Anda di halaman 1dari 14

Kehamilan Ektopik Terganggu: Tinjauan Literatur

Kehamilan ektopik adalah implantasi sel telur yang telah dibuahi di luar rongga endometrium
uterus. Pada lebih dari 90% kasus, tempat implantasi berada di tuba fallopi. Seiring
perkembangan kehamilan, pertumbuhan eksponensial janin dapat menyebabkan rupturnya
tuba yang mengakibatkan perdarahan dan ketidakstabilan hemodinamik, hal inilah yang
disebut dengan kehamilan ektopik terganggu (KET). Diagnosis dibuat berdasarkan nilai
laboratorium dan temuan pencitraan ultrasonografi (USG). Penampakan USG pada
kehamilan awal normal dan kehamilan ektopik bervariasi dan seringkali tidak kentara,
sehingga memberikan tantangan diagnostik. Karena KET merupakan penyebab signifikan
kematian ibu pada trimester pertama, diperlukan pendekatan diagnosis yang cepat dan
manajemen yang efektif. Tinjauan literatur ini bertujuan untuk merangkum dan
membandingkan rekomendasi diagnosis dan tatalaksana KET dan membahas isu-isu yang
masih kontroversial terkait hal ini.
Pendahuluan mengakibatkan perdarahan dan
Kehamilan ektopik (KE) mengacu pada ketidakstabilan hemodinamik, hal inilah
implantasi kantung kehamilan di luar yang disebut dengan kehamilan ektopik
rongga rahim.1 Kehamilan ektopik terganggu.4 Tingkat ruptur tuba pada
menyumbang sekitar 2% dari semua kehamilan ektopik berkisar antara 20–
kehamilan yang dilaporkan.2 Pada lebih 35%4. Meskipun terdapat perbaikan dalam
dari 90% kasus, tempat implantasi berada diagnosis dan manajemen, kehamilan
di tuba fallopi, tetapi juga dapat ditemukan ektopik terganggu terus menjadi penyebab
di serviks, bagian interstisial tuba, signifikan mortalitas dan morbiditas terkait
ovarium, abdomen, bekas luka pada uterus kehamilan. Pada tahun 2011–2013,
akibat persalinan sesar sebelumnya, dan di kehamilan ektopik terganggu
rudimentary horn of a unicornuate uterus.3 menyumbang 2,7% dari semua kematian
Faktor risiko yang diketahui berhubungan terkait kehamilan dan merupakan
dengan kehamilan ektopik yaitu riwayat penyebab utama kematian terkait
kehamilan ektopik sebelumnya, Wanita diatas perdarahan. Prevalensi kehamilan ektopik
35 tahun dengan kehamilan, infeksi pelvis, di antara wanita yang datang ke unit gawat
pengguna intrauterine contraceptive device darurat dengan perdarahan dari jalan lahir,
(IUD), merokok, endometriosis, dan riwayat atau nyeri perut, atau keduanya, pada
operasi tuba falopi. trimester pertama telah dilaporkan setinggi
18%.2
Seiring perkembangan kehamilan,
pertumbuhan eksponensial janin dapat Karena KET merupakan penyebab
menyebabkan rupturnya tuba yang signifikan kematian ibu pada trimester

1
pertama, diperlukan pendekatan diagnosis Pada kasus KET tuba yang ditemui
yang cepat dan manajemen yang efektif. penulis, pasien menunjukkan trias klasik
Tujuan dari tinjauan literatur ini adalah KET (nyeri perut, amenorea, perdarahan
untuk merangkum dan membandingkan dari jalan lahir) dengan penurunan
rekomendasi diagnosis dan tatalaksana hemoglobin dan hematokrit.
KET dan membahas isu-isu yang masih
Beta-Human Chorionic Gonadotropin
kontroversial terkait hal ini.
Untuk setiap wanita premenopause yang
Manifestasi Klinis datang ke UGD dengan nyeri perut

