Anda di halaman 1dari 11

PRINSIP HUKUM DIVESTASI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliyah “Hukum Dagang"


Dosen Pengampu : Rumawi S.H.I., M.H.

Di Susun Oleh :
KELOMPOK 11
Muhammad Taufik Kurrohman (S20193095)
Puguh widodo pambudi (201102040003)

PRODI HUKUM PIDANA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
NOVEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehdirat Allah SWT. yang atas rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu, dengan tema makalah “Prinsip

Hukum Divestasi ”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebear-besarnya kepada
dosen mata kuliah hukum dagang yang telah memberikan tugas terhadap kami. Dan
terimakasih kepada para pihak yan elah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari kata sempurna dan ini sebagai langkah yang baik dari studi
sesugguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan dari kemampuan kami maka kritik dan saran yang
membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan
pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………......1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….2
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….3
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………………4
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………5
1.3 TUJUAN…………………………………………………………………………..6
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………..7
2.1 SEJARAH DIVESTASI………………………………………………………….8
2.2. PENGERTIAN DIVESTASI……………………………………………………9
2.3 TEORI DIVESTASI……………………………………………………………10
2.4 REGULASI DIVESTASI INDONESIA……………………………………….11
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………12
3.1 KESIMPULAN………………………………………………………………….13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Didalam sebuah perusahaan pasti akan terdapat untung taupun rugi, jika perusahaan itu
untung maka tidak rugi dan jika rugi maka tidak untung. Adapun cara yang dilakukan oleh
sebuah perusahaan untuk mendapatkan keuntungan selain melakukan investasi atau
penanaman saham adalah DIVESTASI. Dimana pada kasus divestasi yang sering dilakukan
oleh perusahaan adalah bentuk pengalihan dana yang dimana dana tersebut tidak lagi
digunaka untuk asset perusahaan yang memiliki kerugian ke asset perusahaan yang tingkat
produktifnya lebih tinggi.
Namun banyak pakar juga yang beranggapan bahwa divestasi juga memiliki sisi
negatifnya dimana saat divestasi itu dilakukan akan mengurangi asset yang telah dimiliki oleh
perusahaan tersebut dengan beberapa meode.
Divestasi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan bisa mendapatkan keuntungan jika
yang dilakukan sudah sesuai dengan metode yang sudah ada. Dan jika divstasi yang
dilakukan secara asal-asalan maka bukan hanya kerugian yang menimpa perusahaan tersebut
tetapi juga akan medapat kerugian double yaitu kehilangan asset yang telah dimilikinya.
Apasih Divestasi itu, bagaimana mungkin jika sebuah perusahaan dapa mendapatkan
keuntungan ketika menjual assetnya, dan bagaimana melakuka Divestasi dengan metode-
metode yang sesuai?.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana sejarah Divestasi?
2. Apa pengertian Divestasi?
3. Apa saja teori Divestasi?
4. Seperti apa regulasi Divestasi Indonesia?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui bagaimana sejarah Divestasi.
2. Mengetahui dan memahami definisi dari Divestasi.
3. Mengetahui teori-teori Divestasi.
4. Mengetahui regulasi Divestasi Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH DIVESTASI


