Kehamilan Ektopik Terganggu - Jesica Putri S
Kehamilan Ektopik Terganggu - Jesica Putri S
Kehamilan ektopik adalah implantasi sel telur yang telah dibuahi di luar rongga endometrium
uterus. Pada lebih dari 90% kasus, tempat implantasi berada di tuba fallopi. Seiring
perkembangan kehamilan, pertumbuhan eksponensial janin dapat menyebabkan rupturnya
tuba yang mengakibatkan perdarahan dan ketidakstabilan hemodinamik, hal inilah yang
disebut dengan kehamilan ektopik terganggu (KET). Diagnosis dibuat berdasarkan nilai
laboratorium dan temuan pencitraan ultrasonografi (USG). Penampakan USG pada
kehamilan awal normal dan kehamilan ektopik bervariasi dan seringkali tidak kentara,
sehingga memberikan tantangan diagnostik. Karena KET merupakan penyebab signifikan
kematian ibu pada trimester pertama, diperlukan pendekatan diagnosis yang cepat dan
manajemen yang efektif. Tinjauan literatur ini bertujuan untuk merangkum dan
membandingkan rekomendasi diagnosis dan tatalaksana KET dan membahas isu-isu yang
masih kontroversial terkait hal ini.
Pendahuluan mengakibatkan perdarahan dan
Kehamilan ektopik (KE) mengacu pada ketidakstabilan hemodinamik, hal inilah
implantasi kantung kehamilan di luar yang disebut dengan kehamilan ektopik
rongga rahim.1 Kehamilan ektopik terganggu.4 Tingkat ruptur tuba pada
menyumbang sekitar 2% dari semua kehamilan ektopik berkisar antara 20–
kehamilan yang dilaporkan.2 Pada lebih 35%4. Meskipun terdapat perbaikan dalam
dari 90% kasus, tempat implantasi berada diagnosis dan manajemen, kehamilan
di tuba fallopi, tetapi juga dapat ditemukan ektopik terganggu terus menjadi penyebab
di serviks, bagian interstisial tuba, signifikan mortalitas dan morbiditas terkait
ovarium, abdomen, bekas luka pada uterus kehamilan. Pada tahun 2011–2013,
akibat persalinan sesar sebelumnya, dan di kehamilan ektopik terganggu
rudimentary horn of a unicornuate uterus.3 menyumbang 2,7% dari semua kematian
Faktor risiko yang diketahui berhubungan terkait kehamilan dan merupakan
dengan kehamilan ektopik yaitu riwayat penyebab utama kematian terkait
kehamilan ektopik sebelumnya, Wanita diatas perdarahan. Prevalensi kehamilan ektopik
35 tahun dengan kehamilan, infeksi pelvis, di antara wanita yang datang ke unit gawat
pengguna intrauterine contraceptive device darurat dengan perdarahan dari jalan lahir,
(IUD), merokok, endometriosis, dan riwayat atau nyeri perut, atau keduanya, pada
operasi tuba falopi. trimester pertama telah dilaporkan setinggi
18%.2
Seiring perkembangan kehamilan,
pertumbuhan eksponensial janin dapat Karena KET merupakan penyebab
menyebabkan rupturnya tuba yang signifikan kematian ibu pada trimester
1
pertama, diperlukan pendekatan diagnosis Pada kasus KET tuba yang ditemui
yang cepat dan manajemen yang efektif. penulis, pasien menunjukkan trias klasik
Tujuan dari tinjauan literatur ini adalah KET (nyeri perut, amenorea, perdarahan
untuk merangkum dan membandingkan dari jalan lahir) dengan penurunan
rekomendasi diagnosis dan tatalaksana hemoglobin dan hematokrit.
KET dan membahas isu-isu yang masih
Beta-Human Chorionic Gonadotropin
kontroversial terkait hal ini.