Kehamilan ektopik yang masih utuh dan/atau perdarahan pervaginam, tes

menimbulkan tanda dan gejala yang serupa kehamilan harus dilakukan. Serum β-

dengan kehamilan muda intrauterin. human chorionic gonadotropin (β-hCG)

Kehamilan ektopik umumnya baru adalah tes yang lebih sensitif daripada

memunculkan tanda dan gejala yang khas hCG urin untuk mengkonfirmasi

setelah mengalami ruptur (terganggu). kehamilan, dan β-hCG serum yang negatif

Tanda dan gejala KET yang disebut pada dasarnya menunjukkan tidak adanya

dengan trias KET antara lain nyeri perut, kehamilan hidup.6 Untuk wanita dengan

amneorea, dan perdarahan pervaginam. hasil tes kehamilan positif ditambah

Nyeri perut dapat bersifat unilateral atau perdarahan atau nyeri, USG transvaginal

bilateral di bagian bawah perut, dan awal biasanya dilakukan untuk

terkadang terasa sampai ke bagian atas menemukan lokasi kehamilan. Kadar β-

perut. Bila kavum abdomen terisi darah hCG awal menentukan temuan pada USG.

lebih dari 500 ml, perut akan menegang Jika kadar β-hCG diatas ambang

dan terasa nyeri bila ditekan, usus diskriminatif umumnya juga akan

terdistensi, dan terkadang timbul nyeri ditemukan intrauterine pregnancy (IUP)

menjalar ke bahu dan leher akibat pada USG.7 Beberapa institusi menetapkan

rangsang darah terhadap diafragma. Nyeri ambang batas diskriminatif pada 1500

umumnya dapat timbul saat palpasi mIU/mL, sedangkan yang lain

abdomen atau pemeriksaan dalam (nyeri menggunakan 2000 mIU/mL. Connolly

goyang porsio). Selain itu, KET juga dapat dkk menetapkan ambang batas yang lebih

menunjukkan tanda-tanda syok tinggi, yaitu >3510 mIU/mL; pada nilai ini

hipovolemik, pembesaran uterus, tumor umumnya ditemukan IUP hidup pada 99%

rongga panggul, dan perubahan profil kasus.8

hematologi.5

2
Ultrasonografi

Pasien dengan tes kehamilan positif dan


gejala yang menunjukkan kehamilan
ektopik kemudian dievaluasi dengan USG
transvaginal untuk menentukan ada
tidaknya IUP dan untuk memeriksa lokasi
potensial kehamilan ektopik.6 Visualisasi
kantung kehamilan intrauterin yang
mengandung kantung kuning telur
dan/atau embrio bersama dengan struktur Gambar 1. A, B. Penampang sagital dan
adneksa normal pada sonografi pada transversal transvaginal memungkinkan
visualisasi endometrium yang lebih baik.
dasarnya menyingkirkan kemungkinan Kantung kehamilan intrauterin terlihat dengan
kantung kuning telur. Belum ada embrio yang
kehamilan ektopik.6 ACOG menunjukkan
terlihat pada pasien ini dengan usia kehamilan
bahwa perkiraan yang akurat dari usia sekitar 5-6 minggu.6
kehamilan adalah cara terbaik untuk
menentukan kapan kehamilan normal Pada kehamilan ektopik endometrium
harus menunjukkan kantung kehamilan umumnya menunjukkan karakteristik
dengan pemeriksaan USG transvaginal trilaminar. Karakteristik ini memiliki
(yaitu, 5–6 minggu kehamilan). RCPI juga spesifisitas 94%, tetapi dengan sensitivitas
menyebutkan bahwa kantung kehamilan hanya 38%.10 Selain itu, Moschos dan
intrauterin yang normal harus terlihat dari Twickler menemukan bahwa pada wanita
usia 5,5 minggu pada USG transvaginal. 3,9 dengan PUL, tidak ada IUP normal yang
Kantung kuning telur muncul antara 5–6 memiliki ketebalan garis endometrium <8
minggu, dan fetal pole dengan aktivitas mm.11 Kumpulan cairan anechoic, yang
jantung pertama kali terdeteksi pada 5–6 biasanya menunjukkan adanya kantung
minggu (Gbr. 1). Dengan sonografi kehamilan intrauterin dini, juga dapat
transabdominal, struktur ini terlihat sedikit terlihat pada kehamilan ektopik. Temuan
lebih lambat.7 tersebut termasuk kantung
pseudogestational (Gbr. 2) dan kista
desidua. Pseudosac adalah kumpulan
cairan antara lapisan endometrium dan
sesuai dengan bentuk rongga. Jika
ditemukan pseudosac, risiko kehamilan