Adapun sejarah divestasi yang di perjuangan oleh negara Indonesia sendiri ialah
antara lain sebagai berikut:
 1967 Kontrak Karya I antara Freeport dan pemerintah Indonesia diteken pada April
1967 dengan masa berlaku untuk 30 tahun. Dari kontrak ini ditentukan Freeport
McMoRan memiliki 90,64% saham dan pemerintah Indonesia dengan 9,36% saham
di PT Freeport Indonesia. Freeport kemudian meminta perpanjangan kontrak dan
dikabulkan pemerintah dengan menerbitkan Kontrak Karya II pada 1991.
 1991 Proses divestasi dimulai di sini, bermula dari Desember 1991 yakni saat
ditekennya Kontrak Karya II Freeport yang berlaku untuk 30 tahun ke depan. Pasal 24
kontrak mengatur jelas bahwa perusahaan penambang mineral itu wajib melepas
sahamnya ke pemerintah Indonesia sebanyak dua tahap. Tahap pertama Freeport
harus melepas sahamnya sebesar 9,36 persen dalam kurun waktu 10 tahun sejak
kontrak diteken. Selanjutnya, mulai tahun 2001 Freeport harus menawarkan 2% per
tahun ke pemerintah hingga kepemilikan nasional di perusahaan tambang asal
Amerika itu mencapai 51%.Divestasi tahap awal berjalan mulus, 9,36% saham dibeli
oleh swasta nasional PT Indocopper Investama Corporation. Perusahaan ini masih
terafiliasi dengan kelompok usaha Bakrie.
 1992 Tetapi setahun setelah pembelian saham, tepatnya tahun 1992, Freeport justru
mengakuisisi 49% saham Indocooper. Ini artinya hampir separuh saham Indocopper
milik Freeport, divestasi yang semula di tangan nasional jadi setengah-setengah.
 1994 Proses divestasi mulai berantakan ketika Presiden Soeharto menerbitkan
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1994 tentang pelaksanaan kegiatan usaha
mineral dan batu bara. Dalam aturan disebut perusahaan asing bisa memiliki saham
hingga 100% dan diperbolehkan membeli saham perusahaan yang sudah didirikan
dalam rangka penanaman modal dalam negeri.
 1997 Tak bertahan lama, tahun 1997 Bakrie kembali menjual sisa sahamnya di
Indocopper kepada PT Nusamba Mineral Industri, perusahaan milik pengusaha Bob
Hasan. Beraksi serupa dengan Bakrie, Nusamba Mineral pun menjual saham ini
kembali ke PT Freeport Indonesia. Alhasil Freeport kembali memiliki saham
sebanyak 90,64% di tambang Grassberg, Mimika, Papua.
 1998-2008 Freeport beroperasi seperti biasa, divestasi tak berjalan karena adanya
aturan PP Nomor 20 tahun 1994.
 2009 Pemerintah menerbitkan Undang Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral
dan Batu Bara. Dalam undang-undang ini ditegaskan berbagai ketentuan yang wajib
dilaksanakan pengusaha tambang mulai dari pembangunan smelter, perubahan
kontrak menjadi Izin Usaha Pertambangan/Izin Usaha Pertambangan Khusus, dan
penegasan soal kewajiban Divestasi 51%.
 2010 Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerbitkan Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan
mineral dan batu bara. PP ini diterbitkan karena pemerintah tak mampu selesaikan
target renegosiasi sebagaimana diatur oleh Undang-Undang Minerba.
 2011 Jika mengikuti ketentuan kontrak karya 1991, proses divestasi semestinya
selesai pada tahun ini.
 2014 Pemerintah menerbitkan revisi ketiga PP Nomor 23 Tahun 2010 tentang
pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan minerba. Mengatur para pemegang kontrak
tambang bisa mendivestasikan sahamnya hingga 20% setahun sejak aturan
diterbitkan. Freeport sempat mengajukan agar divestasi dilakukan dengan cara IPO.
 2016 Wacana divestasi kembali hangat, Freeport mengajukan nilai divestasi mencapai
US$ 1,7 miliar sementara pemerintah menawar lebih dari separuh yakni US$ 630 juta
dengan alasan sesuai Permen ESDM Nomor 27 Tahun 2013. Isu pembentukan
holding BUMN tambang mulai hangat.
 2017 Pemerintah menyatakan Freeport sepakat divestasi 51% di Agustus 2017.
Tetapi, September 2017 Freeport menyurati Indonesia dan mengatakan menolak
kesepakatan tersebut. November 2017 Holding BUMN Tambang dibentuk untuk
menyiapkan aksi korporasi pembelian saham divestasi.1

2.2 PENERTIAN DIVESTASI


Adapun pengertian divestasi menurut para ahli ialah antara lain sebagai berikut:
Menurut Benson et al.