Untuk setiap wanita premenopause yang
Manifestasi Klinis datang ke UGD dengan nyeri perut
menimbulkan tanda dan gejala yang serupa kehamilan harus dilakukan. Serum β-
Kehamilan ektopik umumnya baru adalah tes yang lebih sensitif daripada
memunculkan tanda dan gejala yang khas hCG urin untuk mengkonfirmasi
setelah mengalami ruptur (terganggu). kehamilan, dan β-hCG serum yang negatif
Tanda dan gejala KET yang disebut pada dasarnya menunjukkan tidak adanya
dengan trias KET antara lain nyeri perut, kehamilan hidup.6 Untuk wanita dengan
Nyeri perut dapat bersifat unilateral atau perdarahan atau nyeri, USG transvaginal
perut. Bila kavum abdomen terisi darah hCG awal menentukan temuan pada USG.
lebih dari 500 ml, perut akan menegang Jika kadar β-hCG diatas ambang
dan terasa nyeri bila ditekan, usus diskriminatif umumnya juga akan
menjalar ke bahu dan leher akibat pada USG.7 Beberapa institusi menetapkan
rangsang darah terhadap diafragma. Nyeri ambang batas diskriminatif pada 1500
goyang porsio). Selain itu, KET juga dapat dkk menetapkan ambang batas yang lebih
menunjukkan tanda-tanda syok tinggi, yaitu >3510 mIU/mL; pada nilai ini
hipovolemik, pembesaran uterus, tumor umumnya ditemukan IUP hidup pada 99%
hematologi.5
2
Ultrasonografi
3
ektopik meningkat. Kedua, kista desidua kehamilan yang jelas dengan kantung
diidentifikasi sebagai daerah anechoic kuning telur atau embrio.12
yang terletak di dalam endometrium tetapi
jauh dari kanal dan sering di perbatasan
endometrium-miometrium.7
4
ektopik. Pasien ditatalaksana dengan
pembedahan.6
5
Tabel 1. Kriteria diagnostik ultrasonografi untuk kehamilan ektopik nontuba 14
Kriteria Spiegelberg:
Kriteria Timor-Tritsch:
6
3) Sliding organ sign: Jika gerakan kantung kehamilan terlihat
ketika diberikan tekanan dengan probe transvaginal, hal ini
terkait dengan aborsi spontan; tanda tersebut harus tidak ada
dalam KE servikal.
Jika tidak ada IUP yang teridentifikasi β-hCG awal yang didapatkan tinggi maka
pada USG, temuan sonografi harus peningkatannya akan lebih lambat. Selain
diinterpretasikan secara hati-hati dalam itu, jika β-hCG turun atau menunjukkan
konteks informasi klinis pasien, khususnya pola datar (plateu), ini menunjukkan
perkiraan usia kehamilan menurut periode kehamilan yang nonviable, baik
menstruasi terakhir dan kadar β-hCG menujukkan ektopik atau keguguran. Oleh
serum relatif terhadap zona diskriminatif. karena itu, seperti yang direkomendasikan
Zona diskriminatif adalah kadar serum β- oleh NICE, ketika kadar β-hCG serum
hCG dimana pada kadar yang melebihi menurun lebih dari 50% setelah 48 jam,
nilai tertentu IUP diharapkan dapat terlihat maka besar kemungkinan kehamilan
dengan USG. Untuk USG transvaginal, tersebut nonviable.3 Pasien dengan kadar
zona diskriminatif berkisar antara 1.500 β-hCG di bawah zona diskriminatif yang
hingga 2.000 mIU/mL di sebagian besar juga tidak menunjukkan adanya IUP dan
institusi. Zona diskriminatif lebih tinggi memiliki adneksa yang tampak normal,
untuk USG transabdominal, yaitu 6.000– mungkin memiliki kehamilan normal yang
6.500 mIU/mL.6 RCPI, SOGC, ACOG, sangat dini di bawah ambang deteksi USG.
