Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN DI SDN

KAMALSARI SUBANG

Muhamad Yunan Al-Faridzi

Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan


Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
yunanalfarizi@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui proses manajemen sarana dan
prasarana di SDN Kamalsari. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi. Hasil pemuan menjelaskan bahwa setiap tahun ajaran baru, SDN
Kamalsari terlebih dahulu menganalisi sarana dan prasarana yang belum ada dan
dibutuhkan untuk menunjang proses pembelajaran. Pengadaan sarana dan
prasarana SDN Kamalsari dengan cara membeli dan juga hibah atau pemberian dari
pemerintah dan masyarakat. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SDN
Kamalsari merupakan suatu upaya sekolah untuk menjaga fungsi sarana dan
prasarana pendidikan yang dimiliki agar dapat digunakan sewaktu-waktu dalam
kondisi baik. Pada proses penghapusan sarana dan prasarana pendidikan di SDN
Kamalsari, kepala sekolah bersama dengan para guru melakukan pengecekan atau
pemilihan barang-barang yang sudah rusak.
Kata kunci: manajemen, sarana dan prasarana

ABSTRACT
This research was conducted with the aim of knowing the management process of
facilities and infrastructure at SDN Kamalsari. This study uses a qualitative
descriptive method with data collection techniques through observation, interviews,
and documentation studies. The results of the study explained that every new
academic year, SDN Kamalsari first analyzes the facilities and infrastructure that
do not yet exist and are needed to support the learning process. Procurement of
facilities and infrastructure for SDN Kamalsari by buying and also grants or gifts
from the government and the community. Maintenance of educational facilities and
infrastructure at SDN Kamalsari is a school effort to maintain the function of
educational facilities and infrastructure owned so that they can be used at any time
in good condition. In the process of removing educational facilities and
infrastructure at SDN Kamalsari, the principal together with the teachers checked
or selected items that had been damaged.
Keywords: management, facilities and infrastructure
PENDAHULUAN
Proses pendidikan yang baik memerlukan sarana dan prasarana atau fasilitas
yang memadai baik secara langsung maupun tidak langsung agar setiap peserta
didik yang belajar dapat terbina dan terarahkan dengan baik, sebab tanpa adanya
sarana dan prasarana pendidikan proses belajar mengajar tidak dapat berjalan
sebagaimana mestinya. Sarana dan prasarana merupakan hal yang mendasar dan
penting karena keberadaannya akan sangat berpengaruh terhadap suksesnya
pembelajaran. Namun demikian dengan tersedianya sarana dan prasarana yang
lengkap dan memadai belum cukup untuk dapat mencapai pembelajaran yang
maksimal manakala sarana dan prasarana tidak terkelola dengan baik. Pengelolaan
sarana dan prasarana merupakan hal yang penting dan perlu menjadi fokus
perhatian yang tidak boleh disepelekan. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan
manajemen sarana dan prasarana yang baik. Dalam proses manajemen sarana
prasarana di sekolah tidak jarang dijumpai persoalan kurangnya perhatian dalam
hal pengelolaan sarana dan prasarana (Muizzuddin 2019).
Manajemen sarana dan prasarana bertugas mengatur dan menjaga sarana
dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan
berarti pada proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi perencanaan,
pengadaan, pemeliharaan, inventarisasi, dan penghapusan. Semua kegiatan
kegiatan tersebut dijadikan tolak ukur untuk menilai sampai dimana manajemen
sarana dan prasarana itu mencapai hasil dan seberapa jauh perannya dalam proses
pembelajaran. Bafadal menjelaskan bahwa manajemen sarana dan prasarana
pendidikan didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua sarana
dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien. Secara sederhana manajemen
sarana dan prasarana sekolah dapat didefinisikan sebagai proses kerja
pendayagunaan semua perlengkapan pendidikansecara efektif dan efisien (Iskandar
dkk. 2019).

A. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan


Daryanto menjelaskan bahwa sarana adalah alat yang secara langsung dapat
mendukung tercapainya tujuan pendidikan, misalnya ruang, buku, perpustakaan,
laboratorium dan sebagainya sedangkan prasarana adalag alat yang tidak secara
langsung dapat mendukung tercapainya tujuan seperti lokasi/tempat, lapangan
olahraga, uang dan sebagainya. Senada dengan penjelasan Daryanto, Mulyasa
menjelaskan sarana adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar-
mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media
pengajaran. Sedangkan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung
menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran seperti halaman, kebun atau
taman sekolah, jalan menuju sekolah (Ananda dan Banurea 2017).
Sarana dan prasarana adalah semua benda atau barang yang bergerak
maupun yang tidak bergerak yang digunakan untuk menunjang terlaksanakannya
proses pembelajaran yang langsung maupun yang tidak langsung dalam sebuah
pendidikan (Nurbaiti 2015). Sarana dan prasarana pendidikan juga sebagai salah
satu dari unsur manajemen pendidikan yang memiliki peranan penting dalam proses
belajar mengajar, sarana pendidikan merupakan hal yang tidak boleh diabaikan.
Sarana dan prasarana pendidikan juga digunakan untuk mempermudah pemahaman
siswa tentang materi yang disampaikan dengan mengunakan sarana dan prasarana
pendidikan yang tepat dalam program kegiatan belajar mengajar menjadi lebih
efektif dan efisien. Dengan adanya sarana dan prasarana pendidikan kegiatan
belajar mengajar akan menjadi lebih bermakna dan berkualitas serta menyenangkan
(Megasari 2014).
Bafadal menjelaskan manajemen sarana dan prasaranadapat didefinisakan
sebagai kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara
efektif dan efisien. Dengan definisi tersebut menunjukkan bahwa sarana dan
prasarana yang ada di sekolah perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan
proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena keberadaan sarana dan prasarana
pendidikan tersebut berpengaruh dan mendukung terhadap kesuksesan dan
kenyaman dalam proses pembelajaran di sekolah, maka kegiatan pengelolaannya
pun amat penting di sekolah (Fathurrahman dan Putri Dewi 2019).
Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan
sekolah yang bersih, rapi, dan indah sehingga menciptakan kondisi yang
menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah. Di samping
itu juga tersedianya alatalat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif,
kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal
untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai
pengajar maupun siswa sebagai pelajar (Nurbaiti 2015).
Bafadel mengemukakan bahwa secara umum tujuan manajemen sarana dan
prasarana pendidikan adalah memberikan pelayanan secara professional di bidang
sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan
secara efektif dan efisien. Sedangkan tujuan khususnya adalah 1) Mengupayakan
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui system perencanaan dan
pengadaan yang hatihati dan seksama. Melalui manajemen sarana dan prasarana
pendidikan diharapkan semua perlengkapan yang didapatkan oleh sekolah adalah
sarana dan prasarana yang berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan
dengan dana yang efisien, 2) Mengupayakan pemakaian sarana dan prasaran secara
tepat dan efisien, 3) Mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah,
sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan
oleh semua personil sekolah (Bancin dan Lubis 2017).

