Chapter 3
Chapter 3
METODOLOGI PENELITIAN
24
A B C
25
A B C
26
Perancangan sistem kendali level air pada deaerator dilakukan dengan
memulai studi literatur mengenai control valve pada PLTU Teluk Balikpapan dan
juga melakukan studi literatur mengenai perancangan sistem kendali PID. Setelah
melakukan studi literatur, langkah selanjutnya dengan melakukan studi lapangan
pada PJB UBJOM Kaltim Teluk dengan tujuan mengetahui fungsi setiap alat yang
berada pada plant dan dapat melihat secara langsung masalah yang terjadi pada
sistem kontrol PID level air didalam deaerator, pada saat dilakukannya studi
lapangan penulis dibimbing secara langsung oleh engineer lapangan yang ahli pada
bidang instrument. Setelah dilakukan studi lapangan langkah selanjutnya adalah
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam melakukan rancangan sistem
kendali baik berupa data operasi maupun data spesifikasi alat. Kemudian dilakukan
pemodelan matematis pada level transmitter, control valve dan deaerator
menggunakan data yang dimiliki. Selanjutnya melakukan validasi terhadap model
matematis dengan cara membandingkan nilai output level dari kondisi lapangan
dengan nilai output level dari hasil pemodelan matematis. Simulasi blok diagram
plant menggunakan data pemodelan matematis digunakan untuk melakukan
validasi, input pada simulasi diberikan menggunakan tools sinyal step. Jika model
matematis merepresentasikan proses aktual yang terjadi, langkah selanjutnya
melakukan tuning PID menggunakan metode konvensional Z-N dan menggunakan
metode auto tuned. Proses penalaan tersebut didapatkan nilai Kp, Ki, Kd.
Selanjutnya nilai parameter PID dibandingkan dengan nilai PID plant
menggunakan simulasi Simulink Matlab. Hasil simulasi didapatkan grafik respon
dari masing-masing nilai parameter PID, selanjutnya dari hasil tuning akan
dibandingkan dengan pengendali PID pada PLTU Teluk Balikpapan. Respon
transient plant ditunjukkan pada Tabel 3.1
Rise time (tr) Overshoot Settling time (ts) Error Steady State
Tabel 3.1 merupakan respon transient dari sistem kendali PID plant PJB.
Setelah sistem kendali rancangan telah memenuhi kreteria performansi transient
27
yang ditunjukkan pada Tabel 3.1, selanjutnya adalah pengujian tracking setpoint
yaitu kemampuan sistem untuk dapat mengikuti fluktuasi nilai setpoint.
Perancangan sistem kendali level air pada deaerator ini ditentukan variabel-
variabel agar penelitian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki. Variabel
yang digunakan dalam melakukan perancangan sistem kendali level air pada
deaerator ditunjukkan pada Tabel 3.3
28
Tabel 3.3 Variabel Perancangan
Variabel
Variabel Independen Variabel Dependen
Kontrol
Laju Aliran Feed Water (kg/s) massa jenis feedwater (kg/m3) Level (mm)
laju aliran steam (kg/sekon)
29
A B
30
A B
Perancangan sistem kendali PID perlu dilakukan pemodelan dari control valve
selanjutnya dilakukan pemodelan pada transmitter setelah itu dilakukan pemodelan
pada deaerator. Pemodelan yang sudah dibuat selanjutnya dilakukan perancangan
sistem kendali pada plant, setelah itu dibuat perancangan sistem kendali
menggunakan aturan tuning PID menggunakan ziegler-nichols dan juga
menggunakan auto tuned untuk tuning sistem kendali PID. Selanjutnya akan
dilakukan simulasi menggunakan Simulink dan akan mendapatkan respon grafik.
Respon grafik dari tuning PID akan dibandingkan dengan sistem kendali PID plant,
31
jika hasil tuning tidak lebih baik dari respon grafik plant maka akan dilakukan
tuning ulang dengan metode yang berbeda, setelah hasil respon grafik tuning lebih
baik maka dilanjutkan dengan melakukan uji tracking setpoint jika sistem kendali
tuning tidak mampu mengikuti perubahan setpoint yang diberikan maka akan
dilakukan tuning ulang dengan metode yang berbeda, setelah sistem mampu
mengikuti perubahan setpoint yang diberikan sebesar 30 sekon, selanjutnya akan
dilakukan pengambilan kesimpulan.
[akumulasi massa per satuan waktu] = [massa masuk per satuan waktu] – [massa
keluar persatuan waktu]
𝑑𝑉
𝜌 = 𝐹𝑖 𝜌𝑖 + 𝑚𝑠 − 𝐹𝑜 𝜌𝑜
𝑑𝑡
𝑑𝑉 = 𝐴𝑑ℎ = 𝑊𝑡 𝐿𝑑ℎ
Wt
32
Tabel 3.4 Data Desain Deaerator
Data Nilai
Diameter (D) 3,24 meter
Ketinggian Cairan (h) 0,8 meter
Panjang Tabung (L) 13,78 meter
*)Data desain deaerator PJB
Setelah didapatkan data desain deaerator selanjutnya dilakukan
perhitungan volume tangki deaerator, karena deaerator memiliki bentuk tabung
maka dilakukan perhitungan menggunakan pendekatan volume tabung.