1
HS,H.Salim, 2013, Hukum Divestasi di Indonesia (Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor
2/SKLN-X/2012), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Benson membagi divestasi menjadi dua, yaitu sell-off dan spin-off. Divestasi sell-off
adalah menjual beberapa bagian aset perusahaan induk, seperti divisi, lini produk atau
bahkan anak perusahaan ke perusahaan lain. Sedangkan divestasi spin-of adalah suatu
kondisi dimana perusahaan menyalurkan semua saham yang dimilikinya pada suatu
anak cabang yang dikuasainya.
Menurut Rosenfeld (1984)
Seorang ahli ekonomi bernama Rosenfeld berpendapat bahwa divestasi adalah suatu
langkah perubahan portofolio pada aset perusahaan dengan menggunakan metode
sell-offs ataupun spin-offs aset yang memang sudah tidak digunakan atau diinginkan
lagi.
Menurut Linn & Rozeft (1984)
Kedua ahli ekonomi ini mengatakan bahwa divestasi sell-off adalah penjualan divisi,
sub bagian ataupun lini bisnis yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke perusahaan
lainnya. Dijelaskan juga bahwa divestasi sell-off adalah wujud sederhana dari
divestiture yaitu proses kontraksi untuk perusahaan yang melakukan penjualan tapi
dijadikan sebagai alat untuk ekspansi untuk pembeli perusahaan.
Menurut Sudarsanam (1995) 2
Sudarsaman menjelaskan bahwa divestasi adalah kebalikan dari suatu pertumbuhan
karena adanya akuisisi yang dilakukan dengan cara menjual sebagian perusahaan
untuk alasan yang beragam.
Menurut Moin (2004)
Moin berpendapat bahwa divestasi adalah kegiatan menjual sebagian unit bisnis atau
anak perusahaan pada pihak lain agar bisa mendapatkan dana segar untuk
memperbaiki kondisi perusahaan secara menyeluruh.
Divestasi adalah salah satu istilah yang sering kali digunakan dalam dunia ekonomi
dan juga keuangan. Divestasi adalah pengurangan jenis aset finansial atau aset barang
yang memang dimiliki oleh perusahaan.3
Divestasi adalah kebalikan dari kegiatan investasi perusahaan. Jadi, jika investasi
dilakukan dengan membeli beberapa aset yang dinilai mampu memberikan
keuntungan yang sangat besar di masa depan, maka divestasi adalah tindakan
pengurangan beberapa aset yang dimiliki oleh perusahaan.

2
Friedmann, W., 1971, The State and the Rule of Law in a Mixed Economy, Steven and son, London.
3
Retnandari,NunukDwi, 2014, Pengantar Ilmu Ekonomi dalam Kebijakan Publik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka bisa kita tarik kesimpulan bahwa divestasi
adalah istilah yang cenderung memiliki konotasi negatif karena kegiatan ini dilakukan
dengan mengurangi beberapa jenis aset.
Contoh sederhananya Pak Budi mempunyai tanah seluas satu hektar dan ia melakukan
promosi untuk menjual tanahnya tersebut. Tanpa memperdulikan alasan dia menjual
tanahnya, kita tentu bisa berasumsi bahwa Pak Budi sedang mengalami kondisi
kesulitan keuangan, sehingga membuatnya menjual aset tanah tersebut.

2.3 TEORI DIVESTASI


Teori dari divestasi ialah antara lain sebagai berikut:
1. Teori penjualan
Penjualan menjadi tipe paling umum dari kegiatan pengurangan aset. Divestasi
yang paling sering dilakukan sebuah perusahaan adalah penjualan divisi, unit
bisnis, atau penjualan segmen atau sekelompok aset ke perusahaan lain.
Pembeli pada umumnya tidak selalu membayar tunai. Nah, untuk alasan
melakukan metode ini adalah:
 Penjualan aset menjadi pertahanan terhadap pengambilalihan yang tidak
bersahabat.
 Penjualan aset memberikan dana tunai untuk perusahaan yang dilikuidasi.

2. Teori spin-off
Dalam metode ini perusahaan induk mengubah sebuah divisi menjadi entitas (unit
usaha lain yang masih satu buku akuntansi dengan perusahaan induk) yang
terpisah. Lewat spin-off, saham entitas akan dibagikan kepada pemegang saham
perusahaan induk.
Meski masuk kategori divestasi, spin-off dan metode penjualan berbeda karena:
 Perusahaan induk tidak mendaoatkan dana tunai dari spin-off seperti pada
penjualan.
 Pemegang saham awal dari divisi yang dipisahkan tetap sama dengan
pemegang saham perusahaan induk.
3. Teori carve-out
Metode ini berarti perusahaan induk mengubah sebuah divisi menjadi entitas yang
terpisah. Tidak seperti dalam spin-off di mana entitas masih satu buku akuntansi
dengan perusahaan induk, dalam metode ketiga ini saham entitas akan dijual ke
masyarakat.
Artinya, pemegang saham bukan hanya pemilik saham pada perusahaan induk di
awal, tetapi menambah jumlah pemilik saham. Umumnya nih, pemegang saham
perusahaan induk mempertahankan kepemilikan mayoritasnya di entitas baru
tersebut.
4. Teori tracking stock
Dalam metode terakhir ini diartikan sebagai cara menerbitkan tracking stock yang
bertujuan menelusuri kinerja divisi tertentu dalam perusahaan. Contohnya
pembagian dividen yang jumlahnya tergantung pada kinerja divisi tersebut.
Divisi yang memiliki tracking stock tetap menjadi bagian dari perusahaan induk,
meskipun sahamnya diperdagangkan secara terpisah dengan perusahaan induk.4

