Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ETIKA PROFESI NOTARIS

Dosen Pengampu : Dr. Miftahul Ulum, M.S.I., M.Sy., M.H.

Mata Kuliah : Etika Profesi Hukum

Disusun Oleh

Kelompok 6

Puguh Widodo Pambudi (204102040003)

Muhammad Yasin (201102040011)

PRODI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

KIAI HAJI ACHMAD SHIDDIQ JEMBER

III
2022

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT. Atas Limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyusun dan menyelesaikan tugas makalah yang diberikan oleh Dosen
Pengampu Mata Kuliyah etika profesi hukum Dr. Miftahul Ulum, M.S.I., M.Sy.,
M.H. tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nanti syafaatnya di
akhirat nanti.

Makalah ini kami buat untuk memberikan pemahaman bagi pembaca mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan “ETIKA PEROFESI NOTARIS”. Kami menyadari sepenuhnya
bahwa penulisan dan dari segi yang lainnya masih memiliki kekurangan. Maka dari itu,
kami mengharapkan saran yang sifatnya membangun dari pembaca Khususnya dosen
yang telah membimbing kami dalam mata kuliah ini.

Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada teman-teman yang sudah memberi
dukungan selama mengerjakan makalah ini, Serta teman sekelompok saya yang ikut
membantu mendapatkan sumber-sumber materi dari pembuatan makalah ini.

Semoga bermanfaat dan menjadi ilmu yang barokah bagi kita semuanya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jember, 8 September 2022

III
Kelompok 6

DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ......................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................


1.2 Rumusan Masalah ...............................................................
1.3 Tujuan ..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Etika Kepribadian notaris ...................................................

2.2 Etika melakukan tugas ........................................................

2.3 Etika Pelayanan terhadap klien ..........................................

2.4 Etika hubungan sesama rekan notaris ................................

2.5 Etika pengawasan

2.6 Hubungan kode etik dengan UU

BAB III PENUTUP

1.1 Kesimpulan ..........................................................................


1.2 Saran ....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Notaris adalah suatu profesi yang menempati posisi sebagai pejabat umum.
Notaris memiliki wewenang dalam pembuatan aktak otentik yang berperan untuk
memberikan kepastian hukum bagi mmasyarakat dalam hal menegakkan hukum.
Notaris juga wajib memberikan pelayanan bagi masyarakat yang membutuhkan
jasanya . Disamping itu mereka haruslah beretika baik, baik dalam hal menjalankan
tugasnya, dalam hal melayani masyarakat, juga sesama profesi notaris. Oleh
sebabnya seorang notaris memiliki kode etik tersendiri Sama seperti profesi hukum
yang lain.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja etika kepribadian notaris?
2. Apa etika melakukan tugas?
3. Apa etika Pelayanan terhadap klien?
4. Apa etika hubungan sesama rekan notaris?
5. Apa etika pengawasan?
6. Hubungan kode etik dengan UU?
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini sebagai bahan ajar atau pembelajaran bagi
mahasiswa tentang etika profesi notaris, juag sebagai tambahan pengetahuan bagi
kita untuk di jadikan bekal bersosial kita kelak, dan kemungkinan saja sebagai acuan
atau pedoman bagi kita dikala kita di takdir berprofesi sebagai notaris.

III
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Etika kepribadian notaris

Seorang notaris dituntut untuk berpengetahuan luas dan mendalam tentang hukum.
Serta memiliki tanggung jawab yang besar dalam melayani kepentingan umum atau
masyarakat. Dengan didasari kepercayaan yang dilimpahkan kepadanya oleh undang-
undang dan masyarakat. Olehmaarena itu seorang notaris berkewajiban menjalankan
kepercayaan yang di berikan atasnya dengan senantiasa menjaga dan menjunjung tinggi
etika hukum dan martabat jabatannya.