3
ektopik meningkat. Kedua, kista desidua kehamilan yang jelas dengan kantung
diidentifikasi sebagai daerah anechoic kuning telur atau embrio.12
yang terletak di dalam endometrium tetapi
jauh dari kanal dan sering di perbatasan
endometrium-miometrium.7

Gambar 3. Berbagai temuan USG


transvaginal dengan kehamilan tuba ektopik.
Gambar 2. Sonografi transvaginal dari Untuk diagnosis sonografi, massa ektopik
kantung pseudogestasional di dalam rongga harus terlihat pada adneksa yang terpisah dari
endometrium. Lokasi sentralnya merupakan ovarium dan mungkin terlihat sebagai: (A)
karakteristik dari kumpulan cairan anechoic. kantung kuning telur (ditampilkan di sini)
Endometrium ditandai dengan kaliper, dan dan/atau fetal pole dengan atau tanpa aktivitas
distal dari cairan ini, ketebalan endometrium jantung di dalam kantung ekstrauterin, (B)
memiliki pola trilaminar. Pola ini umum kantung ekstrauterin kosong dengan cincin
terjadi pada kehamilan ektopik.7 hyperechoic, atau (C) massa adneksa yang
tidak homogen. Pada gambar terakhir ini, USG
Diagnosis sonografi kehamilan ektopik Color Doppler menunjukkan “ring of fire”
didasarkan pada melihat massa adneksa klasik, yang mencerminkan peningkatan
vaskularisasi yang khas pada kehamilan
yang terpisah dari ovarium. Jika kantung ektopik.7
kuning telur ekstrauterin, embrio, atau
janin teridentifikasi, kehamilan ektopik
dipastikan dengan jelas. Dalam beberapa
kasus ditemukan halo hyperechoic atau
cincin tuba yang mengelilingi kantung
kehamilan anechoic (Gbr. 3) Atau,
perdarahan dalam kehamilan ektopik dapat
membentuk massa adneksa yang padat dan
Gambar 4. Kehamilan ektopik terlihat sebagai
kompleks. Secara keseluruhan, 60% hematoma. Wanita 21 tahun dengan tes
kehamilan serum positif dan perdarahan
kehamilan ektopik adalah massa yang vagina, massa ekogenik kompleks (panah)
kompleks (Gbr. 4); 20% adalah cincin terlihat di adneksa kanan, yang terpisah dari
ovarium kanan (panah terbuka) selama USG
hyperechoic; dan 13% memiliki kantung transvaginal. Massa adneksa ekogenik
mewakili hematoma di tempat implantasi

4
ektopik. Pasien ditatalaksana dengan
pembedahan.6

Pada kasus KET yang ditemui penulis,


diagnosis KET didukung dengan
gambaran USG yang sugestif kehamilan
ektopik, yaitu endometrium stratum
basalis normal dan tidak terlihat hasil
konsepsi intrauterin (Gbr. 5). Selain tu Gambar 6. Endometrium stratum basalis
normal dan tidak terlihat hasil konsepsi
juga didapatkan gambaran hyperechoic intrauterin. Adnexa kanan: ovarium normal,
nyeri pada pendorongan probe. Adnexa kiri:
dan kantung gestasi di adnexa kiri dengan ovarium normal, terdapat hematocele dengan
adnexa kanan normal. Pada adnexa kiri ukuran 1,83 x 1,88 cm. Tampak
hemoperitoneum.
tampak gambaran ovarium normal dan
terdapat hematocele dengan ukuran 1,83 x
1,88 cm (Gbr. 6). Selain itu juga tampak
adanya hemoperitoneum. Berdasarkan
temuan klinis dan USG tersebut, pasien
didiagnosis dengan kehamilan ektopik
pada tuba fallopi kiri dan ruptur tuba
fallopi kiri (KET).

