Bab I-5
Bab I-5
BAB I
PENDAHULUAN
اArtinya: Amal seorang hamba yang pertama kali dihisab pada hari kiamat
adalah shalatnya. (HR. Abu Daud).
Hadits di atas menjelaskan bahwa amalan yang pertama kali dihisab (ditanya
dan diminta pertanggung jawaban) dari segenab amalan seorang hamba dihari kiamat
kelak adalah shalatnya. Bila shalatnya baik maka beruntunglah ia dan bilamana
shalatnya rusak, sungguh kerugian menimpanya.Dalam agama Islam ada lima sendi
ajaran yang harus dilaksanakan. Sendi-sendi itu bagaikan tiang rumah yang saling
menunjang antara yang satu dengan yang lainya, apabila salah satu di antara tiang itu
roboh maka akan roboh pula yang lainya. Kelima sendi Islam yang dimaksud adalah
syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji. Karena kelima hal tersebut merupakan sendi
agama, maka kiranya sebagai umat Islam wajib memahami dan mengerti seperti
halnya tentang shalat fardhu. karena shalat adalah perintah Allah SWT yang wajib
dikerjakan, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al- Qur’an surat Al- Baqarah: 43
yang berbunyi :
2
Artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-
orang yang rukuk. (QS. Al-Baqarah: 43)
Mengingat demikian pentingnya fungsi shalat dalam kehidupan manusia,
untuk membiasakan anak shalat, maka wajib bagi orang tua untuk memerintahkan
anaknya yang masih kecil untuk melaksanakan shalat. Karena semakin sering anak
SD kelas III mendapatkan stimulus pemahaman gerakan shalat yang diiringi
dengan pengarahan tentang bagaimana gerakan shalat yang benar secara berulang-
ulang maka anak semakin cepat hafal bacaan shalat tersebut. Hal ini diharapkan
ketika anak sudah mencapai usia 10 tahun dan diperintah shalat mereka akan
mengerjakan shalat dengan benar.
Al Hakim dan Abu Dawud, meriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin
Ash, bahwa Rasulullah Saw bersabda:
Artinya: “Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang
baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk
hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. Al- Luqman: 17)
Dalam hal ini anak dibimbing untuk tunduk dan mengabdikan diri hanya
kepada Allah, sesuai dengan fitrahnya. Kemudian sebagai pembuktian dari
pengabdian itu, direalisasikan dalam bentuk perbuatan dan aktivitas yang bermanfaat
sesuai dengan perintahnya. Memperhatikan begitu pentingnya kedudukan shalat
dalam kehidupan manusia, maka pembiasaan pelaksanaan shalat terutama shalat
fardhu sangat perlu diajarkan dan ditanamkan sejak dini ke dalam kehidupan manusia.
Dengan demikian tingkat pemahaman anak terhadap materi shalat harus menjadi
prioritas di antara materi pelajaran yang lain. Penggunaan metode yang tidak sesuai
dengan tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah
dirumuskan.Maka dari itu guru harus mampu menentukan metode yang
tepat dalam menyampaikan materi shalat fardhu.Untuk mewujudkan tujuan
pembelajaran materi shalat fardhu tersebut membutuhkan proses pembelajaran
yang panjang.
Dalam proses belajar mengajar akan terjadi interaksi antara siswa dan guru.
Suasana belajar sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas belajar-mengajar,
apabila pembelajaran menyenangkan dapat menimbulkan minat dan meningkatkan
hasil belajar. Dalam hal ini guru harus dapat memfasilitasi siswa agar dapat
meningkatkan potensi yang dimiliki oleh siswa dan membuat siswa aktif dalam
belajar sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal. Hasil belajar yang
4
diinginkan tentu yang maksimal, untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
oleh guru, salah satu di antaranya yang menurut penulis penting adalah
penggunaan metode belajar. Karena metode belajar menjadi sarana yang membuat
materi pelajaran lebih bermakna, yang tersusun dalam kurikulum pendidikan
sedemikian rupa sehingga dapat dipahami atau diserap oleh siswa menjadi pengertian-
pengertian yang fungsional terhadap tingkah lakunya.
Tanpa metode suatu materi pelajaran tidak akan dapat berproses secara efektif dan
efisien dalam kegiatan belajar-mengajar menuju tujuan pendidikan. Untuk menciptakan
situasi dan kondisi pembelajaran yang menyenangkan, dan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa terhadap materi shalat fardhu serta mempertimbangkan bagaimana
caranya agar peserta didik dapat mengerti tentang materi yang akan disampaikan,
maka diperlukan metode belajar yang sangat tepat. Metode belajar tersebut adalah
metode Picture and picture. Metode picture and picture adalah suatu metode belajar
yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Jadi
dengan pembelajaran menggunakan gambar akan membuat pembelajaran menjadi nyata
karena siswa dapat memperagakan langsung mengurutkan suatu proses yang
berkenaan dengan materi shalat. dengan menggunakan gambar belajar akan lebih
menarik dan menyenangkan.
Jadi metode picture and picture adalah metode belajar yang melatih siswa
berfikir logis dan sistematis dengan menggunakan gambar sebagai media penyampaian
materi pembelajaran sehinngga proses belajar menjadi lebih menarik dan
dapat meningkatkan hasil belajar. Salah satu model pembelajaran yang memiliki ciri
inovatif, aktif, kreatif, dan menyenangkan adalah model Picture and Picture. Model
Picture and Picture merupakan suatu metode belajar yang menggunakan gambar yang
dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis (Hamdani, 2011: 89). Model Picture
and Picture mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Suyatno
(2004: 81) menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran picture and picture
dalam pembelajaran shalat fardhu bertujuan agar siswa dapat shalat fardhu dengan
5
cepat dan tepat. Model pembelajaran picture and picture dapat merangsang siswa agar
lebih termotivasi dan tertarik dalam pembelajaran. Siswa dapat melihat secara langsung
gambar yang akan dideskripsikan, sehingga siswa memperoleh kemudahan dalam
kegiatan shalat fardhu .
