Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN KANKER PADA ANAK


DI RUANG BONA 1 DR. SOETOMO SURABAYA

Disusun Oleh:
Kelompok E. B1

Adam Cahyadi, S.Kep. (132013143001)

Dewi Ayu K, S.Kep. (132013143002)

Eliesa Rachma P., S.Kep. (132013143004)

Yuliani Puji Lestari (132013143005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Sasaran : Pasien dan Keluarga di Ruang Bona 1 RSUD Dr. Soetomo


Hari/Tanggal : Kamis, 24 Desember 2020
Tempat : Bona 1 RSUD Dr. Soetomo
Waktu : Pukul 09.00-09.50 WIB (50 menit)
Pelaksana : Mahasiswa Profesi Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

I. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah penyuluhan selama 50 menit, pasien dan keluarga di ruang Bona 1
RSUD Dr. Soetomo dapat menambah pengetahuan tentang cara pencegahan
dan penanganan kanker pada anak..
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapat penyuluhan, pasien dan keluarga dapat:
1. Menjelaskan definisi kanker
2. Menjelaskan penyebab dan jenis kanker
3. Menjelaskan penatalaksanaan kanker
4. Menjelaskan pencegahan kanker
II. Sasaran
Pasien dan keluarga di ruang Bona 1 RSUD Dr. Soetomo
III. Materi
1. Definisi kanker
2. Penyebab dan jenis kanker
3. Pentalaksanaan kanker
4. Perawatan kanker dirumah di masa pandemi
5. Pencegahan kanker
IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
V. Media
1. Poster
VI. Setting Tempat
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan tim penyuluhan

LCD

Keterangan :
: Penyuluh : Observer
: Moderator : Peserta
: Fasilitator
: Notulen

VII. Pengorganisasian
1. Pembimbing akademik : Dr. Yuni Sufyanti Arief,S.Kp.,M.Kes
2. Penyaji : Yuliani Puji Lestari
3. Moderator : Eliesa Rachma Putri
4. Notulen dan Observer : Dewi Ayu K
5. Fasilitator : Adam Cahyadi
6. Peserta : Pasien dan keluarga di ruang Bona 1
VIII. Job Description

No. Nama Sie Job Description

1. Penyaji 1. Menyampaikan materi penyuluhan


2. Menggali pengetahuan peserta tentang materi
yang akan disampaikan
3. Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh
peserta
2. Moderator 1. Memandu jalannya penyuluhan dan sesi tanya
jawab
2. Membuka acara dan menyampaikan maksud
serta tujuan kegiatan penyuluhan
3. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme
kegiatan
4. Melakukan evaluasi hasil tentang materi yang
telah disampaikan
5. Menutup acara penyuluhan
3. Notulen 1. Mencatat pertanyaan peserta dan jawaban
penyaji sebagai dokumentasi kegiatan
2. Mencatat proses kegiatan penyuluhan
disesuaikan dengan rencana kegiatan pada SAP
3. Menyusun laporan dan menilai hasil kegiatan
penyuluhan
4. Observer 1. Mengawasi dan mengevaluasi selama
penyuluhan berlangsung
2. Mencatat situasi pendukung dan penghambat
proses kegiatan penyuluhan
5. Fasilitator 1. Sebagai operator presentasi
2. Membantu dan mengondisikan peserta selama
penyuluhan berlangsung
3. Meminta tanda tangan peserta yang hadir
(absensi)
4. Membantu moderator dalam mengajukan
pertanyaan untuk evaluasi hasil
5. Memfasilitasi peserta untuk aktif bertanya

IX. Pelaksanaan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 Menit Pembukaan: 1) Menjawab salam
1. Mengucapkan salam 2) Mengenal tim penyuluh
2. Memperkenalkan diri 3) Mengetahui kontrak
3. Menjelaskan kontrak waktu waktu penyuluhan
4. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan 4) Mengerti tujuan dari
5. Menyebutkan materi penyuluhan yang penyuluhan
akan diberikan 5) Tahu apa saja yang akan
disampaikan
2. 30 Menit Pelaksanaan:
Mengkaji pengetahuan peserta tentang 1) Mendengarkan dan
masalah kanker memperhatikan materi
Menjelaskan materi tentang:
1. Definisi kanker
2. Penyebab dan Jenis kanker
3. Penatalaksanaan kanker
4. Perawatan kanker dirumah di masa
pandemi
5. pencegahan kanker
3. 10 menit Diskusi/ Tanya jawab dan evaluasi:
1) Memberikan kesempatan pada peserta 1) Mengajukan pertanyaan
untuk bertanya kemudian didiskusikan 2) Menjawab pertanyaan
bersama
2) Memberikan reinforcement kepada
peserta bila dapat menjawab dan
menjelaskan kembali pertanyaan/ materi
4 5 Menit Terminasi:
1) Menyimpulkan materi yang telah 1) Mendengarkan dan
disampaikan membalas salam
2) Mengucapkan terimakasih kepada
peserta dan mengucapkan salam penutup

X. Evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Persiapan media telah lengkap dan siap untuk digunakan, seperti poster
b. Pembuatan SAP dan poster dilakukan 3 hari sebelumnya
2. Kriteria proses
a. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan
b. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description
c. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh
dengan sasaran (antusias)
d. Kehadiran peserta diharapkan 80% dari kapasitas ruangan yang
tersedia dan tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
selama kegiatan berlangsung
3. Kriteria hasil
a. Acara dimulai tepat waktu
b. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
c. Pengorganisasian dalam penyuluhan melaksanakan perannya dengan
baik
MATERI PENYULUHAN PENCEGAHAN KANKER

A. Definisi Kanker
Kanker merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang
tumbuh secara terus-menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan
sekitarnya, dan tidak berfungsi secara fisiologis (Nurhidayah, 2016). Di antara
sekian banyak jenis kanker, ada kanker yang kerap menyerang anak-anak. Kanker
anak adalah kanker yang menyerang anak berusia di bawah 18 tahun, termasuk anak
yang masih dalam kandungan.
Pada tahun 2015, menurut Union for International Cancer Control (UICC),
setiap tahun terdapat sekitar 176.000 anak yang didiagnosis kanker, WHO
menyatakan tahun 2018 meningkat, terdapat 300.00 anak yang didiagnosis kanker
setiap tahunnya. Kanker anak berbeda dengan kanker pada orang dewasa, sepertiga
dari kanker anak adalah jenis Leukemia. Selain itu terdapat limfoma dan kanker
pada sistem saraf pusat yang kejadiannya juga banyak di Indonesia. Adapun kanker
lain yang terjadi hanya pada anak antara lain neuroblastoma, nephroblastoma,
medulloblastoma dan retinoblastoma.

B. Penyebab dan Jenis Kanker


Sebagian besar riset menyimpulkan etiologi kanker pada anak adalah interaksi
antara faktor genetik dengan faktor lingkungan. Faktor risiko genetik penyebab
kanker pada anak antara lain neurofibromatosis tipe 1, down syndrome, dan ras
tertentu. Sedangkan faktor risiko lingkungan adalah paparan radiasi, paparan zat
kimia, infeksi virus (seperti Epstein-Barr, Hepatitis B, Human Herpes dan HIV) dan
defisiensi imun. Berikut adalah 5 jenis kanker paling sering terjadi pada anak
menurut Aquilino, 2015 : Leukemia Limfoblastik Akut (LLA), Retinoblastoma,
Tumor Otak, Neuroblastoma dan Wilms Tumor/ Nefroblastoma.
C. Tanda dan Gejala Kanker
Tanda dan gejala yang muncul pada anak kanker dapat nampak jelas (overt sign)
dan ada yang tidak spesifik (covert sign). Manifestasi klinis yang nampak jelas
yaitu; pucat, adanya massa, berat badan berkurang, demam berulang atau demam
lama, dan muntah dipagi hari. Sedangkan yang tidak spesifik antara lain; sakit
kepala, nyeri tulang, lymphadenopathy, kelelahan, kelemahan, perubahan gaya
berjalan, perubahan kepribadian dan perubahan keseimbangan (James, Nelson, &
Ashwill, 2013), mejelaskan bahwa umumnya tanda dan gejala pada anak kanker
adalah sebagai berikut;
a. Nyeri; dihasilkan dari efek langsung maupun tidak langsung dari neoplasma
terhadap reseptor saraf, seperti adanya obstruksi, peregangan atau kerusakan
jaringan dan inflamasi.
b. Anemia; akan timbul saat kekurangan zat besi dan adanya perdarahan kronik.
Supresi pada sumsum tulang menyebabkan pembentukan sel darah merah
menjadi berkurang.
c. Kaheksia; adalah sekumpulan gejala dengan karakteristik anoreksia,
penurunan berat badan, kelemahan, cepat kenyang.
d. Memar/ekimosis; timbul karena jumlah produksi trombosit yang kurang
dalam sum-sum tulang dan akan terjadi perdarahan jika ada trauma fisik.
e. Infeksi; terjadi ketika adanya penurunan atau imatur dari system imun karena
dihambat maturasinya dalam sum-sum tulang oleh sel kanker. Kemungkinan
infeksi akan muncul pada anak yang mendapat pengobatan kortikosteroid.
f. Gejala neurological; akan timbul bila sel kanker sudah mengenai otak atau
system saraf, seperti peningkatan tekanan intrakranial, mata yang tidak normal
dan penurunan kesadaran.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2018) gejala dini kanker


pada anak meliputi :
a. Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum
tulang. Gejala leukemia antara lain pucat, lemah, anak rewel, napsu makan
menurun; demam tanpa sebab yang jelas; pembesaran hati, limpa, dan kelenjar
getah bening; kejang sampai penurunan kesadaran; pendarahan kulit dan atau
pendarahan spontan; nyeri tulang, seringkali ditandai dengan anak tidak mau
berdiri dan berjalan, dan lebih nyaman digendong; pembesaran buah zakar
dengan konsistensi keras.
b. Retinoblastoma adalah tumor ganas primer pada mata yang sering dijumpai
pada anak usia di bawah 5 tahun. Gejala yang ditimbulkan berupa manik mata
berwarna putih, mata kucing, juling, kemerahan, pembesaran bola mata,
peradangan jaringan bola mata, dan penglihatan buram.
c. Osteosarkoma atau kanker tulang adalah keganasan yang timbul di tulang.
Kanker ini ditandai dengan gejala nyeri tulang di malam hari atau setelah
beraktivitas; pembengkakan, kemerahan dan hangat di area nyeri tulang; patah
tulang setelah aktivitas rutin; gerakan tulang terbatas; nyeri menetap di
punggung; demam, cepat lelah, penurunan berat badan, dan pucat.
d. Limfoma Maligna adalah keganasan primer jaringan getah bening yang bersifat
padat. Gejala yang harus diwaspadai antara lain pembengkakan kelenjar getah
bening di leher, ketiak, pangkal paha, dan tanpa rasa nyeri; sesak napas,
tersumbatnya saluran pencernaan, demam, keringat malam, lemah, lesu, napsu
makan berkurang, penurunan berat badan.
e. Karsinoma Nasofaring adalah tumor ganas pada daerah antara hidung dan
tenggorokan. Gejala dini yang perlu diwaspadai adalah ingus bercampur darah,
pilek dan air ludah kental, hidung tersumbat, mimisan, tuli sebelah, telinga
berdengung, nyeri telinga, rasa penuh di telinga.
f. Neuroblastoma yaitu tumor embrional dari sistem saraf simpatis yang berasal
dari cikal bakal jaringan saraf. Gejala yang ditimbulkan antara lain pendarahan
di sekitar mata dan mata menonjol; nyeri tulang; perut terasa penuh dan diare;
kelopak satu sisi mata menurun, kontraksi pupil, mata kering, pembengkakan
di leher; nyeri, lumpuh, gangguan fungsi kandung kemih dan usus.
Jika ditemukan tanda dan gejala pada anak tersebut maka segera lakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
D. Penatalaksanaan Kanker
Terapi modalitas utama pada anak kanker adalah pembedahan, radioterapi dan
kemoterapi. Selain itu terapi lain yang dapat digunakan adalah biologic response
modifier (BRM) dan transplantasi stem sel. Terapi kanker ditentukan dari tipe
kanker, lokasi tumor dan metastasisnya. Terapi ini dapat dilakukan secara tunggal
atau dikombinasi. Tujuan penatalaksanaan kanker adalah untuk kuratif, suportif
dan atau end of life care. Tindakan kuratif yaitu pengobatan untuk membunuh
pertumbuhan sel kanker. Tindakan suportif antara lain manajemen nyeri,
pemberian transfusi dan antibiotik, serta tindakan lain untuk pertahanan tubuh dan
kenyamanan. Sedangkan end of life care dilakukan untuk membuat anak menjadi
lebih nyaman (comfort) tanpa adanya tindakan kuratif (James, Nelson, & Ashwill,
2013).
Pembedahan pada anak kanker bertujuan untuk mengangkat atau membuang
semua penyakit kanker (tumor) yang terlihat, agar fungsi normal tubuh tetap
terpelihara. Prognosis baik pada penyakit kanker berhubungan dengan
pendeteksian dini dan membuang massa tumor tersebut Selain membuang seluruh
tumor, pembedahan dilakukan juga untuk mengurangi ukuran massa tumor, jika
pengangkatan seluruh tumor tidak memungkinkan. Teknik ini disebut dengan
debulk. Pembedahan juga dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosa. Untuk
tujuan ini anak dilakukan biopsi dengan mengambil contoh (sampel) jaringan untuk
diperiksa. Tindakan pembedahan pada anak kanker temasuk melakukan insersi
central venous catheters (CVC) untuk pemberian kemoterapi, nutrisi parentral,
antibiotik atau untuk mendapatkan spesimen darah (Sean et al. 2010).
Radioterapi adalah terapi dengan menggunakan proses penghantaran radiasi
pengion untuk membunuh sel-sel kanker secara langsung. Pada umumnya
radioterapi menggunakan partikel foton, namun partikel lain dapat juga digunakan
seperti elektron, neutron dan proton. Radioterapi hanya diberikan pada tumor yang
bersifat radiosensitif. Radiasi merupakan senyawa bersifat toksik yang dapat
merusak sintesis dari asam nukleid sehingga DNA dari sel yang diradiasi tidak
dapat bereplikasi. Efek samping dari radioterapi adalah rusaknya sel normal pada
membran mukosa, folikel rambut dan sum-sum tulang (Marcdante et al. 2011).
Kemoterapi adalah terapi yang menggunakan obat/bahan yang bersifat toksik
terhadap sel, sehingga tidak terjadi pembelahan sel kanker dan menyebaran sel
kanker dapat dicegah. Pada umumnya agen kemoterapi membunuh sel kanker pada
siklus fase sel aktif membelah dengan merusak DNA atau RNA sel. Ada 4 fase
dalam siklus sel dimana sel aktif membelah, yaitu fase gap pertama (G1), sintesis
(S), gap kedua (G2) dan mitosis (M). Sel kanker tidak dapat memperbaiki
kerusakan pada DNA karena kemoterapi, sedangkan sel normal mampu
memperbaiki dirinya. Pada siklus normal setelah fase mitosis,sel akan membelah
menghasilkan 2 sel, namun hal ini tidak terjadi pada sel kanker yang dikemoterapi
(Tomlinson & Kline, 2010).
Banyaknya sel kanker yang rusak tergantung dari proporsional dosis dan
kombinasi obat yang diberikan. Kombinasi obat terdiri dari beberapa jenis obat,
yang bekerja pada beda fase pembelahan sel. Kombinasi obat juga bertujuan untuk
mencegah resisten obat. Dosis obat yang diberikan sesuai dengan luas permukaan
tubuh/body surface area. Kemoterapi dapat diberikan melalui jalur oral, subkutan,
intramuscular, intravena dan intratekal. Pemberian kemoterapi pada anak dapat
berlangsung berapa bulan sampai tahunan. Adapun jenis agen kemoterapi yaitu
antimetabolit, agen alkilasi, antibiotik, alkaloid vinca, enzim dan hormon (James,
Nelson, & Ashwill, 2013).
Pemberian kemoterapi menggunakan panduan pengobatan yang disebut dengan
protokol. Pengobatan dalam protokol disesuaikan dengan jenis kanker, stadium,
lokasi dan tipe dari sel kanker. Hampir seluruh kasus tumor padat (solid tumor)
menggunakan kemoterapi sebagai pengobatan karena memiliki risiko
mikrometatastik, kecuali neuroblastoma dan tumor SSP stadium rendah.
Kemoterapi dapat diberikan pada saat tumor primer masih ada, yang disebut
dengan kemoterapi neoadjuvan dan dapat diberikan setelah pembedahan
pengangkatan tumor primer atau kemoterapi adjuvant (Marcdante et al. 2011).
E. Penatalaksanaan Kanker di Rumah Selama Pandemi
Penatalaksanaan kanker di rumah menurut Nelly, 2020 menyebutkan ada kiat
tertentu agar anak dengan penyakit kanker tetap betah di rumah merangkumnya
menjadi “PARENTING”
1. P: Perhatikan dan penuhi kebutuhan anak
Kebutuhan bukan hanya dalam bentuk fisik seperti makanan sehat dan
lingkungan nyaman, namun juga kebutuhan akan kasih sayang dari kedua orang
tua.
2. A: Aturan harus jelas
Saat membuat aturan, orang tua harus melibatkan anak, jadi dibuat berdasarkan
kesepakatan bersama. Aturan harus diterapkan secara konsisten. Artinya, ketika
orang tua melanggar aturan tetap mendapatkan sanksi sesuai dengan
kesepakatan bersama.
3. R: Rendahkan usia 2-3 tahun di atas usia anak
Hal ini agar orang tua bisa berpikir dengan cara pandang anak. Tempatkanlah
diri sebagai kakak bagi anak-anak. Ini penting terutama untuk anak usia pra
remaja, di mana mereka sudah mulai merasa mandiri dan ingin keluar dari
aturan orang tua serta lebih memilih teman sebayanya.
4. E: Eratkan ikatan emosional anak dan orang tua
Hal ini dapat terjadi jika orang tua jujur dan terbuka kepada anaknya.
5. N: Nasihat bukan prioritas
Memberikan nasihat memang penting tetapi yang lebih diprioritaskan adalah
anak yang ingin dimengerti dan didengarkan.
6. T: Teladan
Orang tua harus selalu memberikan contoh yang baik kepada anaknya.
7. I: Ingatlah untuk selalu memberikan reward
Ini lebih baik ketimbang memberikan punishment. Maka, jika anak berhasil
menyelesaikan tugasnya dengan baik, ingatlah untuk memberikan pujian.
8. N: Nikmati waktu dengan anak
Pandemi ini harus menjadi momentum untuk mendekatkan diri dengan anak.
9. G: Gali potensi anak dan ingat setiap anak itu unik
Agar tidak bosan, berikan kegiatan yang disukai anak sesuai dengan
karakternya.

Adapun pengimplementasian rumus parenting tersebut ketika mendampingi


anak dengan kanker melalui beberapa kegiatan yang bisa dilakukan bersama anak,
seperti menonton film favorit dan edukatif, mencoba resep baru dan memasak
bersama, menanam pohon, memelihara hewan, membuat cerita, melukis, dan
bernyanyi.
Tidak ada panduan khusus yang mengatur kebutuhan nutrisi pada pasien kanker
anak. Secara umum nutrisi yang dibutuhkan anak kanker adalah gizi seimbang yang
terdiri dari karbohidrat sebagai sumber energi, sayur dan buah sebagai sumber
vitamin dan mineral, dan protein cukup untuk mengganti sel-sel yang rusak akibat
kemoterapi. Asupan makanan mungkin membutuhkan tambahan suplemen vitamin
dan mineral serta keseimbangan cairan dan elektrolit harus dipantau untuk
memastikan hidrasi yang adekuat. Nutrisi spesifik yang dapat bermanfaat antara lain
AARC, omega-3, taurin, vitamin D, zinc dan prebiotik atau probiotik (Ardi, 2019).
F. Pencegahan Kanker
Berikut adalah 6 cara mencegah kanker pada anak menurut Kemenkes RI, 2016 :
1. Lakukan pola hidup sehat.
Latih anak untuk hidup sehat dengan memperbanyak konsumsi buah dan
sayuran serta melakukan olahraga secara teratur.
2. Berikan ASI.
ASI merupakan nutrisi terbaik bagi bayi dan penting untuk kekebalan tubuhnya.
Pemberian ASI sangat dianjurkan dilakukan secara eksklusif selama 6 bulan
pertama kelahiran dan dilanjutkan hingga 2 tahun.
3. Jauhkan anak dari asap rokok.
Asap rokok sangat berbahaya bagi kesehatan, terlebih bagi anak. Anda
sebaiknya menjauhkan asap rokok dari anak-anak. Jika dalam keluarga ada
yang merokok, beri pengertian untuk tidak merokok di sekitar anak.
4. Batasi asupan gula dan garam.
Hindarkan memberi makan anak dengan makanan siap saji dan jajan
sembarangan karena banyak jajanan tersebut mengandung kadar gula dan
garam tinggi serta sudah terkontaminasi bakteri.
5. Hati-hati pestisida.
Cuci buah dan sayuran hingga bersih sebelum dikonsumsi maupun dimasak.
Buah dan sayuran tersebut tidak jarang mengandung pestisida yang dapat
memicu kanker, baik bagi orang dewasa maupun anak-anak.
6. Jauhkan anak-anak dari polusi asap kendaraan.
Polusi asap motor dan mobil bisa menjadi penyebab kanker. Di kota-kota besar,
polusi asap kendaraan sulit untuk dihindari. Anda dapat melindungi anak dari
bahaya asap kendaraan dengan menggunakan masker saat mengajaknya
bepergian.
Tindakan pencegahan kanker adalah hal yang baik dari pada pengobatan,
adapun cara pencegahan kanker menurut (Kemenkes, 2018) yaitu bagi para orang
tua untuk mengajarkan perilaku CERDIK pada anak sejak masa kanak-kanak agar
terhindar dari berbagai jenis kanker yang timbul di usia dewasa. CERDIK yaitu:
1. Cek kesehatan secara berkala
2. Enyahkan asap rokok dengan menghindari paparan asap rokok
3. Rajin aktifitas fisik
4. Diet sehat dan seimbang
5. Istirahat cukup
6. Kelola stres
DAFTAR PUSTAKA

Boyd, K. American Academy of Ophthalmology (2020). Retinoblastoma Symptoms.


Garniasih, R. D., Windiastuti, E., & Gatot, D. (2016). Karakteristik dan Kesintasan
Neuroblastoma pada Anak di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Sari
Pediatri, 11(1), 39-46.
James, S.R., Nelson, K.A., & Ashwill, J.W. (2013). Nursing care of children :
principles & practice, 4th ed. St. Louis: Elsevier.
Kesehatan Republik Indonesia (2018). Kenali Gejala Dini Kanker Pada Anak.
Kesehatan Republik Indonesia (2016). Pedoman Penemuan Dini Kanker Pada Anak.
Ardi, L. (2019). Tatalaksana Nutrisi pada Kanker Anak. Cermin Dunia
Kedokteran, 46(9), 616-620.
Marcdante, K.J., Kliegman, R.M., Jenson, H.B., & Behrman, R.E. (2011). Ilmu
kesehatan anak esensial, edisi ke 6. Singapore: Saunders Elsevier.
Nelly, 2020. Tips Membuat Anak dengan Penyakit Kanker Betah di Rumah selama
Pandemi. Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI)
Nurhidayah, I., Hendrawati, S., Mediani, H. S., & Adistie, F. (2016). Kualitas Hidup
pada Anak dengan Kanker. Jurnal Keperawatan Padjadjaran, 4(1)
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN
PENYULUHAN KESEHATAN GANGGUAN DIARE
MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVESITAS AIRLANGGA
SURABAYA

Kamis, 24 Desember 2020


Kriteria Kriteria Proses Kriteria Hasil
Struktur

1. Persiapan Pembukaan: 1. Acara dimulai


media telah tepat waktu
1. Mengucapkan salam
lengkap 2. Peserta mengikuti
2. Memperkenalkan diri
dan siap kegiatan sesuai
3. Menjelaskan kontrak
untuk dengan aturan
waktu
digunakan, yang telah
seperti 4. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan dijelaskan
poster, dan 5. Menyebutkan materi penyuluhan yang akan 3. Pengorganisasian
video diberikan dalam
2. Pembuatan Pelaksanaan: penyuluhan
SAP, melaksanakan
6. Mengkaji pengetahuan peserta tentang diare
poster, dan perannya dengan
7. Menjelaskan materi tentang:
video baik
a) Menjelaskan definisi kanker
dilakukan 3
b) Menjelaskan penyebab dan jenis kanker
hari
c) Menjelaskan penatalaksanaan diare
sebelumnya
d) Menjelaskan pencegahan diare
DAFTAR HADIR

PENYULUHAN KESEHATAN KANKER PADA ANAK


MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVESITAS AIRLANGGA
SURABAYA

Kamis, 24 Desember 2020


NO NAMA ALAMAT TTD
DAFTAR PERTANYAAN
PENYULUHAN KESEHATAN KANKER PADA ANAK
MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVESITAS AIRLANGGA
SURABAYA

Kamis, 24 Desember 2020


NO. PERTANYAAN JAWABAN

Anda mungkin juga menyukai