Gambar 7. Kehamilan ektopik nontuba. (A)


Kehamilan ektopik interstisial, (B) tanda garis
interstisial yang menghubungkan kehamilan
ektopik interstisial, (C) kehamilan ektopik
ovarium, dan (D) kehamilan ektopik serviks.
ANT, anterior; LO, left ovary; LT ADN, left
adnexa; SAG UT, sagittal uterus.13

Diagnosis kehamilan ektopik nontuba dari


USG (Gbr. 7) cukup menantang dan
membutuhkan ahli sonografi
berpengalaman yang dapat
mengidentifikasi lokasi kantung kehamilan
Gambar 5. A. Tampak gambaran hyperechoic
di adnexa. B. Tampak kantung gestasi pada yang atipikal dan langka. Tabel 1
adnexa kiri dengan perkiraan usia gestasi 5–6
minggu.
merangkum kriteria diagnosis KE non-
tuba dari pemeriksaan USG.

5
Tabel 1. Kriteria diagnostik ultrasonografi untuk kehamilan ektopik nontuba 14

Lokasi kehamilan Kriteria diagnosis dari USG

Kriteria Spiegelberg:

1) Tuba ipsilateral harus utuh

2) Kantung kehamilan harus menempati posisi dalam ovarium


Ovarium
3) Ovarium harus dihubungkan dengan uterus oleh ligamentum
ovarium

4) Jaringan ovarium terlihat pada dinding kantung

1) Kehamilan terletak di istmus uteri anterior

2) Rongga uterus kosong tanpa kontak dengan kantung


kehamilan

3) Kanal serviks kosong


Luka bekas SC
4) Terputusnya miometrium anterior (atau tidak adanya
miometrium antara kantung kehamilan dan kandung kemih)

5) Tidak ada massa adneksa yang mencurigakan atau cairan


bebas

Kriteria Timor-Tritsch:

1) Rongga rahim kosong

2) Kantung kehamilan >1 cm dari tepi lateral rongga rahim


Interstitial atau kornual
3) Lapisan miometrium tipis (<5 mm) yang mengelilingi
kantung kehamilan

4) Tanda garis interstisial (garis echogenic di daerah kornu


uterus dari masa gestasi ke endometrium)

Servikal 1) Kantung kehamilan ditanamkan di dalam saluran endoserviks

2) Serviks berbentuk balon berisi kantung kehamilan dengan


ostium internal tertutup

6
3) Sliding organ sign: Jika gerakan kantung kehamilan terlihat
ketika diberikan tekanan dengan probe transvaginal, hal ini
terkait dengan aborsi spontan; tanda tersebut harus tidak ada
dalam KE servikal.