1. Identifikasi Masalah
Berkenaan dari apa yang dipaparkan dalam latar belakang masalah di atas ada
beberapa masalah yang dapat penulis identifikasikan, beberapa masalah tersebut ialah
sebagai berikut:
a. Siswa masih terlihat pasif dalam proses pembelajaran shalat fardhu
b. Cara mengajar yang kurang tepat, sehingga hasil belajar siswa rendah
c. Penyampaian materi yang monoton, sehingga siswa kurang memahami materi yang
diajarkan.
2. Analisis Masalah
Kesulitan siswa dalam melaksanakan shalat fardhu terlihat ketika siswa diminta
untuk mempraktekan urutan shalat fardu dan bacaan yang benar sesuai gerakan shalat
mereka sering mengeluh dan terlihat bingung dengan apa yang ingin lakukan.
Kebosanan, kejenuhan, serta kebingungan siswa dalam hal gerakan shalat dan bacaan
sehingga mengakibatkan menurunnya prestasi belajar dalam materi shalat fardhu
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan
diteliti adalah: ” Bagaimana Pengajaran Shalat Fardhu Melalui Model Pembelajaran
7
Picture and Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Siswa Kelas III SDN 014
Loa Janan Tahun Pelajaran 2021/2022?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Shalat
1. Pengertian Shalat
Salah satu cara dalam beribadah kepada Allah yang dibahas dalam penelitian
ini adalah mengerjakan shalat, khususnya shalat fardhu. ,Shalat menurut bahasa
berarti do’a. Sedangkan menurut Menurut Muhammad Sholikhin (2012) makna
shalat adalah ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang
dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dan memenuhi beberapa rukun dan
syarat yang ditentukan.
Shalat menurut terminology syar’i adalah rukun-rukun yang khusus dan
bacaan-bacaan tertentu dengan ikatan waktu yang sudah ditentukan. Menurut Shalih
Bin Ghanim As-Sadlan (2014) Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana
komunikasi antara hamba dengan Tuhanya sebagai bentuk ibadah yang di dalamnya
merupakan amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang
dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan
syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’.4Shalat memiliki kedudukan tertinggi
di antara ibadah-ibadah lainya, bahkan kedudukan terpenting dalam Islam yang tak
tertandingi oleh ibadah lain .5 Shalat adalah tiang agama dan merupakan satu
diantara rukun Islam kedua setelah syahadat. Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan
bahwa shalat merupakan bagian dari ibadah khusus dalam rangka menyembah Allah
dan mendekatkan diri kepada-Nya dan tanda cinta seorang hamba pada Rabbnya
Shalat fardhu adalah shalat yang wajib dilaksanakan oleh setiap orang Islam,
berakal, baligh, suci dari haid dan nifas, pada waktu-waktu yang telah ditentukan
bagi orang-orang yang beriman sebanyak lima kali dalam sehari semalam.
Adapun diantara firman Allah yang mewajibkan untuk melaksanakan shalat
seperti didalam Al-Qur’an surat an-Nisa ayat 103 yang berbunyi:
9
Artinya : Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat (mu), ingatlah Allah di
waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah
merasa aman, maka dirikanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu
adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. an-
Nisa: 103).
Juga firman Allah dalam QS. Al-Hajj:
“sidratulmuntaha” sewaktu isra’ dan mi’raj. Setahun sebelum hijrah ke madinah pada
waktu yang telah di kenal, yaitu Zuhur, Ashar, Maghrib, Isya’ dan Subuh. Shalat
fardhu pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW adalah shalat Zuhur.
firman-firman Allah yang memerintahkan untuk melaksanakan shalat seperti didalam
Al-Qur’an surat Toha ayat 14 yang berbunyi:َ
Artinya: Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak)
selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku. (QS.
Toha: 14). Dalam ayat lain Allah berfirman Qur’an surat Al-ankabut ayat 45 yang
artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an)
dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan)
keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS. Al-Ankabut: 45)
Dalil-dalil di atas, semuanya berisi perintah untuk mengerjakan shalat bagi
umat Islam. Sedangkan tata cara pelaksanaan shalat telah diterangkan oleh
Rasulullah SAW dalam sabda Beliau. Karena memang kedudukan Beliau sebagai
penjelas hal-hal yang masih umum dan memperinci hal-hal yang bersifat global
didalam Al-Qur’an. Tata cara pelaksanaan shalat telah dijelaskan oleh Rasulullah
SAW di dalam sabda beliau yang artinya :Shalatlah kalian sebagaimana kalian
melihat aku (mengerjakan) shalat”(HR. Thabrani).
3. Macam-macam Shalat
Fardhu Shalat merupakan kewajiban rutin yang harus dikerjakan lima kali
sehari semalam, oleh setiap muslim yang mukallaf (sudah dibebankan kewajiban
agama). Secara rinci pembagian waktu shalat yaitu:
a. Shalat Zuhur dilakukan sebanyak empat raka’at, awal waktunya setelah condong
matahari (tergelincir) dari pertengahan langit. Akhir waktunya apabila bayang-
11
bayang suatu benda telah sama panjang dengan benda aslinya. Kira-kira mulai
jam 11.50 sampai dengan jam 15.05 WIB.
b. Shalat Ashar dilakukan sebanyak empat raka’at, waktunya mulai dari habisnya
waktu Zuhur, yakni sejak bayang-bayang suatu benda melebihi sedikit panjang
benda aslinya, hingga terbenamnya matahari. Kira-kira mulai jam 15.05 sampai
dengan jam 17.52 WIB.
c. Shalat Maghrib dilakukan sebanyak tiga raka’at, waktunya dari terbenamnya
matahari sampai hilangnya syafaq ( awan senja, teja) merah. Teja atau syafaq
merah sore adalah cahaya matahari yang terpancar ditepi langit sebelah barat
sesaat sesudah terbenam. Ini kira-kira antara jam 17.52 sampai dengan jam 19.01
WIB.
d. Shalat Isya’ dilakukan sebanyak empat raka’at, waktunya dari mulai terbenam
syafaq (awan senja sehabis maghrib) hingga terbit fajar. Kira-kira jam 19.01
sampai dengan 04.30 WIB pagi.
e. Shalat Shubuh waktunya dari terbit fajar (fajar shidiq) hingga terbit matahari.
