Anda di halaman 1dari 25

USULAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PROGRAM KEMITRAAN WILAYAH

PEMBERDAYAAN REMAJA DESA DALAM KONVERGENSI


PENANGGULANGAN STUNTING KEC. CURUP TENGAH
KAB. REJANG LEBONG TAHUN 2024

KETUA TIM PENGUSUL ;


CHANDRA BUANA,MPH NIDN : 4004017101

ANGGOTA :
ALMAINI,S.Kp,M.Kes NIDN : 4010066401
YANTI SUTRIYANTI,SKM,M.Kes NIDN : 4007047001
YOSSI UTARIO, Ns.Sp.An NIDN : 4017026201
MULYADI,M.Kep NIDN : 4007048001
EVA SUSANTI NIDN 4027038601

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


PRODI KEPERAWATAN CURUP
JULI TAHUN 2023
ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penulisan proposal kegiatan pengabdian kepada masyarakat tahun 2024 dengan
tema “Pemberdayaan Remaja Desa Dalam Konvergensi Penanggulangan Stunting
Di Kecamatan Curup Tengah Kab. Rejang Lebong Tahun 2024.
Selanjutnya pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Eliana,SKM,MPH, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
2. Ns.Septiyanti,S.Kep,M.Pd, selaku Kajur Keperawatan Poltekkes Bengkulu.
3. Derison M Bakara,S.Kep.M.Kes, selaku Ketua Program Studi Keperawatan
Curup Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
4. Rekan-rekan dosen dan staf Prodi Keperawatan Curup Poltekkes Bengkulu.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan proposal ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
perbaikan dan kesempurnaan penulisan proposal ini sangat kami harapkan.
Demikian, terima kasih.

Hormat kami,
Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Analisa Situasi 1
2. Permasalahan Mitra 4
3. Tujuan Kegiatan 5
4. Manfaat Kegiatan 5
5. Khalayak Sasaran 6
BAB II SOLUSI PERMASALAHAN 7
BAB III METODE KEGIATAN
1. Keterkaitan Kegiatan 10
2. Kerangka Pemecahan Masalah dan Rincian Kegiatan 10
3. Langkah-langkah kegiatan 11
BAB IV LUARAN DAN TARGET CAPAIAN
1. Luaran Kegiatan 15
2. Target Capaian 15
BAB V : BIAYA DAN RENCANA KEGIATAN
1. Rancangan Biaya Kegiatan 16
2. Rencana Kegiatan 16
BAB VI PETA LOKASI 19
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Analisa Situasi
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak pada
anak yang disebabkan karena kekurangan asupan gizi dalam waktu lama, infeksi
berulang, dan kurangnya stimulus psikososial (Human Development Worker,
2018). Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan
gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting menurut WHO Child Growth Standard
didasarkan pada indeks panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan
menurut umur (TB/U) dengan batas (z-score) <-2 SD (WHO, 2013). (Adistie et
al., 2018).
Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 angka
stunting Di RL mencapai 26 persen. Penderita Stunting pada anak Di Rejang
Lebong tercatat sebanyak 400 orang tersebar di 15 kecamatan. Angka ini
merupakan yang tertinggi di Provinsi Bengkulu
(https://www.pedomanbengkulu.com/2022/06/pedomanbengkulu_65.html).
Sebaran lokus stunting di Kab. Rejang Lebong seperti pada tabel berikut ;

Tabel 1.1 Sebaran Lokus Stunting


Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2023

1
Pada tabel1.1 didapatkan bahwa di kecamatan Curup Tengah pada tahun
2023 terdapat 4 desa yang menjadi lokus kegiatan stunting yaitu desa Air Bang,
Talang Rimbo Lama, Talang Rimbo Baru dan kelurahan Adirejo. Dalam
Peraturan Bupati Rejang Lebong Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pemantauan
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuh Kembang Anak, Penanggulangan
Stunting dan Perbaikan Gizi serta Surat Keputusan Bupati No.180.182.III Tahun
2022 Tentang Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Rejang Lebong
disebutkan bahwa beberapa strategi penanganan stunting di Kabupaten Rejang
Lebong adalah keterlibatan organisasi kepemudaan desa dalam penanggulangan
stunting.
Kecamatan Curup Tengah dibentuk pada tahun 2005 berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Rejang Lebong Nomor 5 Tahun 2005. Kecamaan
Curup Tengah memiliki luas wilayah lebih kurang 852 ha atau sekitas 0,56 dari
luas kabupaten Rejang Lebong. Penduduk Kecamatan CurupTengah terus
mengalami fluktuasi perkembangannya, berdasarkan progres tahun 2022
populasi penduduk Curup Tengah saat ini tercatat sebanyak 37.228 Jiwa (BPS
Rejang Lebong, 2022). Komposisi penduduk Curup Tengah kelompok usia
remaja (15-18 tahun) adalah 1.917 jiwa.
Pencegahan dini adalah salah satu cara terbaik untuk mengurangi
prevalensi stunting (Megawaty & Syahrul, 2017). Untuk mengoptimalkan
tumbuh kembang anak masyarakat juga harus memahami pentingnya stimulasi
tumbuh kembang (Petugas Puskesmas dalam Promosi Kesehatan et al., 2011).
Pandangan budaya pada masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku
dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda yang sangat mempengaruhi
perilaku kehidupan masyarakat termasuk perilaku kesehatan (Buana et al.,
2019).
Salah satu strategi penagggulanan stunting yang digalakkan pemerintah
adalah gerakan konvergensi stunting (Kirana & Alveria, n.d.). Konvergensi
stunting merupakan pendekatan penyampaian intervensi, yang dilakukan secara
terkoordinir, terintegrasi dan bersama-sama untuk mencegah stunting, kepada
sasaran prioritas, termasuk peningkatan peran remaja. Melibatkan remaja

