Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah, Hari Arafah, Hari Raya Idul Adha, Hari Tasyriq
Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah, Hari Arafah, Hari Raya Idul Adha, Hari Tasyriq
TASYRIQ
Allah berikan keutamaan pada hamba, tempat, dan waktu tertentu. Pada para nabi, para rasul, shiddiqin,
syuhada, dan orang-orang saleh Allah beri keutamaan. Pada Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil
Aqsha Allah pun beri keutamaan. Demikian pula, pada bulan Ramadan yang telah kita lalui dan bulan
Dzulhijjah yang akan kita temui Allah beri keutamaan.
1. Amal saleh yang dilakukan di sepuluh hari pertama Dzulhijjah paling Allah cintai dan paling mulia di sisi-
Nya.
Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas radliyallahu anhuma bahwasanya Nabi shallallahu alaihi
wa sallam bersabda:
“Tidak ada hari yang mana amal saleh pada hari itu lebih Allah cintai daripada sepuluh hari (Dzulhijjah).
Mereka bertanya; ‘Wahai Rasulullah, tidak pula berjihad di jalan Allah? Beliau berkata: ‘Tidak pula berjihad
di jalan Allah, kecuali seorang laki-laki yang keluar ke medan perang dengan segenap jiwa dan hartanya
kemudian dia kembali dalam keadaan syahid.” (HR. Al-Bukhari no. 969, Abu Daud no. 2438, at-Tirmidzi no.
757, dan Ibnu Majah no. 1727.)
Bahkan amal yang di hari biasa tidak lebih utama bila dikerjakan pada sepuluh hari Dzulhijjah pun menjadi
utama. Karena itulah para sahabat bertanya; “Ya Rasulullah, tidak pula berjihad di jalan Allah?” Beliau pun
menjawab; “Tidak pula berjihad di jalan Allah.”
Kemudian beliau memperkecualikan satu jihad yang paling utama. Beliau pernah ditanya; “Jihad apa yang
paling utama?” Beliau menjawab; “Jihad yang sengit. Dalam jihad itu kuda perang dan prajurit berguguran.
Mujahid di perang tersebut memiliki derajat yang paling utama di sisi Allah.” (HR. Abu Daud no. 1449, an-
Nasai 5/58, dan at-Tirmidzi no. 758.)
2. Sepuluh hari pertama Dzulhijjah merupakan hari yang disyariatkan Allah untuk senantiasa
memperbanyak zikir.
Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan
berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. Supaya
mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari
yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka
makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang
sengsara dan fakir. (QS. Al-Hajj: 27-28)
Mayoritas ulama menyatakan bahwa yang dimaksud dengan hari yang telah ditentukan adalah sepuluh
hari pertama Dzulhijjah.
Diriwayatkan dari Jabir radliyallahu anhu bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Hari yang paling utama adalah hari Arafah. (HR. Ibnu Hibban 6/26.)
3. Puasa Arafah dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun mendatang.
Diriwayatkan dari Abu Qatadah radliyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda:
“Aku berharap kepada Allah bahwa puasa pada hari Arafah dapat menghapus dosa satu tahun sebelum dan
sesudahnya. “ (HR. Muslim no. 1962.)
“Tidak ada satu hari pun yang di hari itu Allah lebih banyak bebaskan hamba-Nya dari api neraka daripada
hari Arafah. Sebab pada hari itu Dia turun kemudian membangga-banggakan mereka di depan para malaikat
seraya berfirman: 'Apa yang mereka inginkan?’” (HR. Muslim no. 1348 dan an-Nasai 5/251-252.)
5. Hari Arafah hari dimana Allah mengampuni orang-orang yang mampu menjaga anggota badannya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radliyallahu anhuma bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda:
“Wahai keponakanku, hari ini (Arafah) hari dimana orang yang mampu menguasai pendengaran,
penglihatan, dan lisannya dia akan mendapatkan ampunan. (HR. Ahmad 1/329, al-Haitsami 3/251, dan ath-
Thabarani 18/289.)
6. Pada hari Arafah Nabi shallallahu alaihi wa sallam memperbanyak doa berikut.
Beliau bersabda:
“Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah dan sebaik-baik apa yang aku dan para Nabi sebelumku baca
adalah "LAA ILAAHA ILLALLAHU WAHDAHUU LAA SYARIIKALAHU LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU
WAHUWA 'ALAA KULLI SYAI'IN QADIIR (Tiada Ilah melainkan Allah semata dan tiada sekutu bagi-Nya, milik-
Nya lah segala kerajaan dan pujian dan Dialah Maha menguasai atas segala sesuatu).” (HR. At-Tirmidzi no.
