Anda di halaman 1dari 8

TUGAS VICON E-MARKETING & E-CRM (KEDUA)

COMPANY PROFILE

Payless ShoeSource adalah jaringan alas kaki keluarga terbesar di Amerika Serikat. Misi kami
adalah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan kami akan alas kaki yang terjangkau dengan
menyediakan mode, nilai luar biasa, pilihan, dan kenyamanan dalam lingkungan belanja
swalayan. Kami berkomitmen untuk mencapai tingkat pertumbuhan laba yang unggul.

Sejarah Payless ShoeSource, Inc.

Payless ShoeSource, Inc. adalah retaail alas kaki terbesar di Amerika Serikat. 4.261 toko
perusahaan beroperasi di seluruh 50 negara bagian serta Puerto Riko dan U.S. Virgin
Islands. Payless membangun kesuksesannya dengan menawarkan banyak pilihan sepatu
dengan harga yang sangat murah. Pada tahun 1996 harga rata-rata sepasang sepatu Payless
hanya $11. Perusahaan telah mampu mempertahankan harga yang terjangkau dengan
berpegang teguh pada format swalayan, mempertahankan struktur biaya yang ketat, dan
bersikeras pada sumber yang efisien dan kontrol inventaris. Didirikan di Topeka, Kansas,
pada pertengahan 1950-an oleh sepupu Louis dan Shaol Pozez, Payless diakuisisi oleh May
Department store pada 1979. Perusahaan tetap menjadi anak perusahaan pada Mei hingga
1996, ketika dipecah menjadi pemegang saham Mei. Payless ShoeSource telah menjadi
institusi Amerika pada tahun 1996.

- Tahun 1950

Payless ShoeSource didirikan sebagai Pay-Less National di Topeka, Kansas, pada tahun 1956
oleh dua sepupu, Louis dan Shaol Pozez. Tiga toko "Pay less" dibuka di Topeka dalam waktu
satu tahun sejak pendirian perusahaan. Perusahaan kemudian berekspansi ke Oklahoma,
Texas, dan Nebraska, membuka 12 gerai baru pada akhir dekade ini.

- Tahun 1960

Pada awal tahun 60-an, Pay-Less National, yang telah mengoperasikan toko ritel dengan
berbagai nama, termasuk Pay-Less Self Service, National Self Service, Gambles Discount
Shoes, dan Shopper's City, mengubah nama perusahaannya menjadi "Volume Distributors".
mencerminkan operasi perusahaan yang beragam secara lebih dekat. Pada tahun 1962
Volume Distributor go public untuk mengumpulkan modal untuk pertumbuhan lebih lanjut.

- Ekspansi tahun 1970

Nama Payless ShoeSource diadopsi pada tahun 1978 untuk sebagian besar gerai ritel Sepatu
Volume dan logo perusahaan diubah menjadi kuning, oranye, dan coklat yang sekarang
sudah dikenal. Kesuksesan Volume Shoe dan outlet Payless ShoeSource sebagian karena
keahlian perusahaan dalam memilih lokasi untuk tokonya.

- Diakuisisi oleh May Department Store

Pada tahun 1979 Volume Shoe, dengan 739 toko Payless ShoeSource yang menghasilkan
penjualan tahunan sebesar $191 juta, diakuisisi oleh May Department Stores dalam
pertukaran saham senilai $160 juta. May adalah salah satu pengecer terkemuka di Amerika
Serikat, dengan penjualan tahunan mendekati $3 miliar. Raksasa ritel itu memiliki 11
departemen dan jaringan toko diskon, tetapi Volume Shoe adalah perusahaan pertama May
yang masuk ke bisnis sepatu diskon.

- Tahun 1990-an

Meskipun pendapatan Payless juga meningkat hingga akhir tahun 80-an, laba atas penjualan
gagal mengimbangi kinerja perusahaan sebelumnya atau dengan kepemilikan department
store inti May. Penghasilan sebagai persentase dari penjualan adalah sekitar 15 persen
ketika Mei membeli Sepatu Volume, tetapi penjualan datar di sektor sepatu diskon melihat
angka ini turun menjadi sekitar 11 persen di akhir tahun 80-an dan kemudian turun lagi
menjadi kurang dari 8 persen di tahun 1995.

Saat Payless ShoeSource memulai kehidupan barunya sebagai perusahaan publik


independen, perusahaan mengoperasikan 4.270 toko termasuk 775 gerai Payless
Kids. Rencana dengan cepat diterapkan untuk menutup atau memindahkan sekitar 500
lokasi yang kurang menguntungkan dan terus membuka toko baru. Sementara keseluruhan
penjualan menurun selama paruh pertama tahun 1996, penjualan toko-ke-toko serta
margin keuntungan naik dari periode yang sama pada tahun 1995. CEO Payless Steven J.
Douglass optimis bahwa penerapan strategi promosi baru akan menghasilkan pendapatan
yang lebih baik. sampai akhir dekade.
Pada tanggal 17 April 2011 PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) resmi membuka Payless
ShoeSource di Indonesia. Payless ShoeSource, peritel sepatu khusus keluarga terbesar di
Amerika Serikat ini telah membuka toko pertamanya di Central Park Mall. Kini toko Payless
Shoesource dapat ditemukan di Blok M Plaza, Plaza Semanggi, Paris Van Java (Bandung),
Margocity (Depok), Debenhams Supermal Karawaci.

Sebagaimana di Amerika Serikat dan beberapa negara lain, Payless menawarkan rangkaian
sepatu buat semua kalangan. Mulai dari wanita, pria dan anak-anak, yang selalu disesuaikan
dengan tren saat ini. Contoh, pumps, wedges, gladiator sandal, flip flop, sports shoes,
character sneakers untuk anak laki-laki, dan glitter shoes untuk anak perempuan. Sejumlah
aksesoris juga tersedia, seperti handbag, tote bag, clutch, scarf, topi, serta perhiasan.nya.

SEGMENTATION TARGETING POSITIONING

MAPI berharap keluarga Indonesia yang menjadi segmen pasar Payless dapat beralih ke
Payless untuk mendapatkan tren sepatu tahun ini. Di antaranya sepatu hak tinggi, hak
wedges, tas tangan, tas belanja atau tote bags, tas pesta atau clutch, sepatu glitter, dan
sepatu kets.

Harga yang ditawarkan Payless per pasang Rp 259.000 untuk sepatu wanita, Rp 199.000
untuk pria, dan Rp 169.000 untuk anak-anak.

Salah satu strategi Payless untuk mendapat konsumen adalah dengan membuat program
tambahan untuk pengukuran kaki anak-anak. Sehingga anak-anak dari segala usia
memungkinkan mendapat sepatu yang pas dengan kaki mereka. Program ini dibuat
merespons kebutuhan konsumen yang membawa anaknya yang berukuran kaki lebih besar.
Dengan demikian, walau ukuran sepatunya besar, tapi modenya tetap cocok untuk anak-
anak.

Mengapa Payless bisa mematok harga murah? Karena Payless berhasil menjalin kerja sama
dengan desainer dan label fashion untuk merancang desain khusus untuk jaringan toko ini.
Oleh karena dirancang khusus untuk Payless itulah, sepatu koleksi toko ini dapat diperoleh
dengan harga terjangkau.
FINANCIAL PROJECTION IN NEXT 5 YEARS

Pengecer alas kaki diskon, yang mengajukan perlindungan kebangkrutan pada Februari
2019, dan kemudian menutup 2.500 toko dan operasi e-niaga di Amerika Utara, telah
memasuki kembali pasar. Secara resmi menghapus "Shoesource" dari nama mereknya,
Payless telah meluncurkan platform e-niaga baru yang menampilkan label pribadi dan nama
merek serta memiliki prototipe ritel baru.

Payless mengatakan muncul kembali di pasar Amerika Utara dengan pendekatan


omnichannel baru, baik online maupun di dalam toko. Sebagai bagian dari strategi barunya,
pengecer telah menetapkan tujuan untuk membuka 300 hingga 500 toko berdiri bebas di
seluruh Amerika Utara selama lima tahun ke depan, dimulai dengan peluncuran prototipe
pada akhir musim gugur, di Miami, yang juga merupakan rumah bagi merek tersebut.
markas baru. Perusahaan bermaksud membuka 30 hingga 45 toko di wilayah tersebut pada
akhir tahun depan, lapor Women's Wear Daily. (Menurut laporan, Payless menandatangani
semua sewa sebagai kesepakatan sewa persentase dan tidak akan menggunakan ruang
dengan ketentuan sewa tradisional.

Toko Payless yang baru akan dirancang untuk menawarkan pengalaman pelanggan yang
mulus, dengan titik sentuh di dalam toko yang menggabungkan desain dengan komponen
digital di tempat, termasuk cermin pintar dan panel dinding layar sentuh, kata peritel. Toko-
toko juga akan menampilkan grafik perbandingan kaki augmented reality "pertama dari
jenisnya" yang akan memungkinkan pembeli mengukur ukuran sepatu mereka dengan
telepon mereka, untuk membantu pembelian di dalam toko dan online.

Toko-toko baru akan menjadi tambahan dari 700 toko internasional merek yang sudah ada,
yang terdiri dari 298 waralaba dan 412 lokasi Amerika Latin dan Tengah. (Toko internasional
tanpa pembayaran tidak terpengaruh oleh pengajuan kebangkrutan perusahaan.)

https://chainstoreage.com/revitalized-payless-open-300-500-stores-during-next-five-years
Untuk membuat proyeksi keuangan perusahaan Payless Shoesource selama lima tahun ke
depan, kita perlu memperhatikan beberapa asumsi dan faktor yang dapat mempengaruhi
performa keuangan perusahaan tersebut. Namun, perlu diingat bahwa proyeksi keuangan
adalah perkiraan berdasarkan asumsi tertentu dan tidak dapat dijamin keakuratannya.
Berikut adalah contoh sederhana proyeksi keuangan untuk Payless Shoesource:

• Pertumbuhan Pendapatan: Berdasarkan data pada tabel di atas, kita dapat


mengasumsikan pertumbuhan pendapatan yang konservatif. Misalnya, kita dapat
mengasumsikan pertumbuhan pendapatan sebesar 5% per tahun.
• Marjin Laba: Dalam industri ritel sepatu, marjin laba bervariasi tergantung pada banyak
faktor seperti persaingan, biaya produksi, dan strategi harga. Menggunakan angka kasar,
kita dapat mengasumsikan marjin laba sekitar 15% dari pendapatan.
• Biaya Operasional: Biaya operasional mencakup biaya gaji karyawan, biaya sewa toko,
biaya pemasaran, biaya persediaan, dan lain-lain. Asumsikan biaya operasional tetap atau
mengalami peningkatan yang moderat setiap tahun.
• Investasi dan Ekspansi: Jika Payless Shoesource berencana untuk mengembangkan
bisnisnya atau membuka gerai baru, asumsikan ada pengeluaran modal untuk investasi
dan ekspansi tersebut.

Berikut adalah contoh sederhana proyeksi keuangan untuk Payless Shoesource selama lima
tahun ke depan (angka dalam juta USD):
*Dalam tabel ini, kami mengasumsikan pertumbuhan pendapatan per tahun sebesar 5%,
laba kotor sebesar 12% dan laba bersih sebesar 8% dari pendapatan, Anda akan
menggantikan X dengan angka tersebut dalam tabel.

Pendapatan (Million Laba Kotor (Million Laba Bersih (Million


Tahun USD) USD) USD)
Tahun 1 50 6 4
Tahun 1 52,5 6,3 4,2
Tahun 3 55,125 6,615 4,41
Tahun 4 57,88125 6,94575 4,6305
Tahun 5 60,7753125 7,2930375 4,862025

Referensi : https://incfact.com/company/paylessshoesource-topeka-ks/#
E MARKETING SRTATEGY

Menggunakan E-Marketing Strategy dengan jenis Media Social Maketing

1. Mambuat Konten yang kreatif dan menarik

Untuk menarik perhatian pelanggan, Payless dapat membuat berbagai macam konten di
media sosial seperti konten berbagi cerita, konten tips and tutorial dalam hal fashion,
konten perbandingan produk, konten visual seperti koleksi foto, konten Q&A langsung
bersama pelanggan dan banyak lainnya.