2
sebagai agen dalam upaya pencegahan stunting merupakan strategi yang saat ini
sedang dilakukan oleh pemerintah. Dalam hal ini, remaja perlu dibekali
pemahaman mengenai pengertian, penyebab, dampak, dan upaya yang dapat
dilakukan untuk mencegah kejadian stunting (Kartika Adyani, 2023).
Keterlibatan remaja mempunyai peran besar dalam upaya meningkatkan
kemampuan masyarakat menolong dirinya sendiri untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal (Rizqi & Fitriawan, 2020). Remaja di masyarakat dapat
berperan sebagai penyuluh, membantu menemukan tersangka penderita secara
dini, merujuk penderita ke layanan kesehatan terdekat bila bila diperlukan.
Keberadaan remaja juga sangat strategis dalam keberlangsungan
kegiatan pencegahan dan pendampingan ibu sampai anak melewati usia balita
melalui kegiatan kunjungan rumah secara rutin termasuk memberikan edukasi
gizi dan kesehatan, mendukung dan memotivasi ke arah perilaku ibu yang
memiliki anak stunting agar ibu mampu menerapkan pola asuh pemberian
makan dan kesehatan yang lebih baik (Rsdh et al., 2023).
Merujuk permasalahan diatas, maka kegiatan pengabdian masyarakt
terintegrasi yang kami laksanakan adalah untuk meningkatkan keterlibatan
remaja desa yang ada di Kecamatan Curup Tengah agar mampu berperan aktif
dalam upaya pencegahan stunting yang menjadi salah satu solusi konkrit dalam
intervensi konvergensi pemecahan permasalahan stunting di Kecamatan Curup
Tengah. Pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh
Almaini dkk (2022) telah dihasilkan modul penanggulangan stunting yang
ditujukan untuk remaja dan calon pengantin dalam upaya pembekalan bagi
penyuluh agama di kabupaten Rejang Lebong. Penelitian Utario & Sutriyanti,
(2020) didapatkan bahwa penggunaan aplikasi offline tentang stunting bagi
Kader Posyandu di Puskesmas Perumnas dapat meningkatkan pengetahuan
kader mengenai stunting dan pencegahannya sebagai upaya untuk mencegah
kejadian stunting khususnya di wilayah kerja Puskesmas Perumnas Kabupaten
Rejang Lebong.

3
2. Permasalahan Mitra
Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak Puskesmas Perumnas, di
kecamatan curup didapatkan 4 anak stunting dan 9 balita dengan berat badan di
bawah garis merah, program yang pernah dilakukan terkait stunting adalah
penapisan ibu hamil kurang energi kronis (KEK) dan anemia, pemberian
makanan tambahan (PM T) ibu hamil KEK atau anemia, kelas ibu hamil, kelas
ibu menyusui; konseling menyusui dan ASI eksklusif pada ibu yang melahirkan
di puskesmas; sosialisasi pemberian makanan pada bayi dan anak (PMBA),
pemberian MP-ASI pada bawah dua tahun keluarga miskin; pendampingan
pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri (PKM Perumnas, 2021).
Program yang dilakukan untuk mencegah stunting lebih banyak
difokuskan untuk ibu hamil, hal tersebut sangat baik mengingat dengan ibu
hamil yang sudah mengetahui sedikit banyaknya terkait stunting dapat
mencegah kejadian stunting dan belum melibatkan peran kelompok remaja
secara maksimal. (Adistie et al., 2018).
Kecamatan Curup Tengah telah memiliki 4 (empat) orang kadaer
Kesehatan remaja yang terlibat dalam organi GENRE di bawah pembinaan dinas
P2KB Rejang Lebong (Dudy, 2023). Selain GENRE di kecamatan Curup
Tengah juga memiliki organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna dan
Kelompok Remaja islam Masjid (RISMA). Organisasi kepemudaan di
kecamatan Curup Tengah memiliki beberapa program kerja, di antaranya
kegiatan perayaan Kemerdekaan RI, kerja bakti, dan ronda malam. Semua
kegiatan dan program kerja telah dilakukan secara rutin dan melibatkan peran
aktif anggotanya. Namun peran remaja masih berputar dalam aspek sosial
kemasyarakatan saja. Padahal masih banyak problematika dalam aspek
Kesehatan yang perlu ditangani, seperti program pencegahan stunting (Pramono,
2022).
Belum maksimalnya keterlibatan remaja ini terjadi karena belum ada
inisiatif dari para remaja dalam menanggapi isu-isu seperti stunting. Padahal isu
tentang stunting bisa dijadikan sebagai batu loncatan bagi pemuda desa untuk

