Anda di halaman 1dari 13

Uji validitas dan reliabilitas 

– Kunci keberhasilan dari penulisan sebuah


tugas akhir terletak dari pemahaman mengenai metode penelitian, dan apa
yang kalian kerjakan. Banyak yang menganggap skripsi atau tesis pasti
susah, mesti ada metode analisisnya/angket/kuesioner/harus run data dan
sebagainya.

Memang benar, dan itu penting agar hasil penelitian bukan hanya sekedar
berupa tulisan semata dan tetap berada pada koridor ilmiah. Artinya, jika
metode tersebut diulang oleh orang lain, akan tetap mendapatkan hasil yang
serupa.

Uji Validitas dan Reliabilitas

Pertanyaan yang sering saya temui dalam berdiskusi dengan teman-teman


yang sedang menyusun penelitian khususnya di bidang sosial, adalah uji
validitas dan reliabilitas. Lalu sebenarnya apa arti serta urgensi dari kedua uji
tersebut? Pada tulisan ini, kita akan membahas secara lengkap apa itu uji
reliabilitas dan validitas, contoh kasus, dan metode cara melakukannya.

Apakah Uji Validitas dan Reliabilitas Wajib Dilakukan?


Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah wajib jika menggunakan instrumen
penelitian. Guna melihat kelayakan dan keakurasian alat instrumen penelitian
yang digunakan untuk mengukur variabel  dari objek yang diteliti.

Pertanyaan lanjutannya adalah, apakah jika menggunakan instrumen


penelitian yang sudah pernah digunakan orang lain dalam penelitiannya tetap
dilakukan uji validitas dan reliabilitas? Sebelum menjawab sebaiknya kita
akan mengambil sebuah contoh.

Contoh Kasus untuk Uji Validitas dan Reliabilitas


Misalkan berikut ini contoh penelitian fiktif dengan variabel fiktif sebagai
contoh mengapa kita harus melakukan uji validitas dan reliabilitas dalam
penelitian:

Tempat tinggal Makan Aset

Luas rumah Konsumsi karbohidrat Telepon seluler

Jenis dinding Konsumsi protein TV dan radio

Jenis lantai Rokok Kulkas, microwave, AC

Jenis atap Konsumsi lainnya Lahan perkebunan


Variabel dan indikator kemiskinan (fiktif)
Sebuah literatur mengatakan bahwa indikator kesejahteraan rumah tangga
pada tahun 2000 di kabupaten Lumajang adalah sebagaimana di atas.

Anggaplah variabel fiktif di atas merupakan variabel yang kita gunakan


untuk mengukur tingkat kemiskinan di Kabupaten Lumajang pada tahun
2000.

Di tahun 2015 kita akan melakukan pengujian yang sama di Kabupaten


Purwokerto. Melihat variabel diatas beserta indikatornya apakah menurut
anda masih relevan digunakan di tahun 2015?

Tentu saja tidak.

Coba Perhatikan dan ingat kembali bahwa di tahun 2000 rumah tangga yang
menggunakan telepon seluler secara kasat mata dapat dilihat bahwa hanya
rumah tangga yang tergolong menengah ke atas.

Lalu bagaimana perbedaannya dengan sekarang?

Tentu saja indikator telepon seluler sudah tidak relevan lagi untuk digunakan
dalam variabel kepemilikan aset dan perabot rumah tangga. Mungkin
demikian juga dengan televisi.
Namun untuk membuktikannya dengan pasti apakah valid dan fakta tersebut
realibel (dapat diandalkan), disinilah uji validitas dan realibilitas dibutuhkan.

Agar secara ilmiah dan beralasan bahwa instrumen yang pernah dipakai
orang lain dalam penelitiannya masih bisa digunakan dalam penelitian anda.

Contoh diatas memberikan kita penjelasan yang cukup bahwa dalam


melakukan pengujian variabel variabel laten atau variabel kualitatif kuncinya
terletak pada layak tidaknya instrumen yang digunakan.