B. Proses Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan


1. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Perencanaan sarana dan prasarana merupakan prosesperancangan upaya
pembelian, penyewaan, peminjaman, penukaran, daur ulang, rekondisi/rehabilitasi,
distribusi atau pembuatan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan
kebutuhan sekolah. Proses ini hendaknya melibatkan unsur-unsur penting
disekolah, seperti kepala sekolah dan wakilnya, dewan guru, kepala tata usaha, dan
bendahara serta komite sekolah. Hal ini perlu dilakukan untuk membuka masukan
dari berbagai pihak dan meningkatkan tingkat kematangan dari sebuah rencana.
Perencanaan yang matang dapat meminimalisasi kemungkinan terjadi kesalahan
dan meningkakan efektifitas dan efisiensi pengadaan sarana dan prasarana.
Kesalahan dalam tindakan dapat berupa kesalahan membeli yang tidak sesuai
dengn kualifikasi yang dibutuhkan, jumlah dana yang tersedia, tingkat kepentingan,
dan tingkat kemendesakan. Akibat dari kesalahan yang dilakukan ialah tingkat
efektivitas dan efisiensi menjadi rendah (Astuti 2018).
Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan adalah suatu usaha untuk
merencanakan dan menetapkan fasilitas sekolah, baik yang berbentuk sarana
maupun prasarana pendidikan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan
tertentu. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan hendaknya melibatkan
semua elemen penting yang ada disekolah, hal ini dilakukan untuk meningkatkan
kematangan dari sebuah rencana serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari
pengadaan sarana dan prasarana, dengan rencana yang matang dan terstruktur akan
dapat mengetahui tingkat keberhasilan dari sebuah tujuan, Oleh karena itu,
Keefektifan suatu perencanaan sarana dan prasarana sekolah dapat dinilai atau
dilihat dari seberapa jauh pengadaannya itu dapat memenuhi kebutuhan sarana dan
prasarana yang ada di sekolah dalam bentuk periode tertentu. Apabila pengadaan
perlengkapan itu betul-betul sesuai dengan kebutuhannya maka barulah
perencanaan itu dikatakan efektif. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh
Matin & Nurhattati Fuad, bahwa ada dua hal penting yang harus dilakukan ketika
akan merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, yaitu 1)
melakukan analisis terhadap kebutuhan sarana dan prasarana yang ada disekolah 2)
dan memproyeksikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dimasa depan (Melani
dan Afriansyah 2019).
Tujuan perencanaan sarana dan prasarana pendidikan adalah: 1) untuk
menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan, 2) untuk
meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam pelaksanaannya. Salah rencana dan
penentuan kebutuhan merupakan kekeliruan dalam menetapkan kebutuhan sarana
dan prasarana yang kurang/tidak memandang kebutuhan ke depan, dan kurang
cermat dalam menganalisis kebutuhan sesuai dengan dana yang tersedia dan tingkat
kepentingan. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan dilakukannya
perencanaan sarana dan prasarana pendidikan, yaitu dapat membantu dalam
menentukan tujuan, meletakkan dasar-dasar dan menentukan langkah-langkah yang
akan dilakukan, menghilangkan ketidakpastian, dan dapat dijadikan sebagai suatu
pedoman atau dasar untuk melakukan pengawasan, pengendalian dan bahkan juga
penilaian agar nantinya kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien (Sambodo
2016).
2. Pengadanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengadaan saran prasarana adalah segala kegiatan untuk menyediakan
semua keperluan barang, benda dan jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas.28
Pengadaan merupakan serangkaian kegaiatan menyediakan berbagai jenissarana
prasarana pendidikan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kebutuhan sarana prasarana dapat berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah,
waktu, tempat, dan harga dan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pengadaan dilakukan sebagai bentuk realisasi atas perencanaan yang dilakukan
sebelumnya. Tujuannya untuk menunjang proses agar berjalan efektif dan efisien
sesuai dengan tujuan yang diinginkan (Astuti 2018).
Pengadaan perlengkapan pendidikan biasanya dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan sesuai dengan perkembangan pendidikan di suatu sekolah menggantikan
barang–barang yang rusak, hilang, dihapuskan, atau sebab–sebab lain yang dapat
dipertanggungjawabkan sehinga memerlukan pergantian, dan untuk tingkat
persediaan barang setiap tahun dan anggaran mendatang. Secara umum, tujuan
pengadaan sarana prasarana pendidikan adalah memberikan pelayanan secara
profesional dibidang sarana prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya
proses pendidikan secara efektif dan efisien (Astuti 2018).
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang pertama adalah penetapan,
penetapan dilakukan bersama-sama dengan semua pihak sekolah mengacu pada
kebutuhan yang sangat penting untuk mendukung proses pembelajaran. Pengadaan
sarana dan prasarana pendidikan yang kedua adalah sumber pengadaan, dalam hal
pengadaan sarana dan prasrana pendidikan menggunakan dana dari pihak
pemerintah dan pihak swasta yang berkaitan langsung dengan lembaga pendidikan.
Sumber pengadaan sarana dan prasarana dapat melalui pembelian, pembuatan
sendiri, penerimaan hibah atau pinjaman dari pihak swasta, penyewaan, dan
pinjaman-pinjaman dari lembaga yang terkait dengan sekolah. Pengadaan sarana
dan prasarana pendidikan yang ketiga adalah kualitas sarana dan prasarana yang
ditetapkan seperti kegunaaan jangka waktu yang lama untuk alat peraga, untuk
buku berupa tulisan, jumlah halaman, gambar sudah jelas dan isi buku tidak ada
konten yang tidak baik. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang keempat
adalah fungsi sarana dan prasarana, dapat dilihat dari fungsinya untuk proses
pendukung pembelajaran yang dilakukan siswa dan guru didalam kelas (Maryadi
dan Nasrudin 2018).

3. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Menurut Qomar, pemeliharan sarana dan prasarana pendidikan adalah
kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan
prasarana dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdayaguna dan
berhasil dalam mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan merupakan kegiatan
penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut
dalam kondisi baik dan siap digunakan. Pemeliharaan merupakan segala upaya
untuk mengusahakan peralatan tetap dalam keadaan baik dan utuh. Pemeliharaan
dilakukan dari pemakaian barang, yaitu dengan cara hati-hati dalam
menggunakannya. Dapat dipahami pemeliharaan sarana dan prasarana yaitu suatu
upaya untuk memelihara atau melakukan penjagaan terhadap sarana dan prasarana
agar tetap dalam kondisi baik dan berdayaguna dalam proses pendidikan.
Pemeliharaan memiliki tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia
pakai, menurunkan biaya perbaikan, menetapkan biaya efektif pemeliharaan sarana
dan prasarana sekolah, melestarikan kerapian dan keindahan, serta menghindarkan
dari kehilangan atau setidaknya meminimalisasi kehilangan yang ada disekolah
(Melani dan Afriansyah 2019).
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk
melaksanakan pengurusan danpengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu
dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dalam mencapai
tujuan pendidikan. Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan
dari kerusakan suatu barang sehingga barangtersebut kondisinya baik dan siap
digunakan. Pemeliharaan mencakup daya upaya yang terus menerus untuk
mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik. Beberapa tujuan
pemeliharaan yaitu (Astuti 2018):
a. Mengoptimalkan usia pakai peralatan. Hal ini sangat penting terutama
jika dilihat dari aspek biaya karena untuk membeli suatu peralatan akan
jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan merawat bagian dari
peralatan tersebut.
b. Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung
kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal.
c. Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui
pengecekan secara rutin dan teratur.
d. Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa saat menggunakan alat
tersebut.
Sedangkan manfaat pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu:
a. Jika peralatan sarana prasarana terpelihara dengan baik, umurnya akan
awet yang berarti tidak perlu mengadakan penggantian dalam waktu
yang singkat.
b. Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadinya kerusakan
yang berarti biaya perbaikan dapat ditekan seminim mungkin.
c. Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka akan lebih terkontrol
sehingga menghindar kehilangan.
d. Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka akan enak dilihat dan
dipandang.
e. Pemeliharaan yang baik memberikanhasil pekerjaan yang baik.
4. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana
dan prasarana dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Secara lebih operasional penghapusan sarana dan
prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan/ atau
menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris, kerena sarana dan
prasarana tersebut sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan
terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Penghapusan
sarana dan prasarana dilakukan berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang
berlaku. Penghapusan sebagai salah satu fungsi manajemen sarana dan prasarana
pendidikan harus mempertimbangkan alasan-alasan normatif tertentu dalam
pelaksanaannya. Oleh karena muara berbagai pertimbangan tersebut tidak lain
adalah demi efektivitas dan efisiensi kegiatan. Penghapusan sarana dan prasarana
pada dasarnya bertujuan untuk (Sambodo 2016):
a. Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian atau
pemborosan biaya pemeliharaan sarana dan prasarana yang kondisinya
semakin buruk, berlebihan atau rusak dan sudah tidak dapat digunakan
lagi
b. Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris
c. Membebaskan ruangan dari penumpukan barang-barang yang tidak
dipergunakan lagi
d. Membebaskan barang dari tanggung jawab pengurusan kerja.
Ada beberapa alasan yang harus diperhatikan untuk dapat menyingkirkan
atau menghapus sarana dan prasarana. Beberapa alasan tersebut yang dapat
dipertimbangkan untuk menghapus sesuatu sarana dan prasarana harus memenuhi
sekurang-kurangnya salah satu syarat di bawah ini.
a. Dalam keadaan sudah tua atau rusak berat sehingga tidak dapat
diperbaiki atau dipergunakan lagi
b. Perbaikan akan menelan biaya yang besar sehingga merupakan
pemborosan.
c. Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang dengan
besarnya biaya pemeliharaan
d. Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini
e. Penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang (misalnya barang kimia)
f. Barang yang berlebih jika disimpang lebih lama akan bertambah rusak
dan tak terpakai lagi
g. Dicuri, terbakar, musnah sebagai akibat bencana alam (Sambodo 2016).
Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan yang pertama melalui
prosedur penghapusan, prosedur yang ada seperti pemberian blangko penghapusan
kepada setiap sekolah, kemudian sekolah mencatat barang-barang apa saja yang
akan dihapus, selanjutnya setelah pencatatan barang dilaporkan kepada dinas
pendidikan maka peninjauan lapang. Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan
yang kedua adalah untuk meringankan beban kerja dan pencegahan keborosan,
dengan penghapusan sarana dan prasarana yang tidak digunakan secara efektif
dapat mengurangi beban kerja dan pencegahan pemborosan dana dalam
pemeriharaan atau perawatan sarana dan prasarana yang sudah tidak mampu
digunakan secara maksimal (Maryadi dan Nasrudin 2018).

METODE

A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian
kualitatif merupakan suatu penelitian yang digunakan untuk meneliti pada objek
yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan
data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Deskriptif kualitatif
difokuskan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang terkait dengan pertanyaan
siapa, apa, dimana dan bagaimana suatu peristiwa atau pengalaman terjadi hingga
akhirnya dikaji secara mendalam untuk menemukan pola pola yang muncul pada
peristiwa tersebut. Secara ringkas dapat dijelaskan bahwa deskriptif kualitatif
adalah suatu metode penelitian yang bergerak pada pendekatan kualitatif sederhana
dengan alur induktif. Alur induktif ini maksudnya penelitian deskriptif kualitatif
diawali dengan proses atau peristiwa penjelas yang akhirnya dapat ditarik suatu
generalisasi yang merupakan sebuat kesimpulan dari proses atau peristiwa tersebut
(Muspawi dan Robi’ah 2020).
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi gabungan),
analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi (Nurdin 2019). Peneliti menggunakan
pendekatan dektriptif kualitatif untuk menjelaskan kondis sarana dan prasaran SDN
Kamalsari secara objektif.
B. Teknik Pengempulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan
melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan
psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan
ingatan. Observasi adalah pemilihan, pengubahan, pencatatan, dan pengkodean
serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisasi in situ, sesuai
dengan tujuan-tujuan empiris. Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data
yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, namun melalui dokumen.
Dokumen yang digunakan dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen
rapat, catatan kasus dalam pekerjaan sosial dan dokumen lainnya. Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin meneliti mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
respondennya relatif kecil (Agung dan Yuesti 2019).
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan.
Observasi data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan pada subyek
penelitian atau fenomena yang terjadi. Dalam hal ini penulis mengadakan
pengamatan langsung yang bertujuan untuk memperoleh data mengenai
manajemen sarana dan prasarana di SDN Kamalsari Pamanukan Subang. Untuk
lebih memperjelas pengambilan data dilakukan dengan wawancara. Wawancara
dilakukan untuk mengetahui untuk melengkapi data dan upaya memperoleh data
yang akurat dan sumber data yang tepat. Dalam wawancara ini, penulis
mewawancarai wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana sebagai sumber
data utama. Studi dokumentasi dalam penelitian ini diperlukan untuk mempertajam
analisis penelitian yang berkaitan dengan menejemen sarana dan prasarana di SDN
Kamalsari Pamanukan Subang.

C. Tempat Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di SDN Kamalsari. Sekolah Dasar Negeri
(SDN) Kamalsari merupakan salah satu sekolah dasar yang berada di bawah
naungan kementrian pendidikan dan kebudayaan. SDN Kamalsari beralamat di dsn.
Kutasari, kel. Kertajaya, kec. Tambakdahan, kab. Subang, prov. Jawa Barat.
HASIL DAN PEMABAHASAN
A. Perencanaan sarana dan prasarana di SDN Kamalsari
Perencanaan sarana dan prasarana dapat didefinisikan sebagai keseluruhan
proses perkiraan secara matang rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi,
distribusi atau pembuatan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan
kebutuhan sekolah (Sambodo 2016). Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan
menggambarkan sebelumnya hal-hal yang akan dikerjakan kemudian dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini perencanaan yang dimaksud
adalah merinci rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi atau
pembuatan peralatan dan perlengkapan sesuai dengan kebutuhan (Rahayu 2019).
Kegiatan perencanaan sarana prasarana pendidikan sangat penting guna
menghindari terjadinya kesalahan yang tidak diinginkan. Proses perencanaan harus
dilakukan dengan cermat dan teliti baik berkaitan dengan karakteristik sarana
prasarana pendidikan yang dibutuhkan, jumlahnya, jenisnya dan kendalanya
(manfaat yang didapatkan), beserta harganya. Perencanaan yang matang sangat
berpengaruh pada pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Muizzuddin 2019).
Perencanaan sarana dan prasarana sekolah dilakukan melalui analisis
kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan sekolah,
menggantikan barang-barang yang rusak atau hilang atau penghapusan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa setiap tahun ajaran
baru akan di mulai, SDN Kamalsari terlebih dahulu menganalisi sarana dan
prasarana yang belum ada dan dibutuhkan untuk menunjang proses pembelajaran,
seperti alat kebersihan, alat tulis untuk proses pembelajaran, kursi dan meja belajar,
alat tulis kantor (ATK), serta-sarana dan prasaran lainnya. Dalam proses
perencanaan sarana dan prasarana sekolah, kepala sekolah bermusyawarah dengan
para guru tentang sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses
pembelajaran. Analisis kebutuhan dilakukan dengan cermat dan teliti supaya hasil
perencanaan sarana dan prasarana ini bisa menjadi landasan untuk tahapan
pengelolaan sarana dan prasarana selanjutnya.
B. Pengadaan sarana dan prasarana di SDN Kamalsari
Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua jenis
sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan/perencanaan dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam konteks pengadaan
merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua
keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud untuk
menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai
dengan tujuan yang diinginkan. Pengadaan sarana dan prasarana harus mengikuti
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (Sambodo 2016). Pengadaan merupakan serangkaian kegiatan
menyediakan berbagai jenis sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan
kebutuhan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kebutuhan sarana dan prasarana
dapat berkaiatan dengan jenis spesifikasi, jumlah, waktu, tempat, harga serta
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengadaan dilakukan sebagai bentuk
realisasi ats perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya. Tujuannya untuk
menunjang proses pendidikan agar berjalan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan
yang di inginkan (Rahayu 2019).
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan SDN
Kamalsari dengan cara membeli dan juga hibah atau pemberian dari pemerintah
dan masyarakat. Untuk proses pembelian sarana dan prasarana pendidikan, awalnya
sekolah melakukan analisis kebutuhan pada tahap perencanaan, kemudian
ditetapkan barang-barang yang akan diadakan (dibeli). Setelah itu, sekolah membeli
barang-barang sesuai dengan dana yang dimiliki dan tingkat kebutuhannya.
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan tindak lanjut dari kegiatan
perencanaan sarana dan prasarana yang telah ditetapkan dalam musyawarah antara
kepala sekolah dengan para guru.

C. Pemeliharaan sarana dan prasarana di SDN Kamalsari


Pemeliharaan adalah suatu kegiatan dengan pengadaan biaya yang termasuk
dalam keseluruhan anggaran persekolahan dan diperuntukan bagi kelangsungan
“building”, “equipment”, serta “furniture”, termasuk penyediaan biaya bagi
kepentingan perbaikan dan pemugaran, serta penggantian. Perlunya pemeliharaan
yang baik terhadap bangunan, perabot dan perlengkapan sekolah dikarenakan
kerusakan sebenarnya telah dimulai semenjak hari pertama gedung, perabot dan
perlengkapan itu diterima dari pihak pemborong, penjual atau pembeli sarana
tersebut, kemudian disusul oleh proses kepunahan, meskipun pemeliharaan yang
baik telah dilakukan terhadapa sarana tersebut selama dipergunakan. J. Mamusung
telah mengelompokan, ada 5 faktor yang mengakibatkan kerusakan pada bangunan,
perabot dan perlengkapan sekolah, yaitu 1) Kerusakan dikarenakan pemakaian dan
pengrusakan, baik disengaja maupun yang tidak oleh pemakai. 2) Kerusakan
dikeranakan pengaruh udara, cuaca, musim, maupun keadaan lingkungan. 3)
Keusangan (out of date) disebabkan moderenisasi di bidang pendidikan serta
perkembangannya. 4) Kerusakan karena kecelakaan atau bencana disebabkan
kecerobohan dalam perencanaan, pemeliharaan, pelaksanaan, maupun penggunaan
yang salah. 5) Kerusakan karena timbulnya bencana alam seperti banjir gempa dan
lain sebagainya (Sambodo 2016).
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SDN Kamalsari
merupakan suatu upaya sekolah untuk menjaga fungsi sarana dan prasarana
pendidikan yang dimiliki agar dapat digunakan sewaktu-waktu dalam kondisi baik.
SDN Kamalsari melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana dengan penanganan
yang berbeda antara sarana pendidikan dengan prasarana pendidikan. Pemeliharaan
di SDN Kamalsari bertujuan agar semua sarana prasarana pendidikan yang dimiliki
tetap dalam keadaan baik dan siap pakai sehingga dapat bermanfaat sebagai mana
mestinya. Pemeliharaan barang-barang di SDN Kamalsari dilakukan secara rutin
dengan piket kebersihan dan untuk pemeliharaan gedung dilakukan secara berkala
sesuai denga kebutuhan.
Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari
kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap
digunakan. Pemeliharaan mencakup segala daya upaya yang terus menerus untuk
mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik. Pemeliharaan
dimulai daripemakaian barang, yaitu dengan cara hati-hati dalam menggunakannya.
Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai
keahlian sesuai dengan jenis barang yang dimaksud (Rahayu 2019).
D. Pengahapusan sarana dan prasarana di SDN Kamalsari
Penghapusan barang adalah kegiatan akhir dari siklus pengelolaan sarana
dan prasarana yang dilakukan dengan menggunakan mekanisme tertentu,
berdasarkan peraturan dan ketentuanyang berlaku. Tujuan penghapusan sarana dan
prasarana adalah untuk membebaskan bendaharawan barang atau pengelola dari
pertanggung jawaban administrasi dan fisik atas barang milik negara yang berada
di bawah atau pengurusannya sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku
(Rahayu 2019). Penghapusan sarana prasarana pendidikan adalah kegiatan
meniadakan barang-barang milik lembaga atau milik negara dari daftar inventaris
dengan cara peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada prakteknya,
inventarisasi terdapat barang yang rusak, hilang dan tidak dibutuhkan lagi sehingga
penghapusan diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. Penghapusan sarana
prasarana pendidikan dilakukan agar barang yang sudah tidak teepakai dihapus dari
daftar inventaris dengan cara dijual, dilelang ataupun dimusnahkan. Sarana
prasarana yang dihapus merupaka asset yang sudah tidak terpakai dan tidak
dimanfaatkan karena sudah rusak berat ataupun sudah ada pengganti yang lebih
baik maka akan dilakukan penghapusan (Muizzuddin 2019).
Pada proses penghapusan sarana dan prasarana pendidikan di SDN
Kamalsari, kepala sekolah bersama dengan para guru melakukan pengecekan atau
pemilihan barang-barang yang sudah rusak. Ketika ada barang-barang yang rusak
parah dan tidak bisa diperbaiki lagi, maka barang tersebut dihapus dengan cara
dibakar jika memungkinkan dan juga bisa dengan cara dijual jika ada yang
membutuhkan. Penghapusan sarana dan prasarana dilakukan untuk meminimalisir
pengeluaran dana sekolah untuk perawatan sarana dan prasana pendidikan, karena
jika barang tersebut dubiarkan akan membuat sekolah mengeluarkan biaya yang
besar untuk perawatan sarana dan prasaran tersebut.

SIMPULAN
Dalam proses perencanaan sarana dan prasarana sekolah, kepala sekolah
bermusyawarah dengan para guru tentang sarana dan prasarana yang dibutuhkan
dalam proses pembelajaran. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
merupakan tindak lanjut dari kegiatan perencanaan sarana dan prasarana yang telah
ditetapkan dalam musyawarah antara kepala sekolah dengan para guru.
Pemeliharaan barang-barang di SDN Kamalsari dilakukan secara rutin dengan piket
kebersihan dan untuk pemeliharaan gedung dilakukan secara berkala sesuai denga
kebutuhan. Penghapusan sarana dan prasarana dilakukan untuk meminimalisir
pengeluaran dana sekolah untuk perawatan sarana dan prasana pendidikan, karena
jika barang tersebut dubiarkan akan membuat sekolah mengeluarkan biaya yang
besar untuk perawatan sarana dan prasaran tersebut.

REFERENSI
Agung, Anak Agung Putu, dan Anik Yuesti. 2019. Metode Penelitian Bisnis
Kuantitatif Dan Kualitatif. Vol. 1. Bandung: CV. Noah Aletheia.
Ananda, Ruydi, dan Oda K. Banurea. 2017. Manajemen Sarana dan Prasarana
Pendidikan. Medan: CV. Widya Pustaka.
Astuti, Endang Puji. 2018. Manajemen Sarana dan Prasarana Dalam
Meningkatkan Mutu SDM. Ponorogo: Institut Agama Islam Negeri (Iain)
Ponorogo.
Bancin, Aswin, dan Wildansyah Lubis. 2017. “Manajemen Sarana dan Prasarana
Pendidikan (Studi Kasus SMA Negeri 2 Lupuk Pakam).” Jurnal EducanduM
10(1):62--69.
Fathurrahman, Fathurrahman, dan Rizky Oktaviani Putri Dewi. 2019. “Manajemen
Sarana Dan Prasarana Pendidikan Dalam Mendukung Proses Belajar Siswa Di
SDN Puter 1 Kembangbahu Lamongan.” Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran (Reforma) 8(1):178. doi: 10.30736/rfma.v8i1.141.
Iskandar, Rohiat, dan Puspa. 2019. “Manajemen Sarana Dan Prasarana.” Jurnal
Tarbiyah Islamiyah 4(2):43–54. doi: 10.48094/raudhah.v4i2.47.
Maryadi, dan Nasrudin. 2018. “Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Dalam Pembelajaran Di SD.” Jurnal Managemen Pendidikan 13(1):15–23.
Megasari, Rika. 2014. “Peningkatan Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Untuk Meningkatan Kualitas Pembelajaran Di SMPN 5 Bukittinggi.” Jurnal
Administrasi Pendidikan 2(1):636–48.
Melani, Sri, dan Hade Afriansyah. 2019. “Manajemen Sarana dan Prasarana
Pendidikan.” Jurnal Artikel 0(0):1–5.
Muizzuddin, Muh. 2019. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan di Sekolah
Menengah Pertama Al-Hikmah Benda Sirampog Brebes. Purwokerto:
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana Institut Agama
Islam Negeri Purwokerto.
Muspawi, Mohammad, dan Hafizahtul Robi’ah. 2020. “Realisasi Kinerja Tenaga
Administrasi Sekolah dalam Peningkatan Pelayanan.” Jurnal Manajemen dan
Supervisi Pendidikan 4(3):232–39. doi: 10.17977/um025v4i32020p232.
Nurbaiti. 2015. “Manajemen Sarana Dan Prasarana Sekolah.” Jurnal Manajer
Pendidikan 9(4):536–46. doi: 10.48094/raudhah.v4i2.47.
Nurdin, Hartati; I. 2019. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Media Sahabat
Cendikia.
Rahayu, Sri. 2019. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Bogor:
Program Studi Administrasi Pendidikan STKIP Muhammadiyah.
Sambodo, Djoko. 2016. Pengelolaan Sarana Prasarana Sekolah (MPPKS - SAR).
LAMPURAN

Anda mungkin juga menyukai