4
lebih kritis dalam menghadapi masalah Kesehatan (Woro Srihastuti
Sulistyaningrum, 2021).
2. TUJUAN KEGIATAN
a. Tujuan Umum.
Meningkatkan peran remaja melalui organisasi kepemudaan desa dalam
pencegahan stunting di kecamatan Curup Tengan Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2024.
b. Tujuan Khusus.
Setelah dilaksanakannya program kegiatan pengabdian kepada masyarakat
dalam skema program kemitraan wilayah ini diharapkan :
1) Meningkatkan pengetahuan remaja tentang pencegahan stunting di
Kecamatan Curup Tengah.
2) Meningkatnya peran remaja dalam kegiatan sosialisasi pencegahan
stunting Kecamatan Curup Tengah.
3) Disepakatinya langkah-langkah keterlibatan remaja desa dalam
pencegahan stunting di Kecamatan Curup Tengah.
4) Remaja mampu memberikan edukasi kesehatan mengenai stunting
menggunakan aplikasi offline di Kecamatan Curup Tengah.
5) Didapatkannya dukungan kebijakan penangulangan stunting di
kecamatan Curup Tengah.
3. MANFAAT KEGIATAN
a. Manfaat bagi remaja : Remaja mempunyai kemampuan dalam melakukan
pencegahan stunting.
b. Manfaat bagi masyarakat : Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini
diharapkan akan berkontribusi terhadap pencegahan stunting di kecamatan
Curup Tengah.
c. Manfaat bagi Institusi Pendidikan: Pelaksanaan kegiatan pengabdian
masyarakat ini akan meningkatkan kemampuan dosen Poltekkes Kemenkes
Bengkulu untuk memberdayakan kemampuan remaja dalam pencegahan
stunting di kecamatan Curup Tengah.

5
d. Manfaat bagi Puskesmas: Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini
akan membantu PKM dalam upaya peningkatkan keterlibatan remaja dalam
pencegahan stunting.
e. Bagi Dinas Kesehatan dan Sektor terkait : Kegiatan ini dapat mewujudkan
program pemerintah dalam upaya percepatan panggulangan stunting.
4. KHALAYAK SASARAN
a. Sasaran Intervensi adalah tindakan atau kegiatan yang dalam perencanaannya
ditujukan khusus untuk kelompok remaja dari 9 kelurahan/desa yang ada di
kecamatan Curup Tengah yang akan direkrut berjumlah 36 orang.
b. Kelompok pemuda/karang taruna di kecamatan Curup Tengah.
c. Masyarakat yang berkunjung ke posyandu, kelompok arisan dan kelompok
pengajian remaja (edukasi pencegahan stunting).

6
BAB II
SOLUSI PERMASALAHAN

Solusi permasalahan yang akan dilaksanakan dalam upaya meningkatkan


peran serta remaja dalam pencegahan stunting di Kecamatan Curup Tengah
Kabupaten Rejang Lebong melalui tiga pendekatan sebagai berikut :
1. Pendekatan teoritis yang terdiri dari pelatihan remaja peduli kesehatan melalui
pemberian materi di ruangan belajar, diskusi, simulasi dan tanya jawab.
Pendekatan teoritis dilakukan dengan melakukan kegiatan pelatihan bagi remaja
yang akan dilaksanakan selama 2 (dua) hari, hari pertama pembelajaran di
ruangan dan hari kedua adalah praktek dilapangan. Materi pelatihan hari pertama
meliputi :

NO TOPIK MATERI NARA SUMBER

 BLC
Almaini,.M.Kes
1  Peran dan fungsi remaja Dosen Keperawatan Curup
dalam isu kesehatan
 Permasalahan stunting di
2 Kabupaten Rejang Lebong Dinas Kesehatan Rejang Lebong

 Pengertian dan kebijakan


3 PKM Perumnas
pencegahan stunting
 Peran remaja dalam Eva Susanti. M.Keb
4 pencegahan stunting
Dosen Kebidanan Curup

 Komunikasi Kesehatan Yanti Sutriyanti, M.Kep.


5
remaja Dosen Keperawatan Curup

 Tehnik penyuluhan dan Chandra Buana. MPH


6 Penggunaan media
Dosen Keperawatan Curup
penyuluhan

7
 Penggunaan aplikasi offline Yossy Utario
7
deteksi stunting Dosen Keperawatan Curup

 Praktek penyuluhan Mulyadi. M.Kep


8
kesehatan Dosen Keperawatan Curup

Kegiatan pelatihan ini akan dilaksanakan secara bersama-sama dengan


pihak-pihak terkait, dimana pemateri pelatihan oleh Dinas Kesehatan Rejang
Lebong, PKM Perumnas, dosen jurusan keperawatan, jurusan kebidanan dan
pengelola program gizi di PKM Perumnas. Media pelatihan berupa leaflet dan
form pencatatan dan pelaporan remaja disediakan oleh dinas kesehatan melalui
PKM Perumnas, peminjaman gedung pertemuan diberikan oleh camat
kecamatan Curup serta modul dan lembar balik stunting didapatkan dari kegiatan
pengabmas Tahun 2022.
2. Pendekatan praktik terdiri dari penguasaan teknik penyuluhan Kesehatan dan
keterlibatan remaja dalam pencegahan dini stunting. Praktek ini dilaksanakan
bersama tim pemateri untuk menilai sejauh mana kemampuan remaja dalam
melakukan penyuluhan Kesehatan pencegahan stunting. Aplikasi offline deteksi
stunting merupakan model aplikasi yang telah dihasilkan pada penelitian
sebelumnya.
3. Kegiatan advokasi dan sosialisasi akan dilakukan kepada kepada Dinkes RL,
Pimpinan PKM Perumnas, Camat Kec. Curup Tengah, lurah dan LSM/Lembaga
terkait dengan mengadakan rembuk stunting kecamatan Curup Tengah. Melalui
kegiatan advokasi ini diharapkan akan mendapatkan kesepakatan langkah-
langkah pencegahan stunting serta dukungan kebijakan penangulangan stunting
di kecamatan Curup Tengah.

Adapun langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka


pemberdayaan remaja kesehatan ini adalah ;
1. Advokasi dan Sosialisasi kegiatan kepada Dinas kesehatan, Kepala PKM
Perumnas, Camat Curup Tengah, luran dan kepala desa di kecamatan Curup
Tengah melalui kegiatan FGD dan rembuk stunting.

8
2. Pelatihan dan pendampingan remaja dalam sosialisasi pencegahan dini
stunting.
3. Pelatihan penggunaan aplikasi offlline pencegahan stunting.
4. Edukasi kepada kelompok remaja sebaya tentang pencegahan stunting oleh
remaja.
5. Monitor dan evaluasi kegiatan bersama dinas kesehatan Rejang Lebong dan
PKM Perumnas

9
BAB III

METODE KEGIATAN

A. Keterkaitan Kegiatan
Kegiatan pengabmas ini akan dilaksanakan dengan menjalin kerjasama
dengan pihak lain yaitu Pemkab melalui camat kecamatan Curup Tengah berupa
perolehan izin, dukungan dan penyediaan tempat, sarana dan material sesuai
kebutuhan. PKM Perumnas melalui dana BOK untuk penyediaan konsumsi
pelatihan serta lembar balik sedangkan modul pelatihan didapatkan dari kegiatan
pengabmas pada tahun 2022. Selain itu Dinkes Rejang Lebong melalui PKM
Perumnas diharapkan dapat memberikan dukungan melalui kebijakan izin dan
penyediaan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan pengabmas.

B. Kerangka Pemecahan Masalah dan Rincian Kegiatan


Metode kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dengan
pendekatan teoritis yang terdiri dari pemaparan materi di ruangan belajar,
diskusi, simulasi dan tanya jawab. Pendekatan praktik terdiri dari penguasaan
teknik sosialisasi dan penyuluhan kesehatan terkait peran remaja dalam
pencegahan dini stunting. Kegiatan advokasi dan sosialisasi akan dilakukan
kepada kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong dan Pimpinan PKM
Perumnas serta Camat serta kepala desa dan kelurahan di kec. Curup Tengah.
Adapun kerangka pemecahan masalah adalah sebagai berikut;

Gambar 3.1 : Kerangka Pemecahan Masalah (R.I, 2021)

10
C. Langkah-langkah Kegiatan
1. Sosialisasi dan advokasi kegiatan.
Sosialisasi dan advokasi kegiatan dilakukan dengan mengadakan
pertemuan langsung dengan camat kecamatan Curup Tengah, Kepala PKM
Perumnas serta stake holder terkait untuk mendapatkan dukungan kebijakan
pelaksanaan kegiatan. Turut di undang pada legiatan ini adalah kepala dinas
kesehatan Rejang Lebong guna memaparkan factor risiko stunting di
kabupaten Rejang Lebong.
2. Rembuk stunting tingkat kecamatan
Kegiatan rembuk stunting merupakan pertemuan dalam bentuk diskusi
terarah / FGD dalam rangka perumusan kegiatan dan mendapatkan komitmen
bersama dan menetapkan kegiatan-kegiatan dalam penanggulangan stunting
di kecamatan Curup Tengah dengan melibatkan remaja desa. Dalam rembuk
stunting ini membahas rumusan kegiatan penanganan stunting yang akan
dilakukan dan membangun komitmen bersama untuk mendukung kegiatan
pencegahan stunting dalam bentung rancangan kegiatan pembangunan desa
yang tercantum dalam RAPDes tahun 2023. Hasil penelitian Simanjuntak &
Wahyudi, (2021) menyatakan untuk perlunya meningkatkan kerjasama
(kemitraan) di berbagai sektor non kesehatan dalam melaksanakan
edukasi untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan 1000 hari pertama
kehidupan.
Peserta yang diundang meliputi: Aparat dan Kepala Desa, BPD, Tim
perencana kegiatan desa, Unsur PKK, Remaja Posyandu, Bidan Desa, Tendik
PAUD, Pelaku program terkait penanganan stunting termasuk UPT terkait
(Puskesmas terutama Sanitarian dan Ahli Gizi, Pamsimas, PKH, KRPL,
KWT, dll) dan organisasi masyarakat seperti kelompok tani/KWT, kelompok
keagamaan dan karang taruna.
Kegiatan rembuk stunting diawali dengan presentasikan kondisi desa
dengan menggunakan peta sosial, data sasaran, kondisi layanan, peta
kelembagaan desa. Kemudian didiskusikan bersama tentang keterlibatan
kelompok remaja dalam rancangan kegiatan pencegahan stunting, kekuatan

11
pembiayaan oleh desa serta dukungan di mitra desa dalam penanggulangan
stunting.
3. Rekrutment remaja peduli kesehatan.
Remaja peduli kesehatan merupakan istilah umum yang dipergunakan
untuk tenaga-tenaga yang berasal dari masyarakat, dipilih oleh masyarakat
dan bekerja bersama masyarakat dan untuk masyarakat secara sukarela (Nisa,
2016) Di wilayah PKM Perumnas terdapat 2 desa dan 7 keluarahan. Masing-
masing kelurahan/desa akan dipilih 4 orang remaja sehingga memiliki 36
oang remaja peduli kesehatan. Rekrutment remaja dilakukan dengan meminta
rekomendasi dari petugas gizi PKM dan pemerintahan desa/kelurahan.

4. Pelatihan pencegahan stunting bagi remaja.


Pelatihan pencegahan stunting bagi remaja akan dilaksanakan selama 2
(dua) hari, hari pertama pembelajaran di ruangan dan hari kedua adalah
praktek dilapangan. Kegiatan pelatihan ini akan dilaksanakan secara
bersama-sama dengan pihak-pihak terkait, dimana pemateri pelatihan oleh
Dinas Kesehatan Rejang Lebong, PKM Perumnas, dosen jurusan
keperawatan, jurusan kebidanan dan pengelola program gizi di PKM
Perumnas. Media pelatihan berupa leaflet dan form pencatatan dan pelaporan
remaja disediakan oleh dinas kesehatan melalui PKM Perumnas, peminjaman
gedung pertemuan diberikan oleh camat kecamatan Curup serta modul dan
lembar balik stunting didapatkan dari kegiatan pengabmas Tahun 2022.
Selain pelatihan di kelas, dilakukan pula praktik penguasaan teknik
sosialisasi/penyukuhan pencegahan stunting.
5. Sosialisasi penggunaan aplikasi offline pencegahan stunting bagi remaja.
Edukasi menggunakan aplikasi offline mempunyai beberapa
keunggulan yaitu bisa diakses dimana saja dan kapan saja, tampilan yang
menarik, selain itu mudah untuk disebarluaskan kepada masyarakat luas.
Seperti halnya pada kegiatan pengabmas yang lalu yang telah menerapkan
aplikasi ofline pencegahan stunting bagi kader Kesehatan di PKM Perumnas.
6. Pemetaan factor risiko stunting

12
Pemetaan factor risiko stunting merupakan rangkaian kegiatan untuk
mengidentifikasi factor risiko stunting yang ada di Kecamatan Curup Tengah.
Tahap ini dilakukan di awal tahun kegiatan dan akan diperbarui pada saat
akan menyusun RKPDes tahun berikutnya. Remaja peduli kesehatan yang
telah dilatih memfasilitasi proses ini melalui pertemuan atau musyawarah
dusun dengan mengajak remaja sebaya dan karang taruna untuk
menggambarkan masalah dan kondisi pelayanan dasar, serta keberadaan
sasaran terkait dengan risiko stunting. Penanggung jawab program gizi
diminta hadir dalam pertemuan ini untuk memberikan pemahaman tentang
stunting dan memberikan gambaran factor risiko stunting seperti pola asuh
orang tua terhadap anak, imunisasi dasar, sanitasi dasar, riwayat penyakit
infeksi, kebiasaan merokok, dan kejadian infeksi saluran pernafasan..
(Mashar et al., 2021)
7. Promosi Kesehatan oleh remaja.
Kegiatan promosi Kesehatan pencegahan stunting oleh remaja ini dapat
dilakukan dalam kegiatan nonformal remaja dilingkungannya sembari
mengingatkan para orangtua untuk membawa anaknya ke posyandu. Oleh
karena itu, setelah melalui persiapan, para remaja yang merupakan
anggota aktif Karang Taruna digerakkan untuk berkeliling dusun serta
melakukan kampanye sederhana dari rumah ke rumah. Gerakan ini dinilai
efektif karena dengan menyambangi satu per satu rumah, remaja dapat
bercengkerama atau dalam istilah setempat dikenal dengan bertandang
(Jaspan, 2015). Melalui bertandang tersebut, pemahaman stunting dapat
diterima warga sekitar dengan lebih baik (Rsdh et al., 2023).
Selanjutnya remaja desa juga akan di picu untuk melebarkan jangkauan
penyuluhannya menggunakan aplikasi offline serta membentuk akun
Instagram sebagai wadah efektif untuk mempublikasikan dan menyuarakan
kegiatan remaja dalam pencegahan stunting di kecamatan Curup Tengah.
Akun tersebut berisi infografis seputar stunting serta kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh remaja dalam pencegahan stunting. Dengan adanya platform
Instagram tersebut diharapkan para remaja yang terlibat akan lebih antusias

13
dalam melakukan program kerjanya dalam penyuluhan/sosialisasi
pencegahan stunting. Harapannya, inovasi ini dapat menjadi pemicu bagi
dusun-dusun lain agar turut memanfaatkan potensi remajanya dalam
kampanye pencegahan stunting (Rahayu et al., 2018).
8. Pendampingan implementasi remaja.
Tahap pendampingan implementasi remaja dilaksanakan sejalan
dengan tahap monitoring evaluasi kegiatan. Tahapan ini dilakukan untuk
mengetahui kemampuan remaja dalam melakukan sosialisasi pencegahan
stunting. Monitoring dilakukan dengan mengikuti remaja dalam pelaksanaan
kegiatan penyuluhan pencegahan stunting di posyandu remaja, atau
pertemuan kelompok remaja sebaya lainnya. Dalam kegiatan pendampingan
remaja juga akan dilakukan musyawarah untuk merumuskan apa yang
menjadi akar penyebab masalah stunting dan solusi permasalahannya.

Secara ringkas, Langkah Langkah kegiatan pengabmas dapat dilihat pada


gambar berikut ini ;

Gambar 3.2 : Langkah-langkah kegiatan pengabmas.

14
BAB IV
LUARAN DAN TARGET CAPAIAN

A. Luaran Kegiatan
1. Luaran Wajib.
a. Publikasi jurnal pengabmas terakreditasi
b. Sertifikat HAKI
2. Luaran tambahan
a. Meningkatkan pemahaman dan keterampilan remaja dalam melakukan
deteksi dini stunting dan stimulasi tumbuh kembang
b. Tebentuknya kelompok remaja pencegahan stunting di Kec. Curup
Tengah.
c. Publikasi kegiatan oada media koran.
B. Target Capaian
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan selama 1 tahun dengan target
capaian sebagai berikut;
1. Terlaksananya kegiatan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan jadwal
proposal yang telah disusun.
2. Terbentuknya kelompok remaja peduli stunting
3. Remaja mampu melakukan sosialisasi stunting dengan menggunakan aplikasi
offline.
4. Terdapatnya kebijakan Dinas Kesehatan melalui PKM Perumnas yang
mendukung program kecamatan bebas stunting di kecamatan Curup Timur.
5. Terdapatnya kebijakan pemerintah setempat yang mendukung program
kecamatan bebas stunting di kecamatan Curup Tengah.

15
BAB V
BIAYA DAN RENCANA KEGIATAN

A. Rancangan Biaya Kegiatan

harga
No Persiapan justifikasi Kuantitas Jumlah
satuan
1. Perjalanan 15%
1 transpor survey 6 org x 2
50,000 600,000
transpor monev
2 6 org x 2
kegiatan 50,000 600,000
transport pejabat
3 10 org x
pembukaan 100,000 1,000,000
4 transpor peserta 30 org x 2 pt
50,000 3,000,000
5 Transpor pemateri 2 org x
150,000 300,000
Jumlah kebutuhan
dana 5,200,000
2. Penunjang 20%
1 Spanduk kegiatan 2 pkt x
300,000 600,000
2 Banner stunting 15 pkt x
250,000 3,750,000
3 Data internet peserta 30 pkt x
50,000 1,500,000
Penerbitan media
4 1 pkt x
koran 500,000 500,000
Jumlah kebutuhan
dana 6,350,000
3. BHP 65%
1 Quarto 1 rim x
45,000 45,000
2 Ballpoint 4 Lsn x
75,000 300,000
3 copy materi 45 pkt x
15,000 675,000
4 cetak piagam 50 pkt x
35,500 1,775,000
5 name tage peserta 30 org x
25,000 750,000
6 Buku agenda 30 pcs x
50,000 1,500,000

16
7 Catrige printer 2 pkt x
300,000 600,000
8 Tas peserta kegiatan 30 pcs x
125,000 3,750,000
9 Spidol white board 10 pcs x
12,000 120,000
10 honor pemateri 2 org x
450,000 900,000
11 Snak survey 6 org x 2
10,000 120,000
12 Konsumsi survey 6 org x 2
25,000 300,000
13 Snak monev 6 org x 2
10,000 120,000
14 Konsumsi monev 6 org x 2
25,000 300,000
org x 2
15 snak pelatihan 30
kali 10,000 600,000
org x 2
16 Konsumsi pelatihan 30
kali 25,000 1,500,000
17 Snak monev 30 org x
10,000 300,000
18 Konsumsi monev 30 org x
25,000 750,000
19 Materai 10000 6 lbr X
10,000 60,000
20 Jasa kontak peserta 30 pkt x
100,000 3,000,000
21 Cetak proposal 5 ekp x
50,000 250,000
22 Cetak laporan 5 ekp x
100,000 500,000
23 Cetak buku modul 50 eksp x
100,000 5,000,000

Jumlah kebutuhan
dana 23,215,000
Jumlah kebutuhan dana keseluruhan
34,765,000

17
B. Rencana Kegiatan
Kegiatan Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des
Penyusunan proposal
Penyusunan intsrumen kegiatan
Advokasi kegiatan
Rembuk stunting kecamatan
Pelatihan remaja 2 hr
Pendampingan remaja
Monitor dan evaluasi
Advokasi
Publikasi ilmiah
Penyusunan laporan akhir

18
BAB VI
PETA LOKASI

Gambar 6.1 Peta Kecamatan Curup Tengah.

Kecamatan Curup Tengah terletak 4 kilo meter dari kampus B Poltekkes


Kemenkes Bengkulu. Kecamatan Curup Tengah dibentuk pada tahun 2005
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Rejang Lebong Nomor 5 Tahun 2005.
Penduduk Kecamatan CurupTengah terus mengalami fluktuasi perkembangannya,
berdasarkan progres terlhir populasinya penduduk Curup Tengah saat ini tercatat
sebanyak 37.228 Jiwa. Mata Pencaharian dan Profesi penduduk Kecamatan Curup
Tengah terdiri dari Aparatur Sipil Negara, TNI, POLRI, Pedagang, Swasta, Petani,
Peternak, Pertukangan, Buruh, dan Pensiunan ASN/ TNI/ POLRI.
Kecamatan memiliki batas wilayah :Sebelah Utara : Curup Timur
Sebelah Selatan : Kabupaten Kepahiang Sebelah Timur : Kec. Selupu Rejang
Sebelah Barat : Kec. Curup dan Kec. Curup Selatan Luas Wilayah : Kecamaan
Curup Tengah memiliki luas wilayah lebih kurang 852 ha atau sekitas 0,56 dari luas
kabupaten Rejang Lebong.

19
DAFTAR PUSTAKA

Adistie, F., Lumbantobing, V. B. M., & Maryam, N. N. A. (2018). Pemberdayaan


Kader Kesehatan Dalam Deteksi Dini Stunting dan Stimulasi Tumbuh
Kembang pada Balita. Media Karya Kesehatan, 1(2), 173–184.
https://doi.org/10.24198/mkk.v1i2.18863
BPS Rejang Lebong. (2022). Rejang Lebong Dalam Angka 2022. … Oleh Lutjanus
Publisher Politeknik Pertanian Negeri …, 3(2), 232–243.
https://www.researchgate.net/profile/Sri-Sudewi-
2/publication/358282075_PROSIDING_SEMNAS_POLITANI_PANGKEP
_2021ISBN_798-623-96172-3-
3/links/61fb1e6011a1090a79cc076e/PROSIDING-SEMNAS-POLITANI-
PANGKEP-2021ISBN-798-623-96172-3-3.pdf#page=98
Buana, C., Adjie, R., & Heriyanto, H. (2019). 55916761. 14, 41–43.
Dudy. (2023). Pemkab Rejang Lebong Kukuhkan Duta GenRe Desa/Kelurahan.
https://www.rri.co.id/bengkulu/daerah/211749/pemkab-rejang-lebong-
kukuhkan-duta-genre-desa-kelurahan
Human Development Worker. (2018). Buku Saku Kader Pembangunan Manusia
(KPM). Buku Saku Kader Pembangunan Manusia (KPM), 1–32.
Jaspan, M. A. (2015). Materials for a Rejang — Indonesian — English dictionary.
1–144. https://doi.org/10.15144/PL-D58.1
Kartika Adyani, F. R. (2023). Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja pada
Bina Keluarga Remaja sebagai Upaya Pencegahan Stunting. 4, 435–441.
https://doi.org/10.33860/pjpm.v4i2.1691
Kirana, N. A. M. • T. S., & Alveria, D. A. R. • M. (n.d.). Cegah Stunting Sebelum
Genting.
Mashar, S. A., Suhartono, S., & Budiono, B. (2021). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak: Studi Literatur. Jurnal Serambi
Engineering, 6(3), 2076–2084. https://doi.org/10.32672/jse.v6i3.3119
Megawaty, I., & Syahrul, S. (2017). EDUCATIONAL INTERVENTIONS USING
THE BELIEF HEALTH MODEL APPROACH IN DIABETES PATIENTS : A
LITERATURE REVIEW. 4(1), 1–10.
Nisa, S. M. (2016). Hubungan Antara Karakteristik Kader Kesehatan dengan
Praktik Penemuan Tersangka Kasus Tuberkulosis Paru ( Studi Kasus Di
Wilayah Kerja Puskesmas Tlogosari Kulon. Skripsi Jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat UNS, 5.
Petugas Puskesmas dalam Promosi Kesehatan, P., Daroji, M., Suryo Prabandari,
Y., Paramastri, I., Mlati, P., Ilmu Kesehatan Masyarakat, B., Ugm, F., &
Psikologi UGM, F. (2011). Peran Petugas Puskesmas dalam Promosi
Kesehatan Berhenti Merokok pada Pasien dan Masyarakat Role of Health

20
Center Staff in Health Promotion of Smoking Cessation of Patients and The
Community. In Berita Kedokteran Masyarakat (Vol. 27, Issue 2).
PKM Perumnas. (2021). Profil PKM Perumnas Kabupaten Rejang Lebong.
https://www.scribd.com/document/360866648/Profil-Pkm-Perumnas
Pramono, S. E. dkk. (2022). Buku Panduan UNNES GIAT Pencegahan dan
Penanganan Stunting. Mipa.Unnes.Ac.Id, 61. https://mipa.unnes.ac.id/v3/wp-
content/uploads/2022/01/Buku-Panduan-GIAT_SDGs-Desa.pdf
R.I, K. (2021). Pedoman Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehataan (Vol. 59).
Rahayu, A., Yulidasari, F., Putri, A. O., & Anggraini, L. (2018). Study Guide -
Stunting dan Upaya Pencegahannya. In Buku stunting dan upaya
pencegahannya.
Rizqi, J., & Fitriawan, A. S. (2020). Pelatihan dan pendampingan kader kesehatan
tentang pengukurn kadar glukosa darah sebagai upaya deteksi dini diabetes
mellitus. Jurnal Suaka Insan Mengabdi, 2(2).
Rsdh, R. L., Cipenjo, D., Bogor, K., Wandini, K., & Angesti, A. N. (2023). Upaya
Pencegahan Stunting Melalui Edukasi Gizi Pada Remaja SMA di. 5(1), 15–
21.
Simanjuntak, B. Y., & Wahyudi, A. (2021). Peningkatan Pengetahuan dan Sikap
Ibu Prakonsepsi Melalui Edukasi Seribu Hari Pertama Kehidupan: Studi
Kuasi-Eksperimental. Media Gizi Indonesia, 16(2), 96–105.
Utario, Y., & Sutriyanti, Y. (2020). Jurnal Abdimas Kesehatan Perintis Aplikasi
Offline Stunting Untuk Meningkatkan Pengetahuan Kader Posyandu Di
Puskesmas Perumnas Kabupaten Rejang Lebong. 2(1), 25–30.
Woro Srihastuti Sulistyaningrum. (2021). Memperkuat Peran Remaja Dalam
Penyampaian Pesan Kunci Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku.

21

Anda mungkin juga menyukai