Sebagai gambaran singkat, bahwa kita sangat tidak seharusnya mengukur


berat 1 karung beras menggunakan timbangan emas. Meskipun timbangan
tersebut bisa digunakan untuk mengukur berat.

Begitu juga jika panjang Jalan Trans Papua di ukur dengan menggunakan
penggaris. Meskipun sama-sama merupakan alat ukur yang bisa digunakan
mengukur berat dan panjang tetapi kenyataannya tidak seharusnya. Mengapa
tidak menggunakan alat ukur yang semestinya?

Jadi instrumen yang akan kita gunakan harus memenuhi kriteria lulus uji
validitas dan reliabilitas. Artinya tidak semata-mata hanya
mempertimbangkan aspek dapat mengukur tetapi juga aspek layak untuk
digunakan mengukur.

Baca Juga:  Contoh Soal Uji Chi Square: Syarat dan Tabel Acuannya

Untuk itu perlu dipahami apa yang dimaksud dengan uji validitas dan
reliabilitas agar sebuah data penelitian bisa kita gunakan sebagaimana
mestinya.

Uji Validitas
Uji validitas merupakan keadaan yang menggambarkan apakah instrumen
yang yang kita gunakan mampu mengukur apa yang akan kita ukur. Hasil
yang diperoleh dari uji validitas adalah suatu instrumen yang valid atau sah.

Tingkat validitas yang tinggi adalah yang terbaik. Sebaliknya suatu


instrumen yang memiliki validitas rendah merupakan instrumen yang kurang
baik atau tidak direkomendasikan bahkan sebaiknya dikeluarkan dari
kelompok indikator.
Terdapat dua macam validitas yang perlu kita ketahui sebelum melakukan uji
validitas yaitu validitas eksternal (validitas kriteria) dan validitas internal
(teori).

A. Validitas Eksternal
Validitas eksternal merupakan validitas yang dilihat berdasarkan hubungan
dengan kategori tertentu. Tinggi-rendahnya koefisien validitas instrumen
bergantung pada hasil perhitungan koefisien korelasi

Validitas kriteria dibagi menjadi dua yaitu validitas banding dan validitas


ramal. Koefisien korelasi merupakan penentu yang menentukan tinggi
rendahnya koefisien validitas.

Untuk itu kita harus memahami formulasi koefisien korelasi. Masih ingatkah
koefisien korelasi? Bagaimana bentuk rumusnya?

Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-


masing pernyataan/ indikator dengan skor total menggunakan
korelasi Product Moment(r). Rumus korelasi Product Moment
(Pearson) yang dilambangkan dengan r , dapat dituliskan sebagai berikut:

rxy=∑xy(∑x2)(∑y2)√

Dimana,

 x=X−X¯¯¯¯= dan
 y=Y−Y¯¯¯¯=, sehingga

rxy=n(∑xy)−(∑x∑y)[n∑x2−(∑x)2][n∑y2−(∑y)2]√

dimana:

 rxy= koefisien korelasi
 n= jumlah sampel
 x= Cari tempat pernyataan
 y= skor total item pernyataan
 ∑x= jumlah skor item pernyataan
 ∑y= jumlah skor total item ternyata
 ∑xy= jumlah perkalian x dan y
B. Validitas teoritik/ Internal
Keadaan dimana instrumen penelitian yang digunakan memiliki kesesuaian
antara item-item atau butir-butir pertanyaan dengan instrumen secara
keseluruhan.

Artinya butir-butir pertanyaan tidak menanyakan hal-hal lain yang tidak


berkaitan dengan tujuan instrumen penelitian. Validitas teoritik/Internal
terbagi menjadi 3 jenis yaitu:

1. Validitas butir/isi (Content)

Validitas isi menunjukkan sejauhmana butir pertanyaan dalam suatu tes atau
instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional terhadap
perilaku sampel yang dikenai tes tersebut1.