Jika tidak ada IUP yang teridentifikasi β-hCG awal yang didapatkan tinggi maka
pada USG, temuan sonografi harus peningkatannya akan lebih lambat. Selain
diinterpretasikan secara hati-hati dalam itu, jika β-hCG turun atau menunjukkan
konteks informasi klinis pasien, khususnya pola datar (plateu), ini menunjukkan
perkiraan usia kehamilan menurut periode kehamilan yang nonviable, baik
menstruasi terakhir dan kadar β-hCG menujukkan ektopik atau keguguran. Oleh
serum relatif terhadap zona diskriminatif. karena itu, seperti yang direkomendasikan
Zona diskriminatif adalah kadar serum β- oleh NICE, ketika kadar β-hCG serum
hCG dimana pada kadar yang melebihi menurun lebih dari 50% setelah 48 jam,
nilai tertentu IUP diharapkan dapat terlihat maka besar kemungkinan kehamilan
dengan USG. Untuk USG transvaginal, tersebut nonviable.3 Pasien dengan kadar
zona diskriminatif berkisar antara 1.500 β-hCG di bawah zona diskriminatif yang
hingga 2.000 mIU/mL di sebagian besar juga tidak menunjukkan adanya IUP dan
institusi. Zona diskriminatif lebih tinggi memiliki adneksa yang tampak normal,
untuk USG transabdominal, yaitu 6.000– mungkin memiliki kehamilan normal yang
6.500 mIU/mL.6 RCPI, SOGC, ACOG, sangat dini di bawah ambang deteksi USG.
dan NICE merekomendasikan zona Dalam kasus tersebut, follow-up secara
diskriminatif β-hCG (masing-masing klinis dan USG dianjurkan. Kadar serum
1000-1500, 2000-3000, 3500, dan 1500 β-hCG serial harus diperoleh untuk
IU/L).8 RCPI, SOGC, ACOG, dan NICE memantau peningkatan nilai yang sesuai
merekomendasikan sepasang pengukuran saat kehamilan berlanjut.6 Ketika tidak ada
β-hCG, dengan interval 48 jam, untuk bukti sonografi IUP pada pasien dengan
mengevaluasi viabilitas kehamilan. kadar β-hCG di atas zona diskriminatif,
Kenaikan minimum 53%, 55%, dan 63% sumber alternatif untuk β-hCG harus
menunjukkan kehamilan viable masing- dipertimbangkan. Adneksa bilateral harus
masing menurut RCPI, SOGC, dan NICE, diteliti dengan cermat (Gbr. 8), karena
sedangkan ACOG menyarankan bahwa kehamilan ektopik dapat memiliki temuan
kadar peningkatan β-hCG harus dievaluasi sonografi yang bervariasi, dan seringkali
berdasarkan pada kadar awal.15 Jika kadar tidak kentara. Bahkan pada pasien dengan

7
adneksa bilateral yang tampak normal, teridentifikasi pada USG transvaginal.
kehamilan ektopik harus dimasukkan Pasien-pasien ini harus diikuti secara ketat
sebagai bagian dari diagnosis banding. dengan tes β-hCG serial dan USG
Diperkirakan 15%–35% pasien dengan KE berulang.6
tidak memiliki massa ekstrauterin yang

Gambar 8. Algoritma diagnosis kehamilan ektopik6

Tatalaksana Kehamilan Ektopik Manajemen bedah harus diberikan ketika


Terganggu pasien yang awalnya memilih manajemen
medis mengalami kegagalan manajemen
Kehamilan Tuba
medis. Tatalaksana bedah juga dapat
Tatalaksana kehamilan ektopik terganggu dipertimbangkan untuk pasien yang stabil
adalah pembedahan. Manajemen bedah secara klinis dengan kehamilan ektopik
kehamilan ektopik diperlukan ketika yang tidak terganggu atau bila ada indikasi
pasien menunjukkan salah satu dari tanda untuk prosedur bedah, seperti sterilisasi
berikut: ketidakstabilan hemodinamik, tuba atau pengangkatan hidrosalping
gejala massa ektopik yang ruptur (seperti ketika pasien berencana untuk menjalani
nyeri panggul), atau tanda-tanda fertilisasi in vitro.2,3 Menurut RCPI dan
perdarahan intraperitoneal. NICE, indikasi pembedahan adalah
Penatalaksanaan bedah diperlukan bila kehamilan ektopik dengan aktivitas
pasien memenuhi salah satu kontraindikasi jantung positif pada pemeriksaan USG
absolut terhadap manajemen medis dan atau massa adneksa >35 mm dan kadar β-
harus dipertimbangkan bila pasien hCG masing-masing lebih besar dari 1500
memenuhi salah satu kontraindikasi relatif. dan 5000 IU/L. Nyeri perut yang

8
signifikan adalah tanda pecahnya massa laparoskopi memiliki hasil yang sebanding
ektopik iminen, yang juga harus mendesak dengan laparotomi pada pasien yang tidak
dokter untuk memutuskan pendekatan stabil secara klinis.16
bedah (ACOG, NICE).3
Keputusan untuk melakukan salpingostomi
Tatalaksana bedah umumnya dilakukan atau salpingektomi untuk penanganan
dengan menggunakan pendekatan kehamilan ektopik harus didasarkan pada
laparoskopi dengan salpingektomi status klinis pasien, keinginan fertilitas,
(pengangkatan sebagian atau seluruh tuba dan tingkat kerusakan tuba fallopi.
fallopi yang terkena) atau salpingostomi Randomized controlled trial yang
(pengangkatan kehamilan ektopik sambil membandingkan salpingektomi dengan
meninggalkan tuba fallopi yang terkena). 2 salpingostomi untuk penanganan KE tidak
Ada konsensus bahwa laparoskopi adalah menemukan perbedaan yang signifikan
metode bedah yang ideal untuk pasien secara statistik dalam tingkat kehamilan
dengan hemodinamik stabil, karena intrauterin berikutnya (RR, 1,04; 95% CI,
menawarkan manfaat penting (yaitu, 0,899-1,21) atau kehamilan ektopik
kehilangan darah lebih sedikit, masa berulang (RR, 1,30; 95 % CI, 0,72–2,38).17
pemulihan lebih pendek, biaya lebih Sebaliknya, temuan studi kohort
rendah, kebutuhan analgesia pasca operasi menunjukkan bahwa salpingostomi
lebih sedikit, lebih sedikit kerusakan dikaitkan dengan kehamilan intrauterin
panggul).3 Laparotomi biasanya untuk berikutnya yang lebih tinggi (RR, 1,24;
pasien yang tidak stabil, pasien dengan 95% CI, 1,08-1,42) tetapi juga dengan
perdarahan intraperitoneal dalam jumlah peningkatan risiko kehamilan ektopik
besar, dan pasien yang visualisasinya berulang (10% berbanding 4%; RR, 2,27;
terganggu saat laparoskopi.2 Namun, studi 95% CI, 1,12-4,58) dibandingkan dengan
kohort menemukan bahwa pendekatan salpingektomi.17

Tabel 2. Perbandingan salpingotomi dan salpingektomi dalam manajemen bedah kehamilan tuba 14

Salpingotomi Salpingektomi

Kelebihan ● Dapat meningkatkan fertilitas di masa ● Mengurangi risiko ektopik


depan pada wanita dengan kerusakan persisten yang membutuhkan
tuba fallopi kontralateral, penyakit perawatan pasca operasi.
panggul.
● Kemungkinan penurunan risiko
● Tidak ada bukti manfaat pada fungsi ektopik berulang.
fertilitas ketika tuba fallopi kontralateral

9
dalam keadaan sehat.

● Memerlukan follow-up β-hCG setelah


operasi untuk memastikan resolusi
kehamilan ektopik
Kemungkinan penurunan kesuburan
● Meningkatkan risiko ektopik persisten
Kekurangan pada wanita dengan kerusakan tuba
yang membutuhkan perawatan pasca
kontralateral atau perlengketan panggul.
operasi