Kira-kira jam 04.43 sampai dengan jam 05.45 WIB.14Dapat disimpulkan bahwa
shalat fardhu atau wajib dilaksanakan oleh tiap-tiap mukallaf (orang muslim
yang telah balig lagi berakal) ialah shalat yang dilakukan lima kali dalam sehari
yaitu diantaranya shalat Zuhur, Ashar, Maghrib, Isya’ dan Shubuh. Apabila salah
satu shalat tersebut ditinggalkan mendapat dosa dan akan dimintai pertanggung
jawaban di akherat kelak.
4. Syarat Wajib Shalat
Syarat wajib adalah segala hal yang harus ada dan terjadi, sejak sebelum suatu
kewajiban dilaksanakan. Adapun syarat wajib shalat adalah:
a. Beragama Islam Hal ini dikarenakan objek yang dituntut untuk melaksanakan
kewajiban syariat seperti shalat dan zakat adalah orang Islam bukan orang kafir. Ini
didasarkan pada fakta bahwa orang-orang kafir bukanlah objek yang dituntut untuk
melaksanakan cabang-cabang syariat.
12
b. Sudah baligh dan berakal Shalat tidak wajib atas anak kecil, karena tidak ada
perintah baginya, akan tetapi orang yang merawat dan mendidik wajib
memerintahkanya untuk menjalankan shalat sejak ia berumur 7 tahun. dan
memukulnya saat usianya menginjak 10 tahun.
c. Suci dari hadas besar dan kecil Hal ini dapat dilakukan dengan wudhu, mandi
(wajib) atau tayamum.
d. Mampu melaksanakan Kewajiban hanya dibebankan kepada orang yang mampu
melaksanakan, sehingga orang yang tidak mampu atau orang yang dipaksa untuk
meninggalkan shalat tidak wajib melaksanakanya.
e. Telah sampai dakwah (perintah Rasulullah Saw. Kepadanya) Orang yang belum
menerima dakwah Nabi Saw juga tidak menjadi sasaran kewajiban shalat. Dari
syarat wajib di atas dapat ditarik kesimpulan, maka seseorang yang telah
menyatakan dirinya Islam, wajib baginya mendirikan shalat, kecuali apabila
termasuk dalam halangan-halangan yang telah digariskan oleh syara’.
5. Rukun Shalat
Rukun shalat adalah bagian dari pada shalat dimana shalat itu tidak terwujud
kecuali dengannya. Dan apabila sebagian dari padanya hilang maka shalat itu
tidaklah disebut sebagai shalat (yang sebenarnya).
Adapun rukun shalat adalah sebagai berikut:
a. Niat mengerjakan shalat Niat menurut bahasa adalah ketetapan hati, untuk
melakukan sesuatu dibarengi dengan pekerjaanya, kecuali puasa. Ia tidak
disyaratkan membarengkan niat dengan pekerjaanya, karena hal itu
menimbulkan kesulitan, mengingat keharusan mengawasi fajar cukup
memberatkan bagi orang berpuasa.
b. Berdiri bagi yang mampu untuk shalat fardhu Berdiri tegak bagi yang kuasa
ketika shalat fardhu. boleh sambil duduk atau berbaring bagi yang sedang sakit.
c. Takbiratul Ihram Takbiratul ihram, yakni mengucapkan Allahu Akbar dan harus
bersambung dengan niat, diucapkan dalam posisi berdiri.
13
Dapat disimpulkan bahwa rukun-rukun shalat ada tiga belas yaitu niat, berdiri bagi
yang mampu, takbiratul ihram, membaca alfatihah, rukuk dengan thumaninah, i’tidal
dengan thumaninah, sujud dengan thumaninah, duduk diantara dua sujud dengan
thumaninah, duduk akhir, membaca tasyahud akhir, Membaca shalawat nabi pada
tasyahud akhir, salam dan tertib. Dari tiga belas rukun shalat tersebut harus
dikerjakan secara berurutan dan apabila salah satu rukun shalat ada yang
ditinggalkan dengan sengaja maka tidak sah shalat orang tersebut dan apabila orang
tersebut lupa atau ragu ada salah satu rukun yang tertinggal maka bisa diganti
dengan sujud sahwi yang dilakukan di rakaat terakhir sebelum salam
6. Hal-hal yang membatalkan shalat
Shalat dikatakan batal atau tidak sah apabila salah satu syarat dan rukunnya
tidak dilaksanakan atau ditinggalkan dengan sengaja. Berbagai hal yang dapat
menyebabkan batalnya shalat adalah:
a. Meninggalkan salah satu rukun shalat dengan sengajaApabila ada salah satu
rukun shalat yang tidak dikerjakan dengan sengaja, maka shalat itu menjadi batal
dengan sendirinya. Misalnya, seseorang tidak membaca surat Al-Fatihahnlalu
langsung rukuk, maka shalatnya menjadi batal.
b. Berhadas Bila seseorang mengalami hadats besar atau kecil, maka batal pula
shalatnya. Baik terjadi tanpa sengaja atau secara sadar.
c. Terkena najis baik badan, pakaian, atau tempat shalat Bila seseorang yang shalat
terkena benda najis, maka secara langsung shalatnya menjadi batal. Namun yang
dijadikan patokan adalah bila najis itu tersentuh tubuhnya atau pakaianya dan
tidak segera ditepis /tampiknya najis tersebut maka batallah shalat tersebut.
d. Dengan sengaja berbicara yang bukan untuk kemashlahatan shalat. Berbicara
dengan sengaja yang di maksud di sini bukanlah berupa bacaan-bacaan dalam Al-
Qur’an, dzikir ataupun do’a, akan tetapi merupakan pembicaraan yang sering
dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-harinya.
e. Terbuka auratnya. Bila seseorang yang sedang melakukan shalat tiba-tiba terbuka
auratnya secara sengaja, maka shalatnya otomatis menjadi batal. Baik dilakukan
15
dalam waktu yang singkat ataupun terbuka dalam waktu yang lama. Namun jika
auratnya terbuka tanpa di sengaja dan bukan dalam waktu yang lama, maksudnya
hanya terbuka sekilas dan langsung ditutup lagi maka shalatnya tidak batal.
