Anda di halaman 1dari 39

MELAKUKAN PROMOSI & EDUKASI

DALAM BIDANG KESPRO REMAJA

ANA ROFIKA, S.S.T., M.Kes.


Prodi Sarjana Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti
Utama Pati
1
TUJUAN PELAYANAN KESPRO REMAJA
 Mencegah dan melindungi remaja dari perilaku seksual beresiko dan
perilaku beresiko lainnya yang dapat berpengaruh terhadap kespro.
Antara lain: seks pranikah yg berakibat pada kehamilan tidak
didinginkan, perilaku seksual berganti-ganti pasangan,
aborsi, tertular IMS termasuk HIV, penyalahgunaan
narkotika, psikotropika, napza, dan perilaku gizi buruk
(penyebab masalah gizi khususnya anemia)

 Mempersiapkan remaja untuk menjalani kehidupan reproduksi yg


sehat dan bertangungjawab yg meliputi persiapan fisik, psikis,
dan sosial untuk menikah, menjadi orang tua pada usia yg
matang
LANJ...

 Menurunkan AKI dan AKB


 Mencegah KTD (Kehamilan Tidak Diinginkan)
 Mencegah komplikasi selama kehamilan
 Mencegah kematuan bayi dalam kandungan, prematuritas,
BBLR
 Mencegah kelainan bawaan pada bayi
 Mencegah infeksi neonatal
 Mencegah stunting dan KEK
 Mencegah penularan HIV dan IMS dari ibu ke anak
SEBAGIAN REMAJA
SEBAGIAN REMAJA
SEBAGIAN
REMAJA
• Berdasarkan data dari komponen Kesehatan
Reproduksi Remaja (KRR) proporsi terbesar
remaja berpacaran pertama kali usia 15-17 th

• Usia tersebut belum memiliki keterampilan hidup


(life skills) yg memadai, shg beresiko memiliki
perilaku pacaran tidak sehat antara lain seks pra
nikah
• Permasalahan kesehatan seksual dan
reproduksi remaja masih menjadi isu utama
di Indonesia.
• Persentase remaja yang melakukan
hubungan seksual pertama, semakin muda,
yaitu pada kelompok umur 15 – 19 tahun
(BPS & ICF International, 2018).
• Hasil Survei didapatkan alasan hubungan
seksual pranikah 57,5% karena
penasaran/ingin tau, 38% terjadi begitu saja,
12,6% dipaksa oleh pasangan

Kurangnya pemahaman remaja tentang


resiko hubungan seksual dan
kemampuan untuk menolak
PROMOSI
KESEHATAN
Prodi Sarjana Kebidanan @stikes.bup Stikes Bakti Utama Pati (0295) 384984 11
DEFINISI PROMOSI
Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran diri oleh dan
untuk masyarakat agar dapat menolong dirinya sendiri,
serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Kemenkes,
2011).
Promosi kesehatan : suatu proses yang mempunyai masukan
(input) dan keluaran (output).

Suatu proses promosi kesehatan yang menuju tercapainya tujuan


pendidikan, yakni perubahan perilaku, dipengaruhi oleh banyak
faktor.

Faktor tersebut di samping faktor masukannya sendiri juga faktor


metode, faktor materi atau pesannya, pendidik atau petugas
yang melakukannya, dan alat- alat bantu / alat peraga
pendidikan yang dipakai.
Tujuan akhir promkes adalah orang-orang SADAR pentingnya
kesehatan bagi mereka sehingga mereka sendirilah yang akan
melakukan usaha-usaha untuk menyehatkan diri mereka.

Batasan tersebut mencakup 3 aspek, yaitu


TAHU,MAU dan MAMPU
STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
(WHO, 1984)
1. Advokasi (advocacy)
Agar pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang
menguntungkan kesehatan

2. Dukungan Sosial (social support)


Agar kegiatan promosi kesehatan mendapat dukungan dari tokoh
masyarakat

3. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)


Agar masyarakat mempunyai kemampuan untuk meningkatkan
kesehatannya
Alat bantu / peraga/ media promosi
kesehatan :
• Kata- kata (bagian paling atas)
• Tulisan
• Rekaman
• Film
• Televisi
• Pameran
• Field trip
• Demonstrasi
• Sandiwara
• radio
• Benda tiruan
• Benda asli
Dalam rangka promosi kesehatan: masyarakat
sebagai sasaran promkes juga dapat dilibatkan dalam
pembuatan alat peraga (alat bantu pendidikan).

