. (Al Baqarah: 261).

Sedekah adalah perantara kepada tercapainya hakikat kebaikan

Diantara manfaat sedekah yang keduanya adalah bahwa sedekah adalah bukti nyata hakikat
suatu kebaikan. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala dalam surat Ali Imran ayat
92:

Artinya: Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka
Sesungguhnya Allah mengetahuinya. (Ali Imran: 92)

Malaikat akan mendoakan orang yang bersedekah dan melaknat orang yang bakhil

Manfat bersedekah yang ketiga adalah bahwa malaikat akan senantiasa berada dengan orang
yang selalu bersedekah dan juga mendoakannya. Hal ini karena Nabi Muhammad SAW
pernah bersabda :

Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Nabi saw. bersabda, Ketika seorang hamba berada pada
waktu pagi, dua malaikat akan turun kepadanya, lalu salah satu berkata, Ya Allah, berilah
pahala kepada orang yang menginfakkan hartanya. Kemudian malaikat yang satu berkata, Ya
Allah, binasakanlah orang-orang yang bakhil. (Muttafaq Alaih).

Mengangkat derajat

Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda, Sedekah itu tidak akan mengurangi harta.
Allah swt. akan menambah kemuliaan kepada hamba-Nya yang pemaaf. Dan bagi hamba
yang tawadhu karena Allah swt., Allah swt. akan mengangkat (derajatnya). (HR. Muslim)

Itulah beberapa manfaat sedekah, sebetulnya banyak sekali manffat sedekah yang akan
didapat oleh seorang muslim. Karena itulah, kita tak lagi asing mendengar kisah para sahabat
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang amat ringan tangan dalam bersedekah. Abu
Bakar Ash-Shiddiq Radhiallahuanhu telah menginfakkan seluruh hartanya dalam suatu
kesempatan, dan Umar Radhiallahuanhu menginfakkan separoh hartanya, sedangkan Utsman
Radhiallahuanhu menyiapkan bekal seluruh pasukan al-usrah. Jika kita merasa berat dengan
sedekah harta, ada banyak bentuk sedekah lain yang bisa kita lakukan. Salah satunya adalah
sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bahwa Senyum
dihadapan saudaramu adalah sedekah (Riwayat Muslim).

Sifat kikir, merasa rugi dan juga takut miskin adalah penghalang bagi seseorang untuk
membagikan hartanya yang dimiliki, apalagi sesuatu yang amat dicintai. Padahal, di balik
uluran tangan atau menyedekahkan harta itu ada keutamaan yang Allah Subhanahu wa Taala
janjikan.

Mudah-mudahan dengan banyaknya kita bersedekah menjadi jalan terbuakanya ridha Allah
SWT.
Wassalamu‟alaikum wr. wb.

Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh


Alhamdulilah-alhamdulilah hirabil alamin, asholatu washolatu wasalamu ngala asrofil amyai
war mursalim syayidina wanabi muhamadin wa ngala alihi wasyohbihi ajekmain,ama bakdu

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmad dan
hidayahNYA kepada kita semua. Tidak lupa Shalawat dan salam kita haturkan kepada Nabi
Muhamad SAW, Mudah-mudahan kita mendapat syavaatnya di hari yaumul kiamah.
Allohuma amin.

Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya
untuk menyampaikan sebuah pidato yang berjudul Islam dan Lingkungan Hidup

Pertama Agama Islam adalah sebuah agama yang mulia disisi Allah, sesuai dengan asal
katanya, aslama, yuslimu, islaman, yang artinya selamat, sejahtera atau damai. Maksudnya
Allah SWT menurunkan agama Islam adalah agar seluruh umat manusia dapat hidup selamat,
, sejahtera ,damai sampai dunia kiamat.

Dan Sebagai khalifah di dunia, manusia diciptakan Allah untuk menjaga kebaikan alam
semesta dan bukan merusaknya. Dahulu, sebelum Allah Subhanahu Wataala menciptakan
nabi Adam, para malaikat khawatir kepada manusia yang hanya akan membuat kerusakan di
muka bumi ini. Para malaikat telah melihat contoh dari golongan jin yang telah ada di dunia
jauh sebelum nabi Adam diturunkan, sehingga mereka khawatir manusia akan melakukan hal
yang sama .

Hadirin yang dimuliakan Allah banyak ayat al Quran yang menjelaskan bahwa manusia tidak
boleh membuat kerusakan di dunia ini . Salah satu di antaranya adalah ayat yang berbunyi:

Artinya:Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Allah


memperbaikinya (QS. Al Araf: 56). Kerusakan yang dimaksud ada dua macam, yang
pertama, kerusakan zhahiriah (material), dan yang kedua, adalah kerusakan batiniyah
(spiritual). Kerusakan zhahiriah (material) dapat mengakibatkan bencana dan membawa
kerugian yang besar bagi umat manusia. Tidak saja harta benda yang akan hancur binasa,
akan tetapi jiwa raga pun dapat musnah karenaNYA.

Akhir-akhir ini, kerusakan alam yang telah nyata dan tidak diragukan lagi adalah apa yang
diistilahkan manusia sebagai global warming, yakni pemanasan bumi secara menyeluruh,
yang menyebabkan mencairnya es-es di Kutub, mengubah cuaca menjadi ekstrim dan tidak
menentu, menaikkan permukaan laut, menghancurkan kehidupan ikan-ikan di laut dan
banyak lagi permasalahan yang mengerikan. Semua kerusakan itu semua karena ulah
manusia yang rakus.

Nah sekarang apakah ada solusi dari permasalahan diatas,tentu kita dapat menyelamatkan
bumi ini dari global warming, yaitu ada lima solusi yang pertama: Berhenti atau kurangi
makan daging karena industri peternakan penyumbang terbesar pencemaran tanah dan
sumber air bersih,batasilah emisi karbondioksida, tanamlah lebih banyak pohon, daur ulang
dan gunakan ulang, gunakan alat transportasi yang ramah lingkungan.

Islam juga memerintahkan untuk menjaga lingkungan. Rasulullah SAW pernah bersabda:
Tiadalah seseorang yang menanam sebatang pohon, maka Allah Azza Wajalla mencatat
pahala baginya sebanyak buah yang dihasilkan oleh pohon itu. (HR. Ahmad). Dalam hadis
yang lain Rasulullah bersabda: Tiadalah seorang muslim yang menanam sebatang pohon,
kecuali apa saja yang dimakan dari pohon itu adalah sedekah baginya, yang dicuri dari pohon
itu juga sedekah baginya, yang dimakan binatang buas juga menjadi sedekah baginya, yang
dimakan burung juga sedekah baginya, dan tidaklah siapa pun yang mengambil dari pohon
itu, melainkan itu juga menjadi sedekah bagi orang yang menanamnya. (HR. Muslim)

Ada fakta bahwa sseorang vegetarian dengan standard diet kita akan menghemat 1,5 ton
emisi rumah kaca setiap tahunnya

Demikian pentingnya menjaga keseimbangan alam serta senangtiasa membiasakan hidup


sehat dan bersih. Yang terpenting adalah kita memberikan anak cucu kita tempat yang lebih
baik untuk ditinggali. Kita itu masih punya kesempatan untuk melakukannya yang kita
butuhkan hanyalah kemauan yang kuat untuk berubah. Maha Suci Allah Yang telah
menurunkan Agama Islam yang mulia untuk dijadikan pegangan bagi manusia-manusia yang
dimuliakan-Nya

Demikian pidato yang saya sampaikan semoga bermanfaat bagi kita semua,banyak salah kata
mohon maaf yang sebesar-besarnya

Wal hitaufik wal hidayah

Wassalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh

Nikah Itu Indah


Catatan Kecil Sebuah Pernikahan Islam

Semoga Allah menghimpun yang terserak dari keduanya,


memberkati mereka berdua,
dan kiranya Allah meningkatkan kualitas keturunan mereka.
Menjadikan pembuka pintu-pintu rahmat, sumber ilmu,
dan hikmah serta memberikan rasa aman bagi umat.
(Doa Rasulullah pada pernikahan Fatimah Azzahra dengan Ali bin Abi Tholib)
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, pasangan-pasangan kami, dan keturunan
kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang bertakwa”
(QS Al Furqan:74)

Ya Allah tentramkanlah antara kedua mempelai iniseperti engkau tentramkan antara Nabi
Adam dan Hawa, Yusuf dan Zulaikha, junjungan kami Nabi Muhammad dab Khadijah (Al
Kubra)

“Ya Allah panjangkanlah umur kami, teguhkanlah iman kami, bagusi amal perbuatan kami,
lapangkan rizki kami, dekatkan kami menuju kebaikan, jauhkan kami dari keburukan,
kabulkan hajat kami yang mendatangkan ridho-Mu dan kebajikan. Semoga Allah
melimpahkan shalawat dan salam atas junjungan kami Nabi Muhammad SAW dan para
sahabat.” (Doa Walimatul Ursy)
Nikah Itu Indah…………………

“Diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu
sendiri, seupaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Allah jadikan bagimu
cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya yang demikian itu benar-bernar terdapat tanda-tanda
bagi orang-orang yang berfikir.” (QS Ar-Rum:21)

Dalam Hadist Tarmidzi dari Abu Hurairah, Rasulullah pernah bersabda : “Tiga
golongan yang berhak ditolong oleh Allah, yakni pejuang di jalan Allah, mukatib (budak
yang membeli dari tuannya) yang mau melunasi pembayarannya dan orang menikah karena
mau menjauhkan dirinya dari yang haram.”

Catatan Kecil Sebuah Pernikahan yang Islam

Pernikahan atau perkawinan dalam pandangan Islam bukan hanya merupakan bentuk
formalisasi hubungan suami istri atau pemenuhan kebutuhan fitrah insani semata, tetapi lebih
dari itu, merupakan amal ibadah yang disyariatkan. Meskipun upacara yang sakral itu tidak
bisa dipisahkan dari statusnya sebagai ibadah, namun dalam pelaksanaannya seringkali
tampil dalam tata cara yang berbeda-beda, bahkan cenderung didominasi adat istiadat
setempat yang merusak nilai ibadah itu sendiri.
Adalah merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk memahami seluruh aspek
peribadatan dalam Islam, khususnya dalam masalah pernikahan. Apa pula hikmah dan
rahasia dibaliknya serta bagaimana etika penyelenggaraan pernikahan itu, Insya Allah akan
diberkati Allah Azza Wa Jalla, disamping terbebas dari aktivitas yang menyimpang dari
ajaran Islam.

Antara Ibadah dan Fitrah

Dikatakan sebagai fitrah karena secara jelas Allah dan Rasul-Nya mensyariatkan
nikah sebagai perintah yang harus dilaksanakan seperti termaktub dalam Al-Quran dan
Sunah:
“Maka nikahilah olehmu perempuan-perempuan yang baik bagimu dua, tiga
atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka nikahilah
seorang saja…” (QS. An Nisa: 3)
“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb-Mu yang telah menciptakanmu dan
menjadikan materi daripadanya dan daripada keduanya berkembang biak laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu saling meminta dengan
nama-Nya dan takutlah (akan memutuskan) silaturahmi. Sesungguhnya Allah mengawasi
kamu”. (QS An Nisa:1)

Lebih tegas diperintahkan oleh Rasulullah SAW kepada kaum muda yang sudah
memiliki kesiapan, hendaknya segera menikah tanpa harus banyak berfikir-fikir dan
menunggu-nuggu, karena nikah itu perbuatan yang mulia dan disukai oleh Al-Khaliq. Bahkan
beliau mengingatkan amal yang terpuji ini merupakan sebagian dari kesempurnaan
pelaksanaan Dien. Jadi barangsiapa yang belum menunaikan nikah berarti ia belum mampu
melaksanakan Dien secara sempurna, sabda Rasulullah SAW.
“Wahai para pemuda, barang siapa diantara kamu telah mampu menikah, hendaklah
ia nikah. Sesungguhnya dengan demikian akan lebih menundukkan pandangan mata dan
lebih leluasa menjaga kemaluannya. Barang siapa yang tidak sanggup, maka sebaiknya
berpuasa saja. Sesungguhnya ia akan menciptakan keseimbangan.” (HR. Muslim)
“Manakala seseorang telah beristri, telah menyempurnakan separuh Dien, maka
tekutlah kepada Allah untuk menyempurnakan separuh yang lain”. (HR. Baihaqi)

Memang pernikahan merupakankebutuhan fitrah setiap insan yang tidak mungkin


dihindari. Seiring dengan kebutuhan biologis manusia, maka tumbuh pula dorongan
seksualnya. Jika hal tersebut tak tersalurkan pada hal yang benar, akan menimbulkan bencana
sosial maupun kemanusiaan. Karena itu Islam sebagai agama fitrah (QS 30:30) memberikan
jalan keluarnya secara sempurna.
Disamping aspek-aspek hidup yang lain. Islam tidak setuju terhadap sikap
membujang. Sebab ini melanggar fitrah kemanusiaan, Rasulullah pernah marah ketika
mendengar salah seorang sahabatnya berniat hendak membujang terus, demi alasan
membersihkan diri dari nafsu. Beliau bersabda:
“Sesungguhnya aku ini menikahi wanita, barangsiapa yang tidak mengikuti sunnahku
maka ia bukan termasuk golonganku”.
Inilah bukti keselarasan antara ajaran Islam dengan tuntutan biologis atas fitrah
kemanusiaan. Islam memberi jawaban terhadap seluruh persoalan insani, tidak ada satu pun
yang luput dari perhatian Islam.

Tujuan Nikah

Sesungguhnya hubungan kasih saying antara pria dan wanita merupakan masalah
urgen yang harus ditata. Dan lembaga pernikahan merupakan aturan yang mesti dipatuhi oleh
setiap muslim. Pernikahan dalam Islam bukan sekedar sarana formalisasi kebutuhan biologis,
lebih dari itu adalah untuk menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya serta upaya
melestarikan kekhalifahan manusia di muka bumi sebagai amanat suci dengan menurunkan
generasi yang sah, baik dan berkualitas dari rumah tangga yang tertata menurut syariat.
Rasulullah mencintai ummatnya yang berketurunan banyak :
“Nikahlah, perbanyaklah keturunan Sebab di hari kiamat kelak aku akan
membanggakan kalian dari ummat-ummat yang lain”.
Pernikahan juga akan mengantarkan manusia pada ketentraman, suasana sejuk yang
membebaskan diri dari kegelisahan dan rasa gundah gulana, bila perkawinan itu dilandasi
syariat. Sebaliknya, rumah tangga akan dapat menjadi sumber api yang dapat merembet ke
aspek lain bila lepas dari landasan syar‟i.
“Diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-
istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan Allah jadikan bagimu cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berfikir.” (QS. Ar-Ruum:21)
Jika demikian tujuan pernikahan, yakni keluarga sakinah dalam lindungan rahmat-
Nya, sudah barang tentu kita tak mungkin melepaskan diri dari tuntutan syari‟at-Nya.
Di zaman yang sedang dilanda krisis moral seperti sekarang ini banyak kalangan
muda yang tidak punya keberanian untuk menikah, mereka takut mendayung bahtera rumah
tangga dengan segala beban resikonya, ditambah orang tua yang kebanyakan tidak mau
membantu anak-anaknya pada langkah-langkah awal memasuki jenjang pernikahan.
“Jika kamu mampu mengurus anak dan istri maka nikahlah, bila tidak maka jangan
buru-buru nikah, nanti kamu akan sengsara”, dmeikian ungkapan yang sering dilontarkan.
Padahal sang anak sudah meningkat dewasa demikian pula dengan emosi seksualitasnya.
Sesungguhnya terjadi kenyataan yang tidak sinkron. Satu pihak kita menekan anak-anak
muda untuk menunda perkawinan dengan alasan belum cukup umur, belum mampu
mengurus tetek bengek keluarga namun di pihak lain membiarkan mereka dipermainkan oleh
yang dahsyat lewat realita kultur yang penuh maksiat, lewat koran, televisi, film, pertunjukan
nyata, dan lain sebagainya.
Mampukah mereka bertahan, ataukah dibiarkan saja hingga menyerempet (atau
sudah) ke arah perbuatan zina? Sangat disesalkan bila mereka tidak berani menikah, yang
sesungguhnya itu merupakan ibadah, hanya karena takut menanggung resiko ekonomi, lalu
melampiaskannya dengan cara-cara yang tidak dianjurkan, yang justru mengeluarkan banyak
biaya disamping dosa besar. Allah SWT Yang Maha Pemurah menjanjikan bagi orang yang
mau menikah :
“Hendaklah kamu mengawinkan orang-orang yang sendirian (belum menikah)
diantaramu dan orang-orang yang shaleh diantara hamba yang laki-laki dan
perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memberi kekayaan kepada mereka dengan
Karunia-Nya. Allah Maha Luas (Karunia)-Nya lagi Maha Mengetahui ” (QS. An-
Nur:32)

Anda mungkin juga menyukai