● Kemungkinan peningkatan risiko ektopik


berulang

Secara umum, salpingektomi adalah masih sedikit dan kontroversial.17,19,20


pendekatan yang lebih disukai ketika Dalam praktiknya, pilihan antara
terjadi kerusakan tuba fallopi yang parah salpingotomi dan salpingektomi
dan dalam kasus di mana ada perdarahan dipengaruhi oleh faktor pasien dan ahli
yang signifikan dari lokasi pembedahan. bedah, termasuk usia pasien, keinginan
Salpingektomi dapat dipertimbangkan untuk memiliki anak, riwayat bedah dan
pada pasien yang masih menginginkan obstetri, kondisi tuba fallopi yang terkena
fungsi reproduksi ketika pasien memiliki dan kontralateral, dan pengalaman serta
tuba falopi kontralateral yang sehat. preferensi ahli bedah.14
Namun, salpingotomi harus
Pada kasus KE tuba yang ditemui penulis,
dipertimbangkan pada pasien yang
pasien ditatalaksana dengan salpingektomi
menginginkan fungsi reproduksi tetapi
per laparotomi karena keadaan tuba fallopi
memiliki kerusakan pada tuba falopi
kontralateral yang masih sehat.
kontralateral dan pada mereka yang jika
Laparotomi dipilih karena pasien
dilakukan pengangkatan tuba maka untuk
menunjukkan tanda-tanda ruptur tuba.
fungsi reproduksi selanjutnya memerlukan
teknologi reproduksi berbantuan (Tabel 2). Kehamilan Non-tuba

Ketika salpingotomi dilakukan, penting Manajemen kehamilan ektopik nontuba


untuk memantau pasien dengan dapat menghadirkan tantangan bedah yang
pengukuran hCG serial untuk memastikan signifikan dan risiko tinggi perdarahan.
resolusi jaringan trofoblas ektopik. Jika Ada bukti terbatas untuk pengelolaan
ada kekhawatiran reseksi tidak lengkap, kehamilan ektopik nontuba. Tidak ada
profilaksis dengan metotreksat dosis konsensus tentang kriteria yang harus
tunggal dapat dipertimbangkan. 18
Hingga memandu pemilihan pasien untuk
kini, bukti mengenai keunggulan manajemen medis versus bedah atau
salpingotomi dibandingkan salpingektomi protokol dosis optimal untuk terapi medis.

10
Jenis operasi yang dilakukan bergantung pasien. Tabel 3 merangkum pilihan
pada lokasi dan ditentukan oleh keahlian pengobatan yang dijelaskan dalam literatur
dan sumber daya lokal serta karakteristik untuk kehamilan ektopik nontuba.

Tabel 3. Opsi bedah untuk penanganan KET nontuba14

Lokasi
Opsi bedah Prosedur konkomitan yang mungkin dilakukan
kehamilan

Laparoskopi/ eksisi
laparotomi kehamilan
Abdominal Laparotomi dan
pelahiran (jika janin
viabel)

Suction currettage

Eksisi histeroskopi
dengan atau tanpa
Bekas luka SC panduan USG atau Embolisasi arteri uterina
laparoskopi

Reseksi wedge
perlaparoskopi

Servikal Suction currettage Embolisasi arteri uterina atau servikal

Kornuotomi
laparoskopi

Interstitial Reseksi baji


atau kornual laparoskopi dengan
atau tanpa
salpingektomi
ipsilateral

Laparoscopic ovarian
wedge resection
Ovarium
Ooforektomi
laparoskopi

Referensi center experience over ten years.


Reprod Biol Endocrinol.
1. Al Naimi A, Moore P, Brüggmann
2021;19(1):1–6.
D, Krysa L, Louwen F, Bahlmann
F. Ectopic pregnancy: a single- 2. Committee on Practice Bulletins.

11
Tubal Ectopic Pregnancy. Obstet Wolfe HM. Reevaluation of
Gynecol. 2018;133(76):168–86. discriminatory and threshold levels
for serum β-hCG in early
3. Tsakiridis I, Giouleka S,
pregnancy. Obstet Gynecol.
Mamopoulos A, Athanasiadis A,
2013;121(1):65–70.
Dagklis T. Diagnosis and
Management of Ectopic Pregnancy: 9. Overview | Ectopic pregnancy and
A Comparative Review of Major miscarriage: diagnosis and initial
National Guidelines. Obstet management | Guidance | NICE
Gynecol Surv. 2020;75(10):611–22. [Internet].

