Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI PT. INDONESIA NIPPON SEIKI SERANG BANTEN


BIDANG KELEMBAGAAN K3, KEAHLIAN K3, SMK3, DAN
KESEHATAN KERJA

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


BATCH KE-5

Disusun Oleh :

BAGUS CANDRA UTAMA

PENYELENGGARA
PT. Veritrust Global Solusindo
Kota Serang
2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah SWT. Berkat limpahan dana ramat-Nya penulis

dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Kelembagaan K3, Keahlian K3,

SMK3 dan Kesehatan Kerja di PT. Indonesia Nippon Seiki” Serang Banten.

Dalam Penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.

Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat

bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala – kendala yang penulis hadapi

teratasi. Penulisan makalah merupakan Pelatihan dan Sertfikiasi AK3 Umum Kemenaker RI

yang diselanggarakan oleh PT . Veritrust Global Solusindo.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum di ketahui.

Maka dari itu mohon saran dan kritik dari teman – teman maupun pemateri. Demi

tercapainya makalah yang sempurna

Trenggalek, 17 Agustus 2023

Bagus Candra Utama

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................2
Daftar Isi........................................................................................................3

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang...................................................................................4
B. Maksud dan Tujuan ...........................................................................5
C. Ruang Lingkup..................................................................................5
D. Dasar Hukum.....................................................................................5

Bab II Kondisi Perusahaan


A. Gambaran Umum Tempat Kerja........................................................7
B. Struktur Organisasi Perusahaan.........................................................8
C. Struktur Organisasi P2K3..................................................................8
D. Alur Produksi.....................................................................................9
E. Temuan Positif dan Negatif...............................................................10

Bab III Analisa (Dibanding dengan Undang-undang)


A. Temuan Positif ..................................................................................11
B. Temuan Negatif.................................................................................13

Bab IV Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan........................................................................................15
B. Saran..................................................................................................15

Daftar Pustaka.............................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau disingkat K3 merupakan program
pemerintah. Program ini lahir dari keprihatinan akan banyaknya kecelakaan yang
terjadi di tempat keja yang mengakibatkan penderitaan bagi pekerja maupun
keluarga pekerja. Karena frekuensi kecelakaan kerja tidak begitu banyak, maka
banyak yang memandang sebelah mata pada program ini. Undang-undang di
bidang K3 sudah ada sejak tahun 1970 yaitu UU No.1 tahun 1970 yang juga
dijadikan hari lahirnya K3. Kondisi kesehatan yang baik merupakan potensi
untuk meraih produktivitas kerja yang baik pula pekerja yang menuntut
produktivitas kerja tinggi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kerja dengan
kondisi kesehatan yang prima. Sebaliknya, keadaan sakit atau gangguan
kesehatan menyebabkan tenaga kerja tidak atau kurang produktif dalam
melakukan pekerjaannya.
PT.Indonesia Nippon Seiki. sudah menerapkan Sistem Manajemen K3 di
dalam segala aktivitas yang ada di lingkup produksi. Hal ini dibuktikan dengan
adanya ahli K3 umum dan diterapkannya sistem manajemen K3. PT.Indonesia
Nippon Seiki. merupakan salah satu pabrik yang berada di Jl. Utama Modern
Industri Blok E, Kawasan Industri Modern Cikande, Serang - Banten.
PT.Indonesia Nippon Seiki merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
otomotif yang memproduksi komponen elektrik roda dua dan roda empat.
Upaya Penegakan K3 baik secara kelembagaan maupun sikap kerja adalah
salah satu cara untuk menciptakan area kerja yang baik sehingga dapat mejaha
tenaga kerja agar selalu sehat, nyaman, selamat dan sejahtera baik selama bekerja
maupun setelah selesai melakukan pekerjaan sehingga pada akhirnya tingkat
produktifitas tercapai.
Salah satu rangkaian pada pemeriksaan aspek K3 adalah mengenai
kelembagaan dan keahlian K3 serta penerapan SMK3. Pemeriksaan ke lapangan
yang berfokus pada kelembagaan dan keahlian K3 serta penerapan SMK3 perlu
dilakukan karena berkaitan erat dengan tingkat kepedulian sebuah perusahaan
terhadap K3 area kerja.