Notaris tidak cukup hanya memiliki keahlian hukum tetapi juga harus dilandasi
tanggung jawab dan penghayatan terhadap keluhuran martabat dan etika. Menjalankan
profesinya secara profesional, amanah, jujur, mandiri, berdedikasi tinggi, menjaga sikap,
tingkah laku serta selalu menjunjung harkat dan martabatnya dengan menegakkan kode
etik Notaris, yang berkedudukan dan bertugas sebagai penengah yang tidak boleh
berpihak, bukan sebagai perantara atau pembela. 1

Sebagai notaris memiliki tanggung jawab dan kewajiban yang besar dalam pelayanan
terhadap masyarakat dan itu telah di amanatkan oleh undang-undang dan masyarakat
sendiri.

2.2 Etika melaksanakan tugas

Profesi notaris ini juga sama dengan profesi hukum yang lainnya yaitu juga memiliki
kode etik tersendiri dalam kode etik notaris itu di jelaskan bahwa seorang notaris memiliki
kewajiban, larangan dan juga pengecualian semisal mereka memiliki kewajiban untuk
memiliki moral akhlaq serta kepribadian yang baik. Nah kewajiban ini di tekankan di saat
mereka para notaris menjalankan tugasnya. Dan mereka memiliki larangan semisal
mempunyai lebih dari 1(satu) kantor baik itu perwakilan maupun cabang. Jadi seorang
notaris dalam menjalankan tugasnya itu hanya memiliki 1 kantor atau satu wilayah saja.

1 Suparman Marzuki, Etika & Kode Etik Profesi Hukum(Yogyakarta:FH UII Press 2017)64

III
Jika seorang notaris kedapatan tidak melakukan kewajiban dan tidak menjauhi larangan
yang di bebankan padanya tentu itu ada sanksinya.

Kewenangan notaris dalam menjalankan tugas dan

jabatannya diatur dalam Pasal 15 ayat (1) sampai dengan ayat (3) UUJN. Sedangkan,
mengenai kewajiban notaris diatur dalam Pasal 16 ayat (1) UUJN.2 Kemudian, mengenai
larangan notaris diatur dalam Pasal 17 ayat (1) UUJN. Dalam pasal 16 ayat (1)

2.3 Etika Pelayanan Terhadap klien

Profesi notaris juga bertugas terkait dengan sejumlah aspek pemberian kemudahan
masyarakat mendapatkan informasi tentang persyaratan untuk pembuatan akta otentik
serta keramahan notaris beserta pegawainya dalam melayani klien. Seorang notaris juga
memiliki kewajiban memberikan layanan hukum kepada masyarakat di bidang perdata.
Pelayanan tersebut di artikan secara luas tidak hanya dengan membuat akta otentik saja
bisa dengan legalisasi akta di bawah tangan, penyuluhan hukum, dan konsultasi hukum
dalam aspek kenotariatan dan lain sebagainya.

Seorang notaris memberikan pelayanan terbaiknya agar di terima dan di percaya oleh
masyarakat, karena kepercayaan masyarakat juga mendukung terhadap terlaksananya
kode etik yang telah di berikan kepada seorang notaris.

2.4 Etika hubungan sesama rekan Notaris

Sebagai sesama pejabat umum yg hidup di wilayah Indonesia, seorang Notaris harus:
a. Saling menghormati dan menghargai dalam suasana kekeluargaan;

b. Tidak melakukan persaingan atau perselisihan yang merugikan sesama rekan Notaris,
baik moral maupun material;

c. Dapat saling menjaga dan membela kehormatan dan nama baik korps Notaris atas dasar
rasa solidaritas dan sikap tolong menolong secara konstruktif.

2Diana, P. V. P., Mertha, I. K., & Artha, I. G. (2015). PERTANGGUNG JAWABAN NOTARIS
DALAM PEMBUATAN AKTA BERDASARKAN PEMALSUAN SURAT OLEH PARA PIHAK.
Acta Comitas, 161-172. h. 6.