4. Perlman BE, Guerrero K, Karsalia 10. Hammoud AO, Hammoud I, Bujold


R, Heller DS. Reproductive E, Gonik B, Diamond MP, Johnson
outcomes following a ruptured SC. The role of sonographic
ectopic pregnancy. Eur J Contracept endometrial patterns and
Reprod Heal Care. 2020;25(3):206– endometrial thickness in the
8. differential diagnosis of ectopic
pregnancy. Am J Obstet Gynecol.
5. Wirakusumah FF, Handono B.
2005;192(5 SPEC. ISS.).
Kelainan Tempat Kehamilan. In:
Obstetri Patologi. 3rd ed. Penerbit 11. Moschos E, Twickler DM.
Buku Kedokteran EGC; 2018. p. Endometrial thickness predicts
21–34. intrauterine pregnancy in patients
with pregnancy of unknown
6. Lee R, Dupuis C, Chen B, Smith A,
location. Ultrasound Obstet
Kim YH. Diagnosing ectopic
Gynecol. 2008;32(7).
pregnancy in the emergency setting.
Ultrasonography. 2018;37(1):78– 12. Condous G, Okaro E, Khalid A, Lu
87. C, Van Huffel S, Timmerman D,
Bourne T. The accuracy of
7. Cunningham FG, Leveno KJ, Dashe
transvaginal ultrasonography for the
JS, Hoffman BL, Catherine Y S,
diagnosis of ectopic pregnancy prior
Casey BM. Williams Obstetrics.
to surgery. Hum Reprod.
26th ed. McGraw Hill; 2022. 549–
2005;20(5).
577 p.
13. Scibetta EW, Han CS. Ultrasound in
8. Connolly A, Ryan DH, Stuebe AM,
Early Pregnancy: Viability,

12
Unknown Locations, and Ectopic Comparison of the fertility outcome
Pregnancies. Obstet Gynecol Clin of salpingotomy and salpingectomy
North Am. 2019;46(4):783–95. in women with tubal pregnancy: A
systematic review and meta-
14. Po L, Thomas J, Mills K, Zakhari
analysis. PLoS One. 2016;11(3).
A, Tulandi T, Shuman M, Page A.
Guideline No. 414: Management of 18. Medical treatment of ectopic
Pregnancy of Unknown Location pregnancy: A committee opinion.
and Tubal and Nontubal Ectopic Fertil Steril. 2013;100(3).
Pregnancies. J Obstet Gynaecol
19. Mol F, Van Mello NM, Strandell A,
Canada. 2021;43(5):614-630.e1.
Strandell K, Jurkovic D, Ross J,
15. Barnhart KT, Guo W, Cary MS, Barnhart KT, Yalcinkaya TM,
Morse CB, Chung K, Takacs P, Verhoeve HR, Graziosi GCM, Koks
Senapati S, Sammel MD. CAM, Klinte I, Hogström L,
Differences in Serum Human Janssen ICAH, Kragt H, Hoek A,
Chorionic Gonadotropin Rise in Trimbos-Kemper TCM, Broekmans
Early Pregnancy by Race and Value FJM, Willemsen WNP, et al.
at Presentation. Obstet Gynecol. Salpingotomy versus salpingectomy
2016;128(3):504–11. in women with tubal pregnancy
(ESEP study): an open-label,
16. Odejinmi F, Sangrithi M, Olowu O.
multicentre, randomised controlled
Operative Laparoscopy as the
trial. Lancet. 2014;383(9927):1483–
Mainstay Method in Management
9.
of Hemodynamically Unstable
Patients with Ectopic Pregnancy. J 20. Fernandez H, Capmas P, Lucot JP,
Minim Invasive Gynecol. Resch B, Panel P, Bouyer J.
2011;18(2). Fertility after ectopic pregnancy:
The DEMETER randomized trial.
17. Cheng X, Tian X, Yan Z, Jia M,
Vol. 28, Human Reproduction.
Deng J, Wang Y, Fan D.
2013.

13
Jesica Putri Sudarman (202106010042)

14

Anda mungkin juga menyukai