f. Mengubah niat, misalnya ingin memutuskan shalat Seseorang yang sedang shalat,
lalu tiba-tiba terbetik niat untuk tidak shalat di dalam hatinya, maka saat itu juga
shalatnya telah batal. Sebab niatnya telah rusak. Meski belum melakukan hal-hal
yang membatalkan shalatnya.
g. Banyak bergerak Gerakan yang banyak dan berulang-ulang terus dan bukan
merupakan gerakan yang terdapat dalam shalat. Mazhab Imam Syafi’i
memberikan batasan sampai tiga kali gerakan berturut-turut sehingga seseorang
batal dari shalatnya.
h. Membelakangi kiblat Bila seseorang shalat dengan membelakangi kiblat dengan
sengaja, atau di dalam shalatnya melakukan gerakan hingga badanya bergeser
arah hingga membelakangi kiblat, maka shalatnya itu batal dengan sendirinya.
i. Tertawa sampai terdengar tawanya oleh orang lain Maksudnya adalah tertawa
yang sampai mengeluarkan suara, adapun bila sebatas tersenyum, belumlah
sampai batal shalatnya.
j. Mendahului imam dalam dua rukun shalat, apalagi lebih. Bila seorang makmum
melakukan gerakan mendahului gerakan imam, seperti bangun dari sujud lebih
dulu dari imam, maka batalah shalatnya. Namun bila hal itu terjadi tanpa sengaja
maka tidak termasuk yang membatalkan shalat.
k. Murtad, artinya keluar dari agama Islam Orang yang sedang melakukan shalat,
lalu tiba-tiba murtad, maka batal shalatnya.
Dapat ditarik kesimpulan ada sebelas hal yang dapat membatalkan shalat
diantaranya: Meninggalkan salah satu rukun shalat dengan sengaja, berhadas, terkena
najis, secara sengaja mengucapkan ucapan di luar apa yang di baca waktu shalat,
Terbuka auratnya, mengubah niat, banyak bergerak, membelakangi kiblat, tertawa,
mendahului imam dan murtad. Apabila salah satu hal tersebut dilakukan dalam
16
keadaan shalat, maka shalat tersebut menjadi batal dan shalat tersebut mesti di ulang
lagi dari awal.
Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan Picture and Picture ini menurut Jamal
Ma’mur Asmani (2000 )terdapat tujuh langkah yaitu:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
18
f. Dari alasan/urutan gambar tersebut, guru mulai menanamkan konsep atau materi,
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Dalam proses ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ingin
dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain
dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan
indikator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indikator yang
telah ditetapkan.
g. Siswa diajak untuk menyimpulkan/merangkum materi yang baru saja diterimanya.
Kesimpulan dan rangkuman dilakukan bersama dengan siswa. Guru membantu
dalam proses pembuatan kesimpulan dan rangkuman. Apabila siswa belum mengerti hal-
hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pengamatan gambar tersebut guru
memberikan penguatan kembali tentang gambar tersebut.
a. Gerakan shalat
21
22
menggunakan gambar sebagai media utama dapat mendorong siswa untuk memperoleh
informasi dan menemukan ide-ide.
5. Kelebihan dan Kelamahan Model Pembelajaran Picture and Picture
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing- masing.
Menurut Istarani (2011: 8) kelebihan model pembelajaran picture and picture adalah
sebagai berikut:
a. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan
kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu.
b. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar
mengenai materi yang dipelajari.
c. Dengan menganalisa gambar, dapat mengembangkan daya nalar siswa untuk berfikir
logis.
d. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa sebab guru menanyakan alasan siswa
mengurutkan gambar.
e. Pembelajaran lebih berkesan sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang
telah dipersiapkan oleh guru.
Adapun kekurangan model pembelajaran picture and picture menurut Istarani
(2011: 9) diantaranya:
a. Sulit menemukan gambar yang bagus dan berkualitas sesuai kompetensi dari materi
yang akan diajarkan.
b. Memerlukan waktu yang lama dalam pembelajarannya.
c. Jika guru kurang ahli dalam mengelola kelas, ada kekhawatiran kelas akan kacau dan
tidak kondusif.
d. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, biaya yang cukup memadai.
Kekurangan yang ada dalam model pembelajaran picture and picture, dapat
diatasi dengan beberapa usaha. Misalnya mengenai sulitnya mencari gambar yang cocok
dengan kompetensi. Dalam hal ini, guru dapat membuat gambar sendiri sehingga guru
dapat menyesuaikan dengan materi. Untuk waktu yang relatif lama, sebelum
pembelajaran guru harus sudah mengalokasikan waktu dengan tepat.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
Rencana awal
Refleksi
Observasi
Tindakan
Refleksi
Rencana Yang
Direvisi
Observasi
Tindakan
C. Instrument Penelitian
Instrumen Penelitian yang akan diambil adalah :
1) Lembar observasi siswa
Lembar observasi siswa digunakan untuk mengamati kondisi proses belajar mengajar
yang berlangsung. Lembar observasi ini menggunakan tabel observasi untuk
mengetahui tingkat aktifitas siswa.
1) Lembar observasi guru
Lembar observasi guru digunakan untuk mengamati kegiatan guru dalam
melaksanakan pembelajaran sehingga dapat mengetahui tingkat kemampuan guru
dalam menyampaikan materi dan model pembelajaran dalam RPP.
2) Tes
Tes adalah seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang
dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar penetapan
skor. Tes dilaksanakan diakhir kegiatan yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana
siswa memahami materi pembelajaran.
F. Indikator Keberhasilan
Indikator yang menyatakan bahwa pembelajaran ini dinyatakan berhasil yaitu jika
pembelajaran yang dilaksanakan sudah berjalan dengan baik sesuai dengan skenario
pembelajaran, dan hasil belajar siswa secara individu ≥ 75 dan secara klasikal yang
mencapai skor lebih dari atau sama dengan 70 adalah mencapai 85% hal ini sesuai
dengan Standar Ketuntasan Minimum (SKM) SDN 014 Loa Janan .
