Anda di halaman 1dari 13

DEC

2021

ANALISIS RISIKO
PRODUKSI BENIH MELON
DI CV. MULTI GLOBAL
AGRINDO (MGA)
KARANGANYAR - JATENG
MEGA AYU R. (S612102004)
SUMBER ARTIKEL
LATAR BELAKANG
SUBSISTEM HULU BENIH BERMUTU KETERSEDIAAN
Benih merupakan Keharusan Perkembangan usaha
subsistem hulu, menggunakan benih pembenihan
berperan penting bermutu untuk menjamin
dalam agr. menunjang ketersediaan benih
hortikultura keberhasilan bermutu

PASAR EKSPOR RISIKO PRODUKSI


Benih melon Produksi benih melon
Indonesia berpotensi lebih berisiko
masuk pasar ekspor dibandingkan
seiring peningkatan produksi buah melon
kualitas
SEKILAS CV. MGA
✓ Perusahaan bergerak dalam bidang plant
breeding, salah satu produk unggulannya yaitu
benih melon.

✓ Perusahaan ini didirikan oleh Bpk. Mulyono


Herlambang dengan landasan pola pikir :

1. Indonesia negara agraris, maju dalam IPTEK


pertanian dan mampu memenuhi kebutuhan
pangan dan bahan pertanian

2. Pemuliaan Tanaman dasar keberhasilan


revolusi hijau

3. Benih adalah blue print agribisnis


TAHAP PRODUKSI BENIH MELON
PENGGALURAN PERSEMAIAN
Penggaluran dan cross test Menyemai galur jantan dan
oleh tim Research and betina dengan
Development (R&D) perbandingan 1:10

PENYILANGAN PEMELIHARAAN
Menghasilkan hybrid F1 Penyiraman, pemupukan,
dengan menyilangkan galur pengendalian hama
FxM. Terdapat proses penyakit, dan seleksi buah
kastrasi pada sore hari
TAHAP PRODUKSI BENIH MELON
PROCESSING BENIH SELEKSI BENIH
Mengelompokkan benih
normal (utuh), abnormal
(tidak proporsional), dan
benih kopong (tidak berisi).
Benih dinyatakan bagus
apabila benih normal 90%

SIMPAN DAN
PASARKAN
IDENTIFIKASI RISIKO
✓ Risiko muncul dari tiga varietas yang
diproduksi (LADIKA, MAI 119, SUMO) yang
memiliki karakter berbeda-beda

1. LADIKA : batang hijau, kuat, ruas Panjang,


kulit kuning menjelang masak, net tebal
dengan derajat kemanisan 14°-16° BRIX.
Resisten terhadap penyakit layu Bacterium,
busuk buah, busuk batang Phitoptori infestan
dan tahan Downy mildew. Cocok ditanam
200–600 m dari permukaan laut.
IDENTIFIKASI RISIKO
2. MAI 119 : batang hijau, kuat, ruas Panjang,
kulit hijau, net tebal dengan derajat kemanisan
14° BRIX. Resisten terhadap penyakit layu
Bacterium, busuk buah, busuk batang Phitoptori
infestan dan tahan Downy mildew. Cocok
ditanam 0-500 m dari permukaan laut.

3. SUMO : batang hijau, kuat, ruas Panjang, kulit


hijau kekuningan, net tebal dengan derajat
kemanisan 14° BRIX. Resisten terhadap
penyakit layu Bacterium, busuk buah, busuk
batang Phitoptori infestan dan tahan Downy
mildew. Cocok ditanam 0-500 m dari
permukaan laut.
IDENTIFIKASI RISIKO
✓ Indikasi adanya risiko yaitu ditunjukkan adanya fluktuasi produksi
pada tiga varietas tersebut. faktor-faktor yang menjadi penyebab
munculnya risiko produksi pada usaha pembenihan melon
diantaranya

1. Kondisi Cuaca dan Iklim

Perubahan kondisi cuaca yang drastis atau ekstrim dan sulit diprediksi
akan mempengaruhi secara langsung terhadap keberhasilan
pertumbuhan benih melon (hujan secara terus-menerus, perubahan
suhu, dan sinar matahari yang berkepanjangan).
IDENTIFIKASI RISIKO
2. Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit yang menyerang buah ataupun benih melon pada
umumnya berkaitan dengan kondisi cuaca. Pada saat curah hujan
tinggi atau musim hujan, penyakit lebih sering menyerang tanaman.
Serangan hama pada umumnya lebih sering menyerang tanaman
pada musim kemarau dengan curah hujan rendah, terpaan sinar
matahari panjang dan suhu udara yang relatif tinggi.

3. Kegiatan Produksi Benih


Kegiatan produksi yang dapat menjadi sumber risiko produksi adalah
persemaian, penyilangan, pemeliharaan, dan pemanenan. (galur
tercampur, penyerbukan sendiri/ campuran, kurangnya keterampilan
tenaga kerja)
STRATEGI PENGELOLAAN RISIKO
CV MGA telah melakukan beberapa langkah pengelolaan risiko yang disebabkan oleh
sumber sumber risiko, antara lain:

1. Pengelolaan risiko yang disebabkan kondisi cuaca yang sulit diprediksi ; melakukan
persemaian di dalam green house untuk mencegah risiko kelayuan bibit. Pemakaian paranet dalam
green house apabila kondisi cuaca panas yang sangat ekstrim. Pemakaian mulsa dilakukan di luar
green house yaitu pada lahan penanaman buah melon.
2. Pengelolaan risiko yang disebabkan serangan hama dan penyakit ; melakukan penanganan
hama dan penyakit dengan pencabutan tanaman yang sudah terserang hama dan penyakit dan
penggunaan pestisida berupa fungisida, insektisida dan bakterisida.

3. Pengelolaan risiko yang disebabkan kesalahan pada proses produksi benih melon ; membuat
jadwal selisih hari persemaian selama 7-10 hari. Jadi jika galur jantan disemai pada tanggal 1, maka
galur betina disemai pada tanggal 10. Penyungkupan untuk menghindari penyilangan sendiri/
campuran. Diberikan pengawasan pada tenaga kerja penyilangan benih melon sebagai bentuk
antisipasi human error.
KESIMPULAN

1.Karakteristik yang dimiliki setiap varietas benih melon berbeda-


beda dan turut menentukan sumber risiko yang dihadapi.
2. Strategi pengelolaan risiko yang diterapkan oleh CV MGA
berdasarkan sumber-sumber risiko yang ada antara lain
pengelolaan risiko produksi yang disebabkan kondisi cuaca yang
sulit untuk diprediksi, hama dan penyakit, kesalahan pada kegiatan
produksi benih, dan tenaga kerja yang kurang terampil dan teliti.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai