Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Pemikiran
Sejalan dengan perkembangan global serta tuntutan masyarakat
maka pendidikan di Indonesia selalu mengalami perubahan yang sangat
fundamental. Pendidikan harus demokratis, sistem yang berjalan disekolah
harus memperhatikan kondisi lingkungan di sekitar sekolah, sumber daya
yang dimiliki.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka pemerintah Indonesia
menerbitkan UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 tahun
2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Pendidikan Dasar
dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
21 Tahun 2016 tentang Standar Isi, serta Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018 tentang Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran pada Kurikulum 2013 pada
Pendidikan Dasar dan Menengah.

2. Kondisi Nyata
SD Negeri Ngemplaksari berada pada lingkungan masyarakat
pedesaan, sebagian besar penduduknya adalah penduduk asli yang
mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Hanya sebagian kecil
masyarakatnya yang merupakan pendatang baru. Kondisi ini menyebabkan
budaya lokal masih sangat mendominasi.
SD Negeri Ngemplaksari memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang kepala
sekolah, 1 ruang guru, mushola, dapur, wc guru, dan wc siswa. Halaman
sekolah cukup luas untuk kegiatan bermain, olahraga, kegiatan
kepramukaan, dan upacara bendera.
SD Negeri Ngemplaksari berada di lingkungan pedesaan dan
merupakan sekolah imbas. Proses pembelajaran di SD Negeri Ngemplaksari
menerapkan kurikulum 2013 dari kelas I sampai dengan kelas VI. Kelulusan
siswa pada tahun-tahun sebelumnya adalah 100%. Tenaga pendidik
berjumlah 9 guru, yaitu 4 PNS, 5 Honorer, dengan kualifikasi pendidikan 100
% S1.
Kondisi sekolah yang berada dekat dengan persawahan, jauh dari
pasar, dan pabrik dapat memberikan rasa nyaman dan aman untuk

1
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Namun demikian, sedikitnya
jumlah anak usia sekolah di lingkungan sekolah itu sendiri menyebabkan
jumlah siswa relatif sedikit, selain itu letak satuan pendidikan satu dengan
yang lainnya saling berdekatan.
Tingkat partisipasi orang tua siswa terhadap pengawasan anaknya
dalam proses pendidikan dan bimbingan pembelajaran di rumah cukup
besar, sehingga kerja sama antara pihak sekolah dengan orang tua terjalin
baik.
Keberadaan kurikulum 2013 yang mengharuskan siswa aktif dalam
setiap proses pembelajaran akan menjadi beban tersendiri bagi siswa dalam
kondisi sarana prasarana khususnya media pembelajaran yang kurang
memadai.

3. Kondisi Ideal
Proses pembelajaran di SD Negeri Ngemplaksari diharapkan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik serta
didukung oleh tenaga pendidik yang berkualitas dan sarana prasarana
pendidikan yang memadai.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 dan diubah kembali dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
ditetapkan bahwa Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi
dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang
dan jenis pendidikan SD. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan
kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan
dan program pendidikan. Kebijakan nasional tentang penyelenggaraan
sekolah dengan menggunakan kurikulum 2013 mensyaratkan siswa SD
Negeri Ngemplaksari memiliki kompetensi lulusan sebagai berikut :
a. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya ;
b. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya;
c. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata;

2
d. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca menghitung, menggambar, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori;
Beberapa kondisi ideal yang diharapkan oleh SD Negeri Ngemplaksari
diantaranya,yaitu:
a. Tenaga pendidik dan kependidikan harus memadai baik secara jumlah
maupun kualifikasi pendidikan.
b. Tersedianya sarana dan prasarana sekolah yang lengkap. Gedung
sekolah yang lengkap setidaknya harus memiliki ruang kelas yang
cukup dan dengan ukuran ruangan yang sesuai standar, ruang guru,
ruang kepala sekolah, ruang perpustakaan, tempat ibadah, ruang UKS,
gudang, kamar mandi atau kamar kecil yang disesuaikan dengan
jumlah siswa yang ada di sekolah, ruang laboratorium, ruang bermain,
kantin, dan tempat parkir untuk siswa dan guru.
c. Tersedianya media pembelajaran yang lengkap. Setiap kelas
dilengkapi dengan LCD, laptop serta mebeler yang memadai untuk
siswa.

4. Potensi dan Karakteristik SD Negeri Ngemplaksari


Dalam rangka menunjang pemenuhan terhadap kondisi ideal yang
diharapkan di atas, maka perlu digali potensi dan karakteristik yang ada
pada SD Negeri Ngemplaksari. Potensi yang dimiliki dan karakteristik yang
dikembangkan sekolah terdiri dari :
a. Siswa yang masih polos memungkinkan siswa dapat dengan mudah
dimobilisasi ke arah yang dikehendaki oleh sistem pendidikan yang
diberlakukan;
b. Guru yang memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap beban
tugas yang dimilikinya memungkinkan keberhasilan dalam proses
pembelajaran;
c. Jumlah tenaga pendidik yang cukup;
d. Lingkungan masyarakat yang agamis memberikan peluang yang besar
terbinanya siswa dan guru dalam perubahan kearah pengamalan nilai-
nilai agama yang dianutnya;
e. Dukungan pemerintah terhadap pelaksanaan program pendidikan yang
cukup baik; dan
f. Budaya masyarakat sekitar sekolah yang masih memegang tradisi dan
budaya lokal memungkinkan nilai-nilai karakter siswa dikembangkan
secara lebih baik dan aplikatif.

3
Berdasarkan analisis lingkungan internal SD Negeri Ngemplaksari
memiliki kekuatan: tenaga pendidik yang telah berkualifikasi pendidikan S1
dan berstatus PNS, lingkungan belajar dengan fasilitas yang masihkurang
memadaimengakibatkan siswa belajar dengan kurang maksimal.
Sedangkan, berdasarkan analisis lingkungan eksternal SD Negeri
Ngemplaksari memiliki peluang lingkungan alam yang memungkinkan siswa
melakukan kegiatan cinta alam, mengembangkan bakat budaya sehat
karena ada kerjasama dengan puskesmas, pembinaan dan pembentukan
karakter bekerjasama dengan POLRI, peningkatan ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dengan adanya berbagai macam kegiatan
keagamaan di sekolah dan luar sekolah.
Berdasarkan analisis lingkungan sekolah maka SD Negeri
Ngemplaksari pada Tahun Pelajaran 2020/2021 memilih beberapa kegiatan
ekstrakurikuler dan pengembangan diri. Kegiatan ekstrakurikuler meliputi
ekstrakurikuler wajib pramuka dan ekstarkurikuler pilihan Bahasa Inggris,
TPA, Komputer, dan Karawitan.
SD Negeri Ngemplaksari memiliki potensi di bidang olahraga
khususnya sepak bola, dibuktikan dengan terpilihnya siswa dalam
perlombaan di tingkat kabupaten. Sedangkan, program unggulan yang
dimiliki SD Negeri Ngemplaksari adalah BTQ (Baca Tulis Qur’an). Tujuan
dari program tersebut adalah untuk mengembangkan dan mengekspresikan
diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik dalam
memahami Al-Quran.

B. ACUAN PENGEMBANGAN
1. Acuan Konseptual
Dalam pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP
Buku I) diharapkan mengacu pada acuan konseptual berikut ini:
a. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian
peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran
dapat meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.
b. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi
dan kerukunan interumat dan antarumat beragama.
c. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan
kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh
karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap

4
kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan
bangsa dalam wilayah NKRI.
d. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan
Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik.
Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi
diri (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara optimal.
Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi,
bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual,
emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
e. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan
kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu.
f. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan
membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas
bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan
berkolaborasi, menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif,
mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara.
g. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa
kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk membekali peserta didik
dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi
peserta didik pada satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang
tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
h. Perkembangan Ipteks
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan
sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus
melakukan penyesuaian terhadap perkembangan Ipteks sehingga tetap
relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum
harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan
dengan perkembangan Ipteks.
i. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan.
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan
yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-

5
hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah dan lingkungan.
j. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong
partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.
Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan daerah dan nasional.
k. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada
individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan
oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat
memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai
kemampuan untuk hidup berdampingan dengan bangsa lain.
l. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman
budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat
ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari
daerah dan bangsa lain.
m. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan.

2. Prinsip Pengembangan
Prinsip pengembangan kurikulum di SD Negeri Ngemplaksari yaitu
sebagai berikut.
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan
datang. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta
didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan
pada masa kini dan yang akan datang. Memiliki posisi sentral berarti
bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.

6
b. Belajar sepanjang hayat, kurikulum diarahkan pada proses
pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan kemampuan
peserta didik untuk belajar sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan
keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan
informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
c. Menyeluruh dan berkesinambungan, substansi kurikulum mencakup
keseluruhan dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan, dan
keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang
direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar jenjang
pendidikan.

3. Prosedur Operasional
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
merupakan bagian dari kegiatan perencanaan satuan pendidikan yang
diselenggarakan sebelum tahun pelajaran baru. Tahapan kegiatan
pengembangan KTSP di SD Negeri Ngemplaksari dapat digambarkan
sebagai berikut:

a. Membentuk Tim Pengembang Kurikulum Sekolah


Langkah pertama yang dilakukan dalam menyusun Buku I KTSP
adalah membentuk tim penyusun Buku I KTSP di satuan pendidikan.
Pembentukan tim ini dikoordinasi oleh kepala satuan pendidikan dengan
ditambah beberapa guru yang memiliki kompetensi baik. Tim penyusun
terdiri dari:
Ketua : Kepala Sekolah
Wakil Ketua : Ketua Komite Sekolah
Anggota : Guru dan narasumber
Tim pengembang Buku I KTSP ini ditetapkan melalui Surat
Keputusan (SK) Kepala Sekolah.
b. Menyiapkan dan Mengkaji Peraturan Perundang-undangan yang
Berlaku

7
Langkah selanjutnya adalah menyiapkan dan mengkaji peraturan
perundang-undangan yang berlaku yang berhubungan dengan
penyusunan Buku I KTSP.
c. Melakukan Analisis Konteks
Analisis konteks dimaksudkan untuk menelaah dan
menggambarkan setiap konteks yang berada dan menjadi bagian dari
suatu lembaga dalam menyelenggarakan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu. Konteks berhubungan dengan kondisi internal dan
eksternal sekolah. Konteks internal ini berkaitan dengan daya dukung
yang berkaitan langsung dengan peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana. Sedangkan konteks eksternal
yang dianalisis adalah konteks orang tua peserta didik dan dinas
pendidikan. Hasil dari analisis konteks ini merupakan hal-hal yang
dipertimbangkan dalam menyusun Buku I KTSP.
d. Melaksanakan Rapat Koordinasi Penyusunan KTSP
Satuan pendidikan melaksanakan rapat koordinasi penyusunan
Buku I KTSP. Rapat koordinasi dapat dilaksanakan di satuan pendidikan
atau tempat lain sesuai dengan situasi dan kondisi satuan pendidikan.
Acuan utama dalam penyusunan Buku I KTSP adalah hasil
analisis konteks yang telah dilakukan pada langkah sebelumnya.
Komponen Buku I KTSP yang disusun sesuai dengan komponen pada
Permendikbud No 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Pada Dikdasmen dan komponen lain yang dianggap perlu.
e. Melakukan Penelaahan dan Penyempurnaan KTSP Kurikulum 2013
Kondisi saat ini seluruh sekolah sudah memiliki dokumen/Buku I
KTSP, baik sekolah yang menerapkan kurikulum 2006 atau kurikulum
2013, kedua jenis kurikulum tersebut menggariskan bahwa setiap
satuan pendidikan berkewajiban menyusun kurikulum opersional yang
dikenal dengan istilah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
f. Menetapkan dan Mensahkan Pemberlakuan KTSP
Buku I KTSP ditetapkan dan disyahkan untuk diberlakukan oleh
kepala satuan pendidikan dan diketahui oleh ketua komite sekolah dan
dinas pendidikan kabupaten/kota. Selanjutnya setiap tahun satuan
pendidikan perlu mengkaji dan menyempurnakan Buku I KTSP sesuai
dengan kebutuhan satuan pendidikan yang bersangkutan.

8
C. LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN KURIKULUM
Penyusunan kurikulum SD Negeri Ngemplaksari didasarkan beberapa
landasan hukum, yaitu:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 20019 Tentang
Standar Nasional Pendidikan;
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014
tentang KTSP;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 tahun 2014
tentang kegiatan ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 tahun 2014
tentang Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada
Pendidikan Dasar dan Menengah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 tahun 2014
tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2015
tentang Penumbuhan Budi Pekerti;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 tahun 2016
tentang Pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 tahun 2016
tentang Standar SKL Pendidikan Dasar dan Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 21 tahun 2016 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan;

9
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016
tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum
2013 Pada Pendidikan Dasar dan Menengah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 tahun
2018 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar
dan Menengah;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2018;
Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2018
Tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
33 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Program Satuan Pendidikan
Aman Bencana;
21. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 14 Tahun 2019
Tentang Penyederhaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran;
22. Peraturan Gubernur D.I. Yogyakarta Nomor 64/Kep/2013 tentang Mata
Pelajaran Bahasa Jawa sebagai Muatan Lokal Wajib bagi
Sekolah/Madrasah;
23. Peraturan Gubernur D.I. Yogyakarta Nomor 66 Th. 2013 tentang Kurikulum
Pendidikan Berbasis Budaya; dan
24. Peraturan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Nomor 06 Tahun
2020 Tentang Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan Bagi Satuan
Pendidikan di Lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Tahun
Pelajaran 2020/2021.

10

Anda mungkin juga menyukai