Anda di halaman 1dari 8

PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG JANIN

I. IDENTFIKASI MASALAH
Setiap orang tua menginginkan anaknya tumbuh sempurna, baik secara fisik
maupun nonfisik. Secara fisik, seorang anak diharapkan tumbuh sehat sesuai
tahapan yang sudah ditentukan para ahli. Selain itu, anak juga diharapkan sehat
secara intelektual dan kejiwaan, bahkan hampir semua orang tua menginginkan
anaknya cerdas di kemudian hari.

  Tetapi, untuk memperoleh sosok anak yang sehat lahir dan batin tidak bisa
instan. Jauh sebelum kelahirannya harus sudah dipersiapkan. Untuk itulah ketika ibu
mulai dinyatakan positif hamil, dokter atau bidan menganjurkan para ibu untuk
memenuhi segala kebutuhan janin, yaitu gizi yang cukup.

II. PENGANTAR
Bidang Studi : Kesehatan Ibu dan Anak
Topik : tumbuh kembang janin
Subtopik : Pemantauan tumbuh kembang janin
Sasaran : ibu – ibu PKK desa Caturmurti
Jam : 09.00 – 09.45 WIB
Hari/Tanggal : Senin/ 2 Juni 2008
Waktu : 45 menit
Tempat : Balai desa Caturmurti

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan peserta dapat
mengerti tentang pemantauan tumbuh kembang janin

IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan ibu – ibu PKK
desa Caturmurti dapat :
1. Mengerti arti dari tumbuh kembang janin
2. diketahuinya tahapan – tahapan tumbuh kembang janin
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang janin

V. MATERI
Terlampir.

VI. MEDIA
1. Materi SAP
2. Komputer ( power point )
3. LCD
4. Leaflet

VII. METODE
 Ceramah
 Tanya jawab
 Diskusi

VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta Pemateri


1. 5 menit Pembukaan : Menjawab salam
1. Memberi salam dan Mendengarkan dan
perkenalan memperhatikan
2. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
3. Menyebutkan materi
atau pokok bahasan
yang akan disampaikan

30 menit Pelaksanaan : Menyimak dan


Menjelaskan materi memperhatikan
penyuluhan secara berurutan
dan teratur.
Materi :
1. Pengertian tumbuh
kembang janin
2. tahapan – tahapan
tumbuh kembang janin
3. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tumbuh
kembang janin.

10 menit Evaluasi Merespon dan


Memberi pertanyaan kepada bertanya
peserta

IX. PENGESAHAN
Yogyakarta,
Sasaran Pemberi materi penyuluhan

              ( Ibu P ) (Nanda Ari N)

      Mengetahui
Pembimbing PLK

                (Sulistyaningsih, SKM)

X. EVALUASI
Metode evaluasi : diskusi dan tanya jawab
Jenis pertanyaan : lisan

XI. LAMPIRAN MATERI


A.Pengertian
Istilah tumbuh kembang mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda tapi tidak dapat
dipisahkan

Pertumbuhan (growth) : Proses bertambahnya ukuran/dimensi akibat bertambah banyaknya


sel-sel dan atau bertambah besarnya sel-sel serta bertambahnya jaringan interseluler
Perkembangan (development) :Bertambahnya kemampuan (Skill) dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari
proses pematangan

B. Tahapan-tahapan tumbuh kembang janin


0 - 4 minggu
Pada saat ini, janin memiliki panjang tubuh kurang lebih 2 mm. Perkembangannya juga ditandai
dengan munculnya cikal bakal otak, sumsum tulang belakang yang masih sederhana, dan tanda-
tanda wajah yang akan terbentuk. Janin telah memiliki cikal bakal otak, sumsum tulang belakang
yang masih sederhana, dan tanda-tanda wajah yang akanterbentuk. Panjang tubuhnya kurang
lebih 2 mm

4 - 8 minggu

Pada saat kehamilan mulai memasuki minggu ke-6, jantung janin mulai berdetak, dan semua
organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulang-tulang wajah, mata, jari kaki, dan tangan.
Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 6 minggu, jantung janin mulai berdetak, dan semua
organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulang-tulang wajah, mata, jari kaki, dan tangan.

8 - 12 minggu

Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk. Bentuk
kepalanya pun kini lebih besar dibandingkan dengan badannya, sehingga dapat menampung otak
yang terus berkembang dengan pesat. Ia juga telah memiliki dagu, hidung, dan kelopak mata
yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapat melakukan aktifitas
seperti menendang dengan lembut. Organ-organ tubuh utama janin kini telah terbentuk.
Kepalanya berukuran lebih besar daripada badannya, agar dapat menampung otak yang terus
berkembang dengan pesat. Ia telah memiliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas.

12 - 16 minggu

Paru-parunya janin mulai berkembang dan detak jantungnya dapat didengar melalui alat
ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat membentuk ekspresi tertentu, dan dimatanya mulai
tumbuh alis dan bulu mata. Kini ia dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnya
mulai tumbuh kasar dan berwarna. Bahkan kakinya pun sudah tumbuh lebih panjang dari
tangannya. Kaki janin lebih panjang dari tangannya.

16 - 20 minggu

Ia mulai dapat bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap muncul di belakang gigi
susu. Ujung-ujung indera pengecap mulai berkembang dan bisa membedakan rasa manis dan
pahit. Sidik jarinya mulai nampak. Tubuhnya ditutupi rambut halus yang disebut lanugo. Si kecil
kini mulai lebih teratur dan terkoordinasi. Ia bisa mengisap jempol dan bereaksi terhadap suara
ibunya. Akar-akar gigi tetap muncul di belakang gigi susu. Ujung-ujung indera pengecap mulai
berkembang dan bisa membedakan rasa manis dan pahit.

20 - 24 minggu

Pada saat ini, ternyata besar tubuh si kecil sudah sebanding dengan badannya. Alat kelaminnya
mulai terbentuk, cuping hidungnya terbuka, dan ia mulai melakukan gerakan pernapasan. Pusat-
pusat tulangnya pun mulai mengeras. Selain itu, kini ia mulai memiliki waktu-waktu tertentu
untuk tidur.

24 - 28 minggu
Di bawah kulit lemak sudah mulai menumpuk, di kulit kepala rambut mulai bertumbuhan,
kelopak matanya membuka, dan otaknya mulai aktif. Ia dapat mendengar sekarang, baik suara
dari dalam maupun dari luar (lingkungan). Ia dapat mengenali suara ibunya dan detak jantungnya
bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan bahwa pada saat ini merupakan
masa-masa bagi sang janin mulai mempersiapkan diri menghadapi hari kelahirannya. Sang janin
kini mulai mempersiapkan diri menghadapi kelahiran.

28 - 32 minggu

Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun
matanya sudah mulai bisa berkedip akibat melihat cahaya melalui dinding perut ibunya.
Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia
terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup. Si kecil kini sudah
terbentuk dengan sempurna. Si kecil kini sudah terbentuk dengan sempurna.

36 minggu

Sang bayi kerap berlatih bernafas, mengisap, dan menelan. Rambut-rambut halus di sekujur
tubuhnya telah menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja pada bayi baru lahir) yang biasanya
akan dikeluarkan dalam 2 hari setelah melahirkan. Kepalanya telah berada pada rongga panggul,
siap untuk dilahirkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa waktu persalinan sudah dekat. Kini,
sang bayi seolah-olah "mempersiapkan diri" bagi kelahirannya ke dunia.

C. Faktor – faktor yang mempengaruhi

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dapat dibagi dalam 2


bagian yaitu:
1. Faktor heredekonstitusionil   
a) Jenis kelamin. Pada umur tertentu pria dan wanita sangat berbeda dalam ukuran besar,
kecepatan tumbuh, proporsi jasmani dan lain-lainnya sehingga memerlukan ukuran-
ukuran normal tersendiri. Wanita menjadi dewasa lebih dini, yaitu mulai adolesensi pada
umur 10 tahun, sedangkan pria mulai pada umur 12 tahun.
b) Ras atau bangsa. Oleh beberapa ahli antropologi disebutkan bahwa ras kuning
mempunyai hereditas lebih pendek dibandingkan dengan ras kulit putih. Perbedaan antar
bangsa tampak juga bila kita bandingkan orang Skandinavia yang lebih tinggi
dibandingkan dengan orang Itali.
c) Keluarga. Tidak jarang dijumpai dalam suatu keluarga terdapat anggota keluarga yang
pendek sedangkan anggota keluarga lainnya tinggi.
d) Umur. Kecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pada masa fetus, masa bayi dan
masa adolesensi.

Faktor Lingkungan Faktor prenatal.

a) Gizi (defisiensi vitamin, iodium dan lain-lain). Dengan menghilangkan vitamin tertentu
dari dalam makanan binatang yang sedang hamil, Warkany menemukan kelainan pada
anak binatang tersebut. Jenis kelainan tersebut dapat diduga sebelumnya dengan
menghilangkan vitamin tertentu. Telah dibuktikan pula bahwa kurang makanan selama
kehamilan dapat meningkatkan angka kelahiran mati dan kematian neonatal. Diketahui
pula bahwa pada ibu dengan keadaan gizi yang jelek tidak dapat terjadi konsepsi. Hal ini
disinggung pula oleh Warkany dengan mengatakan The most serious congenital
malformation is never to be conceived at all.
b) Mekanis (pita amniotik, ektopia, posisi fetus yang abnormal, trauma, oligohidrmnion).
Faktor mekanis seperti posisi fetus yang abnormal dan oligohidramnion dapat
menyebabkan kelainan kongenital seperti clubfoot, mikrognatia dan kaki bengkok.
Kelainan ini tidak terlalu berat karena mungkin terjadi pada masa kehidupan intrauterin
akhir. Implantasi ovum yang salah, yang juga dianggap faktor mekanis dapat
mengganggu gizi embrio dan berakibat gangguan pertumbuhan.
c) Toksin kimia (propiltiourasil, aminopterin, obat kontrasepsi dan lain-lain). Telah lama
diketahui bahwa obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kelainan seperti misalnya
palatoskizis, hidrosefalus, disostosis kranial.
d) Bayi yang lahir dari ibu yang menderita diabetes melitus sering menunjukkan kelainan
berupa makrosomia, kardiomegali dan hiperplasia adrenal. Hiperplasia pulau Langerhans
akan mengakibatkan hipoglikemia. Umur rata-rata ibu yang melahirkan anak mongoloid
dan kelainan lain umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan umur ibu yang melahirkan
anak normal. Ini mungkin disebabkan oleh kelainan beberapa endrokin dalam tubuh ibu
yang meningkat pada umur lanjut, walaupun faktor lain yang bukan endokrin juga ikut
berperan.
e) Radiasi (sinar Rontgen, radium dan lain-lain). Pemakaian radium dan sinar Rontgen yang
tidak mengikuti aturan dapat mengakibatkan kelainan pada fetus. Contoh kelainan yang
pernah dilaporkan ialah mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota
gerak. Kelainan yang ditemukan akibat radiasi bom atom di Hiroshima pada fetus ialah
mikrosefali, retardasi mental, kelainan kongenital mata dan jantung.
f) Infeksi (trimester I: rubela dan mungkin penyakit lain, trimester II dan berikutnya:
toksoplasmosis, histoplasmosis, sifilis dan lain-lain). Rubela (German measles) dan
mungkin pula infeksi virus atau bakteri lainnya yang diderita oleh ibu pada waktu hamil
muda dapat mengakibatkan kelainan pada fetus seperti katarak, bisu tuli, mikrosefali,
retardasi mental dan kelainan kongenital jantung. Lues kongenital merupakan contoh
infeksi yang dapat menyerang fetus intrauterin sehingga terjadi gangguan pertumbuhan
fisis dan mental. Toksoplasmosis pranatal dapat mengakibatkan makrosefali kongenital
atau mikrosefali dan renitinitis.
g) Imunitas (eritroblastosis fetalis, kernicterus). Keadaan ini timbul atas dasar adanya
perbedaan golongan darah antara fetus dan ibu, sehingga ibu membentuk antibodi
terhadap sel darah merah bayi yang kemudian melalui plasenta masuk ke dalam
peredaran darah bayi yang akan mengakibatkan hemolisis. Akibat penghancuran sel darah
merah bayi akan timbul anemia dan hiperbilirubinemia. Jaringan otak sangat peka
terhadap hiperbilirubinemia ini dan dapat terjadi kerusakan.
h) Gangguan fungsi plasenta Keadaan anoksia pada embrio dapat mengakibatkan
pertumbuhannya terganggu.

XII. DAFTAR PUSTAKA


prf0706.wordpress.com/2007/03/14/perkembangan-janin-trimester-ketiga/
fordearest.wetpaint.com/page/pertumbuhan+dan+perkembangan+anak?t=anon
www.indocell.net/yesaya/id571.htm

Anda mungkin juga menyukai