2. Memanfaatkan Media sosial sebagai sarana promosi

Payless dapat membuat promosi di media sosial dengan memnfaatkan Ads dari aplikasi yang
dimiliki. Seperti Email Marketing, Facebook Ads. Instagram Ads. TikTok Ads. Google Ads. Dan
lain sebagainya. Selain itu melakukan program Live streaming juga membuat pelanggan
tertarik membeli produk yang ditawarkan dikarenakan banyaknya platform media sosial
yang menawarkan berbagai macam vocher pada pelanggan.
3. Membangun data base dari iklan

4. Menciptakan Brand Awareness

Kesadaran merek (Brand awareness) adalah kemampuan calon pembeli atau konsumen
untuk
mengenali maupun mengingat sebuah merek. Dalam hal ini, tentunya ini bisa meliputi
nama, gambar / logo, serta slogan tertentu yang digunakan para pelaku pasar untuk
mempromosikan produk-produknya. Penetapan Brand Awareness pada strategi pemasaran
merupakan strategi perusahaan untuk memasarkan merek/brand yang dimiliki.
Menurut Aaker (1996), brand awareness didefinisikan menjadi 3 tingkatan, yaitu:

1. Pertama, Brand recognition (pengenalan), ini merupakan tingkatan yang paling rendah,
dimana para konsumen baru mengenal sebuah merek dan masih membutuhkan alat untuk
bisa mengingat merek tersebut.

2. Kedua, Brand recall (mengingatkan kembali), kesadaran merek langsung muncul di benak
para konsumen setelah merek tertentu disebutkan. Berbeda dengan recognition yang
membutuhkan alat, brand recall hanya membutuhkan pengulangan / penyebutan ulang
untuk mengingat merek produk.

3. Ketiga adalah Top of mind (puncak), ini adalah tingkatan tertinggi dimana merek tertentu
telah
mendominasi benak para konsumen, sehingga dalam level ini mereka tidak membutuhkan
pengingat apapun untuk bisa mengenali merek produk tertentu. Nah, untuk bisa sampai ke
level top of mind, tentunya dibutuhkan strategi promosi khusus untuk menanamkan brand
produk yang cukup kuat.
5. Layout toko
Strategi Payless adalah berfokus pada kebutuhan konsumen dalam hal ini produk uptodate
dengan alas kaki yang nyaman. Dilihat dari pencapaian yang dimiliki Payless dengan jumlah
penjualan per triwulannya dan mampu masuk dalam persaingan dengan perusahaan bisnis
lain membuat PT Mitra Adiperkasa yang menaungi Payless semakin gencar dalam
meningkatkan strategi yang mampu menarik minat konsumen.
Payless hadir dengan store layout, promosi, harga, serta kesadaran merek dengan
penerapan strategi
pemasarannya dengan faktor internal pada toko yaitu produk dan kualitas pelayanan. Pada
penerapan strategi pemasaran, faktor keberhasilan yang menunjang Payless terdapat Tata
Letak (store layout). Store Layout atau Tata Letak yang dimiliki Payless dengan toko retail
sepatu impor pada umumnya memberikan kemudahan dalam mencari sepatu dan ukuran
sepatu yang diinginkan. Penempatan lorong dan gang-gang di dalamnya juga terletak agak
menjorok ke dalam sehingga konsumen memerlukan waktu lebih banyak memilih sepatu
serta tidak merasa diawasi baik dari dalam toko maupun dari luar toko. Menurut Levy &
Weitz (2001), store layout yang baik menyediakan keseimbangan antara memberikan
pelanggan ruang yang cukup untuk berbelanja dan
secara produktif menggunakan sumber daya dari store layout itu sendiri. Sebuah took
dengan banyak
pengunjung menciptakan rasa yang menyenangkan dan diharapkan dapat menaikkan
pembelian.

Anda mungkin juga menyukai