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a. Tahap Perencanaan
Pada Siklus I pertama pertemuan 1 dimulai dengan tahapan perencanaan adapun
yang dilaksanakan dalam pertemuan 1 adalah peneliti membuat rencana persiapan
pembelajaran, media pembelajaran, lembar kerja siswa dan lembar pengamatan siswa
yang sesuai dengan materi yang disajikan pada rencana pelaksanaan pembelajaran pada
lampiran
Dengan berpedoman pada standar kompetensi mata pelajaran PAI , guru kelas
melakukan langkah-langkah pembelajaran PAI dilakukan dengan menggunakan model
pembelajaran picture and picture. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses
persiapan pembelajaran adalah sebagai berikut :
1) Memilih pokok bahasan atau indikator yang sesuai dengan shalat fardhu . Indikator
yang tepat untuk siklus I adalah memperagakan gerakan shalat
2) Menyusun rencana pembelajaran berdasarkan indikator yang telah dibuat.Rencana
pembelajaran yang disusun oleh peneliti memuat 1 kali pertemuan, dalam waktu 2
jam pelajaran dilaksanakan dalam 1 minggu. Mengenai langkah-langkah dan susunan
rencana pembelajaran terlampir.
3) Menyiapkan model pembelajaran picture and picture yang akan digunakan dalam
pembelajaran. Pada siklus I guru menggunakan model pembelajaran picture and
gambar tata cara gerakan shalat. Pada siklus I ini, guru menggunakan gambar dengan
meminta kepada siswa untuk menjelaskan maksud dari gambar tersebut untuk
menjelaskan sehingga tanpa melihat gambar sudah tau apa maksud dari gerakan
tersebut tersebut.
b. Tahap Tindakan
Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran picture and picture sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah
disusun. Pembelajaran yang telah disusun pada siklus I dengan menggunakan model
pembelajaran picture and picture ini dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan. Adapun
model pembelajaran picture and yang pada pertemuan pada siklus I materi PAI yang
34
diajarkan tentang shalat fardhu dengan indikator melakukan gerakan sholat dengan
benar. Kemudian diawali dengan berdoa bersama, kemudian diajukan absensi siswa.
Pada penelitian siklus I ini, guru memilih pokok bahasan tentang gerakan shalat. Alasan
memilih pokok bahasan gerakan shalat karena model pembelajaran picture and picture
yang akan digunakan guru sebagian besar adalah gambar tata cara gerakan shalat.
Tujuannya agar siswa lebih tertarik dengan pelajaran dan aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran. Setelah kegiatan berdoa bersama dan absensi siswa selesai, kemudian guru
mengawali pelajaran dengan appersepsi..
Secara rinci jalannya kegiatan pada siklus I ini adalah sebagai berikut:
Dalam kegiatan eksplorasi, guru membimbing siswa dapat memahami gambar
tentang gerakan shalat yang benar , memahami cara shalat fardhu , Melibatkan peserta
didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; Memfasilitasi peserta didik
melakukan shalat fardhu, Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan pada siklus I
adalah menentukan gambar yang akan diperagakan seperti cara takbiratul ihram, ruku,
bersedekap, dilanjutkan dengan gerakan shalat lain dengan meminta tanggapan pribadi
siswa, siswa membuat urutan gerakan shalat yang benar sesuai dengan gambar pada
pembelajaran picture to picture, Siswa menjelaskan maksud dari gambar dengan cara
mengamati subjek yang akan dijelaskan, terakhir memperagakan secara berurut gerakan
shalat yang benar
Guru melakukan elaborasi dalam kegiatan elaborasi, guru memfasilitasi peserta
didik dalam shalat fardhu, memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; memfasilitasi peserta didik
membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual
maupun kelompok; memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok; selanjutnya melakukan kegiatan konfirmasi. Dalam kegiatan
konfirmasi, guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, Guru
bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan dilanjutkan dengan memberikan kesimpulan dari kegiatan
yaitu cara gerakan shalat yang benar berdasarkan gambar yang disajikan.
35
c. Tahap Observasi
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu dalam rangka meningkatkan kemampuan
shalat fardhu siswa dalam pembelajaran PAI , hasil observasi untuk guru dan siswa, nilai
tes siklus I adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Nilai Tes Siswa Siklus I
Keterangan
No Nama Siswa KKM Nilai
Tuntas Tidak Tuntas
1 Andi Wijaya 70 80 Tuntas
2 Andi Irma 70 75 Tuntas
3 Andika Saputra 70 70 Tuntas
4 Ari Yanti Agustina 70 65 Tidak Tuntas
5 Delvin Wijaya 70 70 Tuntas
6 Elsa Putri 70 77 Tuntas
7 Deri Kanyavani 70 85 Tuntas
8 Junita Tana 70 55 Tidak Tuntas
9 M. Farhan Hafiz 70 60 Tidak Tuntas
10 M. Irfan Aliansyah 70 70 Tuntas
11 Maya Amelia Safitri 70 70 Tuntas
12 Muhammad Akbar 70 75 Tuntas
13 Nur Avia Amelia 70 85 Tuntas
14 Nur Hikmah 70 65 Tidak Tuntas
15 Nya Aulia Ramadani 70 65 Tidak Tuntas
16 Rahimmah Maghdalena 70 75 Tuntas
17 Rifa Wijaya 70 80 Tuntas Tidak Tuntas
18 Rama 70 65 Tidak Tuntas
19 Ramona Nabila 70 75 Tuntas
20 Zalsa Salsabilla 70 65 Tidak Tuntas
Jumlah 1427 12 8
Rata-rata 71,35
Prosentase Ketuntasan (%) 60,00 40,00
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 65
Berdasarkan tabel 4.1 ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat digambarkan
pada grafik sebagai berikut:
36
Setelah dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas pada siklus 1 selesai maka dapat
diketahui adanya kenaikan hasil belajar siswa dari perolehan nilai sebelumnya (pra
siklus).
Dari hasi nilai evaluasi pada Pra Siklus, masih banyak siswa yang nilainya belum
mencapai Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM), KKM yang ditargetkan adalah 70. Dari
20 orang siswa terdapat 11 orang siswa yang nilainya belum mencapai KKM, jika
dipersentasikan jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM adalah 45%. Setelah
diadakan pada Penelitian Tindakan Kelas pada siklus 1, ternyata ada peningkatan yaitu
menjadi 8 orang siswa yang nilainya belum mencapai KKM. Jika dipersentasekan jumlah
siswa yang mencapai KKM pada siklus I adalah 60%. Maka kenaikan persentase dari
nilai evaluasi pra siklus ke siklus 1 yaitu 15 %.Ini membuktikan ada peningkatan nilai
siswa antar Pra Siklus dan Siklus1.
Dalam tahap ini peneliti bersama teman sejawat menilai keberhasilan tindakan
pembelajaran terhadap guru dan siswa pada siklus I. Mengevaluasi tahap-tahap kegiatan
melakukan aktivitas terhadap hasil-hasil yang telah dicapai. Hasil refleksi ini selanjutnya
digunakan oleh peneliti bersama teman sejawat sebagai dasar bagi upaya Penelitian
Tindakan Kelas pada siklus II diteruskan dengan mengulangi tahapan yang benar.
Pengumpulan data dilaksanakan oleh peneliti yang sekaligus guru kelas bersama teman
sejawat guru sebagai pengamat selama proses Penelitian Tindakan Kelas. Untuk
37
Berdasarkan tabel 4.2 perbandingan perolehan nilai siswa Pra siklus dan siklus I
secara terperinci dapat digambarkan pada grafik sebagai berikut:
38
Grafik 4.2 Grafik Perolehan Nilai Evaluasi pada Pra Siklus, Siklus 1
d. Refleksi Siklus I
Berdasarkan kumpulan data yang diperoleh dari kolaborasi dengan teman sejawat
serta hasil observasi, tugas dan tes yang ada pada peneliti, ternyata presentase nilai hasil
belajar siswa belum memenuhi standar hasil belajar minimal yang ditetapkan oleh SDN
014 Loa Janan yaitu dilihat dari nilai siswa yang mencapai 70 atau lebih presentase siswa
belum mencapai 85 % seperti yang terlihat pada table 4.2 . Hal ini menunjukkan bahwa
tujuan yang hendak dicapai sehubungan dengan pelaksanaan tindakan ini belum tercapai.
Refleksi dilaksanakan oleh peneliti, kepala sekolah, dan guru kelas III. Hasil
analisis data pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
picture and picture pada siklus 1, secara umum telah menunjukkan perubahan yang
cukup baik. Guru dalam melaksanakan pembelajaran semakin mantap dan luwes dengan
memahami kekurangan-kekurangan kecil diantaranya kurang control waktu dan belum
memberikan tindak lanjut. Presentase hasil belajar dan partisipasi siswa dalam
pembelajaran terlihat meningkat. Para siswa lebih banyak memperhatikan dan menjawab
pertanyaan guru, lebih bersemangat, dan kreatif. Kemampuan dalam mengeja huruf
menjadi suatu kata lebih meningkat, yang tentunya berpengaruh terhadap kemampuan
dalam shalat fardhu. Dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran yang semakin
meningkat, suasana kelas pun menjadi hidup dan lebih menyenangkan.
39
pada siklus 2 ini adalah peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture
yang memeiliki penjelasan .
b. Tahap Tindakan
Peneliti bertindak sebagai guru yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar
sesuai dengan rencana persiapan pembelajaran pada lampiran selain sesuai dengan
rencana persiapan pembelajaran yang telah disusun, peneliti juga menjalankan hasil
refleksi siklus I, hal ini dilaksanakan untuk mengadakan perbaikan dalam proses belajar
mengajar. Berikut ini dipaparkan kondisi riil yang dialami selama proses belajar
mengajar berlangsung selama 2 x 35 menit adalah sebagai berikut
Pembelajaran PAI dengan penggunaan model pembelajaran picture and picture
sesuai dengan rencana pembelajaran 1 kali pertemuan. Guru mengawali pembelajaran
dengan berdoa bersama, mengabsen siswa, kemudian untuk memusatkan konsentrasi,
siswa diajak tanya jawab tentang pelajaran yang lalu. Pada penelitian siklus 2 ini, guru
memilih gambar gerekan shalat yang memiliki penjelasan pada siklus II. Setelah
appersepsi, guru mulai memasuki materi dengan menggunakan model pembelajaran
picture and picture. Model pembelajaran picture and picture yang digunakan pada siklus
2 ini adalah gambar lengkap dengan penjelasan. Kemudian guru bertanya tentang gambar
tersebut. Setelah itu siswa ditugaskan untuk memperagakan gambar gambar tersebut .
Setelah kegiatan itu, secara bergiliran siswa disuruh menulis di papan tulis tentang
maksud dari gambar tersebut sesuai dengan pemahaman siswa. Selanjutnya siswa
menyebutkan dan menjelaskan apa saja yang terlihat pada gambar tersebut.