wt wt
adalah Panjang dari salah satu sisi segitiga. Hubungan dari dan h dapat
2 2
𝑤𝑡
= √𝑅2 − (𝑅 − ℎ)2
2
𝑤𝑡 = 2√(𝐷 − ℎ)ℎ
𝑑𝑉 = 38,505𝑑ℎ
𝑑ℎ
38,505𝜌 = 𝐹𝑖 𝜌𝑖 + 𝑚𝑠 − 𝐹𝑜 𝜌𝑜
𝑑𝑡
𝑑ℎ 1
38,505 = 𝐹𝑖 + 𝑚𝑠 − 𝐹𝑜
𝑑𝑡 𝜌
𝑑ℎ 1
38,505 = 𝐹𝑖 + 𝑚𝑠 − 𝐾√ℎ
𝑑𝑡 𝜌
𝑑𝑦 ′ 𝜕𝑓 𝜕𝑓 𝜕𝑓
= 𝑦′ + 𝑥′ + 𝑧′
𝑑𝑡 𝜕𝑦 𝜕𝑥 𝜕𝑧
33
𝑑ℎ′ 𝜕𝑓 ′ 𝜕𝑓 𝜕𝑓
= 𝐹𝑖 + 𝑚𝑠′ + ℎ′
𝑑𝑡 𝜕𝐹𝑖 𝜕𝑚𝑠 𝜕ℎ
̅̅̅̅𝑠 ; ℎ′ = ℎ − ℎ̅
̅𝑖 ; 𝑚𝑠′ = 𝑚𝑠 − 𝑚
𝐹𝑖′ = 𝐹𝑖 − 𝐹
𝑑ℎ 1 𝐾
= 𝐹𝑖 ′ + 𝑚𝑠 ′ − ℎ′
𝑑𝑡 𝜌 2√ℎ
𝐺𝑝 𝐺𝑚
ℎ′ = 𝐹𝑖′ + 𝑚′
𝜏𝑝 𝑠 + 1 𝜏𝑝 𝑠 + 1 𝑠
2√0,8
𝐺𝑝 = = 1,78
1
2√0,8
𝐺𝑚 = = 0,00178
1𝑥1000
2√0,8
𝜏𝑝 = = 0,0464577167
38,505𝑥1
Gp merupakan gain dari proses yaitu laju aliran volume air umpan. Gm merupakan
gain dari load yaitu laju aliran massa steam. 𝜏𝑝 merupakan time konstan dari proses
dan juga load.
34
1,78 0,00178
ℎ= 𝐹𝑖 + 𝑚
0,0464577167𝑠 + 1 0,0464577167𝑠 + 1 𝑠
174,913 𝑘𝑔/𝑠
𝐾= = 14,576
(15 − 3)psi
𝐾𝐶𝑉 = 𝐾. 𝐺𝐶
= 14,576𝑥0,75
= 10,9320𝑘𝑔/𝑠. 𝑚𝐴
Actuator yang digunakan model diaphragma maka nilainya adalah 0,03 dan
untuk Nilai TV diperoleh dari Persamaan 2.8.
35
𝑌𝐶
𝑇𝑉 =
𝐶𝑉
0,676
𝑇𝑉 = = 1,73
0,39
174,913−0
𝜏𝐶𝑉 = 1,73( + 0,03)
174,913
𝜏𝐶𝑉 = 1,785
𝑆𝑝𝑎𝑛 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
𝐺𝑇 =
𝑆𝑝𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝐼𝑚𝑖𝑛
𝐺𝑇 =
𝐻𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝐻𝑚𝑖𝑛
Nilai GT merupakan nilai dari penguat level transmitter dapat diperoleh dengan
perbandingan span output dan span input.
(20 − 4)𝑚𝐴 𝑚𝐴
𝐺𝑇 = = 0,00667
(2400 − 0)𝑚𝑚 𝑚𝑚
36
(Saputra, 2017). Didapatkan nilai time constant sebesar 0,2 sekon maka fungsi level
transmitter sebagai berikut:
𝑀(𝑆) 𝐺𝑇
=
𝑈(𝑆) 𝜏𝑇𝑆 + 1
𝑀(𝑆) 0,0067
=
𝑈(𝑆) 0,2𝑠 + 1
37
L
e
v
e
l
(mm)
38
Gambar 3.6 Blok Diagram Tanpa Sistem Kendali
Blok diagram tanpa sistem kendali menunjukkan bahwa tidak ada sistem
kendali yang digunakan baik itu sistem kendali menggunakan fuzzy logic maupun
menggunakan sistem kendali PID dari diagram blok diatas tanpa adanya sistem
kendali maka tidak ada sistem yang memanipulasi laju aliran air sehingga laju aliran
pada control valve tidak dapat mencapai nilai setpoint yang diberikan yang
memiliki level air setinggi 1900 mm nilai setpoint yang digunakan merupakan nilai
setpoint pada plant dengan beban 90 MW. Didapatkan respon grafik dari blok
diagram jika plant tidak menggunakan sistem kendali, yang ditunjukkan pada
Gambar 3.7
L
e
v
e
l
(mm)
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
Time (sekon)
Gambar 3.7 Respon Grafik Control Valve Tanpa Sistem Kendali
Diketahui pada Gambar 3.7 bahwa sumbu x menunjukan waktu dengan
satuan sekon dan sumbu y menunjukan level dengan satuan mm. Garis kuning pada
grafik merupakan setpoint dan garis biru pada grafik adalah respon transient sistem.
Hasil respon plant yang tidak diberikan sistem pengendali dapat diketahui bahwa
sistem tidak dapat mencapai nilai setpoint yang telah diberikan yaitu dengan nilai
39
1900 mm. Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya hal diatas dilakukan
pemasangan sistem kendali PID untuk memanipulasi besaran sinyal input control
valve sehingga sistem dapat mencapai setpoint yang ditentukan.
40
Halaman ini sengaja dikosongkan
41