4
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah:
a. Melakukan identifikasi, analisa dan membuat rekomendasi pelaksanaan K3
secara umum
b. Melakukan identifikasi, analisa dan membuat rekomendasi pelaksaan SMK3
dan.
c. Melakukan identifikasi, analisa dan membuat rekomendasi pelaksanaan
kelembagaan dan Keahlian K3

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup praktek kerja lapangan sebagai berikut :
1. Kelembagaan dan Keahlian K3
- P2K3, PJK3
- Organisasi
- Pengesahan P2K3
- Program kerja
- Ahli K3
2. Penerapan SMK3
- Kebijkan dan komitmen K3
- Tingkat penerapan SMK3
- Audit SMK3
- Penghargaan K3 (Zero accident award, sertfikat SMK3)

D. Dasar Hukum

Dasar Hukum yang digunakan :


1. Kelembagaan dan Keahlian K3
- Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 10
ayat (1) dan (2)
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per 04/Men/1987 tentang Panitia
Pembinaan Keselamatan dan Kesehatn Kerja (P2K3) serta Tata Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3)
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per 04/Men/1995 tentang Perusahaan
Jasa Keselamatan Kesehatan Kerja (PJK3)

5
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/Men/1992 tentang Tata Cara
Penunjukan Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
- Permenakertrans No. Per.08/Men/VII/2010 tentang alat pelindung diri
(APD)

2. Penerapan SMK3
- Undang – Undang No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja
- Undang – Undang No.13 Tahun 2012 tentang Ketenagakerjaan Pasal 87
- PP No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi No. Per 24/Men/2014
tentang Tata Cara Pemberian, Perpanjangan, dan Pencaputan Surat Izin
Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia

6
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Tempat Kerja

PT. Indonesia Nippon Seiki adalah perusahaan otomotif yang memproduksi


komponen elektrik roda dua dan roda empat, dengan komitmen menciptakan suatu
produk yang berkualitas dengan mengedepankan teknologi yang ramah
lingkungan. Dengan sumber daya manusia yang terampil dan didukung dengan
teknologi yang dimiliki dan yakin dapat terus berinovasi dengan menciptkan
produk terbaik untuk memenangkan persaingan pasar secara global

PT. Indonesia Nippon Seiki merupakan sebuah perusahaan besar otomotif,


dimana perusahaan ini sudah berlokasi di Jalan Utama Modern Industti Blok E,
Kawasan Indutri Modern Cikande, Serang – Banten. Beberapa produk yang dibuat
di perusahaan PT. Indonesia Nippon Seiki yakni Speedometer R2 dan R4,
Speedsensor, Fuelsender. Perusahaan ini berkomitmen untuk selalu konsisten
dalam memberikan layanan produk yang bermutu, menjaga keselamatan manusia
dan peralatan serta menjaga kelestarian lingkungan dalam operasionalnya dan
senantiasa melakukan langkah – langkah :
1. Mematuhi dan memenuhi peraturan perundang – undangan serta persyaratan
yang relevan
2. Meningkatkan dan memelihara infrastuktur organisasi
3. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia
4. Melakukan perbaikan yang berkesinambungan untuk memenuhi persyaratan
pelanggan

PT. Indonesia Nippon Seiki memiliki Visi dan Misi sebagai berikut :

Visi : Menjadi perusahaan galangan perushaan otomatif dengan komitmen yang


tinggi

Misi : selalu meningkatkan kualitas yang terbaik berdasar pada pelayanan yang
tepat waktu, tepat mutu dan tepat mencakup biaya serta mengutamakan kepuasaan
pelanggan untuk peningkatan nilai perusahaan.

7
Pengaturan Jam Kerja
Setiap pekerja diwajibkan mencatat waktu datang dan waktu pulang.
Adapun jam kerja bagi karyawan PT. Indonesia Nippon Seiki adalah sebagai
berikut:

Khusus hari Jumat, istirahat jam 11.30 - 13.00

B. Struktur Organisasi Perusahaan.

8
C. Struktur Organisasi (P2K3).

D. Temuan
Metode pencarian data untuk mengumpulkan informasi K3
Kelembagaan dan Keahlian K3 serta penerapan SMK3 di PT.Indonesia Nippon
Seiki adalah :
- Briefing / Induction oleh pihak perusahaan
- Survey ke lokasi secara langsung sehingga bisa di dapatkan data secara
visual
- Tanya jawab dengan pihak terkait sekaligus yang menangani K3 dan ikut
mendampingi selama kunjungan.

Dengan waktu ang sangat terbatas pengumpulan data kurang maksimal


pada masing – maisng proses dalam pengamatan secara visual dan tanya
jawab. Namun tetap erusaha semaksimal mungkin untuk bisa menangkap
gambaran proses dan pengamatan temuan – temuan baik yang bersifat positif
maupun negatif, dalam rangka memberikan proses pembelajaran dan feedback
pada perusahaan yang di kunjungi

1. Temuan Positif
a. Kelembagaan dan Keahlian K3
- P2k3 dan PJK3: Ada dan telah berjalan dengan baik sesuai dengan
regulasi dan amanat Undang – Undang serta adanya kantor K3LH
dan Logistik

9
- Organisasi : adanya Emergency Organization
- Program Kerja : adanya prosedur lanjutan pertolongan kecelakaan
dan adanya program kerja seperti edukasi mengenai kesadaran ber-
K3 kepada para pekerja pada khususnya dan masyrakat pada
umunya.
- Ahli K3 : Ahli K3 Ada dilokasi pekerjaan

b. Penerapan SMK3
- Kebijakan dan Komitmen K3 : Ada kebijakan dan Komitmen yang
terpajang
- Tingkat penerapan K3 : Adanya Sistem Manajemen K3,
diadakannya Safety Induction sebelum melaksanakan kegiatan
- Penghargaan K3 : PT.Indonesia Nippon Seiki perusahaan yang
berdiri dengan pembuata n otomotif elektrik

2. Temuan Negatif

a. Kelembagaan dan Keahlian K3


- Program Kerja : Pengadaan APD tidak maksimal, Kotak PK3 tidak
sesuai dengan kriteria yang di tetapkan dalam SMK3, dan APAR
yang tersedia dalam pabrik ada beberapa yang susah untuk
dijangkau dan tertumpuk dengan benda lain

b. Penerapan SMK 3
- Tingkat penerapan K3 : Tingkat penerapan K3 pada PT. Indonesia
Nippon Seiki tidak berjalan 100% dibuktikan dengan kurangnya
pengawasan kepada pekerja sehingga masih banyak pekerja yang
tidak melaksanakan kewajiban K3 di tempat Kerja.

10
BAB III
ANALISIS TEMUAN

A. Analisis Temuan Positif

Sesuai
No Temuan Dokumentasi Saran Peraturan Perundangan Regulasi
Rekomendasi
Ya Tidak
1 Komitemn K3 di Penyampaian -Peraturan Pemerintah RI No. *
Lingkungan Kerja informasi 50 Tahun 2012 tentang
diperluas dalam penerapan sistem Manajemen
bentuk lain Keselamatan dan Kesehatan
seperti Banner Kerja
Pasal 8 : “ Pengusaha harus
menyebarluaskan kebijakan
K3 yang telah ditetapkan
kepada seluruh
pekerja/buruh, orang lain
selain pekerja / buruh yang
berada di perusahaan dan
pihak lain terkait”.
Pasal 13 ayat (1) : ‘Prosedur
informasi sebagaimana
dimaksud dalam pasal 12
ayat (1) huruf d harus
memberikan jaminan bahwa
informasi K3
dikomunikasikan kepada
semua piha dalam
perusahaan dan pihak terkait
di luar perusahaan”.
2 Ahli K3 Kandidat Penambahan -PER -02/MEN/1992 tentang *
di PT.Indonesia jumlah personil tata cara penunjukan ahli K3
Nippon Seiki AK3 di Pasal 4 :”Penunjukan ahli K3
PT.Indonesia ditetapkan berdasarkan
Nippon Seiki permohonan tertulis dari
dengan pengurus atau pimpinan
mengikutkan instasi kepada menteri tenaga
pelatihan yang kerja atau pejabat yang
terverifikasi ditunjuk”.

11
3 Struktur P2K3 Struktur P2K3 - Undang – undang No.1 *
telah di bentuk disosialisasikan tahun 1970 tentang
susunan ke tenaga kerja, Keselamatan Kerja
organisasi P2K3di tamu dan juga Pasal 10 ayat (1) dan (2) :
PT.Indonesia pihak – pihak (1) Menteri tenaga kerja
Nippon Seiki yang berkaitan berwenang membentuk
dengan Panitia Keselamatan dan
perusahaan Kesehatan Kerja guna
memperkembangkan kerja
sama saling pengertian dan
partisipasi efektif dari
pengusaha atau pengurus dan
tenaga kerja dalam tempat –
tempat kerja untuk
melaksanakan tugas dan
kewajiban bersama di bidang
keselamatan dan kesehatan
kerja, dalam rangka
melancarkan usaha
berproduksi
(2) Susunan Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan
kerja, tugas dan lain-lainnya
ditetapkan oleh menteri
tenaga kerja
-Peraturan Menteri Tenaga
Kerja
PER.04/MEN/1995tentang
Perusahaan Jasa Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
Pasal 2 :
(1)PJK3 dalam melaksanakan
kegiatan jasa K3 harus
terlebih dahulu memperoleh
keputusan penunjukan dari
Menteri Tenaga Kerja c.q
Direktur Jendral Pembinaan
Hubungan Industrial dan
Pengawasan
Ketenagakerjaan.
(2)Untuk memperoleh
keputusan penunjukan
sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) harus
memenuhi persyaratan
sebagaimana dalam Bab II
4 Kebijakan K3 Kebijakan K3 -PP RI No.50 Tahun 2012 *
PT.Indonesia disosialisasikan Pasal 6
Nippon Seiki kepada tenaga (1)SMK3 sebagaimana yang
sudah memiliki kerja, tamu dan dimaksud dalam pasal 3
kebijakan K3 pihak – pihak Ayat (1) meliputi :
sebagai buku yang berkaitan a.Penetapan Kebijakan K3
penerapan K3 di dengan Pasal 7
Perusahaan Perusahaan (3)Kebijakan K3
sebagaimana yang dimaksud
pada ayat (1)paling sedikit
memuat :
a.Visi
b.Tujuan Perusahaan
c.Komitmen dan tekad

12
melaksanakan kebijakan
d.Kerangka dan program
kerja yang mencakup
kegiatan perusahaan secara
menyeluruh yang bersifat
umum atau operasional

B. Analisis Temuan Negatif

No Temuan Dokumentasi Potensi Bahaya Saran / Peraturan


Rekomendasi Perundangan
1 ALAT PELINDUNG Menyebabkan APD Seharusnya -
DIRI (APD) kecelakaan kerja diadakan sesuai UPER-08/MEN/VII/20
Sudah terdapatnya dan penyakit ketentuan 10
akibat kerja bagi peraturan yang Pasal 2 ayat (1):
APD yang disiapkan
tenaga kerja berlaku untuk “Pengusaha wajib
untuk karyawan melindungi menyediakan APD bagi
namun APD yang pekerja
pekerja/buruh ditempat
ada belum sesuai
kerja”.
dengan peraturan dan
dalam pengadaan - Undang-
Undang No 1 tahun
belum maksimal
1970 tentang
keselamatan kerja
Pasal 3 ayat (1) f :
“Dengan peraturan
perundangan
ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja
untuk member alat-alat
perlindungan diri pada
para pekerjandang –
Undang No.1 Tahu
1970
- Undang – Undang
No.23 Tahun 1992
tentang kesehatan
-Undang- undang
No.13 Tahun 2003
tentang
Ketenagakerjaan
-Peraturan Pemerintah
No.50 Tahun 2012
tentang Penerapan
Sistem Manajemen
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

13
2 Penggunaan APD tangan tergilas, Dilakukan - Per-08/
tidak maksimal terhirupnya pembinaan lebih MEN/VII/2010 tentang
material logam / lanjut kepada Alat Pelindung Diri
besi, mata terkena tenaga kerja Pasal 4: “APD wajib
serbuk logam terakait digunakan ditempat
besi pentingnya kerja…..”.
penggunaan APD Pasal 6:
“Pekerja/buruh dan
orang lain yang
memasuki tempat kerja
wajib
memakai/menggunakan
APD sesuai dengan
potensi bahaya dan
risiko”. memberi alat –
alat pelindung diri pada
pekerja”.
-Pasal 12 :”Dengan
peraturan perundangan
diatur kewajiban dan
hak tenaga kerja untuk
memakai alat
perlindungan diri”.

14
3 Jalur Evakuasi belum Apabila terjadi Melengkapi jalur - Undang-
maksimalnya kondisi yang evakuasi yang undang No. 28 tahun
pemasangan jalur tidak terduga ada, yakni tidak 2002 tentang Bangunan
evakusi di misalnya hanya jalur Gedung
PT.Indonesia Nippon kebakaran atau keluae atau exit, Pasal 30 :
Seiki gempa bumi akan melainkan juga (1) Akses evakuasi
menyebabkan jalur evakuasi dalam keadaan darurat
kebingungan yang dapat
sebagaimana dimaksud
untuk keluar dari menunjukkan ke
keadaan berbahaa arah titik kumpul dalam
sehingga hal ini (master point) Pasal 27 ayat (2) harus
menyebabkan yang aman dari disediakan di dalam
kondisi yang sumber bahaya. bangunan gedung
tidak aman atau meliputi
memiliki potensi sistem peringatan
celaka
bahaya bagi pengguna,
pintu keluar darurat,
dan jalur evakuasi
apabila terjadi bencana
kebakaran dan/atau
bencana lainnya,
kecuali rumah tinggal.
(2) Penyediaan akses
evakuasi sebagaimana
dimaksud dalam ayat
(1)
harus dapat dicapai
dengan mudah dan
dilengkapi dengan
penunjuk
arah yang jelas.
Peraturan Pemerintah
No 36 tahun 2005
tentang peraturan
pelaksanaan undang-
undang no 28 tahun
2002 tentang bangunan
gedung pasal 59 ayat
(1), (2) dan (3)
4 Tempat kerja Menyebabkann Tempat kerja - Peraturan
Kondisi tempat kerja tersandung dan seharusnya ditata Pemerintah No 50
belum mencerminkan terjatuh sedemikian rupa tahun 2012 tentang
kenyamanan dan dan terhindar dari penerapan sistem
keamanan untuk sumber-sumber manajemen
tenaga kerja maupun bahaya, sehingga keselamatan dan
tamu, masih banyak menyebabkan kesehatan kerja
kabel dan barang- tempat kerja yang Pasal 2 huruf c :
barang yang tidak aman dan “menciptakan tempat
teratur nyaman bagi kerja yang aman,
tenaga kerja nyaman, dan efisien
maupun tamu untuk mendorong
yang berkunjung produktivitas”.

BAB IV
PENUTUP

15
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil pengamatan di lapangan yang telah dilakukan
mengenai Kelembagaan K3, Keahlian K3, SMK3 dan Kesehatan Kerja di PT.
Indonesia Nippon Seiki, maka dapat diambil kesimpulan :
1. PT. Indonesia Nippon Seiki, Perlu meningkatkan penerapan syarat
keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja sesuai dengan undang-undang
No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Perlunya pengawasan atau kontrol lebih tentang implementasi K3 di tempat
kerja guna meningkatkan konsistensi penerapan budaya K3 di lingkungan
kerja.

B. SARAN
Berdasarkan dari hasil pengamatan dan analisa di lapangan yang telah
dilakukan mengenai pengawasan Kelembagaan K3, Keahlian K3, SMK3 dan
Kesehatan Kerja di PT.Indonesia Nippon Seiki, maka kami merekomendasikan
saran sebagai berikut:
1. Dilakukannya rekomendasi pemecahan masalah terhadap temuan-temuan yang
tidak sesuai dengan peraturan perundangan K3 serta lingkungan dan bahan
kimia berbahaya sesuai dengan undang-undang no. 1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja
2. Perusahaan harus melakukan uji fisik dan kimia sesuai permenakertrans no. 13
tahun 2011 tentang nilai ambang batas factor fisik dan kimia di tempat kerja dan
Kepmenkes no. 1405/2002 tentang persyaratan lingkungan kerja perkantoran
dan industri agar karyawan terhindar dari PAK.
3. Mempertahankan konsistensi implementasi K3 yang sudah di lakukan dan di
jalankan lebih baik

DAFTAR PUSTAKA

16
- Undang – Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 10 ayat (1) dan (2)
- Permenakertrans No.Per :01/Men 1981 tetang Kewajiban melapor penakit akibat kerja
- Permenakertrans No.Per.03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
- Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 04/Men/1987 tentang Panitia Pembinaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan
dan Kesehata Kerja (AK3)
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per.04/Men/1995 tentang Perusahaan Jasa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3)
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.02/Men/1992 tentang Tata ara Penunjukan
Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor : Per 03/Men 1998 tentang
Tata Cara Pelaporan dan Pemiriksaan Kecelakaan
- Pemenakertrans No.Per 08/Men/VII/2010 tentang alat pelindung diri (APD)
- Undang – Undang No.13 tahun 2012 tentang Ketenaga Kerjaan Pasal 87
- PP No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor : Per-01 Men/1/2007 Tentang Pedoman Pemberian Penghargaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3)

17

Anda mungkin juga menyukai