c. Tahap Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan yaitu
dengan mengamati setiap tindakan yang dilaksanakan meliputi aktifitas yang dilakukan
guru dengan murid, interaksi guru dengan murid, interaksi muriddengan murid, semua
kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.Observasi ini dilakukan untuk merekam
aktivitas belajar anak pada saat pembelajaran. Tahap observasi dilakukan dalam rangka
memantau perkembangan pembelajaran dan hasil pembelajaran yang digunakan, sesuai
dengan tujuan penelitian, maka pemantauan dengan menggunakan instrument lembaran
41
observasi, Observasi ini peneliti lakukan bersama dengan teman sejawat dari hasil
refleksi siklus I yang telah dilaksanakan berdasarkan saran dari pembimbing dan teman
sejawat diperoleh hasil tes siklus II sebagai berikut:
Tabel. 4.3 Nilai Tes Siswa Siklus II
Keterangan
No Nama Siswa KKM Nilai
Tuntas Tidak Tuntas
1 Andi Wijaya 70 85 Tuntas
2 Andi Irma 70 80 Tuntas
3 Andika Saputra 70 75 Tuntas
4 Ari Yanti Agustina 70 70 Tuntas
5 Delvin Wijaya 70 75 Tuntas
6 Elsa Putri 70 82 Tuntas
7 Deri Kanyavani 70 90 Tuntas
8 Junita Tana 70 60 Tidak Tuntas
9 M. Farhan Hafiz 70 65 Tidak Tuntas
10 M. Irfan Aliansyah 70 75 Tuntas
11 Maya Amelia Safitri 70 75 Tuntas
12 Muhammad Akbar 70 80 Tuntas
13 Nur Avia Amelia 70 90 Tuntas
14 Nur Hikmah 70 70 Tuntas
15 Nya Aulia Ramadani 70 70 Tuntas
16 Rahimmah Maghdalena 70 80 Tuntas
17 Rifa Wijaya 70 85 Tuntas
18 Rama 70 70 Tuntas
19 Ramona Nabila 70 80 Tuntas
20 Zalsa Salsabilla 70 70 Tuntas
Jumlah 1527 18 2
Rata-rata 76,35
Prosentase Ketuntasan (%) 90,00 10,00
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 60
Berdasarkan tabel 4.3 tentang hasil penelitian siklus II,ketuntasan belajar siswa
pada siklus I dapat digambarkan pada garif sebagai berikut:
42
Perolehan nilai tes akhir siswa diperoleh nilai siswa yang tuntas dalam
pembelajaran sebesar 90 % siswa atau 18 siswa tuntas dalam pembelajaran PAI hal ini
menunjukan keberhasilan tindakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dan nilai
rata-rata siswa meningkat menjadi 76,35
Setelah memperbaiki kegiatan pembelajaran yang ada di siklus 1 maka
pelaksanaan pada siklus 2 sudah membuat rancangan yang lebih baik sehingga
mengalami kemajuan dan peningkatan. Adapun kegiatan tambahan yang dilakukan guru
pada siklus II adalah guru membuat gambar lebih bervariasi gambar dibuat dengan
berbagai macam bentuk dan model sehingga siswa semakin tertarik menggunakan model
pembelajaran picture and picture
Adapun perolehan nilai evaluasi pada siklus 1 yang dibandingkan dengan
perolehan nilai evaluasi siklus 2, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
43
Nilai
No Nama Siswa
Siklus I Siklus II
1 Andi Wijaya 80 85
2 Andi Irma 75 80
3 Andika Saputra 70 75
4 Ari Yanti Agustina 65 70
5 Delvin Wijaya 70 75
6 Elsa Putri 77 82
7 Deri Kanyavani 85 90
8 Junita Tana 55 60
9 M. Farhan Hafiz 60 65
10 M. Irfan Aliansyah 70 75
11 Maya Amelia Safitri 70 75
12 Muhammad Akbar 75 80
13 Nur Avia Amelia 85 90
14 Nur Hikmah 65 70
15 Nya Aulia Ramadani 65 70
16 Rahimmah Maghdalena 75 80
17 Rifa Wijaya 80 85
18 Rama 65 70
19 Ramona Nabila 75 80
20 Zalsa Salsabilla 65 70
Jumlah 1427 1527
Rata-rata 71,35 76,35
Prosentase Ketuntasan (%) 60,00 90,00
Nilai Tertinggi 85 90
Nilai Terendah 65 60
Berdasarkan tabel 4.4 perbandingan peroleh nilai siswa siklus I dan siklus II
dapat digambarkan pada grafik sebagai berikut
44
Dari hasil perolehan siklus 1, ada 8 orang siswa yang belum mencapai KKM dari
jumlah 20 siswa, atau 40 %. Sedangkan siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 12
siswa, atau 60 %. Setelah diadakan tindakan Penelitian Tindakan Kelas pada siklus 2,
ternyata ada peningkatan nilai evaluasi siswa hanya 2 orang siswa yang belum mencapai
KKM atau (10 %) dari jumlah 20 siswa. Sedangkan siswa yang telah mencapai KKM
sebanyak 18 siswa atau (90 %). Maka persentase kenaikan dari nilai evaluasi siklus 1 ke
siklus 2 yaitu 30 %.
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan menunjukan terjadi peningkatan
hasil belajar siswa dari para siklus sampai dengan siklus II, hal ini dapat diketahui pada
tabel perolehan nilai siswa pra siklus, siklus 1, dan siklus 2
Adapun perbandingan perolehan nilai evaluasi mulai dari pra siklus, siklus 1,
siklus 2 dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
45
Tabel 4.5 Rekapitulasi Perolehan Nilai Evaluasi pada Pra Siklus, Siklus 1 dan 2
Nilai
No Nama Siswa
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Andi Wijaya 75 80 85
2 Andi Irma 70 75 80
3 Andika Saputra 65 70 75
4 Ari Yanti Agustina 60 65 70
5 Delvin Wijaya 65 70 75
6 Elsa Putri 72 77 82
7 Deri Kanyavani 80 85 90
8 Junita Tana 50 55 60
9 M. Farhan Hafiz 55 60 65
10 M. Irfan Aliansyah 65 70 75
11 Maya Amelia Safitri 65 70 75
12 Muhammad Akbar 70 75 80
13 Nur Avia Amelia 80 85 90
14 Nur Hikmah 60 65 70
15 Nya Aulia Ramadani 60 65 70
16 Rahimmah Maghdalena 70 75 80
17 Rifa Wijaya 75 80 85
18 Rama 60 65 70
19 Ramona Nabila 70 75 80
20 Zalsa Salsabilla 60 65 70
Jumlah 1327 1427 1527
Rata-rata 66,35 71,35 76,35
Prosentase Ketuntasan (%) 45,00 60,00 90,00
Nilai Tertinggi 80 85 90
Nilai Terendah 50 55 60
dari penggunaan model pembelajaran picture and picture dalam meningkatkan hasil
belajar siswa dengan ketuntasan belajar mencapai 90 % atau hanya 2 siswa yang belum
tuntas dari 20 orang siswa, secara terperinci tergambar pada grafik-grafik sebagai berikut
46
Grafik 4.5 Grafik Perolehan Nilai Evaluasi pada Pra Siklus, Siklus 1dan 2
B. Pembahasan
Janan tahun pembelajaran 2021/2022, baik hasil belajar afektif maupun kognitif
mengalami peningkatan. peningkatan kemampuan shalat fardhu siswa dilatar belakangi
oleh penggunaan model pembelajaran picture and picture yang menarik minat siswa
untuk memperhatikan penjelasan guru, Adapun hal-hal yang menyebabkan keberhasilan
penggunaan model pembelajaran picture and picture pada siklus I adalah mengacu pada
prinsip prinsip sebagai berikut:
1. Menggunakan gambar untuk tujuan pelajaran spesifik, yaitu dengan cara memilih
gambar yang akan mendukung penjelasan inti. Tujuan khusus itulah yang
mengarahkan minat siswa kepada pokok penting dalam pelajaran. Menggunakan
gambar dengan tepat maka akan efektif mencapai keberhasilan. Gambar sangat
penting untuk mengembangkan pemahaman atau gagasan baru.