2.4 REGULASI DIVESTSI INDONESIA


Adapun repustrasi divestasi yang ada di Indnesia ialah antara lain sebagai berikut :
 Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing.
Diebutkan bahwa perusahaan asing dengan seluruh modalnya merupakan modal
asing, dan diwajibkan membuka kesempatan partispasi bagi pemodal nasional secra
efektif dalam jangka waktu tertentu dan menurut timbangan yang ditetapkan oleh
pemerintah. Adapun dalam pasal 10 yang menyatakan bahwa mentri yang dapat
menyelenggarakan urusan pertambangan yang dapat menunjuk pihak yang lain
sebagai kontraktor jika itu diperlukan dalam melaksanakan pengusahaan tambang
yang dituang dalam perjanjian karya.5
 Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Dalam pasal 7 dijelaskan mengenai masalah nasionalisme, di mana pemerintah tidak
akan melakukan tindakan nasionalisasi atau pengambilan hak dan juga kepemilikan
atas penanaman moodal asing, kecuali jika ada undang – undang yang mengatur.
Sedangkan dalam pasal 8 itu menjelaskan bahwa penanaman modal dapat
mengalihkan aset yang dimilikinya kepada pihak yang diinginkan oleh penanam
modal yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
 Undang – Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

4
Subekti, R., R. R. Tjitrosudibio, 1984, Kitab Undang ± Undang Hukum Perdata, Pradnya Paramita, Jakarta.
5
Sugianto, Fajar, 2013, Economic Analysis of Law: Seri Analisis ke-ekonomian tentang Hukum, Prenada Media
Group, Jakarta
Pada pasal 29 huruf y yang dituliskan bahwa bagi perusahaan asing pertambangan
pemegang IUPK Operasi Produksi meuat divestasi saham sebagai salah satu
kewajibannya.
 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1994 tentang Kepemilikan Saham dalam
Perusahaan yang Didirikan dalam Rangka Penanaman Modal Asing.
Yang disebutkan dalam pasal 7 bahwa perusahaan asing yang didirikan dalam jangka
waktu 15 tahun sejak berproduksi harus menjual sebagian sahamnya kepada warga
negara Indonesia dan badan hukum usaha Indonesia melalui kepemilikan langsung
atau melalui pasar modal.
 Perarturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah.
Divestasi diartikan sebagai penjualan surat dan kepemilikan pemerintah naik sebagian
atau keseluruhan kepada pihak yang lain. Dan hal ini divestasi tersebut dilakukan oleh
pemerintah kepda pihak yang lainnya yang merupakan warga negara Indonesia.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Divestasi adalah bentuk pengurangan aset yang dilakukan oleh sebuah perusahaan
baik dalam bentuk asset finansial ataupn asset barang. Tujuan dari Divestasi secara
singkatnya adalah untuk mendapatkan keuntungan dengan menjual asset yang dimana
didalam perusahaan aset tersebut memiliki kerugian bagi perusahaan. Memang banyak
konotasi yang beranggapan bahwa Divestasi adalah kegiatan yang negatif jika dilakukan oleh
sebuah perusahaan, namun bisa saja kegiatan ini juga bisa memberikan keuntungan yang
besar bagi perusahaan. Pada Divestasi tidak hanya mengurangi asset tapi juga
mengalokasikan dana yang ada dari asset yang sudah terjual tersebut ke asset yang produktif
dan memiliki peluang keuntungan yang besar.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.cnbcindonesia.com/news/20180112160028-4-1350/riwayat-divestasi-
freeport-ke-indonesia
https://lifepal.co.id/media/divestasi/
HS,H.Salim, 2013, Hukum Divestasi di Indonesia (Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi RI
Nomor 2/SKLN-X/2012), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Friedmann, W., 1971, The State and the Rule of Law in a Mixed Economy, Steven and son,
London.
Retnandari,NunukDwi, 2014, Pengantar Ilmu Ekonomi dalam Kebijakan Publik, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Subekti, R., R. R. Tjitrosudibio, 1984, Kitab Undang ± Undang Hukum Perdata, Pradnya
Paramita, Jakarta.
Sugianto, Fajar, 2013, Economic Analysis of Law: Seri Analisis ke-ekonomian tentang Hukum,
Prenada Media Group, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai