Anda di halaman 1dari 7

Bab 1

Seni Rupa Dua Dimensi

A. Pengertian Seni Rupa


Seni rupa adalah cabang seni yang diungkapkan dan diciptakan melalui media rupa
(visual) yang tentunya dapat dilihat oleh mata dan biasanya dapat pula dirasakan melalui
rabaan1. Intinya, wujud rupa adalah penghantar utamanya bagi cabang seni ini, bukan suara
seperti pada seni musik, atau gerakan tubuh pada seni tari.
Seni rupa memiliki beberapa fungsi, antara lain:
 Fungsi estetis, yaitu memberikan keindahan dan kesenangan bagi pengamat atau
penikmat karya seni rupa.
 Fungsi religius, yaitu mengungkapkan kepercayaan atau keyakinan terhadap Tuhan
atau makhluk halus melalui karya seni rupa.
 Fungsi sosial, yaitu mencerminkan kehidupan sosial atau budaya masyarakat yang
menciptakan karya seni rupa.
 Fungsi edukatif, yaitu memberikan pengetahuan atau informasi melalui karya seni
rupa.
 Fungsi terapeutik, yaitu memberikan pengaruh positif bagi kesehatan mental atau
emosional melalui karya seni rupa.

B. Seni Rupa Dua Dimensi


Seni rupa dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan ukuran, fungsi, dan
waktu. Berikut adalah penjelasan masing-masing jenis seni rupa:
a. Seni Rupa Berdasarkan Ukuran
Berdasarkan ukurannya, seni rupa dibedakan menjadi dua, yaitu:
 Seni rupa dua dimensi (2D), yaitu seni rupa yang hanya memiliki panjang dan lebar
saja. Contoh: lukisan, gambar, foto, grafis, kaligrafi, dll.
 Seni rupa tiga dimensi (3D), yaitu seni rupa yang memiliki panjang, lebar, dan tinggi
atau ruang. Contoh: patung, keramik, instalasi, arsitektur, dll.
b. Seni Rupa Berdasarkan Fungsi
Berdasarkan fungsinya, seni rupa dibedakan menjadi dua, yaitu:
 Seni rupa murni, yaitu seni rupa yang mengutamakan cipta, rasa, dan karsa manusia
pada sesuatu yang indah untuk mengekspresikan diri. Contoh: lukisan abstrak,
patung nonfiguratif, instalasi konseptual, dll.
 Seni rupa terapan (seni kriya), yaitu seni rupa yang menciptakan karya yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Contoh: batik, anyaman, ukiran
kayu, perhiasan emas, dll.
c. Seni Rupa Berdasarkan Waktu
Berdasarkan waktunya, seni rupa dapat dilihat dari perkembangan seni lukis dari
masa ke masa. Berikut adalah beberapa periode seni lukis yang terkenal:
 Seni lukis prasejarah, yaitu seni lukis yang dibuat oleh manusia purba sebelum
adanya tulisan. Contoh: lukisan gua di Lascaux (Perancis), Altamira (Spanyol), Maros
(Sulawesi Selatan), dll.
 Seni lukis Mesir kuno, yaitu seni lukis yang berkembang di peradaban Mesir kuno
sekitar 3000 SM hingga 300 M. Ciri-ciri: menggunakan warna-warna cerah dan
kontras, menggambarkan tokoh-tokoh agama dan politik dengan proporsi tubuh
tidak realistis (kepala samping, badan depan), menggunakan simbol-simbol hieroglif.
 Seni lukis Yunani-Romawi kuno, yaitu seni lukis yang berkembang di peradaban
Yunani dan Romawi kuno sekitar 800 SM hingga 500 M. Ciri-ciri: menggunakan
warna-warna alami dan harmonis, menggambarkan tokoh-tokoh mitologi, sejarah,
dan kehidupan sehari-hari dengan proporsi tubuh realistis dan perspektif,
menggunakan teknik fresko (melukis di dinding basah) dan mosaik (menyusun
gambar dari potongan-potongan kecil).
 Seni lukis Abad Pertengahan, yaitu seni lukis yang berkembang di Eropa sekitar 500
hingga 1400 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh agama Kristen, menggunakan warna-warna
gelap dan suram, menggambarkan tokoh-tokoh suci dan adegan-adegan religius
dengan proporsi tubuh tidak realistis dan tanpa perspektif, menggunakan teknik
iluminasi (menghias naskah-naskah dengan gambar dan ornamen).
 Seni lukis Renaisans, yaitu seni lukis yang berkembang di Eropa sekitar 1400 hingga
1600 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh kebangkitan ilmu pengetahuan dan budaya klasik,
menggunakan warna-warna cerah dan kontras, menggambarkan tokoh-tokoh
manusia, alam, dan arsitektur dengan proporsi tubuh realistis dan perspektif,
menggunakan teknik cat minyak dan sketsa.
 Seni lukis Barok, yaitu seni lukis yang berkembang di Eropa sekitar 1600 hingga 1750
M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh gerakan kontra-reformasi gereja Katolik, menggunakan
warna-warna gelap dan dramatis, menggambarkan tokoh-tokoh religius, sejarah, dan
mitologi dengan gerak dinamis dan ekspresif, menggunakan teknik chiaroscuro
(permainan cahaya dan bayangan).
 Seni lukis Rokoko, yaitu seni lukis yang berkembang di Eropa sekitar 1700 hingga
1780 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh gaya hidup mewah dan elegan kaum bangsawan,
menggunakan warna-warna pastel dan lembut, menggambarkan tokoh-tokoh
wanita, pesta, dan romansa dengan gaya halus dan manis, menggunakan teknik cat
air dan pastel.
 Seni lukis Neoklasik, yaitu seni lukis yang berkembang di Eropa sekitar 1750 hingga
1850 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh gerakan revolusi politik dan sosial serta penemuan
arkeologi kuno, menggunakan warna-warna netral dan sederhana, menggambarkan
tokoh-tokoh sejarah, patriotik, dan moral dengan gaya tegas dan formal,
menggunakan teknik cat minyak dan sketsa.
 Seni lukis Romantik, yaitu seni lukis yang berkembang di Eropa sekitar 1800 hingga
1850 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh gerakan reaksi terhadap rasionalisme dan
industrialisasi, menggunakan warna-warna cerah dan emosional, menggambarkan
tokoh-tokoh pahlawan, legenda, alam liar, dan eksotik dengan gaya dramatis dan
imajinatif, menggunakan teknik cat minyak dan akwarel.
 Seni lukis Realisme, yaitu seni lukis yang berkembang di Eropa sekitar 1850 hingga
1900 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh gerakan sosialisme dan demokrasi serta kemajuan
fotografi, menggunakan warna-warna alami dan objektif,  menggambarkan tokoh-
tokoh rakyat, pekerja, dan kehidupan sehari-hari dengan gaya sederhana dan jujur,
menggunakan teknik cat minyak dan sketsa.
 Seni lukis Impresionisme, yaitu seni lukis yang berkembang di Eropa sekitar 1870
hingga 1890 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh gerakan protes terhadap seni akademik
dan konvensional, menggunakan warna-warna cerah dan berani, menggambarkan
tokoh-tokoh alam, kota, dan pemandangan dengan gaya spontan dan ringan,
menggunakan teknik kuas tebal dan goresan pendek.
 Seni lukis Pasca-Impresionisme, yaitu seni lukis yang berkembang di Eropa sekitar
1880 hingga 1910 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh gerakan eksperimen terhadap warna,
bentuk, dan gaya impresionisme, menggunakan warna-warna simbolik dan subjektif,
menggambarkan tokoh-tokoh manusia, alam, dan emosi dengan gaya pribadi dan
ekspresif, menggunakan teknik cat minyak dan pastel.
 Seni lukis Ekspresionisme, yaitu seni lukis yang berkembang di Eropa sekitar 1900
hingga 1930 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh gerakan reaksi terhadap realitas sosial dan
politik yang suram, menggunakan warna-warna gelap dan kontras, menggambarkan
tokoh-tokoh manusia, alam, dan penderitaan dengan gaya distorsi dan dramatis,
menggunakan teknik cat minyak dan akwarel.
 Seni lukis Kubisme, yaitu seni lukis yang berkembang di Eropa sekitar 1907 hingga
1920 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh gerakan revolusi terhadap perspektif tradisional
dan ilusi ruang, menggunakan warna-warna netral dan geometris, menggambarkan
tokoh-tokoh manusia, benda, dan alam dengan gaya fragmentasi dan abstraksi,
menggunakan teknik cat minyak dan kolase.
 Seni lukis Surrealisme, yaitu seni lukis yang berkembang di Eropa sekitar 1920 hingga
1940 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh gerakan eksplorasi terhadap dunia bawah sadar
dan mimpi, menggunakan warna-warna realistis dan fantastis, menggambarkan
tokoh-tokoh manusia, benda, dan alam dengan gaya absurd dan ilusi, menggunakan
teknik cat minyak dan sketsa.
 Seni lukis Abstrak, yaitu seni lukis yang berkembang di Eropa dan Amerika sekitar
1910 hingga 1960 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh gerakan pembebasan terhadap
bentuk dan makna representatif, menggunakan warna-warna simbolik dan bebas,
menggambarkan tokoh-tokoh tanpa objek atau referensi nyata dengan gaya
nonfiguratif dan geometris, menggunakan teknik cat minyak dan akrilik.
 Seni lukis Pop Art, yaitu seni lukis yang berkembang di Amerika dan Inggris sekitar
1950 hingga 1970 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh gerakan kritik terhadap
konsumerisme dan budaya populer, menggunakan warna-warna cerah dan
komersial, menggambarkan tokoh-tokoh selebriti, iklan, komik, dan barang-barang
konsumsi dengan gaya ironis dan humoris, menggunakan teknik cat minyak, akrilik,
dan silkscreen.
 Seni lukis Kontemporer, yaitu seni lukis yang berkembang di seluruh dunia sejak
1970 M hingga sekarang. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh berbagai isu sosial, politik,
budaya, lingkungan, dll., menggunakan warna-warna beragam dan inovatif,
menggambarkan tokoh-tokoh apapun yang relevan dengan konteks zaman dengan
gaya apapun yang sesuai dengan visi seniman, menggunakan teknik apapun yang
mungkin termasuk media campuran (mixed media) dan digital.

C. Jenis Seni Rupa Dua Dimensi


Karya seni rupa dua dimensi atau dwimatra adalah karya seni rupa yang hanya memiliki
dimensi panjang dan lebar tanpa dimensi ruang. Jenis Seni Rupa Dua Dimensi antara lain :
1. Gambar

Gambar merupakan salah satu contoh karya seni rupa yang cukup umum ditemui dalam
kehidupan sehari-hari. Umumnya, perwujudan gambar ini lebih menekankan pada unsur
garis, bentuk, dan aspek fungsi tanpa adanya ekspresi.

2. Lukisan
Lukisan merupakan karya seni rupa dua dimensi yang mengungkapkan bentuk objektif
dengan komposisi dan nilai subjektif melalui ekspresi dan kreativitas.
3. Sketsa
Sketsa adalah contoh karya seni rupa dua dimensi berupa garis sederhana yang dibuat
secara spontan namun bermakna. Sketsa dapat berupa rencana lukisan atau bisa juga
lukisan bergaya sketsa.

4. Kartun
Kartun merupakan karya seni rupa dua dimensi berupa gambar yang telah diubah
bentuknya (dideformasi) dari wujud aslinya sehingga tampilannya menjadi lucu dan
menarik.

5. Karikatur
Karikatur adalah jenis karya seni rupa dua dimensi yang terfokus pada karakter suatu
objek. Meskipun sudah diubah bentuknya (dideformasi), tokohnya masih bisa dikenali
karena ciri khasnya.

6. Vinyet
Vinyet adalah karya seni rupa dua dimensi berupa gambar dekoratif tanpa maksud yang
jelas. Umumnya, vinyet dibuat untuk ilustrasi sajak, puisi, atau karya sastra lainnya sebagai
improvisasi pengisian halaman kosong.

7. Siluet
Siluet merupakan gambar suatu objek berupa manusia, binatang, pemandangan, atau bentuk lain
dalam bentuk padat dan hanya terdiri dari satu warna, yaitu hitam. Secara sederhana, siluet bisa
diartikan sebagai gambar hitam bayangan suatu objek, dengan atau tanpa modifikasi.

8. Poster
Poster adalah contoh karya seni rupa dua dimensi jenis reklame yang memadukan antara
tulisan dan gambar dengan tujuan memberikan informasi kepada orang banyak. Biasanya
poster berbentuk selebaran dan ditempatkan di lokasi yang ramai dan strategis agar
mudah terlihat.

9. Foto
Foto adalah produk fotografi yang merupakan seni menghasilkan gambar dari suatu objek
dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek pada media yang peka cahaya.
Seni rupa dua dimensi ini dibuat melalui proses pemotretan dengan kamera, pencucian
film, dan pencetakan gambar foto.

10. Grafiti
Grafiti adalah contoh karya seni rupa dua dimensi berupa coretan pada dinding seng,
beton, atau kayu. Grafiti ini dibuat dengan menggunakan komposisi warna, garis, bentuk,
dan volume untuk menuliskan kata, kalimat, atau simbol tertentu menggunakan cat
semprot.

11. Kaligrafi
Kaligrafi adalah salah satu bentuk karya seni rupa dua dimensi berupa seni menulis yang
menekankan pada keindahan. Secara sederhana, kaligrafi dapat diartikan menulis indah dengan
cara menggayakan huruf dan tulisan dengan teknik tertentu sehingga terlihat menarik.

Sumber materi :
https://www.detik.com/sulsel/berita/d-6467323/38-contoh-karya-seni-rupa-dua-dimensi-beserta-
penjelasannya

D. Nilai Estetis Karya Seni Rupa Dua Dimensi


Nilai estetis, identik dengan keindahan dan keunikan sebuah karya seni rupa. Nilai estetis sebuah
karya seni rupa terutama dipengaruhi oleh keharmonisan dan keselarasan penataan unsur-unsur
rupanya. Nilai estetis dapat juga bersifat subjektif sesuai selera orang yang melihatnya. Pengalaman
pribadi, lingkungan, dan budaya di mana seseorang tinggal dapat menyebabkan nilai estetis sebuah
karya seni rupa berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya. Sebuah karya seni rupa menjadi
indah dan unik karena kemampuan perupanya memilih dan memvisualisaikan objek pada bidang
garapannya melalui pengolahan unsur-unsur rupa.

E. Medium Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi


Perwujudan sebuah karya seni rupa sangat dipengaruhi medium yang digunakan dalam proses
pembuatan karya tersebut. Medium berasal dari kata “media” yang berarti perantara. Istilah medium
biasanya digunakan untuk menyebut berbagai hal yang berhubungan dengan bahan (termasuk alat dan
teknik) yang dipakai dalam berkarya seni (Susanto, 2011). Keterampilan dalam mengolah bahan,
menggunakan alat, dan penguasaan teknik yang baik sangat diperlukan untuk mewujudkan sebuah
karya seni yang berkualitas. Ingatlah bahwa keterampilan mewujudkan karya yang berkualitas ini tidak
berkaitan langsung dengan bakat seseorang, tetapi lebih dipengaruhi oleh ketekunan dalam berlatih.
Setiap jenis karya seni rupa medium (alat, bahan, dan teknik) yang khas dalam proses perwujudannya.
Demikian pula dalam berkarya seni rupa dua dimensi karena kekhasannya inilah maka ada karya seni
rupa dua dimensi yang dinamai sesuai dengan bahan atau teknik pembuatannya. Tahukah kamu jenis
karya seni rupa apa saja yang dinamai atau dikategorikan berdasarkan bahan dan tekniknya tersebut?
Adakah karya-karya tersebut di sekitar kamu? Apakah kamu sudah pernah melihat karya seni lukis?

Medium yang umum dikenal dalam berkarya seni lukis adalah kuas, kanvas, dan cat. Dengan
menggunakan kuas, perupa menggoreskan cat pada permukaan kanvas untuk menciptakan bentuk-
bentuk yang unik. Selain kanvas, medium lain juga dapat digunakan untuk berkarya lukisan. Ada lukisan
yang menggunakan medium papan kayu (board), kertas, kaca, dan sebagainya. Jenis cat yang
digunakan dalam melukis juga sangat banyak, ada yang berbasis air, ada yang berbasis minyak, ada
yang berbentuk padat, dan ada juga yang berbentuk cair. Pengunaan alat, bahan, dan teknik dalam
proses pembuatan karya seni lukis dapat menyebabkan efek visualisasi yang berbeda-beda pula.
Adakalanya kita dengan mudah mengetahui medium yang digunakan dalam berkarya seni lukis, tetapi
ada kalanya kita sulit untuk membedakan penggunaan alat, bahan, dan teknik pada sebuah karya seni
lukis terutama jika hanya melihat gambar reproduksinya saja.

F. Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi


Berkarya seni rupa dua dimensi adalah kegiatan (proses) menggunakan alat dan bahan tertentu
melalui keterampilan teknik berkarya seni rupa untuk memvisualisasikan gagasan, pikiran, dan atau
perasaan seorang perupa pada bidang dua dimensi. Berikut disajikan sketsa proses berkarya.
1. mencari ide atau gagasan berkarya
2. menemukan ide atau gagasan berkarya
3. menuangkan ide atau gagasan berkarya ke dalam sketsa
4. memindahkan sketsa ke atas kanvas
5. mempresentasikan karya seni

Anda mungkin juga menyukai