dan NICE merekomendasikan zona Dalam kasus tersebut, follow-up secara
diskriminatif β-hCG (masing-masing klinis dan USG dianjurkan. Kadar serum
1000-1500, 2000-3000, 3500, dan 1500 β-hCG serial harus diperoleh untuk
IU/L).8 RCPI, SOGC, ACOG, dan NICE memantau peningkatan nilai yang sesuai
merekomendasikan sepasang pengukuran saat kehamilan berlanjut.6 Ketika tidak ada
β-hCG, dengan interval 48 jam, untuk bukti sonografi IUP pada pasien dengan
mengevaluasi viabilitas kehamilan. kadar β-hCG di atas zona diskriminatif,
Kenaikan minimum 53%, 55%, dan 63% sumber alternatif untuk β-hCG harus
menunjukkan kehamilan viable masing- dipertimbangkan. Adneksa bilateral harus
masing menurut RCPI, SOGC, dan NICE, diteliti dengan cermat (Gbr. 8), karena
sedangkan ACOG menyarankan bahwa kehamilan ektopik dapat memiliki temuan
kadar peningkatan β-hCG harus dievaluasi sonografi yang bervariasi, dan seringkali
berdasarkan pada kadar awal.15 Jika kadar tidak kentara. Bahkan pada pasien dengan
7
adneksa bilateral yang tampak normal, teridentifikasi pada USG transvaginal.
kehamilan ektopik harus dimasukkan Pasien-pasien ini harus diikuti secara ketat
sebagai bagian dari diagnosis banding. dengan tes β-hCG serial dan USG
Diperkirakan 15%–35% pasien dengan KE berulang.6
tidak memiliki massa ekstrauterin yang
8
signifikan adalah tanda pecahnya massa laparoskopi memiliki hasil yang sebanding
ektopik iminen, yang juga harus mendesak dengan laparotomi pada pasien yang tidak
dokter untuk memutuskan pendekatan stabil secara klinis.16
bedah (ACOG, NICE).3
Keputusan untuk melakukan salpingostomi
Tatalaksana bedah umumnya dilakukan atau salpingektomi untuk penanganan
dengan menggunakan pendekatan kehamilan ektopik harus didasarkan pada
laparoskopi dengan salpingektomi status klinis pasien, keinginan fertilitas,
(pengangkatan sebagian atau seluruh tuba dan tingkat kerusakan tuba fallopi.
fallopi yang terkena) atau salpingostomi Randomized controlled trial yang
(pengangkatan kehamilan ektopik sambil membandingkan salpingektomi dengan
meninggalkan tuba fallopi yang terkena). 2 salpingostomi untuk penanganan KE tidak
Ada konsensus bahwa laparoskopi adalah menemukan perbedaan yang signifikan
metode bedah yang ideal untuk pasien secara statistik dalam tingkat kehamilan
dengan hemodinamik stabil, karena intrauterin berikutnya (RR, 1,04; 95% CI,
menawarkan manfaat penting (yaitu, 0,899-1,21) atau kehamilan ektopik
kehilangan darah lebih sedikit, masa berulang (RR, 1,30; 95 % CI, 0,72–2,38).17
pemulihan lebih pendek, biaya lebih Sebaliknya, temuan studi kohort
rendah, kebutuhan analgesia pasca operasi menunjukkan bahwa salpingostomi
lebih sedikit, lebih sedikit kerusakan dikaitkan dengan kehamilan intrauterin
panggul).3 Laparotomi biasanya untuk berikutnya yang lebih tinggi (RR, 1,24;
pasien yang tidak stabil, pasien dengan 95% CI, 1,08-1,42) tetapi juga dengan
perdarahan intraperitoneal dalam jumlah peningkatan risiko kehamilan ektopik
besar, dan pasien yang visualisasinya berulang (10% berbanding 4%; RR, 2,27;
terganggu saat laparoskopi.2 Namun, studi 95% CI, 1,12-4,58) dibandingkan dengan
kohort menemukan bahwa pendekatan salpingektomi.17
Tabel 2. Perbandingan salpingotomi dan salpingektomi dalam manajemen bedah kehamilan tuba 14
Salpingotomi Salpingektomi
9
dalam keadaan sehat.
10
Jenis operasi yang dilakukan bergantung pasien. Tabel 3 merangkum pilihan
pada lokasi dan ditentukan oleh keahlian pengobatan yang dijelaskan dalam literatur
dan sumber daya lokal serta karakteristik untuk kehamilan ektopik nontuba.
Lokasi
Opsi bedah Prosedur konkomitan yang mungkin dilakukan
kehamilan
Laparoskopi/ eksisi
laparotomi kehamilan
Abdominal Laparotomi dan
pelahiran (jika janin
viabel)
Suction currettage
Eksisi histeroskopi
dengan atau tanpa
Bekas luka SC panduan USG atau Embolisasi arteri uterina
laparoskopi
Reseksi wedge
perlaparoskopi
Kornuotomi
laparoskopi
Laparoscopic ovarian
wedge resection
Ovarium
Ooforektomi
laparoskopi
11
Tubal Ectopic Pregnancy. Obstet Wolfe HM. Reevaluation of
Gynecol. 2018;133(76):168–86. discriminatory and threshold levels
for serum β-hCG in early
3. Tsakiridis I, Giouleka S,
pregnancy. Obstet Gynecol.
Mamopoulos A, Athanasiadis A,
2013;121(1):65–70.
Dagklis T. Diagnosis and
Management of Ectopic Pregnancy: 9. Overview | Ectopic pregnancy and
A Comparative Review of Major miscarriage: diagnosis and initial
National Guidelines. Obstet management | Guidance | NICE
Gynecol Surv. 2020;75(10):611–22. [Internet].
12
Unknown Locations, and Ectopic Comparison of the fertility outcome
Pregnancies. Obstet Gynecol Clin of salpingotomy and salpingectomy
North Am. 2019;46(4):783–95. in women with tubal pregnancy: A
systematic review and meta-
14. Po L, Thomas J, Mills K, Zakhari
analysis. PLoS One. 2016;11(3).
A, Tulandi T, Shuman M, Page A.
Guideline No. 414: Management of 18. Medical treatment of ectopic
Pregnancy of Unknown Location pregnancy: A committee opinion.
and Tubal and Nontubal Ectopic Fertil Steril. 2013;100(3).
Pregnancies. J Obstet Gynaecol
19. Mol F, Van Mello NM, Strandell A,
Canada. 2021;43(5):614-630.e1.
Strandell K, Jurkovic D, Ross J,
15. Barnhart KT, Guo W, Cary MS, Barnhart KT, Yalcinkaya TM,
Morse CB, Chung K, Takacs P, Verhoeve HR, Graziosi GCM, Koks
Senapati S, Sammel MD. CAM, Klinte I, Hogström L,
Differences in Serum Human Janssen ICAH, Kragt H, Hoek A,
Chorionic Gonadotropin Rise in Trimbos-Kemper TCM, Broekmans
Early Pregnancy by Race and Value FJM, Willemsen WNP, et al.
at Presentation. Obstet Gynecol. Salpingotomy versus salpingectomy
2016;128(3):504–11. in women with tubal pregnancy
(ESEP study): an open-label,
16. Odejinmi F, Sangrithi M, Olowu O.
multicentre, randomised controlled
Operative Laparoscopy as the
trial. Lancet. 2014;383(9927):1483–
Mainstay Method in Management
9.
of Hemodynamically Unstable
Patients with Ectopic Pregnancy. J 20. Fernandez H, Capmas P, Lucot JP,
Minim Invasive Gynecol. Resch B, Panel P, Bouyer J.
2011;18(2). Fertility after ectopic pregnancy:
The DEMETER randomized trial.
17. Cheng X, Tian X, Yan Z, Jia M,
Vol. 28, Human Reproduction.
Deng J, Wang Y, Fan D.
2013.
13
Jesica Putri Sudarman (202106010042)
14