Artinya suatu instrumen dikatakan valid apabila item atau butir-butir


pertanyaan yang membentuk instrumen tersebut tidak menyimpang dari
tujuan dan fungsi instrumen. Langkah-langkah pengujian validitas isi:

1. Lakukan perhitungan korelasi setiap butir (item) instrumen dengan


skor total (corrected item-total correlation).
2. Lakukan perbandingan nilai korelasi yang diperoleh dengan
tabel r dengan tingkat signifikansi (α) dan derajat bebas sebesar N-2.
3. Pengambilan keputusan
– Jika r hitung (baik manual maupun dari output SPSS) > r tabel, item
tersebut valid
– Jika r hitung (baik manual maupun dari output SPSS) < r tabel
atau r bernilai negatif, maka item tersebut dikatakan tidak valid
4. Jika menggunakan SPSS, butir-butir (item) yang tidak valid perlu
dikeluarkan dari kelompoknya (dibuang) dan pengujian diulang untuk
butir-butir yang valid saja.
5. Apabila seteleh mengeluarkan butir yang tidak valid dan masih
ditemukan butir yang belum valid setelah dilakukan run maka proses
eliminasi butir yang tidak valid terus dilakukan sampai semua butir
valid. Semakin banyak pengulangan maka item yang menyusut
semakin banyak
6. Hipotesis yang digunakan :H0 = butir pertanyaan berkorelasi positif
dengan skor totalH1= butir pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan
skor total

2. Validitas Kriteria (Criterion-Related Validity)


Validitas kriterion ditentukan dengan membandingkan skor-skor test dengan
kinerja tertentu pada sebuah ukuran luar2.

Baca Juga:  Tabel Durbin Watson dalam Format Excel [Contoh Soal]

Ukuran luar ini seharusnya memiliki hubungan teoritis dengan variabel yang
mestinya diukur. Misalkan pengukuran yang dilakukan diwaktu yang
sama (Concurrent validity). Concurrent validity mengacu pada pengukuran-
pengukuran yang diambil pada waktu yang sama atau lebih kurang sama.

3. Validitas Konstruk

Validitas konstruk adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh


item-item tes mampu mengukur apa-apa yang benar-benar hendak diukur
sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan3.

Validitas konstruk biasa digunakan untuk instrumen-instrumen yang


dimaksudkan mengukur variabel-variabel konsep. Variabel konsep baik yang
sifatnya performansi tipikal seperti instrumen untuk mengukur sikap, minat,
konsep diri, lokus control, gaya kepemimpinan, motivasi berprestasi, dan
lain-lain.

Variabel konsep juga dapat digunakan untuk mengukur yang sifatnya


performansi maksimum seperti instrumen untuk mengukur bakat (tes bakat),
intelegensi (kecerdasan intelekual), kecerdasan emosional dan lain-lain.

Prosedurnya tes validitas konstruk dipengaruhi oleh faktor tertentu yang


memiliki muatan faktor (factor loading) yang tinggi.

Butir (item) pernyataan atau pertanyaan dikatakan valid jika r hitung > r
tabel.

Hipotesis:

 H0: Pernyataan tidak mengukur aspek yang sama


 H1: Pernyataan mengukur aspek yang sama

Perlu diperhatikan bahwa item item atau indikator-indikator di dalam suatu


variabel tidak boleh terlalu sedikit. Banyak literatur yang menyebutkan
bahwa minimal ada 3 indikator atau item yang menyusun suatu variabel atau
dimensi.
Apabila koefisien korelasi item total atau koefisien korelasi dari keseluruhan
indikator-indikator itu dihitung pada item-item yang terlalu sedikit maka
sangat mungkin diperoleh koefisien korelasi item-total yang overestimate.

Overestimate artinya hasil yang diperoleh lebih tinggi daripada yang


sebenarnya.

Kategori Validitas
Secara keseluruhan suatu instrumen akan dikatakan valid apabila memenuhi
nilai sebagai berikut:

Parameter Kategori Validitas

0,8 – 1,0 Validitas sangat tinggi (paling baik)

0,6 – 0,8 Validitas tinggi (baik)

04, – 0,6 Validitas sedang (cukup)

0,2 – 0,4 Validitas rendah (kurang)

0 – 0,2 Validitas sangat rendah (jelek)

Kategori instrumen dikatakan valid (Guilford, 1956 h.145)


Uji Realibilitas
Untuk mengukur sesuatu seharusnya dibutuhkan alat ukur yang paling tidak
memiliki tingkat perubahan yang kecil dari waktu ke waktu. Reliabilitas
diartikan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun, 1989).

Misalkan seperti contoh kasus kemiskinan diatas, salah satu indikator yang
memiliki perubahan yang sedikit, kemungkinan besar adalah “konsumsi
karbohidrat”. Indikator ini masih mungkin tetap dapat digunakan hingga saat
ini.

Sedangkan indikator “kepemilikan telepon seluler” mungkin sudah tidak


relevan lagi jika dijadikan indikator. Alasannya adalah alat komunikasi sudah
menjadi kebutuhan primer, dan termasuk murah saat ini.

Note: saya mengatakan mungkin karena belum dilakukan pengujian.

Uji realibilitas dibagi menjadi 2 yaitu Realibilitas Eksternal dan Realibilitas


Internal.
1. Realibilitas Eksternal
Realibilitas Eksternal dibagi lagi menjadi dua tehnik yaitu :

Teknik Paralel

Umumnya peneliti melakukan penyusunan dua instrumen, keduanya diuji-


cobakan pada sekelompok responden (responden mengerjakan dua kali)
kemudian hasilnya dikorelasikan dengan korelasi product momen.

Teknik ini sering juga disebut sebagai teknik double test double trial.

Teknik Pengulangan (ulang)

Peneliti perlu menyususn satu instrumen yang diujikan pada sekelompok


responden. Selanjutnya pada waktu yang lain instrumen tersebut diberikan
kepada kelompok semula untuk dikerjakan lagi. Kemudian hasil dari dua kali
pengerjaan tersebut dikorelasikan.

Dengan menggunakan teknik ini, peneliti menggunakan satu tes tetapi


dilaksanakan dua kali uji coba, disebut juga teknik single test double trial.

2. Realibilitas Internal
Reliabiltas internal merupakan pengujian yang dilakukan cukup satu kali.
Terdapat beberapa teknik mencari reliabilitas, yang mana pemilihan teknik
tersebut dbergantung pada sifat atau karakteristik data.

Baca Juga:  Panduan Menguasai Uji Mc Nemar dan Contoh Soal [SPSS]

Relibilitas internal dibagi menjadi 7 metode, metode ini cukup untuk


dipahami saja. Karena secara pengerjaan kita akan jauh lebih banyak
menggunakan SPSS, yang hanya memasukkan data, run, dan interpretasi.

A. Metode Spearman-Brown

Reliabilitas dengan Tehnik Spearman-Brown hanya dilakukan dengan


melibatkan butir-butir pertanyaan yang terbukti valid yang sudah melalui uji
validitas.

Syarat Tehnik Spearman-Brown:

 Data yang digunakan dalam instumen adalah berupa skor 1 dan 0


 Jumlah butir pertanyaan harus genap

Langkah:
Kelompokkan skor-skor menjadi dua berdasarkan belahan bagian soal, baik
ganjil-genap maupun awal-akhir.

Rumus Spearman-Brown:

r11=2×r1212(1+r1212)

Dimana:

 r11= Merupakan reliabilitas instrumen


 r1212= Merupakan indeks korelasi diantara dua belahan instrumen
B. Metode Flanagan

Syarat Tehnik Flanagan:

 Data yang digunakan merupakan instrumen dengan skor 1 dan 0


 Jumlah butir pertanyaan genap

Langkah: skor-skor dikelompokkan menjadi dua berdasarkan belahan bagian


soal, baik ganjil-genap maupun awal-akhir.