III
Dalam penjelasan diatas, maksud menghormati dalam suasana kekeluragaan artinya,
Notaris tidak mengeritik, menyalahkan akta-akta yang dibuat rekan notaris lainnya
dihadapan klien atau masyarakat. Notaris tidak membiarkan rekannya berbuat salah
dalam jabatannya dan seharusnya memberitahukan kesalahan rekannya dan menolong
memperbaikinya. Tidak melakukan persaingan yang merugikan sesama rekan dalam arti
tidak menarik karyawan Notaris lain secara tidak wajar, tidak menggunakan perantara
yang mendapat upah, tidak menurunkan tarif jasa yang telah disepakati. Menjaga dan
membela kehormatan dan nama baik, dalam arti tidak mencampurkan usaha lain dengan
jabatan Notaris, memberikan informasi atau masukkan mengenai klien-klien yang nakal
setempat.

2.5 Etika Pengawasan

Etika seorang yang berprofesi sebagai Notaris yaitu

a. Etika pengawasan terhadap Notaris melalui pelaksanaan Kode Etik Notaris dilakukan
oleh Majelis Kehormatan Daerah dan Majelis Kehormatan Pusat Ikatan Notaris
Indonesia;

b. Tata cara dan pelaksanaan kode etik, sanksi-sanksi dan eksekusi telah diatur dalam
peraturan tersendiri;

c. Tanpa mengurangi ketentuan mengenai tata cara maupun pengenaan tingkatan sanksi-
sanksi berupa peringatan dan teguran, maka pelanggaran-pelanggaran yang oleh
Pengurus Pusat secara mutlak harus dikenakan sanksi pemberhentian sementara sebagai
anggota Ikatan Notaris Indonesia disertai usul Pengurus Pusat kepada Kongres untuk
memecat atau memberhentikan anggota yang bersangkutan adalah pelanggaran-
pelanggaran yang disebut dalam Kode Etik Notaris dan Peraturan Jabatan Notaris yang
berakibat bahwa anggota yang bersangkutan dinyatakan bersalah berdasarkan keputusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

2.6 Hubungan kode Etik dengan UU

III
Secara umum, kode etik notaris berisi pengaturan tentang etika notaris dalam
menjalankan tugas, kewajiban profesional notaris, etika tentang hubungan notaris dengan
kliennya, serta larangan-larangan bagi notaris. Kode etik notaris berada di bawah
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 62 Tahun 2016 tentang
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 25 Tahun 2014 tentang Syarat
dan Tata Cara Pengangkatan, Mutasi, Pemberhentian, dan Perpanjangan Jabatan Notaris.

Dengan adanya hubungan kode etik dengan UU yg ada, maka terhadap notaris yang
mengabaikan keseluruhan dari martabat jabatannya selain dapat dikenai sanksi moril,
ditegur atau dipecat dari keanggotaan profesinya juga dapat dipecat dari jabatannya
sebagai notaris.3

Bab III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Notaris adalah sebuah profesi untuk seseorang orang yang telah menempuh atau
menyelesaikan pendidikan hukum dan juga telah dilisensikan oleh pemerintah untuk
melakukan hal hukum, lebih khususnya pada penandatanganan sebuah dokumen dan
sebagai seorang saksinya. Maka oleh sebab itu sebagai notaris haruslah memiliki etika-
etika yang telah disetujui oleh majelis kehormatan Daerah dan pusat notaris.

3.2 saran

Jika sudah menjadi seorang notaris diharuskan untuk mengikuti etika-etika yg sudah
ada, agar menjadi notaris yang baik dan memiliki keteguhan dalam diri sendiri.

3https://text-id.123dok.com/document/6zkkmodez-etika-hubungan-sesama-rekan-notaris-etika-
pengawasan.html

III
DAFTAR PUSTAKA

Marzuki, Suparman Etika & Kode Etik Profesi Hukum(Yogyakarta:FH UII Press
2017)64

Diana, P. V. P., Mertha, I. K., & Artha, I. G. (2015). PERTANGGUNG JAWABAN


NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA BERDASARKAN PEMALSUAN SURAT
OLEH PARA PIHAK. Acta Comitas, 161-172.

Website https://text-id.123dok.com/document/6zkkmodez-etika-hubungan-sesama-
rekan-notaris-etika-pengawasan.html

III

Anda mungkin juga menyukai