3585.)
7. Hari yang disyariatkan untuk memulai takbir selepas shalat fardu di mulai dari bakda Subuh hingga
tanggal 13 Dzulhijjah bakda Ashar. Adapaun takbir mutlak yang tidak terikat waktu dan tempat dimulai
sejak awal Dzulhijjah hingga 13 Dzulhijjah.
“Sesungguhnya Allah telah mengganti keduanya dengan dua hari raya yang lebih baik dari keduanya, yaitu
hari raya Idul Adha dan hari raya Idul Fitri.” (HR. Abu Daud no. 1004.)
Shalat Idul Adha dan shalat Idul Fitri merupakan syiar Islam yang terbesar. Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman; “Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu.”
Karena itulah, tidak diketahui bahwasanya ada satu negara Islam pun yang meninggalkan syiar agung ini.
Bahkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, para khulafaur rasyidin, dan kaum muslimin setelahnya
senantiasa mendirikan shalat Idul Adha dan Idul Fitri. Tidak hanya itu, Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam sampai menyuruh kaum muslimat yang sedang haid untuk hadir menyaksikan pelaksanaan shalat
Idul Adha dan Idul Fitri.
3. Di momen ini kita memiliki kesempatan luas untuk menjalankan amal saleh di samping amal saleh yang
biasa kita kerjakan, di antaranya:
d. Hadir di lapangan shalat hari raya lebih awal dengan berjalan kaki.
e. Dianjurkan membawa serta istri dan anak menuju lapangan shalat hari raya.
f. Dianjurkan menggemakan takbir saat berjalan menuju lapangan shalat hari raya hingga imam bersiap
memimpin shalat hari raya.
g. Takbir di hari raya Idul Adha digemakan sejak tanggal 9 Dzulhijjah selesai shalat Shubuh hingga tanggal
13 Dzulhijjah selesai shalat Ashar.
h. Mendirikan shalat Idul Adha berjamaah dan menyimak khutbah dengan baik.
i. Dianjurkan saat pulang melewati jalan yang berbeda dengan jalan datang.
j. Mengucapkan taqabbalallahu minnaa wa minkum (semoga Allah menerima amal ibadah kita) saat
bertemu dengan sesama muslim.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Qurth radliyallahu anhu bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam
bersabda:
“Sesungguhnya hari yang paling agung di sisi Allah adalah hari raya kurban kemudian hari pertama Tasyriq
(yaumul qarr).” (HR. Ahmad 4/350.)
ALLAAHU AKBAR ALLAAHU AKBAR. LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALLAAHU AKBAR. ALLAAHU
AKBAR WA LILLAAHIL HAMD.
Allah Maha Besar. Allah Maha Besar. Tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Allah Maha Besar.
Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah. (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf no. 5632.)
Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana
kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih
banyak dari itu. (QS. Al-Baqarah: 200)
RABBANA AATINA FID DUNIA HASANAH WA FIL AAKHIRATI HASANAH WA QINAA ‘ADZAABAN
NAAR.
Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Serta jauhkanlah kami dari siksa
neraka.
Al-Hasan rahimahullah berkata; “Kebaikan di dunia adalah ilmu dan ibadah. Sedangkan kebaikan di akhirat
adalah surga.”
Adapun Sufyan rahimahullah berkata; “Kebaikan di dunia adalah ilmu dan rezeki yang baik. Sedangkan
kebaikan di akhirat adalah surga.”
“Semua hari Tasyriq adalah waktu untuk menyembelih.” (HR. Ahmad 4/82, al-Haitsami 4/24, dan ath-
Thabarani dalam al-Ausath.)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
mengutus Abdullah bin Huzafah untuk mengelilingi Mina dan menyampaikan sabda beliau:
“Janganlah kalian berpuasa di hari-hari ini. Karena sesungguhnya hari-hari ini adalah hari makan, minum
serta zikir kepada Allah 'azza wajalla.” (HR. Muslim no. 1141.)
Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan bahwa konjugsi ketiga hal di atas mengisyaratkan bahwasanya
makan dan minum pada hari-hari tersebut hanyalah untuk membantu seorang hamba berzikir dan
menjalankan ketaatan kepada Allah.
Semoga Allah membantu kita untuk senantiasa mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya, dan beribadah
kepada-Nya dengan sebaik-baiknya.