Rumus Tehnik Flanagan:

r11=2×(1−V1+V2Vt)

Keterangan:

 r11 = reliabilitas instrumen


 V1 = varians belahan pertama
 V2 = varians belahan kedua
 Vt= varians skor total
C. Metode Rulon

Syarat dalam penggunaan metode Rulon:

 Data yang digunakan merupakan instrumen dengan skor 1 dan 0


 Jumlah butir pertanyaan genap
Langkah:
Skor-skor dikelompokkan menjadi dua berdasarkan belahan bagian soal, baik
ganjil-genap maupun awal-akhir

Rumus:

r11=1−VdVt

Keterangan:

 r11 = reliabilitas instrumen


 Vd = varians beda
 Vt= varians skor total
 d= skor pada belahan awal dikurangi dengan skor pada belahan akhir

Persyaratan utama pada model belah dua adalah:

 Banyaknya butir pertanyaan pada instrumen harus genap agar bisa


dibelah
 Harus seimbang antara belahan pertama dan belahan kedua. (untuk
lebih jelas baca buku Suharsimi Arikunto)

D. Metode K-R 20

Syarat:

 Data yang digunakan merupakan instrumen dengan skor 1 dan 0


 Digunakan apabila peneliti mempunyai instrumen dengan butir
pertanyaan yang valid ganjil

Rumus:

r11=(kk−1)(Vt−∑pqVt)

Keterangan:

 r11 = reliabilitas instrumen


 Vt = varians skor total
 k = banyaknya butir pertanyaan
 p = proporsi subyek yang mendapat skor 1
 q = proporsi subyek yang mendapat skor 0

E. Metode  K-R 21
Syarat: data yang digunakan merupakan instrumen dengan skor 1 dan 0

Rumus:

r11=(kk−1)(1−M(k−M)kV1)

Keterangan :

 r11 = reliabilitas instrumen


 Vt = varians skor total
 k = banyaknya butir pertanyaan
 M = skor rata-rata

F. Metode Hoyt

Syarat: data yang digunakan merupakan instrumen dengan skor 1 dan 0

Rumus:

r11=1−VsVtataur11=Vr−VsVs

keterangan:

 r11 = reliabilitas instrumen


 Vt = varians skor total
 Vs= varians sisa
G. Metode Alpha

Syarat:

Digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0,


misalnya angket atau soal uraian

Rumus:

r11=[k(k−1)][1−∑σ2bσ2t]

Keterangan:

 r11= reliabilitas instrumen


k = banyaknya butir pertanyaan
 ∑σ2b = jumlah varians butir
 σt = varians total

Kategori Uji Realibilitas


Secara keseluruhan, uji relibilitas harus memenuhi ukuran tertentu ( passing
grade) dimana nilai tersebut bisa dikatakan cukup realibel.

Parameter Angka Kategori Reliabilitas

0,8 – 1,0 Reliabilitas sangat tinggi

0,6 – 0,8 Reliabilitas tinggi

0,4 – 0,6 Reliabilitas sedang

0,2 – 0,4 Reliabilitas rendah

Kategori uji reliabilitas


Rangkuman
1. Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana
ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya.
2. Reliabilitas diartikan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan dalam hal mengukur
apa yang akan diukur.
3. Uji Validitas dan Realibilitas wajib hukumnya untuk penelitian yang
mengguakan instrumen penelitian. Gunanya untuk melihat kelayakan
sesuai poin 1 dan 2.
4. Valid atau realibel suatu instrumen ditentukan melalui pengujian dan
didasarkan pada standar nilai kategori validitas dan realibilitas diatas.

Untuk contoh kasus dan penjelasan tambahan, Silahkan baca kolom


komentar untuk menambah wawasan.

Demikian artikel ini semoga dapat membantu dalam menyelesaikan tugas


akhir anda. Saya sebagai kontributor mohon maaf jika ada kekeliruan dalam
tulisan ini, saya berharap ada masukan atas kesalahan saya. Terima kasih.

Daftar Pustaka:

1Gregory (2000)
2Gary Groth-Marnat, (2009)
3Djaalidan Pudji (2008)
5Singarimbun (1989)

Anda mungkin juga menyukai