Anda di halaman 1dari 11

FIKIH MUAMALAH

Muamalah adalah hubungan antar manusia, hubungan sosial, atau  hablum


minannas. Dalam syariat Islam hubungan antar manusia tidak dirinci jenisnya, tetapi
diserahkan kepada manusia mengenai bentuknya. Islam hanya membatasi bagian-bagian
yang penting dan mendasar berupa larangan Allah dalam Al-Quran atau larangan Rasul-
Nya yang didapat dalam As-Sunnah.

Deskripsi Makalah:

Matkul                         : Fikih Mu’amalah I

Prodi                           : Ekonomi Syari’ah

Semester                     : III C

Dosen Pengampu        : Jannus Tambunan, M.H.I

Nama Pemakalah        : Radja potir M. lubis

NIM                            : 21080071

A. Pengertian Fikih Muamalah

Kata fiqih berasal dari kata arab al-fiqh berarti mengerti, tahu atau paham.
Sedangkan menurut istilah, fiqih dipakai dalam dua arti: dalam arti ilmu hukum
(jusiprudence) dan dalam arti hukum itu sendiri (law). Dalam arti pertama, fiqih adalah
ilmu hukum islam, yaitu suatu cabang studi yang mengkaji norma-norma syariah dalam
kaitannya dengan tingkah laku konkret manusia. Dalam pengertian kedua, fiqih adalah
hukum Islam itu sendiri, yaitu kumpulan norma-norma atau hukum-hukum syara yang
mengatur tingkah laku manusia, baik hukum-hukum itu ditetapkan langsung di dalam Al-
Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW maupun yang merupakan hasil ijtihad, yaitu
interpretasi dan penjabaran oleh para ahli hukum Islam (fuqaha) terhadap kedua sumber
tersebut.1

Hal ini berbeda dengan syariah yang berarti jalan yang digariskan Tuhan menuju
kepada keselamatan atau lebih tepatnya jalan menuju Tuhan. Syariah digunakan dalam

1
Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah: Studi Tentang Teori Akad dalam Fikih Muamalat, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2010) hal:5

1
arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas syariah dimaksudkan sebagai keseluruhan ajaran
agama dan norma-norma yang dibawa Nabi Muhammad SAW yang mengatur kehidupan
manusia baik dalam aspek kepercayaannya maupun dalam aspek tingkah laku praktisnya.
Singkatnya syariah adalah ajaran-ajaran agama Islam itu sendiri, yang dibedakan
menjadi dua aspek: ajaran tentang kepercayaan (akidah) dan ajaran tentang tingkah laku
(amaliah). Dalam hal ini, syariah dalam arti luas identik dengan asy-syar‟ (syarak) dan
ad-din (agama Islam). Dalam arti sempit, syariah merujuk kepada aspek praktis
(amaliah) dari syariah dalam arti luas, yaitu aspek yang berupa kumpulan ajaran atau
norma yang mengatur tingkah laku konkret manusia. Syariah dalam arti sempit inilah
yang lazimnya di identikkan dan diterjemahkan sebagai hukum islam. Hanya saja,
syariah dalam arti sempit ini lebih luas dari sekedar hukum pada umumnya, karena
syariah dalam arti sempit tidak saja meliputi norma hukum itu sendiri, tetapi juga norma
etika atau kesusilaan, norma sosial dan norma keagamaan seperti ibadah yang diajarkan
Islam2.

Adapun Kata Muamalah berasal dari bahasa arab diambil dari kata (‫ )العمل‬yang
merupakan kata umum untuk semua perbuatan yang dikehendaki mukallaf. Kata ini
menggambarkan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dengan seseorang atau
beberapa orang dalam memenuhi kebutuhan masing-masing. Sedangkan Fiqih
Muamalah secara terminologi didefinisikan sebagai hukum-hukum yang berkaitan
dengan tindakan hukum manusia dalam persoalan-persoalan keduniaan. Misalnya dalam
persoalan jual beli, hutang-piutang, kerjasama dagang, perserikatan, kerjasama dalam
penggarapan tanah, sewa-menyewa dan lain-lain.3

Muamalah adalah hubungan antara manusia dalam usaha mendapatkan alat-alat


kebutuhan jasmaniah dengan cara sebaik-baiknya sesuai dengan ajaran-ajaran dan
tuntutan agama. Agama Islam memberikan norma dan etika yang bersifat wajar dalam
usaha mencari kekayaan untuk memberi kesempatan pada perkembangan hidup manusia
di bidang muamalah dikemudian hari. Islam juga memberikan tuntutan supaya
perkembangan itu jangan sampai menimbulkan kesempitan-kesempitan salah satu pihak
dan kebebasan yang tidak semestinya kepada pihak lain. Sedangkan Hukum Muamalah
adalah hukum yang mengatur tentang hak dan kewajiban dalam masyarakat untuk
mencapai Hukum Islam, meliputi hutang-piutang, sewa-menyewa, jual beli dan lain

2
Ibid, hal 5
3
Nasrun Haroen, Fikih Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), hal 1

2
sebagainya Dengan kata lain masalah muamalah ini diatur dengan sebaik-baiknya agar
manusia dapat memenuhi kebutuhan tanpa memberikan mudhorat kepada orang lain.

Adapun yang termasuk dalam muamalah antara lain tukar-menukar barang, jual beli,
pinjam meminjam, upah kerja, serikat dalam kerja dan lain-lain. dapat dipahami Fiqih
Muamalah adalah pengetahuan tentang kegiatan atau transaksi yang berdasarkan
hukumhukum syariat, mengenai perilaku manusia dalam kehidupannya yang diperoleh
dari dalil-dalil Islam secara rinci. Sehingga Fiqih Muamalah adalah keseluruhan kegiatan
muamalah manusia berdasarkan hukumhukum Islam yang berupa peraturan-peraturan
yang berisi perintah atau larangan seperti wajib, sunah, haram, makruh dan mubah.
Hukum-hukum fiqih terdiri dari hukum-hukum yang menyangkut urusan Ibadah dalam
kaitannya dengan hubungan vertikal antara manusia dengan Allah dan urusan muamalah
dalam kaitannya dengan hubungan horizontal antara manusia dengan manusia lainnya.

Secara bahasa Muamalah berasal dari kata amala yu’amilu yang artinya bertindak,
saling berbuat, dan saling mengamalkan. Sedangkan menurut istilah Muamalah adalah
tukar menukar barang atau sesuatu yang memberi manfaat dengan cara yang ditentukan.
Muamalah juga dapat diartikan sebagai segala aturan agama yang mengatur hubungan
antara sesama manusia, dan antara manusia dan alam sekitarnya tanpa memandang
perbedaan.

Fikih muamalah dapat juga dikatakan sebagai hukum perdata Islam, hanya saja bila
dibandingkan dengan Kitab UndangUndang Hukum Perdata (BW. Burgerlijk Wetboek)
yang juga berkaitan dengan hukum personal, fikih muamalah atau dapat dikatakan
sebagai hukum perdata Islam hanya mencukupkan pembahasannya pada hukum
perikatan (verbintenissen recht), tidak membahas hukum perorangan (personen recht)
dan hukum kebendaan (zakenrecht) secara khusus.

Aturan agama yang mengatur hubungan antar sesama manusia, dapat kita temukan
dalam hukum islam tentang perkawinan, perwalian, warisan, wasiat, hibah perdagangan,
perburuan, perkoperasian dll. Aturan agama yang mengatur hubungan antara manusia
dan lingkungannya dapat kita temukan antara lain dalam hukum Islam tentang makanan,
minuman, mata pencaharian, dan cara memperoleh rizki dengan cara yang dihalalkan
atau yang diharamkan.

3
Adapun yang menjadi sumber hukum Fiqih Muamalah adalah firman Allah dalam surah
al-Baqarah ayat 188:

ِ ‫اط ِل َوتُ ْدلُْوا هِبَٓا اِىَل احْلُ َّك ِام لِتَ ْأ ُكلُ ْوا فَ ِر ْي ًق ا ِّم ْن اَْم َو ِال الن‬
‫َّاس‬ ِ ‫واَل تَْأ ُكلُ ْٓوا اَموالَ ُكم بينَ ُكم بِالْب‬
َ ْ َْ ْ َ ْ َ
ࣖ ‫بِااْلِ مْثِ َواَْنتُ ْم َت ْعلَ ُم ْو َن‬
Artinya: "Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil,
dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan
maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan
jalan dosa, padahal kamu mengetahui."

Serta firman Allah dalam Surah an-Nisa’ ayat 29:

ٍ ‫اط ِل آِاَّل اَ ْن تَ ُك ْو َن جِت َ َارةً َع ْن َت َر‬


ۗ ‫اض ِّمْن ُك ْم‬ ِ ‫ٰيٓاَيُّها الَّ ِذين اٰمُنوا اَل تَْأ ُكلُ ْٓوا اَم والَ ُكم بينَ ُكم بِالْب‬
َ ْ َْ ْ َ ْ ْ َ َْ َ
‫َواَل َت ْقُتلُ ْٓوا اَْن ُف َس ُك ْم ۗ اِ َّن ال ٰلّهَ َكا َن بِ ُك ْم َر ِحْي ًما‬
Artinya:  "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam
perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha
Penyayang kepadamu."

Firman Allah dalam surat An Nahl ayat 89 :

ٓ ِ
‫ك‬ َ ِ‫ث يِف ْ ُك ِّل اَُّم ٍة َش ِهْي ًدا َعلَْي ِه ْم ِّم ْن اَْن ُف ِس ِه ْم َوجْئ نَا ب‬
َ ‫ك َش ِهْي ًدا َع ٰلى ٰهُؤ اَل ۤ ۗ ِء َو َنَّزلْنَا َعلَْي‬ ُ ‫َو َي ْو َم َنْب َع‬
ࣖ َ ‫ٰب تِْبيَانًا لِّ ُك ِّل َش ْي ٍء َّو ُه ًدى َّو َرمْح َةً َّوبُ ْش ٰرى لِْل ُم ْسلِ ِمنْي‬ ِ
َ ‫الْكت‬

Artinya : “(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami, bangkitkan pada tiap-tiap umat
seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu
(Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami
turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an) untuk menjelaskan segala
sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
yang berserah diri.

4
Fiqh Muamalah menurut para ahli dalam arti luas:
1. Menurut Ad-Dimyati, fiqh muamalah adalah aktifitas untuk menghasilkan
duniawi menyebabkan keberhasilan masalah ukhrawi.
2. Menurut pendapat Muhammad Yusuf Musa yaitu ketentuan-ketentuan hukum
mengenai kegiatan perekonomian, amanah dalam bentuk titipan dan pinjaman,
ikatan kekeluargaan, proses penyelesaian perkara lewat pengadilan, bahkan soal
distribusi harta waris.
3. Menurut pendapat Mahmud Syaltout yaitu ketentuan-ketentuan hukum
mengenai hubungan perekonomian yang dilakukan anggota masyarakat, dan
bertendensikan kepentingan material yang saling menguntungkan satu sama
lain.
4. H. Lammens, S.J., guru besar bidang bahasa Arab di Universitas Joseph, Beirut
sebagaimana dikutip dalm buku Pengantar Fiqh Mu’amalah karya Masduha
Abdurrahman, memaknai fiqh sama dengan syari’ah. Fiqh, secara bahasa
menurut Lammens adalah wisdom (hukum). Dalam pemahamannya, fiqh adalah
rerum divinarum atque humanarum notitia (pengetahuan dan batasan-batasan
lembaga dan hukum baik dimensi ketuhanan maupun dimensi manusia).

B. Ruang lingkup Fikih Muamalah

Muamalah adalah hubungan antar manusia, hubungan sosial, atau hablum


minannas. Dalam syariat Islam hubungan antar manusia tidak dirinci jenisnya, tetapi
diserahkan kepada manusia mengenai bentuknya. Islam hanya membatasi bagian-
bagian yang penting dan mendasar berupa larangan Allah dalam Al-Quran atau
larangan Rasul-Nya yang didapat dalam As-Sunnah.
Dari segi bahasa, muamalah bersal dari kata ‘aamala, yu’amilu, mu’amalat yang
berarti perlakuan atau tindakan terhadap orang lain, hubungan kepentingan (seperti
jual-beli, sewa dsb). Sedangkan secara terminologis muamalah berarti bagian hukum
amaliah selain ibadah yang mengatur hubungan orang-orang mukallaf antara yang
satu dengan lainnya baik secara individu, dalam keluarga, maupun bermasyarakat.
Berbeda dengan masalah ibadah, ketetapan-ketetapan Allah dalam masalah
muamalah terbatas pada yang pokok-pokok saja. Penjelasan Nabi, kalaupun ada,

5
tidak terperinci seperti halnya dalam masalah ibadah. Oleh karena itu, bidang
muamalah terbuka sifatnya untuk dikembangkan melalui ijtihad. Kalau dalam bidang
ibadah tidak mungkin dilakukan modernisasi, maka dalam bidang muamalah sangat
memungkinkan untuk dilakukan modernisasi.
Muamalah menurut Fiqh ada dua macam yaitu pengertian dalam arti luas dan
pengertian dalam arti sempit. Dalam arti luas, Fiqh Muamalah artinya yaitu aturan
Allah yang mengatur masalah hubungan manusia dan usaha mereka dalam
mendapatkan kebutuhan jasmani dengan jalan yang terbaik. Sedangkan dalam arti
luas, Muamalah merupakan kegiatan tukar menukar suatu barang dengan sesuatu
yang bermanfaat menggunakan cara-cara yang sesuatu aturan islam. Ruang lingkup
muamalah sendiri meliputi Muamalah Adabiyah atau muamalah yang dilihat dari
pelaku ataupun subjeknya. Muamalah ini membahas tentang Akad, harta, hak dan
juga pembagiannya.sedangkan ruang lingkup yang kedua adalah Muamalah madiyah
atau Muamalah yang dilihat dari sisi objeknya. Muamalah madiyah ini mengatur
tentang Jual beli, kerjasama, gadai, Syirkah, tanggungan atau jaminan, utang
piutang, pemindahan utang, gugatan, sayembara, sewa, menyewa,  titipan, hiwalah,
ihyaul mawat atau menghidupkan tanah yang mati, dan masalah kontemporer lainnya

Muamalah dalam islam memiliki peranan yang sangat penting, karena muamalah


berisi tentang aturan-aturan dan hukum sesuai syari’at islam yang mengatur tentang
urusan dunia. Kita harus mempelajari muamalah agar dapat menjalani hidup yang
sesuai dengan syari’at islam. Allah menciptakan manusia dan dunia ini bukan tanpa
aturan, ada huku-hukum yang harus dipatuhi dalam menjalani hidup di dunia ini.
Nantinya manusia yang berhasil menjalani hidup sesuai dengan syari’at islam akan
diberikan imbalan yang setimpal di akhirat. Namun muamalah ini dipelajari tidak
semata mata untuk kehidupan akhirat yang damai, tapi juga kehidupan di dunia agar
kita terhindar dari kemudharatan. Dalam kehidupan sehari-hari seperti memenuhi
kebutuhan jasmani kita butuh yang namanya aturan agar yang kita dapatkan tidak
memberikan kita akibat buruk. Islam juga mengatur hukum jual beli dengan berbagai
syarat dan rukun untuk menghindari mudharat dan kerugian.

Secara garis besar ruang lingkup fikih muamalah adalah seluruh kegiatan muamalah
manusia berdasarkan hukum-hukum Islam yang berupa peraturan-peraturan yang berisi
perintah atau larangan, seperti wajib, sunah, haram, makruh, dan mubah. Hukum-hukum
fikih terdiri dari hukum-hukum yang menyangkut urusan ibadah dalam kaitannya dengan

6
hubungan vertikal antara manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia
lainnya. Secara terperinci ruang lingkup dan pembagian fikih muamalah ini meliputi dua
hal, sebagai berikut.

1. Al-muamalah Al-madiyah
Al-muamalah Al-madiyah, yaitu muamalah yang mengkaji objek muamalah
(bendanya). Dengan kata lain, al-muamalah almadiyah adalah aturan yang
ditetapkan syara’ terkait dengan objek benda. Dimaksudkan dengan aturan ini,
bahwa dalam memenuhi kebutuhan yang sifatnya kebendaan, seperti jual beli
(al-bai’), tidak saja ditujukan untuk mendapatkan keuntungan (profit) semata,
tetapi juga bagaimana dalam aturan mainnya harus memenuhi aturan jual beli
yang ditetapkan syara’. Yang termasuk ke dalam kategori muamalah ini yaitu:

a. Al Ba’i (Jual Beli)


b. Syirkah (perkongsian)
c. Al Mudharabah (Kerja sama)
d. Rahn (gadai)
e. Kafalah dan dhaman (jaminan dan tanggungan)
f. Utang Piutang
g. Hiwalah (Pemindahan Utang)
h. Sewa Menyewa (Ijarah)
i. Upah
j. Syuf’ah (gugatan)
k. Qiradh (memberi modal)
l. Ji’alah (sayembara)
m. Ariyah (pinjam meminjam)
n. Wadi’ah (titipan)
o. Musyaraqah
p. Muzara’ah dan mukhabarah
q. Riba
r. Beberapa permasalahan kontemporer (asuransi, bank, dan lain-lain)
s. Ihyaulmawat
t. Wakalah

7
2. Al-muamalah Al-Adabiyah
Al-muamalah Al-Adabiyah, yaitu muamalah yang mengkaji bagaimana
cara tukar-menukar benda. Dengan kata lain, almuamalah al-adabiyah adalah
aturan-aturan syara’ yang berkaitan dengan aktivitas manusia dalam hidup
bermasyarakat, ditinjau dari segi subjeknya, yaitu mukalaf/manusia. Hal ini
mengacu kepada bagaimana seseorang dalam melakukan akad atau ijab kabul.
Apakah dengan rela sama rela (‘an taradlin minkum) atau terpaksa, ada unsur
dusta dan sebagainya. Pembagian atau pembedaan tersebut ada pada dataran
teoretis saja, karena dalam praktiknya antara keduanya tidak dapat dipisahkan
Abdul Wahab Khalaf memerinci fikih muamalah ini sesuai dengan aspek
dan tujuan masing-masing yaitu:
a. Hukum Kekeluargaan (ahwal al-syakhsiyah), yaitu hukum yang
berkaitan dengan urusan keluarga dan pembentukannya yang
bertujuan mengatur hubungan suami istri dan keluarga satu dengan
lainnya. Ayat Al-Quran yang membahas tentang hal ini ada 70 ayat
b. Hukum Sipil (civic/al-ahkam al-madaniyah) yang mengatur hubungan
individu-individu serta bentuk-bentuk hubungannya, seperti: jual beli,
sewa menyewa, utang piutang, dan lain-lain, agar tercipta hubungan
yang harmonis di dalam masyarakat. Ayat Al-Quran mengaturnya
dalam 70 ayat
c. Hukum Pidana (al-ahkam al-jinaiyah), yaitu hukum yang mengatur
tentang bentuk kejahatan atau pelanggaran dan ketentuan sanksi
hukumannya. Tujuannya untuk memelihara kehidupan manusia,
harta, kehormatan, hak serta membatasi hubungan pelaku perbuatan
pidana dan masyarakat. Ketentuan ini diatur dalam 30 ayat Al-Quran
d. Hukum Acara (al-ahkam al-murafaat), yaitu hukum yang mengatur
tata cara mempertahankan hak, dan atau memutuskan siapa yang
terbukti bersalah sesuai dengan ketentuan hukum. Hukum ini
mengatur cara beracara di lembaga peradilan, tujuannya untuk
mewujudkan keadilan dalam masyarakat. Ayat Al-Quran yang
mengatur masalah ini ada 13 ayat

8
e. Hukum Ketatanegaraan (al-ahkam al-dusturiyah) berkenaan dengan
sistem hukum yang bertujuan mengatur hubungan antara penguasa
(pemerintah) dengan yang dikuasai atau rakyatnya, hak-hak dan
kewajiban individu dan masyarakat yang diatur dalam 10 ayat Al-
Qur'an
f. Hukum Internasional (al-ahkam al-duwaliyah) mengatur hubungan
antar negara Islam dengan negara lainnya dan hubungan warga
muslim dengan nonmuslim, baik dalam masa damai, atau dalam masa
perang. Al-Quran mengaturnya dalam 25 ayat
g. Hukum Ekonomi (al-ahkam al-iqtisadiyah wa al-maliyah). Hukum ini
mengatur hak-hak seorang pekerja dan orang yang
mempekerjakannya, dan mengatur sumber keuangan negara dan
pendistribusiannya bagi kepentingan kesejahteraan rakyatnya. Diatur
dalam Al-Quran sebanyak 10 ayat.4

C. Hubungan Fikih Muamalah Dengan Fikih Lainnya

Klasifikasi ibadah dalam islam terbagi dua, yaitu ibadah Mahdhoh dan ibadah
Ghairul Mahdhoh. Fikih muamalah adalah penjabaran lebih lanjut dari konsep ibadah
Gairul Mahdhoh dalam arti sempit, yaitu hokum yang mengatur hubungan antar manusia
yang bersifat kebendaan lewat transaksi (akad). Dalam definisi ini, ada kata kunci untuk
membedakannya dengan fikih lainnya, yaitu lewat akad (transaksi). Seperti fikih
mawaris dan fikih wasiat. Kedua fikih terakhir ini, dilihat dari segi objeknya, ada
kesamaan dengan fikih muamalah, yaitu hukum yang sama-sama mengatur hubungan
antara manusia yang bersifat kebendaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tetapi
dilihat dari segi lain, fiqih muamalah berbeda dengan fikih mawaris.
Kalau dalam fikih mawaris terjadinya perpindahan kepemilikan tidak melalui akad
dan terjadi ketika salah satu pihak meninggal dunia, sedangkan dalam fikih muamalah,
terjadi perpindahan kepemilikan melalui akad (transaksi) dan terjadi ketika kedua bela
pihak masih hidup. Berbeda pula antara fikih muamalat dengan fikih wasiat. Kedua fikih
ini, baik muamalah maupun fikih wasiat sama-sama menggunakan akad, namun yang
berbeda adalah ketika terjadi perpindahan kepemilikan, kalau fikih muamalah terjadi

4
Rofiq, Ahmad, Hukum Islam Indonesia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1997. hal. 10

9
ketika kedua beah pihak masih hidup, sedangkan fikih wasia terjadi ketika salah satu
pihak meninggal dunia.
Perbedaan pokok antara fikih muamalah dengan fikih ibadah, fikih ibadah adalah
hokum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, seperti shalat, puasa, zakat, dan
haji. Sedangkan fikih muamalah adalah hokum yang mengatur hubungan manusia
dengan manusia lainnya untuk memenuhi kebutuhanhidupnya. Fikih ibadah, terjadinya
hubungan manusia dengan Allah tidak lewat akad. Fikih muamalah, terjadinya hubungan
manusia melalui akad. Jadi meskipun sama sama fikih namun banyak yang membedakan
nya dengan fikih fikih lainnya. Meskipun sama sama dari akad tapi banyak perbedaan
dengan fikih lainnya.5
Ajaran tentang ibadah berkaitan dengan masalah-persolan pengabdian kepada
allahdalam bentuk-bentuk yang khusus seperti shalat, puasa, haji, zakat, dan
sebagainya. Ajaran tentang Ibadah ini bersifat permanen dan ditetapkan secara rinci baik
oleh Al- qur'an maupun as-Sunnah. Sikap seorang muslim dalam masalah Ibadah adalah
melaksanakannya sesuai dengan petunjuk dalil yang ada dalam al Al-Qur'an yang
dijelaskan oleh Rasulullah SAW melalui sunnahnya. Ajaran tentang Muamalah berkaitan
dengan masalah yang berhubungan dengan kemanusiawan, interaksi, dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari mereka
Itulah sebabnya bahwa bidang muamalah tidak bisa dipisahkan sama sekali dengan
nilai-nilai Ketuhanan. Dan dalam buku fiqih lain menyatakan sesuai dengan arti fiqih
muamalah dalam arti luas, makacakupan muamalah sangat luas mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia di dunia seperti Masalah bisnis, keluarga, hukum, sangsi, enegaraan,
waris, dan lain-lain sebagainya. Ini adalah bahwasanya muamalah dalam kajian fiqih
sangat erat dengan fiqih fiqh yang lainnya. hubungan manusia dengan manusia lain
dalam masalah bisnis disebut dengan fiqih muamalah , hubungan manusia dengan
manusia lain dalam masalah Hidup berumah tangga disebutdengan  fiqih mawaris,
hubungan manusia dengan manusia lain dalam masalah warisan  disebut dengan  fiqih
mawaris, hubungan manusia dengan manusia lain dalam masalah  sangsi dan hukum
disebut dengan  fiqih jinayah, dan hubungan manusia dengan manusia lain dalam
masalah kenegaraan dan politik  adalah  fiqih siasah

5
Harun, Fiqh muamalah, (Surakarta: Muhammadiyah university Press:2017) hal 4

10
DAFTAR PUSTAKA

Harun, Fiqh muamalah, (Surakarta: Muhammadiyah university Press:2017)


Hidayatullah, FIQH, (Banjarmasin :Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-
Banjari : 2019)
Nasrun Haroen, Fikih Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007)
Rofiq, Ahmad, Hukum Islam Indonesia, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1997)
Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah: Studi Tentang Teori Akad dalam Fikih
Muamalat, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010)

11

Anda mungkin juga menyukai