Untuk itu peran petugas kesehatan bukan hanya


membimbing dan membina, dalam hal kesehatan
mereka sendiri, tetapi juga memotivasi mereka
sehingga meneruskan informasi kesehatan kepada
anggota masyarakat lain.
Ada 3 media yang digunakan untuk
promkes:
• Media Cetak, misalnya booklet, leaflet,
flyer, flipchart, rubrik atau tulisan di
surat kabar atau majalah, poster, dan
foto.
• Media Elektronik, misalnya Televisi,
radio, video, slide, film strip, dll.
• Media Papan (Billboard)
Pendidikan kesehatan reproduksi
Pendidikan seks tidak ditujukan untuk mengajarkan
mereka tentang hubungan seks, namun memberi
pengetahuan tentang upaya yang perlu mereka tempuh
untuk menjaga kesehatan organ reproduksi mereka.

Setiap remaja mempunyai hak untuk mendapatkan akses


dan informasi tentang kesehatan reproduksi berupa
pendidikan seks (ICPD - Konferensi Internasional
Kependudukan dan Pembangunan di Kairo, Mesir)
KENDALA/MASALAH SAAT INI

• Program kesehatan reproduksi remaja


mempunyai cakupan yang masih rendah.
• Ketidaksesuaian media yang dipakai
• Program yang dirasa tidak sesuai dengan remaja
menjadi hambatan yang cukup berarti dalam
pelaksanaan program.
STRATEGI DALAM IMPLEMENTASI
PROMKES
1. Remaja & Penggunaan Teknologi

Meningkatkan cakupan Program


Kesehatan pada remaja terutama yang
berkaitan dengan kesehatan reproduksi.
LANJ...
2. Program kesehatan reproduksi haruslah memperhatikan
kesesuaian dan ketersediaan media promosi kesehatan dan
tidak hanya terbatas dalam bentuk leaflet, perlu sebuah
inovasi yang sesuai keinginan remaja dan dibuat
dalam bentuk fun.
LANJ...
3. Dibutuhkan suatu penilaian kebutuhan remaja
terhadap materi dan media informasi kesehatan untuk
mendukung program dan mengurangi angka masalah
kesehatan remaja itu sendiri.

Berguna dalam mendukung cakupan program yang


akan dikerjakan
EDUKASI
Prodi Sarjana Kebidanan @stikes.bup Stikes Bakti Utama Pati (0295) 384984 24
DEFINISI:

Menurut Notoadmojo : Edukasi atau


disebut juga dengan pendidikan
merupakan segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi
orang lain baik individu, kelompok, atau
masyarakat sehingga mereka melakukan
apa yang diharapkan oleh pelaku
pendidikan.
Metode Edukasi Kesehatan Dan Bidang
Kesehatan Reproduksi Remaja:
1. Gagasan Metode Game Kognitif Proaktif

salah satu cara pendekatan edukasi kesehatan reproduksi dan


seksualitas pada remaja. Edukasi ini dilakukan dg permainan
partisipasi diskusi satu kasus tentang permasalahan
reproduksi atau penyimpangan seksual dengan prinsip
kognitif-proaktif. Prinsip kognitif-proaktif di lakukan dengan
mengajak remaja berpartisipasi menyebutkan hal positif dan negatif
terhadap suatu masalah kesehatan reproduksi dan seksualitas pada
remaja secara proaktif, sampai bisa menyimpulkan sendiri masalah
tersebut itu baik atau tidak jika dilakukan oleh pemuda.
Lanj..

Metode ini lebih menekankan remaja diajak untuk


berpartisipasi atau terlibat aktif (ranah proaktif)
mengutarakan pendapatnya tentang suatu topik (ranah
kognitif), sampai remaja tersebut dapat menyimpulkan
sendiri apakah permasalahan tersebut baik atau tidak
bagi seorang remaja.
Metode Edukasi Kesehatan Dan Bidang
Kesehatan Reproduksi Remaja:
2. Pendidikan Reproduksi dalam Kerangka Tumbuh
Kembang

Pada proses pencarian jati diri, remaja sering


memanifestasikan perilaku yang mengandung risiko dan
berdampak negatif bagi dirinya. Selain dari itu, remaja
berisiko tinggi terhadap terjadinya kasus yang
berhubungan dengan penyimpangan perilaku seksual.
Lanj...

Menginjak masa puber, seorang remaja akan


mengalami perkembangan kognitif atau
kemampuan berpikir. Perkembangan kognitif
remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli
perkembangan kognitif) merupakan periode
terakhir dan tertinggi dalam tahap
pertumbuhan operasi formal (period of formal
operations).
seorang remaja sudah mempunyai pola
pikir sendiri.
Di antaranya yang bisa digambarkan yaitu:
• Mulai bisa berpikir logis tentang suatu gagasan yang
abstrak
• Mulai bisa membuat rencana, strategi, membuat
keputusan, memecahkan masalah serta mulai memikirkan
masa depan.
• Muncul kemampuan nalar secara ilmiah dan belajar
menguji hipotesis atau permasalahan.
• Belajar berinstropeksi diri.
• Wawasan berpikirnya semakin luas, bisa meliputi agama,
keadilan, moralitas, jati diri atau identitas.
TEMAN SEBAYA (PEER GROUP)
Dalam konteks peer groups, pendidikan kesehatan
dilakukan melalui pendidik teman sebaya (peer
educator).
Pendidik sebaya adalah orang yang menjadi
narasumber bagi kelompok sebayanya. Mereka adl
orang yang aktif dalam kegiatan sosial di
lingkungannya (di karang taruna, Pramuka, OSIS,
pengajian, PKK, dan sebagainya) yang mampu
menjalankan perannya sebagai komunikator bagi
kelompok sebayanya
Pendidikan kesehatan reproduksi remaja oleh
peer educator diyakini memiliki nilai efekti fi tas
yang tinggi karena mereka menggunakan
bahasa yang kurang lebih sama sehingga
informasi mudah dipahami oleh teman
sebayanya (Imron, 2012).
EVIDENCE BASED
ASUHAN REMAJA
Prodi Sarjana Kebidanan @stikes.bup Stikes Bakti Utama Pati (0295) 384984 33
DEFINISI

Evidence Base jika ditinjau dari pemenggalan kata


(Inggris) maka evidence Base dapat diartikan sebagai
berikut Evidence adalah Bukti atau fakta dan
Based adalah Dasar. Jadi evidence base adalah:
praktik berdasarkan bukti.
Evidence Based Midwifery dapat disimpulkan
sebagai asuhan kebidanan berdasarkan bukti
penelitian yang telah teruji menurut metodologi
ilmiah yang sistematis.
Praktik yang berdasarkan bukti penelitian adalah
penggunaan secara sistematis, ilmiah, dan eksplisit
dari bukti terbaik mutakhir dalam membuat
keputusan tentang asuhan bagi pasien secara
individual.
Manfaat yang dapat diperoleh dari
pemanfaatan Evidence Based antara lain:

• Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan


berdasarkan bukti ilmiah
• Meningkatkan kompetensi (kognitif)
• Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagi professional
dalam memberikan asuhan yang bermutu
• Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan
kebidanan klien mengharapkan asuhan yang benar, sesuai
dengan bukti dan teori serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
Penerapan manajemen kebidanan dalam bentuk
kegiatan praktik kebidanan dilakukan melalui suatu
proses yang disebut langkah-langkah atau proses
manajemen kebidanan.
Langkah-langkah manajemen kebidanan tersebut
adalah :
1. Identifikasi dan analisis masalah
2. Diagnosa kebidanan
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
TUGAS KELOMPOK:

BAGI MENJADI 5 KELOMPOK


SUSUN MAKALAH DIDUKUNG DENGAN
HASIL PENITIAN ATAU JURNAL TERKAIT
ASUHAN EVIDENCE BASED PADA REMAJA

INGAT TEMA TIDAK BOLEH SAMA


ANTAR KELOMPOK
SEKIAN
TERIMAKASIH

Prodi Sarjana Kebidanan @stikes.bup Stikes Bakti Utama Pati (0295) 384984 39

Anda mungkin juga menyukai