2. Guru yang baik akan menyadari dengan mengurangi deskripsi verbal kepada gambar-
gambar yang dipertunjukkan akan dirasakan manfaat lebih besar. Model
pembelajaran picture and picture dapat memberikan manfaat merangsang minat dan
perhatian anak, membantu anak memahami dan mengingat isi informasi verbal yang
ada. Dengan gambar lebih efektif sebagai penyampai informasi. Gambar dengan
warna yang bermacam-macam akan menarik bagi anak. Gambar yang efektif bagi
anak umumnya enak dipandang, dan mudah dimengerti maksudnya.
3. Gambar yang digunakan dalam penelitian ini berupa gambar benda-benda yang ada
di sekitar anak yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dengan harapan
akan lebih memudahkan anak mengerti nama mengurangi verbalisme dalam
menerima materi pelajaran.
Penulis berkesimpulan bahwa media, gambar-gambar merupakan salah satu bahan
cetak yang masuk jadi media pendidikan yang dapat memperjelas materi dalam
peningkatan anak didik, serta dapat mengurangi adanya verbalisme dalam
menyampaikan materi pelajaran.
2. Pembahasan Siklus II
Pada siklus II model pembelajaran picture and picture yang digunakan sudah
dimodifikasi dan dibuat waran warni sehingga siswa semakin tertarik untuk mengikuti
49
pembelajaran shalat fardhu bahkan siswa mulai menyebutkan ciri-ciri sesuai dengan
gambar yang ditampilkan, siswa terlihat keberanian untuk shalat fardhu tanpa disuruh
oleh guru .
Pelaksanaan kegiatannya sama dengan siklus pertama hanya ditambah dengan
tugas untuk maju secara individu dan siswa diajak untuk memilih gambar sesuai dengan
keinginan siswa dan menuliskannya didepan kelas, namun pada kegiatan ini guru
mengulang materi yang dibahas sebelumnya. Guru memberikan tugas yang harus
diselesaikan oleh siswa secara berkelompok, serta guru hanya menjadi fasilitator dalam
penyelesaian tugas tersebut. Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada
identifikasi masalah yang muncul pada siklus I, sesuai dengan alternatif pemecahan
masalah yang sudah ditentukan, antara lain melalui:
1. Guru melakukan apersepsi
2. Siswa yang diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas dan tujuan yang ingin
dicapai dalam pembelajaran.
3. Guru membuat model pembelajaran picture and picture dengan warna warni
4. Siswa menceritakan isi yang tertulis pada gambar dan menyampaikan pada temanya
di depan kelas
5. Siswa memilih gambar sesuai dengan keinginan siswa .
Adapun tentang hal-hal yang meningkatkan hasil belajar siswa dalam
penggunaan model pembelajaran picture and picture adalah hasil belajar dari siklus I ke
siklus II meningkat dikarenakan adanya refleksi pada siklus I yang dilakukan oleh
peneliti dengan membuat memotivasi siswa untuk bekerja sama dan menekankan siswa
untuk pro aktif dalam mencapai tujuan sehingga model pembelajaran picture and picture
menjadi lebih menarik dan bervariasi pada pembelajaran, adapun prinsip prinsip yang
diperhatikan pada pembuatan media pada siklus II adalah sifatnya konkrit, gambar lebih
realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata,
Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, Model pembelajaran picture and
picture dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, Dapat memperjelas suatu masalah,
dalam bidang apa saja, Murah harganya, mudah didapatkan dan digunakan,
50
Interaksi belajar yang terjadi benar-benar interaksi dominan siswa dengan siswa.
pada siklus II dapat diketahui bahwa Penggunaan media dalam proses belajar mengajar
bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu
untuk mewujudkan belajar mengajar yang efektif, Penggunaan media merupakan bagian
yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa alat peraga merupakan
unsur yang harus dikembangkan guru, Penggunaan media dalam pengajaran bukan
semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar
supaya lebih menarik perhatian siswa. Penggunaan media dalam pengajaran lebih
diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam
menangkap pengertian yang diberikan guru. Penggunaan media dalam pengajaran
diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Dengan perkataan lain
menggunakan alat peraga, hasil belajar yang dicapai akan tahan lama diingat siswa,
sehingga pelajarann mempunyai nilai tinggi.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus II maka penelitian Penelitian
Tindakan Kelas pada penelitian ini diakhiri karena tujuan penelitian telah tercapai
dimana hasil kemampuan shalat fardhu siswa dari tiap siklus mengalami peningkatan dan
situasi belajar mengajar terlihat siswa sangat aktif dan pembelajaran terkesan menarik.
51
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan hasil
belajar tentang shalat fardhu pada siswa kelas III SDN 014 Loa Janan . Hal tersebut
tampak pada peningkatan kemampuan shalat fardhu siswa pada setiap siklus. yaitu dari
pra siklus dengan rata-rata 66,35 meningkat menjadi 71,35 pada siklus I kemudian pada
siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 76,35, begitupun persentase
ketuntasan belajar meningkat dari pra siklus yang hanya 45% menjadi 60 % pada siklus
I, kemudian siklus II menjadi 90 % siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Putrayasa, Ida Bagus. 2008. Kajian Morfologi Bentuk Derivasi dan Infleksional.
Bandung: Refika Aditama